Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zidni Muflikhati

NIM : M0417086

TUGAS BIOGEOGRAFI (hal yang berkaitan dengan biogeografi dan evolusi)

Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses
evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600
juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme
uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan
keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi
kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa Keanekaragaman
hayati menurut UU No 5 Tahun 1994 adalah keanekaragaman di antara mahluk hidup dari semua
sumber termasuk di antaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain, serta komplek-
komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman
dalam spesies, antara species dengan ekosistem. Berdasarkan definisi di atas ada 3 elemen
keanekaragaman hayati yaitu, keanekaragaman genetik, spesies dan komunitas.

Dipandang dari segi biodiversitas, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan.


Negara ini terdiri dari beribu pulau, berada di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta
terletak di katulistiwa. Dengan posisi seperti ini Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia dengan luas wilayah
1,3% dari seluruh luas muka bumi memiliki 10% flora berbunga dunia, 12% mamalia dunia,
17% jenis burung dunia, dan 25% jenis ikan dunia. Pola penyebaran hewan di Indonesia
diwarnai oleh pola kelompok kawasan Oriental di sebelah barat dan kelompok kawasan
Australia di sebelah Timur. Kedua kawasan ini sangat berbeda. Namun demikian karena
Indonesia terdiri dari deretan pulau yang sangat berdekatan, maka migrasi fauna antarpulau
memberi peluang bercampurnya unsur dari 2 kelompok kawasan tersebut. Percampuran ini
mengaburkan batas antara kawasan oriental dan kawasan Australia.. Memperhatikan sifat hewan
di Indonesia Wallace membagi kawasan penyebaran fauna menjadi 2 kelompok besar yaitu fauna
bagian barat Indonesi (Sumatera, Jawa, Bali, Madura, Kalimantan) dan Fauna bagian timur yaitu
Sulawesi dan pulau di sebelah timumya. Dua kelompok fauna ini mempunyai ciri yang berbeda
dan dipiahkan ole garis Wallace (garis antara Kalimantan dan Sulawesi, berlanjut antara Bali dan
Lombok). Hamparan kepulauan di sebelah timur garis Wallace dari semula memang tidak
termasuk kawasan Australia, karena garis batas barat kawasan Australia adalah Garis Lydekker
yang mengikuti batas paparan Sahul. Dengan demikian ada daerah transisi yang dibatasi Garis
Wallace di sebelah Barat dan garis Lydekker di sebelah timur. Di antara kedua garis ini terdapat
garis keseimbangan fauna yang dinamakan garis Weber. Karena peluang pencampuran unsur
fauna di daerah ini sangat besar, akibatnya di daerah transisi ini terdapat unsur - unsur campuran
antara barat dan timur. Daerah transisi ini dinamakan Wallace. Dengan kondisi geografis seperti
ini mengakibatkan sumber daya hayati di Indonesia sangat kaya baik dalam jenis maupun
jumlahnya.
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang kaya. Taksiran jumlah jenis kelompok
utama makhluk hidup sebagai berikut: Hewan menyusui 300 jenis; Burung 7500 jenis; Reptil
2000 jenis; Amfibi 1000 jenis; Ikan 8500 jenis; keong 20000 jenis; serangga 250000 jenis.
Tumbuhan biji 25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut 7500 jenis; Ganggang 7800
jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru 300 jenis. (Sastra pradja, 1979). Beberapa
pulau di Indonesia memiliki spesies endemik, terutama di pulau Sulawesi; Irian Jaya dan di
pulau Mentawai. Indonesia memiliki 420 specis burung endemik yang tersebar di 24 lokasi.

Keaneka ragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu
jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya.
Matoa Pometia pinnata di Irian Jaya mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh populasi
yang ada. Dengan kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi sagu di Ambon
mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda. Berdasarkan jumlah jenis durian liar yang
tumbuh di Kalimantan yang jumlahnya mencapai 19 jenis, diduga bahwa Kalimantan adalah
pusat keanekaragaman genetik durian. Dengan teknikbudi daya semakin banyak jenis tumbuhan
hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis jenis anggrek, salak
pondoh, dan lain-lain. Keanekaragaman plasma nutfah di Indonesia tampak pada berbagai hewan
piaraan. Ternak penghasil pangan yang telah diusahakan adalah 5 jenis hewan temak yaitu sapi
biasa, sapi Bali, kerbau, kambing, domba dan babi. Dan 7 jenis unggas yaitu ayam, itik , entok,
angsa, puyuh, merpati dan kalkun serta hewan piaraan yang lain seperti cucak rowo, ayam
bekisar, dan lain-lain. Keanekaragaman genetik hewan ini tidak semuanya berasal dari negeri
sendiri. Namun demikian melalui proses persilangan jenis-jenis hewan ini memperbanyak
khasanah keanekaragaman genetik di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sastrapradja, 1979, Jenis Tumbuhan di Indonesia, Bogor : Lembaga Biologi. Nasional LIPI

Anda mungkin juga menyukai