Anda di halaman 1dari 56

KEANEKARAGAMAN

HAYATI
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK

Rivaldi Pratama Ainun Amini

Isti Rahmadilla WD.Tiara Putri

Dodi Setiawan Like Ayu S.

Nurul Amalia Belusyifa Irhamni


TABLE OF CONTENTS

Pengertian Ancaman dan Penyebab


Keanekaragaman Hayati Kepunahan Keanekaragaman
Hayati (Bidiversity)
Jenis Keanekaragaman
IUCN Redlist, CITES,
Hayati
dan PP 106/2018

Status Keanekaragaman Upaya Plestarian


Hayati Indonesia Keanekaragaman Hayati

Nilai dan Manfaat Jenis-Jenis Kawasan


Keanekaragaman Hayati Perlindungan Indonesia
01
PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI

LIKE AYU SUTRISNO (H041201030)


PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Berdasarkan hasil konvensi keanekaragaman hayati di Nairobi, Kenya
(1982), pasal (2) : bahwa yang dimaksud ”Biodiversity” adalah
keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di
antaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain serta kom-plek-
komplek ekologis yang merupakan bagian dari keanekaragamannya.
Sedangkan me-nurut WWF (1989), “keanekaragaman hayati” adalah
kekayaan hidup organisme di bumi, berupa tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, dan genetika yang dikandungnya, serta ekosis-tem yang
dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati meliputi
tiga ting-katan yaitu variasi genetik, variasi spesies, dan variasi habitat
atau ekosistem. Keanekaragam-an species mewakili aneka ragam adaptasi
evolusi dan ekologi suatu spesies pada lingkungan tertentu. Spesies dapat
didefinisikan secara morfologi sebagai kumpulan individu yang secara
morfologi, fisiologi, atau biokimia berbeda dari kelompok lain dalam hal
tertentu; dan secara biologis sebagai suatu kelompok individu yang dapat
berkembang biak di antara mereka sen-diri dan tidak bisa dengan individu
dari kelompok lainnya
PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Hayati merupakan serapan dari bahasa arab,


yaitu hayat yang artinya segala sesuatu yang
bersifat hidup atau berhubungan dengan
kehidupan.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015),
keanekaragaman hayati adalah variasi
kehidupan yang ditemukan di suatu tempat di
bumi.

Menurut Ani Mardiastuti (1999),


keanekaragaman hayati adalah suatu
kelimpahan bebagai jenis sumberdaya alam
hayati baik hewan maupun tumbuhan
dimuka bumi.
JENIS KEANEKARAGAMAN

02
HAYATI

ISTI RAHMADILLA (H041201031)


JENIS KEANEKARAGAMAN HAYATI

TINGKAT GEN TINGKAT TINGKAT EKOSISTEM


INDIVIDU tingkat
keanekaragaman Keanekaragaman tingkat
Keanekaragaman tingkat
genetik terjadi karena adanya individu/spesies ini menunjukkan ekosistem menggambarkan
keanekaragaman susunan gen. adanya jumlah dan variasi dari jenis populasi organisme dalam
jenis-jenis organisme suatu wilayah
KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN

Salah satu contohnya ada pada bunga mawar. Contoh lain juga terjadi pada lalat buah
Meski sama-sama bunga mawar dan mempunyai (Drosophila melanogaster). Kalau kita perhatikan
nama spesies Rosa hybrid, tetapi warna mahkota dari gambar, meskipun sama-sama lalat buah, tapi
pada bunga mawar bisa berbeda. Hal ini karena mata lalat ini bisa berbeda Lalat yang satu berwarna
susunan gen penyusun bunga mawar yang satu merah, dan yang satunya berwarna putih. Ini pun
dengan bunga mawar yang lain berbeda. menunjukkan bahwa adanya keanekaragaman
genetik.
KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT INDIVIDU

Contoh dari keanekaragaman individu/spesies ini ada pada Arecaceae atau palem-paleman. Kalau kita
perhatikan secara sekilas, bentuk fisik tanaman ini mirip, kan, Squad? Padahal, semuanya merupakan
jenis/individu yang berbeda. Pohon aren, misalnya. Yang mempunyai nama latin Arenga pinnata dan
Pinang yang nama latinnya Areca catechu. Selain itu, habitat pohon aren yang biasa tumbuh
di pegunungan, mempunyai struktur daun yang jauh berbeda dengan pohon kelapa yang tumbuh di
pantai. Perbedaan habitat inilah yang menyebabkan setiap tanaman tadi mempunyai ciri khusus dari
tiap spesiesnya.
KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT EKOSISTEM

Adanya keanekaragaman tingkat ekosistem ini Dari tiap-tiap ekosistem di atas, semuanya memiliki
ditunjukkan dengan adanya perbedaan faktor abiotik perbedaan baik jenis tanaman yang hidup di sana,
serta komposisi jenis populasi organismenya. hewan-hewan, serta lingkungan yang saling
memengaruhinya.
STATUS KEANEKARAGAMAN

03
HAYATI INDONESIA

DODI SETIAWAN (H041201032)


STATUS KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
Dalam buku Melestarikan Indonesia (2008) karya Jatna Supriatna,
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai "mega
diversity" jenis hayati dan merupakan "mega center" keanekaragaman hayati
dunia. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati sebanding dengan Brazil
yang mempunyai daratan lebih dari lima kali besarnya. Indonesia memiliki
keanekaragaman hayati sebanding dengan Brazil yang mempunyai daratan
lebih dari lima kali besarnya. Keanekaragaman hayati Indonesia yang
jumlahnya sangat tinggi, baru sekitar 6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies
hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan
hidupnya. Keanekaragaman hayati di Indonesia ini memiliki keunikan,
Keunikannya adalah disamping memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe
Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak
hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik
(penyebaran terbatas).
STATUS FLORA INDONESIA
Flora di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan
Indo-Malaya yanva meliputi tumbuhan yang hidup di India, basah. Cirinya dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana
Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan Dan memiliki tumbuhan khas
tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan
kelompok flora Malesiana.Hutan di daerah flora Malesiana Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan,
memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi. Jawa dan Sulawesi. Sementara itu di Indonesia bagian timur tipe
Didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu hutannya berbeda. Mulai dari Sulawesi hingga Papua terdapat hutan
pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. non–Dipterocarpaceae. Hutan tersebut memiliki ciri pohon-pohon
sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata).
Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian.
STATUS
OVERVIEW
FAUNADIAGRAM
INDONESIA

TIPE ASIATIS TIPE TIPE AUSTRALIS


Tipe Oriental PERALIHAN Australia (Kawasan
(Kawasan Barat Timur Indonesia)
Indonesia)
TIPE ASIATIS

Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi


Sumatera, Jawa, dan Kalimantan memiliki ciri:

- Banyak species mamalia yang berukuran besar

- Terdapat berbagai macam kera

- Terdapat hewan endemik

- Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik,


tetapi dapat berkicau
TIPE PERALIHAN

Daerah peralihan seperti daerah di sekitar garis Wallace yang


terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya
antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo),
anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa). Secara umum hewan
peralihan atau hewan Indonesia bagian tengah memiliki beberapa ciri
seperti berikut ini:

- Hampir Sebagian besar didominasi oleh hewan endemik yang tidak


terdapat diwilayah Indonesia lain bahkan di dunia.

- Sebagian besar mirip dengan spesies hewan australis dan asiatis


karena letak Indoneisa yang dekat dengan Autralia dan juga benua Asia

- Terdiri dari banyak hewan yang langka dan terancam punah

- Karakteristik hewan yang tergolong dalam sisa hewan purba


TIPE AUSTRALIS

Sementara itu hewan-hewan yang berada di Indonesia bagian timur, yakni Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara,
relatif sama dengan Australi memiliki ciri sebagai berikut:

- Mamalia berukuran kecil

- Banyak hewan berkantung

- Tidak terdapat species kera

- Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam


Nilai dan Manfaat

04 Keanekaragaman Hayati

NURUL AMALIA (H041201033)


NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Setiap jenis kehidupan mempunyai nilai yang sangat tinggi. Keanekaragaman spesies,
genetik, habitat, komunitas kesemuanya mempengaruhi produktivitas dan jasa yang diberi-
kan oleh suatu ekosistem. McNeely (1990), mengembangkan metode untuk menilai
keaneka-ragaman hayati, dengan sejumlah pendekatan untuk memberi nilai ekonomi bagi
variabilitas genetik, spesies, komunitas dan ekosistem.

30% 70%

NILAI EKONOMI NILAI EKONOMI


LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Nilai yang diberikan kepada produk-produk yang dipanen


secara langsung dan diper-gunakan oleh masyarakat. Nilai
ini kemudian terbagi atas dua :
30% - Nilai kegunaan konsumtif : nilai dapat diberikan kepada
suatu produk yang dikonsumsi se-cara lokal, tidak terlihat di
pasar nasional maupun internasional
- Nilai kegunaan produktif : nilai langsung yang diberikan
NILAI EKONOMI
LANGSUNG kepada produk yang diambil dari alam dan dijual ke pasar,
pada tingkat nasional dan internasional.
NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Nilai yang diberikan untuk aspek-aspek keanekaragaman hayati, seperti proses-


proses lingkungan dan jasa ekosistem, yang memberikan keuntungan ekonomi
tanpa harus mema-nen / merusak selama penggunaannya, niliai ini dibagi atas tiga
yaitu :
- Nilai kegunaan non konsumtif : produktifitas ekosistem, perlindungan sumber 70%
air dan tanah, pengatur iklim, pembuangan sampah, hubungan antar spesies,
rekreasi dan ekoturisme, nilai pendidikan dan ilmiah dan monitor lingkungan
- Nilai pilihan : karena potensinya dalam memberikan keuntungan ekonomi bagi
masyarakat pada dimasa datang.
NILAI EKONOMI
- Nilai eksistensi : nilai ini dapat diberikan kepada komunitas biologi seperti hutan
TIDAK LANGSUNG
hujan tro-pik, terumbu karang dan daerah berpanorama indah.
05
Ancaman dan Penyebab Kepunahan
Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)
RIVALDI PRATAMA
ANCAMAN TERHADAP
HERE IS THE SLIDE TITLE!
KEANEKARAGAMAN HAYATI
ANCAMAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI

Tingkat kepunahan yang paling parah terjadi di Berdasarkan bukti-bukti yang ada, sejumlah 85
hutan tropis. Sekitar 10 juta spesies yang hidup spesies mamalia dan 113 spesies bu-rung telah
dibumi, berkisar antara 50% - 90% dari jumlah punah sejak tahun 1600. Pertambahan kecepatan
tersebut berada di daerah hutan tropis. kepunahan spesies ini merupakan pertanda betapa
mengkhawatirkannya ancaman bagi
keanekaragaman spesies. Banyak spe-sies mahluk
Beberapa ilmuwan yakin bahwa sekitar 60.000 dari hidup yang secara teknis belum punah tetapi telah
24.000 jenis tumbuhan, dan jenis vertebra-ta serta sangat berkurang jumlahnya akibat kegiatan
serangga memiliki proporsinya lebih tinggi untuk manusia. Spesies yang demikian dapat dianggap
punah dalam kurun waktu tiga de-kade mendatang telah punah secara ekologi, karena sudah tidak
kecuali jika pembukaan hutan segera diperlambat. memegang peranan penting dalam organisasi
Sejak tahun 1960 sekitar 2,1% spesies mamalia dan komunitas, dan masa depan spesies seperti ini
1,3% spesies burung di dunia telah punah. sangat tidak pasti. Tumbuhan yang paling
Kecepatan kepunahan semakin meningkat dan lebih terancam adalah tumbuhan ber-biji terbuka
99% spesies yang punah pada saat ini disebabkan (ginkgo, coniferae, cycas) dan palem-paleman.
oleh kegiatan manusia.
ANCAMAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI
LAJU KEPUNAHAN SPESIES

13%
15%

17%

30%

25%
PENYEBAB KEPUNAHAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Bila suatu spesies dan komunitas telah beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, maka timbul pertanyaan
mengapa mereka terancam punah..?, jawabannya tidak lain adalah manusialah yang penyebab dan
mempercepat kerusakan pada lingkungan dan hanya manu-sialah yang bisa menghentikan kepunahan
tersebut. Punahnya spesies menjadi masalah yang mendesak, hal ini terjadi karena eksploitasi berlebihan dan
kerusakan habitat serta kurangnya upaya rehabilitasi, penangkaran dan peternakan hewan maupun tanaman
liar yang berpoten-si ekonomi tinggi.
AKTIVITAS MANUSIA
AKTIVITAS MANUSIA PENYEBAB
PENYEBAB
KEPUNAHAN KEANEKARAGAMAN
KEPUNAHAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI
HAYATI

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons from Flaticon, infographics & images by Freepik
PENYEBAB ANCAMAN PADA KEANEKARAGAMAN HAYATI
PERUSAKAN DAN FRAGMENTASI INTRODUKSI SPESIES EKSOTIK
HABITAT (PENDATANG) DAN PENYEBARAN
PENYAKIT
Ancaman utama pada keanekaragaman hayati adalah rusak dan Spesies pendatang banyak yang bertanggung jawab atas jumlah
hilangnya habitat, dan cara terbaik untuk melindungi keanekaragaman kepunahan spesies alami, karena menjadi pesaing. Dalam suatu
hayati adalah memelihara habitat. Di banyak tempat di bumi, terutama ekosistem yang terisolasi, pemangsa, pesaing, atau patogen akan
di kepulauan atau daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dengan cepat membahayakan spesies asli yang tidak dapat
hampir semua habitat alami telah rusak. Di bioma hutan tropis, berdampingan dengan spesies baru. Spesies yang diintroduksi baik
penyebab utama hilangnya hu-tan adalah ekstensifikasi pertanian, disengaja maupun tidak, ke daerah yang bukan tempat hidup aslinya
perkebunan, pertambakan, areal industry, dan pemukim-an yang banyak memberi tekanan melalui cara-cara kolonisasi, pertanian dan
menggusur habitat alami. Banyak habitat telah terfragmentasi oleh holtikultura, dan pengankutan yang tidak disengaja. Walaupun
aktivitas manusia, menyebabkan habitat yang luas dan berkelanjutan sebagian spesies eksotik kurang mampu bertahan didaerah barunya,
diperkecil atau dibagi-bagi menjadi dua atau lebih fragmen. Hal ini akan tetapi beberapa spesies dapat bertahan bahkan membentuk
memperluas daerah tepi habitat yang mempengaruhi lingkungan mikro, koloni yang lebih besar di tempat barunya, sehingga akan mejadi
sehingga fluktuasi intensitas cahaya, suhu, kelembaban, dan kecepatan pesa-ing, pemangsa atau merusak habitat hewan asli daerah tersebut.
angin secara drastis, dampak ini disebut dengan Efek Tepi (Edge Penyebab timbulnya kemam-puan spesies eksotik untuk
Effect). mendominasi daerah barunya adalah ketidakhadiran musuh ala-
miahnya berupa predator, penyakit dan parasit di daerah tsb.
PENYEBAB ANCAMAN PADA KEANEKARAGAMAN HAYATI
PERUSAKAN DAN FRAGMENTASI INTRODUKSI SPESIES EKSOTIK
HABITAT (PENDATANG) DAN PENYEBARAN
PENYAKIT
Eksploitasi Spesies Tumbuhan Dan Hewan Secara Berlebihan

Banyak sekali sumber daya hutan, perikanan dan satwa liar telah dieksploitasi secara berlebihan, kadang-
kadang sampai ke titik yang hampir punah. Kepunahan bukan hanya di-sebabkan pemanenan untuk
kebutuhan manusia, tetapi juga oleh perburuan komoditi ber-harga misalnya gading gajah, dan untuk
hewan peliharaan, barang aneh dan barang koleksi
Pencemaran tanah, air, dan udara
Bentuk yang paling umum dari degradasi lingkungan adalah polusi oleh pestisida, ba-han
kimia, buangan industri, sampah domestik, kendaraan bermotor, dan sedimentasi dari ta-nah
yang tererosi, berdampak pada pengurangan / kepunahan species yang peka. Kontami-nasi
polutan dapat mengganggu rantai makanan, jasad renik juga menderita karena pence-maran.
Hujan asam telah membuat ribuan danau serta kolam di beberapa negara benar-benar tanpa
kehidupan, dan bersama dengan pencemar udara lainnya, telah merusak hutan. Pence-maran
laut, khususnya dari sumber yang tak jelas, telah mengotori dan banyak muara sungai dan
laut di dunia. Efek dari polusi air, tanah, udara dan perubahan iklim global sangat meng-
khawatirkan karena menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan manusia.
Perubahan iklim global dan regional

Dalam puluhan tahun yang akan datang efek samping pencemaran udara secara
besar-besaran menyebabkan pemanasan global yang dapat merusak organisme.
Gas-gas rumah kaca yang banyak dihasilkan oleh hasil aktivitas manusia, telah
terakumulasi di atmosfir beser-ta uap air akan menahan pantulan energi panas
dari permukaan bumi sehingga memperlam-bat pengeluaran panas bumi ke
angkasa. Semakin tinggi konsentrasi gas-gas tersebut, sema-kin banyak panas
yang tertahan dipermukaan bumi sehingga meningkatkan suhu udara de-kat
permukaaan bumi. Efek rumah kaca sebenarnya memegang peranan penting
dalam me-melihara kehidupan di permukaan bumi. Tanpa adanya efek rumah
kaca, suhu dipermukaan bumi akan turun drastis. Tingginya konsentrasi gas-gas
tersebut akibat kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi iklim di bumi yang
menyebabkan pemanasan global. Penyebab utama-nya adalah penggunaan
bahan bakar fosil, penggundulan dan pembakaran hutan.
Industri Pertanian Dan Kehutanan

Hingga sekarang ini, para petani dan peternak di seluruh dunia membiakkan dan me-melihara
keanekaragaman tanaman dan ternak yang besar. Tetapi keanekaragaman pada pertanian berkurang dengan
cepat disebabkan dengan adanya program pembiakan tanam-an modern, dan perolehan produktifitas yang
dihasilkan didapat dengan menanam tanaman yang keanekaragamannya lebih sedikit. Kecenderungan serupa
telah mengubah ekosistem hutan yang beragam menjadi perkebunan yang sifatnya monokultur yang tidak
menunjang pelestarian keanekaragaman hayati.
06
IUCN REDLIST, CITES,
DAN PP 106/2018
WD. TIARA PUTRI KOMALA ARIF (H041201035)
Status Konservasi – IUCN Red List & CITES

Status konservasi adalah kategori yang digunakan IUCN Red List of Threatened Species dan CITES 
dalam klasifikasi tingkat keterancaman kepunahan Appendices merupakan lembaga yang biasanya
spesies makhluk hidup, baik hewan maupun dijadikan rujukan mengenai status konservasi
tumbuhan. Status konservasi bertujuan untuk secara global. Status konservasi dari dua lembaga
melindungi dan melestarikan spesies makhluk hidup. tersebut tidak bersifat mengikat secara hukum,
hingga suatu negara mengadopsinya dalam
Status konservasi dapat dikeluarkan oleh masing- sistem hukum masing-masing.
masing pemerintah atau lembaga-lembaga yang
fokus terhadap masalah keanekaragaman hayati.
Sehingga, status konservasi di tiap-tiap negara dapat
berbeda, misalnya hewan A dilindungi di negara
tertentu, namun di negara lain tidak dilindungi.
IUCN Red List
IUCN adalah kependekan dari International Berikut ini adalah daftar revisi dari IUCN Red
Union for the Conservation of Nature and Natural List:
Resources. IUCN beranggotakan pemerintah • Versi 1.0: Mace and Lande (1991). Dokumen
dari berbagai negara serta organisasi pertama yang mendiskusikan aturan baru
masyarakat sipil, dimana lembaga tersebut untuk klasifikasi
mengeluarkan IUCN Red List of Threatened • Versi 2.0: Mace et al. (1992). Revisi besar
Species berupa daftar status kelangkaan suatu terhadap versi 1.0
spesies. • Versi 2.1: IUCN (1993)
• Versi 2.2: Mace and Stuart (1994)
Kategori status konservasi dari IUCN Red • Versi 2.3: IUCN (1994)
List pertama kali diterbirkan pada tahun 1984 • Versi 3.0: IUCN / SSC Criteria Review
dan hingga saat ini masih dijadikan panduan Working Group (1999)
yang paling berpengaruh mengenai status • Versi 3.1: IUCN (2001)
konservasi keanekaragaman hayati. Daftar
tersebut ditinjau dan dievaluasi secara
berkelanjutan 5-10 tahun sekali.
IUCN Red List of Threatened Species membagi status konservasi ke
dalam sembilan kategori, yaitu:

1. Extinct (EX: Punah) adalah status konservasi yang diberikan


untuk spesias yang telah terbukti (tidak ada keraguan) bahwa
individu terakhir dari suatu spesies telah mati. Contohnya adalah 
harimau jawa dan harimau bali. 
2. Extinct In The Wild (EW: Punah Alam Liar) adalah staus
konservasi yang ditukan untuk spesies yang keberadaannya
diketahui hanya di penagkaran atau di luar habitat alaminya. Data
IUCN menujukkan terdapat 38 hewan dan 28 tumbuhan yang
berstatus telah punah di alam liar.
3. Critically Endangered (CR: Kritis) merupakan status konservasi
yang diberikan untuk spesies yang berisiko punah dalam waktu
dekat. Contohnya adalah harimau sumatera, badak jawa, dan jalak
bali. Berdasarkan darai IUCN Red List, terdapat 1.742 hewan dan
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
1.577 tumbuhan yang kini berstatus kritis.
including icons from Flaticon, infographics & images by Freepik
4. Endangered (EN: Terancam) adalah status kosnervasi untuk
spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar
pada waktu dekat. Data IUCN menyebetukan terdapat 2.573 hewan
dan 2.316 tumbuhan yang kini terancam, antara lain tapir, banteng,
dan anoa.
5. Vulnerable (VU: Rentan) merupakan status 8. Data Deficient (DD: Informasi Kurang) yaitu
konservasi untuk kategori spesies yang kategori status konservasi yang diberikan apabila
menghadapi risiko kepunahan di alam liar di waktu data atau informasi mengenai kepunahannya
yang akan datang. Misalnya burung kasuari dan belum jelas dan risiko kepunahannya berdasarkan
merak hijau. Selain itu, tercatat 4.467 hewan dan distribusi atau status populasi. IUCN Red
4.607 tumbuhan yang berstatus rentan. List menyampaikan terdapat 5.813 hewan dan 735
6. Near Threatened (NT: Hampir tumbuhan yang hingga saat ini informasinya masih
Terancam) yaitu kategori status konservasi yang kurang, antara lain adalah punggok papua.
ditujukan untuk spesies yang mungkin berada 9. Not Evaluated (NE: Belum Evaluasi) adalah
dalam keadaan terancam punah atau mendekati kategori status konservasi yang tidak di evaluasi
terancam punah. IUCN Red List memberikan data berdasarkan kriteria-kriteria IUCN.
terdapat 2.574 hewan dan 1.076 tumbuhan dalam
status hampir terancam punah, antara lain burung
alap-alap dan punai sumba.
7. Least Concern (LC: Risiko Rendah) adalah
kategori dari IUCN untuk spesies yang telah
dievaluasi namun tidak masuk dalam kategori
manapun. 17.535 hewan dan 1.488 tumbuhan
masuk dalam kategori konservasi ini, seperti
landak, ayam hutan merah dan hijau.
CITES Appendices
CITES atau Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora adalah
perjanjian internasional yang beranggotakan
pemerintahan negara-negara di dunia untuk
memastikan perdagangan spesies hewan dan
tumbuhan tidak menyebabkan ancaman bagi
kelangsungan hidup suatu spesies.

Saat ini CITES memiliki anggota dari 181 negara.


Tujuan dari status konservasi ini adalah untuk
mengontrol perdagangan hewan dan tumbuhan antar
negara. Oleh karena itu, otoritas yang bertugas
mengawasi dan mengelola perdagangan flora dan
fauna ditunjuk oleh masing-masing pemerintahan.
CITES memiliki 3 kategori status konservasi yang diatur
perdagangannya, yaitu:

1. Apendix 1 – Meliputi flora dan fauna yang terancam punah,


dimana perdagangannya diperbolehkan dalam keadaan luar
biasa.
2. Apendix 2 – Meliputi spesies yang tidak selalu terancam
kepunahannya, akan tetapi harus dikontrol untuk
menghindari pemanfaatan yang membahayakan
kelangsungan hidupnya.
3. Apendix 3 – Meliputi spesius yang dilindungi oleh setidaknya
1 negara dan negera tersebut meminta bantuan CITES untuk
mengandalikan perdagangan flora atau fauna tersebut.
PERMEN LHK No. P.106 Tahun 2018
Setelah 28 Tahun, penetapan jenis tumbuhan dan satwa
dilindungi baru terjadi perubahan. Di tahun 2018 terjadi  3 kali
perubahan daftar jenis tumbuhan dan satwa dilindungi dalam
1 tahun, sehubungan dengan diundangkannya Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018
Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi .

Berdasaran Lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 Tentang Perubahan
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan
including icons from Flaticon, infographics & images by Freepik
Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 Tentang
Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi sekarang terdapat
904 Tumbuhan dan satwa dilindungi
07
Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati
BELUSYIFA IRHAMNI (H041201037)
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN
ALAM MARGASATWA
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Perlindungan alam secara umum berarti melindungi semua
komponen alam secara keseluruhan yang meliputi kesatuan
flora, fauna, dan tanahnya. Perlindungan alam secara umum
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

 Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang tidak


memperbolehkan campur tangan manusia dalam usaha
perlindungannya. Biasanya daerah ini digunakan untuk

PERLINDUNGAN kepentingan ilmiah atau penelitian, misalnya, Taman Nasional


ALAM Ujung Kulon dan Pulau Panaitan

 Perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam di


bawah bimbingan para ahli, misalnya di kebun raya dan taman
nasional
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Perlindungan alam khusus berarti melindungi unsur alam


tertentu. Sebagai contoh perlindungan botani untuk
melindungi tumbuhan tertentu; perlindungan zoologi untuk
melindungi hewan tertentu; perlindungan geologi untuk
melindungi formasi geologi tertentu; perlindungan
antropologi untuk melindungi suku bangsa tertentu; dan
PERLINDUNGAN perlindungan suaka margasatwa untuk melindungi hewan
ALAM tertentu.
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Hutan adalah ciptaan Tuhan yang merupakan sumber keanekaragaman
hayati yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia dan
makhluk lainnya sehingga kita harus memelihara keaslian hutan
tersebut. Adapun tujuan dari pengawetan hutan, antara lain, sebagai
berikut:
 Menjaga keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna,
dengan mencegah tindakan manusia yang dapat merusak
macam-macam flora dan fauna yang masih asli
 Menjaga keseimbangan air di musim penghujan dan musim
kemarau. Humus menggemburkan tanah. Tanah yang gembur
PENGAWETAN mampu menahan air hujan. Selain itu, pada musim kemarau,
HUTAN sungai dan sumur tetap berair karena air-air tanah itu keluar
sebagai mata air
 Mencegah banjir. Terjadinya erosi akibat hutan gundul
menyebabkan berkurangnya humus serta pendangkalan sungai
dan danau sehingga dapat terjadi banjir pada musim penghujan
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, harus


diusahakan agar tidak ada satu atau lebih komponen ekosistem yang
mengalami kepunahan. Oleh sebab itu, usaha pelestarian
keanekaragaman hayati harus dilakukan secara terpadu, artinya dalam
suatu pelestarian itu, seluruh komponen ekosistem harus dilestarikan
secara keseluruhan. Sikap manusia sangat berpengaruh terhadap
perlindungan satwasatwa langka yang mulai terancam kepunahan ini.
Upaya untuk melestarikan hewan-hewan langka adalah sebagai berikut
 Membiakkan hewan-hewan langka yang
hampir punah, misalnya dengan mengisolasi PERLINDUNGAN
hewan-hewan tertentu, memelihara, dan MARGASATWA
membiakkannya kemudian dilepaskan
kembali ke asalnya
 Memindahkan hewan langka yang hampir
punah ke tempat lain yang habitatnya lebih
sesuai dan lebih aman
08
Jenis-Jenis Kawasan Perlindungan di
Indonesia
AINUN AMINI
Di Indonesia istilah kawasan yang dilindungi dikenal dengan kawasan
konservasi atau kawasan hutan konservasi. Menurut UU No. 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan, hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya. Kategorisasi kawasan konservasi menurut UU No. 5
Tahun 1990 sebagai berikut:
Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
daratan maupun perairan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan, satwa dan
ekosistemnya juga berfungsi sebagai
wilayah sistem penyangga kehidupan.
THIS IS ONE OF OUR SPECIES
Cagar Alam (CA), adalah kawasan suaka alam Suaka Margasatwa (SM), adalah kawasan suaka
yang karena keadaan alamnya mempunyai alam yang mempunyai ciri khas berupa
kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa
atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan
perkembangannya berlangsung secara alami. pembinaan terhadap habitatnya. Kegiatan yang
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat dilakukan di dalam suaka margasatwa adalah
dapat mengakibatkan perubahan terhadap kegiatan bagi kepentingan penelitian dan
keutuhan kawasan cagar alam. Cagar alam hanya pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,
dapat dimanfaatkan secara langsung untuk wisata dalam jumlah yang terbatas (menikmati
kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu keindahan alam dengan syarat tertentu) serta
pengetahuan dan budidaya. Berikut cagar alam kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.
yang berada di Indonesia: Beberapa contoh suaka margasatwa yang berada di
Indonesia, antara lain:
 Cagar Alam Maninjau  Suaka Margasatwa Gunung Leuser.
-Agam, Sumatera Barat Melindungi kera, badak sumatra, dan gajah.
 Cagar Alam Kawah Ijen -  Suaka Margasatwa Pulau Komodo, Pulau
Banyuwangi, Jawa Timur Padar, Pulau Rinca, dan Pulau Wae Wuul.
 ampung Melindungi komodo.
Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat
ataupun di perairan yang mempunyai fungsi
perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa, serta pemanfaatan secara lestari terhadap
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Kawasan Pelestarian Alam (KPA)

Taman Nasional (TN) kawasan pelestarian alam Taman Hutan Raya (Tahura), kawasan Taman Wisata Alam (TWA), kawasan
yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan pelestarian alam untuk tujuan koleksi pelestarian alam yang terutama
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan tumbuhan dan atau satwa yang alami atau dimanfaatkan untuk pariwisata dan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, buatan, jenis asli dan atau bukan asli yang rekreasi alam. Beberapa contoh taman
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, wisata alam di Indonesia, yaitu:
Contoh taman nasional di Indonesia, antara lain: ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang -Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu
budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. di Jawa Barat
-Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang ada
Beberapa contoh tahura di Indonesia, yaitu: -Taman Wisata Alam Grojogan Sewu di
di Lampung -Tahura Pocut Meurah Intan (Cut Nyak Dien), Tawangmangu, Jawa Timur
-Taman Nasional Wakatobi yang ada di Sulawesi Aceh -Taman Wisata Alam Gunung
Tenggara -Tahura Ir. Djuanda, Bandung, Jawa Barat Papandayan di Garut, Jawa Barat
-Taman Nasional Baluran yang ada di Jawa Timur -Tahura Ngurah Rai, Bali -Taman Wisata Alam Telogo
tepatnya di Kabupaten Situbondo -Tahura Nuraksa, Nusa Tenggara Barat Warno/Telogo Pengilon di Wonosobo,
-Taman Nasional Lorentz yang ada di Papua -Tahura Palu, Sulawesi Tengah Jawa Barat
-Tahura Poboya Paneki, Sulawesi Tengah -Taman Wisata Alam Angke Kapuk di
-Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang ada di
-Tahura Bontobahari, Sulawesi Selatan Kapuk, Jakarta
Papua Barat

Anda mungkin juga menyukai