LAILATUS SA’ADAH
42421063
PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Sedangkan kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup, jadi Keanekaragaman
Hayati dapat di artikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman mahluk hidup
yang bisa terjadi akibat adanya Perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan bentuk,
ukuran, warna, jumlah tekstur, penampilan dan juga sifat-sifatnya.
1. TINGKAT GEN
Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam
suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat
keturunan yang dapat dijumpai di dalam kromosom. Setiap susunan gen akan
memberi penampakan, baik anatomi ataupun fisiologi, pada setiap organisme. Bila
susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan berbeda pada satu sifat atau
bahkan secara keseluruhan.
Keanekaragaman ini cukup mudah dikenali dengan ciri-ciri yang memiliki variasi,
nama ilmiah yang sama, serta perbedaan morfologi yang tidak terlalu mencolok.
Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut sebagai varietas.
Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing bulldog,
anjing german shepherd, dan lain-lain
Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing
sphinx, dan lain-lain
Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dan
lain-lain.
2. TINGKAT SPESIES
Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima),
jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga Genus
Musa pada Pisang buah (Musa paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).
Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa),
jagung (Zea mays), dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili
Zingiberaceae pada kunyit (Curcuma domestica) dan jahe (Zingiber
officinalis).
3. TINGKAT EKOSISTEM
Flora
Keanekaragaman flora di Indonesia bisa dibilang sangat banyak, tetapi ada salah
satu flora asli Indonesia yang namanya sudah terkenal hingga ke luar negeri, yaitu
Rafflesia Arnoldii atau lebih dikenal oleh banyak orang dengan sebutan “bunga
bangkai”. Tumbuhan itu biasanya ditemukan di hutan Sumatera. Bukan hanya
banyak, tetapi flora Indonesia juga tidak merata, misalnya saja jumlah hutan di
pulau Kalimantan, Papua, dan Sumatera berbeda dengan hutan di pulau Jawa,
Kepulauan Sunda, Maluku, dan Sulawesi.
Flora yang ada di Indonesia termasuk ke dalam flora Malesiana. Adapun tumbuhan
yang ada pada flora Malesiana merupakan tumbuhan yang memiliki batang yang
sangat besar serta daunnya cukup lebat. Bahkan, terkadang ada beberapa tumbuhan
yang bentuknya seperti kanopi hutan.
Fauna
Berbeda dengan flora, fauna Indonesia pada dasarnya dibagai berdasarkan garis
Wallace dan Weber. Dari kedua garis itu, fauna Indonesia dibagi menjadi tiga
wilayah, yaitu Australian, Oriental, dan Peralihan.
Fauna Oriental dapat ditemukan pada wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan
Kalimantan. Pada fauna Oriental kita bisa menemukan hewan atau fauna yang
memiliki ukuran tubuh cukup besar, seperti Badak Sumatera, Gajah, Banteng, dan
sebagainya. Tidak hanya berbadan besar, ada juga hewan burung, seperti Elang
Jawa, Jalak Bali, dan sebagainya.
1. METODE INSITU
Metode Insitu adalah sebuah upaya pelestarian dari keanekaragaman hayati, yang
mana langsung dilakukan pada tempat dari flora dan fauna itu berada. Metode ini,
memberikan perlindungan pada kawasan yang dianggap memiliki ekosistem unik
atau flora dan fauna yang terancam punah. Biasanya dilakukan dengan pembuatan
suaka marga satwa, cagar alam, hutan suaka alam dan taman nasional:
2. METODE EKSITU
Kearifan lokal berkaitan erat dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
Masyarakat memiliki sudut pandang tersendiri terhadap alam dan lingkungannya
dan mengembangkan cara-cara tersendiri untuk memelihara keseimbangan alam
serta lingkungan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
FUNGSI DAN MANFAAT KEARIFAN LOKAL
Pengembangan iptek;
Pelestarian dan konservasi sumber daya alam;
Pengembangan sumber daya manusia;
Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan;
Bermakna sosial;
Bermakna etika dan moral;
Sebagai pengetahuan budaya.
Dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam adalah Sasi Laut di Maluku. Sasi
merupakan sebuah larangan untuk mengambil hasil alam tertentu. Larangan ini
sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumber daya alam
tersebut. Saat ini, Sasi lebih bersifat hukum adat dibandingkan tradisi. Sasi
digunakan sebagai cara mengambil kebijakan dalam pengambilan hasil laut dan
hasil pertanian. Kebijakannya berupa penentuan masa jeda, yaitu masa dimana
warga tidak boleh mengambil sumber daya dari laut dalam waktu tertentu dan di
tempat yang telah ditentukan. Dengan adanya Sasi, warga pun lebih bijak dalam
mengambil hasil laut, serta ekosistem laut pun tetap terjaga. Inilah salah satu
kearifan lokal yang memiliki nilai etika dan moral terhadap alam. Seiring
berjalannya waktu, globalisasi, serta masuknya teknologi, maka kearifan lokal
menghadapi tantangan-tantangan yang mengancam keberadaan dan kelestariannya.
Keterbukaan masyarakat terhadap sesuatu yang baru, baik yang datang dari dalam
maupun luar masyarakat, membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat
Indonesia. Karena keterbukaan ini menyebabkan akulturasi budaya. Budaya yang
ada di daerah tertentu akan terpengaruh dengan budaya dari luar
Dalam keragaman budaya yang kita miliki terdapat manfaat dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan keluarga, satuan pendidikan, maupun di masyarakat.
Agar keberagaman yang kita miliki menjadi penguat dan pemersatu bangsa, maka
kita sebagai bagian bangsa dan negara Indonesia sudah sepatutnya menjunjung
tinggi nilai-nilai menghargai keberagaman sesuai dengan pengamalan Pancasila.