Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

“Organ Reproduksi Dan Gamet Pada Ikan Nila ”


DOSEN PENGAMPU : Findi Septiani S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

VERONIKA (71200515012)
YUSI SALSABILA (71200515013)
MILA ARISKA DEWI (71200515016)
DINI RAFIKA (71200515019)
YUSRA LAILA (71200515021)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis mampu menyelesaikan laporan praktikum “EMBRIOLOGI” .
Laporan ini disusun dengan baik atas kerjasama dan partisipasi teman-teman dari
kelompok IV (empat) Pendidikan Biologi 2020. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Findi Septiani S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Praktikum Embriologi
yang telah membimbing penulis dengan sistem perkuliahan baik saat pembuatan
laporan praktikum.
2. Orang tua yang telah memberikan bantuan moril dan materil sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
3. Rekan – rekan biologi 2020 yang saling membantu dalam penyelesaian makalah
dan power point saat perkuliahan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan praktikum selanjutnya. Dengan keterbatasan yang ada,
penulis berharap laporan praktikum ini dapat menambah cakrawala pengetahuan
Embriologi khususnya Reproduksi pada ikan nila.

Medan, November 2022


Penulis

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Nila .................................................................................................2


B. Organ Reproduksi ....................................................................................3
BAB III ALAT, BAHAN, CARA KERJA

A. Alat dan Bahan ........................................................................................4


B. Cara kerja ................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ........................................................................................................6
B. Pembahasan .............................................................................................6
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................8

LAMPIRAN ......................................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 bentuk ikan nila ............................................................................. 2

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Awal pembentukan makhluk hidup dimulai dengan embriogenesis.
Embriogenesis merupakan proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio
manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan manusia.
Tepatnya, embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan
ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan
manusia (Moyle,1988). Tahapan dalam embriogenesis setelah fertilisasi adalah
morula, blastula, dan gastrula. Setelah tahap ini, berlangsung proses organogenesis.
Semua makhluk hidup mengalami proses embriogenesis dalam siklus hidupnya.
Salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan adalah ikan mas. Ikan mas sering
digunakan sebagai hewan uji coba praktikum embriogenesis, karena mudah
didapatkan dan ukuran telurnya yang relatif besar (Priatna, 2008).

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari
Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan
peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di
setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus,
dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Pada umumnya pemijahan
ikan nila terjadi pada setiap musim hujan, yaitu 6-7 kali per tahun. Ikan nila mencapai
fase dewasa pada umur 4 – 5 bulan, dan masa pemijahan produktif induk adalah pada
umur 1,5-2,0 tahun. Dengan bobot diatas 500g/ekor. Jenis kelamin ikan nila dapat
dibedakan pada saat umur 3-6 bulan,, berdasarkan ciri sekunder induk jantan dan
betina.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui organ reproduksi pada ikan nila
2. Mengetahui gamet pada ikan nila

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui organ reproduksi pada ikan nila
2. Untuk mengetahui gamet pada ikan nila

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. IKAN NILA

Gambar 2.1 bentuk ikan nila

Klasifikasi ikan nila :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

Morfologi ikan nila memiliki bentuk pipih, punggung tinggi, pada bagian
badan dan sirip ekor ditemukan garis lurus ( vertikal ) serta juga mempunyai sirip
punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan ini memiliki lima buah sirip yaitu
sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Dengan adanya sirip
tersebut sangat membantu pergerakan ikan nila semakin cepat di perairan air tawar.
Tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila yakni memiliki warna tubuh hitam dan
agak keputihan ada juga yang berwarna merah muda. Bagian tubuh insang berwarna
putih, sedangkan ikan lokal memiliki warna kekuningan. Ikan nila mempunyai Sisik
ikan berukuran cukup besar, kasar dan tersusun dengan rapi. Bagian kepala pada ikan
ini memiliki ukuran relatif kecil dibandingkan dengan mulut yang berada pada bagian
ujung kepala serta memiliki mata yang besar.

2
B. ORGAN REPRODUKSI

Berdasarkan alat kelaminnya, ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang
lebih besar daripada ikan Nila betina. Alat kelamin ikan Nila jantan berupa tonjolan
agak runcing yang berfungsi sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak di
depan anus. Jika diurut, perut ikan Nila jantan akan mengeluarkan cairan bening
(cairan sperma) terutama pada saat musim pemijahan. Sementara itu, ikan Nila betina
mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin yang terletak di depan
anus. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan Nila jantan melebar dan berwarna
biru muda. Pada ikan betina, bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip dan
berwarna kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan Nila jantan berupa garis
putus-putus. Sementara itu, pada ikan Nila betina garisnya berlanjut (tidak putus)
dan melingkar.

3
BAB III

ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Seperangkat peralatan bedah
2. Gelas benda
3. Kapas steril
4. Kipas angin
5. Bak preparat
6. Jarum pentul
7. Cawan petri/mangkuk
8. Jarum preparat
9. Mikroskop cahaya

Bahan :
1. Ikan nila jantan
2. Aquadestilata
3. Larutan Ringer
4. Alkohol 75%
5. Pewarna eosin red

B. PROSEDUR/CARA KERJA

Membedah perut ikan untuk melihat organ reproduksinya.

1. Tahap pertama
Sebelum dilakukan pembedahan, ikan yang tersedia ditimbang beratnya dan
diukur panjangnya. Letakkan ikan pada sisi lateralnya di atas bak preparat.
Dengan ujung jari telunjuk diraba perbatasan perut bagian dorsal di dekat
operkulum. Dinding tubuh diiris pada perbatasan tadi dengan skalpel perlahan-
lahan hingga sampai menembus rongga perut tetapi jangan sampai mengenai
organ internal. Teruskan irisan tadi sampai ke belakang sampai pada anus. Setelah
betul-betul terlepas, masukkan bagian gunting yang ujungnya tumpul pada irisan
tersebut tepat di belakang operkulum. Potong dinding tubuh belakang operkulum
dari dorsal ke ventral. Apabila irisan pada daerah dorsal baik dan sempurna, maka
dengan mudah dinding tubuh lateral ini dapat dibuka ke arah ventral dan akan
terlihat organ-organ internal ikan tersebut. Dinding yang telah dipotong dibuka
dengan mengfiksasinya dengan jarum pentul pada bak preparat.

4
2. Tahap kedua
Selanjutnya angkat testis dari rongga tubuh. Pengangkatan testis harus
dilakukan dengan hati-hati agar saluran testis tidak terputus, jangan lupa sertakan
pula papila urogenitalnya, dengan cara memotong bagian dimana saluran sperma
atau saluran telur bergabung.

3. Tahap ketiga
Dibuat suspensi testis untuk memperoleh spermatozoa. Caranya, sediakan
larutan ringer atau aquadestilata kurang lebih 20 ml di dalam mangkuk, masukkan
testis ke dalamnya. Iris-iris testis tersebut dengan skalpel, atau tusuk-tusuk dengan
jarum preparat sehingga membentuk suspensi yang cukup homogen. larutan atau
suspensi yang diperoleh, kemudian disaring agar zarah-zarah jaringan testis dapat
dipisahkan dari suspensinya. Ambil 1 ml dan diencerkan dengan 9 ml larutan
ringer.

Sediakan dua gelas benda (kaca preparat) yang telah diusap dengan alkohol
75%dan telah kering. Dengan pipet ambil satu tetes suspensi yang telah
diencerkan tadi dan teteskan pada gelas benda. Letakkan gelas benda lain dalam
posisi berdiri 600, kira-kira 3mm dari tetesan suspensi milt tadi. Sudut tumpul
(1200) gelas benda yang berdiri berada pada sisi seberang tetesan milt, sementara
sudut lancipnya pada sisi dekat tetesan milt. Tari perlahan-lahan gelas benda yang
berdiri mendekati dan menyentuh tetesan sehingga hampir setengah cembungan
tetesan, kemudian sorongkan kembali menjadi tetesan, sehingga terjadi apusan
milt. Teteskan sediaan eosin red pada apusan tadi. Biarkan kering, bila perlu
diberi tiupan angin dengan kipas angin. Setelah kering diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 40x.

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Tidak dapat terlihat sel sperma ikan nila jantan.

B. PEMBAHASAN

Alasan sel sperma tidak dapat terlihat diakibatkan terlalu lama di ruangan
yang terbuka atau dibiarkan sehingga sel sperma mati. Sel sperma tidak dapat
bertahan hidup di suhu ruangan yang kering. Solusi agar sel sperma tidak mudah
mati yaitu meletakkan atau menyimpan sel sperma ditempat yang lembab.

6
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwasannya gonad ikan nila jantan dan betina sangat
berbeda. Ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar daripada ikan Nila
betina. Alat kelamin ikan Nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi
sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut, perut
ikan Nila jantan akan mengeluarkan cairan bening (cairan sperma) terutama pada saat
musim pemijahan. Sementara itu, ikan Nila betina mempunyai lubang genital terpisah
dengan lubang saluran urin yang terletak di depan anus. Dan sel sperma tidak bisa di
letakkan di ruangan yang terbuka dengan suhu ruangan yang sangat kering, dapat
membuat sel sperma tidak bertahan lama atau mati.

7
DAFTAR PUSTAKA

mengenal ikan nila dengan klasifikasi . (2018, september 10). Dipetik november 18, 2022,
dari sampul pertanian.coom : https://www.sampulpertanian.com/2018/09/mengenal-ikan-
nila-dengan-klasifikasi.html

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai