Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDEDERAN IKAN LELE ( CLARIAS SP)

KELOMPOK 2

DI SUSUN OLEH :

KOPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGRI 1 PERHENTIAN RAJA

KABUPATEN KAMPAR

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadiran tuhan yang maha esa, sehingga dapat
menyelesaikan laporan hasil praktek dengan judul laporan pendederan pada ikan lele (
clarias sp ) pada aquarium di SMK Negri 1 Perhentian Raja. Ucapkan terima kasih yang tiada
terhingga di sampaikan kepada guru pembimbing atas saranan dan motifasi yang telah di
berikan kepada penulis

Terima kasih pada seluruh pihak SMK Negri 1 Perhentian Raja yang telah
memberikan ke sempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan praktek pendederan
tahun 2021/2022. Penulisa telah berusaha semaksimal mungkin. Namun masih terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu penulisan mengharapkan keritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaa di masa yang akan datang. Sehingga laporan hasil prakter
pendedera ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Selesainya penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan tulus penghargaan
ucapan terima kasih kepada :

1). Kedua orang tua dan keluarga tercinta. Yang telah memberikan dukungan dan semangat
selama membuat laporan ini.

2).Ucapkan terima kasih penulis berikan juga kepada semua pihak SMK Negri 1 Perhentian
Raja yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menyesuaikan laporan hasil
( pendederan).

3).Teman –teman seperjuangangan yang terus bersama menjalani dan senang setiap
prosesnya. Selalu melengkapi dan support satu sama lain.

Perhentian raja 15 desember 2021


DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................................

Daftar isi.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................

1.1.Latar Belakang ...................................................................................................

1.2. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................

2.1. Klasifikasi dan Morfologi ikan lele ( clarias sp)......................................................

2.2. Pembenihan ikan lele........................................................................................

2.3.Penetasan dan Pendederan .................................................................................

2.4. Pemeliharaan larva dan Benih..............................................................................

2.5. Makanan dan Kebiasaan makan ikan lele...............................................................

2.6. Kualitas air............................................................................................................

2.7. Hama dan Penyakit.............................................................................................

BAB III METODE PRAKTIK.............................................................................................

3.1.Waktu dan Tempat.............................................................................................

3.2. Alat dan Bahan...........................................................................................

BAB IV.............................................................................................................................

4.1. HASIL PERHITUNGAN PANJANG DAN BERAT...........................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................

5.1 Lampiran ................................................................................................................

5.2. saran.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis usaha perikanan yang semakin
berkembang . ikan lele ( clarias sp) berkembang pesat di karenakan teknologi budidaya yang
relatife mudah di kuasaui oleh masyarakat. Pemasarannya relatif mudah dan modal usaha
yang di butuhkan relatif rendah serta dapat di budidayakan di lahan sempit dengan padat
tebar tinggi. Ikan lele adalah komoditas air tawar yang sangat mudah di budidayakan. Karena
ikan lele banyak di minati masyarakat untuk konsumsi.

Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis
ikan lele ke indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele di bandingkan lele dumbo antara
lain tubuh lebih cepat besarnya. Namun demikian perkembangan budidaya pesat tanpa di
dukung pengelolaan yang baik menyebabkan ikan lele mengalami penaikan.

Bertolak dari hal demikian. Pada kesempatan kali ini saya akan menyusun sebuah
laporan mengenai teknik pendederan pada lele clarias sp serta bagaimana cara penangan
larva.

1.2.TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1. Tujuan

Adapun tujuan dari penyususan laporan ini yaitu, untuk mengetahui


pendederan pada ikan ( clarias sp) maka tujuannya adalah untuk mengetahui perosedur
persiapan wadah pada aquarium sebagai media pendederan benih ikan lele.

1.2.2 Manfaat

Berdasarkan tujuan tersebut maka manfaat dalam laporan ini adalah sebagi berikut :

1).Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pada pendederan pada ikan lele

2).meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawatan benih pada ikan lele yang baik
dan benar.

3).menambah wawasan tentang dunia perikanan secara mendalam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi biologi dan morfologi ikan lele

Berdasarkan klasifikasi menurut teksonominya, ikan lele yang di temukan oleh


suyanto (2002) adalah sebagai berikut:

Phyllum : Chordatan

Sub phyllum: vetebrata

Class : pisces

Sub class : Teleosteri

Ordo : ostariophysi

Sub ordo : silurodae

Family : Cclaridae

Genus : Clarias

Spesies :Clarias sp

Ikan lele secara umum memiliki tubuh yang licin, tidak bersisik namun berlendir dan
mempunyai sungut. Ikan lele mempunyai kepala yang panjang, hampir mencapai seperempat
panjang tubuhnya, kepala bagian atas pipih kebawah ( depresed) dan kepala bagian bawah
kepalanya tertutup oleh tulang pelat. Tulang pelat ini membentuk ruang rongga di atas insang
yang berisi alat bantu pernapasan yaitu arborecent dengan bentuk mengambil oksigen
langsung dari udara, sehingga ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen
minimum ( supardi 2003).

Mulutnya terminal dan lebih di lengkapi kumis sebanyak 4 pasang yang berfungsi
sebagai alat peraba pada saat mencari makan atau ketika mencari makanan. Mulut lele di
lengkapi gigi atau permukaan kasar di mulut bagian depan, di dekat sungut terdapat alat
olfaktori yang berfungsi untuk perabaan dan penciuman ikan lele memiliki tiga sirip tunggal,
yaitu sirip punggung ( dorsal) sirip ekor ( caudal) dan sirip anal. Sirip anal dan sirip
punggung berfungsi untuk menjaga keimbangan sedangkan sirip dada di lengkapi dengan
sirip keras runcing atau di sebut arteri. Secara umum morfologi lele dapat di lihat di atas.

2.2. Morfilogi ikan lele

Ikan lele memiliki 5 (lima) buat sirip yang terdiri dari sirip pasang ( ganda ) dan sirip
tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada dan sirip perut ( ventral). Sedangkan yang
tunggal adalah sirip punggung ekor ( caudal) serta sirip dub ( urnal). Pada sirip dada di
lengkapi dengan patil dan tajil beracun. Jika di bandingkan lele lokal patil lele dumbo lebih
pendek dan tumpul. Selain memiliki kemampuan dapat meloloskan diri pada kolam perairan
dengan cara melompat, ikan lele dumbo juga mampu melakukan gerakan zig-zag di atas
tanah tanpa air dalam waktu yang cukup lama asalkan tanah dalam keadaan lembab ( santoso,
2003)

Lele dumbo memiliki sungut yang berada di sekitaran mulut sungut ini berjumlah 8
buah atau 4 pasang. Sungut berpungsi untuk mengenal merasakan, lele dumbo juga dapat
mengenal dan menemukan makanan dengan cara rambaan dengan menggunakan salah satu
sungutnya ( susanto 2003). Secara umum, ikan lele dapat di lihat seperti gambar :

Gambar 2.2.

Pada sungut pada ikan lele


Ikan lele memiliki kepalanya keras menulang di bagian atas, memiliki mata yang
kecil,dan memiliki mulut yang besar. Di lengkapi dengan empat pasang sungut peraba yang
berguna untuk bergerak di air yang gelap bahkan lumpur.Ikan lele juga memiliki alat
pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya, dan memiliki dua kumis
panjang yang di sebut patil yakni duri tulang yang tajam yang memiliki racun yang
mengakibatkan panas tinggi apabila seseorang tidak sengaja terkena patil tersebut. Ikan lele
bersifat nolturnal yaitu aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap.

Pakan alami ikan lele di antaranya adalah binatang renik, seperti kutu-kutu air, cacing,
larva (jentik-jentik, serangga) sisa sisa benda yang membusuk di dalam air, siput kecil, dan
sebagainya. Ikan lele termasuk ikan piscivor atau pekamakan segalanya yang rakus dan
memiliki sifat kanibal, yang mau memakan sesama jenis ikan lele yang berukuran lebih
kecil.Sementara itu ikan lele kurang menyenangi makanan jenis tumbuh-tumbuhan.

Ikan lele dapat di temukan pada hampir semua perairan tawar misalnya
danau,genangan air dan rawa. Disungai ikan ini lebih banyak di jumpai pada tempat-tempat
yang aliran airnya tidak terlalu deras ( susanto,1988). Habitatnya di sungai degan arus air
yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Pada siang hari, ikan lele
berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap (akbar et al.,2010).

Ikan lele memiliki sifat nocturnal yaitu hewan yang lebih altif beraktifitas dan
mencari makan dimalam hari,sehingga ikan lele menyukai tempat-tempat yang terlindung
atau gelap(bachtiar,2006).

2.3. pembenihan ikan lele

Terdapat dua segmen dalam budidaya ikan lele, yakni usaha pembesaran dan usaha
pembenihan, para peternak pembesaran biasanya tidak membenihkan sendiri. Lebih praktis
bagi mereka untuk memebeli benih dari pternak benih. Karena usaha pembenihan ikan lele
memerlukan tingkat keterampilan ketelitian yang lenih tinggi. Cara pemeliharaan dan perlaku
budidaya pembesaran berbeda dengan budidaya pembenihan. Akan lebih baik apabila
peternak lebih fokus terhadap salah satu segmen usaha tersebut.

Usaha pembenihan merupakan kegiatan budidaya untuk menghasilkan benih lele yang
siap untuk di tebarkan atau di besarkan. Adapun kegiatan yang di lakukan meliputi pemijahan
induk, penetasan telur, dan pemeliharaan lele untuk di tebar untuk pembesar.
2.4.penetasan dan pendederan ikan lele

Induk ikan lele yang telah memijah akan mengeluarkan telurnya pada keesokan
harinya dan telur tersebut merupakan ovtput dari aktivits pemijahan ikan. Telur ikan lele yang
telah terbuahi di tandai dengan warna telur kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur yang
tidak terbuahi berwarna putih pucat atau putih susu. Lama waktu perkembangan hingga telur
menetas menjadi larva tergantung pada jenis ikan dan suhu. Pada ikan lele. Membutuhkan
waktu 18 – 24 jam dari saat pemijahan ( sorie 2010).

Telur ikan lele bersifat melekat ( adesiv) kuat pada ijuk. Karena telur ikan lele
tersebut memiliki lapisan pelekat pada dinding cangkangnya dan akan menjadi aktif ketika
terjadi kontak dengan air. Sehingga dapat menjadi rusak/ koyak ketika di coba untuk di
campur. Kekuatan pelekat tersebut akan menjadi berkurang sejalan dengan perkembangan
telur ( embriogenesis) hingga netas. Oleh karna itu, untuk mengurangi faktor perusakan /
kegagalan telur dalam proses penetasan. Induk ikan lele yang telah memijah di angkat dan di
masukkan ke dalam wadah pemeliharaan induk kembali ( dardiani dan sare,2010).

Telur membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya oksigen masuk kedalam


telur secara difusi melalui lapisan permukaan cangkang telur, oleh karna itu media penetasan
telur harus memiliki kanndungan oksigen yang melimpah yaitu <5 mg/ liter ( murtijo.2001).
oksigen tersebut. Dapat di peroleh melalui beberapa cara yaitu: (1) memberi aerasi dengan
bentuk aerator. (2) menciptakan arus linear dalam media penetasan telur, (3) mendekatkan
telur ke permukaan air, karna kandungan oksigen paling tinggi berada di bagian paling dekat
dengan permukaan air

Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat pembesaran
sementara . proses pendederan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembenihan
ikan lele . tempat pendederan biasanya berupa kolam kecil dengan pengaturan lingkungan
yang ketat . tarahapan ini diperlukan karena benih ikan masih rentan terhadap serangan
hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap
untuk ditebar di kolam budidaya yang lebih luas .
2.5 Pemeliharaan larva dan benih

Ikan lele yang telah dipijahkan akan menghasilkan telur larva yang menempel pada
serabut kakaban diletakkan sama rata dan semua permukaan harus terendam air hal ini
bertujuan agar telur juga ikut terendam .

Apabila ada larva atau telur yang tidak terendam air ,sudah dipastikan telur yang tidak
terendam air ,sudah dipastikan telur itu tidak dapat menetas. Telur yang telah dibuahi
memiliki warna hijau benih dan inti berwarna merah dibagian tepi. Sedangkan telur yang
tidak terbuahi berwarna putih susu.

Telur yang dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam .sedangkan tekur yang jelek tidak
menetas dan menjadi busuk .

Pindahkan larva ke dalam aquarium .hal ini agar larva atau mudah dalam pemantauan .larva
yang telah menetas biasanya akan berkumpul pada dasar kolam dan berwarna kehijauaan
jangan lupa kondisi air juga di perhatikan . lakukan pergantian air kolam pemeliharaan larva
selama dua hari sekali

Hal ini bertujuan untuk membuat kotoran serta dari cangkang telur yang tidak
menetas. Saat pergantian air. Harus di lakukan secara hati-hati. Karena kondisi telur yang
sangat kecil dan masih lembut akan ikut terbuang jika di lakukan sembarangan

Tidak hanya ikut, pastikan kita juga rajin untuk membuang kotoran yang ada di
kolam. Jika kotorannya menghendap di dalam kolam tidak bersih dapat menimbulkan
penyakit yang membahayakan pada larva yang sudah menetas jangan langsung di beri pakan.
Karena larva tersebut masih memeiliki cadangan makanan. Setelah larva berumur 5 hari. Beri
pakan yang mengandung perotein tinggi dan seruai dengan mulut larva. Pakanan yang bisa di
berikan bisa berupa emulisi kuning telur.

Pemberian pakan juga jangan terlalu banyak, sesuaikan dengan kebutuhan larva saja.
pakan yang di beri terlalu banyak dapat mengendap di dasar kolam sehingga melibatkan
kolam terlalu kotor. Berikan pakan secara berkala lima kali dalam sehari.

2.6 makan dan kebiasaan makan ikan lele

Ikan lele termasuk dalam golongan pemakan segalanya (omnivora),tetapi cenderung


pemakan daging(larnivora).Selain bersifat karnivorus,ikan lele juga makan sisa-sisa benda
yang membusuk.Ikan lele dapat menyesuaikan diri untuk memakan pakan buatan(suyanto
dalam,2008).

Makanan alami ikan lele yaitu binatang-bintang renik,seperti kutu-kutu


air(Daphnia,Cladosera,Copepoda),cacing-cacing,larva(jentik-jentik serangga),siput-siput
kecil dan bangkai binatang(bacthiar,2006).

Lele merupakan ikan yang sangat resfon sif terhadap pakan.Artinya hampir semua pakan
yang di berikan sebagai ransum atau pakan sehari-hari akan di santap dengan lahap.Itulah sebab nya
ikan ini cepat besar(bongsor)dalam masa yang singkat,pemberian pakan yang mengandung nutrisi
tinggi untuk mengenjot laju pertumbuhannya.Harapan nya dalam waktu yang relatif singkat lele
dumbo sudah bisa dipanen dan dipasarkan sebagai ikan konsumsi(Khairuman,2002).

Menurut Mahyuddin(2008),lele mempunyai kebiasaan makan didasar perairan atau


kolam.Berdasarkan jenis pakan nya lele digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora(pemakan
daging).Pada habitat asli nya,lele memakan cacing,siput air,belatung,laron,jentik-jentik,serangga
air,kutu air.Karenan bersifat karnivora pakan yang baik untuk ikan lele adalah pakan tambahan yang
mengandung protein hewani.Jika pakan yang di berikan banyak mengandung protein
nabati,pertumbuhan akan lambat.Lele besifat kanibalisme,yaitu suka memakan jenis sendiri.

2.4 Persyaratan kualitas air

Parameter kualitas air yang di amati pada trudi ini adalah suhu, oksigen terlarut, pH
dan ammonia.Parameter sersebut merupakan parameter yang di sebutkan dalam VNI01-
6484.5:2002 mengenai ikan lele dumbu (clarias gariepinus) klas pembesaran di kolam.
Kualitas air suatu perairan perlu di bandingkan dengan setandar kelayakan yang ada, karena
itu setiap kegiatan yang di lakukan di lingkungan perairan memiliki nilai persyaratan yang
berbeda, sesuai dengan peruntukannya (koniyo,2020).

Kandungan oksigen terlarut dalam air berpengaruh terhadap respirasi dan


metabolisme serta sintasan biota perairan khususnya ikan (suarsito et al.,2020) nilai rata-rata
oksigen terlarut di seluruh lokasi studi baik pada sumber air maupun kolam relatif tidak
berbeda.Kandungan oksigen yang cenderung tidak berfuluktasi karena sirkulasi air yang baik
dan belum adanya pemeliharaan ikan pada kolam di seluruh stasiun sirkulasi air yang baik
dapat menjaga kestabilan nilai kandungan oksigen terlarut (aisya et al ., 2017). Nilai rata-rata
oksigen terlarut lebih tinggi di bandingkan dengan ESNI01-6484.5:2002. Kelebihan oksigen
akan di butuhkan sejalan dengan pertumbuhan ikan, selain itu kelebihan oksigen dapat di
manfaatkan oleh mikroba dalam proses dekomposisi bahan organik ( maniani et al.,2006).
Nilai rata-rata kandungan ammnonia di seluruh stasiun menunjukkan nilai kurang dari 0,01
mg / l dan nilai tersebut sesuai dengan SNI 01-6484.5:2002. Kandungan ammnonia dan
oksigen terlarut di perairan memiliki hubungan berbanding terbalik, apabila ammnonia
meningkat maka kadar oksigen terlrut menjadi rendah, keberadaan ammonia dalam air juga
dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat oksigen oleh butir-butir darah, hal ini akan
menyebabkan nafsu makan ikan menurun dan menghambat pertumbuhan ikan ( tokah et al .,
2017). Peningkatan pH meningkat ( pehuong et al.,2014). Amonia beracun bagi ikan karena
bila di perairan teralu jenuh dengan ammonia, ikan tidak dapat melepaskan amonia dari
berupa urine arau fases dari tubuh hingga ikan teracuni ammonia dari dalam ( pratiwi et al.,
2020). Sumber ammonia di dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan organik
termasuk di antaranya hasil ekskresi biodata ( fases ) dan sisa pakan yang tidak termakan
( efendi, 2003). Akumulasi ammonia pada media budidaya merupakan salah satu penyebab
penurunan kualitas perairan yang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya ikan
( ayuniar & hidayat, 2018).

2.5 Hama dan Penyakit

Predator merupakan salah satu hama yang dapat sangata mengganggu dalam
peternakan ikan lele. Usahakan untuk beternak lele dengan ukuran kolam yang lebih dalam,
jika perlu beri pembatas pada bagian tepi kolam dan memasangi paranet untuk menghindari
gangguan dari pemangsa predator seperti kucing,ular,musang dan lain lain.

Hama lainnya mengganggu pemeliharaan ikan lele dengan menggunakan media tanah
ialah ikan belut yang membuat dinding pematang sawah bocor sehingga lele dapat kabur.
Mujau dan gabus adalah pesiang untuk ikan lele karena mereka menyukai perkembang
biakan pada saluran masukatau keluar air.

Selain itu, benih lele dapat menjadi santapat katak sewaktu waktu sehingga herus
menempatkan pemijahan pada daerah yang intensif untuk dilakukan pemantauan.

Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan
resiko serangan hama dan penyakit akan membawa mala petaka. Serangan hama dan
penyakit ikan lele bisa di hindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun
meskipun begitu tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa di lakukan 100%.
Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan lele. Sumber
hama dan penyakit ikan lele dari faktok internal antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat
benih yang membawa bibit penyakit sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari
faktor ekstrnal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain
sebagainnya.
BAB III

METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan waktu

Adapun tempat dan waktu pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:

Hari : Kamis

Tanggal : 18 november 2021

Praktek dilaksankan di SMK N 1 PERHENTIA RAJA yang beralamatkan di jl. Garuda, kec.
Perhentian raja, kab.Kampar, prov. Riau.

3.2.Alat dan bahan

Alat Fungsi
Aquarium Wadah benih ikan lele
Saringan Wadah sampel benih ikan lele
Mangkok kecil Wadah sampel ikan lele
Timbangan Untuk mengetahui bobot pada benih ikan lele
Selang kecil Untuk menyipon kotoran di aquarium
Batu aerasi Untuk menyerap oksigen dalam air

Bahan Fungsi
Air tawar Sebagai media hidup ikan lele
Ikan lele Sebagai ikan yang digunakan
pk Sebagai campuran air
Pelet f99 Sebagai makanan ikan
BAB IV

HASIL PERHITUNGAN PANJANG DAN BERAT

IKAN PANJANG PANJANG PANJANG PANJANG


AQUARIUM 1 IKAN IKAN IKAN IKAN
MINGGU KE 1 MINGGU KE 2 MINGGU KE 3 MINGGU KE 4
1 5,5 5
2 6 5
3 5,5 5
4 6 4,5
5 6 6
Rata-rata berat 20/12=1,6 25/12=2,08
ikan awal
Jumlah panjang 29/5=5,8 25/5=5
ikan

FR Aquarium 1 ( minggu ke 1):

5% x 20

= 5/100 x 20= 0,19 gr

Pakan dalam sehari 0,5/2= 0,1 pagi 0,1 dan sore 1

FR Aquarium 2

5 % x 20

= 5/100 X 20

= 1 gr

Pakan dalam sehari 1/2 = 0,5gr pagi dan sore 0,5 gr


IKAN PANJANG PANJANG PANJANG PANJANG
AQUARIUM 2 IKAN IKAN IKAN IKAN
MINGGU KE 1 MINGGU KE 2 MINGGU KE 3 MINGGU KE 4
1 5 5
2 4 4
3 4 5
4 4 4
5 4 4
RATA-RATA 14:12= 1,6 1,6 X 16 = 30
BERAT IKAN
AWAL
JUMLAH 21:5=4,2 2,2: 5 = 4,4
PANJANG
IKAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai