Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PFA 1413
PENGELOLAAN PEMBENIHAN IKAN
Teknik Pemijahan Ikan Lele

Dosen Pengampu :
Rio Yusufi Subhan, S.Pi ,M.Si.

Di Susun Oleh :
DIMAS REVA ADIYOGA 18742024

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

            Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW dan para sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir zaman.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada
bapak Rio Yusufi Subhan, S.Pi ,M.Si yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Teknik Pemijahan Ikan Lele” karena telah menyelesaikan makalah
yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa. Dalam makalah
ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, “Bahwa tidak ada
gading yang tak retak dan bukanlah gading kalau tidak retak” oleh kaarena itu
dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan member manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal
‘Alamiin.

Bandar lampung, 11 Mei 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Klasifikasi Ikan Lele Dumbo....................................................................................3
2.2 Morfologi Ikan Lele Dumbo....................................................................................3
2.3 Habitat Dan Kebiasaan Hidup..................................................................................3
2.4 Kebiasaan Makan Ikan Lele Dumbo........................................................................4
2.5 Pemijahan Alami Ikan Lele Dumbo.........................................................................5
2.6 Pemijahan Buatan Ikan Lele Dumbo........................................................................7
2.7 Keberhasilan pemijahan dengan menggunakan teknologi laserpunktur.................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.1 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
JURNAL.........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditi ekonomis


yang sedang dikembangkan, memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan
lele lokal sehingga saat ini banyak petani yang ingin memeliharanya.  Lele dumbo
merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki daging yang lezat, mudah dicerna
dan bergizi, selain itu dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis
yang cukup tinggi  Dengan keunggulan-keunggulan tersebut lele dumbo telah
menjadi komoditi yang populer dan dapat mendatangkan keuntungan sangat besar
(Susanto, 2002).

Menurut Susanto (1996), Untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan,


salah satu faktor yang menentukan adalah tersedianya benih yang memenuhi
syarat baik kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Benih yang tersedia dalam
jumlah banyak tetapi kualitasnya rendah hanya akan memberatkan petani
pembesaran karena hasilnya tidak seimbang dengan kuantitas pakan yang
diberikan. Sementara benih yang berkualitas bagus tetapi jumlahnya terbatas juga
tidak akan meningkatkan produksi usaha pembesaran, karena akan timbul
kekurangan benih yang cukup serius.

Pada budidaya lele dumbo untuk menghasilkan benih dapat dilakukan


pemijahan secara buatan dan alami sesuai dengan pendapat Susanto (2002), yang
mengemukakan bahwa Kegiatan budidaya lele dumbo memang agak rumit,
pemijahannya bisa dilakukan secara alami dan  secara buatan. Hasil pemijahan
alami lele dumbo biasanya kurang memuaskan. Musim pemijahan biasanya terjadi
pada saat musim hujan. Jumlah benih yang dihasilkan juga sangat sedikit karena
produksi telur yang keluar tidak banyak.

Bertolak dari hal demikian. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyusun
sebuah makalah mengenai teknik pemijahan buatan dan pemijahan alami pada

1
ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) serta bagaimana cara penanganan larva
setelah pemijahan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu, untuk mengetahui


teknik pemijahan buatan dan pemijahan alami pada ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus) dan menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Ikan Lele Dumbo

Klasifikasi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) menurut Khairuman dan


Amri (2008) adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Ostariophysi

Subordo : Silaroidae

Famili : Clariidae                                       

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus

3
Nama Asing : African catfish

Nama Lokal : lele dumbo, dumbo

2.2 Morfologi Ikan Lele Dumbo

Ikan lele dumbo mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan
lainnya, seperti ik sirip punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip
dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung runcing, dan dilengkapi
dengan sepasang duri yang biasa disebut patil, (Najiyati, 2003).

Gambar Ciri morfologi ikan lele dumbo (Santoso,1994)

2.3 Habitat Dan Kebiasaan Hidup

Habitat atau tempat hidup lele dumbo adalah air tawar. Air yang paling
baik untuk pertumbuhan lele dumbo adalah air sungai, air sumur, air tanah dan
mata air. Namun lele dumbo jaga dapat hidup dalam kondisi air yang rendah O2
seperti dalam lumpur atau air yang memiliki kadar oksigen yang rendah
(Nugroho, 2007).

Lele dumbo memiliki insang tambahan yang sering disebut dengan


arborescent  atau labirin. Insang tambahan ini memungkinkannya dapat hidup di
dalam lumpur atau di air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Oleh karena itu

4
ikan ini tidak memerlukan kualitas air yang baik, walaupun begitu, para ahli
perikanan tetap memberi syarat dari kualitas air yang harus dipenuhi jika ingin
sukses membudidayakan lele dumbo, syarat-syarat tersebut yaitu (Khairuman dan
Amri, 2008)  :

 Suhu yang cocok untuk memelihara lele dumbo adalah 20-30°C.


 Suhu optimum untuk lele dumbo adalah 27°C.
 Tingkat keasaman tanah (pH) yang ditoleransi lele dumbo adalah 6,5-8.

Salah satu sifat dari lele dumbo adalah suka meloncat ke darat, terutama
pada saat malam hari. Hal tersebut karena lele dumbo termasuk ikan nokturnal,
yaitu hewan yang lebih aktif beraktivitas dan mencari makan pada malam hari.
Sifat tersebut juga yang menyebabkan lele dumbo lebih menyenangi tempat yang
terlindung dari cahaya (Khairuman, 2010).

2.4 Kebiasaan Makan Ikan Lele Dumbo

Pakan alami ikan lele berupa jasad hewani yaitu crustacea kecil, larva
serangga (kutu air, jentik nyamuk), cacing dan molusca (Susanto, 1988). Semua
itu menunjukan bahwa ikan lele bersifat omnivora cenderung karnivora (Pillay,
1990). Sebagai karnivora, ikan lele mampu memakan zooplankton sampai ikan
kecil (Vivien et al., 1986 dalam Hamsyah, 2004 ).

5
2.5 Pemijahan Alami Ikan Lele Dumbo

Menurut Sunarma (2004), pemijahan alami dilakukan dengan cara


memilih induk  jantan  dan induk betina yang  benar-benar  matang gonad
kemudian dipijahkan secara alami dalam  bak/wadah pemijahan dengan
pemberian kakaban. Berikut ini merupakan prosedur kerja dalam pemijahan ikan
lele secara alami :

a) Wadah Pemijahan

Pemijahan ikan lele dumbo, dapat menggunakan kolam atau bak yang di
telah di treatmen lebih dulu. Dalam wadah disiapkan kakaban, bisa terbuat dari
ijuk bingkai dengan bambu atau menggunakan tali plastik. Wadah pemijahan
kemudiàn di masukan air bersih yang telah di treatmen.

b) Seleksi Induk

Sebelum di seleksi, indukan ikan lele dirawat secara terpisah antara jantan
dan betina. Dalam perawatan, indukan jantan dan betina di berikan pakan yang
baik. Setelah di rawat, indukan kemudian di seleksi.

Seleksi atau pemilihan induk ikan  yang baik merupakan persyaratan yang
krosial dalam kegiatan pembenihan ikan, hal ini dikarenakan dari hasil seleksi
yang kurang baik maka benih yang akan dihasilkan juga tidak akan baik. Induk
ikan lele yang bersifat unggul akan mempengaruhi kualitas benih yang
dihasilkan. 

Adapun ciri-ciri induk ikan lele yang baik adalah sebagai berikut :

 - Organ tubuh lengkap dan normal


 - Umur induk betina  mencapai 1,5 tahun

6
 - Umur induk jantan mencapai 1 tahun 
 - Bobot induk minimal 1 kg
 - Betina tubuh gemuk tidak berlemak 
 - Jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak 
 - Alat kelamin normal dan kemerah-merahan
 - Selama perawatan FCR rendah

Untuk mengetahui induk yang siap untuk dipijahkan,berikut ini ciri-ciri induk
ikan lele yang baik :

Induk Betina

 - Perut membesar dan lembek


 - Gerakan agak lambat dan jinak
 - Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar
 - Warna tubuh secara umum menjadi coklat kemerahan
 - Warna sirip cenderung kemerahan
 - Bila perut diurut kearah alat kelamin akan keluar cairan telur

Induk Jantan :

 - Tubuh gemuk ramping


 - Gerakan lincah dan lebih gesit
 - Alat kelamin runcing dan mencapai sirip anus
 - Warna sirip cenderung kemerahan

c) Pemijahan alami (Natural Spawning):

7
1. Dilakukan dengan memasukkan induk ikan lele bersama-sama antara
jantan dan betina siap pijah pada bak pemijahan, Sebelumnya, bak
dikeringkan selama 2-4 hari. Selanjutnya bak diisi dengan air setinggi 25-
30cm dan membiarkan air mengalir selama pemijahan. Bersamaan dengan
itu pasang atau masukan kakaban secukupnya untuk meletakkan telur.

2. Bila sudah siap, induk lele betina dan jantan yang sudah matang gonad
dimasukkan ke dalam air pada siang atau sore hari.

3. Langkah selanjutnya adalah mengamati pasangan lele tersebut sampai


berpijah di keesokan harinya.

4. Lele merupakan ikan yang bersifat kanibal, sehingga untuk menghindari


induk lele memakan telurnya sendiri, maka kedua induk harus segera
dipindahkan setelah memijah ke tempat lain dan telur dibiarkan menetas di
tempat tersebut.

2.6 Pemijahan Buatan Ikan Lele Dumbo

Selain dapat dipijahkan secara alami, lele dumbo juga dapat dipijahkan
secara buatan melalui proses perangsangan dengan kawin suntik. Teknik ini
dilakukan dengan cara merangsang induk lele dumbo agar mau memijah melalui
penyuntikan zat perangsang berupa kelenjar hyphofisa atau HCG (human
chlorionic gonadotropin). Kelenjar hyphofisa ini dapat diperoleh dari ikan donor
seperti lele dumbo atau ikan mas yang telah matang kelamin dan minimum telah
berumur 12 bulan. Sementara itu, HCG dapat dibeli di pasaran dengan merek jual
ovaprim. Jumlah dosis penyuntikan ovaprim adalah 0,5 ml/kg berat induk yang
akan dipijahkan (Khairuman dan Amri, 2008).

Induce breeding (kawin suntik) adalah salah satu usaha untuk


memproduksi benih ikan secara optimal yang tidak tergantung pada musim. Di
samping itu, metode itu dapat digunakan untuk memproduksi benih dari induk
yang tidak mau memijah secara alami, tetapi memiliki nilai jual yang tinggi,
(Susanto, 2002).

8
Teknik kawin suntik sangatlah perlu karena memungkinkan pemijahan
ikan peliharaan yang sulit dikawinkan secara alami. Hasil pemijahan alami lele
dumbo biasanya kurang memuaskan. Selain terjadi dalam beberapa tahapan, salah
satunya adalah ketika musim hujan. Jumlah benih yang dihasilkan juga sangat
sedikit, hal ini disebabkan karena jumlah telur yang keluar tidak banyak agar
jumlah telur yang dikeluarkan sangat banyak, maka dilakukan pemijahan buatan,
atau dengan kawin suntik (Susanto, 2002).

a. Pengambilan Kelenjar Hypofisa

Pengambilan kelenjar hypofisa dengancaramemotongkepalaikan donor


menggunakan pisau yang tajam di depan sirip punggung dalam kedudukan
horizontal, kemudian kepala ikan yang sudah terpotong dihadapkan keatas lalu
dipotong secara vertikal dari atas lubang hidung kebawah. Kelenjar hypofisa yang
terletak dibawah otak besaar berwarna putih

Kelenjar hypofisa diangkat dengan menggunakan pinset kemudian


dimasukkan kedalam penggerus dan di tambahaquabidestsebanyak1-2cc. Dalam
melarutkan kelenjarhypofisa tersebutharusbenar-benarhomogen (hancur) lalu di
diamkan selama5-10 menit, setelah itu larutan diambil denganmenggunakanspuit.
Dengan demikian telah didapat suspensi kelenjar hypofisa yang siao diinjeksikan
pada ikan induk yang hendak d ipijahkan(recipient)

b. Penyuntikan

Penyuntikan kelenjar hypofisa terhadap ikan recipient dilakukan dengan


menggunakan spuit berkapasitas 3 cc dan jarum penyuntik No. 18 – No. 2 sesuai
denganukuranikan. Dilakukan dengan memasukkan jarum suntik disisipkan
sampai ke dalamototpunggungdidepansirip dorsal yang sering disebut
penyuntikan dengan cara intra muskular, dikarenakan untuk menghindari resiko
kegagalan dan kematian pada induk-induk yang akandipijahkan. Agar ikan tidak

9
bergerak ketika disuntik hendaknya ikan dibungkus dengan handuk basah.
Penyuntikan dilakukandengandosis1–2dosis.

Satu dosis sama dengan banyaknya kelenjar hormon hypofisadari donor


yang sama beratnya dengan ikan recipient. Penyuntikan dilakukan pada
jam16.00WIB, dengan dosisi 1cc untuk ikan jantan dan 2cc untuk ikan betina
(recipient)dengan donor ikan mas(ciprinuscarpio) Induk-induk ikan yang akan
disuntik dengan menggunakan kelanjar hypofisa dari donor ikan lele dumbo
sebanyak 1–2dosis. Penyuntikan pada ikan lele jantan sebanyak 1cc dengan
ketentuan 0,5 cc disuntik pada bagian punggung sebelah kanan dan 0,5cc disuntik
pada punggung sebelah kiri, dan untuk ikan lele dumbo betina 2 cc dengan
ketententuan 1 cc disuntik pada bagian punggung sebelah kanan dan 1 cc disuntik
pada punggung sebelah kiri. Hal ini mempermudah kematangan telur dan
pengeluaran sperma diantara dua kantong telur dan sperma sebelah kiri dan kanan.
Induk-induk yang telah selesai disuntik kemudian dimasukkan ke dalam bak
pemijahan. Dalam waktu 10–12 jam induk-induk ikanlele dumbo akan memijah.

c. Ovaprim

Ovaprim adalah campuran analog salmon Gonadotropihin Releasing


Hormon (sGnRH-a) dan anti dopamine. Ovaprim adalah hormon yang berfungsi
untuk merangsang dan memacu hormon gonadothropin pada tubuh ikan sehingga
dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan, yaitu pada proses pematangan
gonad dan dapat memberikan daya rangsang yang lebih tinggi, menghasilkan telur
dengan kualitas yang baik serta menghasilkan waktu laten yang relatif singkat
juga dapat menekan angka mortalitas (Sukendi, 1995). Hormon ini juga dapat
bekerja pada organ target yang lebih tinggi pada ikan (Harker, 1992).

Secara alami perkembangbiakan banyak bergantung kepada kesiapan


induk yang matang gonad dan biasanya terjadi pada musim-musim tertentu saja.
Banyak jenis hormon yang dapat digunakan untuk merangsang perkembangan

10
gonad, namun setiap jenis hormon mempunyai dosis yang berbeda bergantung
kepada tingkat kematangan. Oleh karena itu kajian yang mengarah pada aspek
reproduksi seperti halnya manipulasi hormonal merupakan salah satu alternatif
dalam menunjang teknologi pembenihan ikan lele.

d. Langkah pemijahan semi alami (Induced Spawning):

1. Persiapan induk yang akan dipijahkan: Bobot indukan yang


baik setidaknya mencapai 1-1,5 kg. Setelah calon-calon
indukan cukup umur dan ukuran, pilih indukanindukan
yang terlihat bugar, bebas penyakit dan bentuk tubuh yang
bagus untuk proses pemijahan.

2. Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam


kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina agar
tidak terjadi pembuahan diluar rencana.

3. Kolam khusus berfungsi untuk memelihara induk sampai


matang gonad dan induk siap untuk dipijahkan.

4. Berikan pakan dengan mutu baik dengan kandungan


protein 35% untuk mempercepat kematangan gonad.
Jumlah pakan yang harus diberikan pada induk setidaknya
35% dari bobot tubuhnya setiap hari dan diberikan dengan
frekuensi 2-3 kali sehari.

5. Kepadatan kolam untuk pemeliharan indukan ini tidak


boleh lebih dari 6 ekor per m2 dan harus dipisahkan agar
tidak terjadi pemijahan sebelum diberikan perlakuan.

6. Dari kolam ini indukan lele yang memenuhi kriteria matang


gonad, diambil untuk dipijahkan.

11
e. Perbandingan pemijahan alami dengan pemijahan buatan pada ikan lele
dumbo

Hormon ovaprim dosis 0,3 ml/kg berabadan ikan menunjukkan hasil yang
baik dalam merangsang hormon gonadotropin dalam mempercepat proses
penetasan, tapi ketika menggunakan hipofisa ternyata sudah kurang baik untuk
menghislan daya tetas telur ini bisa dikarenakan sehingga dapat
memperlambapergerakan dari spermatozoa dalam membuahtelur. Sedangkan
pemijahan tanpa substaindukan ikan lele tidak dapat memijahPemijahan alami
dengan mengunakan substraeceng gondok menghasilkandaya tetas lebih rendah
dibandingkan dengan substrat ijuk indikarekan pada substrat eceng gondok yang
berada dipermukaan air pada kolam pemijahan membuat telur berada diatas
sehingga mengurangi daya tetas, namun pada pemijahan menggunakan substrat
ijuk menghasilkan daya tetas yang lebih.

2.7 Keberhasilan pemijahan dengan menggunakan teknologi laserpunktur

1. Adaptasi induk di kolam pemeliharaan, minimal 10 hari agar induk


lele tidak stress dan nafsu makannya membaik

2. Induk lele harus diberi pakan berkualitas baik sesuai dengan SOP
kelompok pembenih lele Mulyorejo agar kualitas telur dan sperma
bagus sehingga telur terfertilisasi dapat menetas sampai menjadi
benih

3. Pada saat lele dilakukan induksi laser punktur, induk diambil


menggunakan waring, selanjutnya diambil menggunakan seser dan
ditampung dalam box plastik berisi air kolam dan segera dibawa
dekat tempat induksi laser dengan kepala ditutup dengan handuk

12
atau kaos basah agar mengurangi stress dan segera dikembali kan
ke tempat asalnya tanpa mengganti airnya.

4. 4. Waktu induksi laserpunktur dilakukan secara periodik dan


durasinya setiap 10 hari sekali. Dihimbau tidak menunda waktu
induksi agar telur yang seharusnya sudah matang dan siap
dipijahkan bila tidak segera dipijahkan telur yang telah matang
diresorbsi kembali sehingga kondisi gonadnya tidak matang
kembali dan warna alat kelaminnya menjadi putih kembali

5. Pelopor penerapan teknologi laserpunktur di kelompok Mulyorejo


adalah Bpk Kabul sebagai ketua kelompok. Beliau sudah
mengaplikannya sampai sekarang untuk mempercepat pemijahan
dan telur setelah dibuahi menetas dan menyebar rata di kolam
pemijahan dengan keberhasilan telur yang menetas sekitar 90%.
Setelah mengetahui ada anggota yang berhasil memijahkan dengan
teknologi laserpunktur dan hasilnya baik baru ada anggota lain
yang mencobanya. Mereka tidak mau mencoba-coba dulu takut
gagal yang berakibat merugi. Mereka beranggapan bahwa dengan
kawin alami dan dengan pemberian induk berkualitas bagus serta
pakan yang bagus sudah menguntung.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah menyusun makalah ini, maka dapat saya simpulkan.

1. Pemijahan alami pada lele dumbo adalah pemijahan yang tidak belibatkan
manusia dalam pemijahan. Manusia atau pembudidaya hanya menyiapkan
wadah pemijahan, seleksi indukan yang unggul, dan menetaskan telur.
2. Pemijahan buatan pada ikan lele dumbo adalah pemijahan yang
melibatkan peran serta manusia dalam pemijahan dimana ada penggunaan
hormon untuk memacu atau merangsang ikan untuk matang gonad.
3. Sementara penanganan larva hasil pemijahan baik pemijahan alami
ataupun buatan yaitu dengan menindahkan larva ke bak pendederan atau
pemeliharaan larva kemudian di manajemen kualitas airnya serta
pemberian pakan.

3.1 Saran

Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini
yang dapat saya ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak -
pihak tertentu saya meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannya
sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima
kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arie U, Bastiawan D, Susanto H, Sutarmanto R. 2006. Budidaya Patin untuk


Konsumsi dan ikan hias. Penebar Swadaya. Jakarta

Bambang Iswanto. MENELUSURI IDENTITAS IKAN LELE DUMBO. Balai


Penelitian Pemuliaan Ikan Jl. Raya 2 Sukamandi, Subang, Jawa Barat
41263. E-mail: bambang.is031@kkp.go.id 

Erwin A. Aziz1 dan Ockstan Kalesaran. 2017. Pengaruh ovaprim, aromatase


inhibitor, dan hipofisa terhadap kualitas telur ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). Budidaya Perairan. Vol. 5 No.1: 12 - 20.

Hamsyah, I. 2004. Perbedaan karakteristik antara ikan lele dumbo dan lele Afrika
(Clarias gariepinus Burchell). Skripsi. Program Studi Teknologi dan
Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor, 54 hlm

Khairuman, SP. 2010. Budidaya Ikan Lele Dumbo di Kolam Terpal. Agromedia.
Jakarta

15
Khairuman dan Amri, Khairul, 2002. Budidaya Lele Dumbo secara Intensif.
Agromedia Pustaka. Jakarta.

Najiyati, S. 2003. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya.


Jakarta. 35 – 48 hal.

Pillay, T.V.R. 1990. Aquaculture principles and practices. Fishing News Books,
London.

Pramono M. Djoko, Endang Siti Rahayu, dan Minar Ferichan. ANALISIS


FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepenus) DI
KABUPATEN WONOGIRI. Belum diterbitkan

JURNAL
1. EFEKTIFITAS OVAPRIM TERHADAP LAMA WAKTU
PEMIJAHAN, DAYA TETAS TELUR DAN SINTASAN
LARVA IKAN LELE DUMBO, CLARIAS GARIEPINUS

2. PERCEPATAN PEMIJAHAN LELE DENGAN INDUKSI


LASERPUNKTUR UNTUK MEMPRODUKSI BENIH SKALA
MASSAL

3. PEMIJAHAN IKAN LELE DENGAN TEKNIK PEMIJAHAN


ALAM (NATURAL SPAWNING) DAN PEMIJAHAN SEMI
ALAMI (INDUCED SPAWNING)

4. EFESIENSIKELENJARHYPOFISAIKANMAS(CYPRINUSCAR
PIO)DANIKAN

16
LELEDUMBO(CLARIASGARIEPENUS)TERHADAPPEMIJAHA
NIKANLELE
5. DUMBO(CLARIASGARIEPINUS)

6. PERBANDINGAN PEMIJAHAN IKAN LELE DUMBO


(CLARIAS GARIEPINUS) SECARA ALAMI DAN BUATAN
TERHADAP JUMLAH TELUR YANG DIHASILKAN

17

Anda mungkin juga menyukai