OLEH
1913010053
BDPB
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karunianya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktek Manajemen pemberian pakan ini sebagai pertanggung jawaban
dari praktek pemberian pakan terhadap induk ikan nila Laporan yang berjudul “LAPORAN PRAKTEK
MANJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP IKAN NILA”. Dalam ini diajukan sebagai bukti
telah melakukan kegiatan pemberian pakan terhadap induk ikan nila.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................ii
BAB I..........................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................1
B. Tujuan ........................................................................2
C. Manfaat ......................................................................2
BAB II.........................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................3
BAB III........................................................................................7
METODE....................................................................................7
A. Waktu ......................................................................7
B. Tempat........................................................................7
BAB IV.......................................................................................8
PEMBAHASAN.........................................................................8
ii
B. Cara pemberian pakan terhadap ikan nila ..................8
BAB V.........................................................................................9
PENUTUP...................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................9
B. Saran...........................................................................9
LAMPIRAN................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan Nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan budidaya air tawar di
Indonesia. Ikan ini sebenarnya bukan Ikan asli perairan Indonesia, melainkan ikan yang
berasal dari Afrika. Menurut sejarahnya, ikan Nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke
Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor pada tahun 1969. Setelah melalui masa
penelitian dan adaptasi, ikan ini kemudian disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia.
Pemberian nama “Nila” berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972, jadi
“Nila” adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur
Jenderal Perikanan. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini, yakni ”nilotica” yang
kemudian diubah menjadi Nila. Pada pakar perikanan memutuskan bahwa nama ilmiah yang
tepat untuk ikan nila adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. dan dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai “Nile Tilapia” (Wikipedia, 2007).
Budidaya ikan nila disukai karena ikan nila mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan
perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Selain
dipelihara dikolam biasa seperti yang umum dilakukan, ikan nila juga dapat dibudidayakan di
media lain seperti kolam air deras, jaring apung, dan sawah. Salah satu daerah yang potensial
umtuk budidaya ikan nila di Indonesia adalah Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di
Kabupaten Soppeng. Hal ini mengingat ikan nila selain untuk konsumsi local juga
merupakan komoditas ekspor terutama ke Amerika Serikat dalam bentuk fillet (daging tanpa
tulang dan kulit) sehingga menjadi komoditi unggulan daerah.
Meskipun ikan nila merupakan komoditas yang mudah dibudidayakan ada beberapa
faktor alami yang dapat menghambat keberhasilan usaha untuk mendapatkan hasil produksi
ikan nila yang setinggi-tingginya yakni dengan penyediaan makanan alami secara
berkesinambungan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan budidaya
adalah pakan. Pakan merupakan biaya terbesar dalam pemeliharaan ikan, biasanya berkisar
60-75% dari total biaya produksi. Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting
penentu keberhasilan budidaya ikan, salah satu cara untuk menekan biaya pakan adalah
dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis, jumlah, jadwal, dan
cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan ikan. Manajemen pakan
ikan merupakan salah satu faktor menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan. Pakan
merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
1
Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat dari beberapa bahan baku, pakan
buatan yang baik adalah pakan yang mengandung gizi yang penting untuk ikan, serta
memiliki rasa yang disukai oleh ikan dan mudah dicerna oleh ikan (Akbar, 2001).
B. Tujuan
Untuk menegtahui cara pemberian pakan yang baik terhardap ikan nila (Oreohromis.
niloticus) di kolam budidaya
C. Manfaat
Untuk memperluas wawasan dan kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya
dimasyarakat kelak khususnya pada bidang manajemen pemberian pakan pada kolam
pembesaran ikan nila.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi cukup tinggi.
Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya, dan saat ini tersebar di lima benua
yang beriklim tropis maupun subtropis. Di wilayah beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup
dengan baik (Dinas KP Daerah Sulteng, 2012).
Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1984), mempunyai bentuk
tubuh bulat pipih, pada badan dan sirip ekor (caudal fin) ditemukan garis lurus. Pada sirip
punggung ikan nila ditemukan garis lurus memanjang. Ikan nila dapat hidup di perairan tawar
dengan menggunakan ekor untuk bergerak. Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal
fin), sirip dada (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal
fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor.
Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil serta sirip anus berbentuk
agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
3
A. Kebiasaan makan ikan nila
Ikan nila tergolong herbivora cenderung karnivora berdasarkan hasil analisis makanan
dalam lambung yang terdiri dari fitoplankton, zooplankton dan serasah. Fitoplankton didominasi
oleh kelompok Cholorophyceace, Myxophyceace, dan Desmid. Zooplankton didominasi oleh
Rotifera, Crustacea dan Protozoa. Jenis makanan dalam lambung ikan nila terdiri dari
Chlorophyceace, Myxophyceace, Desmid, Protozoa. Rotifera, dan Crustacea (Satia, Pelita, dan
Yulfiperius, 2011).
B. Pertumbuhan
Menurut Fujaya (2008), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam bobot,
panjang, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan sifat genetic
ikan. Faktor eksternal meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak serta ketersediaan makanan.
C. Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup adalah peluang hidup suatu individu dalam jangka waktu tertentu.
Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup terdiri dari faktor biotik dan faktor abiotik.
Faktor biotik yaitu persaingan, parasit, umur, predator, dan kepadatan. Faktor abiotik meliputi
kualitas air dan lingkungan (Effendie, 1979).
E. Probiotik
4
Lactobacillus sp, yaitu bakteri penghasil asam laktat, bakteri fotosintetik, dan
Streptomyces sp (Akbar, Mansur, Dewo, dan Ketut, 2013).
F. Kualitas Air
Kualitas air menurut Effendi (2003), adalah sifat air serta kandungan makluk hidup, zat,
energi, atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan parameter fisika, kimia
dan biologi. Parameter fisika yaitu kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya. Parameter kimia
terdiri dari suhu, pH, oksigen terlarut, Kadar logam, dan sebagainya. Sedangkan parameter
biologi meliputi keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya.
G. Suhu
Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari
permukaan laut (altitude), sirkulasi udara, aliran dan kedalaman perairan (Effendi, 2003).
Organisme perairan memiliki kisaran suhu tertentu bagi pertumbuhannya. Suhu air sangat
berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan organisme. Suhu juga mempengaruhi
oksigen terlarut dalam perairan. Suhu yang baik dan optimal untuk pemeliharaan ikan berkisar
antara 25-30 °C (Dadiono, Sri, dan Kartini, 2017).
H. pH
Nilai pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen di dalam perairan. Nilai pH menentukan
sifat asam, netral, atau basa pada suatu perairan. Nilai pH netral adalah 7, jika < 7 maka perairan
bersifat asam, jika > 7 maka perairan bersifat basa (Zulius, 2017). Faktor yang mempengaruhi
pH perairan adalah aktivitas fotosintesis, suhu, serta kandungan anion dan kation. Nilai pH yang
ditoleransi untuk budidaya ikan air tawar berkisar antara 7 hingga 8,5. Nilai tersebut dapat
menghasilkan pertumbuhan ikan yang baik (Dadiono, Sri, dan Kartini, 2017).
Oksigen merupakan salah satu jenis gas terlarut di dalam air. Ketersediaan oksigen bagi
biota air berpengaruh terhadap aktivitasnya, konversi pakan, dan laju pertumbuhan. Rendahnya
oksigen berpengaruh terhadap fungsi biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan
mengakibatkan kematian bagi biota air. Di tambak dan kolam, oksigen berfungsi sebagai
pengoksidasi bahan organik (Kordi dan Andi, 2010). Kadar oksigen terlarut yang dapat
ditoleransi oleh ikan air tawar berkisar antara 6,5 – 12,5 ppm (Dadiono, Sri, dan Kartini, 2017).
J. Ammonia (NH3)
Pada budidaya ikan intensif padat tebar tinggi, penimbunan limbah kotoran dan sisa
pakan menimbulkan tingginya kandungan ammonia. Di perairan, ammonia terdiri dari NH4 +
dan NH3 yang beracun. NH3 dan NH4 + berada dalam reaksi kesetimbangan sebagai berikut :
5
NH3 + H2O NH4 ־OH+ + Tingginya kandungan ammonia menyebabkan tingginya pH di
perairan sehingga daya racun ammonia semakin meningkat (Kordi dan Andi, 2010).
K. Kepadatan Plankton
6
BAB III
METODE
A. Waktu
Waktu : 11:00-selesai
B. Tempat
Di Kolam Pelangi Bakunase, kec. Kota Raja, Kab. Kota Kupang, Prov. NTT
7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian manejemen pemberian pakan
Dalam budidaya ikan, pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan usaha budidaya tersebut disamping kualitas air. Pakan dalam kegiatan budidaya
ikan sangat dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh dan berkembang. Untuk menghasilkan
pertumbuhan yang optimal sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan pengetahuan
tentang cara pengelolaan pemberian pakan yang baik.
Ada dua cara dalam teknik pemberian pakan terhadap induk ikan nila:
Cara yang dipakai dalam manajemen pemberian pakan induk ikan nila dikolam budidaya
bakunase adalah Adlibitum (pemberian pakan terhadap nila sekenyangnya).
Jenis pakan yang iberikan pada induk ikan nila di kolam budidaya bakunase adalah hy-
pro vite, ukuran pakan -2, kandungan pakan hy-pro vite pada induk ikan nila yang ini memiliki
bentuk floating (mengambang) dengan komposisi protein sebanyak 31-33%, 4-6% lemak, dan 3-
5% fiber (serat) dengan jumlah kadar air mencapai 9-10%, frekwensi pemberian pakan hy-pro
vite terhadap induk ikan nila 2x sehari, jumlah pakan yang diberikan pada induk ikan nila tidak
di lihat dari jumlah pakan yang di berikan, tetapi di berikan pada ikan sampai ikan benar-benar
kenyang, waktu pemberian pakan terhadap induk ikan nila dilakukan pada pagi dan sore hari
(pagi jam 08:00, sore jam 18:00).
Ada juga jenis pakan tambahan yang di berikan pada ikan nila yaitu sayur-sayuran
seperti, selada dan sawi. Pakan tambahan ini bertujuan untuk mengurangi pakan hy-pro vite
yang digunakan agar biaya yang dikeluakan untuk membeli pakan hy-pro vite tidak terlalu
besar.
8
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam budidaya ikan, pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan usaha budidaya tersebut disamping kualitas air. Pakan dalam kegiatan budidaya
ikan sangat dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh dan berkembang. Jenis pakan yang di berikan
pada induk ikan nila yaitu hy-pro vite-2 dengan kandungan pakan hy-pro vite ini memiliki
bentuk floating (mengambang) dengan komposisi protein sebanyak 31-33%, 4-6% lemak, dan 3-
5% fiber (serat) dengan jumlah kadar air mencapai 9-10%, frekwensinya 2x dalam sehari, jumlah
pakan yang diberikan tidak dilihat dari jumlah pakan yang diberikan, tetapi diberikan sampai
ikan benar-benar kinyang dan waktu pemberian pakan pada induk ikan nila pagi dan sore (pagi
jam 08:00 dan sore jam 18:00).
B. Saran
Dalam pembudidaya sebaiknya memperhatikan jumlah pakan yang di berikan pada ikan
agar pakan tersebut bisa dihabiskan oleh ikan, karena jika diberi pakan terlalu banyak dan tidak
di habiskan oleh ikan maka sisa-sisa pakan dapat mempengaruhi kualitas air.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwinata, A.N.2002. Distribusi Residu Insektisida Karbofuran Klorfirifos, dan Lindan pada
tanaman Padi, Jurnal Toksikologi Indonesia, Vol 2 No. 2.
Ariaty L. 1991. Morfologi Darah Ikan Mas (Cyprinus carpio), Nila Merah (Orechromis sp) dan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dari Sukabumi.Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan IPB.
APHA. 2005. Standar Method for The Examination of Water and Waste Water. American
Public Health Association, American Water Works Association and Water Polution Control
Federation 19th edition. Washington D.C.
ATSDR. 2000. Toxycology Profile for Chlorpyrifos. U.S Department of Health and Human
Servis. 1600 Clifton Road NE, E-29 Atlanta, Georgia.
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura. 2016. Daftar Baku Mutu Residu Pestisida
Organofosfat Laboratorium Pestisida. Padang.
11
LAMPIRAN
12