Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus Carpio) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling

banyak dibudidayakan petani, baik budidaya pembenihan, pembesaran di kolam

pekerangan ataupun kolam air deras. Produksi ikan mas dapat mencapai diatas rata-rata

ikan konsumsi lainnya.

Selain merupakan jenis ikan yang banyak penggemarnya, ikan mas juga

memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Disamping pemeliharaannya

mudah, pertumbuhannya sangat cepat, ikan mas juga mempunyai kandungan gizi yang

cukup tinggi. Mengingat kelebihan dan keunggulan tersebut sudah layaknya ikan mas

ini mendapatkan penanganan yang serius, tidak asal pelihara saja sehingga dapat lebih

menguntungkan.

Dikalangan petani maupun masyarakat, ikan mas telah dikenal dan disukai

(dikonsumsi) sehingga pemasarannya tidaklah sulit. Selain sebagai ikan budidaya, ikan

mas memiliki keunggulan yaitu dapat dikembang biakkan hanya dengan perbaikan

lingkungan atau manipulasi lingkungan dan kawin suntik (hyfofisasi).

Intensifikasi usaha pembesaran ikan mas dewasa ini mengalami kemajuan yang

sangat pesat baik teknologi pembenihan maupun pembesaran ikan itu sendiri.

Pembenihan selain dapat menghasilkan jumlah benih yang banyak, juga dapat

menghasilkan benih yang berkualitas baik. Hal ini tentunya tidak lepas dari manajemen

1
suatu usaha pembeniahan, dimana manajemen yang baik akan menghasilkan benih yang

baik dan berkualitas pula.

Untuk mengetahui manajemen usaha pembenihan ikan mas, maka UPTD Balai

Benih Ikan (BBI) Abelisawah dipilh sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

(PKL), dimana tempat tersebut merupakan salah satu UPTD Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Konawe yang berfungsi sebagai pelayanan dan pemenuhan

kebutuhan benih bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, dan telah berhasil membenihkan

dan membesarkan berbagai jenis ikan air tawar dengan baik.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang kami laksanakan bertujuan untuk

menambah dan meningkatkan tingkat pengetahuan, keterampilan serta kuantitas siswa

yang diperoleh di lapangan guna membandingkan antara teori dan kenyataan di

lapangan.

Adapun kegunaannya adalah diharapkan dapat menjadi suatu bahan materi

informasi dalam usaha pembudidayaan ikan mas, sehingga produksi ikan mas dapat

lebih ditingkatkan dimasa mendatang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

- Kelas : Pisces (golongan ikan ini mempunyai insang sebagai alat pernafasan)

- Sub kelas : Teleoster (golongan ikan yang bertulang belakang)

- Ordo : Osteri Ophysi (golongan ikan yang mempunyai alat keseimbangan

berupa tulang pada rongga perut bagian atas)

- Famili : Cyprinidae

- Genus : Cyprinus

- Spesies : Cyprinus Carpio (linne), : Cyprinus Carpio L.

(Budi Santoso, 1993).

2.2 Morfologi dan Anatomi

Menurut (Putranto, 1995), bentuk tubuh ikan mas adalah gelondongan pipih

dengan kepala membentang mulai dari tutup moncong sampai tutup insang, dan badan

mulai dari tutup insang sampai anus kemudian sisanya adalah ekor.

Menurut sejarah ikan mas berasal dari daratan Cina dan Rusia. Ikan mas

mempunyai bentuk badan agak memanjang pipih kesamping (copressed). Mulut berada

diujung tengah (terminal) dan lunak(elastis). Memiliki kumis dua pasang. Selanjutnya

jari-jari sirip punggung (dorsal) yang ke dua mengeras seperti gergaji, letak antara

kedua sirip punggung dan perut berseberangan, sirip dada terletak di belakang tutup

insang.

3
Usus ikan ini umumnya tidak terlalu panjang jika dibandingkan dengan hewan

pemakan tumbuhan lainnya. Ikan mas tidak mempunyai lambung juga tidak bergerigi.

(Santoso, 1993).

Ikan mas ini mempunyai mulut yang terletak diujung kepala pada sudut

mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba, sirip punggung mempunyai 4 jari-jari

keras dan 16-18 jari-jari lunak. Sirip perutnya mempunyai 2 jari-jari keras dan 5 jari-jari

lunak.sirip dubur mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, jumlah sisik-sisik

gurat sisi 33-37 keping (Djuhanda, 1981).

2.3 Kebiasaan Hidup Di Alam

Ikan mas ini akan tumbuh baik pada tempat dengan ketinggian 150-1000m dari

permukaan laut. Suhu air yang baik untuk pertumbuhan badannya antara 20-25℃.

sedangkan pH yang cocok dan dikehendaki berada antara 7-8. Sebenarnya ikan ini

tergolong ikan pemakan segala (omnivora) ini dengan mudah dapat dibuktikan dengan

memberikan makanan sisa-sisa dapur atau tanaman air yang lunak. Namun biasanya

benih-benih ikan mas memakan protozoa dan crustacea. Benih yang berukuran 10cm

memakan jasad dasar seperti Chirominidae,mollusca dan lain-lain. Jasad-jasad tersebut

dimakan bersama-sama dengan tanaman air yang membusuk dan bahan-bahan organik

lainnya (Susanto, 1995).

Kualitas air yang baik untuk memelihara ikan mas adalah suhu air 20-30℃, pH

7-8 dan kandungan oksigen terlarut lebih besar dari 5 ppm serta terhindar dari pengaruh

pencemaran. Diperairan alam, ikan mas dapat memijah sepanjang tahun tanpa mengenal

4
musim penghujan. Habitat yang disukai adalah perairan rumput-rumputan untuk

memijah, utamanya untuk penempelan telurnya (Arsyad, 1991).

Ikan mas sering mencari sumber makanan (jasad-jasad renik disekeliling

pematang), oleh sebab itu pematang sering rusak dan longsor karenanya. Ikan mas juga

sering mengaduk-aduk dasar kolam untuk mencari makanan yang bisa dimanfaatkan

seperti larva insecta,cacing-cacing dan lain sebagainya. Aktivitas kelompok ini

membantu kawanan benih yang mencari makan, karena binatang-binatang dasar kolam

yang teraduk keatas dapat menjadi makanan lezat bagi benih. Dengan kebisaan seperti

ini akan mempermudah bagi kita untuk mengetahui apa kemauan ikan (Santoso, 1993).

Ikan dari famili Cyprinidae inimudah dipelihara diberbagai jenis perairan, baik

di kolam, rawa, sawah ataupun waduk. Namun paling ideal ikan dipelihara pada

ketinggian 200-700m dari permukaan laut. Ikan mas juga tergolong ikan benthis,yaitu

pemakan benthos atau binatang dasar perairan. Namun untuk pemeliharaannya yang

intensif diperlukan makanan tambahan berupa pellet. Ikan mas berkembang biak dengan

cara menempelkan telurnya pada rumput atau kakaban (Suseno, 1990).

5
BAB III
METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

Kecamatan Anggalomoare Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara, untuk proses

pembenihan ikan mas(Cyprinus Carpio) mulai tanggal 03 Oktober s/d 16 Desember

2023.

3.2 Metode Praktek

Praktek Lapang ini dilaksanakan dengan cara melakukan kunjungan langsung ke

lapangan di UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah Kecamatan Anggalomoare

Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Data diperoleh dengan metode wawancara

langsung dan tanya jawab dengan staf UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah serta

terjun langsung mengikuti kegiatan praktek di lapangan.

6
3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan di UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

adalah sebagai berikut:

No Alat dan Bahan Kegunaan

1. Lahan (kolam) Sebagai wadah budidaya


2. Bak Untuk tempat pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva
dan tempat penampungan benih.
3. Air Sebagai media hidup ikan.
4. Ikan Sebagai obyek peliharaan (budidaya)
5. Hapa Sebagai wadah pemijahan,penetasan dan pemeliharaan
larva.
6. Kakaban Tempat menempelnya telur pada saat pemijahan
7. Batu Sebagai alat pemberat hapa pada saat memijahkan
8. Hiblow Untuk menambah suplai oksigen
9. Waring hitam Tempat penampungan ikan
10. Cangkul Untuk pengolahan dasar kolam
11. Arit Untuk membersihkan pematang kolam
12. Mesin pemotong Untuk memotong rumput(membersihkan rumput)
rumput
13. Timbangan Untuk menimbang ikan,pupuk,kapur dll.
14. Ember Untuk panen larva,benih dll
15. Timbah Untuk memindahkan larva
16. Saringan Digunakan pada saat panen agar ikan tidak lolos dan juga
sebagai saringan pemasukan dan pengeluaran air kolam
17. Serok Untuk menangkap benih dan sebagai alat sortir benih.
18. Oksigen Digunakan pada saat pengiriman benih
19. Plastik Untuk membungkus ikan pada saat pengangkutan
20. Karet gelang Untuk mengikat plastik
21. Pellet Untuk makanan ikan
22. Pupuk Untuk menumbuhkan pakan alami ikan
23. Kapur Untuk menetralkan pH tanah
24. Thermometer Untuk mengukur suhu air
25. Sechi disk Untuk mengukur kecerahan

7
3.4 Materi Kegiatan Prakerin

Adapun meteri kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan Praktek Kerja

Lapang (PKL) adalah:

- Pemeliharaan induk

- Pemilihan Induk Matang Gonad

- Persiapan Bak Pemijahan

- Pemijahan

- Penetasan Telur dan Perawatan Larva

- Persiapan Kolam Pendederan

- Pendederan benih

- Panen dan distribusi benih

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Praktek

4.1.1 Latar Belakang Berdirinya UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

UPTD Balai Benih Ikan (BBI) dengan segala tugas dan fungsinya merupakan

sarana pembinaan pembenihan dalam rangka menunjang pengembangan budidaya air

tawar di daerah Sulawesi Tenggara, dengan tugas dan fungsi utamanya adalah:

1. Sebagai penghasil induk-induk ikan yang bermutu dalam rangka menunjang

usaha perikanan rakyat dan pengendalian mutu benih

2. Sebagai desiminasi teknologi pembenihan pada Unit Pembenihan Rakyat

(UPR), pada kondisi dimana UPR belum dikembangkan, maka BBI dapat

berperan sebagai penghasil benih.

4.1.2 Sejarah Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah berada di Desa Lakomea yang

merupakan pemekaran dari Desa Abelisawah Kecamatan Anggalomoare

Kabupaten Konawe. Didirikan pada tahun 1969 dengan anggaran APBD

tingkat I Sulawesi Tenggara.

Sejak berdirinya Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah sudah mengalami

beberapa kali pergantian pimpinan, dan sekarang dipimpin oleh Bapak Ismalik

Ohasi. S.Pi. Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah berubah menjadi UPTD pada

tahun 2009 yang mempunyai luas 3,9 Ha dengan jumlah kolam sebanyak 37

9
petak. Didalamnya terdapat beberapa bangunan diantaranya: Kantor, Gudang,

Heatchery, Laboratorium dan perumahan staf.

Adapun batas-batas wilayah Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah adalah

sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Galu

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Puuloro

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Abelisawah Abelisawah

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lasoso.

10
4.1.3 Struktur Organisasi UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

Peranan suatu struktur organisasi adalah untuk mencapai tujuan secara

langsung, baik teknis maupun non teknis. Adapun struktur organisasi UPTD

Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI UPTD BALAI BENIH IKAN (BBI) ABELISAWAH


DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KONAWE

KEPALA UPTD BBI


ABELISAWAH

ISMALIK OHASI, S.Pi


Nip. 19720515 201001 1 007

KEPALA TATA USAHA

MARAMIS, S.Pi
Nip.19740512 200903 1 001

MANAJEMEN PELAKSANA PRODUKSI BAGIAN PEMASARAN


PENGENDALI MUTU
MULIADI, S.Pi ARNITA
LA SUFA, S.Pi Nip.19701231 200701 1 126 Nip.19820805 200901 2 008
Nip.19820325 200701 1 004

11
4.1.4 Sarana dan Prasarana

UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah dilengkapi dengan sarana dan

prasarana yang memadai guna mendukung pelaksanaan proses budidaya ikan.

Fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat di UPTD Balai Benih Ikan (BBI)

Abelisawah yang merupakan pendukung dalam pelaksanaan program khususnya

pembenihan adalah kantor, laboratorium, hatchery, kolam/bak, intalasi air,

instalasi listirik, gudang dan peralatan alat tangkap lainnya.

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Pendederan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio).

a. Persiapan Kolam Pendederan

Kolam pendederan berfungsi untuk memelihara larva menjadi benih ukuran

3-5cm. Luas kolam pendederan 300𝑚2 dan lama pemeliharaan selama 4 minggu.

Penebaran benih dilakukan pagi atau sore hari agar benih tidak stres, dengan padat

tebar 100 – 200 ekor/𝑚2

Sedangkan langkah-langkah perlu dilakukan dalam persiapan kolam

pendederan ikan adalah:

a. Pengeringan Dasar Kolam

Pengeringan dasar kolam dilakukan setiap kali setelah pemanenan benih. Jika

matahari bersinar normal biasanya dalam tempo 3 - 4 hari dasar kolam akan

12
kering sampai dasar kolam terlihat retak-retak. Pengeringan mutlak dilakukan

karena berfungsi menghilangkan senyawa beracun serta membasmi hama dan

penyakit.

b. Perbaikan Pematang

Perbaikan pematang kolam dilakukan dengan cara meneplok dasar pematang

kolam untuk menghindari kemungkinan adanya kebocoran kolam.

c. Pencangkulan Dasar Kolam

Tujuan pengolahan dasar tanah adalah untuk membuang gas-gas beracun dalam

tanah sekaligus untuk menggemburkan tanah. Pencangkulan dasar kolam

dilakukan dengan cara membalikkan tanah dasar dengan kedalaman ± 10cm.

b. Pengapuran

Pengapuran dilakukan setelah pengolahan tanah dasar kolam. Pengapuran

bertujuan untuk mempertahankan kestabilan keasaman atau pH tanah dan air

serta membasmi hama dan penyakit.Jenis kapur yang digunakan yaitu, kapur

petanian seperti kalsit dan dolomit. Takaran yang dianjurkan yaitu 30-50

gr/𝑚2 luas kolam. Kapur ditabur ke kolam secara merata dan biarkan selama 1

hari.

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan makanan alami yang sangat

dibutuhkan, baik oleh induk maupun benih dikemudian hari. Sangat dianjurkan

pupuk berupa kotoran ayam yang sudah menjadi tanah dengan takaran 150

gr/𝑚2 sedangkan dosis untuk pupuk urea 10-15 gr/𝑚2 dan Tsp 15-20 gr/𝑚2

13
Pemupukan dilakukan sehari setelah pengapuran dan dilakukan dalam keadaan

kolam macak-macak (basah).

Langkah selanjutnya memasukkan air hingga ketinggian 50 cm. Biarkan kolam

tergenang air tanpa ada air keluar masuk selama 5 - 7 hari untuk memberi

makanan alami tumbuh didalamnya.

4.2.2 Pemberian Pakan

Pemberian pakan tambahan dilakukan satu minggu setelah penebaran larva,

karena selama satu minggu setelah pemupukan pakan alami masih tersedia.

Pemberian pakan (pellet kandungan protein 38%) dilakukan 2 kali sehari dengan

tingkat pemberian pakan 10% dari berat total ikan yang dilakukan pada pagi hari

pukul 08.00 dan sore pada pukul 16.00 selama masa pemeliharaan satu bulan

(pendederan I) dan akan menghasilkan benih ukuran 3-5cm.

4.2.3 Pengontrolan Kualitas Air

Pengontrolan kualitas air dilakukan 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) minggu yaitu

dengan mengukur suhu air dengan menggunakan Thermometer dengan cara

mencelupkan kedalam air,kemudian melihat skala/angka pada Thermometer.

Suhu air pada bak penetasan dan pemeliharaah larva di UPTD Balai Benih Ikan

(BBI) Abelisawah adalah berkisar antara 27℃ - 30℃ dengan nilai pH 6,5-8,5.

Mengukur kecerahan air dengan menggunakan Sechi disk yang dimasukkan

kedalam wadah pemeliharaan. Ukuran kecerahan dinyatakan dengan mengukur

jarak antara permukaan air ke piringan saat pertama kali piringan tidak terlihat

(cm).

14
4.2.4 Pemeriksaan Kesehatan Benih

Pemeriksaan kesehatan benih di lakukan melalui pengamatan fisual dengan

memperhatikan nafsu makan, gerak-gerik benih dan warna tubuh benih, benih

yang kurang sehat terlihat nafsu makannya kurang, pucat dan gerakannya

lamban, sementara benih yang sehat terlihat aktif berenang, nafsu makannya

tinggi dan warna tubuhnya cerah.

4.2.5 Penen dan Distribusi Benih

a. Pemanenan Benih

Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari, sebelum matahari panas aktivitas

pemanenan sudah harus selesai. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik

matahari yang dapat mengganggu benih ikan. Benih yang dipanen adalah benih

yang berumur 30 hari dengan ukuran 3-5 cm.

Sebelum dilakukan pemanenan benih, perlu disiapkan perlengkapan yang

digunakan untuk memanen, seperti alat tangkap dan prasarana lainnya. Langkah

pertama dari pemanenan yaitu mengeluarkan air dari kolam dengan memasang

saringan pada pintu air sampai airnya surut mencapai 10 cm, kemudian memasang

penampungan sementara dekat kolam yang dipanen pada air mengalir. Setelah

airnya berkurang maka bagian tengah kolam dibuatkan kemalir sebagai tempat

berkumpulnya ikan pada saat panen. Pemanenan dilakukan secara bertahap

dimulai dari bawah dekat saringan pengeluaran pengeringan agar air yang

mengalir dari saluran pemasukan air tidak keruh. Selama proses pemanenan,

15
pengaliran air kolam tetap dilakukan, namun debit airnya dikurangi, hal ini

dimaksudkan agar ikan tidak stres pada saat panen. Penangkapan dilakukan

dengan menggunakan seser kemudian disimpan dalam ember yang sudah diisi

dengan air untuk dibawa ke tempat penampungan sementara yang telah dipasang

di tempat air mengalir. Setelah pemanenan selesai, benih kemudian dibawa ke

bangsal panen (tempat penampungan benih) yang ada didalam hechery untuk

dilakukan penyortiran.

b. Seleksi Benih

Benih yang sudah dipanen ditampung di bangsal panen untuk dibersihkan

(dipisahkan) kotorannya kemudian dilakukan penyortiran menggunakan saringan

penyortir benih untuk memisahkan benih berdasarkan ukurannya, benih siap

untuk dipasarkan.

c. Pengemasan dan Distribusi Benih

Pemasaran benih yang dilakukan UPTD BBI Abelisawah disuplai ke wilayah

Sulawesi Tenggara. Konsumen yang membutuhkan benih datang langsung ke

lokasi untuk membeli dan memilih sendiri ukuran benih yang diinginkan.

Sebelum diangkut benih ikan harus diberok (dipuasakan) selama beberapa hari.

Lama pemberokan disesuaikan dengan waktu tempuh (lama perjalanan). Untuk

benih ukuran 3-5cm dengan lama perjalanan 5-12 jam lama pemberokannya 2 hari

3 malam dengan kepadatan 250 ekor/kantongnya.Menghitung benih yang dipesan

konsumen dengan cara langsung (perekor) apabila jumlahnya sedikit, sedangkan

dalam jumlah banyak benih dihitung dengan cara sampling (takaran). Benih yang

16
sudah dibeli dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian di berikan oksigen.

Pengisian oksigen dan kepadatan disesuiakan dengan jarak tempuh dengan

perbandingan 2/3 bagian oksigen dan 1/3 bagian air. Kemasan benih ikan harus

menjamin bahwa benih dapat sampai di tempat tujuan dengan aman. Peralatan

yang digunakan untuk pengemasan harus bersih dan steril, dengan ukuran dan

jumlah yang sesuai dengan jumlah benih. Kepadatan benih yang dikemas

tergantung dari jenis ikan, umur, ukuran dan waktu tempuh. Bahan pengemasan

yang dapat dipakai adalah kantong plastik sebagai wadah benih, air dan oksigen,

kardus atau styrofoam sebagai pengaman bagi transportasi jarak jauh. Untuk

menurunkan metabolisme benih dan mengurangi aktivitas benih selama

pengangkutan dapat dilakukan dengan cara pemberian es batu.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun hasil dan pembahasan dari pelaksanaan Prakerin dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan benih yang berkualitas, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu: persiapan lahan, pemijahan yang sesuai dengan prosedur,

menyeleksi induk yang sudah matang gonad dengan benar agar menghasilkan telur

dan benih yang berkualitas, perawatan larva dan benih, pemberian pakan yang

sesuai, mengontrol hama dan penyakit ikan.

2. Tujuan pemeliharan dan perawatan induk adalah untuk menghasilkan benih ikan

yang bermutu. Induk yang digunakan dalam pembenihan ikan harus merupakan

induk yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

3. Tujuan pemijahan ikan mas adalah untuk mendapatkan telur ikan mas yang sudah

dibuahi dan menjaga kualitas telur sehingga dapat meningkatkan laju penetasan.

4. Telur yang baik besarnya merata dan berwarna coklat muda atau abu-abu. Apabila

telur tersebut berwarna putih atau keputih-putihan maka telur tersebut berkualitas

jelek dan kemungkinannya adalah telur tersebut terlalu muda atau terlalu tua.

Apabila sehabis pembuahan telur tampak putih pucat berarti telur mungkin tidak

menetas atau mati.

18
5 Aklimatisasi benih harus dilakukan sebelum benih ditebar kedalam wadah

pemeliharaan benih. Pakan yang diberikan kepada benih harus sesuai dengan jenis,

dosis dan frekuensi pemberian serta kandungan nutrisi yang diperlukan untuk

pertumbuhan.

6 Penanganan pasca panen, pengemasan dan distribusi benih merupakan faktor

penting yang harus diperhatikan agar benih dapat sampai di tempat tujuan dengan

aman.

5.2 Saran

Perlu adanya kelengkapan sarana dan prasarana pembenihan agar produksi benih

dimasa yang akan datang lebih meningkat lagi.

Sangat diharapkan kerja sama yang baik antara siswa(i) PKL dengan karyawan

agar menumbuhkan rasa semangat saat kegiatan berlangsung.

19
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan


dan Perikanan. 2012. Pelatihan Manajer Pengendali Mutu Perbenihan.
Kendari Sulawesi Tenggara.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico. Jakarta.
Muharram, dan Arie. 2004. Panen Ikan Mas 2,5 Bulan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Putranto, A. 1995. Budidaya Ikan Produktif Ikan Mas. Karya Anda. Surabaya.
Standar Nasional Indonesia (SNI) : 01-6133-1999 tentang Produksi Benih Ikan Mas
Strain Majalaya Kelas Benih Sebar.
Sugeng, HR. 2002. Beternak Ikan di Kolam. CV. Aneka Ilmu. Semarang.
Susanto, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Susanto, H. 1995. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soeseno, S. 1990. Dasar-dasar Perikanan Umum. Penerbit Jasa Guna. Jakarta.

20
21
Lampiran 1. Jurnal Kegiatan Mingguan
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Pada UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 Minggu I - Seleksi induk nila Terlaksana
Oktober 2023
- Penebaran larva ikan mas Terlaksana

- Pemasangan pipa pembuangan Terlaksana

- Pembersihan halaman BBI Terlaksana

- Pemberian pakan induk/benih Terlaksana

2 Minggu II - Panen benih ikan nila Terlaksana


Oktober 2023
- Persiapan kolam pendederan Terlaksana

- Pembersihan saluran Terlaksana

- Panen benih ikan nila Terlaksana

- Pemberian pakan induk/benih Terlaksana

3 Minggu III/IV - Pembersihan halaman BBI Terlaksana


Oktober 2023
- Pembersihan saluran air Terlaksana

- Pemberian pakan induk/benih Terlaksana

4 Minggu I - Pembersihan saluran air Terlaksana


Nopember
- Persiapan bak pemijahan Terlaksana
2023
- Pemberian pakan induk/benih Terlaksana

5 Minggu II - Persiapan pemijahan ikan nila Terlaksana


Nopember - Pembuatan filter air Terlaksana
2023 - Seleksi induk nila Terlaksana
- Pemijahan ikan nila Terlaksana
- Pemberian pakan induk/benih Terlaksana

22
6 Minggu III - Pemeliharaan benih Terlaksana
Nopember
- Pembersihan bak Terlaksana
2023
- Pengambilan telur ikan nila Terlaksana

- Pemberian pakan Terlaksana

induk,benih/larva

7 Minggu IV - Persiapan kolam pendederan Terlaksana


Nopember
- Panen benih ikan mas Terlaksana
2023
- Panen induk ikan nila Terlaksana

- Pembersihan saluran air Terlaksana

- Pemberian pakan induk/benih Terlaksana

8 Minggu I - Panen induk ikan nila Terlaksana


Desember
- Ujian evaluasi Terlaksana
2023
- Pemijahan Ikan Mas Terlaksana

- Perawatan Larva ikan mas Terlaksana

9 Minggu II - Pembuatan laporan Terlaksana


Desenber 2023
- Penarikan siswa (i) peserta Terlaksana

Prakerin

23
Lampiran II. Foto-foto Kegiatan Prakerin

Gambar 1. Seleksi Induk Ikan Mas

24
Gambar 2. Persiapan Bak dan Pemasangan Hapa untuk Pemijahan

25
Gambar 3. Proses Penangan dan PenetasanTelur Ikan Mas

26
Gambar 4. Pengolahan dasar Kolam dan Pemupukan

27
Gambar 5. Panen Benih Ikan Mas

Gambar 6.Pembersihan Kolam dan Saluran Air

28
Gambar 7. Pengepakan dan Distribusi Ikan

29
Lampiran III. Denah (Lay out) UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

B8 B9 B10 C5 C4 C6

C3 C7
B5 B6 B7

C2 C8

B1 B2 B3
C1 C9

A1 A2 A3 A4 A5 B4 C10
B

A9 A A7 C D D3
D5
A8
A6

A10 D1 D2 D4

E
F G

Keterangan :
: Saluran pemasukan air/pembagi
: Saluran pembuangan Nomor = kolam
: Pematang Huruf = gedung
: Jalan

: Bangunan gedung
A : Kantor C : Laboratorium E: Rumah dinas staf G : Rumah dinas staf
B : Heachtery D : Gudang F : Rumah dinas Ka. BBI H : Ruang diesel/mesin

30
Lampiran II. Foto-foto Kegiatan Prakerin

Gambar 1. Seleksi Induk Ikan Mas

31
Gambar 2. Persiapan Bak dan Pemasangan Hapa untuk Pemijahan

32
Gambar 3. Proses Pemijahan dan PenetasanTelur Ikan Mas

33
Gambar 4. Pengolahan dasar Kolam dan Pemupukan

34
Gambar 5. Panen Benih Ikan Mas

Gambar 6.Pembersihan Kolam dan Saluran Air

35
Gambar 7. Pengepakan dan Distribusi Ikan

36
Lampiran III. Denah (Lay out) UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

B8 B9 B10 C5 C4 C6

C3 C7
B5 B6 B7

C2 C8

B1 B2 B3
C1 C9

A1 A2 A3 A4 A5 B4 C10
B

A9 A A7 C D D3
D5
A8
A6

A10 D1 D2 D4

E
F G

Keterangan :
: Saluran pemasukan air/pembagi
: Saluran pembuangan Nomor = kolam
: Pematang Huruf = gedung
: Jalan

: Bangunan gedung
A : Kantor C : Laboratorium E: Rumah dinas staf G : Rumah dinas staf
B : Heachtery D : Gudang F : Rumah dinas Ka. BBI H : Ruang diesel/mesin

37
Lampiran 1. Jurnal Kegiatan Mingguan
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Pada UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 Minggu I - Serah terimah peserta prakerin Terlaksana
Oktober 2022 - Panen ikan patin Terlaksana
- Distribusi benih Terlaksana
- Panen ikan mas Terlaksana
- Pemberian Pakan Induk/benih Terlaksana
- Panen benih Terlaksana
2 Minggu II - Persiapan kolam pendederan Terlaksana
Oktober 2022 - Seleksi induk/pemijahan Terlaksana
- Pemberian Pakan Induk/benih Terlaksana
3 - Penetasan telur dan perawatan larva Terlaksana
Minggu III - Panen benih ikan nila Terlaksana
Oktober 2022 - Pemeliharaan benih Terlaksana
- Pembersihan saluran air Terlaksana
- Ulangan evaluasi Terlaksana
- Pemberian Pakan Induk/benih Terlaksana
4 Minggu IV - Pemijahan Terlaksana
Oktober 2022 - Penetasan telur dan perawatan larva Terlaksana
- Panen benih Terlaksana
- Pemeliharaan benih Terlaksana
- Penebaran larva ikan mas Terlaksana
- Pemberian Pakan Induk/benih Terlaksana
5 Minggu I - Pemeliharaan benih Terlaksana
November 2022 - Panen benih Terlaksana
- Pembersihan saluran air Terlaksana
- Pemberian Pakan Induk/benih Terlaksana

38
6 Minggu II - Pemberian Pakan Induk/benih Terlaksana
November 2022 - Ujian Terlaksana
- Pembuatan laporan Terlaksana
- Penarikan peserta prakerin Terlaksana

Lampiran II. Foto-foto Kegiatan Prakerin

Gambar 1. Seleksi dan Penimbangan Induk Ikan Mas

39
Gambar 2. Persiapan Bak dan Pemasangan Hapa untuk Pemijahan

Gambar 3. Proses Pemijahan dan Telur Ikan Mas

40
Gambar 4. Penetasan Telur Ikan Mas

Gambar 5. Mengangkat Kakaban dari Bak Penetasan

41
Gambar 6. Pelepasan Larva Ikan mas

Gambar 7. Pengolahan Dasar Kolam

42
Gambar 8. Menimbang Pupuk/Pemupukan Kolam Pendederan

Gambar 9. Panen Benih Ikan Mas

43
Gambar 10. Sortir Benih dan Pengemasan Benih

Lampiran II. Foto-foto Kegiatan Prakerin

44
Gambar 1. Seleksi Induk Betina Ikan Mas

45
Gambar 2. Pemasangan Hapa untuk Pemijahan

46
Gambar 3. Proses Pemijahan dan Telur Ikan Mas

47
Gambar 4. Penetasan Telur Ikan Mas

Gambar 5. Mengangkat Kakaban dari Bak Penetasan

48
Gambar 6. Pemberian Pakan dan Penebaran Larva Ikan Mas

49
Gambar 7. Pengolahan Dasar Kolam

Gambar 8. Pemupukan Kolam Pendederan

50
Gambar 9. Pembersihan saluran dan Penyekatan Kolam Induk Ikan Mas

Gambar 10. Panen Benih Ikan Mas

51
Gambar 11. Sortir Benih

Gambar 12. Pengemasan dan Benih Yang Siap Didistribusikan

52
Lampiran III. Denah (Lay out) UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

B8 B9 B10 C5 C4 C6

C3 C7
B5 B6 B7

C2 C8

B1 B2 B3
C1 C9

A1 A2 A3 A4 A5 B4 C10
B

A9 A A7 C D D3
D5
A8
A6

A10 D1 D2 D4

E
F G

Keterangan :
: Saluran pemasukan air/pembagi
: Saluran pembuangan Nomor = kolam
: Pematang Huruf = gedung
: Jalan

: Bangunan gedung
A : Kantor C : Laboratorium E: Rumah dinas staf G : Rumah dinas staf
B : Heachtery D : Gudang F : Rumah dinas Ka. BBI H : Ruang diesel/mesin

53
Lampiran II. Foto-foto Kegiatan Prakerin

Gambar 1. Seleksi Induk Betina Ikan Mas

Gambar 2. Pemasangan Hapa untuk Pemijahan

54
Gambar 3. Proses Pemijahan dan Penetasan Telur Ikan Mas

Gambar 4. Persiapan Kolam Pendederan

55
Gambar 5. Panenen Benih Ikan Mas

Gambar 6. Mencuci Kakaban dan Hapa

56
Gambar 7. Sortir Benih

Gambar 8. Pengemasan dan Distribusi Benih.

57
Lampiran III. Denah (Lay out) UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Abelisawah

B8 B9 B10 C5 C4 C6

C3 C7
B5 B6 B7

C2 C8

B1 B2 B3
C1 C9

A1 A2 A3 A4 A5 B4 C10
B

A9 A A7 C D D3
D5
A8
A6

A10 D1 D2 D4

E
F G

Keterangan :
: Saluran pemasukan air/pembagi
: Saluran pembuangan Nomor = kolam
: Pematang Huruf = gedung
: Jalan A: Kantor B: : Heachtery C: Laboratorium

: Bangunan gedung
D : Gudang E: Rumah dinas staf F : Rumah dinas Ka BBI. G: Rumah Staf

58

Anda mungkin juga menyukai