PENDAHULUAN
2.5 Cara Makan dan Jenis Makanan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus)
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan hewan karnifora
yang memangsa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan, sedangkan larva
ikan kerapu macan memangsa larva moluska. ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) bersifat karnifora dan cenderung menangkap/memangsa yang aktif
bergerak di dalam air (Sudjiharno, 2003), ikan kerapu macan juga bersifat kanibal.
Biasanya mulai terjadi saat larva kerapu berumur 30 hari, dimana pada saat itu
larva cenderung berkumpul di suatu tempat dengan kepadatan tinggi.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mencari makan hingga
menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya dengan cara makannya dengan
memakan satu per satu makanan yang diberikan sebelum makanan tersebut
sampai ke dasar perairan (Sudjiharno, 2003).
BAB III
METODE KERJA
Bahan
1 Induk kerapu macan Sebagai sampel praktek kerja lapang
2 Kaporit Untuk menstrilkan bak induk dan bak larva
3 Minyak ikan Untuk menyeimbangkan permukaan air
4 Pellet Sebagai pakan buatan pada larva dan benih
5 Fitoplankton Sebagai pakan zooplankton
6 Zooplankton Sebagai pakan larva
7 Ikan rucah Sebagai pakan induk dan benih
8 Air laut Sebagai media pembenihan
9 Air tawar Untuk menurunkan salinitas (kadar garam)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perofil Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung Kabupaten Simeulue
4.1.1 Sejarah Berdiri Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung Kabupaten Simeulue
Aceh memiliki dua balai pembenihan yaitu balai budidaya air payau BBAP
Ujung batee, Kabupaten Aceh Besar, dan di Desa Busung Kabupaten Simeulue.
BBAP ujung Batee sudah beroprasi sejak lama dan difokuskan pada pembenihan
udang. Sementara BBIP Busung yang didirikan pada tahun 2003, mulai diaktifkan
pada tahun 2006, belum pernah berhasil menghasilkan benih sampai tahun 2010.
Kegiatan BBIP dalam kurun waktu 4 tahun tersebut terpusat pada penambahan
infrastruktur serta pengadaan induk ikan.
BBIP Busung yang berdiri di atas tanah seluas 17.173 m 2 memiliki sarana
dan prasarana utama di antaranya laboratorum untuk pembiakan fitoplankton yang
berada diluar ruang (semi outdoor), bangsal pembakan zooplankton, bangsal
pendederan (pemilihan bibit ikan berdasarkan ukuran) serta bangsal pemeliharaan
larva. Disamping itu, BBIP Busung juga memiliki 2 bak pemeliharaan induk dan 1
bak pengendapan. Hingga saat ini, BBIPBusung telah memliki 11 staf yang terdiri
dari kepala BBIP sendiri, dan staf teknis pembenihan.
Melihat potensi yang dimiliki BBIP Busung, Aceh Ocean Coral (AOC) dan
Islamic Relief Melaui Peroyek Sustainable Sea Fisheri for Simeulue and Singkil
(SSFS), mengusulkan pengaktifan BBIP Busung agar mampu menghasilkan bibit
ikan karang untuk memenuhi kebutuhan petani keramba, baik yang berada di
Aceh maupun di luar Propinsi Aceh. Aktifasi BBIP ini dilaksanakan denga
harapan agar ikan keramba hasil pemeliharaan petani Aceh dapat memenuhi
permintaan pasar ikan karang tampa harus menenpu resiko yang membahayakan
baik bagi nelayan maupun ekosistem, dan sekaligus dapat meningkatkan
perekonmian masyarakat lokal.
Kegiatan ini juga di dukung penuh oleh dinas kelautan dan perikanan Aceh,
yang merupakan pihak yang berwenag langsung terhadap BBIP Busung, serta di
Dinas Perikan dan Kelautan Kabupaten Simeulue. Kedua instansi melakukan
fungsi kontrol seperti pementauan, efaluasi, serta konsolidasi, baik dengan Islamic
Relief-AOC, maupun dengan BBIP Busung sendiri, selama satu sasaran
pengaktifan BBIP Busung adalah untuk meningkatkan sumber daya manusianya.
Oleh karena itu, AOC- Islamic Relief mengaakan pelatihan untuk meningkatka
setaf BBIP dalam hal pembibitan dan manajemen balai pembibitan. Pelatihan di
bagi menjadi 2 bagian, yang pertama pelatihan di BBIP degan mendatangkan
pelatih dar Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung selama
3 kali putaran, masing-masing selama 2 bulan. Pelatihan dilanjukan dengan on
job training, yaitu mendatangkan setaf terpilih dari BBIP Busung untuk
dimagangkan di BBPBL Lampung.
SSFS pada saat ini memusatkan kegiatan pada pengadaan bibit kerapu
macan, karena kerapu jenis ini memeliki harga jual yang tinggi di samping BBIP
Busung juga sudah memiliki indukannya. Menurut Arief Dharmono ahli
pembibitan yang di tempatkan untuk mengawal pengaktifan BBIP Busung,
dengan fasilitas yang ada sekarang, BBIP Busung hanya dapat menangani
maksimal 30.000 bibit untuk setiap masa pemijahan. Kenyataannya, telur yang
dihasikan oleh indukan perbulannya dapat mencapai 190 juta butir.
Sampai saat ini, BBIP Busung sudah mengalami beberapa kali pemijahan
sejak bulan Desember 2010, dan benih ikan terbesar saat ini sudah berukuran 7
-10 cm, siap di pasarkan kepada petani dan pengusaha keramba.
4.2.2 Prasaranan
a. Sistem Penyedian Tenaga Listrik
Ketersedian tengaga listrik sangat dibutuhkan dalam aktifitas pembenihan
karena hampir sebagian peralatan yang dioperasikan membutukan tenaga listrik,
oleh karena itu tenaga listrik harus tersedia selama 24 jam. di Balai Benih Ikan
Pantai (BBIP) Busung Kabupaten Simeulue tenaga listrik berasal dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) yang muda didapatkan. Selain itu juga tersedia genset
sebagai cadang sumber tenaga listrik jika PLN mengalami gangguan.
b. Sumber Air
Air yang digunakan di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung Kabupaten
Simeulue adalah air laut yang dipompa dan dialirkan melalui pipa paralon yang
ditanam di bawah tanah. Adapun pipa paralon yang digunakan berukuran 6 inchi
dengan panjang 200 m, pada ujung pipa dipasang filter hisap yang diberi lubang-
lubang kecil. Hal ini untuk menghindari kotoran yang ikut tersedot ke bak tendon.
Penempatan filter hisap diletakan melebihi surut air laut terenda dengan
menggunakan pemberat yang terbuat dari semen beton. Sebelum air dialiri
kedalam bak larva, terlebih dahulu disaring di bak filter.
c. Jalan dan Transportasi
Kondisi jalan di sekitar Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung Kabupaten
Simeulue belum di aspal. Walaupun kondisi jalannya belum di aspal akan tetapi
sering dilalui oleh kenderaan sepeda motor, mobil dan masarat sekitarnya. Sarana
transportasi yang ada di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung Kabupaten
Simeulue yaitu sebagai berikut :
Mobil jenis double cabin untuk kenderan oprasional kepala balai.
Mobil kijang inova untuk kenderan oprasional proyek.
Sepeda motor honda karisma 125 untuk transportasi karyawan.
4.4.4 Pemijahan
Kegiatan pemijahan ikan kerapu macan di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP)
Busung Kabupaten Simeulue dilakukan secara pemijahan alami. Teknik
pemijahan dilakukan dengan metode manipulasi lingkungan yang dilakukan
menjelang bulan gelap yaitu dengan cara menaikan dan menurukan tinggi air
selama 6 8 jam setiap hari, permukan air yang diturunkan sampai 70 cm dari
dasar bak induk. Pada sore hari pukul 16.00 WIB air bak di isi kembali sampai ke
posisi semula yaitu 200 ton.Perlakuan ini dlakukan terus menerus sampai induk
memjah secara alami.
Induk ikan kerapu macan memija setiap bulan yaitu pada bulan gelap
dimulai pada tanggal 30 Juli 03 Agustus tahun 2011 berlansung selama 4 5
hari berturut-turut dan terjadi pada malam hari antara jam 00.00 04.00.
4.5Pengelolaan Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor pembatas bagi organisme yang
dibudidayakan. Pakan yang digunakan di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung
Kabupaten Simeulue ada 3 macam yaitu :
4.5.2 Salinitas
Pengukuran salinitas yang dilakukan di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP)
Busung Kabupaten Simeulue yaitu dengan menggunakan alat
revraktometer.Pengukuran salinitas di lakukan di semua bak induk dan bak larva
ikan kerapu macan pada waktu pagi dan sore hari, hasil yang didapatkan yaitu
berkisar 33-35 ppt dengan nilai rata-rata 34 ppt. Pada umumnya ikan laut memijah
pada perairan dengan salinitas tinggi antara 30-35 ppt, ikan kerapu umunya
menyukai salinitas 30-35 ppt (Ghufran, 2001).
4.8 Pemasaran
Pemasaran merupakan langkah akhir dari suatu usaha untuk memperoleh
pendapatan yang diharapkan dan pemasaran merupakan faktor yang sangat
penting untuk menentukan bagi suatu usaha pembenihan ikan.Pemasaran yang
dilakukan di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung Kabupaten Simeulue yaitu
dipasarkan kepada petani keramba yang ada di Kabupaten Simeulue itu sendiri
dengan harga jual Rp 1000/ekor dengan ukuran 1 cm.
Sistem pemasaran yang dilakukan di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP)
Busung Kabupaten Simeulue yaitiu konsumen lansung datang ke tempat
pembenihan untuk membeli benih yang diinginkan.
4.9.2 Pembiyaan
Pembiayaan dalam suatu usaha adalah upaya yang telah dikeluarkan
dengan prediksi nilai uang untuk mencapai tujuan tertentu, baik barang maupun
jasa. Secara umum pembiayaan suatu usaha dikelompokan menjadi suatu
pengeluaran pada biaya tetap (Fixed Cost) dan seluruh pengeluaran pada biaya
tidak tetap atau variable (VariabelCost).
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah seluruh biaya yang selam satu periode kerja/produksi,
tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan. Biaya tetap berubah berubah
meskipun volume produksi berubah, sebagai contoh biaya tetap adalah
penyusutan yang ditetapkan dalam suatu aktiva dalam satu bulan per periode
sebesar Rp. 100.000,- atau yang telah ditetapkan misalnya Rp. 200.000,- per
bulan. Jadi biaya-biaya tidak langsung lainnya (Sigit,1979).
4.2.3 Pendapatan
Pendapatan atau output adalah seluruh unit produksi yang dapat di nilai
dalam rupiah. Dalam menghitung pendapatan ini terdapat beberapa kriteria yaitu
pendapatan kotor atau pendapatan margin dan pendapatan bersih atau disebut
sebagai laba (Kadariah,1978).
33.600.000,-
Total 478.080.000,
-
1. Penyusutaninvestasi 93.430.000,-
2. GajiTeknisi 1 orang, Rp. 2.000.000,-/ bulan/ orang 48.000.000,-
3. GajiStafteknisi 3 orang, Rp. 500.000,-/ bulan / orang 18.000.000,-
4. GajiStafkantor 2 orang, Rp. 300.000,-/ bulan / orang 7.200.000,-
5. Konsumsikaryawan 9 orang, Rp. 7.500,- / hari / orang 24.300.000,-
6. Perawatandanpakan 1 tahun, Induk (3% x 108 x Rp. 8.748.000,-
7.500,-/ kg)
Total 199.678.000
N URAIAN JUMLAH
O (RP)
1. Output produksi (pendapatantahun 1 dan 11) 1.304.280.000
2. Biayaproduksi (Tahun 1 dan 11) 587.087.000
Labakotor (2 tahunproduksi) 717.193.000
2. BEP Kuantitas
N TAHUN PRODUKSI BENEFIT COST B/C RATIO
O
1. Tahun 1 478.080.000,- 268.328.000,- 1,78
2. Tahun 11 826.200.000,- 318.759.000,- 2,59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tahap kegiatan pada pembenihan ikan kerapu macan meliputi: persiapan bak,
seleksi induk, pemeliharaan induk, pemijahan, penanganan telur, pemeliharaan
larva, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, penanggulangan hama dan
penyakit, grading, panen dan pemasaran.
Teknik pemijahan ikan kerapu macan yang dilakukan di Balai Benih Ikan Pantai
(BBIP) Busung Kabupaten Simeulue yaitu pemijahan secara alami dengan metode
manipulasi lingkungan.
Ikan kerapu macandi Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Busung Kabupaten Simeulue
memijah pada bulan gelap yaitu pada tanggal 30 Juli 03 Agustus 2011.
Pakan yang diberikan pada induk ikan kerapu macan berupa ikan rucah segar
Pakan yang diberikan pada larva ikan kerapu macan yaitu berupa Rotifera
(Branchionus sp), Artemia dan pakan buatan(pellet).
Nilai parameter kualitas air yang di dapat di Balai Benih Ikan Pantai Simeulue
(BBIP) Busung Kabupaten Simeulue yatu, suhu 27-31 0C, salinitas 33-35 ppt,
oksigen terlarut (DO) 5,2-61 ppm dan derajat keasaman (pH) 7,5-9.
5.2 Saran
Dalam pengangan larva ikan kerapu macan harus lebih berthati-hati karena masa
larva adalah masa yang sangat keritis dan muda mengalami kematian.
Menambah tenaga ahli dalam bidang pembenihan ikan kerapu macan agar
perawatan ikan dapat berjalan dengan baik.
Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pembenihan ikan kerapu macan
perlu diadakan pelatihan khusus mengenai teknologi pembenihan yang
berkembang pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basyarie, A. 1989. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Sub balai penelitian budidaya
pantai. Bojonegoro. 26 hal.
Mayunar, P.T. Imanto, S. Diani, dan T. Yokohama. 1991 Pemijahan Ikan Kerapu
Macan, (Ephinepelus fuscoguttatus). Bul. Pen. Perikanan (terbitan Khusus). 15
hal.
Murtidjo, B. A. 2002. Budidaya Ikan Kerapu Dalam Tambak. Kanisius. Yokyakarta. 89
hal.