Anda di halaman 1dari 15

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan merupakan hewan vertebrata hewan yang berkembangbiak dengan cara

bertelur. Pembuahan pada ikan terbagi dua yakni pembuahan di dalam tubuh

induk betina dan pembuahan diluar tubuh induk betina. Pembuahan diluar tubuh

induk betina dilakukan oleh ikan jantan ketika betina sudah mengeluarkan telur

dari gonadnya kemudian ikan jantan akan menyemprotkan spermanya ke arah

telur .

Telur yang sudah dibuahi akan berkembang dan terjadi proses embriologis

hingga terbentuknya individu ikan lalu akan menetas dan keluar dari cangkangnya

menjadi larva ikan. Larva ikan adalah telur ikan yang baru menetas dan

mengeluarkan anak ikan (Ridwan, 2019). Induk ikan akan selalu menjaga

larvanya sampai menjadi akan ikan. Larva-larva tersebut akan dijaga induk

dengan cara menyimpannya pada mulut, berenang bersama larva dan menjaukan

larva dari predator. Hal tersebut dilakukan induk karena keadaan larva ikan sangat

sensitiv dan rentan mengalami kematian.

Individu ikan yang masih berada pada fase larva akan mengalami rona

kehidupan yang penuh resiko atau merupakan masa yang paling kritis dalam

hidupnya. Karena pada masa larva individu ikan masih berada pada fase peralihan

dari bentuk primitive menjadi bentuk yang definitif.

Larva merupakan keadaan ikan yang sangat penting karna nantinya

kelulushidupan larva akan menjadi anakan ikan yang akan dibesarkan untuk

dibudidayakan. Maka penting mempelajari mengenai pengetahuan tentang larva


2

ikan. Untuk pemahaman dan pendalaman pengetahuan tentang larva ini maka

perlu diperhatikan antara lain : umur dari larva, panjang larva, bentuk kantong

kuning telur, bentuk sirip punggung, dada, perut, anus, ekor, pergerakan larva dan

sifat dari individu ikan. Hal ini sangat penting diperhatikan untuk meminimalisir

kematian larva dan menjamin kelulushidupan larva (Windarti, 2019).

Larva ikan ketika pertama kali mengawali kegiatan hidupnya dengan

berupaya mencari makanannya sendiri namum belum memiliki bentuk tubuh

definitive seperti induknya. Ketika sudah memiliki bentuk definitive maka ikan

akan memilih jenis makanannya. Makanan tersebut akan melewati saluran

pencernaan untuk diproses.

Saluruan pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung,

intestinum dan anus. Pada mulut ikan terdapat gigi yang berfungsi untuk

membantu mendapatkan makanan. Menurut makanannya ikan terbagi menjadi

tiga kelompok yaitu ikan karnivora, herbivore dan omnivore. Perbedaan jenis

makanan tersebut akan berpengeruh pada bentuk dan ukuran saluran pencernaan

ikan.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk dapat mengetahui

larva ikan dan dapat meanalisa isi saluran pencernaan dan mengetahui jenis-jenis

makanan ikan yang terdapat dalam saluran pencernaan. Sedangkan manfaat dari

pelaksanaan praktikum ini adalah agar pratikan mengerti dan mengetauhi ciri-ciri

pertumbuhan masa larva ikan,serta mengetahui sistem saluran pencernaan serta

jenis makanan yang dikonsumsi ikan yang jadi objek pratikum melalui analisa

saluran pencernaan pada ikan .


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Larva Ikan

Anak ikan yang baru menetas disebut dengan larva dimana tubuhnya belum

dalam keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dibidang

budidaya larva yang baru keluar dari telur disebut hatchling. Semasa

perkembangannya larva terdiri dari pro larva dan post larva ( Effendi, 2008).

Pada masa pro larva, larva tersebut membawa kuning telur yang baerguna

untuk cadangan makanan bagi individu ikan diperairan. Cepat lambatnya kuning

telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu ikan ini

sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning telur yang

dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode embriologi, kondisi

lingkungan separti suhu lingkungan, ph, dan sifat dari spesies ikan tersebut.

(Andea, 2005).

Pada larva mengalami masa peralihan antara fas primitif dengan fase

definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya belum terbentuk secara

sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik, sedangkan fase definitive

yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran

dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag terdapat pada induknya

(Manda et al, 2019).

Plankton merupakan organisme yang hidup melayang atau mengapung di

dalam air. Kemampuan geraknya kalaupun ada sangat terbatas hingga organisme

tersebut selalu terbawa arus. Plankton menjadi salah satu jenis makanan bagi ikan
4

yang bersifat herbivora dan omnivore. Keadaan plankton didalam air sangat

berperan bagi ikan yang bersifat herbivora (Nybakken, 1992).

2.2. Saluran Pencernaan

Analisis isi pencernaan ikan merupakan kajian tentang hubungan antara

komposisi pakan alami dalam lambung dan habitatnya, baik yang bersifat

planktonik, bentik maupun nektonik dan lainnya. Kebiasaan makanan ikan (food

habits) dapat digunakan untuk mengetahui hubungan ekologi dengan organisme

di dalam perairan, misalnya pemangsaan, persaingan dan rantai makanan.

Makanan merupakan faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan

kondisi ikan. Macam makanan satu spesies ikan biasanya bergantung pada umur,

tempat dan waktu (Herdia, T., 2007).

Saluran pencernaan, bentuk mulut dan gigi, bentuk dan ukuran lambung

serta intestinum yang dimiliki setiap jenis ikan bervariasi, maka menyebabkan

setiap spesies ikan cara mengambil makanannya juga bervariasi. Sehingga

berdasarkan cara mendapatkan makanannya, maka ikan-ikan itu dapat

digolongkan menjadi ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, peninggu

atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder), grazer dan parasit (Manda et al,

2019).

Plankton secara langsung maupun tidak langsung merupakan faktor yang

begitu penting bagi kehidupan ikan dan segala macam biota yang hidup di dalam

air, baik itu air tawar, payau maupun air laut, karena plankton khususnya

phytoplankton merupakan primary producer atau organisme penghasil makanan

yang pertama dalam siklus rantai makanan (Agustini, 2014).


5

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

Praktikum Biologi perikanan tentang Larva Ikan dan Analisa Isi Saluran

Pencernaan dilaksanakan pada hari Rabu, 6 November 2019, pukul 13.30-selesai,

bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Alat Dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan,

gunting bedah, cutter, serbet, laporan sementara, buku pratikum, penggaris, alat

tulis, cawan petri, objek glass, cover glass, mikroskop, gelas ukur, pipet tetes,

penjepit dan buku identifikasi plankton. Sedangkan bahan yang digunakan selama

praktikum ini adalah larva ikan plati coral (Xyphophorus maculatus), awetan

saluran pencernaan ikan Tambakan (Helostoma temminckii).

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan

pengamatan secara langsung terhadap objek praktikum yang akan diteliti atau

yang di amati. Dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh

dengan cara mengamati secara langsung di Laboratotium Biologi Perikanan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.4. Prosedur Pratikum

3.4.1 Larva Ikan

Menyiapkan larva ikan pada sebuah wadah yang berisi air, membersihkan

objek glass dan meletakkan larva tersebut pada objek glass dan menutupnya
6

dengan cover glass lalu diamati di bawah mikroskop. Menentukan pro larva atau

post larva dengan melihat kondisi kandungan kuning telur dan perkembangan dari

organ-organ tubuh pada larva.

3.4.2 Analisa Saluran Pencernaan

Pengamatan untuk analisa saluran pencernaan yaitu dengan mengamati

saluran percernaan ikan Tambakan (Helostoma temminckii), menghitung berat

lambung yang berisi makanan dan berat lambung yang kosong dengan air 10 ml,

menghitung persentase volume satu jenis makanan serta menghitung panjang usus

ikan tersebut. Mengidentifikasi jenis makanan yang dimakan ikan Selincah

dibawah pengamatan mikroskop, menentukan golongan ikan tersebut berdasarkan

panjang ususnya, kemudian dihitung persentase volume satu jenis makanan

dengan metode volumetrik.


7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Larva Ikan

Gambar 1. Larva ikan Plati Coral (Xyphophorus maculatus)

Gambar 2. Tubuh Larva Ikan Plati Coral (Xyphophorus maculatus )

Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cyprinodontoidei
Sub ordo : Poecilioidei
Famili : Poecilidae
Genus : Xyphophorus
Spesies : Xyphophorus helleri
8

4.1.2 Analisa Isi Saluran Pencernaan

Gambar 3. Saluran Pencernaan Ikan Tambakan (Helostoma Timminckii)

Gambar 4. Cathypna ungulate, Aspalance herrincki,


GambarExtenslum phyropyta
4. Aspalance herrincki

Tabel 1. Jenis Plankton yang ditemukan dalam Saluran Pencernaan

Spesies Jumlah Vi

Cathypna ungulate 2 0,3

Aspalance herrincki 2 0,3

Extenslum phyropyta 4 0,6

4.2. Pembahasan

4.2.1. Larva Ikan plati coral (Xyphophorus maculatus)

Dari hasil pengamatan praktikum diperoleh bahwa larva ikan Plati coral

tersebut termasuk post larva dimana perbedaan yang paling tampak jelas dari larva

ikan Plati coral baik dari pre larva dan post larva adalah; pada tahap pre larva,
9

larva membawa kantong kuning telur yang berada pada bagian abdominal tubuh

yang besarnya hampir setengah dari tubuhnya, menurut Manda et al (2019),

jumlah kuning telur yang terkandung di dalam kantung kuning telur sangat

banyak, masa pre larva pada ikan Plati coral biasanya mencapai kisaran tiga hari,

sirip-sirip untuk pergerakan belum berkembang dengan sempurna, sehingga pada

tahap ini, larva tidak banyak bergerak karena disamping pergerakannya terbatas,

juga untuk menghindari cepat habisnya kuning telur, bentuk tubuh sangat

sederhana dengan warna tubuh yang transparan sehingga memperlihatkan bagian

tubuh dalam, khususnya kuning telur yang dibawanya, sungut sudah mulai

terbentuk sangat pendek dan gemuk berjumlah empat pasang.

Sedangkan pada tahap post larva, larva sudah tidak mempunyai kantong

kuning telur dan tidak terdapatnya kuning telur sebagai makanannya, sehingga

larva akan mencari makan di lingkungannya. Pada fase ini Sirip-sirip di tubuh

sudah mulai berkembang dengan baik dan dapat digunakan untuk mencari makan

dan menghindari predator, tubuh mulai berpigmen hitam yang menutupi seluruh

permukaan tubuh sehingga tubuh tidak lagi menjadi transparan.

4.2.2. Analisa Isi Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan yang diteliti adalah bagian usus ikan. Setelah

dilakukannya pemisahan usus dari lambung serta pengukuran didapatkan hasil

bahwa usus ikan tambakan tersebut memiliki panjang 31 cm. ikan tambakan

memiliki usus yang panjang Karena ikan tambakan merupakan kelompok ikan

herbivora. Ikan herbivora memerlukan usus yang panjang untuk mempermudah

proses pencernaan (Novita, 2018). Usus pada ikan herbivora lebih panjang

dibandingkan ikan karnivora ( Effendi dalam Andrian, 2018).


10

Dari hasil pengamatan menggunkan mikroskop terhadap saluran

pencernaan ikan tambakan maka didalam usus ikan tambakan terdapat tiga jenis

fitoplankton yakni Cathypna ungulata, Asppanchaa herricki, Extenslum

phyropyta. Plankton yang didapatkan berjumlah 12 buah dengan pengulangan

sebanyak 3 kali. Plankton-plankto tersebut merupakan kelompok dari fitoplankton

yatitu plankton yang bersifat tumbuhan. Menurut Nia (2018), bahwa sebagian

besar makanan yang dimakan ikan tambakan merupakan fitoplankton namun

hanya sebagian kecil ikan herbivora yang memakan zooplankton.

Organ-organ penyusun saluran pencernaan pada secara umum sama untuk

semua jenis ikan (Manda et al, 2019) namun ada beberapa organ yang berbeda

pada ikan karnivora dan herbivora. Hal ini tergantung kepada makanan yang biasa

dimakan ikan, kebiasaan makan, jenis makanan dan cara mendapatkan makanan.

Alat-alat pencernaan makanan pada ikan tambakan terdiri dari : mulut, pharynx,

esophagus, lambung, usus dan anus. Organ-organ pencernaanya ini juga

dilengkapi dan dibantu oleh hati, empedu dan pancreas (Pulungan, 2006).

Sedangkan menurut Nelson, J.S. (2001), saluran pencernaan ikan selincah berupa

segmen-segmen, meliputi mulut, rongga mulut, faring, esofagus, pilorus, usus,

rektum dan anus.


11

V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Larva ikan pelati coral yang berada pada fase post larva sudah tidak

memilikikantong telur dan kuning telur. Untuk mencapai pada fase post larva

diperlukan waktu 6-11 hari. Pada fase ini ikan sudah beralih ke bentuk definif,

sirip sudah berkembang dengan baik dan larva sudah memiliki bukaan mulut

namun organ tubuh ikan belum sesempurna organ tubuh pada induknya. Ikan

tambakan merupakan ikan herbivora oleh karena itu ikan tambakan memiliki usuu

yang pancang untuk memudahkan dalam pencernaan makanan. Ikan tambakan

memakan plankton kelompok fitoplankton sebagai makanan utamanya.

5.2. Saran

Adapun saran dari pratikum ini adalah usahakan kondisi usus atau saluran

pencernaan ikan yang jadi objek pratikum tetap segar dan tidak bau agar saat

mengidentifikasi mendapatkan hasil yang baik . Serta diperlukan kehati-hatian

dan ketelitian saat menggunakan mikroskop ketika melakukan pengamatan larva

ikan dan sistem saluran pencernaan.


12

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, Irma. 2018. Studi Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis Siganus
canaliculatus Di Kepulauan Tanakeke Takalar Sulawesi Selatan. Makasar.
Effendie. 2011. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantama, Yogyakarta.
Mulyadi. 2018. Pengaruh Penambahan Tepung Udang Rebon (Mysis Relicta)
Pada Pakan Komersil Terhadap Kualitas Warna Ikan Platy Mickey Mouse
(Xiphophorus maculatus).
Novita. 2018. Analisis Isi Saluran Pencernaan Ikan Paweh (Osteochilus Hasselti)
Di Sungai Taraidesa Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau. Kampar.
Mudjiman, A. 2001. Makanan Ikan. cetakan ke-15. Jakarta: PT Penebar
Swadaya. 190 hal.
Nelson, J.S. 2001. Fisher Of The World. New York 524 p: John Wiley And Sons.
Pulungan, C. P. 2019. Penuntun Praktikum Biology Perikanan. Universitas Riau,
Pekanbaru.

Ridwan et al. 2019. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan


dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
.
13

LAMPIRAN
14

Lampiran 1. Alat Praktikum

Serbet Nampan

Alat Tulis Buku Penuntun

Cawan Petri Gelas Ukur

Objek Glas Cover Glas

Pipet Tetes Pinset


15

Mikroskop
Lampiran 2. Bahan Praktikum

Larva ikan

Usus Lambung

Lampiran 3. Perhitungan

Jenis makanan 1. Vi = 2 x 11,8ml


12
= 0,3 ml
Jenis makanan 2. Vi = 2 x 11,8ml
12
= 0,3 ml
Jenis makanan 3. Vi = 3 x 11,8ml
15
= 2,36 ml

Anda mungkin juga menyukai