Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari

keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian

makan, tumbuh, bermain, bereproduksi dan akhirnya mengalami kematian secara

alami atau oleh karena faktor lain (Putra et al, 2019). Ikan merupakan organisme

tingkat tinggi yang memiliki nilai ekonomis dan ekologi penting. Mengingat

pentingnya keberadaan ikan dalam suatu ekosistem, maka diperlukan pengetahuan

tentang beberapa aspek biologi salah satu diantara adalah penentuan umur ikan.

Ikan tambakan (Helostoma temminckii C.V) merupakan jenis ikan air

tawar yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain sebagai

ikan konsumsi, ikan tambakan dapat pula dijadikan ikan hias (Yuningsih dalam

Yulisman 2015).

Individu ikan ada yang berumur panjang dan ada yang berumur pendek.

Ikan-ikan yang memiliki umur panjang cendrung sebagai ikan yang primitif,

pergerakan lambat, sebagai penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat

pernafasan tambahan dan tahan terhadap pertumbuhan ekstrim dari oksigen

terlarut, suhu dan salinitas.

Metode penentuan umur dengan memperhatikan tanda-tanda tahunan

(Annulus) atau harian (Sikulus) pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan

pada daerah subtropics (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup didaerah

subteropis sangat terpengaruh oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim

dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti ataupun lambat sana sekali (Putra et al,
2

2019). Sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, Vertebrae, tulang

overculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuk susunan

sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya membentuk Annulus. Dengan

mengetahui umur ikan dan komposisi jumlahnya yang ada atau berhasil hidup

dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan

diketahui dengan tepat maka analisa pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan

baik (Effendie dalam Pulungan, 2006).

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk menentukan

umur suatu spesies ikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu

jenis ikan melalui tulang otolith. Sedangkan manfaat dari pratikum ini adalah

untuk mengetahui umur ikan berdasarkan pengamatan tulang otolith dan untuk

mengenal lebih jauh tentang bagaimana menentukan umur suatu ikan baik melalui

sisik, tulang vertebrate, tulang operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang

otholit.

\
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Umur Ikan

Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam

bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup

secara pasti kapan suatu individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita

ketahui adalah berapa panjang tubuh individu ikan itu ketika tertangkap oleh

nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita dapat

mengetahui kapan individu ikan itu menetas dari telurnya. (Putra et al, 2019)

Menurut Ricker dalam Suharti (2002), penelitian tentang umur dari suatu

individu ikan yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang

lalu. Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara

langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.

Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan

alami.

Menurut Manda et al (2019), penentuan umur secara tidak langsung dapat

dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan mempelajari tanda-tanda tahunan

(Annulus) dan harian (Sirculus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, dengan

metoda frekuensi panjang (Metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjang

tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan

yang hidup didaerah tropis.

Penentuan umur ikan yang mungkin untuk dipraktekkan saat ini adalah

dengan menggunakan metode frekuensi panjang (metode petersen) yang

tergantung pada sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan.Umur merupakan salah


4

satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat pertumbuhan relatif pada ikan,

walaupun pertumbuhan sebenarnya sangat dipengruhi oleh faktor-faktor

lingkungan (Sumantadinata, K. 1985).

Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam

pembacaan umur individu ikan menurut Lagler (1970) dan Ricker (1971) adalah:

sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan

tulang otolith. Lingkaran pertumbuhan yang terdapat pada struktur keras pada

ikan seperti tulang, sisik dan otolit dapat digunakan untuk menentukan umur ikan

dan telah digunakan sejak dulu kala (Suharti, 2002). Menurut Brothers dalam

Habibie (2015), salah satu cara untuk menentukan umur ikan bertulang sejati

melalui analisis bagian terkeras ikan, misalnya otolit, sisik, duri keras, atau tulang

vertebrae.

Tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus. Otolith

terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari

sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol, berperan membantu dalam

keseimbangan dan menanggapi bunyi (Pulungan, 1985).

Otolit adalah unit mikrostruktur yang digunakan untuk menghitung umur

ikan terdiri dari lapisan-lapisan kristal kalsium karbonat yang mengendap secara

periodik pada matriks organik. Lapisan-lapisan kristal yang mengendap tersebut

merupakan struktur yang tendiri dari 2 bagian (bipartite) dan disebut sebagai zona

inkremental. Zona tersebut terdiri dari zona inkremen dan zona diskontinus yang

umumnya terbentuk dalam 24 jam (Neilson dalam Suharti, 2002).

Salah satu cara untuk menentukan umur ikan bertulang sejati melalui

analisis bagian terkeras ikan, misalnya otolit, sisik, duri keras, atau tulang vertebra
5

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

Praktikum Biologi perikanan tentang Penentuan Umur Ikan ini

dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 November 2019, pukul 13:30 WIB

bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan,

Universitas Riau.

3.2. Alat Dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan,

buku pratikum, penggaris dan alat tulis, cawan petri, pinset, hot plate, gunting

bedah, objek glass, cover glass, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan

selama praktikum adalah batu asahan, crystal bon, tulang otolith ikan tambakan

(Helostoma temminckii) dan air aquades.

3.3. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung

dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil

datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.

3.4. Prosedur Pratikum

Untuk melihat lingkaran pertumbuhan pada otolith yang berukuran kecil,

otolith diasah dengan cara meletakkan Crystal bond. Objek glass ini dipanaskan

dengan menggunakan hot plate dengan suhu sekitar 80oC sampai Crystal Bond

meleleh. Otolith diletakkan pada Crystal bond dibiarkan mendingin dan mengeras.

Otolish diasah secara horizontal menggunakan batu asah halus. Setelah lingkaran

tampak jelas bila diamati dibawah mikroskop, objek glas dipanaskan kembali
6

sampai Crystal bond meleleh. Lelehan Cystal bond ini digunakan untuk menutupi

otolith yang sudah diasah. Selanjutnya sampel diamati dibawah mikroskop.

Pada saat proses pengasahan, batu asah harus diletakkan dalam nampan

plastik dan nampan tersebut diisi air sehingga batu asah terendam. Jadi

pengasahan dilakukan dalam air. Proses ini dilakukan untuk menjaga agar goresan

baru asah pada otolith menjadi halus/ tidak telihat. Bila batu asah tidak direndam

maka permukaan otolith yang diasah menjadi kasar dan lingkaran pertumbuhan

tidak terlihat. Untuk mengatur posisi otolith pada objek glass digunakan jarum

jahit yang diberi tangkai. Pada saat digunakan jarum harus dalam kondisi panas,

dipanaskan pada hot plate, sehingga Cystal bond tidak lengket pada jarum

tersebut.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Ikan tambakan (Helostoma temmincki C.V) menurut Saanin (1984)

mempunyai susunan taksonomi sebagai berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percomorphoidei

Sub-ordo : Anabantoidea

Famili : Anabantidei

Genus : Helostoma

Spesies : Helostoma temminckii

Gambar 1. Morfologi ikan tambakan (Helostoma temminckii)


8

Gambar 2. Otolith pada Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penentuan Umur Ikan

Untuk menentukan umur secara mendetail digunakan metode yaitu yang

dikenal dengan metode otholit, karena metode ini dapat mengetahui umur harian

ikan sample. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah

kapala dipakai untuk kesetimbangan dan penentuan umur ikan. Otholith ini juga

dapat digunakan sebagai tanda tahunan pada ikan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Mamangkey (2002) dan Pulungan

(2006), bahwa saat ikan mengalami pertambahan panjang maka lingkaran pada

otolith juga bertambah. Artinya semakin bertambahnya panjang tubuh ikan maka

umur ikan akan semakin bertambah hingga mencapai asimtot (pertumbuhan

jenuh).

Menurut Effendie dalam Aisya (2015), perbedaan lingkaran yang terjadi

disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kondisi lingkungan, kesehatan ikan dan

ketersediaan makanan. Beberapa faktor tadi memicu terhambatnya laju

pertumbuhan ikan yang tergambar di otolith. Proses terbentuknya lingkaran


9

pertumbuhan gelap dan terang di otolith ada yang didekat inti dan ada juga yang

jauh dari inti. Hal ini sangat berkaitan dengan sejarah kehidupan ikan semasa

hidupnya

Pengamatan ini dilakukan dengan memperhatikan posisi garis terang dan

garis gelap pada Otolith ikan. Jika garis terang tampak didepan garis gelap, maka

pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup

dilingkungan yang tercemar. Jika garis gelap tampak didepan garis terang, maka

pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan tercemar dan pada saat besar

hidup dilingkungan jernih. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh

kesimpulan bahwa ikan Tambakan yang kami perhatikan ini pada masa kecilnya

hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup dilingkungan sedikit tercemar.
10

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara

langsung dan secara tidak langsung. Penentuan umur secara tidak langsung dapat

dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan mempelajari tanda-tanda tahunan

(Annulus) dan harian (Sirculus) pada bagian-bagian tubuh yang keras. Dengan

Menggunakan metode diatas dan pembacaan garis gelapterang pada ottolith maka

dapat disimpulkan bahwa ikan tambakan tersebut merupakan ikan yang hidup

diperairan tawar yang baik dan berusia 1 tahun.

5.2. Saran

Keterbatasan jumlah alat dan bahan yang digunakan merupakan kendala

terbesar saat praktikum. Semoga dikemudian hari jumlah alat dan bahan dapat

diperbanyak hingga praktikum Biologi Perikanan khususnya tentang Penentuan

Umur Ikan dapat dilakukan sendiri-sendiri, bukan satu perkelompok lagi

mengingat banyaknya waktu yang tersisa saat praktikum berlangsung.


11

DAFTAR PUSTAKA

Aisya. 2018. Studi Morfometrik Dan Penentuan Umur Ikan Lencam (Lethrinus
Lentjan) Di Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Ketapang Kota Pangkalpinang.

Pulungan. 2006. Penuntun Praktikum Biologii Perikanan. Universitas Riau,


Pekanbaru.

Habibi, S.H. 2015. Penggunaan otolit untuk penentuan umur dan waktu pemijahan
ikan red devil, Amphilophus labiatus di Waduk Sermo, Yogyakarta

Suharti. 2002. Menentukan Umur Ikan Melalui Mikrostruktur Otolit. Pusat


Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta.

Putra et al. 2019. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.

Pulungan, C.P. 1985. Morphometrik Ikan Selais (Siluroidea lais) dari Perairan
Kecamatan Kampar Kiri, Kampar. Pusat Penelitian Universitas Riau,
Pekanbaru.

Ricker, W.E. 1971. Methods for Assesment of Fish Production in Freshwater.


Blackwell Scientific Publication, Oxford and Edinberg.

Sumantadinata, K. 1985. Pengembangan Ikan-ikan Pemeliharaan di Indonesia.


Sastra Budaya. Jakarta.

Yulisman. 2015. Periode Waktu Pemberian Dan Jenis Pakan Berbeda Untuk
Meningkatkan Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Larva Ikan
Tambakan (Helostoma Temminckii). Palembang.
12

LAMPIRAN
13

Lampiran 1. Alat yang digunakan pada waktu praktikum

Buku Penuntun Setrika Nampan

Serbet Gunting Bedah Penjepit

Mikroskop Batu Asahan


14

Lampiran 2. Bahan yang digunakan

Otolith Crystal Bond

Otolith Ikan di bawah Mikroskop

Anda mungkin juga menyukai