PENDAHULUAN
keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian
alami atau oleh karena faktor lain (Putra et al, 2019). Ikan merupakan organisme
tingkat tinggi yang memiliki nilai ekonomis dan ekologi penting. Mengingat
tentang beberapa aspek biologi salah satu diantara adalah penentuan umur ikan.
tawar yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain sebagai
ikan konsumsi, ikan tambakan dapat pula dijadikan ikan hias (Yuningsih dalam
Yulisman 2015).
Individu ikan ada yang berumur panjang dan ada yang berumur pendek.
Ikan-ikan yang memiliki umur panjang cendrung sebagai ikan yang primitif,
pergerakan lambat, sebagai penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat
(Annulus) atau harian (Sikulus) pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan
dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti ataupun lambat sana sekali (Putra et al,
2
overculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuk susunan
mengetahui umur ikan dan komposisi jumlahnya yang ada atau berhasil hidup
dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan
diketahui dengan tepat maka analisa pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan
umur suatu spesies ikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
jenis ikan melalui tulang otolith. Sedangkan manfaat dari pratikum ini adalah
untuk mengetahui umur ikan berdasarkan pengamatan tulang otolith dan untuk
mengenal lebih jauh tentang bagaimana menentukan umur suatu ikan baik melalui
sisik, tulang vertebrate, tulang operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang
otholit.
\
3
bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup
secara pasti kapan suatu individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita
ketahui adalah berapa panjang tubuh individu ikan itu ketika tertangkap oleh
nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita dapat
mengetahui kapan individu ikan itu menetas dari telurnya. (Putra et al, 2019)
Menurut Ricker dalam Suharti (2002), penelitian tentang umur dari suatu
individu ikan yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang
lalu. Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara
langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.
Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan
alami.
(Annulus) dan harian (Sirculus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, dengan
tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan
Penentuan umur ikan yang mungkin untuk dipraktekkan saat ini adalah
satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat pertumbuhan relatif pada ikan,
pembacaan umur individu ikan menurut Lagler (1970) dan Ricker (1971) adalah:
sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan
tulang otolith. Lingkaran pertumbuhan yang terdapat pada struktur keras pada
ikan seperti tulang, sisik dan otolit dapat digunakan untuk menentukan umur ikan
dan telah digunakan sejak dulu kala (Suharti, 2002). Menurut Brothers dalam
Habibie (2015), salah satu cara untuk menentukan umur ikan bertulang sejati
melalui analisis bagian terkeras ikan, misalnya otolit, sisik, duri keras, atau tulang
vertebrae.
Tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus. Otolith
terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari
ikan terdiri dari lapisan-lapisan kristal kalsium karbonat yang mengendap secara
merupakan struktur yang tendiri dari 2 bagian (bipartite) dan disebut sebagai zona
inkremental. Zona tersebut terdiri dari zona inkremen dan zona diskontinus yang
Salah satu cara untuk menentukan umur ikan bertulang sejati melalui
analisis bagian terkeras ikan, misalnya otolit, sisik, duri keras, atau tulang vertebra
5
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 November 2019, pukul 13:30 WIB
Universitas Riau.
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan,
buku pratikum, penggaris dan alat tulis, cawan petri, pinset, hot plate, gunting
bedah, objek glass, cover glass, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan
selama praktikum adalah batu asahan, crystal bon, tulang otolith ikan tambakan
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil
datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.
otolith diasah dengan cara meletakkan Crystal bond. Objek glass ini dipanaskan
dengan menggunakan hot plate dengan suhu sekitar 80oC sampai Crystal Bond
meleleh. Otolith diletakkan pada Crystal bond dibiarkan mendingin dan mengeras.
Otolish diasah secara horizontal menggunakan batu asah halus. Setelah lingkaran
tampak jelas bila diamati dibawah mikroskop, objek glas dipanaskan kembali
6
sampai Crystal bond meleleh. Lelehan Cystal bond ini digunakan untuk menutupi
Pada saat proses pengasahan, batu asah harus diletakkan dalam nampan
plastik dan nampan tersebut diisi air sehingga batu asah terendam. Jadi
pengasahan dilakukan dalam air. Proses ini dilakukan untuk menjaga agar goresan
baru asah pada otolith menjadi halus/ tidak telihat. Bila batu asah tidak direndam
maka permukaan otolith yang diasah menjadi kasar dan lingkaran pertumbuhan
tidak terlihat. Untuk mengatur posisi otolith pada objek glass digunakan jarum
jahit yang diberi tangkai. Pada saat digunakan jarum harus dalam kondisi panas,
dipanaskan pada hot plate, sehingga Cystal bond tidak lengket pada jarum
tersebut.
7
4.1. Hasil
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphoidei
Sub-ordo : Anabantoidea
Famili : Anabantidei
Genus : Helostoma
4.2 Pembahasan
dikenal dengan metode otholit, karena metode ini dapat mengetahui umur harian
ikan sample. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah
kapala dipakai untuk kesetimbangan dan penentuan umur ikan. Otholith ini juga
(2006), bahwa saat ikan mengalami pertambahan panjang maka lingkaran pada
otolith juga bertambah. Artinya semakin bertambahnya panjang tubuh ikan maka
jenuh).
disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kondisi lingkungan, kesehatan ikan dan
pertumbuhan gelap dan terang di otolith ada yang didekat inti dan ada juga yang
jauh dari inti. Hal ini sangat berkaitan dengan sejarah kehidupan ikan semasa
hidupnya
garis gelap pada Otolith ikan. Jika garis terang tampak didepan garis gelap, maka
pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup
dilingkungan yang tercemar. Jika garis gelap tampak didepan garis terang, maka
pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan tercemar dan pada saat besar
kesimpulan bahwa ikan Tambakan yang kami perhatikan ini pada masa kecilnya
hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup dilingkungan sedikit tercemar.
10
5.1. Kesimpulan
Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Penentuan umur secara tidak langsung dapat
(Annulus) dan harian (Sirculus) pada bagian-bagian tubuh yang keras. Dengan
Menggunakan metode diatas dan pembacaan garis gelapterang pada ottolith maka
dapat disimpulkan bahwa ikan tambakan tersebut merupakan ikan yang hidup
5.2. Saran
terbesar saat praktikum. Semoga dikemudian hari jumlah alat dan bahan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Aisya. 2018. Studi Morfometrik Dan Penentuan Umur Ikan Lencam (Lethrinus
Lentjan) Di Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Ketapang Kota Pangkalpinang.
Habibi, S.H. 2015. Penggunaan otolit untuk penentuan umur dan waktu pemijahan
ikan red devil, Amphilophus labiatus di Waduk Sermo, Yogyakarta
Putra et al. 2019. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Pulungan, C.P. 1985. Morphometrik Ikan Selais (Siluroidea lais) dari Perairan
Kecamatan Kampar Kiri, Kampar. Pusat Penelitian Universitas Riau,
Pekanbaru.
Yulisman. 2015. Periode Waktu Pemberian Dan Jenis Pakan Berbeda Untuk
Meningkatkan Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Larva Ikan
Tambakan (Helostoma Temminckii). Palembang.
12
LAMPIRAN
13