Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Salah satu segi terpenting pada makhluk hidup adalah kemampuannya

berkembangbiak (reproduksi). Reproduksi pada makhluk hidup merupakan suatu

proses alam dalam usaha mempertahankan keturunan dan keberadaan jenisnya di

alam. Ada dua cara berbeda pada makhluk hidup dalam membentuk keturunan,

yaitu reproduksi secara seksual dan secara aseksual. Reproduksi seksual terjadi

karena bertemunya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (sel telur) dalam

suatu proses pembuahan (fertilisasi), sedangkan pada reproduksi aseksual,

keturunan yang terbentuk tanpa melalui proses pembuahan. Ikan merupakan salah

satu makhluk hidup yang secara umum bereproduksi secara seksual. Dalam proses

reproduksinya, ikan mempunyai tingkah laku dan tata cara yang berbeda-beda,

mulai dari tingkah laku meminang dan kawin, memijah, sampai penjagaan

terhadap telur dan anak-anaknya (Fahmi, 2001).

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya

sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap

individu mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan

berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini.

Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi

lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap

tahun. Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan

telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya

mempunyai sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah. Ikan memiliki
2

ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya.

Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran kecil sebagai

konsekuensi dari kelangsungan hidup yang rendah (Anita, 2010).

Kegiatan pemijahan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup generasinya dari waktu

ke waktu. Spesies ikan yang terdapat di alam ini dikelompokkan menjadi ikan

ovipar, vivipar dan ovovivipar. Kelompok vivipar dan ovovivipar terkenal dengan

ikan yang melahirkan anaknya dan sebelum itu proses pertemuan antara gamet

jantan dan betina berlangsung didalam ovari ikan betina. Tingkah laku reproduksi

yang dilakukan oleh individu spesies untuk keberhasilan kelangsungan hidup

generasinya tidak hanya dilakukan sebelum memijah tetapi dilakukan juga

sebelum memijah bahkan sampai merawat dan melindungi telur yang telah

dibuahi serta perawatan dan perlindungan terhadap larva (Melisa, 2012).

Ikan pedang/Swordtail/Xiphophorus helleri adalah salah satu ikan hias air

tawar terpopuler. Nama Xiphophorus berasal dari bahasa Yunani ξίφορ (pedang)

dan φόπορ (pembawa). Swordtail termasuk dalam golongan Livebearers, yaitu

ikan yang berkembang biak melalui pembuahan internal. Tidak seperti

kebanyakan ikan yang bertelur, Livebearers melahirkan anak-anak mereka.

Bersama ikan Guppy ( Poecilia reticulata), Platy (Xiphophorus maculatus) dan

Molly (Poecilia sphenops), Swordtail tergabung dalam keluarga Poecilidae.

Ukuran ikan pedang dewasa berkisar antara 10-12 cm. Di dalam akuarium, ikan

pedang lebih menyukai berenang di area sekitar permukaan (top level).

Perbandingan jumlah ikan pedang jantan dan betina yang ideal adalah 1:3. Ikan

pedang jantan terkenal aktif secara seksual. Jika jumlah jantan melebihi rasio
3

ideal, ikan pedang betina akan mudah kelelahan dan stress karena terus menerus

diganggu oleh beberapa pejantan (Zainudin, 2012).

1.2.Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui dan melihat secara langsung perbedaan ciri seksual

primer dan sekunder ikan plati pedang (Xiphophorus helleri) jantan dan betina.

Untuk mengetahui pola tingkah laku reproduksi ikan plati pedang (Xiphophorus

helleri) sebelum, sesaat dan setelah memijah.Untuk mengetahui lamanya waktu

yang diperlukan ikan plati pedang (Xiphophorus helleri) untuk melakukan

pemijahan.

Manfaat Praktikum dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk mengikuti praktikum Biologi Perikanan dan sebagai sumber informasi bagi

pihak yang membutuhkan.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Plati Pedang (Xiphophorus helleri) Ciri-ciri plati pedang yaitu tubuh

memanjang dengan potongan melintang compressed, mempunyai gonopodium

berbentuk jangkar yang mengembang dan pedang panjang. Plati Pedang ini

sebenarnya adalah sirip anal yang tumbuh memanjang. Sirip punggung dan

ekornya relatif lebar. Ada beberapa alasan mengapa ikan plati pedang

(Xiphophorus helleri) diterima oleh banyak orang yang membudidayakannya,

selain keindahan bentuk, warna, mudah dikembangbiakkan, ikan ini juga bersifat

sosial yang tinggi sehingga dapat hidup berdampingan damai dengan ikan hias

lain dalam akuarium. Asal ikan famili poecillidae ini adalah perairan anak sungai,

kolam serta muara sungai amazon sebelah utara sepanjang Trinidad dan Barbos.

Famili ini merupakan ikan yang pertama kali dikenal sebagai ikan hias asal sungai

amazon. Iduk ikan plati pedang beranak setelah 5-7 hari. Induk plati pedang

betina dapat menghasilkan sekitar 80- 125 ekor dan interval dilakukan pemijahan

pemijahan untuk beranak kembali kadang-kadang membutuhkan waktu sampai 1

bulan (Febriyantoro, 2014).

Tingkah Laku Reproduksi Ikan memiliki variasi strategi reproduksi agar

keturunannya mampu bertahan hidup. Ada tiga strategi reproduksi yang paling

menonjol yaitu: memijah hanya bilamana energi (lipid) cukup tersedia, memijah

dalam proporsi ketersediaan energy dan memijah dengan mengorbankan semua

fungsi yang lain, jika sesudah itu individu tersebut mati. Proses reproduksi ikan

pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode pre-spawning,

periode spawning, dan periode post-spawning. Periode pre-spawning merupakan

periode dimana proses penyiapan gonad untuk menghasilkan telur dan sperma,
5

peningkatan kematangan gonad dan penyiapan telur dan sperma yang akan

dikeluarkan berlangsung. Periode ini merupakan bagian paling panjang dalam

proses reproduksi, sedangkan periode spawning merupakan bagian paling pendek.

Pada periode spawning berlangsung pengeluaran telur dan sperma serta

pembuahan telur oleh sperma. Periode ketiga yaitu periode post-spawning

merupakan periode berlangsungnya perkembangan telur yang telah dibuahi,

penetasan telur dan pembesaran dari telur menjadi embrio, larva sampai menjadi

anak ikan (Ambarwati, 2008).

Menurut Pulungan, Putra, Nuraini, Aryani Dan Efiyeldi (1996), untuk

membedakan suatu individu ikan baik ikan jantan maupun ikan betina kita dapat

memperhatikan ciri- ciri seksual yang dimilikinya yaitu ciri seksual primer atau

sekunder. Pengamatan terhadap ciri seksual primer dapat dilakukan dengan cara

membelah tubuh ikan dibagian perut dapat dilakukan dengan cara membelah

tubuh ikan dibagian perut dan kemudian memperhatikan gonat yang dimilikinya,

gonad tersebut adalah tetes atau ovari. Untuk membedakan tetes atau ovari adalah

dengan memperhatikan warna gonad, bentuk permukaan gonad dan diameter

gonad, sedangkan cara kedua adalah memperhatikan ciri seksual sekunder yakni

penentuan jenis kelamin dilakukan dengan cara memperhatikan bentuk tubuh dan

organ pelengkapnya.

III. BAHAN DAN METODE


6

III.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Praktikum Biologi Perikanan dilaksanakan pada hari Senin, 02

November 2016, pukul 10.30 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium

Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.


III.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah stoples sebagai

wadah ikan plati pedang yang hidup. Bahan yang digunakan adalah ikan plati

pedang jantan dan betina yang telah matang gonad sebagai sampel yang akan

diidentifikasi, tumbuhan air sebagai sarang larva ikan dan air.


III.3. Metode praktikum
Metode praktikum “Tingkah Laku Reproduksi” adalah metode survei

dengan mengamati dan mengenali langsung objek praktikum dengan pengamatan

yang dilakukan setiap hari untuk mengamati ikan yang di stoples.

3.4. Prosedur Praktikum

Ikan plati pedang yang telah matang gonad yang akan diamati disediakan

sebanyak 2 ekor yang terdiri dari 1 ekor ikan plati pedang jantan dan 1 ekor ikan

plati pedang betina. Stoples diisi dengan air dan dibuat wadah tempat

pemeliharaan sepasang induk ikan plati pedang dengan meletakkan tumbuhan air

sebagai tempat ikan plati pedang jantan membuat sarangnya dalam memijah.

Masukkan ikan plati pedang kedalam akuarium setelah periode 24 jam dan amati

tingkah laku ikan plati pedang sesaat akan memijah. Amati lagi tingkah laku ikan

plati pedang setelah selesai pemijahan dan dicatat hasil yang diperoleh.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
Ikan yang didapatkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
IV.1.1. Ikan Plati Pedang Jantan (Xiphophorus helleri)

Klasifikasi
7

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Ordo : Cyprinodontoidea

Family : Poecilidae

Genus : Xyphoporus

Spesies: Xyphoporus helleri

Gambar 1. Ikan Plati Pedang Jantan (Xiphophorus helleri)


8

Gambar 2. Ikan Plati Pedang Betina (Xiphophorus helleri)

Tabe l. Pengamatan Ikan Plati Pedang (Xiphophorus helleri)

No Hari/Tgl Jam Nama yang mengamati ingkah laku Reproduksi


1 Senin 10:30 Alfan Ardiansya Ikan jantan dan ikan

7/11/2016 betina masih saling

menjauhi
2 Rabu 13:30 Rosita sitanggang Ikan betina mulai

9/11/2016 saling mendekati


3 Jumat 10:00 Jonathan Hutajulu Perut ikan betina mulai

15/11/2016 membesar dan

pergerakan mulai

melambat
4 Senin 09:00 Rio Siregar dan Perut ikan betina

14/11/2016 Freddy Berutu semakin besar dan

pergerakan semakin
9

lambat
5 Selasa 10:00 Muklisin dan M.Baini Pergerakan ikan betina

15/11/2016 masih lambat


6 Jumat 13:00 Ilham Ikan sudah memijah

18/11/2016 dan larva ikan sudah

terlihat

IV.2. Pembahasan

Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa sampel ikan plati pedang

(Xiphophorus helleri) yang akan diamati terdiri atas 1 ekor ikan pati pedang

jantan dan 1 ekor ikan plati betina. Pada saat pengamatan, ikan plati pedang

mempunyai ciri-ciri morfologi yang berbeda atara jantan dan betina, dimana tubuh

jantan terlihat lebih langsing dan aktif melakukan pergerakan serta mempunyai

pedang dibagian ekor. Sementara tubuh ikan betina lebih pendek, perut lebih

buncit dan tidak memiliki pedang seperti ikan jantan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil pengamatan praktikum menunjukkan bahwa ikan plati pedang

mempunyai ciri-ciri morfologi yang berbeda atara jantan dan betina, dimana tubuh
10

jantan terlihat lebih langsing dan aktif melakukan pergerakan serta mempunyai

pedang dibagian ekor, sementara tubuh ikan betina lebih pendek, perut lebih

buncit dan tidak memiliki pedang seperti ikan jantan. Hasil pengamatan

praktikum menunjukkan pada ikan plati pedang betina cenderung untuk

membentangkan siripnya lebar-lebar untuk menarik perhatian ikan plati pedang

jantan. Hasil pengamatan praktikum menunjukkan bahwa perut ikan plati betina

semakin membesar dan sulit untuk melakukan pergerakan yang disebabkan karena

dalam perut ikan plati betina telah berisi telur setelah proses perkawinan

berlangsung. Saat menjelang kawin swordtail jantan secara konstan akan

mengejar betina sambil mencium area sirip perut betina, mereka akan

melancarkan serangan dengan menginseminasi sperma lewat gonopodium. Pada

ikan-ikan bertulang sejati yang melakukan pembuahan secara internal, ikan jantan

memodifikasi sirip anal menjadi lebih panjang dan lancip, atau pada ujung saluran

tempat sperma dilepaskan bentuknya membesar dan berubah.

5.2. Saran

Pada saat mengamati ikan yang akan memijah sebaiknya diamati dengan

teliti dan baik serta didampingi sama asisten supaya dapat mengerti bagaiman

tingkah laku ikan betina dan jantan.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, D. V. S. 2008. Studi Biologi Reproduksi Ikan Layur (Superfamili

Trichiuroidea) di Perairan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.


11

Anita, M. H. 2010. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Fahmi. 2001. Tingkah Laku Reproduksi pada Ikan. Jurnal Oseana, Volume

XXVI, Nomor 1: 17 – 24. LIPI, Jakarta. Febriyantoro, D. 2014.

Pengamatan

Pulungan, C.P.,M. Ahmad dan Y .I. Siregar. 1985. Morphometrik Ikan Selais dari

Perairan Kecamatan Kampar Kiri, Kampar. Pusat Penelitian Universitas

Riau, Pekanbaru.
12

LAMPIRAN

1. Gambar alat dan bahan yang digunakan


13

Stoples Ikan platy pedang

Tanaman Air

Anda mungkin juga menyukai