I. PENDAHULUAN
alam. Ada dua cara berbeda pada makhluk hidup dalam membentuk keturunan,
yaitu reproduksi secara seksual dan secara aseksual. Reproduksi seksual terjadi
karena bertemunya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (sel telur) dalam
keturunan yang terbentuk tanpa melalui proses pembuahan. Ikan merupakan salah
satu makhluk hidup yang secara umum bereproduksi secara seksual. Dalam proses
reproduksinya, ikan mempunyai tingkah laku dan tata cara yang berbeda-beda,
mulai dari tingkah laku meminang dan kawin, memijah, sampai penjagaan
berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini.
Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi
lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap
tahun. Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan
telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya
mempunyai sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah. Ikan memiliki
2
ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya.
Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran kecil sebagai
ke waktu. Spesies ikan yang terdapat di alam ini dikelompokkan menjadi ikan
ovipar, vivipar dan ovovivipar. Kelompok vivipar dan ovovivipar terkenal dengan
ikan yang melahirkan anaknya dan sebelum itu proses pertemuan antara gamet
jantan dan betina berlangsung didalam ovari ikan betina. Tingkah laku reproduksi
sebelum memijah bahkan sampai merawat dan melindungi telur yang telah
tawar terpopuler. Nama Xiphophorus berasal dari bahasa Yunani ξίφορ (pedang)
Ukuran ikan pedang dewasa berkisar antara 10-12 cm. Di dalam akuarium, ikan
Perbandingan jumlah ikan pedang jantan dan betina yang ideal adalah 1:3. Ikan
pedang jantan terkenal aktif secara seksual. Jika jumlah jantan melebihi rasio
3
ideal, ikan pedang betina akan mudah kelelahan dan stress karena terus menerus
1.2.Tujuan Praktikum
primer dan sekunder ikan plati pedang (Xiphophorus helleri) jantan dan betina.
Untuk mengetahui pola tingkah laku reproduksi ikan plati pedang (Xiphophorus
pemijahan.
Manfaat Praktikum dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti praktikum Biologi Perikanan dan sebagai sumber informasi bagi
Ikan Plati Pedang (Xiphophorus helleri) Ciri-ciri plati pedang yaitu tubuh
berbentuk jangkar yang mengembang dan pedang panjang. Plati Pedang ini
sebenarnya adalah sirip anal yang tumbuh memanjang. Sirip punggung dan
ekornya relatif lebar. Ada beberapa alasan mengapa ikan plati pedang
selain keindahan bentuk, warna, mudah dikembangbiakkan, ikan ini juga bersifat
sosial yang tinggi sehingga dapat hidup berdampingan damai dengan ikan hias
lain dalam akuarium. Asal ikan famili poecillidae ini adalah perairan anak sungai,
kolam serta muara sungai amazon sebelah utara sepanjang Trinidad dan Barbos.
Famili ini merupakan ikan yang pertama kali dikenal sebagai ikan hias asal sungai
amazon. Iduk ikan plati pedang beranak setelah 5-7 hari. Induk plati pedang
betina dapat menghasilkan sekitar 80- 125 ekor dan interval dilakukan pemijahan
keturunannya mampu bertahan hidup. Ada tiga strategi reproduksi yang paling
menonjol yaitu: memijah hanya bilamana energi (lipid) cukup tersedia, memijah
fungsi yang lain, jika sesudah itu individu tersebut mati. Proses reproduksi ikan
pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode pre-spawning,
periode dimana proses penyiapan gonad untuk menghasilkan telur dan sperma,
5
peningkatan kematangan gonad dan penyiapan telur dan sperma yang akan
penetasan telur dan pembesaran dari telur menjadi embrio, larva sampai menjadi
membedakan suatu individu ikan baik ikan jantan maupun ikan betina kita dapat
memperhatikan ciri- ciri seksual yang dimilikinya yaitu ciri seksual primer atau
sekunder. Pengamatan terhadap ciri seksual primer dapat dilakukan dengan cara
membelah tubuh ikan dibagian perut dapat dilakukan dengan cara membelah
tubuh ikan dibagian perut dan kemudian memperhatikan gonat yang dimilikinya,
gonad tersebut adalah tetes atau ovari. Untuk membedakan tetes atau ovari adalah
gonad, sedangkan cara kedua adalah memperhatikan ciri seksual sekunder yakni
penentuan jenis kelamin dilakukan dengan cara memperhatikan bentuk tubuh dan
organ pelengkapnya.
wadah ikan plati pedang yang hidup. Bahan yang digunakan adalah ikan plati
pedang jantan dan betina yang telah matang gonad sebagai sampel yang akan
Ikan plati pedang yang telah matang gonad yang akan diamati disediakan
sebanyak 2 ekor yang terdiri dari 1 ekor ikan plati pedang jantan dan 1 ekor ikan
plati pedang betina. Stoples diisi dengan air dan dibuat wadah tempat
pemeliharaan sepasang induk ikan plati pedang dengan meletakkan tumbuhan air
sebagai tempat ikan plati pedang jantan membuat sarangnya dalam memijah.
Masukkan ikan plati pedang kedalam akuarium setelah periode 24 jam dan amati
tingkah laku ikan plati pedang sesaat akan memijah. Amati lagi tingkah laku ikan
plati pedang setelah selesai pemijahan dan dicatat hasil yang diperoleh.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Ikan yang didapatkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
IV.1.1. Ikan Plati Pedang Jantan (Xiphophorus helleri)
Klasifikasi
7
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cyprinodontoidea
Family : Poecilidae
Genus : Xyphoporus
menjauhi
2 Rabu 13:30 Rosita sitanggang Ikan betina mulai
pergerakan mulai
melambat
4 Senin 09:00 Rio Siregar dan Perut ikan betina
pergerakan semakin
9
lambat
5 Selasa 10:00 Muklisin dan M.Baini Pergerakan ikan betina
terlihat
IV.2. Pembahasan
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa sampel ikan plati pedang
(Xiphophorus helleri) yang akan diamati terdiri atas 1 ekor ikan pati pedang
jantan dan 1 ekor ikan plati betina. Pada saat pengamatan, ikan plati pedang
mempunyai ciri-ciri morfologi yang berbeda atara jantan dan betina, dimana tubuh
jantan terlihat lebih langsing dan aktif melakukan pergerakan serta mempunyai
pedang dibagian ekor. Sementara tubuh ikan betina lebih pendek, perut lebih
5.1. Kesimpulan
mempunyai ciri-ciri morfologi yang berbeda atara jantan dan betina, dimana tubuh
10
jantan terlihat lebih langsing dan aktif melakukan pergerakan serta mempunyai
pedang dibagian ekor, sementara tubuh ikan betina lebih pendek, perut lebih
buncit dan tidak memiliki pedang seperti ikan jantan. Hasil pengamatan
jantan. Hasil pengamatan praktikum menunjukkan bahwa perut ikan plati betina
semakin membesar dan sulit untuk melakukan pergerakan yang disebabkan karena
dalam perut ikan plati betina telah berisi telur setelah proses perkawinan
mengejar betina sambil mencium area sirip perut betina, mereka akan
ikan-ikan bertulang sejati yang melakukan pembuahan secara internal, ikan jantan
memodifikasi sirip anal menjadi lebih panjang dan lancip, atau pada ujung saluran
5.2. Saran
Pada saat mengamati ikan yang akan memijah sebaiknya diamati dengan
teliti dan baik serta didampingi sama asisten supaya dapat mengerti bagaiman
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi. 2001. Tingkah Laku Reproduksi pada Ikan. Jurnal Oseana, Volume
Pengamatan
Pulungan, C.P.,M. Ahmad dan Y .I. Siregar. 1985. Morphometrik Ikan Selais dari
Riau, Pekanbaru.
12
LAMPIRAN
Tanaman Air