PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi perikanan sebagai dasar ilmu mengenai semua aspek-aspek yang
berhubungan dengan studi biologi ikan. Setiap makhluk hidup mengalami
pertumbuhan selama hidupnya dan melakukan reproduksi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya.
Ikan adalah semua air vertebrata binatang yang ditutupi dengan sisik , dan
dilengkapi dengan dua set pasangan sirip dan sirip beberapa berpasangan.
Kebanyakan ikan ectothermic (atau berdarah dingin). Ikan berlimpah dalam tubuh
sebagian besar air.
Ikan dapat ditemukan di gunung tinggi sungai
(misalnya, char dan memperdaya ) dan terdalam di laut kedalaman
misalnya, gulpers dan anglerfish ). Menurut FishBase , 31.500 spesies ikan telah
dijelaskan oleh Januari 2010.
Ikan mempunyai rentang yang luas strategi reproduksi yang
berbeda. Kebanyakan ikan bagaimanapun yg menelur dan pameran fertilisasi
eksternal. Dalam proses ini, perempuan menggunakan kloaka mereka untuk
merilis jumlah besar gamet mereka, disebut bibit , ke dalam air dan satu atau lebih
laki-laki rilis "semen", cairan putih yang mengandung banyak telur yang tidak
dibuahi sperma selama ini. spesies ikan lain yang menelur dan fertilisasi internal
dibantu oleh panggul atau anal sirip yang diubah menjadi organ
intromittent analog dengan penis manusia. Sebagian kecil spesies ikan baik
vivipar atau ovoviviparous , dan secara kolektif dikenal sebagai livebearers . Ikan
gonad biasanya pasang baik ovarium atau testis. Kebanyakan ikan seksual
dimorfik tetapi beberapa jenis yang hermaprodit atau berkelamin tunggal .
Ikan terkenal sebagai mahluk yang mempunyai potensi fekunditas yang
tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu
bahkan berjuta-juta tiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan
sangat padat dengan ikan.
1
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran bagian-bagian tubuh dan fungsi
fisiologis tubuh. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal itu meliputi keturunan, pertumbuhan kelamin.
Pertumbuhan ikan memiliki hubungan yang erat antara pertumbuhan panjang dan
berat. Berdasarkan teori hubungan panjang berat dapat dinyatakan dengan rumus
W= aLb, dalam hal ini “W” = berat, “a dan b”= konstanta, dan “L”= panjang ikan
Dalam menduga pertumbuhan ikan di daerah tropis sulit dilakukan karena proses
pertumbuahan ikan terus menerus sehingga tidak bisa ditentukan hanya dengan
melihat bentuk sirkulus pada sisik saja. Pertumbuhan ikan juga dapat menduga
sebaran tingkat kematangan gonad ikan berdasarkan ukuran.
Ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Ikan akan melakukan reproduksi
bila gonadnya telah matang, dan kematangan gonad dapat ditentukan.
Cara reproduksi ikan yang ada antara lain :
1. Ovipar, sel telur dan sel sperma bertemu di luar tubuh dan embrio ikan
berkembang di luar tubuh sang induk. Contoh : ikan pada umumnya
2. Vivipar, kandungan kuning telur sangat sedikit, perkembangan embrio
ditentukan oleh hubungannya dengan placenta, dan anak ikan menyerupai
induk dewasa
3. Ovovivipar, sel telur cukup banyak mempunyai kuning telur,Embrio
berkembang di dalam tubuh ikan induk betina, dan anak ikan menyerupai
induk dewasa. Contoh : ikan-ikan livebearers
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan seksual ikan antara lain
spesies, ukuran, dan umur. Secara umum ikan-ikan yang mempunyai ukuran
maksimum kecil dan jangka waktu hidup yang relatif pendek, akan mencapai
kematangan kematangan seksual lebih cepat dibandingkan ikan yang mempunyai
ukuran maksimum lebih besar.
Penentuan IKG (Indeks Kematagan Gonad) dan TKG (Tingkat
Kematangan Gonad) sangat penting dilakukan, karena dapat berguna untuk
mengetahui perbandingan antara gonad yang telah matang dan stok yang ada di
perairan, ukuraan pemijahan, musim pemijahan, dan lama pemijahan dalam satu
siklus. Terdapat dua cara untuk menentukan tingkat kematangan gonad dari ikan.
Pertama dengan cara morfologis yaitu dengan pengamatan secara visual terhadap
2
ukuran gonad ikan. Metode ini banyak dilakukan dan relatif lebih mudah, namun
tingkat ketelitian rendah. Pengamatan secara morfologis lebih praktis dilkukan
terutama dilapangan. Cara kedua yaitu dengan metode histologis. Metode ini
dilakukan di dalam laboratorium yaitu dengan mengamati perkembangan gonad
melalui fase perkembangan sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pertama
kali ikan matang gonad adalah jenis spesies, umur, ukuran, dan sifat fisiologis.
Sedangkan faktor luarnya adalah suhu, arus, individu lawan jenis, dan tempat
memijah yang sesuai (Effendi, 2002).
3
menentukan nilai gizi alamiah ikan disamping melihat hubungan ekologis dalam
tingkat trofik.
Praktikum mengenai pertumbuhan ikan, aspek reproduksi dan kebiasaan
makanan ikan sangat berkaitan dengan program studi biologi perikanan di
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Pentingnya pemahaman tentang
biologi perikanan merupakan salah satu upaya untuk memberikan kemampuan
dalam menganalisis dan menduga pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan.
Sehingga dengan demikian dapat melihat jumlah stok yang ada di alam
berdasarkan ukuran ikan.
4
selar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Animalia
5
Phylum : Chordata
Class : Cachama
Order : Perciformes
Suborder : Percoidei
Superfamily : Percoidea
Family : Sillaginidae
Genus : Sillago
Sillago adalah satu dari tiga genus dalam keluarga Sillaginidae berisi-
berbau whitings, dan berisi 29 spesies , membuat Sillago satu-satunya non-
monotypic genus dalam keluarga. Membedakan antara Sillago spesies bisa sulit,
dengan serupa dalam penampilan dan warna, memaksa penggunaan berenang
kandung kemih morfologi sebagai fitur definitif. Semua kapur sirih spesies bentik
di alam dan umumnya ikan pantai , tinggal di dangkal, perairan yang dilindungi,
walaupun ada pengecualian.. Minor perikanan ada sekitar berbagai jenis Sillago,
membuat mereka kurang penting di sebagian besar mereka
Sillago genus salah satu dari tiga genus dalam keluarga Sillaginidae ,
dirinya bagian dari Percoidea , sebuah subordo dari Perciformes . pertama kali
dicetuskan oleh taksonomi terkenal Georges Cuvier sebagai genus untuk
menggambarkan spesies baru nya, Sillago acuta, yang kemudian ditemukan
menjadi sinonim junior S. sihama . John Richardson meletakkan genus, bersama
dengan Sillaginodes dan Sillaginopsis dalam keluarga, yang ia beri nama
Sillaginidae pada tahun 1846. Banyak spesies, baik yang valid dan tidak valid
ditambahkan ke dalam genus, dan itu tidak sampai 1985 ketika Roland McKay
dari Queensland Museum menerbitkan revisi Sillaginidae keluarga yang
hubungan yang kompleks antara nama-nama ini sudah dijernihkan.
Semua spesies dalam genus Sillago mirip dengan anggota lain dari
keluarga Sillaginidae dalam profil, dengan khas dikompresi, panjang, meruncing
tubuh umum untuk semua spesies. Karakteristik definitif untuk Sillago adalah
6
adanya berenang kandung kemih , dalam semua kecuali satu kasus (Sillago
chondropus) yang memiliki saluran seperti proses-dari ventral permukaan untuk
dekat anus . Mereka berenang kandung kemih sering kompleks, lebih lanjut
membedakan mereka dari marga Sillaginodes dan Sillaginopsis (yang sering
kekurangan berenang kandung kemih seluruhnya)
7
Kerentanan penyakit terkadang merupakan faktor keturunan dan
tergantung jenis ikan. Ada ikan yang tahan terhadap bakteri, tetapi rentan terhadap
jamur atau sebaliknya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang jenis ikan pun
diperlukan untuk mengetahui setiap jenis penyakit yang sering menyerang ikan
tersebut. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit harus selalu
disiapkan sebagai tindakan antisipasi bila timbul penyakit.
Pada pemeliharaan ikan ini kualitas air, kepadatan ikan, serta jumlah dan
kualitas pakan pun harus selalu diperhatikan. Kepadatan ikan sangat penting untuk
kenyamanan hidup. Ikan yang terlalu padat dapat menimbulkan stres karena
kualitas air cepat menjadi jelek. Bahkan, oksigen terlarut cepat habis. Selain itu,
pada ikan tertentu dapat terjadi gesekan antar ikan sehingga menimbulkan luka.
Akibatnya, penampilan ikan menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan
kematian.
Jumlah dan kualitas pakan merupakan faktor penting. Bila pakannya
terlalu sedikit, ikan akan sukar tumbuh. Sebaliknya bila terlalu banyak, kondisi air
menjadi jelek, terutama pakan buatan. Pemberian pakan dengan frekuensi lebih
sering dan jumlah yang tidak terlalu banyak akan lebih baik dibanding diberikan
sekaligus dalam jumlah banyak.
Pertumbuhan pada ikan dapat diketahui melalui penghitungan panjang dan
berat pada ikan yang kemudian dikorelasikan.
a. Pengukuran Panjang.
8
b. Pengukuran Berat.
∑ log L
Keterangan : W = Berat
L = Panjang
a = Konstanta
b = Konstanta
9
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
suatu organisme. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan
reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam.
Ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina
akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan mengeluarkan telur.
Selanjutnya si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur
ini bercampur di dalam air. cara reproduksi ini dikenal sebagai oviparus, yaitu
telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh ikan.
Ikan terkenal sebagai mahluk yang mempunyai potensi fekunditas yang
tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu
bahkan berjuta-juta tiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan
sangat padat dengan ikan.
10
Siklus hidup ikan dimulai dari perkembangan di
dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada
ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sehingga rasio kelamin Ikan nila
(Oreochromis niloticus) ada yang jantan dan betina.
Kegiatan teknik produksi induk betina ikan bertujuan untuk memproduksi
induk betina secara massal dalam rangka memenuhi kebutuhan induk betina ikan.
Dalam pemijahan ikan, biasanya mengunakan standar rasio jantan : betina adalah
1 : 3,sedangkan pada pemijahan biasa, rasio kelamin jantan : betina sekitar 60 :
40. Hal ini menyebabkan kebutuhan induk betina lebih banyak dibandingkan
jantan.
11
akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan
berlangsung sampai selesai. Menurut Effendie (1997), umumnya pertambahan
bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10-25
persen dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10 persen. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa semakin rneningkat tingkat kematangan gonad, diameter
telur yang ada dalam gonad akan menjadi semakin besar. Pendapat ini diperkuat
oleh Kuo et al. (1974) bahwa kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh
perkembangan diameter rata-rata telur dan melalui distribusi penyebaran ukuran
telurnya.
12
2. Masa istirahat, produk seksual belum berkembang, gonad berukuran kecil,
telur tidak dapat dibedakan oleh mata.
3. Hampir masak, telur dapat dibedakan oleh mata, testis berubah dari warna
transparan menjadi warna ras.
4. Masak, produk seksual masak, produk seksual mencapai berat maksimum
tetapi produk tersebut belum keluar bila perut diberi tekanan.
5. Reproduksi, apabila perut diberi sedikit tekanan produk seksualnya akan
menonjol keluar dari lubang pelepasan. Berat gonad cepat menurun sejak
permulaan berpijah sampai mijah selesai.
6. Keadaan salin, produk seksual telah dikeluarkan oleh lubang genital
berwarna kemerahan, gonad mengempis, ovarium berisi beberapa telur
sisa.
7. Masa istirahat, produk seksual telah dikeluarkan, warna kemerahan pada
lubang genital, telur putih, gonad kecil belum terlihat oleh mata.
13
6. Mijah. Telur dan sperma keluar jika bagian perut ditekan. Kebanyakan
telur berwarna jernih dengan beberapa berbentuk bulat telur tinggal
didalam ovarium.
7. Mijah/ Salin. Gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat
telur.
8. Salin. Testes dan ovarium kosong da berwarna kemerahan. Beberapa telur
sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.
9. Pulih Salin. Testes dan ovarium berwarna jernih, abu- abu sampai merah.
2.7 Fekunditas
14
Di dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar
hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah
berat dibarengi dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah
telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah,
kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan sedang
berlangsung sampai selesai.
Telah dikemukakan bahwa secara morfologi perubahan-perubahan kondisi
tersebut dapat dinyatakan dengan tingkat kematangan. Namun hal ini belum
menyatakan suatu perhitungan secara kuantitatif. Untuk mengetahui perubahan
yang terjadi dalam gonad tersebut secara kuantitatif. Dapat dinyatakan dengan
suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad, atau IKG. Indeks ini
dinamakan juga Maturity atau Gonad Somatic Indeks (GSI) yaitu suatu nilai
dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan
termasuk gonad dikalikan dengan 100%.
15
Namun didapatkan pula pada ikan belanak (Effendie dan subardja, 1976)
bahwa pada tingkat kematangan yang sama (IV), tiap bulan indeknya bervariasi
dari 1– 20. Sudah barang tentu indek untuk jenis ikan lainnya berbeda-beda. Bagi
jenis ikan-ikan di Indonesia masih banyak sekali yang belum diketahui. Sekali
lagi hal ini merupakan peluang yang baik untuk diteliti lebih lanjut.
Dari awal perkembangan gonad sampai memijah, garis tengah telur yang
dikandungnya semakin membesar pula. Dengan demikian maka akan didapatkan
hubungan antara IKG dengan garis tengah telur. Hubungan ini dapat dinyatakan
dalam gambar histigram seperti yang dikemukakan oleh Arsjad (1973) pada ikan
baung seperti pada gambar 9.
Selain indek kematangan gonad seperti termaksud di atas ternyata Batts
(1972) mengemukakan indek lain yang dinamakan Gonad Indeks (GI) yaitu
perbandingan antara berat gonad dengan panjang ikan, yang rumusnya:
GI = w/Ls X 10s
Dimana: GI = Gonad Indek
W = Berat gonad segar dalam gram
L = panjang ikan dalam mm.
Harga 10s merupakan suatu faktor agar nilai GI mendekati harga satu.
Apabila tidak dikalikan dengan faktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang
sangat kecil (beberapa angka di belakang koma) sehingga apabila nilai tersebut
dipakai untuk membandingkan dengan nilai lainnya tidak sepeka dengan
menggunakan faktor 10s tadi.
16
Masa pemijahan setiap spesies ikan berbeda-beda, ada pemijahan yang
berlangsung singkat (total leptolepisawner), tetapi banyak pula pemijahan dalam
waktu yang panjang (partial leptolepisawner) ada pada ikan yang berlangsung
beberapa hari. Semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang
ada dalam ovarium semakin besar pula (Effendie, 1979 in Rizal, 2009).
2.10Kebiasaan makanan
17
a. Metode Jumlah.
Hampir sama dengan cara pada metode jumlah, tetapi hasilnya dinyatakan
dalam persen.
Pada metode ini dilakukan dengan cara mengukur isi alat pencernaan.
Kemudian isi tersebut diencerkan dengan pengisian air sampai 10 kali, hasil
pengenceran diamati dibawah mikroskop. Lalu kita dapat menentukan Food And
Feeding Habits ikan dari banyaknya jenis makanan yang terlihat dibawah
mikroskop.
d. Metode Volumetrik.
Metode ini dilakukan dengan cara mongering udarakan isi dari saluran
pencernaan kemudian setelah dikeringkan isi dari saluran pencernaan masing –
masing dipisahkan sesuai dengan jenisnya.
e. Metode Gravimetrik.
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode volumetric hanya saja isi
dari saluran pencernaan dkiukur berdasarkan beratnya.
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk
luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat
ikan tersebut di perairan. Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang
18
bias menunjukkan dimana habitat ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal
bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang
digunakan dalam identifikasi.
Ukuran tubuh ikan. Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran
yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan.
- Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxillae) hingga ujung ekor.
- Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxillae) hingga pertenganpangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan
berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke
sirip ekor)
BAB III
19
ALAT & BAHAN
3.1 Alat dan bahan :
A. Alat
B. Bahan
20
Jika ikan tersebut berjenis kelamin betina, maka kita dapat menghitung
fekunditasnya dengan salah satu metode yang dapat digunakan. Metode yang
digunakan pada praktikum ini adalah metode volumetric dengan prosedur kerja:
1. Mengisi gelas ukur dengan air secukupnya. Catat volume ait tersebut (volume
awal).
2. Memasukkan seluruh gonad pada gelas ukur tersebut. Catat volumenya
(volume akhir).
3. Mengurangkan antara volume akhir dengan volume awal sehingga
mendapatkan V.
4. Membagi gonad menjadi 3 bagian secara.
5. Mengambil bagian anterior, tengah dan posterior dari gonad tersebut sebagai
sampel..
6. Melakukan seperti pada langkah 1, 2 dan 3 sehingga didapatkan v.
7. Menghitung jumlah telur sampel.
8. Menghitung fekunditasnya dengan menggunakan rumus:
X = V X = Vx
x v v
X = fekunditas
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table ikan kaca piring
22
Nama Seksualita Pertumbuhan ikan Perkembangan gonad fekun Dia Jenis
s ikan ditas met paka
er n
telu
r
19 - -
23
Pengolahan data ikan kacapiring
1. Seksualitas
Jantan : Betina = 30 : 8
= :
TKG JUMLAH
Dara 18
Dara berkembang 8
Perkembangan I 7
Perkembangan II 3
Salin 2
Tidak Terdeteksi 1
Berdasarkan data kelas, ikan kacapiring yang di amati paling banyak berada pada
dara dengan ciri-ciri ( menurut Kesteven )sebagai berikut :
Betina :
24
• testes transparan
• tidak berwarna sampai berwarna abu-abu
Jantan
TKG
bobot Dara Perkembangan Perkembangan Tidak
Dara Salin
berkembang I II Terdeteksi
15-20 4 2
21-30 5 4 3 1 2 1
31-40 6 1 2
41-50
51-60 1
Total 17 7 5 1 2 1
Betina
TKG
Berat Dara Perkembangan Perkembangan Tidak
Dara Salin
berkembang I II Terdeteksi
15-20 1 2 1
21-30 1 1 2 1
Total 2 3 2 2
Ikan-
Kel Fitoplankton Zooplankton Tumbuhan Hewan Detritus ikan Udang
kecil
1 35% 10% - 55% - - -
2 35% 50% - 15 - - -
3 80% 20% - - - - -
4 10% 50% - 40% - -
5 20% 20% - 35% - - -
6 25% 35% - 40% - - -
7 15% 35% - 50% - - -
8 80% 20% - - - - -
9 25% 15% 60% - - - -
11 25% 55% - 20% - - -
12 30% 50% - 20% - - -
13 50% 50% - - - - -
14 40% 40% 20% - - - -
15 10% 35% 20% 35% - - -
16 20% 30% - 50 % - - -
18 - - - - - - -
19 - - - - - - -
20 - - - - - - -
21 - - - - - - -
25
22 - - - - - -
23 80% - - - 20% - -
24 100% - - - - - -
25 90% - - - 10% - -
26 90% - - - 10% - --
27 90% - - - 10% - -
28 80% - 10% - 10% - -
29 - - - - - - -
30 80% - - 20% - -
31 - 100% - - - - -
32 - 100% - √ - - -
33 - 100% - √ - - -
34 - 100% - √ - - -
35 40% 50% - - 10% - -
36 60% 40% -- -
37 - 100% - √ - - -
38 - 100% - √ - - -
39 - 100% - √ - - -
40 - 100% - - - - -
41 - 100% - √ - - -
42 - - √ - - -
Grafik
1 : fitoplankton
2 : zooplankton
3 : tumbuhan
4 : hewan
5 : detritus
26
Salin = 2/30x 100% = 6,66%
Tidak terdeteksi = 1/30 x 100% = 3,33%
27
15 1,18 2,49 4,47
21 1,32 2,75 4,32
25 1,40 2,91 4,32
18 1,26 2,63 4,40
30 1,48 3,10 4,41
40 1,60 3,33 4,32
40 1,60 3,48 4,71
60 1,78 3,89 4,80
25 1,40 2,93 4,40
35 1,54 3,29 4,54
40 1,60 3,40 4,51
40 1,60 3,42 4,55
25 1,40 2,96 4,47
27 1,43 2,98 4,32
31 1,49 3,15 4,47
32 1,51 3,19 4,50
29 1,46 3,06 4,38
27 1,43 2,95 4,25
31 1,49 3,10 4,32
29 1,46 3,04 4,32
29 1,46 3,07 4,40
40 1,60 3,44 4,61
28 1,45 3,03 4,40
33 1,52 3,21 4,47
26 1,41 2,94 4,32
29 1,46 3,04 4,32
25,06 1,40 2,92 4,35
33,38 1,52 3,25 4,54
37,25 1,57 3,27 4,32
33,87 1,53 3,23 4,47
23,4 1,37 2,82 4,25
21,39 1,33 2,78 4,38
27,11 1,43 2,99 4,35
25,84 1,41 3,01 4,54
28,22 1,45 3,04 4,40
28,06 1,45 2,98 4,25
33,11 1,52 3,21 4,47
1159,69 56,88 119,59 172,21
28
Rumus Korelasi : kaca piring (wader laut)
Log a = logW . (logL)2- ∑(logL .logW) . ∑logLN . logL2-(∑logL )2
= 56,88 x (6715,8025- 119,59(81,95)39 . 6715,8025-
172,21
= 381994,8462-9800,4005261916,2975-172,21
= 372194,4457261744,0875
Log a = 1,422
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum
dan sesudah memijah. Umumnya pertambahan berat gonad ikan betina sebesar
10-25% dari berat tubuhnya, dan jantan sebesar 5-10%. Perbandingan antara berat
gonad dengan berat tubuh diantara banyak peneliti menamakan indeks tadi ialah “
Gonado Somatic Indekx “ atau Ideks Kematangan Gonad ( IKG ). IKG akan
semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada saat akan
terjadi pemijahan.
Menurut Bagenal, 1978; Fekunditas : jumlah telur yang matang yang akan
dikeluarkan oleh induk. Menurut Nikolsky, 1969; Fekunditas individu : jumlah
30
telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan (baik digunakan pada ikan
yang memijah satu tahun sekali.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh kelompok kami khususnya untuk
praktikum mata kuliah Biologi Perikanan dan umumnya untuk mata kuliah
lainnya yang bertujuan agar pelaksanaan praktikum untuk selanjutnya menjadi
lebih baik adalah Dosen dan Asisten Dosen agar lebih berkoordinasi, dan
diharapkan tepat waktu jadwal praktikum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
ELearning/Iktologi/Textbook/Cover%20Buku%20ajar%20(ikhtiologi).htm
http://andhikaprima.wordpress.com/2010/08/16/tingkat-kematangan-
gonad-ikan/ (Diakses pada tanggal 20 Maret 2011 pkl. 21.43)
31