1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Menurut Effendi (1997) dalam Sembiring et al., (2014) berat ikan dapat dianggap
sebagai suatu fungsi dari panjang dan biasanya mengikuti hukum kubik. Hukum kubik
menunjukkan bahwa berat ikan merupakan pangkat tiga dari panjangnya. Apabila
pertumbuhan ikan mengikuti hukum kubik dapat disebut pertumbuhan isometrik (b=3).
Apabila ikan yang diamati tidak mengikuti hukum kubik maka dapat disebut pertumbuhan
ikan bersifat alometrik (b tidak sama dengan 3). Apabila nilai b<3 artinya pertumbuhan
ikan bersifat alometrik negatif, artinya pertumbuhan panjangnya lebih cepat dari
pertumbuhan berat. Sedangkan apabila nilai b>3 artinya pertumbuhan ikan bersifat
alometrik positif yang artinya pertumbuhan bobotnya lebih cepat dari pertumbuhan
panjang.
Menurut Mulfizar, dkk (2012) dalam Wahyu (2013), menginformasikan bahwa pola
alometrik negatif tercatat untuk jenis Mugil cephalus di perairan mangrove Kuala Gigieng
Provinsi Aceh. Diduga jenis-jenis belanak berdasarkan sifatnya yang aktif memiliki pola
pertumbuhan alometrik negatif. Melihat perairan-perairan tersebut mempunyai daya
dukung lingkungan yang cocok. Selain itu pula kemampuan adaptasi belanak yang tinggi
di lokasi-lokasi tersebut. Seperti yang telah diduga sebelumnya terkait dengan
perbedaan sifat antara ikan aktif dan pasif akan berpengaruh terhadap alokasi energi
yang dikeluarkan untuk pergerakan dan pertumbuhan pada ikan.
Maksud dari praktikum ini adalah mengetahui hubungan panjang dan berat untuk
menentukan pertumbuhan ikan dalam populasi alami.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KLASIFIKASI MORFOLOGI IKAN
2.1.1 IKAN NILA (ORECHROMIS NILATICUS)
Menurut Kordi dan Ghufron (2010). Klasifikasi dan morfologi ikan nila adalah sebagai
berikut: Klasifikasi Secara taksonomi, ikan nila dapat diklasifikasikan kedalam:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Famili : Chiclidae
Genus : Oreochromis
Morfologi
Seperti udang lain pada umumnya, badan udang galah terdiri dari ruas-ruas
yang ditutup dengan kulit keras. Bagian kulit tersebut cukup keras, tidak elastis dan
terdiri dari zat chitin yang tidak dapat mengikuti pertumbuhan dagingnya. Badan
udang galah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kepala dan dada yang bersatu
membentuk satuan kepala-dada (cephalothorax), bagian badan (abdomen) dan bagian
ekor (uropoda). Bagian cephalothorax dibungkus oleh kulit keras yang disebut
karapas. Pada bagian depan kepala terdapat tonjolan karapas yang bergerigi
(rostrum). (Holthuis, 1950 dalam Hadie dan Hadie, 1991)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterigii
Ordo : Synbranchiformes
Family : Synbranchidae
Genus : Monopterus
Ikan belut sawah mempunyai bentuk tubuh panjang dan bulat seperti ular,
tapi tidak bersisik dan memiliki mata yang kecil. Sirip dubur dan sirip punggung
berubah menjadi sembulan kulit yang tidak berjari-jari. Belut tidak memiliki sirip
perut dan sirip dada. Kulitnya licin karena mengeluarkan lendir. Bagian dada pada
belut lebih panjang dari bagian ekor. Tinggi badan belut kurang lebih 1/20 kali
panjang tubuhnya. Belut memiliki punggung berwarna kehijauan dan bagian perut
kekuningan, lengkung insang terdiri dari tiga pasang, bibirnya berupa lipatan kulit
yang lebar di sekeliling mulut, dan gigi belut kecil runcing berbentuk kerucut.
Menurut Sundoro (2005) dalam Paramudhita (2012)
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau berat dalam satu ukuran
waktu, sedangkan bagi populasi adalah pertambahan jumlah. Pertumbuhan merupakan proses
biologi yang kompleks. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut
seperti kualitas air, ukuran, umur, jenis kelamin, ketersediaan organisme-organisme makanan,
serta jumlah ikan yang memanfaatkan sumber makanan yang sama. Tidak semua makanan yang
dimakan oleh ikan digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian besar energi dari makanan digunakan
untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi (Effendie 1997dalam sutrisna 2011)
2.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Menurut Effendie (1997) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dari ikan, seperti keturunan, sex, umur,
parasit, dan penyakit. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan antara
lain jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, dan faktor
kualitas air
Kisaran panjang total dan bobot total ikan betina lebih besar dibandingkan dengan jantan. Hal
ini diduga karena adanya perbedaan pola pertumbuhan, lingkungan, ketersediaan makanan dan
perbedaan ukuran pertama kali matang gonad. Apabila pada suatu perairan terdapat perbedaan
ukuran dan jumlah dari salah satu jenis kelamin, kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pola
pertumbuhan, perbedaan ukuran pertama kali matang gonad, perbedaan masa hidup, dan adanya
pemasukan jenis ikan / spesies baru pada suatu populasi ikan yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan
hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b, yaitu bila b = 3, hubungan yang
terbentuk adalah isometrik (pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat). Bila b ≠ 3
maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik, yaitu bila b > 3 maka hubungan yang terbentuk
adalah allometrik positif yaitu pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang,
menunjukkan keadaan ikan tersebut montok. Bila b < 3, hubungan yang terbentuk adalah allometrik
negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat, menunjukkan keadaan
ikan yang kurus(Suwarni, 2009 dan Jabarsyah, dkk., 2011 dalam permana 2015).
Sifat pertumbuhan allometrik positif memberi arti bahwa, indikasi pertumbuhan panjang lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan bobot ikan. Pertumbuhan allometrik negatif ditemui pada ikan
Betok, kelebere dan Kendia, dengan nilai (b < 3) artinya, pertumbuhan ikan Betok, Kelebere dan
kendia cenderung pertumbuhan bobotnya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan panjang,
sedangkan untuk pertumbuhan isometrik ditemui pada ikan puyau mata merah, sehingga dapat
dinyatakan kalo pertumbuhan panjang sebanding dengan pertumbuhan bobotnya. Perbedaan ini
diduga dipengaruhi oleh perbedaan kelompok ukuran yang disebabkan oleh perbedaan kondisi
lingkungan (Sparre & Venema 1999 dalam syahrir 2013).