Anda di halaman 1dari 20

Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa

(Korupsi, Dekadensi Moral, Dan Kerusakan Lingkungan)

Kelompok 6 :
Iva Dwi Wulandari (145080400111007)
Pingkan Ayu N. I. (145080400111035)
Faris Izatur Q. (145080401111025)
Indonesia dikenal sebagai negara dengan
orang-orang beragama dan berkepribadian baik.
Namun situasi negara Indonesia saat ini begitu
memprihatinkan. Begitu banyak masalah
menimpa bangsa ini salah satunya yaitu pada
permasalahan seperti masalah korupsi, moral,
dan lingkungan. Dalam diskusi kali ini kita akan
membahas pancasila sebagai solusi problem
bangsa.
A. Korupsi

Korupsi secara harafiah diartikan sebagai


kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian
(Tim Penulis Buku Pendidikan anti
korupsi, 2011).
Dalam Buku Pendidikan anti korupsi (2011), secara garis besar
penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua:

• faktor internal • faktor eksternal


a. Aspek Perilaku Individu a. Aspek sikap
masyarakat terhadap
b. Aspek Sosial
korupsi.
b. Aspek ekonomi
c. Aspek Politis
d. Aspek Organisasi
Dalam Buku Pendidikan anti korupsi (2011), secara garis besar
penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua: (faktor
internal)
a. Aspek Perilaku Individu • Aspek Sosial
• Sifat tamak/rakus Perilaku korup dapat terjadi karena
dorongan keluarga. Kaum behavioris
manusia. mengatakan bahwa lingkungan
• Moral yang kurang kuat keluargalah yang secara kuat
memberikan dorongan bagi orang
• Gaya hidup yang untuk korupsi dan mengalahkan sifat
konsumtif. baik seseorang yang sudah menjadi
traits pribadinya. Lingkungan dalam
hal ini malah memberikan dorongan
dan bukan memberikan hukuman
pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
Dalam Buku Pendidikan anti korupsi (2011), secara garis besar
penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua: (faktor
eksternal)
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak
korupsi terjadi karena:
• Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya
korupsi. Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat.
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama
korupsi adalah masyarakat sendiri.
• Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa
dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam
agenda pencegahan dan pemberantasan.
Dalam Buku Pendidikan anti korupsi (2011), secara garis besar
penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua: (faktor
eksternal)

b. Aspek ekonomi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang
kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami
situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu
membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan
pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.
c. Aspek Politis
Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan
mempertahankan kekuasaan sangat potensi
menyebabkan perilaku korupsi.
Dalam Buku Pendidikan anti korupsi (2011), secara garis besar
penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua: (faktor
eksternal)
d. Aspek Organisasi
• Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
• Tidak adanya kultur organisasi yang benar
• Kurang memadainya sistem akuntabilitas
• Kelemahan sistem pengendalian manajemen
• Lemahnya pengawasan
Cara/pendekatan penyelesaian korupsi:
1. Pendekatan eksternal: 2. Pendekatan internal:
adanya unsur dari luar diri manusia kekuatan yang muncul dari
yang memiliki kekuatan ‘memaksa’ dalam diriindividu dan
orang untuk tidak korupsi. mendapat penguatan
misalnya hukum, budaya dan watak melalui pendidikan dan
masyarakat. Dengan penegakan pembiasaan.
hukum yang kuat, baik dari aspek Pendidikan yang kuat
peraturan maupun aparat penegak terutama dari keluarga
hukum, akan mengeliminir sangat penting untuk
terjadinya korupsi. menanamkan jiwa anti
Demikian pula terciptanya budaya korupsi, diperkuat dengan
dan watak masyarakat yang anti pendidikan formal di
korupsi juga menjadikan seseorang sekolah maupun non-
enggan untuk melakukan korupsi. formal di luar sekolah.
Membangun kesadaran moral anti korupsi berdasar Pancasila
adalah membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan
internal tersebut dalam diri masyarakat.
Nilai-nilai Pancasila apabila betul-betul dipahami,
dihayati dan diamalkan tentu mampu menurunkan
angka korupsi. Penanaman satu sila saja, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila bangsa Indonesia
menyadari jati dirinya sebagai makhluk Tuhan, tentu
tidak akan mudah menjatuhkan martabat dirinya ke
dalam kehinaan dengan melakukan korupsi.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna tentu tidak akan merendahkan dirinya
diperhamba oleh harta, namun akan menyerahkan diri
sebagai hamba Tuhan. Buah dari pemahaman dan
penghayatan nilai ketuhanan ini adalah kerelaan untuk
diatur Tuhan, melakukan yang diperintahkan dan
meninggalkan yang dilarang-Nya.
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan
memang tidak bisa dalam konteks pancasila, karena
nilai-nilai pancasila merupakan kesatuan organis
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral


besar manakala keseluruhan nilai pancasila yang
meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan dijadikan landasan moril
dan diterapkan dalam seluruh kehidupan berbangsa
dan bernegara, terutama dalam pemberantasan
korupsi.
B. Dekadensi Moral
Menurut Santoso (2013), dekadensi moral adalah penurunan atau
kemerosotoan moral pada seseorang yang diakibatkan oleh faktor-faktor
tertentu. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya dekadensi moral adalah : 
1. Kemajuan teknologi
Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya
sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat. Misalnya : Video
porno yang semakin mudah di akses di ponsel dengan internet, pelajar sebagian
yang tidak sempat belajar ketika ujian menggunakan hp untuk internet atau
menanyakan kepada temannya lewat sms. Hal tersebut memang sangat
memudahkan tapi itu melatih adanya sifat ketidakjujuran kepada pelajar itu
sendiri sehingga menjadi awal dari kerusakan moral. 
2. Memudarnya kualitas keimanan
Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika
tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat
berbahaya bagi moral. Contohya adalah jika para pejabat negeri ini memiliki
landasan agama yang baik,maka tidak akan ada yang berani melakukan korupsi
atau memakan uang rakyat.
3. Pengaruh lingkungan
Kondisi lingkungan dan pengaruh yang kurang baik dari orang sekitar
mampu merusak moral seseorang. Contohnya adalah pengaruh budaya barat
serta pergaulan dengan teman sebaya yang sering mempengaruhi seseorang
untuk mencoba hal buruk dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
4.Hilangnya kejujuran
Contohnya adalah perbuatan korupsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa saat
ini tingkat kejujuran di Indonesia menjadi semakin rendah.
5.Hilangnya Rasa Tanggung Jawab
Contohnya adalah masalah pada infrastruktur bangunan seperti banyak
gedung yang hampir roboh, kasus lain rusaknya beberapa ruas rel kereta api
yang diakibatkan besi baja rel kereta diambil oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab. Kasus-kasus tersebut merupakan cermin bahwa telah
terjadi kemerosotan moral tanggung jawab di masyarakat yang dapat
berakibat fatal bagi keselamatan masyarakat lainnya. 
6. Tidak Berpikir Jauh ke Depan
Eksploitasi alam adalah salah satu bentuk dari pola berpikir jangka pendek.
Sebagai contoh adalah penggundulan hutan. Kegiatan tersebut membuktikan
bahwa oknum-oknum tersebut tidak memikirkan jangka panjang mengenai akibat
yang akan disebabkan oleh kegiatan tersebut seperti halnya banjir, kebakaran
hutan, dan lain sebagainya.
7. Rendahnya Disiplin
Contohnya adalah peristiwa yang sering dilakukan oleh mahasiswa pada saat
usai hari libur. Kebanyakan dari mereka akan datang terlambat atau bahkan tidak
masuk kuliah. Meskipun mereka tahu hal tersebut tidaklah baik namun masih
terus saja terjadi setiap tahunnya. Hal ini merupakan cermin dari karakter bangsa
yang mengabaikan budaya disiplin
8. Lemahnya control
baik dari diri sendiri, keluarga maupun sesama masyarakat. Sebagai contoh,
adalah anak yang nakal. Anak yang nakal apabila tidak mendapatkan pengawasa
yang baik dari keluarga ataupun masyarakat sekitar maka ia tidak akan merasa
bersalah dan bahkan tidak malu untuk melakukan perbuatan yang tidak baik di
depan umum. Hal tersebut dapat berdampak buruk pada pertumbuhan si anak
hingga besar nanti.
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia hakikatnya bukan hanya
merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia. Namun Pancasila diangkat dari nilai-
nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia. Unsur-unsur dalam Pancasila tidak lain
diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakan sumber utama Pancasila.
Sebagai ideologi, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila selalu tercermin
dalam sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Karena ideologi tersebut terlahir
dari bangsa kita sendiri.
Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pancasila di implikasikan di
dalam kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di Negara kita
namanya ketidak-adilan, terorisme, koruptor serta kemiskinan. Karena di dalam
pancasila sudah tercemin semuanya norma-norma yang menjadi dasar dan ideologi
bangsa dan Negara. Sehingga tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu
menjadikan pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan permasalahan
bangsa dan Negara.
Pancasila Sebagai Solusi Kerusakan Lingkungan
Religius

Keadilan sosial Perikemanusiaan

Aplikasi
Nilai-Nilai
Pancasila

Kerakyatan Persatuan bangsa


Kesimpulan
• Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia, yang memiliki nilai-nilai didalamnya, seperti telah
dijelaskan dalam Pembukaan UUD 1945.
• Sebagai solusi permasalahan suatu bangsa nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila sangat bermanfaat bagi bangsa
Indonesia, sebagai ideologi bangsa Indonesia tentunya pancasila
mempunyai semacam magnet permersatu bagi bangsa ini. Pancasila
dapat menjadi solusi permasalahan suatu bangsa dan negara
(korupsi, dekadensi moral, dan kerusakan lingkungan) terbukti
bahwasannya kita dapat mengetahui berbagai cara yang
menyangkut atau berhubungan dengan Pancasila untuk manangani
permasalahan suatu bangsa misalnya dengan nilai-nilai positif yang
terkandung di dalam pancasila.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai