Anda di halaman 1dari 2

Penyuluhan Untuk Mendukung Perikanan Tangkap Berkelanjutan

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas


laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km
(World Resources Institute, 1998) dengan luas wilayah laut 5,4 juta km 2. Namun,
dengan luas laut yang begitu besar dan sumberdaya yang melimpah masalah
kemiskinan di kalangan nelayan masih menjadi permasalahan yang belum dapat
dituntaskan. Salah satu permasalahan yang dihadapi perikanan Indonesia saat ini
adalah penangkapan ikan yang melebihi Maximum Suistanable Yield dan
penggunaan alat tangkap yang merusak lingkungan sehingga dapat menurunkan
hasil tangkapan.
Melalui KEPMEN KP No. 2 Tahun 2015 Pemerintah telah menetapkan alat
tangkap yang tidak boleh dioperasikan, beberapa alat tangkap yang dilarang
beroperasi dikarenakan alat tersebut dapat mengakibatkan penurunan produksi
hasil perikanan dan juga telah merusak ekosistem laut. Alat tangkap yang dilarang
beroperasi tersebut adalah pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets).
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah juga sudah menyedikan alat tangkap
pengganti agar nelayan sendiri tetap bisa menangkap ikan sebagai sumber
pendapatan mereka tanpa melanggar peraturan pemerintah sekaligus tetap
menjaga kelestarian sumberdaya ikan untuk kehidupan masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, kenyataan dilapang masih banyak nelayan yang menggunakan alat
tangkap yang telah dilarang meskipun sudah ada alat tangkap pengganti yang
ramah lingkungan. Keadaan tersebut salah satunya disebabkan oleh pola pikir
masyarakat perikanan khususnya nelayan yang masih takut tehadap perubahan.
Oleh karena itu, pelarangan alat tangkap dan juga alat tangkap pengganti yang
ramah lingkungan tersebut perlu disosialisasikan kepada nelayan sebagai salah
satu cara mewujudkan perikanan tangkap berkelanjutan melalui kegiatan
penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan ini bertjuan untuk mengubah pola perilaku ini
dilakukan dengan menggunakan media yang menarik yaitu menggunakan media
wayang yang disukai oleh banyak kalangan. Dalam pagelaran wayang tersebut
akan diceritakan tentang nelayan yang menggunakan alat tangkap ramah
lingkungan dengan alat tangkap yang dilarang beserta dampak yang akan
ditimbulkan di masa mendatang. Dalam cerita wayang tersebut juga akan
dikaitkan dengan kerifan lokal yang ada di wilayah tersebut. Selain itu,
pelaksanaan penyuluhan juga harus disesuaikan dengan kondisi nelayan dimana
penyuluhan akan dilaksanakan pada siang hari atau pada waktu dimana para
nelayan sedang tidak melaut. Dengan demikian, kegiatan penyuluhan dapat
berlangsung lancar tanpa mengganggu aktivitas para nelayan yang melaut.

Anda mungkin juga menyukai