(Elfian Permana)
LAPORAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Osteichtyes
Ordo: Perciformes
Famili: Cichlidae
Genus: Oreochromis
Nama binomial
Oreochromis niloticus
Linnaeus, 1758
1. Feeding frekuensi
2. Feeding time
3. Feeding behaviour
4. Feeding habits
5. Feeding periodicity
6. Feeding level
Pemberian pakan pada benih ikan umur 7 sampai 15 hari
biasanya diberi pakan dalam bentuk tepung dan remah.
Benih umur 15 sampai 30 hari dapat diberi pakan berupa
pelet yang berdiameter ± 1 mm atau disesuaikan dengan
bukaan mulut ikan. Pakan ini diberikan 3-5 kali sehari
(Soetomo, 1987).
Suhu
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh
terhadap metabolismedan pertumbuhan organisme serta
memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme
perairan. Suhu juga memengaruhi oksigenterlarut dalam
perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran
14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu
22-37 °C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya
berkisar antara 25-30 °C.
pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan .
Beberapa faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya
aktivitas fotosintesis, suhu, dan
terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi
ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi pertumbuhan
dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH
7–8 .
Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari
organisme akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah
bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan
maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik
tersuspensi. Pembusukan bahan organik, terutama yang
banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+)
dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi)
tidak berjalan lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3
sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses
pembakaran makanan, aktivitas berenang,
pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen
perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat
di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh
tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut
yang optimal bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari
5 mg/l.
BAB III
METODELOGI
Hari : Senin
v Alat
o Aquarium
o Timbangan analitik
o Timbangan manual
o Penggaris ukur
o Ikan nila
1. Tentukan padat tebar ikan yang akan dipelihara dan hitung jumlah ikan yang
diperlukan
2. Timbang bobot dan ukur panjang ikan yang akan dipelihara dan catat rata-rata
bobot, dan panjang ikan
3. Tentukan feeding rate pemberian pakan dan hitung kebutuhan pakan selama masa
pemeliharaan 3 minggu
4. Tentukanfeeding frekuensi dan feeding timenya
5. Ikan yang telah ditimbang boot dan diukur panjangnya ditebar di dalam aquarium
sesuai denagn kepadatan tebar yang telah ditentukan
6. Lakukan pemberian pakan sesuai dengan dosis, feeding time, dan feeding
frekuensi yang telah ditentukan
7. Lakukan pengukuran kualitas air setiap 3 hari sekali dan catat hasilnya
Dimana :
MR = (M/No) x 100%
Σ Pakan = FR x Biomassa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
FR
=
= 13,45 gr/hari
ü Pagi = 4,035 gr
ü Siang = 5,38 gr
ü Sore = 4,035 gr
= 14,19 gr/hari
ü Pagi = 4,257 gr
ü Siang = 5,676 gr
ü Sore = 4,257 gr
FCR = 0,051
SR = 100 %
Ø Data hasil minggu 3
FCR = 12,4
SR = 100 %
Ø Pengukuran kualitas air
· Minggu 2
DO : 8,0
Suhu : 26 oC
pH :7
· Minggu ke 3
DO : 8,2
Suhu : 28 oC
pH :7
4.2. Pembahasan
Kualitas Air
Oksigen Terlarut
pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan .
Beberapa faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya
aktivitas fotosintesis, suhu, dan
terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi
ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi pertumbuhan
dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH
7–8 .
Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari
organisme akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah
bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan
maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik
tersuspensi. Pembusukan bahan organik, terutama yang
banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+)
dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi)
tidak berjalan lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3
sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.
Oksigen terlarut
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_nila
LAMPIRAN
1 75 7 8
2 8 7,9 8,2
3 8,5 8 8
5 8 7,9 7,4
7 7 7,7 8,4
8 8 8,8 8,2
9 7,5 7 7,4
11 7,5 7 7,9
14 7 7,5 9,3
15 7 7,8 7,1
16 8 9 7,8
17 7 7,2 7,5
18 7 8,3 7,8
19 8 7,5 7,8
20 7 8,5 8,1
21 7,5 7,7 8
22 8 8,4 7,7
23 8 7,4 8,5
24 7,5 7 7,1
25 7,5 7,5 7
26 7 7,3 8,1
27 7,5 8,5 8
28 7 7,8 7,3
30 7 8 7,9
32 7 7,2 7,2
33 7 7,3 7,8
34 7 7,8 9
35 7 7,4 7,1
36 7 7,8 7,2
37 7 7,6 7,5
38 7 7 7,8
39 7,5 7,5 8
40 8 8,1 7,6
41 7 7,2 7,3
43 7,5 7 8,2
45 7 8 7,3
46 7 7 7,6
47 7 7,8 7,4
49 7 7,8 8,8
50 7 8 7,5
= 13,45 gr/hari
Pagi
= 4,035 gr
Siang
= 5,38 gr
Sore
= 4,035 gr
FR
FR =
= 14,19 gr/hari
Pagi
= 4,257 gr
Siang
= 5,676 gr
Sore
= 4,257 gr
FCR
FCR=
=
= 0,723
Pertumbuhan harian =
=
=0,051
SR
SR=
= 100 %
FCR
FCR=
= 12,4
Pertumbuhan harian =
=
=0,004
SR
SR=
= 100 %
Minggu 2
DO : 8,0
Suhu : 26 oC
pH : 7
Minggu ke 3
DO : 8,2
Suhu : 28 oC
pH : 7