Anda di halaman 1dari 20

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Ikan mas sebagai ikan konsumsi merupakan salah satu komoditas sektor
perikanan air tawar yang terus berkembang pesat. Ikan mas banyak diminati
konsumen karena rasa dagingnya yang enak dan gurih serta memiliki kandungan
protein yang cukup tinggi.
Indonesia khususnya di Kalimantan Barat ikan mas merupakan yang paling
populer dibudidayakan. Berdasarkan data dari Statistik Produksi Perikanan
Provinsi Kalimatan Barat bahwa produksi ikan mas pada tahun 2008 mencapai
1.139 ton sedangkan produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 1.742
ton.Selama 3 tahun terakhir produksi perikanan di Kalimantan Barat mengalami
peningkatan mencapai 603 ton, dengan harga perkilogram secara umum Rp.
16.000-18.000 untuk dipulau jawa dan Rp.23.000-27.000 untuk diluar pulau jawa.
Hal ini tentunya merupakan suatu peluang dalam pengembangan budidaya ikan
mas. Tingginya permintaan akan ikan mas mendorong petani ikan untuk
meningkatkan budidaya kearah yang lebih intensif dengan menambah padat
penebaran yang diikuti dengan penambahan pemberian pakan ( BPS Kalbar, 2013 ).
Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak,
gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh
dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung 4,5 g
protein, 23,1 g karbohidrat, dan 0,2 g lemak. Selain itu mengandung kalori, 134 mg
fosfor (P), 42 mg kalsium (Ca), 1 mg besi (Fe), 0,22 mg Vitamin B1 dan 71 mg air.
1
2



Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin
meningkat seiring dengan peningkatan permintaan hidup masyarakat.
Pertumbuhan adalah penambahan panjang,ukuran dan bobot pada tubuh
ikan. Sedangkan pertumbuhan bagi populasi adalah pertambahan jumlah. Akan
tetapi pertumbuhan sebenarnya merupakan proses biologis yang kompleks dimana
banyak faktor yang mempengaruhinya.
Pertumbuhan dalam individu adalah pertumbuhan jaringan akibat dari
pembelahan sel secara litosis. Hal ini terjadi apabila, ada kelebihan input energi dan
asam amino ( protein) yang berasal dari makanan. Bahan yang berasal dari
makanan akan digunakan oleh tubuh untuk metabolism dasar, pergerakan, produksi
organ seksual, perawatan - perawatan bagian tubuh dan mengganti sel- sel tubuh
yang rusak.
Pakan merupakan komponen yang membutuhkan biaya terbesar dalam
usaha budidaya. Penggunaan pakan yang tidak efisiensi dapat mengurangi
keuntungan usaha. Selain itu budidaya yang intensif juga menuntut penggunaan
ruang gerak ikan yang efisien. Umumnya tidak semua kolom air dalam karamba
terisi dengan ikan yang dibudidayakan, karena sifat ikan mendiami bagian tertentu
dalam air seperti di permukaan, di pertengahan atau di dasar perairan.
Pakan digunakan untuk menghasilkan energi pada ikan. Kebutuhan energi
ikan dalam pakan lebih rendah daripada hewan darat. Ikan mempunyai kebutuhan
energi lebih rendah karena ikan tidak mempertahankan suhu tubuh secara tetap dan
relatif memerlukan lebih sedikit energi untuk mempertahankan posisi dan bergerak
dalam air. Pakan yang dikonsumsi ikan akan menyediakan energi yang sebagian
besar digunakan untuk metabolisme yang meliputi energi untuk beraktivitas, energi
3



untuk pencernaan makanan dan energi untuk pertumbuhan, sedangkan sebagian
lainnya dikeluarkan dalam bentuk feses dan bahan ekskresi lainnya.

1.2. Masalah Penelitian
Masalah dari penelitian ini adalah laju pertumbuhan ikan mas sangat
tergantung pada pakan yang diberikan maka dari itu,pakan yang diberikan harus
sesuai dengan kandungan dan gizi yang diperlukan berdasarkan pada berat tubuh
tubuh ikan serta kemampuan ikan untuk menyerap kandungan pakan agar mencapai
pertumbuhan yang optimal sesuai dengan umur ikan tersebut.
Masalah pakan, terkadang terdapat sedikit kendala mengenai zat gizi yang
menyebabkan terhambatnya laju pertumbuhan ikan, sehingga ikan mas tidak dapat
segera dipanen ketika waktunya. Pakan ikan harus memiliki kandungan gizi yang
baik mulai dari awal atau ketika ikan baru menetas hingga menjadi induk, hal
tersebut bertujuan untuk mempertahankan kualitas ikan Mas yang baik.
Pakan yang dipakai untuk benih ikan mas biasanya berupa pakan alami
yaitu berupa cacing tubifex. Cacing tubifex diperoleh dengan cara menumbuhkan
cacing tubifex di dalam kolam yang telah diberi kotoran ternak dan sedikit air
kemudian harus menunggu beberapa hari atau beberapa minggu, baru kemudian
cacing tubifex akan tumbuh dan pakan tersebut siap diberikan pada larva atau
pakan berupa pelet sesuai dengan bukaan mulut benih ikan mas.
Salah satu komponen penting pada pakan untuk masalah pakan, terkadang
terdapat sedikit kendala mengenai zat gizi yang menyebabkan terhambatnya laju
pertumbuhan ikan, sehingga ikan mas tidak dapat segera dipanen ketika waktunya.
Pakan ikan harus memiliki kandungan gizi yang baik mulai dari awal atau ketika
4



ikan baru menetas hingga menjadi induk, hal tersebut bertujuan untuk
mempertahankan kualitas ikan mas yang baik. Pakan yang dipakai untuk larva ikan
mas biasanya berupa pakan alami yaitu berupa cacing tubifex sp. Cacing tubifex sp
diperoleh dengan cara menumbuhkan Cacing tubifex sp di dalam wadah yang telah
diberi kotoran ternak dan sedikit air kemudian harus menunggu beberapa hari atau
beberapa minggu, baru kemudian Cacing tubifex sp akan tumbuh dan pakan
tersebut siap diberikan pada larva.
Salah satu komponen penting pada pakan untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup larva yaitu harus tersedia fosfolipid yang diperlukan untuk
pertumbuhan sel, terutama untuk pembentukan membran sel. Secara biosintesis
fosfolipid, tidak dapat dipenuhi secara cepat, sehingga harus dipasok melalui
makanan. Setelah larva mencapai tahap pembesaran pada umur 3 minggu, ikan
mas masih membutuhkan fosfolipid karena sel terus membelah, selain fosfolipid,
ikan juga membutuhkan protein sebagai zat pembangun pertumbuhan, sehingga
pada saat itu, kebutuhan pakan ikan harus kompleks, mengandung protein, lipid,
vitamin dan lain-lain.

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis pakan alami
berupa cacing tubifex yang tepat untuk pertumbuhan benih ikan mas.

1.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk umum, memberikan informasi mengenai pengaruh dosis pakan alami
berupa cacing tubifex terhadap pertumbuhan benih ikan mas.
5



2. Untuk peneliti, menambah suatu informasi pengetahuan mengenai budidaya dan
pemeliharaan ikan mas khususnya tentang pengaruh dosis cacing tubifex
terhadap pertumbuhan ikan mas.
3. Untuk masyarakat, sebagai sebagai sumber informasi bagi petani ikan mas
dalam teknik pembesaran ikan mas sehingga diharapkan akan dapat melakukan
pembesaran ikan mas dengan baik.
6


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas
Menurut Sutisna dan Sutarmono (1995), klasifikasi ikan mas adalah sebagai
berikut:
Filum : Chordata
class : Pisces
Sub class : Teleostei
Ordo : Ostariophisi
Sub ordo : Cyprinidea
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
Secara morfologi bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih
tegak (compressed). Mulut berada di ujung tengah (terminal) dan dapat
disembulkan (protaktif). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung
dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang tersusun dari tiga
baris gigi geraham. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh
sisik, kecuali beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas yang
berukuran relatif besar digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan
terletak beraturan (Rochdianto, 2005).
Menurut Khairuman et.al (2005), tubuh ikan mas dilengkapi juga dengan
sirip. Sirip punggung (dorsal) memanjang dan bagian belakangnya berjari keras.
Sementara itu, ketiga dan keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung
6
7


berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal)
mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari keras dan bergerigi. Garis
rusuk atau gurat sisi (linea literalis) pada ikan mas berada di pertengahan tubuh
mulai dari belakang tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
Di alam asli, ikan mas dapat ditemui di pinggiran sungai, danau, atau
perairan tawar lainnya yang keadaan air tidak terlalu dalam dan alirannya tidak
terlalu deras. Meskipun ikan mas termasuk ikan air tawar, namun tidak jarang ikan
ini ditemui hidup di daerah muara sungai yang berair payau (Djarijah, 2001).
Khairuman et.al (2005), menyatakan ikan mas dapat hidup di tempat
(habitat) perairan air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu
deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di
ketinggian 150 - 600 meter di atas permukaan laut dan pada suhu 25 - 30
0
C.
Ikan mas yang dibudidayakan di areal perkolaman dapat dikawinkan
sepanjang tahun (tidak mengenal musim). Tetapi di alam aslinya misal: sungai,
danau ataupun genangan air lainnya, ikan mas memijah pada awal atau sepanjang
musim penghujan. Biasanya memijah pada perairan dangkal, setelah mengalami
kekeringan musim kemarau, dan menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau
rerumputan di tepi perairan. Atas dasar inilah orang kemudian beranggapan bahwa
ikan mas yang akan memijah harus didahului dengan tindakan memanipulasi
lingkungan yang meliputi pengeringan kolam dan pengisian air baru. Sebagai bahan
penempel telurnya digunakan kakaban, yaitu ijuk yang dijepitkan di dua bilah
bambu (Pribadi, 2002).
Djarijah (2001), menyatakan di wilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai
tingkat kedewasaan yaitu sekitar umur 12 tahun dengan kisaran berat antara 1,5 - 2
8


kg/ekor untuk betina. Sedangkan ikan mas jantan mencapai matang kelamin relatif
lebih mudah dari pada betina yaitu 8 bulan dengan berat badan 0,5 0,7 kg/ekor.
Proses matang kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan.
Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan.
Perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daerah tropis relatif
lebih cepat dibandingkan dengan kawasan subtropis.
Siklus reproduksi ikan mas dimulai di dalam gonad, yaitu ovari pada ikan
betina dan testis pada ikan jantan. Dari ovari akan dihasilkan telur dan dari testis
akan dihasilkan spermatozoa. Pemijahan pada ikan mas dapat terjadi sepanjang
tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara alami pemijahan terjadi pada
tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang ikan mas memijah induk-induk ikan
mas bersifat lebih agresif. Di alam telah menjadi kebiasaan, sebelum memijah ikan
akan mencari tempat rimbun dengan tanaman air atau rumput-rumput yang
menutupi permukaan air. Substrat-substrat tersebut dapat merangsang pemijahan
dan digunakan untuk meletakan telur-telurnya. Sifat telur ikan mas adalah melekat
pada substrat. Telur- telur ikan mas berbentuk bulat, bening, dan ukurannya
bervariasi menurut umur dan bobot induk. Diameter telur ikan mas tersebut antara
1,5 - 1,8 mm dengan bobot antara 0,17 - 0,20 mg (Kilawati, 2004).
Rochdianto ( 1995) mengemukakan bahwa agar ikan yang dibudidayakan
dapat tumbuh optimal dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi, maka
kualitas air perairan yang dipilih memenuhi syarat bagi kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Kualitas air yang dimaksud adalah setiap variabel yang
mempengaruhi pengelolaan kualitas air tersebut meliputi : fisika, kimia, dan biologi
yang dinyatakan dalam angka.
9


Air merupakan media utama tempat hidup ikan selain menjadi tempat ruang
hidup ikan gerak, air juga merupakan persediaan makanan unsur hara yang
diperlukan bagi kehidupan jasad renik yang akhirnya akan menjadi ikan. Kualitas
air yang digunakan untuk budidaya merupakan variabel mempengarui pengelolaan
dan kelangsungan hidupan perkembangbiakan, pertumbuhan dan produksi ikan.

2.1. Pakan dan Kebiasan makan
Menurut djarijah (1995) pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan
pangan, baik nabati maupun hewani yang diolah sedemikian rupa sehingga mudah
dimakan dan sekaligus merupakan sumber nutrisi ikan. Dengan kata lain pakan
ikan adalah makanan yang khusus dibuat atau diproduksi agar mudah dimakan dan
dicerna dalam proses pencernaan ikan sehingga menghasilkan energi yang dapat
dipergunakan untuk aktivitas hidup. Sedangkan kelebihan energi yang dihasilkan
ini akan disimpan dalam bentuk daging, yaitu pertumbuhan.

2.2.1. Cacing sutra
Tubifex sp. disebut juga dengan sludge worm, sewage worm, atau lime
snake. Spesies ini termasuk cacing bersegmen yang hidup di lapisan sedimen danau
dan sungai di beberapa benua. Cacing ini dapat hidup dengan sedikit oksigen dan
menggunakan hemoglobin yang berada di ujung ekornya untuk mengabsorbsi
oksigen (wikipedia, 2006).
10



Gambar 1. Cacing Sutera (Tubifex sp.) (Lucanus, 1996 )
Cacing tubifex dikenal sebagai pemacu pertumbuhan benih ikan hias
karena selain memiliki ukuran yang kecil juga memiliki kandungan protein yang
tinggi. Oleh karena itu yang diberi pakan cacing tubifex tumbuh dengan cepat
(Ward, 1997).
Cacing tubifex sering disebut juga cacing rambut karena bentuk dan
ukuranya seperti rambut. Ukuranya ramping dan kecil, panjang 1-2 cm. tubuhnya
beruas ruas, cacing ini memiliki saluran pencernaan. Mulutnya berupa celah
kecil, terletak di daerah terminal saluran penceraan berujung pada ruas yang
terletak di bagian sub terminal ( Latif, 2006).
Cacing jenis ini disamping mempunyai kandungan gizi yang baik, juga
dapat diberikan dalam keadaan hidup. Dijelaskan pula oleh Chumaidi (1989)
bahwa cacing sutra adalah makanan alami yang potensial bagi benih - benih ikan
air tawar. Dengan pemberian cacing sutra yang cukupmaka pemeliharaan dapat
lebih intensif karena ikan tidak hanya mengandalkan satu pakan saja tetapi ada
penambahan pakan alami seperti cacing sutra.
Komposisi nutrisi cacing tubifex dapat dilihat pada Tabel 1.
11


Tabel 1. Kandungan nutrisi cacing sutera berdasar Bahan Kering
Bahan Penyusun Kandungan Gizi (%)
Protein Kasar 41,1
Lemak 20,9
Serat Kasar 1,3
BETN 30,0
Abu 6,7
Sumber : Laboratorium Pakan Ternak Universitas Airlangga (2009)
Sedangkan komposisi kandungan asam amino pada cacing sutera dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan asam amino cacing sutera
Asam Amino Kandungan
Asam Amino Esensial
Isoleusin
Leusin
Lisin
Methionin
Fenilalanin
Treonin
Triptophan
Valin
Asam Amino Non-Esensial
Alanin
Asparagin
Aspartat
Sistin
Glutamat
12


Glutamin
Glisin
Prolin
Serin
Tirosin
Arginin
Histidin
Sumber : Wikipedia (2009)
2.2.2. Dosis pemberian pakan
Menurut Mujiman (2001) dosis pemberian pakan berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Laju pertumbuhan ikan di
pegaruhi oleh kondisi lingkungan dan mutu pakan yang diberikan. Menurut
djarijah (2000), rata rata jumlah pakan harian yang dibutuhkan oleh seekor ikan
adalah sekitar 3% - 4% dari berat total badanya ( biomass). Ikan berukuran kecil
dan berumur muda membutuhkan jumlah pakan lebih banyak daripada ikan
dewasa berukuran besar. Di samping itu, ikan kecil juga membutuhkan pakan
yang kandungan nutrisinya lebih baik daripada ikan besar.

2.3. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan panjang atau berat suatu organisme dalam
wktu tertentu (Rounseffel dan Everhart, 1990). Chittleborough ( 2001) mengatakan
bahwa pertumbuhan adalah yang umum digunakan untuk mengetahui pengaruh
makanan pertumbuhan ikan terjadi tidak terlepas dari proses proses sebagaimana
yang dikatakan oleh Warren dan Devis (2001), bahwa pertumbuhan ikan terjadi
13


karena kelebihan energi yang berasal dari dalam makanan ikan setalah terjadi
pengurangan enenrgi untuk proses metabolisme dan energi yang hilang melalui
fases dan urine.
Effendi (1978) mengatakan, pada ikan muda pertumbuhan lebih cepat bila
dibandingkan dengan ikan ikan yang telah tua, itu karena ikan tua sebagian besar
makananya untuk pemeliharaan tubuh dan gerakan tubuh. Pertumbuhan
dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dalam antara lain adalah keturunan,
umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan
pakan,sedangkan yang termasuk faktor luar adalah pakan, ruang gerak, suhu,
tekanan osmotik dan faktor kimia antara lain kandungan oksigen terlarut, pH, suhu,
dan amoniak ( Huet, 1990).

2.4. Kerangka Konsep
Ikan mas memiliki bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak
(compressed). Mulut berada di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan
(protaktif). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang tersusun dari tiga baris gigi
geraham. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali
beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas yang berukuran relatif
besar digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan terletak beraturan.
ikan mas dapat hidup di tempat (habitat) perairan air tawar yang tidak terlalu dalam
dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini
dapat hidup baik di ketinggian 150 - 600 meter di atas permukaan laut dan pada
suhu 25 - 30
0
C. Pakan yang dipakai untuk benih ikan mas biasanya berupa pakan
14


alami yaitu berupa cacing tubifex. Cacing tubifex diperoleh dengan cara
menumbuhkan cacing tubifex di dalam kolam yang telah diberi kotoran ternak dan
sedikit air kemudian harus menunggu beberapa hari atau beberapa minggu, baru
kemudian cacing tubifex akan tumbuh dan pakan tersebut siap diberikan pada larva
atau pakan berupa pelet sesuai dengan bukaan mulut benih ikan mas.

2.5. Hipotesis
Di duga pemberian pakan alami berupa cacing sutra ( tubifex sp ) dengan
dosis 5 % dari bobot tubuh sebanyak 5 kali/hari memberi pengaruh terhadap
pertumbuhan benih ikan mas.














15


III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak, penelitian ini akan
dilaksanakan kurang lebih 5 minggu.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1. Alat Penelitian
Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquarium, aerator,
slang,timbangan digital, pisau, dan peralatan pengukur kualitas air berupa
pH meter, termometer, spektrofotometer, serta DO meter.
3.2.2. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan
mas ( cyprinus carpio ) berukuran 3-5 cm sejumlah 48 ekor. Pakan alami
yang digunakan adalah cacing tubifek.
3.3. Rancangan Penelitian
a. Pesiapan Akuarium
Akuarium yang digunkan dalam penelitian ini berukuran 50 x 30 x 30 cm
sebanyak 12 unit. Sebelum digunakan, akuarium dibersihkan dan disterilkan
terlebih dahulu agar terhindar dari hama yang dapat membawa penyakit.
Adapun persiapan sebagai berikut :
Akuarium uji coba dikeringkan dahulu dengan cara dijemur. Setelah
kurang lebih 1 hari penjemuran kemudian akurium disikat dengan
menggunakan sabun ( detergen ) dan dibilas. Terakhir, akurium disapu
16


dengan menggunakan kasa filter yang diberi klorin dan biarkan selama 1
jam kemudian dibilas sampai bau klorin hilang.
Akuarium disusun teratur dan dilakukan pemberian label perlakuan pada
tiap akurium. Akuarium diisi air dengan volume 30 l. Pemasangan aerator
disusun sedemikian rupa sesuai kebutuhan.
b. Persiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan mas (
cyprinus carpio ) berukuran 3 5 cm. Masing - masing petak akuarium diisi
4 ekor ikan mas. Ikan mas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan
mas yang sehat dan tidak terserang penyakit.
c. Persiapan Pakan Uji.
Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tubifek.
Sebelum pakan diberikan, dilakukan penimbangan berat ikan untuk
menentukan jumlah pakan yang diberikan. Berikut rumus penyertaan
kebutuhan masing masing pakan dari bentuk kering ke bentuk segar :
Cacing tubifek = BK 100% Cacing tubifek x kebutuhan pakan / hari
BK Cacing tubifek segar

d. Pemeliharaan Benih Ikan Mas
Akuarium yang sudah disterilisasi, diisi dengan air bersih. Penyiponan
kotoran sisa pakan dan metabolisme dalam akuarium dilakukan setiap hari
sebanyak 25% dari volume air. Setelah bersih, selanjutnya dilakukan
pemberian air baru sebanyak 25% sebagai pengganti air lama. Pengukuran
kualitas air dilakukan setiap hari, diantaranya pH, suhu, kelarutan oksigen (
DO ), dan amoniak (NH
3
).
17


Setelah akuarium sudah siap, benih yang sudah diseleksi dimasukkan ke
dalam akuarium. Pakan diberikan dua kali sehari sebanyak 3% dari total
berat tubuh. Pemberian pakan dilakukan setiap pagi jam 08.00 WIB dan
sore hari jam 15.00 WIB. Penimbangan ikan mas dilakukan pada awal
penelitian dan selanjutnya setiap 7 hari sekali. Penyesuaian jumlah pakan
dilakukan setiap 7 hari sekali. Kemudian dilakukan pencatatan jumlah
pakan yang dikonsumsi dan jumlah ikan mas pada awal dan akhir
penelitian.
3.4.Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Rancangan Percobaan
Rancangan yang di pergunakan dalam penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan
yang dipakai adalah perbedaan pemberian dosis pakan alami yang diberikan
pada ikan mas dan diulang sebanyak 4 kali, yaitu :
Perlakuan A : Dosis Cacing tubifek 3 %
Perlakuan B : Dosis Cacing tubifek 4 %
Perlakuan C : Dosis Cacing tubifek 5 %
Pakan alami yang diberikan, sebelumnya dikonversi menurut bahan
kering ( BK ) terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar pakan yang diberikan,
jumlah pakan dalam tiap bahan kering setara. Semua pakan yang diberikan
dalam bentuk segar yang disetarakan dengan bahan keringnya.
Denah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.5.Pengamatan
18


Pengamatan dalam penelitian ini yaitu berupa parameter pengamatan
tingkat kelulushidupan ( SR ), pertumbuhan ( GR ), dan Rasio Konversi Pakan (
FCR ). Pertumbuhan meliputi pertumbuhan berat badan lobster air tawar.
Pengukuran berat tubuh ( W ) dilakukan tiap 1 minggu dari awal sampai akhir
penelitian. Perhitungan Rasio Konversi Pakan meliputi jumlah pakan yang
dikonsumsi selama pemeliharaan dan pertambahan berat tubuh yang dihasilkan
selama pemeliharaan dan penghitungan dilakukan pada akhir penelitian.
3.5.1. Tingkat Kelulushidupan
Pemeliharaan benih ikan mas (Cyprinus Carpio) dilakukan selama 35
hari. Pada akhir pemeliharaan, dilakukan perhitungan tingkat kelulushidupan
masing masing perlakuan. Perhitungan menggunakan rumus (NRC, 1977)
sebagai berikut :
Tingkat kelulushidupan = benih yang hidup diakhir x 100 %
benih di awal pemeliharaan

3.5.2. Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan adalah pertambahan berat pada suatu waktu tertentu.
Laju pertumbuhan dapat digunakan untuk mengetahui pertambahan berat harian
ikan mas. Menurut Hariati (1989) laju pertumbuhan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
GR ( Growth Rate ) = Wt Wo
t
Keterangan :
G = Laju pertumbuhan ( gram/hari )
Wt = Berat rata rata pada waktu ke-t ( gram )
Wo = Berat rata- rata awal ( gram )
T = Waktu
19


3.5.3. Perhitungan Rasio Konversi Pakan
Rasio Konversi Pakan adalah perbandingan pakan yang dikonsumsi dengan
pertambahan bobot ikan mas yang dipelihara. Perhitungan Rasio Konversi Pakan
didapat dengan menghitung jumlah pakan yang dikonsumsi dibagi dengan
pertambahan berat yang diperoleh benih ikan mas.
Perhitungan Rasio Konversi Pakan menurut Pavasovic et al. ( 2005 ) dengan
menggunakan rumus :
Rasio Konversi Pakan = jumlah pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan (g)
Pertambahan bobot yang diperoleh (g)

3.6. Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANAVA untuk
mengetahui pengaruh perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan nyata perlakuan
digunakan uji











20


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai