PENDAHULUAN
ikan, peranan lain dari budidaya perairan bagi pelaku budidaya bisa meningkatkan
disukai dikalangan masyarakat dari tekstur daging ikan dan kandungan protein
yang tinggi
Ikan selais merupakan ikan air tawar yang mempunyai arti ekonomis
penting. Ikan tersebut disukai oleh masyarakat dan dapat dibeli dalam bentuk
segar maupun ikan asap (salai). Menurut informasi nelayan dari salah satu daerah
penyebaran ikan selais yaitu di Sungai Kampar Kiri propinsi Riau, ikan selais
sebelumnya. Hal ini menyebabkan harga ikan selais semakin mahal sehingga para
tertangkap adalah ikan yang belum sempat bereproduksi. Hal ini pada akhirnya
akan dapat menyebabkan kepunahan. Oleh sebab itu usaha pelestarian perlu
atas maka perlu dilakukan pelestarian terhadap ikan lais khususnya Cryptopterus
ikan selais dengan cara melakukan pemuliaan ikan melalui tekhnik reproduksi
secara alami maupun buatan. Adapun faktor yang menjadi penentu keberhasilan
pembenihan ikan selais adalah pada sistem pemeliharaan larva karna pada tahapan
larva benih bersifat rentan kematian karna faktor yang tidak mendukung kelulus
hidupan larva ikan selais tersebut. Seperti faktor pakan yang harus didapatkan
ikan untuk proses perkembangan dan energy yang dibutuhkan larva dari pakan,
kehidupan larva sehingga membuat lingkungan yang sehat bagi larva dan larva
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktek magang ini adalah untuk mengetahui secara langsung
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari praktek magang ini adalah dapat melakukan
kehidupan sehari-hari.
3
II.TINJAUAN PUSTAKA
hypopthalmus
dikenal dengan nama selais padi, selais tunggul, limpok, padgiat, mahor, bentilap,
léé, selais timah dan selais putih. Selanjutnya Saanin (1984) dan Kottelat et al.,
bersisik, ujung belakang lubang hidung di muka pinggiran depan mata. Gigi-gigi
pada tulang mata bajak satu tumpuk. Sungut dua pasang. Sirip punggung
rudimenter atau tidak ada. Bersirip perut. Tidak mempunyai sirip lemak. Sirip
Salah satu aspek habitat adalah kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut,
optimum untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis berkisar 25-30 ºC (Boyd dan
Kopler, 1979). Sedangkan untuk golongan ikan catfish suhu air berkisar antara
26,0-32,0 °C (Varikul dan Sritongsok, 1980). Semakin tinggi suhu, kadar garam
dan tekanan parsial gas yang terlarut dalam air maka kelarutan oksigen dalam air
hitam. Perairan air hitam dicirikan oleh warna perairan yang coklat tua sampai
kehitaman yang disebabkan oleh adanya asam humat, pH relatif lebih rendah tapi
tidak keruh (transparansinya tinggi). Perairan danau oxbow dan perairan rawa
yang dinyatakan dalam angka 1,0 sampai 14,0. pH adalah log 10 (l/(H+)), dimana
(H+) adalah konsentrasi ion hidrogen. Dalam hal ini yang diukur adalah
kemampuan suatu larutan air dalam memberikan ion hidrogen. Nilai pH yang
lebih rendah menunjukkan keasaman yang lebih tinggi sedangkan nilai pH 7,0
menunjukkan larutan air dalam keadaan netral. Semakin banyak (H+) kondisi
Pada umumnya pH yang cocok bagi kehidupan ikan berkisar antara 6,7-
8,6. Namun beberapa jenis ikan yang karena lingkungan hidup aslinya berada di
1991). Ikan C. limpok mampu hidup pada air dengan pH sedikit asam yaitu
keberhasilan dari suatu pembenihan ikan Selais. (Roza, 2004), mengatakan bahwa
pada periode larva, ikan mengalami dua fase perkembangan, yaitu prolarva dan
pasca larva.Ciri-ciri prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transparan
dengan beberapa pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada
dan sirip ekor walaupun bentuknya belum sempurna.Mulut dan rahang belum
berkembang dan ususnya masih merupakan tabung halus, pada saat tersebut
makanan didapatkan dari kuning telur yang belum habis terserap.Biasanya larva
ikan yang baru menetas berada dalam keadaan terbalik karena kuning telurnya
ikan adalah masa dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuk organ-
organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan organ-organ yang ada.Pada akhir
fase tersebut, secara morfologis larva telah memiliki bentuk tubuh hampir seperti
induknya.Pada tahap pasca larva ini sirip dorsal (punggung) sudah mulai dapat
dibedakan, sudah ada garis bentuk sirip ekor dan anak ikan sudah lebih aktif
walaupun tidak selamanya. Setelah masa pasca larva berakhir ini berakhir, ikan
makanan yang dibutuhkannya. Makanan adalah salah satu aspek ekologis yang
Makanan yang dimakan oleh ikan dapat diketahui dari analisis isi
lambungnya. Jika suatu macam organisme makanan ikan banyak terdapat dalam
suatu perairan belum tentu menjadi bagian penting dalam komposisi makanan
(Effendie, 1992).
alami berupa serangga air, udang, anak ikan dan tumbuhan air. Sedangkan ikan
karnivora makanan utamanya ialah udang dan anak ikan (Purnomo, Satria dan
Azizi, 1992).
(Hartoto, Sjafei dan Kamal, 1999). Dari hasil penelitian Utomo et al., (1990) pada
jenis ikan lais C. limpok dan C. micronema juga termasuk jenis ikan karnivora.
Saat musim penghujan pada alat pencernaan ikan selais ini lebih banyak jenis
makanan berupa serangga air dibanding musim kemarau, karena ikan selais saat
7
air besar akan menyebar sampai ke daerah lebak yang banyak terdapat serangga
air Ikan-ikan pada habitat foodplain mempunyai kebiasaan makanan yang sangat
antara lain:
1) 4 hari -15 hari Jika ikan sudah mengempis kantong telurnya, posisi
badannya seperti merangkak dengan perut dibawah dengan dan berenang kian
kemari mencari umpan lezat maka telah tiba saatnya untuk memberi pakan. Untuk
kebutuhan protein, bisa diberikan sejenis kutu air karena bentuknya yang kecil,
transparan dengan kaki-kaki pengait persis kutu kepala. Atau ada yang biasa
menggunakan kuning telur. Menurut Tutur tinutur telur ayam atau bebek diambil
kemudian di rebus (hanya kuning telur). Letakkan potongan kuning telur didalam
kain dan diperas kain beserta telur di dalamnya sehingga sebagian telur keluar di
sela jalinan kain. Gantung pakan ini dekat anak ikan. Gantilah pakan ini beberapa
selokan sawah yang ukurannya kecil-kecil atau cacing sutra dibudidayakan dibuat
melalui media pupuk kandang seperti kotoran ayam yang digenangi air lalu
ditebar indukan cacing sutra sehingga membentuk kumpulan cacing sutra yang
ukuran mulut daripada ikan. Makanan yang biasanya digunakan oleh para
petanipun berfariasi antara lain: ulat, rayap, ikan rucah, pakan buatan seperti pelet.
8
interaksi antara inang, jasad renik (pathogen), dan lingkungan. Penyakit timbul
terganggu.(Anonymous, 1993).
ikan dapat diklasifikasikan sebagai: 1). Penyakit menular, yaitu penyakit yang
protozoa. 2). Penyakit tidak menular yaitu penyakit yang bukan disebabkan oleh
konsentrasi oksigen terlarut dalam air rendah.Ikan yang dipelihara tidak akan
lepas dengan gangguan atau serangan hama dan penyakit yang bias datang dan
kelainan fisik atau perilaku, kelainan tersebut dapat digunakan sebagai sasaran
diagnosis infeksi parasit.Ikan dan benih yang terinfeksi parasit biasanya berenang
parasit tampak gelap (kusam dan kotor) dan terjadi kematian secara tragis.
pencegahan dan pengobatan. Pencegahan adalah upanya untuk menjaga agar tidak
ikan yang terserang hama dan penyakit agar sehat kembali (Jangkaru, 2004).
dibandingkan dengan pengobatan karena biaya lebih murah dan tidak ada efek
9
sampingan terhadap ikan dan orang yang mengkonsumsi ikan. Penyakit yang
menyerang ikan merupakan suatu proses hubungan antara tiga faktor yaitu
Beberapa jenis penyakit yang sering dijumpai menyerang gurami, antara lain :
disekujur tubuh ikan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ichthyopthtirius sp.
Bakteri ini menyerang bakteri dengan cara bersarang pada lapisan lendir kulit,
sirip, hingga lapisan lender pada insang. Ikan yang diserang penyakit ini banyak
kulit gurami dan parasit Gyrodacctylus sp yang menyerang kulit gurami. Gejala
gurami yang diserang oleh parasit ini antara lain ikan sering berenang ke
c. Bercak Merah
hydrophilla.Ikan yang terserang oleh bakteri ini warna tubuhnya menjadi gelap
dan kulitnya kasar karena kehilangan lendir.Gejala lainnya, ikan sering muncul
(megap-megap).
10
air yang sesuai untuk mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan, dan biasanya
kebersihan air sangat berpengaruh terhadap kesehatan ikan. Sumber air yang
bersih adalah: 1).Sumber air yang bukan berasal dari sungai yang digunakan
untuk pembuangan limbah industry, 2).Sumber air yang bukan berasal dari
dapat menyerang ikan, 3).Sumber air yang belum terpolusi oleh bahan berbahaya.
dimana kecerahan berkisar antara 0,90 – 1,10 m, suhu antara 27 – 28, O2 terlarut
antara 5,80 – 6,20 ppm, CO2 terlarut antara 3,20 – 3,65 dan pH antara 6,4 –
Perubahan suhu dapat terjadi antara siang dan malam atau ketika terjadi
perubahan suhu yang ekstrim.Toleransi perubahan suhu tidak lebih dari 5oC.
Perubahan suhu lebih dari 5oC dapat mengganggu metabolisme dan fisiologi ikan
Perairan akan lebih kaya Kandungan oksigen terlarut yang lazim pada
III.METODE PRAKTEK
Februari 2018 yang dilaksanakan di Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih
larva ikan selais di Dinas Perikanan dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral
Tabel 1 Alat dan Bahan yang digunakan pada saat Praktek Magang di Dinas
Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun
Kampar, Riau
ALAT BAHAN
untuk dokumentasi, alat tulis untuk mencatat hasil dan keterangan yang
12
sesuai ukuran kedalam tempat yang berbeda, Selang Sipon Berfungsi untuk
Bahan yang digunakan dalam praktek magang adalah larva ikan selais
yang berumur setelah 3 hari lepas dari kuning telur, lalu pakan alami yang
digunakan untuk larva yang berumur 4-5 hari , lalu 5-15 hari larva ikan selais
memiliki bukaan mulut agak besar sehingga bisa diberi cacing Tubifex, Ovaprim
Tissue digunakan untuk mengeringkan tubuh ikan selais agar tidak ada air yang
menetes pada saat proses striping dilakukan, Aquades digunakan untuk media
Selais. Selain itu, juga dilakukan pengumpulan data sekunder dan data primer.
Data primer diperoleh dari praktek magang secara langsung yaitu dengan cara
Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau serta mengikuti aktivitas dan
sekunder diperoleh dari instansi di Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih
Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau dan melakukan wawancara dengan
dengan pegawai lapangan kemudian ditabulasi dalam tabel dan dianalisa dan
ikan selais diperlukan data asal lokasi induk ikan selais yang akan dilakukan
Tabel 2. Asal Indukan Ikan Selais Yang dipijahkan dilokasi Dinas Perikanan
Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun
Kampar, Riau
No Induk Ikan Asal
1. Jantan
2. Betina
Setelah mengetahui asal lokasi indukan ikan selais maka dibutuhkan juga
data jumlah indukan yang dipijahkan dan berapa berat indukan jantan dan betina
mengetahuibagaimana ciri ciri tingkah laku indukan ikan selais yang sudah bisa
1 Jantan
2 Betina
.
Setelah mengetahui perlakuan yang diberikan untuk indukan ikan selais
mengetahui indukan yang telah memasuki tahapn tkg yang siap untuk dipijahkan
1 Jantan
2 Betina
terbuahi adapun ciri-ciri telur yang terbuahi yaitu berwarna kuning cerah atau
bening transparan sedangkan telur yang tidak terbuahi atau telur yang gagal
∑ Total Telur
pemijahan berlangsung.
mengetahui persentase jumlah telur yang menetas dari total telur terbuahi.
terjadinya fertilisasi di Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral
sebelum diberi pakan alami karena larva masih memiliki cadangan makanan
1.
2
3.
Menurut Effendie (1997), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
∑ TelurMenetas
kelulus hidupan larva pada umur 10 hari seperti pada Tabel 10.
1.
∑ TelurMenetas
menetas setelah diberi pakan alami karena cadangan makanan larva sudah habis.
17
1.
2
3
Menurut Effendie (1997), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
∑ TelurMenetas
dibutuhkan lingkungan perairan yang baik diukur dari parameter yang bisa dilihat
Tabel 12. Parameter Kualitas Air Pada Kolam Pemeliharaan Induk Ikan
Selais di Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan
Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau
No Parameter AlatPengukur HasilPengukuran
1 Ph pH meter
2 DO (ppm) DO meter
5 Salilnitas (ppm)
hidupan larva, maka selanjutnya dibutuhkan pakan alami sebagai energy bagi
larva ikan untuk memasuki tahapan perkembangan organ pada tubuh larva seperti
Tabel 13. Pakan yang Diberikan Pada Masa larva Ikan Selais di Dinas
Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun
Kampar, Riau
No Larva umur Jenis pakan Dosis Frekuensi
1 4 hari
2 10 hari
3 15-20 hari
larva ikan selais yang akan ditebar menyesuaikan dengan ukuran wadah
Adapun parameter yang diukur Adapun data yang dihitung selama praktek
L = Lt – Lo
Keterangan :
Wm = Wt – Wo
Keterangan :
Wm = Pertambahan berat mutlak ikan (gram)
Keterangan :
SR = Survival Rate / tingkat kelulushidupan ikan (%)
dengan pegawai di Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral
(BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui keadaan Dinas Perikanan Dan
Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau ditinjau
dari SDM Tenaga Pelaksana Yang ada, Fasilitas sarana dan prasarana, Jumlah
1 Magister
2 Sarjana
3 Diploma
4 SLTA
5 SLTP
Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar,
pegawai yang ada Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral
(BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau, Status kepegawaian yang didata meliputi
teknisi, pegawai, tata usaha dan lain-lainnya. Dari tabel ini juga dapat diketahui
jumlah keseluruhan pegawai yang ada dan persentasenya yang digunakan untuk
Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun
pengembangan ikan yang intensif untuk mencapai hasil budidaya yang optimal
Tabel 14. Tingkat Keahlian Tenaga Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai
Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 TenagaAhli
2 TenagaTerampil
3 TenagaPembantu
Untuk mengetahui berapa jumlah, bentuk, ukuran, dan luas Kolam yang
ada dan perkembangannya, hal ini erat kaitannya dengan kegiatan budidaya ikan
selais di Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei
Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar,
Riau Sarana dan prasarana yang ada merupakan fasilitas yang dapat mendukung
Tabel 19. Keadaan Sarana dan Prasaran yang ada di Dinas Perikanan
Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun
Kampar,Riau
No SaranadanPrasarana Jumlah (unit) Keadaan
1
2
3
Dst
Jumlah
23
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, C.E. 1982. Water Quality In Warm Water Fish Fand. Agriculture
Experiment Station.AuburnUniversity.Department Fisheries and Allied
Aquaculture.359 p.
Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar. Ikan Gurami, Nila, Mas. Penerbit
Kanisisus. Yogyakarta. 113 hal.
Efendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Bagian I, Study Natural History. Fakultas
Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 105 hal
Elvyra, R. 2004. Beberapa Aspek Ekologi Ikan Selais Cryptopterus limpok (Blkr.)
di Sungai Kampar Kiri Riau. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Andalas. Padang.
Rahardjo, M.F, Syafei, D.S, 2006. Prosiding Seminar Nasional IkanIV. Pusat
Penelitian Biologi LIPI, 389 hal.
Roza, 2004. E-journal Aspek Habitat dan Makanan dan Reroduksi ikan selais. IPB
Bogor.
Saparinto, C. dan R. Susiana. 2013. Sukses Pembenihan 6 Jenis Ikan Air Tawar
Ekonomis. Lyli Publisher, Yogyakarta.
Sutisna, D.H. dan R. Sutarmanto. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Yurisman, Sukendi, Dkk. 2010. Domestikasi Dan Pematangan Gonad Ikan Tapah
(Wallago Sp) Dari Perairan Sungai Kampar. Riau.
LAMPIRAN
25
2. Dosen Pembimbing
1 Biaya Persiapan
Rp. 250.000
2. Biaya Pelaksanaan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasih Dan Morfologi Ikan Selais(Cryptopterus sp)
2.2. Ekologi Ikan Selais(Cryptopterus sp)
2.3. Pemeliharaan Larva Ikan Selais (Cryptopterus sp)
2.3.1 Pemberian Pakan
2.3.2 Hama dan Penyakit
2.4.Kualitas Perairan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
28
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan √ √ √
1
Pelaksanaan praktek √ √ √ √
2
Penyelesaian Laporan √ √
3
29
JarakLokasidariIbukotaKecamatan : Km
JarakLokasidariIbukotaKabupaten : Km
JarakLokasikeJalan Raya : Km
JarakLokasidariPemukiman : Km
JarakLokasidariPasar : Km
JarakLokasidari Sungai : Km
JarakLokasidariLaut : Km
- Secara Ekologi
Topografi : Dpl
Suhu : ºC
pH :
Salinitas : ppt
Vegetasi : Ada, Tidak Ada
Ada jenisTumbuhan
a. kelapa b. UbiKayu c. Pisang d. Sayuran Lain
2. Sejarah Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS),
Sei Tibun Kampar, Riau
Status Kepemilikan
a. MilikSendiri b. KerjasamaPersero c. KerjasamadenganPemerintah
d. MilikPemerintah
KepalaBalai : Orang
Tata Usaha : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
PelayananTeknis : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
StandardisasidanInformasi : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
JabatanFungsional : Orang
IkanDomestik : Orang
IkanKultur : Orang
KesehatandanLingkungan : Orang
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
LatarBelakangPendidikan
Magister : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
Sarjana : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
Diploma : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
SLTA : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
SLTP : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
Status Kepegawaian
Teknisi : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
Pegawai : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
Tata Usaha : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
31
TenagaAhli : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
TenagaTerampil : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
TenagaPembantu : Orang
Laki – Laki : Orang
Perempuan : Orang
SaranaPokok / Produksi
WadahPemeliharaanInduk
JenisWadah
a. Kolam b. Bak c. Akuarium
Letak
a. Di LuarRuanganb. Di dalamRuanganc. Di dalamdanluarRuangan
Jumlah : Buah
Jenis Konstruksi
a. Kolam Tanah b. KolamBeton c. KolamTerpal d. Keramba
Ukuran
a. Panjamg : meter
b. Lebar : meter
c. Ketinggian : meter
d. Volume : Ton
Bentuk
a. Persegi b. PersegiPanjang c. Bulat d. Kerucut
WadahPemijahan
Jenis
a. Kolam b. Bak c. Akuarium
Letak
a. Di LuarRuangan b. Di dalamRuanganc. Di dalamdanluarRuangan
Jumlah : Buah
JenisKonstruksi
a. Kolam Tanah b. KolamBeton c. KolamTerpal d. Keramba
Ukuran
a. Panjang : meter
b. Lebar : meter
c. Ketinggian : meter
- Volume : Ton
Bentuk
32
JenisKonstruksi
a. Kolam Tanah b. KolamBeton c. KolamTerpal d. Keramba
Ukuran
a. Panjamg : meter
b. Lebar : meter
c. Ketinggian : meter
Volume : Ton
Bentuk
a. Persegi b. PersegiPanjang c. Bulat d. Kerucut
SaranaAdministrasi
Kantor
Jumlah : Buah
Luas : M2
SistemKearsipan
ArsipPegawai :
Inventarisbahandanalat
a. Kendaraan b. Mess
Keuangan
a. Gaji Perbulan/Persiklus/Pertahun
b. Pinjaman Ada/Tidakada
c. Kas Ada/Tidakada
Produksi Mingguan/Bulanan/Siklus/Tahunan
Penjualan Mingguan/Bulanan/Siklus/Tahunan
SaranaTransportasi
Kendaraan : Buah
RodaEnam : Buah
RodaEmpat : Buah
RodaTiga : Buah
RodaDua : Buah
SaranaPenunjang
RumahPompa
Jumlah : Buah
Luas : M2
RumahGenset
Jumlah : Buah
Luas : M2
Rumah Blower
Jumlah : Buah
Luas : M2
Cool Room
Jumlah : Buah
Luas : M2
Common Room
Jumlah : Buah
Luas : M2
FasilitasGreading
Jumlah : Buah
Luas : M2
34
Workshop
Jumlah : Buah
Luas : M2
Laboratorium
Jumlah : Buah
Luas : M2
Dapur
Jumlah : Buah
Luas : M2
Toilet
Jumlah : Buah
Luas : M2
Mess
Jumlah : Buah
Luas : M2
KolamPerlakuan Air
Jumlah : Buah
Luas : M2
Area Parkir
Jumlah : Buah
Luas : M2
FasilitasPanen
Jumlah : Buah
Luas : M2
Penelitian :
Pelatihan/Magang :
Penyuluhan :
Restocking :
7. Visidan Misi Sejarah Dinas Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan
Sentral (BBIS), Sei Tibun Kampar, Riau
Visi :
Misi :
35
panjang
gunung/.............
b) Kebutuhan air :
c) Kualitas air
b) Kandungan protein :
- Manajemen air
ml
- Produksi
:………ekor
37
ekor,betina…….. ekor
betina …….:ekor
dipijahkan :
2. SELEKSI INDUK
:…..gram
3. TEKNIK PEMIJAHAN
- Wadah pemijahan :
panjang
semen
gunung/.............
b) Kebutuhan air :
38
c) Kualitas air
- Pemijahan alami :
betina .......ekor
betina........ekor
- Pemijahan buatan
dalam pemijah/ m2
- Pengunaan hormon
e) Efek hormon :
a) Jantan :
b) Betina :
- Produksi :
4. PENETASAN TELUR
- Wadah penetasan :
panjang
gunung/.............
c) Kualitas air
- Angka pembuahan :
- Perkembangan embrio :
- Angka penetasan :
DAFTAR ISI
Isi Hal
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Tujuan .....................................................................................................2
1.3 Manfaat ...................................................................................................2
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klassifikasi dan Morfologi Ikan Selais (Cryptopterus sp).....................3
2.2 Ekologi Ikan Selais (Cryptopterus sp) ....................................................4
2.3 .Pemeliharaan Larva Ikan Selais (Cryptopterus sp) ................................5
2.3.1. Pemberian Pakan .............................................................................6
2.3.2 Hama dan Penyakit ..........................................................................8
2.4 Kualitas Perairan ...................................................................................10
III.METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................11
3.2 Bahan dan Alat ......................................................................................11
3.3 Metode Praktek .....................................................................................12
3.4. Analisis Data ........................................................................................13
3.4.1. Data Primer ...................................................................................13
3.4.2. Data Sekunder ..............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
42
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
ini dengan judul “Teknik Pemeliharaan Larva Ikan Selais (Cryptopterus sp) Dinas
Perikanan Dan Kelautan, Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Sei Tibun
Ir.Nuraini, M.S. yang telah memberikan bimbingan, arahan dan nasehat kepada
penulis dalam menyelesaikan usulan proposal praktek magang ini dan seluruh
pihak dan rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam penyusunan proposal
magang ini , maka dari itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
sehingga untuk pembuatan penulisan proposal selanjutnya akan lebih baik dari
sebelum sebelumnya.
M Imam Choiri