Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK BUDIDAYA AIR PAYAU

Disusun oleh:
FAIRUZZAMI FATHON
22742008

PRODI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikananan merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan ikan, termasuk


memproduksi ikan, baik melalui penangkapan (perikanan tangkap) maupun
budidaya dan atau mengolahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan
sebagai sumber protein dan non pangan (pariwisata, ikan hias dan lain-lain). Dunia
perikanan merupakan dunia yang kaya akan sumberdaya hayati, dimana begitu
banyak komoditi yang menjamin kita untuk melakukan berbagai kegiatan ekonomis
di dalamnya, salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan usaha budidaya. Adapun
usaha budidaya dalam bidang perikanan tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu
usaha budidaya perairan laut, budidaya perairan payau dan budidaya perairan tawar.
Ketiga usaha budidaya tersebut masing-masing telah berkembang pesat pada
masyarakat indonesia saat ini pada umumnya dan masyarakat sulawesi tengah pada
khususnya.
Budidaya ikan air payau merupakan kegiatan budidaya ikan yang dilakukan di
perairan dengan kadar garam yang lebih tinggi daripada air tawar, tetapi lebih
rendah daripada air laut. Air payau adalah perairan yang terletak di antara air tawar
dan air laut. Salah satu latar belakang budidaya ikan air payau adalah adanya
permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan-ikan air payau. Beberapa jenis ikan air
payau memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak diminati oleh konsumen.
Contohnya, ikan bandeng, udang, dan kerapu merupakan beberapa jenis ikan air
payau yang memiliki nilai jual yang tinggi
Selain itu, budidaya ikan air payau juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan
sosial bagi masyarakat sekitar. Kegiatan budidaya ikan air payau dapat menciptakan
lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, budidaya
ikan air payau juga dapat membantu mengurangi tekanan penangkapan ikan di
perairan alami, sehingga dapat berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan sumber
daya ikan.
Dalam perkembangannya, budidaya ikan air payau juga telah mengalami
berbagai inovasi dan teknologi yang memungkinkan peningkatan produksi ikan.
Penggunaan teknologi seperti sistem pemeliharaan terkontrol, pakan berkualitas,
dan manajemen yang baik telah membantu meningkatkan efisiensi dan
produktivitas budidaya ikan air payau
Khusus untuk budidaya perairan payau, ramai digalakkan oleh masyarakat saat
ini adalah budidaya bandeng dan udang di tambak. Adapun pengertian dari daerah
payau itu sendiri adalah merupakan daerah daratan pantai dengan genangan-
genangan air, campuran air asin dan air tawar dan biasanya merupakan daerah
supralitoral.
Teknisnya untuk tambak itu sendiri sudah dikenal sejak abad ke-14 dan lazim
digunakan sebagai wadah pemeliharaan ikan bandeng dan udang, namun tidak
banyak mengalami perubahan dalam hal konstruksi dan rancang bangun. Dalam hal
ini tambak dapat dibuat dengan konstruksi yang sederhana dan murah, tetapi
kuantitas maupun kualitas produksinya cenderung rendah

1.2 Tujuan
1. Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara membudidayakan ikan
bandeng dan udang dengan baik dan benar
2. Untuk mengetahui tantangan apasaja yang didapati ketika membudidayakan
ikan payau
3. Untuk mengetahui cara budidaya ikan dan udang air payau dilahan yang
sederhana menggunakan kolam terpal

1.3 manfaat
1. mendapat pengalaman baru mengenai usaha budidaya ikan air payau
2. mendapat ilmu Bagaimana prosedur penyiapan media untuk budidaya ikan air payau
mulai dari kolam terpal, pemberian airtawar dan pemberian air laut sampai pemasangan
aerasi sebagai kebutuhan oksigen bagi ikan dan udamg
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN AIR PAYAU
Perikanan Darat merupakan usaha pemeliharaan dan penangkapan ikan di perairan
darat. Perairan darat meliputi sungai, danau, rawa, waduk atau bendungan, empang, sawah, dan
tambak. Perikanan darat dapat dibedakan atas dua jenis yaitu perikanan air payau dan perikanan
air tawar. Perikanan air payau merupakan usaha perikanan yang dilakukan di tepi pantai dalam
bentuk tambak dengan jenis budidaya berupa udang dan ikan bandeng.

Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Jika kadar garam
yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5 sampai 30 gram, maka air ini
disebut air payau. Namun jika lebih, disebut air asin. Air payau ditemukan di daerah-
daerah muara dan memiliki keanekaragaman hayati tersendiri. Beberapa jenis ikan yang
populer di Indonesia, hidup di air payau, seperti bandeng
Karakteristik air payau
- Air payau adalah campuran antara air tawar dan air asin
- Air payau memiliki kadar garam yang lebih tinggi daripada air tawar, tetapi
tidak seasin air laut
- Air payau memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga cocok untuk
budidaya ikan air payau
- Media yang digunakan dalam budidaya ikan air payau umumnya adalah tambak
atau empang
- Terdapat banyak jenis ikan yang dapat dibudidayakan di perairan air payau 3

2.2 KANDUNGAN AIR PAYAU


Air payau merupakan air yang terbentuk dari pertemuan antara air sungai dan air
laut serta mempunyai ciri khusus secara fisik, kimia dan biologis. Dari ciri-ciri fisik air
payau berwarna coklat kehitaman, dari segi kimia terutama sudah mengandung kadar
garam dibanding air tawar, dari ciri biologis terutama terdapatnya ikan- ikan air payau
(Putra, 2013). Air payau dapat memiliki range kadar TDS yang cukup panjang yakni
1000- 10.000 mg/L, derajat keasaman (pH) 7-9, salinitas 0,5-30 ppm dan secara
terkarakterisasi oleh kandungan karbon organik rendah dan partikulat rendah ataupun
kontaminan koloid (Dewi, 2011)
Total Dissolved Solids merupakan parameter fisik air baku dan ukuran zat terlarut, baik
zat organik maupun anorganik yang terdapat pada larutan. Total Dissolved Solids
mencakup jumlah material dalam air, material ini dapat berupa karbonat, bikarbonat,
klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium, magnesium, natrium, ion-ion organik, dan ion-ion
lainnya. Kandungan Total dissolved solids dalam air juga dapat memberi rasa pada air
yaitu air menjadi seperti garam, sehingga jika air yang mengandung Total dissolved
solids terminum, maka akan terjadi akumulasi garam di dalam ginjal manusia, sehingga
lama-kelamaan akan mempengaruhi fungsi fisiologis ginjal (Krisna, 2011).

2.3 KOMODITAS IKAN PAYAU


 Ikan bandeng
Kingdom : animalia
Filum : chordata
Class : pisces
Ordo : gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : chanos
Spesies : chanos chanos

salah satu ciri khas Ikan bandeng yaitu bentuk badan yang langsing berbentuk
torpedo, sirip ekor bercabang, berwarna keperak-perakan, mulut terletak di ujung
kepala dengan rahang tanpa gigi, lubang hidung terletak di depan mata, mata di
selimuti selaput bening.
Ikan bandeng merupakan salah satu ikan primadona para pembudidaya ikan di
tambak dan organisme ini tergolong euryhaline atau ikan yang memiliki
kemampuan toleransi pada rentang salinitas yang jauh berbeda. Ikan bandeng aktif
mencari makan pada siang hari (diurnal) dengan menjadi konsumen utama di
tambak yang memakan alga dan organisme lainnya (Syahid dkk., 2006).

 Udang vaname

Kingdom : animalia

Filum : arthopoda
Class : malascostraca
Sub class : eumalacostraca
Ordo : decapoda
Famili : penaeidae
Genus : panaeus
Spesies : litopenaeus vannamei
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki morfologi yang khas. Berikut adalah
beberapa informasi mengenai morfologi udang Vaname Udang Vaname memiliki dua
bagian utama, yaitu bagian kepala (cephalothorax) dan bagian tubuh (abdomen) Bagian
kepala terdiri dari delapan ruas bagian dada dan lima ruas bagian kepala yang menyatu
Bagian kepala udang Vaname dilindungi oleh cangkang yang meruncing ke depan.
Bagian tubuh udang Vaname terdiri dari dua cabang (biramous), yaitu exopodite dan
endopodite Pada bagian ischium (bagian pangkal kaki) terdapat duri yang bisa
digunakan untuk mengidentifikasi beberapa spesies udang Vaname dalam taksonom

 Udang windu

Filum : arthopoda
Class : crustasea
Sub class : malacostraca
Ordo : decapoda
Sub ordo : natantia
Famili penaeida
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon

Ciri - ciri udang windu {Penaeus


monodon) adalah warna tubuhnya merah cerah kekuning - kuningan dengan sabuk
melintang di badan, ujung kaki berwama merah, biasanya hidup di perairan pantai yang
berlumpur dan berpasir, udang windu mempunyai rostrum yang kuat dan melengkung
ke atas berbentuk huruf S, gigi atasnya 7 buah dan gigi bawahnya 3 buah.
udang windu mempunyai rostrum yang memanjang melewati ujung dari antenula
peducele dengan rumus gigi rostrum 6-8 pada sisi atas (biasanya 7) dan sisi bawah 2-4
(biasanya 3), serta membentuk sigmoid. Kaki jalan yang kelima tidak mempunyai
eksospoda. Tubuh bagian punggung berlekuk mulai dari sepertiga bagian depan ruas
keempat sampai keenam, teslonnya tidak berduri, pada waktu masih hidup warna
karapaks dan bagian tubuh bergaris - garis tebal melintang berwama merah putih,
antenanya berwama coklat dan cetae pinggimya berwama merah.

Meskipun tidak menimbulkan kerugian sebesar penyakit, namun adanya hama


harus menjadi perhatian. Hama didefinisikan sebagai organisme yang mengganggu
kehidupan ikan budidaya. Hama mengganggu dengan memangsa, membunuh, dan
mempengaruhi produktifitas ikan. Hama masuk ke dalam lingkungan budidaya melalui
darat, air, maupun udara.
Hama pada budidaya perikanan terbagi menjadi tiga kelompok yaitu predator
(pemangsa), kompetitor (penyaing), dan perusak sarana.
a. Predator/Pemangsa
Predator merupakan jenis hama yang memangsa biota perairan. Kelompok hama ini
merupakan karnivora. Hama predator memiliki ukuran yang lebih besar dari yang
dimangsa. Hewan yang termasuk dalam hama predator antara lain:
 Ikan
Beberapa jenis ikan seperti ikan lele, nila, belut, kakap, ikan channa
 Amphibi
Katak (Rana sp) dapat memakan telur ikan. Mamalia Seperti kucing,
musang, otter,manusia
 Reptil
Buaya, kura-kura, dan ular. Ular dapat meyerang benih dan ikan kecil con
b. Kompetitor/Penyaing
kompetisi sekaligus mempersempit ruang gerak bagi individu didalamnya untuk
memperoleh oksigen maupun pakan. Hama yang termasuk kelompok kompetitor
adalah ikan mujair, lele, belanak (Mugil cephalus), kepala timah (Aplocheilus
panchax), kipper (Scatophagus argus) crappies, perch, guppy, tawes, sepat,
keong (suku Cerithidae), cacing (Dendronereis sp), ketam-ketaman, udang
(Udang putih/Penaeus merguiensis, udang api-api/Metapenaeus monoceros,
jambret/Mesopodosis, kura-kura
c. Perusak Sarana
Hama jenis ini dapat merusak sarana budidaya. Contohnya adalah cacing
polychaeta, kepiting, moluska, dll.

- Cacing polychaeta dapat membuat lubang dan menggali dasar kolam sehingga
tanah menjadi berpori. Akibatnya, kemampuan tanah untuk memegang air
berkurang.
- Kepiting kerap kali merusak jaring pada keramba sehingga ikan-ikan yang
dipelihara dapat keluar dari keramba. Kepiting, udang tanah, tritip, dan tiram
dapat menempel pada pintu-pintu air atau membuat pematang tambak bocor.
2.3 Alat yang digunakan
 Mikropipet
Mikropipet atau pipet piston merupakan alat untuk mengambil suatu cairan
dengan volume terukur.
 Microtube PCR Tube atau yang lebih dekenal dengan nama Micro Tube
atau Micro Centrifuge Tube atau Sample Cup adalah tempat untuk
menyimpan sample, Tersedia dalam berbagai macam Volume dan Tipe.
 Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel
darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez.
 hemometer merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
kadar hemoglobin seseorang.
 Jarum ose adalah alat laboratorium yang memiliki bentuk menyerupai
jarum, tetapi dengan berbagai ukuran yang berbeda tergantung pada
kebutuhan penggunaannya. Jarum ose umumnya terbuat dari bahan stainless
steel yang tahan terhadap korosi dan reaksi kimia, sehingga sangat cocok
digunakan dalam lingkungan laboratorium.
 Cawan petri atau telepa petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar
dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel.
Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah
dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
 Vortex mixer adalah alat atau instrumen laboratorium yang digunakan untuk
mencampurkan suatu bahan hingga tercampur dengan seragam atau
homogen. Alat vortex mixer juga termasuk dalam kelompok homogenizer
yang digunakan di laboratorium.
 Hot plate atau Lempeng panas adalah salah satu instrumen peralatan
laboratorium yang digunakan sebagai alat pemanas. Alat ini terbuat dari
logam berbentuk bulat pipih dan dipanaskan dengan energi listrik hingga
mencapai suhu 450° Celsius.
 Shaking Water Bath merupakan alat yang digunakan untuk proses
pemanasan atau inkubasi sampel larutan sekaligus pencampuran.
BAB 3
METODELOGI

3.1 praktikum ini dilakukan selama 5 minggu yaitu pada jam 14.00 sampai
dengan selesai di lab b politeknik negeri lampung

3.2 alat dan bahan

kolam terpal
instalasi aerasi
selang dan batu aerasi
benih ikan bandeng
selang
air tawar dan air laut

3.3 prosedur kerja

- mahasiswa dibagi menjadi 11 kelompok dalam praktikum ini


- mahasiswa dibagikan sebuah kolam terpal masing masing
- kemudian mahasiswa diminta untu menyiapkan wadah untuk budidaya
ikan bandeng dengan membersihkan sisa sisa budidaya sebelumnya
- kemudian mahasiswa diminta untuk mengisi air kedalam kolam terpal
- setelah itu hidupkan instalasi oksigen untuk kebutuhan oksigen pada ikan
- kemudian ambil benih bandeng yang telah disediakan dan masukan
kekolam masing masing
- kemudian penambahan air laut dilakukan setelah pengisian air tawar
BAB 4
HASIL DAN PMBAHASAN
4.1 hasil
 pada minggu pertama 21 september
Kami melakukan penyiapan dengan membersihkan dan menguras kolam terpal yang
telah digunakan hal ini dilakukan untuk membuang sisa sisa kotoran dan penyakit yang
ada pada kolam
Kemudian kami melakukan pengisian kembali pada kolam terpal yang akan digunakan
untuk budidaya ikan bandeng
Setelah itu kami mengaktif kan instalasi air pada kolam yang bertujuan agar persediaan
oksigen tercukupi dan terjaga
 Pada minggu kedua 4-5 oktober
Pada tanggal 4 Benih ikan bandeng ditebar kedalam kolam terpal, ikan bandeng yang
ditebar (±) 300 ekor benih
Kemudian pada tanggal 5 oktober kami melakukan pengecekan salinitas dan sampling
ikan bandeng
Dan hasil pengamatan dan sampling
Salinitas 19 ppt
Bobot 1 gram
Panjang 4 cm
Bobot 9 gram
Panjang 9 cm

\
Bobot 7 gram
Panjang 8 cm

Bobot 1 gram
Panjang 6 cm
Bobot 4 gram
Panjang 7 cm

Pada sampling kali ini benih bandeng memiliki ukuran yang berbeda beda hal in trjadi
karena pemberian pakan yang tidak sempurna ataupun kualitas air yang buruk
Dan pada minggu ini telah dibentuk jadwal pemberian pakan pada benih udang dengan
diberikan pagi siang dan sore pada benih

 Pada minggu ke 3 12 oktober


Salinitas pada kolam benih ikan bandeng mengalami penurunan sehingga perlu
penambahan kadar garam yang sesuai
pada minggu ini kami memperbaiki kembali batu aerator yang telah rusak hal ini
mengakibatkan benih muncul kepermukaan untuk mencari udara

 pada mingguk4 17 dan 19 oktober


pada 17 oktober kabar buruk terjadi pada kolam benih kami yaitu terdapat 47 ekor
bandeng yang mati hal ini terjadi karena kualitas air semakin memburuk dan berakibat
fatal bagi ikan
pada 19 oktober kami melakukan pengurasan air hal ini bertujuan untuk mencegah ikan
bandeng mati kembali, dalam pergantian air kami memanfaat kan kolam air laut yang
tidak terpakai dengan menyalurkan air tersebut ke kolam kami

4.2 pembahasan
Dalam kegiatan budidaya ini pemantauan terhadap perkembangan benih bandeng lebih
sering dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi pertumbuhan benih, kondisi
kualitas air yang akan menjadi evaluasi bagi kami dan mencari solusi dalam mengatasi
hal tersebut
Dalam budidaya ini kami juga melakukan budidaya benih udang vaname yang mana
telah dilakukan penebaran didalam kolam terpal

Kegiatan Penebaran
Benih udang vanname

Pada kegiatan ini pula kami telah menyipkan wadah kolam terpal dan juga aerasi jadwal
pemberian pakan pada juga sudah dibentuk kolam juga diberi paranet supaya udamg
tidak mengalami stress dan kepanasan karena sifat udang adalah nocturnal dan
menyukai tempat gelapTujuan penebaran benih udang ini adalah sebagai bahan
praktikum kami selanjutnya
Dan kami juga melakukan sampling udang vaname milik kakak tingkat
Bobot 9 gram
Panjang 10 cm

Bobot 13 gram
Panjang 12 cm

bobot 14 gram
panjang 12 cm

BAB 5
PENUTUP

5.1 kesimpulan
Dari hasil kegiatan budidaya ikan bandeng dan udang terdapat beberapa tantangan pada
saat melakukannya diantaranya Ancaman dan Tantangan
Ancaman dan tantangan Lingkungan:
Budidaya ikan bandeng di tambak dapat menghadapi tantangan dari perubahan
lingkungan seperti fluktuasi suhu air, kualitas air yang buruk, dan penyebaran penyakit
ikan. Upaya untuk mengantisipasi tantangan ini meliputi penerapan teknologi modern
seperti pemantauan suhu air, manajemen kualitas air, dan penggunaan pakan yang tepat
Kualitas Bibit: Kualitas bibit ikan bandeng sangat penting dalam
budidaya yang sukses. Tantangan dalam hal ini adalah memperoleh bibit yang
berkualitas tinggi, yang dapat mempengaruhi produktivitas dan keberhasilan usaha
budidaya. Investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) dapat menghasilkan
inovasi baru untuk meningkatkan kualitas bibit dan mengoptimalkan manajemen
produksi
Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi budidaya ikan bandeng dan
udang Fluktuasi suhu air, tingkat keasaman, dan pola curah hujan yang tidak stabil dapat
memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Petambak perlu mengambil langkah-
langkah adaptasi dan mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim ini.
5.2 saran
Dalam budidaya ikan bandeng dan udang sebaiknya Pilih benih ikan bandeng yang
sehat dan berkualitas untuk memulai budidaya. Benih yang baik memiliki ukuran yang
seragam, tidak cacat, dan bebas dari penyakit, Jaga kualitas air agar tetap optimal untuk
pertumbuhan ikan bandeng dan udang. Monitor dan kontrol parameter seperti suhu, pH,
oksigen terlarut, dan salinitas air secara teratur Berikan pakan yang cukup dan seimbang
kepada ikan bandeng. Pastikan pakan mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan kesehatan ikan. Lakukan manajemen pemeliharaan yang baik,
termasuk pemeliharaan tambak, pembersihan, dan pengaturan kepadatan ikan. Pastikan
kondisi tambak selalu terjaga agar ikan bandeng dapat tumbuh dengan baik. Lakukan
pengawasan dan monitoring secara rutin terhadap kondisi ikan bandeng dan lingkungan
budidaya. Hal ini akan membantu mendeteksi masalah dengan cepat dan mengambil
tindakan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai