PENDAHULUA
kepulauan. Indonesia ditutupi dua pertiga oleh air, wilayah tanah air Indonesia
memiliki potensi sumberdaya hayati perikanan yang besar dan belum seluruhnya
dapat dikelola. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar
dibidang Perikanan. Luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta km2 atau sekitar
81% dari wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan luas perairan Indonesia saat ini
lebih kurang 14 juta Ha yang terdiri dari sungai dan rawa sebesar 11,9 juta Ha,
1,78 juta Ha danau alam dan 0,93 juta Ha danau buatan. Hal ini merupakan
1992).
meningkat, terutama protein hewani. Sumber protein hewani dapat berasal dari
sektor peternakan dan juga dapat berasal dari sektor perikanan. Ikan merupakan
salah satu sumber protein hewani yang murah dan mudah diperoleh oleh
masyarakat jika dibandingkan dengan sumber protein lainnya. Selain itu ikan juga
1
Usaha pembesaran ikan sudah banyak dikembangkan, salah satunya yaitu
karena memiliki rasa yang khas dan berdaging tebal serta dapat disajikan dengan
ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa daging
yang khas, enak, lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Ikan patin
dibandingkan dengan daging hewan ternak. Selain itu ikan patin memiliki
Beberapa kelebihan tersebut menyebabkan harga jual ikan patin tinggi dan
meliputi sumber air, kualitas air dan tanah serta kuantitas air. Kriteria persyaratan
budidaya ikan adalah padat penebaran, teknik pemberian pakan, perawatan dan
2
dilangsungkannya usaha pembesaran terutama parameter kualitas air juga sangat
Untuk itu dengan adanya pengamatan terhadap laju pertumbuhan ikan patin
yang nyata bagi pembudidaya ikan dalam hal informasi teknis pembesaran ikan
pengembangannya belum dapat dilihat secara jelas. Maka dari itu penulis ingin
Kolam Milik Heri, Kelurahan Kulin memiliki Kecamatan Tenayan Raya Kota
Pekanbaru.
dengan pembesaran ikan Patin di kolam milik bapak Heri Kelurahan Kulim
mengenai keadaan budidaya pembesaran ikan Patin milik bapak Heri. Serta dapat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filum Chordata, Kelas Pisces, Sub Kelas Teleostei, Ordo Ostariophysi, Sub Ordo
Adapun ciri - ciri ikan patin menurut Djarijah (2001), ikan patin memiliki
warna tubuh putih keperak - perakan dan punggung kebiru - biruan, bentuk tubuh
memanjang, kepala relatif kecil, pada ujung kepala terdapat mulut yang
dilengkapi dua pasang sungut yang pendek. Susanto dan Amri (2002),
menambahkan pada sirip punggung memiliki sebuah jari - jari keras yang berubah
menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sirip ekor
membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak mempunyai sisik, sirip
dubur relatif panjang yang terletak di atas lubang dubur terdiri dari 30-33 jari-jari
lunak sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari - jari lunak. Memiliki sirip
dada 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari - jari keras yang berubah menjadi
senjata yang dikenal dengan patil, dibagian permukaan punggung ikan patin
sebagaimana ikan catfish lainnya. Selain itu juga ikan patin juga suka
4
bersembunyi dalam liang-liang ditepi sungai habitatnya. Ikan patin termasuk
omnivora (pemakan segala), di alam makanan ikan patin ini antara lain ikan-ikan
kecil lainnya, cacing, detritus, serangga, biji - bijian, udang-udangan dan moluska
Ikan patin mampu bertahan di perairan yang jelek. Akan tetapi akan
tumbuh normal dan optimal diperairan yang memenuhi persyaratan yang ideal.
Ikan patin memerlukan oksigen terlarut berkisar antara 2-5 ppm dan kandungan
CO2 (karbondioksida) tidak lebih 12,0 ppm. Derajat keasaman (pH) berkisar
antara 7,2-7,5, suhu yang optimal untuk kehidupan ikan patin adalah 28-29 °C
(Djarijah, 2001).
dengan budidaya ikan adalah usaha manusia dengan segala tenaga dan
dalam tempat dan kondisi tertentu atau dengan cara menciptakan kondisi
lingkungan alam yang cocok bagi ikan. Wardoyo dan Muchsin dalam Nong
(2002) menambah usaha budidaya ikan adalah suatu usaha untuk memelihara
mendapatkan keuntungan yang ekonomis dan sosial. Salah satu usaha untuk
intensif. Secara garis besar kegiatan dalam budidaya perikanan adalah usaha
budidaya, organisme budidaya, hama dan penyakit agar organisme budidaya dapat
5
diproduksi sebanyak-banyaknya atau sesuai dengan nilai-nilai yang direncanakan
(Harris,1992).
dilakukan dalam suatu wadah atau tempat yang semua sisi-sisinya dari bahan
permanen seperti batu, semen dan dasarnya bisa berupa tanah dan semen sehingga
Ikan patin tidak selalu memilih jenis kolam tertentu. Ikan ini dapat
dipelihara dan tetap bisa tumbuh dengan baik di berbagai jenis kolam. Jenis kolam
yang bisa digunakan untuk pembesaran patin yaitu kolam irigasi dan kolam tadah
hujan
a. Kolam irigasi
irigasi. Penggunaan kolam irigasi bagi pembesaran ikan patin sangat dianjurkan
karena di dalam kolam ini air tersedia sepanjang waktu dan jauh dari
penentuan luas kolam lebih leluasa sehingga kolam bisa dibuat berukuran besar.
Kolam tadah hujan adalah kolam yang hanya mendapat sumber air dari
hujan. Kolam tadah hujan ini dibuat bila di sekitar terdapat sumber air irigasi
ataupun sumber air tanah. Jadi, sumber air untuk mengisi air kolam sepenuhnya
6
berasal dari air hujan. Karena mengandalkan air hujan maka curah hujan akan
Sumber air yang masuk ke kolam juga harus diketahui. Sumber air untuk
jaringan irigasi adalah air tanah yang mengalir kebagian lebih rendah melalui
sungai. Selanjutnya air ini dialirkan lagi dari sungai melalui saluran-saluran
irigasi. Dalam perjalannya, air tersebut melewati berbagai jenis tanah. Bila
melalui tanah yang mengandung kapur air akan bersifat alkali (basa). Sebaliknya
air yang melalui rawa akan bersifat asam. Air yang melewati daerah pertanian dan
pemukiman banyak mengandung bahan organik dan subur. Sementara air yang
air juga diperhatikan kualitsnya. Seperti tidak tercemar limbah rumah tangga
merupakan salah salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu
2.5.2. Transportasi
air dan pasar. Persyaratan yang secara langsung maupun tidak langsung ikut
7
keamanan. Persyaratan lain yang tidak kalah pentingnya adalah sarana
Pematang kolam dibuat miring agar kuat menahan volume air kolam.
Pematang kolam harus dibuat dengan ukuran yang memada sesuai dengan luas
kolam. Selain kuat untuk menahan volume air di dalam kolam pematang juga
harus mampu menahan luapan air yang timbul karena banjir atau hujan lebat. Sisi
pematang dibuat miring dengan perbandingan sisi tegak dan sisi mendatarnya
Maksudnya, pematang harus lebih tinggi beberapa sentimeter dari permukaan air
kolam sehingga air tidak luber dan juga untuk keamanan bagi ikan. Lebar
pematang bagian atas dapat dibuat sama dengan tinggi pematang, tetapi tidak
2.7.1. Benih
Dalam usaha budidaya ikan penyediaan benih dalam kualitas dan kuantitas
yang memadai merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan usaha.
Untuk penyediaan benih ada 2 cara yang dilakukan yaitu melakukan pemijahan
secara buatan dan melakukan pemijahan baik secara alami ataupun buatan
(Sumantadinata, 1983).
8
Djatmika (1986) mengatakan bahwa untuk mendapatkan bibit unggul
antara lain harus mengetahui ciri-cirinya. Bibit yang baik antara lain bibit terlihat
jinak dan tidak mudah terkejut, mempunyai toleransi dan daya saing serta daya
tahan yang tinggi, badan berbentuk tinggi sisik teratur dan penuh, pada umumnya
berwarna kehijauan atau kebiruan dan gerakannya lincah pada serta waktu
Menurut Lingga (1992) padat penebaran adalah bobot populasi ikan yang
tertentu. Atas dasar itu penentuan padat penebaran budidaya digunakan metode ;
a) produktifitas alamiah;
kolam, debit air, luas kolam, ukuran awal individu yang akan ditebar, jenis dan
gr/ekor atau paling tidak sudah berukuran 60-80 gr/ekor. Sedangkan untuk padat
penebaran yang baik untuk jala apung dan keramba benih sebaiknya diambil yang
berukuran antara 50-100 gr/ekor sedangkan padat tebar ikan yang baik 10-15
(2001) menanbahkan bahwa dalam waktu 2-3 bulan, ikan sudah dapat dipanen
9
Sebelum benih ditebar ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan;
1) benih yang telah terpilih untuk ditebar sebelum ditebar haru hamakan ;
3) waktu penebaran benih ikan yang baik adalah pada pagi hari atau sore hari ;
(2001).
2.8. Makanan
budidaya ikan air tawar maupun ikan air laut. Kebutuhan protein bagi ikan
ditentukan oleh bebagai factor antara lain umur ikan. Ikan yang muda
membutuhkan protein lebih banyak pada ikan yang berukuran besar (sudah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilhan pakan yaitu:
d) Pemberian pakan dengan sekenyang nya ikan (Dinas Perikanan Riau, 1993).
jumlah dan 3 mutu makanan yang tersedia dalam keadan cukup serta sesuai
dengan kondisi perairan Asmawi (1983). Makanan bagi ikan telah tersedia secara
10
Asmawi (1983) makanan tambahan adalah macam bahan makanan yang sengaja
diberikan pada ikan pemeliharaan yang dapat segera dimakan oleh ikan secara
langgsung.
bertambah sesuai dengan umur, maka setiap seminggu sekali perlu diadakan
beratnya setelah diketahui berat ikan, maka pakan yang harus diberikan saat itu
optimal.
2.9.Kualitas Air
yang paling penting dalam budidaya selain sebagai media hidup bagi ikan kadang
ada air yang nampaknya bersih, ternyata sudah dikategorikan kotor. Hal ini
dikarenakan pada bagian dasar kolam terdapat sisa pakan yang membusuk.
sangat penting artinya bagi kehidupan ikan dan organisme lainnya. Adapun
yakni suhu, oksigen terlarut, CO bebas, ammonia, alkalinitas serta ruang gerak.
Ikan sebagai organisme hidup di air sangat menghendaki kualitas air yang
selalu berada pada batas toleransi yang dapat menunjang pertumbuhan dan
besar dari 5ppm, NH kecil dari 1,5ppm dan kecerahan10% dari penetrasi cahaya
sampai ke dasar perairan.Air. Fluktuasi suhu harian tidak lebih dari 5 (Cholik et
11
al.,1986 dan Hardjamulia et al.,1998). Pendapat Lingga (1997), pada suhu 23-
Salah satu ancaman yang sangat merugikan dalam budidaya ikan adalah
didefenisikan sebagai gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh.
bahwa penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan
pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan
ini dapat disebabkan oleh organisme lain dan pakan maupun kondisi lingkungan
yang lebih lama, tingginya konversi oakan,tingkat padat tebar yang rendah dan
pathogen, perubahan lingkungan, factor racun dan kekurangan nutrisi untuk ikan
yang terlanjur sakit apabila belum begitu parah, dapat diobati dengan beberapa
obat antara lain antibiotic, dimana obat anti ini yang berupa sebuah kapsul
12
BAB III
METODE PRAKTEK
Demi tercapainya sasaran studi khusus ini maka data yang dikumpulkan
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan
Dari hasil perolehan data primer dan data sekunder, maka dapatlah
keterangan data yang nantinya di olah dan dibahas serta di susun menjadi laporan
studi khusus.
Dalam upaya mencari sasaran studi khusus ini maka akan di buat alat
pengumpul data, angket dan peralatan lainnya. Perolehan data primer diperoleh
yang bersangkutan.
13
BAB IV
Pembesaran milik Heri ini dibangun sejak tahun 2002 yang terletak dijalan
Lintas Timur Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru Kota. Luas wilayah kelurahan
kulim kecamatan Tenayan Raya saat ini adalah 51,50 KM2 atau 51,500 Ha, yang
berikut.
kelurahan kulim yang sehat jasmani, rohani dan sosial yang baik maupun sistim
14
Pemilihan lokasi perkolaman merupakan hal yang paling penting dalam
mengakibatkan bukan saja kerugian biaya dan tenaga, tetapi juga kerugian waktu.
Lokasi yang baik untuk dibangun suatu unit perkolaman harus memenuhi syarat
Dari segi perhubungan tidak jarang suatu lokasi harus dibuatkan sarana
atas lokasi pembenihan memiliki akses yang baik, karena prasarana jalan menuju
lokasi berupa timbunan batu – batu pecah yang hanya berkisar 150 m dari jalan
raya, serta lokasi usaha mudah terjangkau dengan roda dua maupun roda empat
sehingga aspek pemasaran ikan hasil budidaya tidak lagi menjadi hambatan.
tidak menjadi hambatan hal ini karena lokasi pembenihan merupakan daerah
Tanah yang baik untuk membangun kolam budidaya adalah tanah dengan
struktur yang kuat, dan mempunyai sumber air yang cukup. Untuk pengisian air
15
pada kolam Heri ketersediaan air cukup baik dikarenan memperoleh sumber dari
singai.
Dari fasilitas yang telah disediakan maka usaha pembesaran ikan Patin
dalam usaha ini tenaga kerja yang dipakai hanya 2 orang termasuk pemilik kolam
Tabel 1 Tenaga Kerja dan Biaya Upah pada Kolam Bapak Heri
Gaji yang ditetapkan untuk anggota pekerja usaha pembesaran ikan patin
bapak Heri sebesar Rp.3.000.000 adalah gaji yang diterima tiap bulannya oleh
anggota selain kepala pimpinan kolam. Pada budidaya budidaya ikan patin hanya
kerja hendaknya jujur, tekun, kreatif, berdedikasi tinggi, dan bertanggung jawab.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sangat bergantung dengan skala usaha yang
dikembangkan, penggunaan tenaga kerja yang berasal dari Daerah lain sering
16
4.3. Lingkungan Usaha Pembesaran
Luas kolam budidaya milik Heri secara umum mempunyai luas lahan ± 4
ha yang terdiri dari beberapa unit bangunan. Sebuah usaha kolam pembesaran
yang dibangun pada tahun 2000 dilengkapi dengan sarana pokok dan sarana
berjalan lancar, seperti jual beli, proses pemberian pakan, panen dan penyimpanan
Lahan yang luasnya ± 40.000 meter berada di daerah rawa yang cocok
kolam memanfaatkan lahan yang tersedia untuk sesuai jenis dan fungsinya. Di
mengakibatkan kerugian biaya, tenaga dan juga kerugian waktu. Lokasi yang baik
untuk dibangun suatu perkolaman harus memenuhi syarat sosial ekonomi maupun
17
4.3.2. Sumber Air
Sumber air yang digunakan pada usaha pembesaran ikan patin milik Heri
berasal dari aliran sungai siak kemudian dialirkan langsung ke kolam pembesaran.
Untuk mengatasi ikan dari penyakit pengelola hanya menjaga sumber air masuk
dengan memberikan penetral kualitas air agar dapat selalu terjaga kualiatas air
pada kolam hal ini untuk mengurangi ikan agar tidak lebih mudah terserang
penyakit. Sedangkan untuk suhu pada kolam budidaya milik Heri berkisar 27-29
ºC.
Kavori dalam Sutisna dan Sutarmanto (1995) bahwa kriteria kualitas air
yang baik adalah suhu antara 25-30 ºC, warna hijau coklat, berbau plankton, pH
6,7-8,6, cukup mengandung zat hara, tidak mengandung gas-gas beracun dan
tidak terkontaminasi.
Air yang ada di kolam budidaya tidak berwarna hijau coklat melainkan
coklat keruh, air yang berwarna coklat keruh kurang cocok untuk budidaya ikan
patin karena tidak terdapat unsure pakan alami berupa plankton, karena penunjang
keberhasilan budidaya adalah ketersediaan pakan alami yang baik dalam suatu
Wadah yang digunakan kolam pembesaran milik Heri ini adalah kolam
memiliki bak – bak pendederan larva ataupun benih dikarenakan beliau tidak
memijahkan hanya membeli benih yang siap tebar pada kolam budidaya.
Sedangkan bak karantina adalah wadah pengasingan ikan yang sakit dan
18
Tabel 3 Jumlah dan Ukuran Bak Pada Kolam Heri
usaha pembesaran ikan patin dengan jumlah yang terdapat pada usaha bapak Heri.
Bak yang digunakan adalah bak yang terbuat dari semen. Merangkum fasilitas
yang dipergunakan serta jumlah yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan
patin di kolam milik bapak Heri. Untuk lebih jelas fasilitas yang dimiliki bapak
Pada Tabel 4. terlihat bahwa jenis fasilitas pada kolam budidaya milik
Heri adalah 10 petak untuk kolam pemeliharaan ikan patin dengan ukuran 40 x
30. Terdapat masalah pada sarana penunjang usaha budidaya bapak Heri ini
19
Kedalaman air kolam bapak Heri ini masih setabil, pada saat musim
kemarau airnya berkurang. Sebaiknya sarana untuk usaha budidaya bapak Heri
harus terpenuhi dari sarana pokok dan sarana penunjang. Pemilik kolam harus
menyediakan satu kolam dari kolam yang ada untuk digunakan sebagai kolam
penampungan air. Dari keadaan lahan pembesaran bapak Heri masih perlu sarana
pendukung yang lain dengan tujuan mendapatkan usaha budidaya yang baik.
pembesaran patin terdiri dari sarana pokok dan sarana penunjang. Memproduksi
ikan berarti mempertahankan ikan agar tetap hidup tumbuh dan berkembang biak
penampungan air, satu bak pemijahan, dan satu bak kecil untuk pemeliharaan
fasilitas yang diperlukan dalam satu unit pembesaran adalah seluruh sarana dan
Pada kolam bapak Heri ini hanya melakukan budidaya ikan patin saja
untuk kedepannya beliau akan mengembangkan jenis ikan lain, ikan patin yang
digunakan adalah jenis ikan patin lokal. Oleh karena itu saya mengambil data
lebih detail untuk ikan patin saja sesuai dengan judul yang saya miliki.
20
Tabel 5 menjelaskan bahwa ikan yang dipelihara di kolam bapak Heri
hanya ikan patin saja. Benih ikan patin yang di dapat dari petani pendeder ikan
patin yang sudah menjadi langganan bapak Heri setiap memerlukan pembelian
4.5. Pemeliharaan
dari petani pendeder ikan patin. Bapak Heri membeli benih umur 2 bulan ketika
benih sudah berumur 2 bulan dengan panjang badan 7-9 cm atau sering di sebut
dengan ukuran 3 inci, untuk harga benih dapat diberikan harga Rp.300 per
ekornya.
4.5.2. Pembesaran
Bapak Heri memasukan benih kedalam kolam biasaya pada sore hari.
Sebelum benih ditebar kedalm kolam bapak Heri biasanya melakukan adaptasi
benih selama 1 sampai 2 jam untuk menghindari sutres dan mengurangi tingkat
21
Tabel 6. Pemeliharaan Benih dari Umur 1 Bulan sampai 8 Bulan Baik dari
Ukuran, Berat sampai Pakannya.
Tabel 6, menjelaskan jumlah padat tebar yang digunakan oleh bapak Heri
bulan dengan panjang 7-9. Dari hasil wawancara dengan benih ukuran 3 inci
Cahyono (2001), Penebaran benih dilakukan pada hari ke-8 dari awal
persiapan kolam (3 hari setelah penebaran Moina sp). Penebaran benih dilakukan
pagi atau sore hari untuk menghindari stress. Benih yang ditebar berukuran rata-
rata 2,4 cm dengan padat tebar 20 ekor/m² pemeliharaan benih dilakukan selama
mencapai 100 gr/ekor atau paling tidak sudah berukuran 60-80 gr/ekor.
Sedangkan untuk padat penebaraan yang baik sebaiknya diambil berukuran antara
22
50-100 gr/ekor, sedangkan padat tebar ikan yang baik 10-15 kg/m³. Dengan
4.6. Pakan
Frekuensi pemberian pakan pada usaha pembesan ikan patin milik bapak
Heri adalah 3 kali sehari. Pakan yang diberikan berupa pellet ukuran 781-1
diberikan pada ikan yang berumur 2 bulan dengan lama pemberian selama 1
bulan, sedangkan pelet 781-2 untuk ikan umur 3 bulan dengan lama pemberian
selam 1 bulan. Pakan tambahan diberikan pada ikan umur 4 bulan sampai siap
panen. Pemberian pakan usus ayam bertujuan menambah laju pertumbuhan ikan
patin. Usus ayam yang dibeli berasal dari tempat-tempat khusus pemotongan
ayam. Untuk mengetahui jumlah pakan yang diberikan dilihat pada Tabel 8.
Tabel 7. Jumlah, Harga dan Jenis Pakan yang diberikan pada Benih Ikan
Patin selama Pemeliharaan untuk 10 petak kolam Ikan Patin di
Kolam Bapak Heri
23
Penggunaan pakan tambahan untuk satu periode sebanyak 249,55 ton
dengan biaya Rp.3.000/kg, pakan tambahan diberikan pada waktu sore, malam
dan pagi hari. jika ikan sudah berusia diatas 4 bulan maka pemberian pakan
diperlukan jumlah dan mutu makanan yang tersedia dalam keadaan cukup serta
yang menentukan, karna mengikat sirkulasi air dalam kolam sangat cepat sekali
sehingga pembentukan hama dan jasad renik dalam kolam sangat minim sekali
(Lingga, 1997).
Ikan patin diberi pakan tambahan berupa pakan alternatif. Pakan buatan
yang digunakan adalah pellet dengan kandungan protein minimal 25%. Namun
lebih baik di beri pakan yang kandunganya protein minimal 28%. Sementara
pakan tambahan yang alternatif yang diberikan biasanya berupa usus ayam.
Pakan tambahan ini diberikan sebanyak 3% per hari dai berat total ikan Susanto
(1988). menjelaskan bahwa pellet sangat baik bagi makanan ikan, karena
diberikan pelet dengan kandungan protein di atas 20% sebanyak 4% dari berat
ikan yang dipelihara. pada bulan ke empat pada bulan kelima,pellet di berikan
sebanyak 2,5%. Pada bulan keenam sampai masa panen, cukup diberikan pakan
24
4.7. Konversi Pakan
Proses pemeliharaan ikan patin diberikan pakan oleh Heri berupa pellet
dan pakan tambahan. Penggunaan pakan buatan ini digunakan saat ikan sudah
mulai sudah agak besar. Jadi konversi pakan yang diberikan bapak Heri kepada
ikannya adalah 1 : 1,90 yang berarti 1,90 kg pakan menghasilkan 1kg daging ikan
patin.
Dalam usaha budidaya ikan patin, pakan merupakan salah satu faktor
harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan biota budidaya dan target produksi.
Kordi dan Tanjung (2007), menyatakan pengelolaan pakan sangat penting dalam
budidaya perairan. Hal ini karena pakan merupakan biaya pengeluaran terbesar
Pada saat saya melakukan pengamatan di kolam Heri kondisi air di kolam
pembesaran sekitar 27-30ºC dan pH sekitar 7-8 kecerahan 30-35 cm dan DO 7,8
ppm. Terkadang keadaan air sewaktu-waktu menjadi kurang baik, tergantung dari
25
kualitas air yang berasal dari sumber air yang berasal dari sungai, kualitas air yang
tidak dapat ditentukan ini merupakan suatu masalah yang akan merugikan jika
kualitas air kolam dalam kolam buruk maka suhu kolam 18-20ºC, DO 3-4 ppm,
pH 4,5-4 ppm, kecerahan dan kekeruhan rata-rata 5-6 cm. Kualitas air ini
merupakan suatu masalah yang merugikan karena kondisi air tidak dapat
ditentukan kapan air baik dan kapan air memiliki kualitas air buruk
suhu secara mendadak dampak yang jelas terlihat adalah ikan menjadi stress,
dengan gejala ikan berenang mengapung dan bernafas di permukaan serta terjadi
kematian bila hal tersebut berlangsung relatif lama. Nafsu makan ikan dapat
dan daya tahan tubuh berkurang yang menyebabkan ikan rentan terkena serangan
berbagai penyakit.
4.9. Mortalitas.
mati, kematian ikan sering terjadi disaat awal benih dipindahkan kekolam hal ini
terjadi karena ikan belum semuanya sanggup hidup didalam kondisi air yang baru,
suhu yang berbeda dan kedalaman air yang berbeda. Kematian yang terjadi disaat
menggunakan plankton catalish dengan cara ini dapat menjaga kualitas air agar
tetap stabil. Namun tingkat kematian pada ikan yang berumur 10 bulan jauh lebih
Mortalitas pada kolam bapak Heri ini tidak terlalu besar karena kondisi air yang
26
masih normal. Untuk mengetahui mortalitas benih yang terjadi pada kolam Heri
pada Tabel. 8 yang menjelaskan rata-rata kelulus hidupan benih ikan patin
Ikan yang mati selama pemeliharaan berjumlah 24.000 ekor pada bulan ke
kondisi iklim yang kurang bagus. Pulungan et al. (2004). Menyatakan bahwa
Untuk jenis – jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi factor yang lain dapat
kematian terjadi secara alami. Sedangkan untuk survival ikan patin selama
27
Tabel 9. Jumlah Survival Ikan sampai Ukuran Siap Panen
1 1 bulan 218.450
2 2 bulan 217.550
3 3 bulan 217.250
4 4 bulan 217.000
5 5 bulan 216.800
6 6 bulan 216.600
7 7 bulan 216.400
8 8 bulan 216.200
9 9 bulan 216.000
10 10 bulan 216.000
11 11 bulan 216.000
Sumber : Data Primer
Tabel di atas menjelaskan bahwa survival ikan patin pada kolam bapak
pada kolam bapak Heri menurut beliau ini biasanya dikarenakan penyesuaian
dengan lingkungan baru, iklim ataupun dapat terjadi dikarenakan kualitas benih
ikan ialah permukaan kulit bintik-bintik putih, atau juga sering disebut white
spot. Sedangkan untuk mengobati ikan yang sakit Bapak Heri memberikan larutan
garam dengan dosis 150-250 gram untuk satu wadah karantina dengan kedalam
air ± 60 cm. Jika penyakitnya parah maka diberikan obat Methylene Blue dengan
dosis 2 ml dalam 10 l air untuk pengobatan. Ini cukup bermanfaat dari pada hari
28
Tabel 10. Penyakit yang Sering Menyerang Ikan pada Kolam Bapak Heri
organisme pathogen penyakit ini disebut dengan white spot. Untuk mengatasi
penyakit yang meyerang ikan pemilik biasanya menggunakan obat yang umum
Tabel 11. Jumlah Bahan dan Obat-obatan yang digunakan pada Kolam
Bapak Heri.
garam, dan Methylene blue berfungsi untuk mengobati dan mencegah dari
didefinisikan sebagai penggunaan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh.
ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan , baik
29
4.11. Pemanenan Ikan
Tabel 12. Jumlah Produksi Ikan Patin di Kolam Milik Heri Satu Tahun
Terakhir
Dari bulan Januari sampai Juli ikan patin milik bapak Heri belum dapat
diproduksi karena ikan patin yang dipelihara belum cukup umur, setelah ikan
berumur 8 bulan baru dapat dilakukan Pemanenan ikan patin milik bapak Heri,
dimulai dari bulan ke 8 dengan berat rata rata 0,9 Kg, pada bulan agustus bapak
Heri melakukan pemamanenan pertamaya pada kolam 1.2 dan 3, dan ikan hasil
sotiranya di masukan lagi ke kolan 1 dan di pelihara lagi, pada bulan September di
lakukan pemanenan lagi pada kolam 4.5 dan 6, ikan sotiran di masukan lagi pada
Oktober, ikan yang di sotir di masukan lagi ke kolam 3. Sedangkan pada bulan
Nopember dilakukan panen total yang berada di kolam 1.2.3 yang hasil sotiran,
30
penyusutan air kolam lalu penjebakan dengan jaring dan ikan diangkat lalu di
pebaran sehingga produksi dapat diatur dan direncanakan serta penempatan modal
lebih cepat.
dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit, jika di panen terlalu siang ikan
pekanbaru, yaitu pada pedagang pengumpu dan ada juga yang mengambil ikan
dari orang eceran seperti yang mengambil ikanya dari Harapan Raya, Pasar
Tangor, Kulim, Sail, Pasar Sekijang, Pasar Kerinci dan pasar-pasar kaget disekiar
Riau saja. Tetapi bapak Heri melakukan pemasaran pada saluruh daerah
PRODUSEN
31
Sistem pemasaran ikan patin dengan sistem packing/dalam derom yang
juga ada agen yang lain datang dan melakukan pembelian langsung.
pemilik budidaya Heri sebelum panen ikan patin dalam kolam tidak diberi pakan
atau dipuasakan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat Tang dan Alawi
kondisi kimia, fisika dan biologi media air media seperti kandungan oksigen
terlarut, pH, kandungan karbondioksida, amoniak dan suhu air (Khairuman dan
Amri, 2008).
dapat dikatakan suatu usaha tersebut berhasil. Biaya dibedakan menjadi dua
macam yaitu biaya tetap dan tidak tetap. Untuk mengetahui jumlah dan harga
semua barang yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan patin pada kolam
bapak Heri dapat kita lihat pada Tabel 14 menjelaskan harga tiap unit barang yang
32
Tabel 13. Penapsiran Biaya pada Kolam Bapak Heri dalam Satu Periode (8
Bulan)
33
A. Biaya Tetap
14,730,0
(Rp. 14,730,000,-) 00
B. Biaya Tidak Tetap
1. Pellet 781-1 34 ton (@Rp. 182.000,-) 309.400.000
2. Pellet 781-2 86 ton (@Rp. 235.000,-) 505.250.000
3. Pakan Tambahan 249,55 ton (@Rp. 3.000) 748.640.000
4. Beli Benih 240.000 ekor (@Rp. 300) 72 .000.000
5. tenaga Kerja 72.000.000
6. Obat-obatan 1.650.000
Total Biaa Tidak Tetap 1.708.940.000
C. Total Biaya Produksi
Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= 14,730,000 + 1.708.940.000 1.723.670.000
D. Pendapatan
Total Produksi X Harga Jual
= 194,4 ton X Rp. 11.000,- 2.138.400.000
E. Keuntungan
Pendapatan - Biaya Produksi
= 2.138.400.000 - 1.723.670.000 414.730.000
Sumber: Data Primer
Nilai R/C rasio sebesar Rp. 1,240 menunjukan bahwa setiap penambahan
biaya sebesar Rp.1.000 maka akan diperoleh keuntungan biaya sebesar Rp. 1,240
dengan demikian usasaha pembesaran ikan ini layak di kembangkan.
34
Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa BEP Harga sebesar Rp. 8.790,-
Ini menunjukkan bahwa titik impas pembesaran ini terletak pada saat haga jual
Dari data diatas artiya modal yang dikeluarkan untuk pembesaran ikan
ikan patin pada pembesara milik bapak Heri bisa dikembalikan pada jangka waktu
4,15 kali perode.
periode (10 bulan ). Untuk sepuluh (10) kolam maka hasil yang didapatkan adalah
Rp. 414.730.000,-.
35
BAB V
6.1. Kesimpulan
1. Ikan yang dibudidayakan oleh bapak Heri hanya satu jenis yaitu ikan Patin.
2. Hasil konversi pakan adalah 1 : 1,240 dengan pemberian pakan buatan dan
pakan tambahan.
pemasaran yang dilakukan Her di dalamat atau diluar kota Pekanbaru dan.
4. Penyakit yang meyerang ikan Patin seperti Jamur, Protozoa, dan Parasit.
5. Hasil yang diperoleh 194,4 ton dengan memiliki keuntungan Rp. 414.730.000.
pertehunya.
6. Kualitas air pada kolam Heri cukup setabil karna air yang masuk ke kolam
sudah melalui penyaringan untuk menghindari hama dan penyakit yang dapat
6.2. Saran
Usaha milik bapak Heri memiliki kendala yaitu terbatasnya jumlah pakan
untuk ikan umur 4 -10 bulan karena di pasar dan penggumpul tidak selalu tersedia
setiap waktu. Sebaiknya bapak heri membuat pakan buatan sendiri sehingga dapat
memenuhi kebutuhan untuk pakan ikan setiap waktunya. Selain itu kendala
lainnya tidak terdapat kolam tandon sehingga perlu penambahan kolam tandon
untuk menampung air yang masuk dari aliran sungai sebelum dialirkan ke kolam
pembesaran.
36
DAFTAR PUSTAKA
Alawi, H., M. Ahmad, Rusliadi dan Pardinan. 1992. Some Biological Aspect of
Macrones Catfish (Macrones nemurus) from Kampar River. Terubuk
Jogyakarta.18 (52) 33 - 47.
Amri, K, dan Khairuman, 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia
Pustaka, Depok. 75 hal.
Asyari, K. 2011. Teknik Pembenihan Ikan Batak (Tor soro) di Instansi Riset
Plasma Nutfah Perikanan Budidaya Air Tawar. Skripsi. Bogor. 40 hal.
Bardach, J.E, J.H. Ryther & W.O. Mc Larney. 1972. Aquaculture the Farming
and Husbandry of Freshwater and Marine Organisms. John Wiley & Sons
Inc., New York. 868 pp.
Balai Budidaya Air Tawar. 1985. Pemeliharaan Ikan Baung Secara Intensif, Riau.
83 ha.
Balai Budidaya Air Tawar. 1998. Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Secara Intensif Di kolam air Deras. Paket Teknologi Budidaya Air Tawar.
Bandung. 137 hal.
Boyd, C.E., Wood, C.W., Thunjai T. 1990. Aquaculture Pond Bottom Soil
Quality Management. Pond Dynamic/ Aquaculture CollaborativeResearch
Support Programe, Oregon State university, Corvallis, Oregon. 30 hal.
Carman. O., dan A. SUCIPTO. 2009. Panen Nila 2,5 Bulan. Penebar Swadaya. Cet 1.
Jakarta. 79 hal.
37
Cholik, F., Artati dan Rahmat Arifin. 1991. Pengelolaan Kualitas Air Dalam
Kolam Ikan. 40 hal.
Dinas Perikanan Dati I Riau.1993, Pemeliharaan Ikan baung Dalam Kolam Dinas
Perikanan DATI Riau, Pekanbaru 14 hal.
Dinas. Perikanan dan Kelautan Kota Pati. 2012. Penyuluhan dan Pelatihan
Penguatan Kemampuan dan Bakat Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). Pemerintah Kota Pati. Dinas Perikanan dan Kelautan . Pati.
Hal 1-3.
Djatmika, D.H. 1986. Usaha Perikanan Kolam Air Deras.Simplex. Jakarta.27 hal.
Effendi, M.I. 1992. Metode Biologi Perikanan.Yayasan Agromedia. Bogor. 111
hal.
38
Khairuman dan Amri, K. 2008. Klasifikasi Ikan Baung. Agromedia Pustaka.
Jakarta. hal 7.
Lingga, P. 1998. Ikan Mas Kolam Air Deras. Penebar Swadaya. Jakarta.80 hal.
Mudjiman, A. dan S.R. Suyanto.1989. Budi Daya Ikan Baung. Penebar Swadaya.
Jakarta 70-95 hal.
Nuraini. 1990. Pengaruh Hormon Meteillestoteron Pada Ikan Mas Betina Hasil
Ginogenesis, Tesis Program Pasca Sarjana, IPB. Bogor. 7 hal.
39
Sukendi. 2009. Peningkatan Produksi Benih Baung Melalui Perbaikan Kadar
Lemak Pakan Induk. Berita Biologi. Jakarta. Hal 539-546.
Suraidah. 1992. Red Tail Catfish Berkepala Batik Dari Amazona. Trubus. 7
Halaman.
Sriyusanti. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumber daya Alam Pesisir dan Laut
Serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumber daya Pesisir dan
Lautan IPB. Bogor. 40 Hal.
Suyanto, S.R. 1991..Budi Daya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.85 hal.
40
Yunita, Y. 1995. "Keberhasilan Fertilisasi dan Daya Tetas Ikan Baung (Mystus
planicep) yang Diinduksi dengan Dosis Ovaprim yang Berbeda." Dalam:
Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Riau. Pekanbaru. 85 hal.
41
LAMPIRAN
42
Peta Kecamatan Tenayan Raya
43
44
45