Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PERKEMBANGAN
BUDIDAYA IKAN LELE

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIVAN BINTANG P.
KELAS : X-MIPA 5/25

TAHUN AJARAN 2019/2020


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perikanan mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dikaitkan dengan upaya peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi perikanan yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup petani/nelayan, menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan
gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku industry, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan usaha, serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan kelestarian
dan fungsi lingkungan

Perikanan modern pada dasarnya merupakan suatu pembangunan perikanan yang berorientasi bisnis.
Sasaran akhir dari pembangunan perikanan keseluruhan adalah meningkatkan pendapatan sekaligus
kesejahteraan para petani. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan langkah-langkah atau strategi
pembangunan perikanan yang mengutamakan keterpaduan baik dalm lingkup sector, antar sector
maupun wilayah.

Salah satu komoditas perikan darat yang diharapkan dapat membantu program pemerintah di dalam
menanggulangi masalah gizi terutama dalam hal pembentukan protein hewani dapat tercukupi adalah
ikan lele dombo, maka usaha perikan darar penting artinya bagi masyarakat, karena ikan itu
manghasilkan ikan yang berhubungan erat dengan kemakmuran rakyat beserta negaranya.

Lele merupakan salah satu budidaya perikanan darat melaui kolam. Kolam adalah petakan pematang
yang digali dan luasnya lebih kecil dari tambak, digunakan untuk pemeliharan ikan yang ada
dipekarangan maupun bukan lahan pekarangan dengan menggunakan air tawar yang bangunannya
dapat dibuat secara permanen maupun non permanen dan mempunyai bentuk bermacan-macam.
B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikun ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk dan metode usaha kolam lele yang diusahakan oleh petani setempat.
Serta,

2. Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha lele dombo bagi petani kolam
lele di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya. Kabupaten Aceh Besar.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Ikan lele memiliki bentuk tubuh yang memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik,
mempunyai kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Ikan lele banyak dijumpai di rawa-rawa
dan sungai-sungai, terutama di datarn rendah sampai sedikit payau. ikan ini memiliki alat pernapasan
tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup di air yang oksigenya rendah (Nijiyati,
1999).

Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan
maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele
atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand),
ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula
catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish (Anonymous, 2006).

Budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanent maupun bak plastic (kolam dari
terpal). Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air sumur. Suhu air yang ideal untuk
pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-27 °C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju
metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air (Prihartono, 2001).

Usaha pembudidayaan ikan lele dumbo perlu dikembang kan sesuai permintaan masyarakat, ini
akan menambah pendapatan usahatani akan lele dumbo. Pendapatan usahatani ikan lele dumbo sangat
erat kaitanya denagn harga. Semangkin tinggi harga jual, semangkin tinggi nilai produksi yang diterima
petani yang berarti semangkin meningkat pendapatan usahatani. Menurut Mubayarto (1994), “Pada
setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu yaitu luas tanah akan
dikalikan hasil persatuan luas. Tetapi tidak semua hasil ini diterima oleh petani. Hasil ini akan dikurangi
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, maka petani akan memperoleh hasil netto yang disebut
pendapatan usahatani”.

Setiap usaha yang dilakukan, tujuanya adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik bagi
pengolahnya. Terutama usahatani lele dumbo,tujuannya tidak lain addalah untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan dengan adanya usahatani tersebut. Secara
umum pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi (Partadireja, 1979).
III. ASPEK TEKNIS

A. Lokasi Praktikum

Praktikum ini dilakukan di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya.
Kabupaten Aceh Besar. Pada lokasi tersebut terdapat 98 kolam yang dan hanya sekitar 70 kolam yang
diusahakan dan semuanya memelihara ikan lele sedangkan yang lainya terbengkalai. kolam-kolam
tersebut diusahakan oleh 1-2 orang petani untuk 2-6 kolam. Sedangkan kolam yang ditinjau dan menjadi
tempat praktikum kami adalah kolam warga setempat, yaitu: Pak Nainunis yang memiliki 3 kolam
pemeliharaan ikan lele. Pemeliharaan ini dilakukanya dengan metode semi intensif ditandai dengan
adanya pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan usus ayam, serta pemberian vitamin
dan obat-obatan.

B. Pembuatan Kolam

Pembuatan kolam dikerjakan oleh 4 orang dengan menggali lahan menggunakan cangkul dan
skop dengan ukuran luas kolam 4m x 8m hingga kedalaman 1 m dan lebar pematang 0,8 m. Kemudian
dasar kolam diratakan serta dinding kolam dipukul-pukul supaya keras dan tidak terjadi kebocoran serta
dilanjutkan pemasangan papan dan tiang penahan pematang. Saluran pembuangan air dipasang pada
pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada
pada parit pembuangan. lama pengerjaan secara keseluruhan membutuhkan waktu sampai 15 hari.

C. Persiapan Kolam

Kolam dikatakan siap apabila telah melakukan Pencangkulan dan pembalikan tanah bertujuan
untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organic baik dari
pakan maupu dari kotoran. selain itu tanah yang gembur akan memperbaiki aerasi tanah sehinngga
kesuburan lahan akan meningkat.

Pengkapuran juga dilakukan dengan pemberian kapur Dolomit atau Zeolit sebanyak 15 kg/kolam
tergantung kebutuhan untuk mengembalikan keasaman tanah. karna penimbunan dan pembusukan
bahan organic selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. pengkapuran juga menyebabkan
bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut.

Pemupukan dengan pemberian pupuk kandang sebanyak 5 karung bertujuan memperbaiki unsur
hara tanah sehingga menambah kesuburan lahan agar pakan alami lele dapat berkembang baik dan juga
memperbaiki struktur tanah serta menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air.

Pemasukan air pertama kedalam kolam setinggi 20 cm – 30 cm dan diamkan selama 7 hari sampai
pertumbuahan pakan alami lele cukup baik seperti plankton dan bintik-bintik nyamuk mulai banyak
terlihat. setelah itu masukan air setinggi 70 cm atau menyesuiakan dengan keadaan kolam.
D. Penyediaan dan Penebaran Benih

Benih ikan lele diperoleh dari medan dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran panjang
benih 5-6 cm. Petani setempat memilah benih lele dari medan karna lebih bagus dan pertumbuhannya
yang cepat sedangkan benih lele lokal tidak terdapat sedemikian.

Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan
cara memasukan kantong yang berisi benih lele ke dalam kolam dan lepaskan ikatan pada mulut
kantong lalu biarkan selama 15-20 menit atau kira-kira suhu air dalam kantong dengan suhu air di
kolam sudah sama. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara
tidak panas. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana
wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 8.500-10.000 ekor/kolam.

E. Pengendalian Hama Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak persiapan lahan dengan pemberian kapur ke
dalam kolam pada saat pengolahan dasar kolam untuk memberantas hama dan penyakit dan setelah
masa penebaran benih juga diberikan/ditaburkan garam dapur untuk memberantas jamur-jamur yang
menyebabkan penyakit putih pada lele sebanyak 500 gr/hari selama 10 hari. Jika benih lele kelihatan
kurang sehat maka di berikan obat yaitu sifox 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Pembersihan air
kolam dari sampah seperti daun-daunan dan lainya yang jatuh ke dalam kolam serta pemotongan
rumput yang ada pada pematang kolam juga turut mencegah datangnya hama dan penyakit pada lele.
Hama seperti berang-berang, biawak, burung dan lainya dapat dicegah dengan memasang jaring yang
rapat pada permukaan kolam. Sedangkan pada saat pasca panen dilakukan pembuangan tanah dasar
bagian atas agar tidak terjadi penularan penyakit pada musim berikutnya.

F. Pemberian Pakan

Pakan ikan lele berupa pakan alami yang terdiri dari plankton, bintik nyamuk, cacing tanah, kutu
air dan lainya. Ada juga pakan buatan berupa pellet yang dibedakan atas tingkat kandungan nurtisinya
dan juga pakan tambahan seperti usus ayam, dedak, dan vitamin lainya.

Pemberian pakan lele di lokasi praktikum yang kami tinjau tergantung pada umur usaha lele yang
sedang diusahakan. Pakan ikan lele umur usaha 1-10 hari diberikan pakan pellet PF-1000 sebanyak 1
kg/hari (pagi ½ kg dan sore ½ kg) dan pakan alami seperti plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing
kecil yang terdapat pada kolam itu sendiri sebagai pakan tambahanya.

Pakan ikan lele umur usaha 10 hari-2 minggu diberikan pellet 781-1 sebanyak 2 kg/hari (pagi 1 kg
dan sore 1 kg) dan pakan tambahan masih bertumpu pada pakan alami sedangkan pakan ikan lele umur
usaha 2-4 minggu diberikan pellet 781-2 sebanyak 5 kg/hari (pagi 2,5 kg dan sore 2,5 kg) dan pakan
tambahanya masih sama seperti kasus di atas.

Pada umur usaha ikan lele 4-8 minggu atau sampai umur panen, pakan yang diberikan berupa
pellet 781 sebanyak 3 kg/hari (pagi) dan usus ayam yang terlebih dahulu direbus sampai empuk supaya
mudah dimakan lele sebanyak 10 kg/hari (siang 5 kg dan sore 5 kg) yang sebagai pakan tambahan.

Pakan tambahan berupa usus ayam diyakini mengandung protein sangat tinggi yang bisa
membuat pertumbuhan ikan lele cepat besar. Selain itu, untuk penghematan biaya karna harganya
yang murah serta mencegah timbulnya kanibalisme antar ikan lele yang di sebabkan kekurangan pakan.
G. Pengelolaan dan Perawatan air

Menjaga tingkat kebersiahan air sangat penting pada usaha ikan lele agar tidak mudah diserang
penyakit yang disebabkan pencemaran sisa-sisa pakan dan kotoran ikan itu sendiri. Begitu juga menjaga
volume dan suhu air kolam, karna volume yang susut diakibatkan penguapan, kebocoran dan lain-lain
membuat suhu air kolam meningkat sehingga mencapai suhu maksimal yang tidak bisa diterima olah
tubuh ikan dan menyebabkan kematian. Petani ikan lele yang kami kunjungi, pengelolaan air dilakukan
dengan menambah volume air setinggi 10 cm pada sore hari tergantung keadaan yang bertujuan untuk
menurunkan suhu air dan menurunkan tingkat pencemaran pada kolam.

H. Panen dan Pasca Panen

Pemanenan dilakukan pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut
yaitu 2 bulan. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 400-600 kg/kolam dengan tingkat
kematian/penyusutan 20%-30% dari jumlah benih yang ditebarkan. Adapun yang hal-hal yang
diperhatikan dan dilakukan dalam pemanenan ikan lele antara lain:

1. Lele dipanen pada umur usaha 2 bulan dan sudah mencapai berat rata-rata antara 130-150
gram/ekor dengan panjang antara 22-25 cm.

2. Air kolam dikurangi setengah supaya mudah dalam pemanenanya.

3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.

4. Penangkapan menggunakan jaring, bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah
ditangkap.

5. kemudian lele ditimbang untuk keperluan pedoman dan lele siap dipasarkan.

Penanganan pasca panen dilakukan setelah pemanenan bener-benar selesai dikerjakan dengan
cara:

1. Kolam dikeringkan seluruhnya, kemudian tanah dasar kolam dibuang keluar sedalam mata cangkul
dan dibiarkan selama 3 minggu sampai tanah dasar kolam pecah-perah.

2. Lakukan pengkapuran jika diperlukan dan berikan pupuk kandang kemudian dicangkul dengan rata
dan sampai gembur sambil memperbaiki dasar kolam yang rusak

3. Kolam kembali diisi air setinggi 20-30 cm dan diamkan selama 7 hari sampai kehidupan pakan
alaminya tersedia.

4. musim pelihara ikan lele baru siap dimulai.


IV. ASPEK EKONOMIS

Menganalisa usahatani merupakan kegiatan yang sangat penting, dari analisa usaha tersebut
dapat diketahui besarnya keuntungan usaha tersebut. Analisa usaha lele dumbo sangatlah bervariasi,
dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, jenis
alat dan bahan yang digunakan . Besarnya biaya yang tercantum dalam analisa usaha ini dapat berubah
setiap waktu, sesuai dengan kondisi dan besar usaha serta pasar setempat.

Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan lele selama satu musim panen adalah:

1. Biaya tetep

Bahan/alat Volume Harga/satuan Biaya/kolam Biaya semua kolam


(Rp) (Rp) (Rp)
Cangkul 4 buah 35.000 - 170.000
Skop 4 buah 35.000 - 170.000
Papan 12 lembar 10.000 120.000 360.000
Balok 8 batang 25.000 200.000 600.000
Pompa 1 Unit 2.000.000 - 2.000.000
Jaring 8 kg 40.000 320.000 960.000
Penerangan 1 set 30.000 30.000 90.000
Jumlah 4.350.000

2.      Biaya variable

Bahan/alat Volume Harga/satuan (Rp) Biaya/kolam (Rp) Biaya semua kolam


(Rp)
Benih 8.500 ekor 250 2.125.000 6.375.000
Sifox 1 sachet 25.000 - 75.000
Tenaga kerja 4 org x 5 hari 50.000 1.000.000 3.000.000
Kapur dolomit 5 kg 3.000 15.000 45.000
Pupuk kandang 5 karung 5.000 25.000 75.000
Usus ayam 10 kg x 30 hari 300.000/bulan - 300.000
PF-1000 1 sak 125.000 125.000 375.000
781-1 1 sak 180.000 180.000 540.000
781-2 1 sak 320.000 320.000 920.000
781 1 sak 315.000 315.000 945.000
Bahan bakar 20 liter 4.500 - 90.000
Garam dapur 5 kg 2.000 10.000 30.000
Jumlah 12.770.000
Dari jumlah biaya tetap Rp 4.350.000 ditambah jumlah biaya variable Rp 12.770.000/panen
sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk musim pertama Rp 17.120.000. Tetapi musim kedua dan
selanjutnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan Rp 750.000 karna tenaga kerja hanya 1 orang yaitu
pemiliknya sendiri dan biaya totalnya hanya Rp 14.870.000.

Sedangkan hasil panen yang di perolah mencapai 500 kg/kolam dengan harga jual ikan lele Rp
14.000/kg sehingga bruto yang diperoleh Rp 7.000.000/kolam dan secara keseluruhan kolam mencapai
Rp 21.000.000/panen dikurangi total biaya pengeluaran yaitu Rp 17.270.000 menjadi Rp
3.730.000/panen. kecuali pada musim kedua dan seterusnya biaya pengeluaran hanya dikurangi Rp
14.870.000.

Jadi, keuntungan bersih yang didapatkan pada musim panen pertama adalah Rp
3.730.000/panen. Tetapi musim panen kedua dan seterusnya bisa lebih besar mencapai Rp
6.130.000/panen.

Usaha pemeliharan ikan lele dumbo ini dengan keuntungan yang mencapai Rp 6.130.000/panen
(hanya pada panen pertama yang kecil keuntunganya sebesar Rp 3.730.000/panen) petani akan
mendapatkan modalnya kembali setelah 3-4 kali melakukan pemanenan. Sedangkan 4 kali musim panen
bisa dicapai dalam satu tahun. Jika petani lele tersebut tekun pada usahanya.

V. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan

Permasalahan yang sangat terasa bagi petani usaha pemeliharaan lele ialah:

1. Permodalan yang kurang untuk perluasan areal kolam lele untuk petani daerah tersebut.

2. Masih tingginya tingkat kematian lele sampai 70 % dan berdampak pada kurang maksimalnya
pendapatan petani.

3. Perawatan, pemberian vitamin dan pengeloaan air yang masim kurang memadai dilakukan.

4. Ketika musim hujan, petani kolam akan mengalami kesukitan mengalirkan air pembuangan karna
daerah yang rendah dan saluran yang tidak baik.

B. Solusi

Sedangkan solusi yang dapat dilakukan pada usaha tersebut antara lain adalah:

1. Dengan modal yang pas-pasan petani diharapkan cerdas dalam menggunakan modal dengan
sebaik mungkin. sehingga keuntungan yang kecil dapat di maksimalkan untuk pengembangan usaha
secara perlahan-lahan.
2. Tidak maksimalnya pemberian pakan buatan, petani harus memiliki hubungan baik dengan
pedagang pemotongan ayam untuk mendapatkan usus ayam sebagai pakan tambahan lele.

3. Perbaikan saluran pembuangan harus ditingkatkan untuk mengantisipasi musim hujan yang lebat.

4. Mengatasi tingkat kematian lele yang masih tinggi dapat dilakukan dengan pengelolaan air yang
tepat agar tingkat pencemaran air tidak sempat mendatangkan penyakit bagi lele.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari tinjauan pada usaha ikan lele tersebut antara lain:

1. Petani usaha ikan lele di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten
Aceh Besar tersebut, menggunakan modal sendiri dan dimulai dengan mengusakan 1-2 kolam saja,
setelah itu dikembangkan lagi ketika modal mencukupi.

2. Petani disan mengusahakan kolam lele dengan metode semi intensif ditandai dengan adanya
pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan usus ayam, serta pemberian vitamin dan
obat-obatan.

3. Ukuran luas kolam 4m x 8m hingga kedalaman 1 m dan lebar pematang 0,8 m. Saluran
pembuangan air dipasang pada pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m dari dasar kolam dan
pembuangan airnya diarahkan pada pada parit pembuangan.

4. Persiapan kolam dilakukan dengan pencangkulan. pengkapuran, pemupukan dan pengendapan air
dalam kolam.

5. Benih ikan lele diperoleh dari medan dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran panjang benih
5-6 cm. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu).

6. Pakan yang diberikan berupa pakan alami, pakan buatan dan pakan tambahan seperti usus ayam.

7. Pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut yaitu 2 bulan iakn lele
dipanen. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 400-600 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan
20%-30% dari jumlah benih yang ditebarkan.

8. Total biaya yang dikeluarkan untuk musim pertama Rp 17.120.000. Tetapi musim kedua dan
selanjutnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan Rp 750.000.

9. Usaha pemeliharan ikan lele dumbo ini dengan keuntungan yang mencapai Rp 6.130.000/panen
(hanya pada panen pertama yang kecil keuntunganya sebesar Rp 3.730.000/panen) petani akan
mendapatkan modalnya kembali setelah 3-4 kali melakukan pemanenan.
B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk usaha ikan pemeliharaan ikan lele ini adalah:

1. Meningkatkan perawatan dan pengendalian hama penyakit dengan pemberian vitamin dan obat-
obatan agar mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan.

2. Pemberian pakan yang lebih dioptimalkan lagi untuk pertumbuah tubuh yang lebih cepat.

3. Perluasan usaha karna pasokan lele untuk pasar di aceh masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2006. Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2004. Statistik Perikanan.
banda Aceh.

Mubyarto, 1994. Penganar Ilmu Ekonomi Pertanian. LPFEUI. Jakarta.

Nijiyati, S. 1999. Memelihara Ikan Lele Dumbo Di Kolam Taman. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Partadiredja, 1979. Perhitungan Pendapatan Nasional. Bima Aksara. Jakarta.

Prihartono, R.Eko, Juansyah rasidik, dan Usni Arie. 2001. Mengatasi Permasalahan Budi Daya Lele
Dumbo. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai