Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang
lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu
masakan. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah
masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele
dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih
banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan
budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan
lele dumbo mengalami penurunan kualitas.
Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk
yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini
dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur,
pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding
Conversion Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT telah
berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru
yang diberi nama lele "Sangkuriang".Seperti halnya sifat biologi lele dumbo
terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan
budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil
dan mollusca sebagai makanannya.
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasayang
lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagaimacam menu
masakan. Lele merupakan jenis ikan yang digemarimasyarakat, dengan rasa yang
lezat, daging empuk, duri teratur dan dapatdisajikan dalam berbagai macam menu
masakan.

B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara-cara yang baik untuk membudidayakan ikan lele.
2. Untuk Mengetahui cara pembuatan kolam tanah

1
3. Untuk mengetahui cara memperoleh bibit unggul.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis ikan lele

C. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah
pengetahuan kita tentang Budidaya Ikan Lele. Dan juga unutk memberikan
informasi pada pembaca tentang tata cara pembudidayaan ikan lele.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele


Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti
apapun dapat dijadikan media pembesaran ikan lele. Tunggu dulu, bukan berarti
Anda mengabaikan kualitas airnya. Justru, semakin baik kualitas air maka
semakin baik pula pertumbuhan ikan lele.
Suhu
Ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC. Jika suhunya terlalu rendah,
maka akan mengganggu proses pencernaan makanan pada ikan lele. Sebaliknya,
apabila suhunya tinggi (hangat), pencernaan makanan pada ikan lele akan
berlangsung cepat.
Lokasi
Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat
hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal yang
harus Anda perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi tempat harus
berada dalam kisaran pH 7-8. Dua itu yang paling penting, anda juga bisa
membaca syarat lengkap hidup ikan lele di lamanLitbang Kementerian Pertanian

B. Membuat Kolam Untuk Pembesaran


Kolam tanah adalah salah satu media pembudidayaan ikan termasuk ikan
lele yang dibuat dengan bahan utama tanah yang digali. Cara budidaya ikan lele di
kolam tanah juga relatif mudah. Pembuatan kolam tanah sebaiknya melihat dulu
jenis tanahnya, apakah mudah menyerap air atau tidak. Untuk kolam tanah
sebaiknya dibuat pada jenis tanah yang tidak mudah menyerap air. Kolam tanah
tidak bisa dibuat pada tanah yang berpasir, tanah berporous, dan tanah galian.
Kelebihan dari kolam tanah pun bermacam-macam, diantaranya :

3
a) Kelebihan dari Kolam Tanah

1. Ketersediaan pakan alami pada kolam tanah akan lebih banyak. Karena tanah
merupakan tempat tumbuhnya mikroorganisme yang bisa untuk pakan
tambahan lele.
2. Biaya dalam pembuatan kolam tanah relatif lebih murah dibandingkan
dengan kolam jenis lain.
3. Pada kolam tanah, proses perombakan sisa pakan dan metabolisme bisa
terjadi secara alami.
4. Kolam tanah bisa dan gampang untuk dialihfungsikan, misalnya menjadi
sawah.

Namun dibalik banyak kelebihan tersebut, terdapat beberapa kekurangan dari


kolam tanah. Salah satunya adalah kolam tanah rentan bocor. Kebocoran rentan
terjadi pada tanggul kolam sehingga peteranak harus telaten dalam merawatnya.
Debit air yang masuk ke dalam kolam pun sulit di kontrol serta hewan predator di
dalam kolam sulit untuk terdeteksi.

b) Persiapan dan Cara dalam Membuat Kolam Tanah

1. Proses Penggalian Kolam

Sebelum menuju ke proses penggalian, pastikan lokasi untuk pembuatan


kolam tanah telah bersih dari sampah. Selanjutnya mulailah menggali tanah
dengan ukuran 5 x 3 meter dengan kedalaman 80 – 150 cm. Penggalian tanah bisa

4
dilakukan menggunakan cangkul atau alat modern. Tanah hasil galian jangan
dibuang, sebaiknya jadikan tanah hasil galian sebagai tanggul. Tanggul di buat di
pinggiran kolam dengan lebar dan kuat agar nantinya kolam tidak mudah bocor.
Jangan lupa untuk memberikan salah satu pipa pengeluaran air di salah satu sudut
tanggul kolam agar air tidak meluap. Jangan lupa untuk membuat kemalir atau
parit di tengah kolam dengan ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 20 cm.
Pembuatan kemalir ini bertujuan untuk memudahkan saat lele akan dipanen.

2. Proses Pengeringan Kolam

Setelah proses penggalian kolam selesai, maka kolam harus dikeringkan


terlebih dahulu. Keringkan kolam di bawah sinar matahari selama 3 – 7 hari.
Pastikan kolam harus benar-benar kering, tandanya adalah dengan melihat tanah
di dasar kolam yang retak-retak. Proses pengeringan ini berfungsi untuk
membunuh segala bakteri yang ada di tanah kolam yang bisa menimbulkan bibit
penyakit bagi ikan lele. Selain itu gas-gas beracun yang terperangkap di dalam
tanah akan menguap hilang jika terpapar sinar matahari.

3. Proses Penggemburan Tanah

Setelah tanah dasar kolam dipastikan benar-benar kering, proses


selanjutnya adalah penggemburan tanah. Tanah digemburkan atau di bajak (di
balik) menggunakan cangkul dengan kedalaman sekitar 10 cm. Tanah yang
gembur mudah ditumbuhi mikroorganisme baik.

4. Proses Pengapuran Tanah

Apabila tanah dasar kolam sudah digemburkan, maka harus dilakukan


proses penebaran kapur. Proses pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan
tingkat keasaman atau pH pada tanah. Taburkan kapur tohor dengan dosis 50 –
200 gram/m2. Semakin asam tanah, maka jumlah kapur tohor yang ditaburkan pun
semakin tinggi. Setelah kapur ditaburkan, aduk-aduk dengan tanah yang telah
gemburkan sampai tercampur rata dan biarkan hingga 7 hari.

5
5. Proses Pemupukan

Setelah tanah diberi kapur dan dibiarkan selama kurang lebih satu minggu,
hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pemberian pupuk. Pemupukan bisa
menggunakan pupuk organik dari kotoran sapi, kerbau, kambing, atau bisa
menggunakan pupuk kompos. Taburkan pupuk secara merata ke tanah dasar
kolam, pastikan tercampur rata dengan tanah yang telah gembur. Bisa juga
ditambahkan dengan pupuk urea dan TSP. Kemudian padatkan tanah campuran
tadi dan biarkan hingga satu minggu. Proses pemberian pupuk berfungsi untuk
menumbuhkan organisme seperti fitoplankton dan cacing, dimana nantinya biota
tersebut bisa menjadi pakan alami lele.

6. Pengisian Air

Setelah kolam dipupuk, kemudian isilah kolam dengan air setinggi 50-70
cm dan biarkan selama satu minggu. Dalam waktu satu minggu air kolam akan
tersinari oleh matahari dan tembus ke dasar kolam. Hal itu akan memicu tumbuh
dan berkembangnya biota air seperti cacing dan fitoplankton yang berfungsi
sebagai pakan alami lele. Setelah satu minggu, air kolam akan berubah warna
menjadi kehijauan. Lalu tambahkan air ke dalam kolam hingga ketinggian 100 –
120 cm.

6
C. Benih Ikan Lele
1. Memilih Benih yang Berkualitas
Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda
harus pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan
ukurannya seragam. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti
semua benih ikan lele ukurannya harus sama. Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih
ikan lele yang berkualitas berikut :
Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan
badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh mengkilap,
gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat).
Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak akan
menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut
mempengaruhi kualitasnya.
Jadi, Anda harus perhatikan dengan cermat, apakah benih ikan lele yang Anda
beli sudah memenuhi syarat di atas.
2. Persiapan Sebelum Menebar Benih di Kolam
Kalau Anda sudah selesai membuat kolam, langkah berikutnya yakni
mempersiapkan kondisi kolam sehingga siap menampung benih ikan lele. Ada
dua tahapan yang harus Anda lakukan, yaitu mengisi air di kolam dan melakukan
pemupukan.
Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas cemaran limbah
apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm. Langkah kedua,
siapkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing atau domba. Masukan
pupuk kandang tersebut ke dalam karung dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam
ikan lele yang Anda buat berukuran 5×2 meter, berarti Anda bisa pakai pupuk
sekitar 10-15 kg.
Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi,
dalam satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang
tersebut (jangan dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam. Anda boleh
meletakannya di pinggir atau di tengah, yang penting posisi karung itu nantinya
mengambang dan bergerak bebas.

7
Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun, sebelum
diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan dalam
pupuk terserap total oleh air. Anda bisa menebarkan benih ikan lele saat karung
sudah diangkat total.
3. Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?
Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari
supaya terhindar dari terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada siang hari?
Karena saat itu, kondisi air sedang sangat panas sehingga berpotensi
mengakibatkan kematian benih ikan lele karena stress.
Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut
di dalam wadah dari bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara memiringkan
wadahnya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit benih ikan lele.

D. Poin Penting Dalam Pemeliharaan


Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan proses
pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam
pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan.
Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti
sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari
melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi karena berpotensi mengurangi
kestabilan pH kolam.
Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan
diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara bertahap
setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga akhirnya
mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa panen.
Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan. Ada
banyak jenis pakan yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas, plankton,
cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya, yang paling penting adalah teknik
dan waktu pemberiannya.
Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan sekitar 2-3
jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang

8
mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar
matahari.
Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan
menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam
pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan
ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.

E. Waktunya Panen Ikan Lele


Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk
panen. Saat waktu panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor.
Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak
menimbulkan lecet pada ikan lele. Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan
air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele
dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring kalau
air kolam masih cukup banyak.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran
mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan
ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan
diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. Oleh karena
itu Pembudidayaan ikan Lele sangat baik untuk dilakukan mengingat output yang
dihasilkan juga lumayan besar.
B. Saran
Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga harus
memperhatikan faktor fisik kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol agar menghasilkan produksi ikan
lele yang lebih baik lagi dan maksimal.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://aduhpoho.blogspot.com/2017/12/makalah-budidaya-ikan-lele.html

https://hobiternak.com/cara-budidaya-ikan-lele-di-media-kolam-tanah-dan-tips-
pemeliharaannya/

11

Anda mungkin juga menyukai