1. Ikan konsumsi yang berasal dari laut adalah ikan baronang, ikan ekor kuning, ikan
kakap, ikan kambing-kambing, ikan kerapu, ikan marlin/layaran, ikan pari, ikan
tenggiri, ikan teri, dan ikan tongkol.
2. Ikan konsumsi air tawar yang biasanya diminati oleh konsumen adalah ikan
baung, ikan bawal, ikan mujair, ikan belut, ikan gabus, ikan gurami, ikan lele, ikan
mas, ikan nila, ikan nilem, ikan patin, ikan sepat, dan
ikan tawes.
Budi daya usaha perikanan menurut jenisnya
1. Bidang usaha perikanan tangkap
2. Bidang usaha budi daya atau akuakultur
3. Bidang usaha perikanan pengolahan
3. Saluran air dibuat keliling (ceren) dan tegah (kamalir). Saluran air ini dibuat
miring kearah saluran pembuangan air untuk memudahkan pengeringan kolam
dan pemanenan ikan.
4. Pintu air pada kolam terdiri dari pintu masuk dan keluar yang terpisah. Letak
pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi
kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya.
Desain dan kontruksi bak
Desain dan kontruksi bak terpal/plastik disesuaikan dengan beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
Bentuk akuarium yang biasa digunakan adalah bentuk segi empat, trapezium,
segi enam, segi delapan, elips dan botol. Setelah mengetahui bentuknya hal
yang perlu diperhatikan adalah ukuran ketebalan kaca berkisar antara 3 mm –
16 mm. Ukuran ketebalan kaca untuk dasar akuarium sebaiknya ditambah 1-2
mm. Semakin besar ukuran akuarium maka semakin tebal ukuran kaca.
Desain budidaya pembenihan ikan konsumsi:
a. Mode
Merupakan dasar atau hal terpenting dari suatu desain. Suatu
produk dapat dihasilkan karena adanya mode yang diminati
konsumen. Keadaan pasar akan menumbuhkan keinginan untuk
membuat produk yang memiliki kesamaan, baik segi desain maupun
kemasan.
b. Teknologi
Teknologi yang digunakan tergantung dari pemilihan produk yang
dihasilkan. Penentuan macam teknologi yang digunakan dapat
didahului hasil riset dan pengembangan produk.Perkembangan
teknologi memungkinkan para produsen memilih untuk menghasilkan
produk yang berkualitas dan memenuhi spesifikasi produk.
Proses pembenihan ikan lele
Pemilihan indukan lele:
indukan betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek
• Apabila diurut akan keluar telur berwarna hijau tua
• Alat kelamin berwarna kemerahan dan terlihat membengkak
• Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
• Gerakannya lambat
Sedangkan untuk indukan jantan untuk pembenihan ikan lele hendaknya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
• Tubuhnya ramping
• Alat kelaminnya memerah
• Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan
• Gerakannya lincah
Teknik pemijahan ikan lele
Pemijahan atau mengawinkan ikan untuk pembenihan ikan lele bisa
dilakukan dengan berbagai metode, baik yang alami atau intensif.
Pemijahan alami yaitu perkawinan yang tidak memerlukan campur
tangan manusia dalam proses pembuahan sel telur dengan sperma.
Sedangkan pemijahan intensif merupakan proses perkawinan yang
memerlukan intervensi manusia dalam proses pembuahannya. Terdapat
beberapa cara populer yang biasa dipakai untuk memijahkan ikan lele
secara intensif, yaitu:
1) Penyuntikan hipofisa
2) Penyuntikan hormon buatan
3) Pembuahan in vitro (dalam tabung)
Pemeliharaan Larva
Setelah proses pemijahan yang menghasilkan larva, selanjutnya
pisahkan larva dari induknya. Air kolam harus terjaga kualitasnya agar
larva dapat tumbuh dengan baik. Kemudian suhu yang di perlukan
kisaran 28-29o C.
Pakan larva berupa kuning telur yang telah direbus, haluskan kuning
telur kemudian campurkan dengan 1 liter air. untuk satu liter air cukup
untuk 100.000 larva. Kemudian setelah berumur 1 minggu berikan pakan
berupa cacing sutra. Pakan cacing sutra diberikan hingga larva berumur 3
minggu. Kemudian selanjutnya larva diberi makan pelet yang berbentuk
tepung.
Pendederan Benih
Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke
tempat pembesaran sementara. Tempat pendederan dilakukan di kolam
kecil dengan pengaturan kolam yang ketat. Sehingga pendederan benih
perlu dilakukan karena ikan masih rentan terhadap hama dan perubahan
lingkungan.