Latar Belakang
Saat ini permintaan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk kebutuhan dalam maupun luar
kota.untuk kebutuhan dalam kota saja sudah kualahan,hal ini di karenakan hasil ikan laut tidak
bisa dipastikan hasilnya karena pengaruh dari cuaca dan kondisi laut yang sekarang sudah
tercemar sehingga untuk mencari ikaan laut agak susah,sedangkan permintaan akan ikan terus
meningkat.
Salah satu alternative Saat untuk memenuhi pasar adalah budidaya ikan air tawar dimana
hasilnya juga bisa dipastikan hanya saja peternak masih sedikit yang membudidayakan ikan air
tawar.hal ini dikarenakan modal yang cukup besar untu memulai budidaya tsb,kebayakan orang
yang punya modal besar yang bisa membudidayakanya.budidaya ikan tawar diantaranya :
budidaya ikan lele,ikan patin,ikan mas,dll.faktor lain yang memegang peranan penting atas
proyek ikan lele adalah rasa dagingnya yang khas dengan kaandungan omega padat dan gizi
yang cukup tinggi,sehingga sering dijadikan sebagai sumber prote’in yang murah dan mudah
didapat,serta memiliki harga jual yang terjangkau oleh masyarakatOleh karena kepopulenya itu
membuat ikan lele memiliki prospek usaha yang cukup menjanjikan.apabila ditinjau dari segi
pertumbuhan,ikan lele merupakan jenis ikan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan
dapat mencapai bobot jauh lebih besar dengan tingkat produktifitas yang cukup tinggi.ikan lele
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang popular di kalangan masyarakat,ika lele
produktif apabila di pelihara di berbagai lahan,bukan hanya di pelihara di kolam biasa tetapi
juga di pelihara di kolam media,seperti halnya ikan lele,hal ini dikarenakan ikan lele memiliki
batasan toleransi yang cukup tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan perairan.ikan lele
yang masih berukuran kecil pada umumnya lebih tahan terhadap perubahan lingkungan.
1.3 Tujuan
2. Untuk dapat mengetahui cara bersaing dan unggul diantara pebisnis lain
BAB II
TIM MANAJEMEN
2.1 Pengorganisasian
Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melakukan perekrutan tenaga
kerja, kami dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menjalankan bisnis budidaya ikan lele
tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan bagian pemasaran. Dalam
menjalankan bisnis budidaya ikan lele, kami akan menerapkan sistem Analisis SWOT. Sebelum
kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek yang dapat mempengaruhi
usaha kita. Dengan harapan supaya usaha kita dapat lancer dan sukses. Yaitu dengan
melakukan analisis sebagai berikut:
1. Straight
a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.
b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.
2. Weaknes
a. Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikan
3. Opportunities
a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap hari
masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.
b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang lebih 3 bulan
membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan.
4. Threat
a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca yang tidak
setabil.
b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari 70cm karena itu
akan menghambat pertumbuhan ikan.
1. Sistem Budidaya
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam
dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari
pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada
keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu
kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok
antara kedua induk.
A. Pembuatan Kolam
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam
tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak
maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
a. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk
pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan
sumber air untuk kolam yang lain.
b. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur
dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel
sperma.
c. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus
tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan
induk jantan dan betina.
d. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah
berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai
memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam
saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk
3. Gerakan lamban
4. Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
C. Persiapan Lahan
3. Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas
berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol
TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat
dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
B. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
2. Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh
dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D. Pemijahan
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan
sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina
tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
E. Pemindahan
Cara pemindahan :
2. Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang.
F. Pendederan
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan
harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau
penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress.
Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
a. Manajemen Pakan
1. Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
2. Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar
proteinnya.
3. Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC
NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan
pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting,
protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
b. Manajemen Air
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON
sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein,
karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang
berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan
ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara
dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru
atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
c. Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh
yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air)
yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik
yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian
nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun
apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang
sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat
diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat
tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
BAB III
RENCANA KEUANGAN
· BIAYA TETAP
4. Jaring = Rp 50.000
Jumlah = Rp9.550.000
· BIAYA VARIABEL
Jumlah = Rp3.655.000
Jadi modal yang akan kami keluarkan untuk memulai budidaya ikan lele tersebut berkisar
Rp15.000.000 – ( biaya tetap + biaya variabel ) atau Rp15.000.000 – Rp13.205.000=
Rp1.795.000, hasil dari pengurangan modal dengan biaya tetap dan biaya variabel, merupakan
biaya untuk tak terduga.
Di perkirakan jika hasil 1 kali panen/3 bulan sebanyak 1500 ekor, Harga per/kg ikan lele Rp9.000
( Rp9.000@1500= Rp13.500.000 )
VC = Rp3.655.000
Artinya kami perlu menjual 3 unit ikan lele agar terjadi BEP ( break even point ).
Artinya uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP ( break even point ) adalah
Rp23.580
BAB IV
RENCANA PEMASARAN
Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian juga halnya dalam
pemasaran lele, namun sangat disayangkan jika kegagalan pemasaran produksi lele terjadi
karena faktor usaha pemasaran yang kurang atau memang belum menjalankan strategi
pemasaran lele secara maksimal, Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar
slogan atau propaganda, telah banyak survey dan riset-riset pemasaran dilakukan oleh orang-
orang yang memang ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang
semakin meningkat, Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita lakukan
adalah mengetahui sasaran atau target pasar ikan lele konsumsi, mungkin telah banyak
diinformasikan bahwa terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya
adalah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan resto-resto yang
sudah mulai menawarkan menu special ikan lele, ditambah lagi belakangan ini semakin banyak
berkembang tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele atau yang lebih dikenal
dengan istilah lele olahan, mulai dari baso lele sampai dengan lele presto, ini baru target
pemasaran lele secara umum, namun untuk orang-orang yang ingin melakukan pemasaran lele
hal ini jangan dianggap remeh, dari tempat-tempat inilah sebetulnya daya serap kebutuhan lele
sangat tinggi.
Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele adalah warung pecel lele yang kian
menjamur dimana-mana. Analogikan saja jika di sekitar kita ada sekitar 50 warung pecel lele, ini
adalah perumpamaan standart dan mungkin dalam wilayah yang radiusnya tidak terlalu luas,
berdasarkan survey dilapangan, kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel lele adalah 2
s/d 3 kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat hingga 5 kg atau lebih
perharinya, jika dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2 kg/hari x 50 warung pecel
lele, maka kebutuhan lele konsumsi di daerah kita adalah 100 kg/hari atau 3 ton/bulan. Dari
analogi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di daerah sekitar kita saja sudah merupakan
peluang yang sangat besar, itu baru dari warung pecel lele saja, bagaimana dengan peluang
pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele yang lainnya, pastinya akan lebih banyak
lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan. Bahkan ada beberapa pengalaman dari para
peternak lele skala rumah tangga, mereka hanya memiliki kolam di halaman rumah, saat akan
panen mereka memasang plang di depan rumah, alhasil seluruh produksi lelenya laris terjual.
Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para pengepul, hal ini
bisa dilakukan jika ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya akan
membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen secara
keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding kita harus
menjualnya sendiri. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di daerah sendiri, biasanya
dengan sendirinya usaha ternak lele akan berkembang seiring dengan semakin banyaknya
permintaan dan relasi yang terus bertambah.
BAB V
ANALISIS LOKASI
Dalam merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan
lele di sekitar rumah karena mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam,
karena lokasi untuk kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan
tidak dekat dengan jalan raya. Dan juga lokasi kolam berada di tempat yang teduh, tetapi tidak
berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok. kami mendirikan di sekitar rumah karena
agar dapat mengawasi perkembangan ikan dengan baik.
Selain itu kami mendirikan budidaya ikan lele di rumah karena lokasainya sanggat strategis.
Karena di sepanjang jalan perjuanagn banyak sekali warung - warung pecel, warteg dan rumah
makan lainy, sehingga memudahkan kami untuk mendistribusikannya.
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Budi daya ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan baik
usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun juga tidak terlalu
sulit dan tidak memakan banyak biaya,
Dari perkiraan yang saya lakukan pada sub bab perencanaan keuangan di bab sebelumnya
menunjukkan Pendapatkan laba Rp12.145.000 bagaimana bila usaha ikan lele ini sudah
dijalankan dalam jumlah yang lebih besar, tentu keuntungan yang didapat juga akan jauh lebih
besar.
0 Add a comment