Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

ILMU TERNAK PERAH

Oleh :
LA ODE AJUDARSIN
NIM. L1A119009

LABORATORIUM TERNAK POTONG,KERJA DAN SATWA HARAPAN


JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
ILMU TERNAK PERAH

Syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan mata Kuliah


Ilmu Ternak Potong

Oleh

NAMA : LA ODE AJUDARSIN


NIM : L1A119009
KELAS :D
KELOMPOK :1
ASISTEN : LA ODE AJUDARSIN

LABORATORIUM TERNAK POTONG,KERJA DAN SATWA HARAPAN


JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETENAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN LENGKAP ILMU TERNAK


PERAH
NAMA : LA ODE AJUDARSIN
NIM : L1A1 19 009
JURUSAN/ : PETERNAKAN/PETERNAKAN
FAKULTAS

Menyetujui,
Asisten Praktikum Ilmu Ternak Mahasiswa
Perah

Alim Abid Muin La Ode Ajudarsin


Nim. L1A120107 Nim. L1A1 19 036

Mengetahui,

Koordinator Mata Kuliah Ilmu Ternak Perah

drh. Restu Libriani, M.Si.


NIP. 19841003 201012 2 005

iii
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN PRAKTIKUM

JUDUL : LAPORAN ILMU TERNAK PERAH


NAMA : LA ODE AJUDARSIN
NIM : L1A119009
JURUSAN/FAKULTAS : PETERNAKAN/PETERNAKAN

Telah diajukan didepan tim Asisten dan telah diperbaiki semua saran-saran saat
konsultasi.

Kendari, Desember 2022

Tim Asisten Paraf

Koordinator Asisten : Risman ( )

Anggota 1 : Alvirna Wati ( )

Anggota 2 : Alim Abid Muin ( )

Anggota 3 : Yumin ( )

Anggota 4 : Nur Nilam Sari ( )

iv
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN INI BENAR

HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI LAPORAN ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI

ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA LAPORAN INI HASIL JIPLAKAN

MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN

YANG BERLAKU.

KENDARI, DESEMBER 2022

LA ODE AJUDARSIN
NIM. L1A119009

v
RIWAYAT HIDUP

La Ode Ajudarsin, lahir di Kembara pada


tanggal 11 Desember 2001, dan merupakan anak
pertama dari 4 bersaudara dari pasangan bapak La
Furi dan ibu Wa Ola. Penulis berdomisili di
Kecamatan tokek, tepatnya di Kelurahan
waumere. Penulis memulai pendidikan pertama di
SD 15 tikep pada tahun 2007 dan lulus pada tahun
2013. Kemudian pada tahun 2013 penulis
melanjutkan pendidikan di bangku SMP Negeri 1

Tikep dan lulus pada tahun 2016. Setelah tamat dari bangku SMP, penulis
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA 1 Tikep pada tahun
2016 dan lulus pada tahun 2019. Setelah lulus dari bangku Sekolah Menengah
Atas pada tahun 2019, penulis kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi
Negeri Universitas Halu Oleo Kendari. Penulis diterima di Fakultas Peternakan
Jurusan Peternakan UHO Kendari melalui jalur SNMPTN. Saat ini, penulis
sudah menyelesaikan 6 semester di Jurusan Peternakan dan sedang menempuh
semester 7 di Jurusan Peternakan

Kendari, Desember 2022


Yang membuat,

La Ode Ajudarsin
NIM. L1A1 19 009

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena

atas berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan praktikum serta laporan akhir

Ilmu Ternak Perah.

Adapun isi dari laporan akhir ini adalah kumpulan dari setiap laporan

mingguan selama praktikum berlangsung. Laporan ini merupakan syarat untuk

dapat mengikuti ujian Praktikum dan merupakan syarat dalam mengontrak mata

kuliah Ilmu Ternak Perah.

Saya juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada

Dosen pengajar Mata kuliah Ilmu Ternak Perah yang selalu membimbing dan

mengajari saya dalam melaksanakan praktikum dan dalam menyusun laporan ini.

Serta semua pihak yang membantu saya dalam hal penyusunan laporan ini.

Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik

serta saran yang membangun masih saya harapkan untuk penyempurnaan Laporan

akhir ini. Sebagai manusia biasa saya merasa memiliki banyak kesalahan, oleh itu

karena saya mohon maaf sebesar besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan

ini.

Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini saya

ucapkan terimakasih. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan seperlunya.

Kendari, Desember 2022

Andi Satna Sari

DAFTAR ISI

vii
HALAMAN
HALAMAN SAMPUL LAPORAN LENGKAPi
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUANiii
HALAMAN PERNYATAANv
RIWAYAT HIDUPvi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABELix
DAFTAR GAMBARx
HALAMAN SAMPUL PRATIKUM
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang1
1.2. Tujuan2
1.3. Manfaat2
II. TINJAUAN PUSTAKA3
2.1. Kambing Perah3
2.2. Kambing Etawa (Capra aegagrus hircus) 3
2.3. Manajemen Pemberian Pakan4
2.4. Manajemen Pemerahan6
2.5. Manajemen Sanitasi Kandang7
III. METODOLOGI PRATIKUM 8
3.1. Waktu danTempat8
3.2. Alat dan Bahan8
3.3. Prosedur Kerja9
3.4. Analisis Data11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 12


4.1 Hasil Pengamatan12
4.2 Pembahasan12
V. PENUTUP 15
5.1 Kesimpulan15
5.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

DAFTAR TABEL

viii
NOMOR HALAMAN

1. Alat dan Kegunaan8


2. Bahan dan Kegunaan9
3. Hasil Pengamatan12

DAFTAR GAMBAR

ix
NOMOR HALAMAN

1. Gambar Kambing Etawa12


2. Gambar Pemerahan susu................................................................….15

x
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peternakan kambing dalam perkembanganya tidaklah semudah

yang kita bayangkan. Banyak hal yang menjadi masalah dalam

perkembanganya, beberapa masalah tersebut adalah Pemeliharaan yang

masih bersifat tradisional, terbatasnya ketersediaan bakalan yang

merupakan pengeluaran terbesar dalam suatu proses produksi,

keterbatasan fasilitas yang menimbulkan efek langsung pada proses

produksi manajemen pakan yang kurang baik.

Ternak kambing khususnya kambing Peranakan Ettawa (PE),

merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa

daging dan susu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting

artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan kambing

memiliki peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat

akan kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi.

Pakan merupakan komponen utama di dalam ekonomi usaha,

karena diperkirakan dapat menyumbang biaya 50– 60% dari total biaya

produksi. Pakan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi

produktivitas ternak. Kondisi pakan (kualitas dan kuantitas) yang tidak

mencukupi kebutuhan, menyebabkan produktivitas ternak menjadi rendah,

antara lain ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang lambat dan bobot

badan rendah. Menurut Sulardi dan Sany (2018) kambing pada masa

pertumbuhan membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan


2

dengan kambing yang sedang tidak berproduksi. Meskipun ternak

memiliki potensi genetik yang tinggi, namun tanpa dukungan pemberian

pakan yang tepat, maka produksi ternak tersebut tidak dapat optimal.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktikum

Manajemen pemberian pakan pada kambing perah etawa senduro.

1.2. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum Manajemen pemberian pakan pada

kambing perah etawa senduro ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara manajemen pemerahan pada kambing peranakan

etawa

2. Untuk mengetahui manajemen Pemberian pakan pada kambing peranakan

etawa

3. Untuk mengetahui manajemen Sanitasi Kandang pada kambing peranakan

etawa

1.3. Manfaat

Manfaat dilaksanakannya praktikum Manajemen pemberian pakan

pada kambing perah etawa senduro adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengetahui manajemen pemerahan pada

kambing peranakan etawa

2. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen Pemberian pakan pada kambing

peranakan etawa
3

3. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen Sanitasi Kandang pada kambing

peranakan etawa
4

II. KAJIAN TEORI

2.1. Kambing Perah

Kambing perah merupakan ruminansia kecil yang dapat berkembang

di negara tropis dengan produksi susu cukup tinggi. Kambing perah

merupakan salah satu ternak dwiguna yang dapat dimanfaatkan sebagai

ternak penghasil daging dan susu. Susu kambing diyakini masyarakat

memiliki banyak manfaat bagi manusia (Christi et al. 2021).

Kambing perah merupakan hewan ruminansia kecil yang potensial

utuk dikembangbiakan karena dapat menghasilkan produksi susu cukup

tinggi dan daging yang baik. Berbagai kambing perah seperti peranakan

etawa, sapera, jawa randu, dan saanen banyak berkembang di wilayah

pulau jawa yang salah satunya adalah Jawa Barat (Christi et al. 2022).

Kambing perah terdiri dari beberapa jenis salah satunya ialah

kambing peranakan etawa. Kambing peranakan etawa atau biasa disebut

PE merupakan hasil persilangan antara kambing local dengan kambing

perah jamnapari atau etawa. Kambing PE merupakan jenis kambing

perang yang potensial dan banyak dikembangkan di Indonesia karena jenis

kambing ini sudah beradaptasi dengan kondisi iklim dinegeri ini. Ada

beberapa ras kambing PE diantaranya PE kaligesing, PE senduro dan PE

jawarandu (Kaleka dan Haryadi 2019).

2.2. Kambing Etawa (Capra aegagrus horcus)


5

Kambing etawa merupakan jenis kambing perah yang berasal dari

india. Sebutan lain dari kambing etawa adalah jemnapari. Kambing etawa

merupakan hewan ternak yang cukup populer di indonesia (maupun di

dunia) setelah sapi. Kambing ini mempunyai telinga lebar dan Panjang

serta menggantung (Nabunome dan Bunelson 2017).

Kambing perah etawa merupakan kambing perah yang baik dan sering

juga digunakan sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi

dengan warna dasar putih, coklat dan hitam. Telinga menggantung dengan

Panjang ± 30 cm. berat badan yang jantan sebesar 68-91 kg, sedangkan

yang betina 36-63 kg. Produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam peroide

laktasi 261 hari dan produksi susu tertinggi tercatat 569 kg. kadar lemak

rata-rata 5,2 % karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat

mencapai 44-45 % berat hidup (Kaleka dan Haryadi 2019).

2.3. Manajemen Pemberian Pakan

Pakan ternak ruminansia pada umumnya terdi atas hijauan dan

konsentrat. Pemberian pakan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas

ternak agar sesuai dengan apa yang peternak inginkan. Pakan hijauan

adalah bagian material dari tanaman terutama rumput dan legume (kacang-

kacangan) yang mengandung SK 18% atau lebih dalam bahan kering yang

dapat digunakan sebagai makanan ternak. Konsentrat untuk kambing

umumnya disebut sebagai pakan penguat. Pakan penguat adalah bahan

pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% banyak mengandung

bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan sangat mudah dicerna.


6

Termasuk dalam golongan biji-bijian dan hasil sisa penggilingan. Pakan

penguat dapat dibedakan menurut kandunga protein dengan kandungan

protein kasar 20% atau lebih, serat kasar kurang dari 18%, dinding sel

kurang dari 35% dan pakan penguat sumber energi yaitu pakan dengan

kandungan protein kasar kurang dari 20%, serta kurang dari 18% serta

dinding sel kurang dari 35% (Angkasa dan Syah. 2017).

Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan yaitu rumput

dan daun-daunan. Kambing dewasa membutuhkan sekitar 6 kg

hijauan/ekor/hari. Rata-rata konsumsi bahan kering (BK) pakan ternak

kambing adalah 3,21% dari bobot tubuh atau setara dengan 66 g/kg berat

badan. Kebutuhan nutrien ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tingkat pertumbuhan, ukuran tubuh, lingkungan, keturunan, penyakit,

spesies, jumlah lemak karkas, keseimbangan nutrien ransum dan

defisiensinya. Nutrien pakan ternak yang penting untuk memenuhi

kewbutuhan hidupnya antara lain adalah protein dan energi. Protein

merupakan kebutuhan utama jaringan otot dan merupakan komponen

fundamental pada semua jaringan hidup. Kebutuhan protein dipengaruhi

oleh fase pertumbuhan, kebuntingan, laktasi, bobot badan, umur, kondisi

tubuh, pertambahan bobot badan dan rasio protein energi (Ardhianto et al.

2019).

Metode pemberian pakan dengan mengatur jarak waktu pemberian

konsentrat dengan hijauan akan meningkatkan produksi, namun umumnya

peternak tidak memperhatikan hal ini karena dianggap bukan suatu hal
7

yang penting sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal. Pemberian

pola pakan sekali sehari, intensitas fermentasi tertinggi terjadsi 2-5 jam

setelah konsumsi pakan, sedangkan kebutuhan nitrogen untuk

pertumbuhan mikrobia maksimal 2-3 jam setelah konsumsi pakan.

Pemberian konsentrat 2 jam sebelum hijauan akan meningkatkan

kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, yang padsa gilirannya

akan meningkatkan konsumsi bahan kering ransum. Konsentrat yang

diberikan 2 jam sebelum pemberian hijauan berguna untuk meningkatkan

kecernaan ransum dan kecernaan pakan secara keseluruhan (Padang et

al.2022).

2.4. Manajemen Pemerahan pada ternak perah

Pemerahan adalah tindakan mengeluarkan susu dari ambing. Pemerahan

bertujuan untuk mendapatkan produksi susu yang maksimal. Pemerahan

dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan

pasca pemerahan. Selesai pemerahan puting kambing segera dicelupkan pada

larutan desinfektan (dipping) untuk mencegah terjadinya mastitis, mencegah

masuknya bakteri dan hinggapan lalat. Dipping adalah perlakuan pasca

pemerahan dengan cara mencelupkan larutan desinfektan pada putting dengan

tujuan untuk mencegah masuknya bakteri (Sasongko et al. 2012).

Teknik pemerahan merupakan cara dalam proses pengambilam susu dari

ambing ternak. Salah satu faktor yang berperan penting dalam menghasilkan

susu segar kambing berkualitas (bersih dan sehat) adalah manajemen

pemerahan, pasalnya melalui manajemen pemerahan yang tepat akan


8

menghasilkan susu yang berkualitas baik. Proses pemerahan terbagi menjadi

tiga tahap yaitu pra pemerahan, saat pemerahan dan pasca pemerahan. Tahap

pra pemerahan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum pemerahan yang

meliputi kegiatan membersihkan kandang, alat pemerah, pemerah, ternak

perah dan memberikan rangsangan pada ambing. Kegiatan yang dilakukan

pada saat pemerahan adalah melakukan pemerahan dengan baik dan benar

agar putting tidak terluka (lecet), kemudian menampung susu hasil perahan ke

dalam milkcan. Proses pemerahan yang baik yaitu pemerahan yang dilakukan

dalam interval teratur, cepat, dikerjakan dengan kelembutan, dilakukan sampai

tuntas, menggunakan prosedur sanitasi dan efisien dalam penggunaan tenaga

kerja (Sujono 2021).

2.5. Manajemen Sanitasi Kandang

Sanitasi adalah suatu kegiatan yang meliputi kebersihan kandang dan

lingkungan yang bersih, karena dengan keadaan kandang serta lingkungan

yang bersih, kesehatan ternak maupun pemiliknya akan terjamin.

Kebersihan kandang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak

menimbulkan lingkungan tidak bau dan lembab (Ilhamzah 2015).

Sanitasi kandang adalah kegiatan pencegahan termasuk kebersihan

bangunan tempat tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya dalam

rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya. Hal-hal

yang dapat berpengaruh terhadap sanitasi kandang, yaitu konstruksi

bangunan kandang, lokasi kandang, kebersihan kandang, dan kepadatan

parasit. Tujuan sanitasi kandang untuk mematikan penyakit di dalam


9

kandang secara menyeluruh mencakup kandang, lingkungan di sekitar

kandang, dan peralatan kandang. Pembersihan kandang sebaiknya

dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari (Sirat et al. 2021).

III. METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Manajemen pemberian pakan pada kambing perah etawa

senduro dilaksanakan pada Minggu, 04 Desember – Senin, 5 Desember

2022 pukul 06:00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Unit

Ternak Potong, Kerja dan Satwa Harapan, Fakultas Peternakan,

Universitas Halu Oleo.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum Manajemen pemberian pakan

pada kambing perah etawa senduro dapat dilihat pada Tabel 3.2.1.

Tabel 3.2.1. Alat dan kegunaan


No Nama Alat Kegunaan
1 Sapu lidi Alat membersihkan kandang
2 Sendok sampah Alat mengangkat sampah
3 Ember Sebagai tempat minum
4 Timbangan Untuk menimbang pakan
10

5 Alat tulis Mencatat hasil penimbangan


6 Kamera Hp Alat dokumentasi
7 Baskom Tempat pakan yang akan ditimbang
8 Gerobak Alat untuk mengangkut pakan
9 Selang air Untuk menyiram tumpukan feses

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum Manajemen pemberian pakan

pada kambing perah Etawa Senduro dapat dilihat pada Tabel 3.2.2.

Tabel 3.2.2. Alat dan kegunaan


No Nama Bahan Kegunaan
1 Air Perameter pembanding
2 Pakan (hijauan dan konsentrat) Perameter pembanding
3 Kambing Objek pengamatan
4 Anteseptik Untuk menimbang pakan
5 Air hangat Untuk membersihkan ambing
6 Vaselin Pelembab atau pelicin

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum manajemen pemberian pakan pada

kambing perah etawa senduro adalah sebagai berikut:

3.3.1. Pembersihan kandang

1) Kegiatan dimulai pada pagi hari pukul 06.00 – 07.00 dan pukul

16.00 – 17.00

2) Dengan melakukan pembersihan lantai kandang dari feses

dengan cara

3) Mengangkut kotoran ke tempat penampungan .

4) Selanjutnya lantai kandang disiram untuk membersihkan sisa-


11

sisa feses yang masih melekat.

5) Kemudian membersihkan tempat pakan dan tempat minum

6) Menimbang sisa pakan masing-masing ternak, kemudian

dicatata.

3.3.2. Penimbangan Berat Badan Kambing

1) Penimbangan kambing dilakukan seminggu sekali untuk

mengetahui pertambahan bobot badan kambing dan

menyesuaikan dengan jumlah pakan yang diberikan

2) Hasil penimbangan selanjutnya dicatat sebagai data laporan

3.3.3. Pemberian Pakan

1) Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00

dan pada sore hari pukul 16.00.

2) Pakan yang diberikan berupa hijauan segar dan konsentrat

3) Sebelum diberikan pada ternak, pakan terlebih dahulu

ditimbang untuk mengetahui jumlah pakan yang diberikan.

4) Jumlah pakan yang diberikan selanjutnya dicatat untuk

perhitungan konsumsi pakan ternak.

5) Jumlah sisa pakan ditimbang keesokan hari kemudian dicatat

untuk dilaporkan

6) Air minum diberikan secara adlibitum.

3.3.4. Manajemen Pemerahan

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Menyiapkan kambing
12

3) Membersihkan kambing (memandikan)

4) Menyiapkan dua wadah yang berisi antiseptik yang berguna untuk

mencuci ambing dimana wadah tersebut berisikan antiseptik

berdosis rendah dan berdosis tinggi

5) Mengoleskan vaselin dengan lembut pada ambing kambing

6) Melakukan pemerahan dengan santai dan dengan penuh

kelembutan

7) Setelah selesai pemerahan, celupkan ambing ke dalam gelas ukur

yang berisi cairan antiseptik untuk menghindari pembengkakan

pada ambing

8) Mengambil dokumentasi.

3.4. Analisis Data

Pertambahan Berat Badan Harian (PBBH) Ternak dihitung dengan

rumus

Berat Badan Akhir – Berat Badan Awal


a. PBBH =
Lama Pemeliharaan

b. Konsumsi Pakan Ternak dihitung dengan rumus:

 Hijauan = BB x 10 %

Konsentrat = BB x 3 %

 Jadi komsumsi pakan = jml pakan yg diberikan- jml pakan sisa

c. Konversi Pakan dihitung dengan rumus di bawah ini:

Konsumsi Pakan
Konversi pakan=
PBBH
13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum Manajemen pemberian pakan

pada kambing perah etawa senduro dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil pengamatan PBBH , KP dan FCR Ternak

No. PBBH (Kg) KP (Kg) FCR (Kg)


Kambing 1 0.05 7.1 14.2
Kambing 2 0.11 21.92 19.92
Kambing 3 0.05 18.2 36.4
Kambing 4 0.1 11.04 11.0
Kambing 5 0.1 18.1 18.1
Kambing 6 0.08 17 21.25
Kambing 7 0.13 25.5 19.61
Kambing 8 0.13 20.6 15.84

4.2. Pembahasan
14

Gambar 1. Kambing PE
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) dari

perhitungan performans produksi ternak didapatkan hasil PBBH tertinggi

terdapat pada kambing ke-4 dan 5 yaitu 0,1 kg dan terendah terdapat pada

kambing ke-2 yaitu -0,11 kg. Pada penelitian Rinaldi dan Arif (2017)

diperoleh pertambahan bobot badan harian kambing sebanyak 41,67 g/hari

atau 0,4167 kg/hari. Pertambahan bobot badan ternak adalah peningkatan

berat hidup ternak sampai mencapai berat tertentu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi PBBH adalah bobot badan ternak dan lama pemeliharaan.

Bobot badan ternak senantiasa berbanding lurus dengan tingkat konsumsi.

Semakin tinggi bobot badannya, maka makin tinggi pula tingkat konsumsi

terhadap pakan. Nafiu et.al (2020) juga menambahkan bahwa Setiap

ternak pada umumnya memiliki perbedaan ukuran bobot badan baik induk

maupun anak. Terjadinya perbedaan bobot badan ini disebabkan karena

adanya beberapa faktor yang diantaranya adalah bangsa, umur, jenis

kelamin, lingkungan dan kualitas pakan.

Berdasarkan hasil pengamatan komsumsi pakan ternak di

dapatkkan hasil komsumsi pakan (KP) tertinggi terdapat pada kambing ke-
15

7 yaitu 25.5 kg dan terendah terdapat pada kambing ke-1 yaitu 7.1 kg.

Salah satu faktor yang mempengaruhi komsumsi pakan pada ternak

kambing berbeda-beda ialah kandungan yang terdapat pada pakan seperti

kandungan energi dan protein. Menurut Adriani et al. (2014) bahwa

Konsumsi seekor kambing akan dipengaruhi oleh kandungan energi dan

protein pakan. Semakin tinggi kandungan energi atau protein, maka

semakin sedikit pakan yang dikonsumsi karena kebutuhan ternak telah

terpenuhi. Kandungan energi pakan berkorelasi negatif dengan

tingkat konsumsi bahan kering, sedangkan bahan organik dan protein

pakan berkolerasi dengan r=0,85. Arisani et al. (2022) juga menambahkan

bahwa tinggi rendahnya konsumsi pakan ternak dipengaruhi oleh

lingkungan (faktor eksternal) dan ternaknya sendiri (faktor internal). Yang

dimaksud faktor internal adalah permintaan fisiologi dari ternak tersebut

untuk hidup pokok, dan produksi sesuai dengan kapasitas saluran

pencernaan dari ternak yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil pengamatan FCR pada ternak kambing

didapatkan hasil FCR tertinggi terdapat pada kambing ke-3 yaitu 36.8 dan

terendah terdapat pada kambing ke-4 yaitu 11.0. Menurut Efendi et al.

(2020) Peningkatan efisiensi penggunaan pakan diikuti oleh peningkatan

konsumsi dan pertambahan bobot badan, hal ini sebagaimana kita ketahui

bahwa efisiensi penggunaan pakan ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah

konsumsi pakan dan kecepaan pertumbuhan (PBB). Semakin tinggi nilai

efisiensi penggunaan pakan semangkin baik, sebab semangkin efisien


16

ternak tersebut dalam mempergunakan sejumlah ransum menjadi produksi

dalam hal ini satuan produksi dinyatakan dalam pertambahan bobot badan.

Semakin tinggi nilai efisiensi penggunaan pakan semangkin baik, sebab

semangkin efisien ternak tersebut dalam mempergunakan sejumlah pakan

menjadi produksi dalam hal ini satuan produksi dinyatakan dalam

pertambahan bobot badan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada manajemen

pemerahan susu yang pertama-tama dilakukan ialah pembersihan terlebih

dahulu area ambing dengan menggunakan air hangat agar tidak tercemar

bakteri dan merangsang keluarnya susu. Pemerahan dilakukan dengan

menggunakan kelima jari tangan secara halus. Pemerahan dilakukan

sampai semua susu habis agar terhindar dari mastitis. Bilas putting ambing

dengan air hangat bersih setelah diperah. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sari (2021) bahwa proses pemerahan susu dilakukan dengan memandikan

terlebih dahulu terutama dibagian ambingnya lalu dilap dengan air hangat

(37°C) agar tidak tercemar oleh bakteri dan merangsang keluarnya susu

dari kelenjar susu. Pemerahan dilakukan dengan menggunakan kelima jari

tangan tanpa dipijit atapun ditarik. Pemerahan dilakukan sampai susu yang

keluar habis, hal ini bertujuan agar kelenjar-kelenjar susu dapat terangsang

untuk memproduksi susu kembali. Pemerahan pertama dan kedua air susu

ditampung dalam cangkir yang ditutup dengan kain hitam untuk

menghindari kemungkinan adanya mastitis, kemudian dilihat apakah susu

bercampur dengan darah ataupun nanah. Bila benar terjangkit mastitis


17

pemerahan segera dihentikan, bila tidak pemerahan bisa dilamjutkan. Susu

yang sudah diperah segera disaring dengan kain nilon yang halus. Setelah

pemerahan putting ambing dibilas dengan air hangat yang bersih.

Gambar 2. Pemerahan susu


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sujono (2021) juga menambahkan bahwa tahapan sebelum

pemerahan secara manual atau menggunakan tangan dapat dilakukan

dengan cara membersihkan kandang dari segala kotoran, mencuci daerah

lipatan paha ternak yang akan diperah, membersihkan alat-alat pemerahan

susu, membersihkan tangan pemerah dan mencuci ambing dengan air

bersih kemudian mengelapnya. Ransangan yang memadai pada putting

susu perlu dilakukan untuk memperlancar keluarnya susu. Saat metode

pemerahan sudah dilakukan dengan benar, pada ambing perlu dilakukan

pemerahan penghabisan pada akhir pemerahan dengan cara diurut

sehingga seluruh susu di dalamnya keluar, kemudian susu dipindahkan ke

dalam milkcan melalui saringan.


18

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pengamatan praktikum ilmu ternak perah

yaitu:

1. Manajemen pemerahan pada kambing peranakan etawa dengan cara

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakann untuk pemerahan,


19

menyiapkan kambing, memandikan kambing yang akan di perah,

menyiapkan dua wadah yang berisi antiseptik yang berguna untuk

mencuci ambing dimana wadah tersebut berisikan antiseptik berdosis

rendah dan berdosis tinggi, mengoleskan vaselin dengan lembut pada

ambing kambing, merangsang ambing ternak agar proses pengeluaran

susu dapat dengan mudah mengeluarkan susunya, melakukan pemerahan

dengan santai dan dengan penuh kelembutan, setelah selesai pemerahan,

celupkan ambing ke dalam gelas ukur yang berisi cairan antiseptik untuk

menghindari pembengkakan pada ambing dan setealah pemerahan

peternak harus memerah ambing ternak agar betul – betul habis agar tidak

terjadi pembrngkakan pada ambing (mastitis).

2. Pemberian pakan pada kambing peranakan etawa dengan cara diberikan

dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00 dan pada sore hari

pukul 16.00, pakan yang diberikan berupa hijauan segar dan

konsentrat, sebelum diberikan pada ternak, pakan terlebih dahulu

ditimbang untuk mengetahui jumlah pakan yang diberikan. Jumlah

pakan hijauan yang diberikan pada kambing yaitu 10% dari bobot

badan sedangkan jumlah pakan konsentrat yaitu 3% dari bobot badan

ternak.

3. Manajemen sanitasi yang dilakukan pada kambing peranakan etawa

dengan cara melakukan pembersihan lantai kandang dari feses ternak

kemudian mengangkut kotoran ke tempat penampungan, selanjutnya

lantai kandang disiram untuk membersihkan sisa-sisa feses yang masih


20

melekat, kemudian membersihkan tempat pakan dan tempat minum

agar terhindar dari virus.

5.2. Saran

Saran untuk laboratorium yaitu untuk menjaga kebersihan

lingkungan kandang serta ternak agar tubuh ternak dapat terjaga dan

terhindar dari penyakit. Saran untuk asisten untuk datang tepat waktu

sesuai dengan jadwal praktikum yang ditentukan. Saran untuk teman yaitu

lebih ditingkatkan lagi kerja sama tim dan tetap semangat melaksanakan

kegiatan praktikum.
21

DAFTAR PUSTAKA

Adriani A, A Latif, S Fachri dan I Sulaksana. 2014. Peningkatan produksi dan


kualitas susu kambing Peranakan Etawah sebagai respon perbaikan
kualitas pakan. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 17(1): 15-21.
Angkasa dan I Syah. 2017. Ramuan pakan ternak. Penebar Swadaya Grup.
Ardhianto K, Siswanto, Sulastri dan ADT Dewi. 2019. Status reproduksi dan
estimasi output kambing Saburai di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting
Kabupaten Tanggamus. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 7(1): 180-185.
Christi, R Febrianto, DS Tasripin dan D Suharwanto. 2021. Ukuran tubuh cempe
kambing perah di Roudhotul Ghonam Farm Pangandaran Jawa Barat.
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science). 4(2): 109-106.
Christi, R Febrianto, R Setiawan dan KRG Alhuur. 2022. Peningkatan
Pengetahuan Jenis-Jenis Penyakit Pada Kambing Perah di Kelompok
Ternak Azkia Raya dan Gotong Royong Kabupaten Bandung Barat Jawa
Barat. Farmers: Journal of Community Services. 3(1): 25-29.
Efendi A, S Sumartono MF Wadjdi. 2020. Pengaruh tingkat penggunaan daun
sengon (Albizzia falcataria) dalam complete feed terhadap performan
kambing PE. REKASATWA: Jurnal Ilmiah Peternakan. 2(1): 6-10.
Ilhamzah A. 2015. Gambaran Sanitasi Kandang Ternak Sapi Dengan Kualitas Air
Sumur Gali di Desa Pendem Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
Kaleka N dan NK Haryadi. 2019. Kambing Perah. ARCITA. Mojosongo, Solo.
Nabunome, Ersem Bunelson. 2017. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada
Kambing Etawa Menggunakan Metode Certainty Factor. Jati (Jurnal
Mahasiswa Teknik Informatika). 1(2): 170-177.
Padang P, H Harmoko, SW Cakrawati dan S Abdullah. 2022. Interval Pemberian
Konsentrat dengan Hijauan Terhadap Performa Produksi dan Kondisi
Fisiologis Kambing. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 29(2): 198-
207.
Rinaldi dan Arif. 2017. Kinerja Produksi Kambing Pe Yang Dipelihara Kelompok
Ternak Di Kecamatan Pakem, Sleman Dan Kecamatan Kaligesing,
Purworejo (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).
Sari VM, G Widyaswara dan F Pramonodjati. 2021. Pengaruh Perbedaan Waktu
Dan Teknik Pemerahan Susu Sapi Terhadap Jumlah Bakteri Escherichia
Coli. Journal Of Health Research. Vol. 4(2). Hal. :47-58.
Sasongko DA, TH Suprayogi dan SM Sayuthi. 2012. Pengaruh Berbagai
Konsentrasi Larutan Kaporit (CaHOCl) Untuk Dipping Puting Susu
Kambing Perah Terhadap Total Bakteri dan pH Susu. Animal Agriculture
Journal. 1(2): 93-99.
Sirat MMP, M Hartono, PE Santosa, R Ermawati, Siswanto, F Setiawan, IKDAC
Wijaya, SW Rahma dan ST Fatmawati. 2021. Penyuluhan Manajemen
Kesehatan, Reproduksi, Sanitasi Kandang, dan Pengobatan Massal Ternak
Kambing. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 7(3): 303-313.
22

Sujono. 2021. Budidaya Kambing Perah Dengan Memanfaatkan Pakan Limbah.


Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Sulardi,T dan AM Sany. 2018. Uji pemberian limbah padat pabrik kopi dan urin
kambing terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat
(Lycopersicum esculatum). Journal of Animal Science and Agronomy
panca budi. 3(2).
Wahyu PS, M Dima, IH Arif dan Sulastri, 2020. Korelasi Ukuran-Ukuran Tubuh
Dan Volume Ambing Dengan Produksi Susu Kambing Peranakan Ettawa
Di Kecamatan Metro Timur. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan. 4 (1) :
59-65.

LAMPIRAN

1. Jurnal
23

2. Dokumentasi
24

Anda mungkin juga menyukai