Oleh :
LA ODE AJUDARSIN
NIM. L1A119009
Oleh
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Asisten Praktikum Ilmu Ternak Mahasiswa
Perah
Mengetahui,
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN PRAKTIKUM
Telah diajukan didepan tim Asisten dan telah diperbaiki semua saran-saran saat
konsultasi.
Anggota 3 : Yumin ( )
iv
PERNYATAAN
YANG BERLAKU.
LA ODE AJUDARSIN
NIM. L1A119009
v
RIWAYAT HIDUP
Tikep dan lulus pada tahun 2016. Setelah tamat dari bangku SMP, penulis
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA 1 Tikep pada tahun
2016 dan lulus pada tahun 2019. Setelah lulus dari bangku Sekolah Menengah
Atas pada tahun 2019, penulis kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi
Negeri Universitas Halu Oleo Kendari. Penulis diterima di Fakultas Peternakan
Jurusan Peternakan UHO Kendari melalui jalur SNMPTN. Saat ini, penulis
sudah menyelesaikan 6 semester di Jurusan Peternakan dan sedang menempuh
semester 7 di Jurusan Peternakan
La Ode Ajudarsin
NIM. L1A1 19 009
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan praktikum serta laporan akhir
Adapun isi dari laporan akhir ini adalah kumpulan dari setiap laporan
dapat mengikuti ujian Praktikum dan merupakan syarat dalam mengontrak mata
Dosen pengajar Mata kuliah Ilmu Ternak Perah yang selalu membimbing dan
mengajari saya dalam melaksanakan praktikum dan dalam menyusun laporan ini.
Serta semua pihak yang membantu saya dalam hal penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik
serta saran yang membangun masih saya harapkan untuk penyempurnaan Laporan
akhir ini. Sebagai manusia biasa saya merasa memiliki banyak kesalahan, oleh itu
karena saya mohon maaf sebesar besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan
ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini saya
DAFTAR ISI
vii
HALAMAN
HALAMAN SAMPUL LAPORAN LENGKAPi
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUANiii
HALAMAN PERNYATAANv
RIWAYAT HIDUPvi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABELix
DAFTAR GAMBARx
HALAMAN SAMPUL PRATIKUM
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang1
1.2. Tujuan2
1.3. Manfaat2
II. TINJAUAN PUSTAKA3
2.1. Kambing Perah3
2.2. Kambing Etawa (Capra aegagrus hircus) 3
2.3. Manajemen Pemberian Pakan4
2.4. Manajemen Pemerahan6
2.5. Manajemen Sanitasi Kandang7
III. METODOLOGI PRATIKUM 8
3.1. Waktu danTempat8
3.2. Alat dan Bahan8
3.3. Prosedur Kerja9
3.4. Analisis Data11
DAFTAR TABEL
viii
NOMOR HALAMAN
DAFTAR GAMBAR
ix
NOMOR HALAMAN
x
1
I. PENDAHULUAN
daging dan susu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting
karena diperkirakan dapat menyumbang biaya 50– 60% dari total biaya
antara lain ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang lambat dan bobot
badan rendah. Menurut Sulardi dan Sany (2018) kambing pada masa
pakan yang tepat, maka produksi ternak tersebut tidak dapat optimal.
1.2. Tujuan
etawa
etawa
etawa
1.3. Manfaat
peranakan etawa
3
peranakan etawa
4
tinggi dan daging yang baik. Berbagai kambing perah seperti peranakan
pulau jawa yang salah satunya adalah Jawa Barat (Christi et al. 2022).
kambing ini sudah beradaptasi dengan kondisi iklim dinegeri ini. Ada
india. Sebutan lain dari kambing etawa adalah jemnapari. Kambing etawa
dunia) setelah sapi. Kambing ini mempunyai telinga lebar dan Panjang
Kambing perah etawa merupakan kambing perah yang baik dan sering
dengan warna dasar putih, coklat dan hitam. Telinga menggantung dengan
Panjang ± 30 cm. berat badan yang jantan sebesar 68-91 kg, sedangkan
yang betina 36-63 kg. Produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam peroide
laktasi 261 hari dan produksi susu tertinggi tercatat 569 kg. kadar lemak
rata-rata 5,2 % karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat
ternak agar sesuai dengan apa yang peternak inginkan. Pakan hijauan
adalah bagian material dari tanaman terutama rumput dan legume (kacang-
kacangan) yang mengandung SK 18% atau lebih dalam bahan kering yang
pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% banyak mengandung
protein kasar 20% atau lebih, serat kasar kurang dari 18%, dinding sel
kurang dari 35% dan pakan penguat sumber energi yaitu pakan dengan
kandungan protein kasar kurang dari 20%, serta kurang dari 18% serta
kambing adalah 3,21% dari bobot tubuh atau setara dengan 66 g/kg berat
tubuh, pertambahan bobot badan dan rasio protein energi (Ardhianto et al.
2019).
peternak tidak memperhatikan hal ini karena dianggap bukan suatu hal
7
pola pakan sekali sehari, intensitas fermentasi tertinggi terjadsi 2-5 jam
kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, yang padsa gilirannya
al.2022).
dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan
ambing ternak. Salah satu faktor yang berperan penting dalam menghasilkan
tiga tahap yaitu pra pemerahan, saat pemerahan dan pasca pemerahan. Tahap
pada saat pemerahan adalah melakukan pemerahan dengan baik dan benar
agar putting tidak terluka (lecet), kemudian menampung susu hasil perahan ke
dalam milkcan. Proses pemerahan yang baik yaitu pemerahan yang dilakukan
dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari (Sirat et al. 2021).
3.2.1. Alat
pada kambing perah etawa senduro dapat dilihat pada Tabel 3.2.1.
3.2.2. Bahan
pada kambing perah Etawa Senduro dapat dilihat pada Tabel 3.2.2.
1) Kegiatan dimulai pada pagi hari pukul 06.00 – 07.00 dan pukul
16.00 – 17.00
dengan cara
dicatata.
1) Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00
untuk dilaporkan
2) Menyiapkan kambing
12
kelembutan
pada ambing
8) Mengambil dokumentasi.
rumus
Hijauan = BB x 10 %
Konsentrat = BB x 3 %
Konsumsi Pakan
Konversi pakan=
PBBH
13
pada kambing perah etawa senduro dapat dilihat pada Tabel 4.1.
4.2. Pembahasan
14
Gambar 1. Kambing PE
Sumber : Dokumentasi Pribadi
terdapat pada kambing ke-4 dan 5 yaitu 0,1 kg dan terendah terdapat pada
kambing ke-2 yaitu -0,11 kg. Pada penelitian Rinaldi dan Arif (2017)
Semakin tinggi bobot badannya, maka makin tinggi pula tingkat konsumsi
ternak pada umumnya memiliki perbedaan ukuran bobot badan baik induk
dapatkkan hasil komsumsi pakan (KP) tertinggi terdapat pada kambing ke-
15
7 yaitu 25.5 kg dan terendah terdapat pada kambing ke-1 yaitu 7.1 kg.
didapatkan hasil FCR tertinggi terdapat pada kambing ke-3 yaitu 36.8 dan
terendah terdapat pada kambing ke-4 yaitu 11.0. Menurut Efendi et al.
konsumsi dan pertambahan bobot badan, hal ini sebagaimana kita ketahui
bahwa efisiensi penggunaan pakan ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah
dalam hal ini satuan produksi dinyatakan dalam pertambahan bobot badan.
dahulu area ambing dengan menggunakan air hangat agar tidak tercemar
sampai semua susu habis agar terhindar dari mastitis. Bilas putting ambing
dengan air hangat bersih setelah diperah. Hal ini sesuai dengan pernyataan
terlebih dahulu terutama dibagian ambingnya lalu dilap dengan air hangat
(37°C) agar tidak tercemar oleh bakteri dan merangsang keluarnya susu
tangan tanpa dipijit atapun ditarik. Pemerahan dilakukan sampai susu yang
keluar habis, hal ini bertujuan agar kelenjar-kelenjar susu dapat terangsang
untuk memproduksi susu kembali. Pemerahan pertama dan kedua air susu
yang sudah diperah segera disaring dengan kain nilon yang halus. Setelah
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
yaitu:
celupkan ambing ke dalam gelas ukur yang berisi cairan antiseptik untuk
peternak harus memerah ambing ternak agar betul – betul habis agar tidak
dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00 dan pada sore hari
pakan hijauan yang diberikan pada kambing yaitu 10% dari bobot
ternak.
5.2. Saran
lingkungan kandang serta ternak agar tubuh ternak dapat terjaga dan
terhindar dari penyakit. Saran untuk asisten untuk datang tepat waktu
sesuai dengan jadwal praktikum yang ditentukan. Saran untuk teman yaitu
lebih ditingkatkan lagi kerja sama tim dan tetap semangat melaksanakan
kegiatan praktikum.
21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Jurnal
23
2. Dokumentasi
24