PEMBUATAN VCO
DAN
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
Disusun Oleh :
Nama : DYAH ROSITA HENY, ST
NIS : 445
Kelas : XII KI1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN VCO
DAN
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
Disusun Oleh
Nama : FELISHA AULIA ZAHRA
Kelas :-
MOTTO
Allah akan memberikan jalan jika kita mau berusaha
Jika pikiran sanggup membayangkan dan hatiku mempercayainnya aku tahu aku pasti bisa
mencapainya
Hidup itu untuk berdoa dan berusaha, bukan untuk mengeluh dan mengaduh
Setiap hasil kerja yang gagal dan dibuang adalah suatu langkah maju
Tempat terbaik untuk memulainya adalah tempat dimana aku berada saat ini
Tak semua mata bisa melihat akan kebaikan bila kebaikan itu sendiri tak dapat ditepikan
hingga ujung keimanan dari kita masing-masing
Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah SAW. Bersabda, “Pergunakanlah lima hal yang lain,
gunakanlah hidupmu sebaik-baiknya sebelum datang ajalmu, gunakan masa mudamu
sebelum datang masa tuamu, gunakan kesehatanmu sebelum datang masa sakitmu, gunakan
masa luangmu sebelum datang kesibukanmu, dan gunakan masa kayamu sebelum datang
kefakiranmu.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
PERSEMBAHAN
Laporan praktikum ini saya persembahkan untuk Abah dan
Ummi tersayang.
Merekalah semangat dalam diriku untuk menatap masa
depanku. Akan selalu kuukir nama kedua orangtuaku di dalam
prestasiku karena, merekalah yang berperan penting dalam
hidupku
Abah Ummi…..
Kasihmu membuatku hidup
Cintamu membuatku kuat
Do’amu adalah restuku
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan segala kerendahan hati puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-NYA kepada
kami. Sehingga Laporan Ujian Kompetensi Kejuruan ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Penulisan laporan berjudul “PEMBUATAN VCO DAN PEMBUATAN SABUN
TRANSPARAN“ ini berdasarkan ujian praktikum yang dilaksanakan selama 2 hari di
Laboratorium Kimia Industri SMK Negeri 1 SRAGI
Pada kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bantuan dan dorongan sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Untuk
itu saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibnu Nafis,S.Pd, M.Si, selaku kepala SMK N 1 SRAGI
2. Cusriyah, S.Pd. selaku ketua jurusan kimia industri SMK N 1 Sragi
3. Dyah Rosita Heny, S.T, selaku penguji internal dalam pelaksanaan ujian praktik di SMK N 1
Sragi
4. Teman-teman dari SMK Negeri 1 Sragi, khususnya kelas XII terima kasih.
10. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
“ NO BODY IS PERFECT ”, demikian juga dengan diri penulis dalam menyusun laporan
ini. Dalam kesempatan ini penulis membuka diri atas semua kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Aamiin
.Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sragi, Feb 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................... i
Halaman Pengesahan................................................................................ ii
Motto......................................................................................................... iii
Persembahan............................................................................................. iv
Kata Pengantar.......................................................................................... v
Daftar Isi................................................................................................... vii
A. PEMBUATAN MINYAK VCO
I. TUJUAN.................................................................................... 2
II. DASAR TEORI.......................................................................... 2
III. ALAT DAN BAHAN................................................................. 10
IV. RANGKAIAN ALAT................................................................. 11
V. CARA KERJA........................................................................... 11
VI. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN MINYAK VCO................... 13
VII. DATA PERCOBAAN................................................................ 14
VIII. PEMBAHASAN........................................................................ 15
IX. KESIMPULAN.......................................................................... 16
B. PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
I. TUJUAN.................................................................................... 18
II. DASAR TEORI.......................................................................... 18
III. ALAT DAN BAHAN................................................................. 24
IV. RANGKAIAN ALAT................................................................. 25
V. CARA KERJA........................................................................... 26
VI. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN.... 27
VII. HASIL PERCOBAAN............................................................... 28
VIII. PEMBAHASAN........................................................................ 28
IX. KESIMPULAN.......................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 30
PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL
I. Tujuan
Dapat membuat VCO dengan metode pemanasan bertahap sesuai prosedur yang benar.
Beragam skala produksi VCO dijalanan produsen, mulai dari para ibu rumah tangga sampai
perusahaan besar. Cara pengolahan juga beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Tips memilih VCO yang baik :
Pilih VCO yang jernih, tidak berwarna apalagi keruh. VCO yang jernih menandakan
kemurniannya.
Jangan konsumsi VCO yang sudah tengik. Ini meunjukkan bahwa asam lemaknya telah
teroksidasi sehingga mutu dan manfaatnya rusak, sehingga terbentuk radikal bebas.
Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam
larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya. Zat indikator dapat
berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator
asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH. Indikator asam basa akan memiliki
warna yang berbeda dalam keadaan tak terionisasi dengan keadaan terionisasi. Sebagai contoh
untuk indikator phenolphthalein (pp) seperti diatas dalam keadaan tidak terionisasi (dalam
larutan asam) tidak akan berwarna dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan
terionisasi (dalam larutan basa). Indikator juga digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi.
Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang biasanya
ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indikator. Indikator yang asam
lemah dan basa lemah ini umumnya senyawa organik yang menggunakan pada titrasi asam basa
adalah asam lemah atau basa lemah. Asam ikatan rangkap terkonjugasi yang mengkontribusi
perubahan warna pada indikator tersebut. Jumlah indikator yang ditambahkan kedalam larutan
yang akan dititrasi harus sesedikit mungkin, sehingga indikator tidak mempengaruhi pH larutan
dengan demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi perubahan warna juga seminimal
mungkin. Umumnya dua atau tiga tetes larutan indikator 0.1%(b/v) diperlukan untuk keperluan
titrasi. Dua tetes (0.1 mL) indikator (0.1% dengan berat formula 100) adalah sama dengan 0.01
ml. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan kedalam buret yang telah
dipasang. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).
Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat,
misalnya, indikator fenoftalien. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak,
wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di
bawah wadah titrat.. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit)
sampai larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir
titrasi.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang
untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Sifat dari alkohol adalah :
Alkohol mempunyai titik didih tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C-nya
sama. Hal ini disebabkan antar molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen
Makin banyak cabang maka titik didihnya akan semakin menurun
Dalam air, methanol, etanol dan propanol mudah larut, sedangkan mulai butanol hanya sedikit
larut
Berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan dengan C 5
s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak dengan C 10 atau lebih berupa Mudah terbakar
Bentuk fasa pada suhu ruang : dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair zat padat.
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2C2O4 dengan nama sistematis
asam etanadioat. Asam dikarboksilat ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH.
Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-
anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk
endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa),
penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan.
o9
No
10
B. Bahan No
1. Daging kelapa 500 gram
2. Air hangat 500 mL
3. Asam aksolat 10 mL
4. Alkohol netral 5 mL
5. NaOH 0,1 N secukupnya
6. Indikator PP 3 tetes
IV. Rangkaian alat
Gambar Proses Pembuatan Sabun
V. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memarut kelapa menggunakan parutan (mesin)
3. Menambahkan air hangat (T = ±40oC) lalu memeras sampai diperoleh santan
4. Memasukan santan kedalam corong pisah lalu mendiamkan ±1 jam
5. Memisahkan krim dan skim yang terbentuk, lalu memasukan krim kedalam gelas beker
6. Memanaskan krim dengan suhu ±55-70oC sambil diaduk sampai terbentuk blondo
7. Memisahkan minyak dari blondo, menggunakan kertas saring
8. Memanaskan VCO (minyak) yang dihasilkan ±30 menit, dengan suhu 60-70 0C kemudian
mendiamkan didesikator ± 15 menit.
9. Melakukan uji mutu.
a. Penentuan bau dengan dicium
b. Penentuan warna dengan diamati
c. Penentuan densitas, dilakukan dengan
1. Menimbang piknometer kosong.
2. Menimbang piknometer dengan ditambah aquadest
3. Mengukur suhu aquadest.
4. Menimbang piknometer ditambah VCO.
5. Menghitung densitas dengan menggunakan rumus.
d. Standarisasi NaOH
1. Mengambil H2C2O4 sebanyak 10 mL kedalam Erlenmeyer lalu menambahkan 3 tetes indicator
PP.
2. Mengambil NaOH kemudian diletakkan kedalam buret.
3. Melakukan titrasi sebanyak 2 kali lalu menghitung normalitas NaOH.
e. Penentuan Asam lemak bebas, delakukan dengan :
1. Menimbang 3 gram VCO, ditambah 5 mL alkohol netral kemudiandipanaskan ± 2 menit.
2. Menambahkan indicator PP3 tetes.
3. Mengambil NaOH 0,1 N kemudian dimasukkan ke dalam buret.
4. Melakukan titrasi sebanyak 2 kali kemudian menghitung kadar FFA
VI.
Dagingkelapa
V
II
. Hasil Percobaan
1. Warna : Jernih
2. Bau : Khas kelapa
3. Volume VCO yang dihasilkan : 83 mL
4. Berat picnometer kosong : 10,47 gram
5. Penentuan densitas VCO :
No Berat piknometer Berat piknometer dan VCO
dan aquadest
1. 20,53 gram 19,73 gram
2. 20,54 gram 19,74 gram
3. 20,53 gram 19,74 gram
Rata-rata 20,53 gram 19,74 gram
a. Suhu aquades = 27 °C
b. Massa jenis aquades = 0,996513 g/mL
c. Berat picnometer kosong = 10,47 gram
d. Massa aquadest = (berat picno + aq) – (pico kosong)
= 20,53 – 10,47
= 10,06 gram
e. Massa VCO = (berat picno + VCO) – (pico kosong)
= 19,74 – 10,47
=9,27 gram
f. Volume picno sebenarnya =
= 10, 09 mL
g. r VCO =
= 0,92 g/mL
6. Standarisasi larutan NaOH
No Volume H2C2O4.H2O Volume NaOH
1 10 mL 10,1 mL
2 10 mL 10,3 mL
Rata-rata 10 mL 10,2 mL
Normalitas NaOH
V1 × N2 = V2 × N2
10 × 0,1 = 10,2 × N2
N2 = 0,09 N
7. Menentukan kadar FFA
No Volume NaOH
1 0,1
2 0,1
Rata-rata 0,1
Kadar FFA = × 100%
= 0,06 %
Rendemen VCO =
= 15,27%
VIII. Pembahasan
Dari praktikum pembuatan VCO dengan metode pemanasan bertahap yang saya lakukan
didapat kadar FFA sebesar 0,06 % dan kadar FFA VCO pada standar SNI adalah maksimal 0,2
%. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1. Pada saat pemanasan suhu tidak lebih dari 70°C, karena bisa menyebabkan VCO yang dihasilkan
mudah tengik, berwarna kuning dan khasiatnya menurun. Namun suhu juga tidak bisa dibawah
55°C karena proses akan berjalan lambatt. Kisaran suhu yang baik adalah 55°C - 70°C.
2. Pengadukan yang baik dapat dilakukan dengan pengadukan yang kontinyu dan searah agar panas
yang dihasilkan merata serta homogen.
3. VCO yang saya hasilkan sebanyak 83 mL dengan warna bening dan berbau aroma khas kelapa.
gram
VCO ini memiliki massa jenis sebesar 0,996513 /mL, dengan kadar FFA sebesar 0,06 % dan
rendemen yang dihasilkan sebesar 15,27 %. Hasil ini diperoleh dari uji mutu VCO yang
menggunakan NaOH dengan normalitas 0,09 N. VCO ini sesuai standar SNI.
4. Reaksi standarisasi NaOh menggunakan asam oksalat pada uji mutu penentuan kadar FFA adalah
H2C2O4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H2O
IX. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa saya dapat membuat VCO dengan metode
pemanasan bertahap sesuai prosedur yang benar. Dan VCO yang saya hasilkan sesuai standar
SNI.
Dari hasil praktik pembuatan VCO diperoleh :
Warna : Jernih
Bau : Khas Kelapa
Volume : 83 mL
Densitas : 0,92 g/mL
Kadar FFA : 0,06 %
Rendemen : 15,27 %
PEMBUATAN SABUN
TRANSPARAN
PROSES PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
I. Tujuan
Dapat membuat sabun transparan sesuai prosedur yang benar.
II. Dasar Teori
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun berasal dari
pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun
terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan
sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan
sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya
tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya
natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut: Reaksi penyabunan (saponifikasi)
dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH)
yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan
gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual.
Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat
molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih
kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan
utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun.
Sabun padat menggunakan natrium hidroksida / soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair
menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan
juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun
yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
Jenis sabun berdasarkan Jenis dan Fungsi. Ditinjau dari jenis dan fungsinya sabun dapat
kategorikan sebagai :
1. Transparant Soap – sabun ‘tembus pandang’ ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki
kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
2. Castile Soap – sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk
formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama sekali.
3. Deodorant Soap – sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak sedap
pada bagian tubuh. Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan
yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
4. Acne Soap – Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat. Seringkali
sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering Bila pemakaiannya dibarengi dengan penggunaan
produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga akan lebih baik jika Anda
memberi pelembab atau clarning lotion setelah menggunakan Acne Soap.
5. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser – biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan. Harganya jauh
lebih mahal dari sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih.
Cosmetic soap biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti pada
whitening facial soap dan firming facial soap.
6. Superfatted Soap – memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat
terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena dalamnya
terdapat kandungan gliserin, petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah kulit dan
iritasi dan jerawat.
7. Oatmeal Soap – dan hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan
sabun lain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak menghaluskan kulit kering dan
sensitif.
8. ‘Natural’ Soap – sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak
buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil. Cocok untuk semua jenis kulit
dan kemungkinan membahayakan kulit sangat kecil.
Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan menghilangkan
kandungan alkali di dalamnya. Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi biasa,
selain dari tampilannya yang transparan (transparent) yang menawan, sabun ini sangat lembut
dikulit dan dapat melembabkan kulit.
Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alcohol, gula, dan
glyserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling
essensial adalah kualitas gula, alkohol dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material
memperpertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan penting dalam warna
sabun seperti adanya tincture dan balsam yang digunakan agar sabun menjadi wangi, adanya
bahan tersebut dapat menjadikan spotting (bintik hitam). Apabila sabun sengaja diwarna dipilih
pewarna yang tahan alkali. Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan glyserin dipilih
yang murni, alkohol juga yang terbaik prosentasi tertinggi. Untuk minyak dan lemak digunakan
yang asam lemak bebas rendah dan warna yang baik.
Penambahan glyserin atau gula yang banyak menyebabkan sabun menjadi lengket dan
manis, oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk memperoleh transparansi sabun berikut ini
adalah metode yang umum digunakan ;
1. Transparan karena gula.
2. Transparan karena glyserin dan energy.
3. Dimana 1 dan 2 digabung dengan menggunakan minyak castor.
4. Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun dimill.
Dengan metode pertama, kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25%, lemak yang lain
adalah tallow atau lemak apa saja yang dapat menjadikan sabun keras. Sabun dididihkan dan
dimasak seperti biasanya lalu dimasukkan dalam pengaduk untuk dicampur dalam larutan yang
mengandung 10 – 20 % gula sesuai berat sabun. Gula dilarutkan dalam air dan larutan dipanasi
sampai 60˚C kemudian perlahan–lahan ditambahkan dalam sabun. Manakala air menguap, sabun
jenis tersebut menunjukkan bintik–bintik dan menjadi lengket karena gula menembus permukaan
larutan.
Sabun transparan dari kategori yang kedua dapat disaponifikasikan sebagaimana biasanya
dan dibuat dari sabun mandi dasar. Sabun dimasukkan dalam mixer dan dicampur etanol 96 %
dengan perbandingan satu bagian etanol dalam dua bagian total asam lemak dalam sabun,
bersama gliserin dengan proporsi yang sama.
Metode yang ketiga minyak castor sendiri digunakan untuk membuat sabun atau lebih dari
sepertiga lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun dasar diatas. Jika minyak castor yang
digunakan hanya perlu 2 atau 3 % gula.
Metode yang terkhir kombinasi dari tallow 75 % , minyak kelapa 20% , rosin jernih 5 %.
Selanjutnya dengan proses saponifikasi dan perampungan dengan cara pemanasan. Sabun
selanjutnya dimasukkan dalam ketel berjaket dan diolah sesuai dengan pemanasan sempurna.
Kebanyakan sabun transparan dibuat dengan cara semi panas, metodenya lebih sederhana
dan mudah. Langkah awalnya adalah memasukkan lemak dan minyak dalam ketel, dipanasi
sampai 60˚C. Sabun scrap yang sudah dibuat dapat dicairkan dalam lemak yang panas jika
diinginkan. Ditambahkan larutan soda yang sudah dibuat. Masa diaduk sampai terjadi proses
saponifikasi. Setelah itu sabun ditutup dan dibiarkan selama 2 jam atau sampai pada tengahnya
ada tonjolan. Kemudian larutan gula dimasukkan dan akhirnya alkohol dan glyserin. Temperatur
dari massa dinaikkan sampai 60˚C
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Yaitu
minyak (VCO), natrium hidroksida, alcohol, gula, dan gliserin.
b. Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun,
baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan
pewarna.
Sabun transparan terbaik adalah sabun transparan yang terbuat dari campuran minyak kelapa
dengan RBDPO (15:5). Sifat fisikokimia sabun transparan terbaik yaitu : kadar air dan zat
menguap (12.13%), kadar asam lemak (33.41%), kadar fraksi tak tersabunkan (1.66%), kadar
bagian tak larut dalam alkohol (0.75%), kadar alkali bebas dihitung sebagai NaOH (0.21%), pH
(10.57), kekerasan (2.10 mm/detik), stabilitas emulsi (82.64%), stabilitas busa (33.64%), dan
daya bersih (285.50 ftuturbidity).
Virgin Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering
digunakan dalam pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui
ekstraksi daging buah yang dikeringkan. Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh
yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang
menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat,
dan kaprat.
NaOH (Natrium Hydrosida) Disebut juga kaustik soda atau soda api, merupakan bahan
kimia yang harus ada dalam pembuatan sabun. Merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan
mampu menetralisir asam. Sifat fisikanya adalah: Bentuk : padat. Warna : putih. Densitas :
1,40775 g/cm³. Titik leleh : 318°C (591°K). Titik didih : 1390°C (1663°K). Massa molar :
39,9971 g/mol.
Asam Stearat / Stearic Acid Dipakai untuk membuat sabun natural (optional) dan sabun
transparan, fungsinya adalah untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa. Dengan sifat
fisika yaitu berat molekul : 284.478 g/mol. Titik leleh : 69.6 °C. titik didih : 291 0C. densitas :
0.847 g/cm3 suhu 70 °C mudah terhidrogenasi. Merupakan asam lemak tak jenuh.
Alkohol atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol), berfungsi sebagai pelarut pada
proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
Fungsi alkohol adalah untuk membuat sabun transparan menjadi bening.
Glyiserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air
untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi
sebagai pelembap pada kulit. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa
manis. Sifat dari gliserin adalah Tekanan Uap : 0,025 mm Hg. Titik Didih : 290 0C. Titik Leleh :
200F. Titik Nyala : 193 0C ( 379,40 0F). Densitas : 1,4746 g cm-3. Berat Molekul : 92,0542.
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber nergy dan komoditi
perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam),
menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Pengharum dapat menyembunyikan bau-bau dari semua bahan lainnya dan menjadikan kita
mengira cucian kita menjadi “segar”, apapun artinya.
B. Bahan
1. VCO : 25 gram
2. Asam stearat : 13,75 gram
3. NaOH 30% : 13,75 mL
4. Gula pasir : 4 gram
5. Gliserin : 22 mL
6. Alkohol 96% netral : 22 mL
7. Pewarna : 2 tetes
8. Pewangi : 4 tetes
: 76,17%
VIII. Pembahasan
Adapun hal-hal yang perlu dibahas pada proses ini, yaitu :
1. Untuk memperoleh sabun yang baik, suhu larutan pada proses pembuatan pada range 60-65°C.
jika suhu dibawah 60°C sabun yang dihasilkan akan menggumpal.
2. Terjadi penggumpalan pada sabun disebabkan oleh NaOH. Sifat NaOh yang eksoterm
menyebabkan panas berlebih sehingga suhu larutan akan bertambah tinggi, dimana fungsi NaOH
adalah menetralisir asam dan membantu proses pembentukan sabun.
3. Reaksi signifikan yang terjadi adalah :
C3H5 (COOR) + 3 NaOH 3RCOONa + C3H5 (OH)3
Lampiran
Proses menimbang VCO Proses menimbang asam stearat