Oleh:
Oleh:
Hairul Umam Habibi
NIM: 11200920000005
Menyetujui,
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat,
rahmat dan karunia–Nya yang sungguh luar biasa besar tidak terkira. Shalawat serta salam
penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat beliau, serta
seluruh kaum muslim yang ada di dunia ini, semoga kita semua mendapatkan kesuksesan di
dunia maupun di akhirat dan memperoleh syafa’at dari beliau. Atas dasar rasa syukur ini,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan selama
24 hari dengan judul “Aktivitas Manajemen Produksi Gula Cetak di CV Swa Prigi
Agrobiz”.
Pada pembuatan Laporan PKL ini, penulis memperoleh banyak bantuan, doa dan
dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan yang diberikan selama penyusunan PKL
ini berjalan, diantaranya:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Muhamad Toha dan Ibu Romelah yang selalu
berdoa dan mendukung penulis untuk terus semangat dalam menyelesaikan
pendidikan.
2. Bapak Husni Teja Sukmana Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
3. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, M.M. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas dukungan dan izin kepada penulis
untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL).
4. Ibu Titik Inayah, M.Si selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas dukungan dan informasi kepada penulis.
5. Ibu Rahmi Purnomowati, S.P., M.Si. selaku dosen pembimbing PKL yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran dan dukungan kepada penulis.
6. Bapak Andi Rohidi selaku direktur di CV Swa Prigi Agrobiz sekaligus pendamping
PKL yang telah memberikan izin untuk melaksanakan PKL, arahan, dan informasi-
informasi selama PKL.
7. Ibu Musliha selaku komisaris di CV Swa Prigi Agrobiz yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan PKL.
ii
8. Bapak Jafar Lumanta, Mas Andri, Mas Abdul, dan Ibu Dahlia yang telah memberikan
arahan dan informasi selama melaksanakan PKL.
9. Rekan-rekan seperjuangan yang berada di dalam grup “Sirkel Firdaus, 11.04 PM, dan
KEBO” yang telah memberikan dukungan, semangat, dan saran selama
melaksanakan PKL.
10. Segenap teman-teman Agribisnis 2020 yang telah memberikan dukungan, semangat,
dan saran kepada penulis.
11. Seluruh pihak yang terlibat serta tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
turut mendukung pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL).
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis sangat menghargai adanya saran dan kritik membangun dari para pembaca. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada waktu selanjutnya sebagai referensi
untuk penulisan laporan PKL di masa yang akan datang serta dapat juga memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.2 Kendala Proses Produksi Gula Cetak............................................................... 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 24
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 24
4.2 Saran................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 25
LAMPIRAN....................................................................................................................... 26
v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Daftar Sarana yang Terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz ........................................................ 6
2. Daftar Prasarana yang Terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz ................................................... 7
3. Alat dan Bahan pada Proses Produksi Gula Cetak .............................................................. 16
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Diagram Alir Produksi Gula Cetak di CV Swa Prigi Agrobiz ............................................ 17
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pernyataan Visi dan Misi CV Swa Prigi Agrobiz ................................................................ 26
2. Struktur Organisasi CV Swa Prigi Agrobiz ......................................................................... 26
3. Tata Letak dan Denah CV Swa Prigi Agrobiz ..................................................................... 27
4. Sarana yang Terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz ................................................................. 28
5. Prasarana yang Terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz............................................................. 29
6. Interaksi dengan Pendamping PKL ..................................................................................... 29
7. Rekan PKL ........................................................................................................................... 30
8. Kegiatan PKL....................................................................................................................... 31
9. Kegiatan Produksi Gula Cetak ............................................................................................. 32
10. Kualitas Fisik dari Gula Cetak ........................................................................................... 34
11. Hasil Uji Laboratorium ...................................................................................................... 34
12. Produk Gula Cetak ............................................................................................................. 35
13. Daftar Kegiatan PKL ......................................................................................................... 36
14. Surat Permohonan PKL ..................................................................................................... 46
15. Surat Penerimaan PKL ....................................................................................................... 47
16. Surat Keterangan Telah Selesai PKL ................................................................................. 48
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Perusahaan ini selain menyediakan gula cetak
juga menyediakan gula semut atau kristal. Gula cetak tersebut siap diedarkan di pasar-pasar
modern dan dikirim ke luar negeri ialah negara Singapore dan Australia. Sehingga perusahaan
ini memliki standar produk yang sangat baik hingga dapat menjangkau pasar luar negeri
(ekspor) dan supermarket seperti Superindo. Perusahaan ini tidak hanya melakukan produksi
saja tetapi juga sudah berhasil memasarkan produknya sendiri. Selain itu perusahaan ini
berfokus juga melakukan manajemen produksi berupa perencanaan, pengarahan atau
pengorganisasian. pelaksanaan (produksi), dan pengawasan serta pengendalian produk
sehingga produk dapat diterima dengan baik oleh para konsumen. Pelaksanaan kegiatan
tersebut dilakukan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis sebagai mahasiswa Agribisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berencana melakukan Praktik Kerja Lapang (PKL)
di CV Swa Prigi Agrobiz dan melakukan penelitian yang berjudul “Aktivitas Manajemen
Produksi Gula Cetak di CV Swa Prigi Agrobiz” dengan tujuan untuk mengetahui secara
langsung terkait aktivitas manajemen produksi gula cetak di CV Swa Prigi Agrobiz.
1.2 Tujuan
Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah salah satu kegiatan akademis yang harus
dilaksanakan mahasiswa program studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta agar mahasiswa dapat memenuhi tujuan umum dan
khusus sebagai berikut:
2
4. Memperoleh pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja, serta
memperoleh referensi dari tempat melakukan Praktik Kerja Lapang (PKL).
5. Mengaplikasikan pengetahuan akademis yang telah diperoleh selama
perkuliahan, serta memberikan kontribusi pengetahuan pada lokasi Praktik
Kerja Lapang (PKL) secara jelas dan konsisten, dan memiliki komitmen yang
tinggi.
6. Memahami konsep-konsep non akademis dan non teknis dalam dunia kerja.
7. Membina relasi dengan Instansi atau tempat Praktik Kerja Lapang (PKL) yang
dilaksanakan maupun di luar lingkungan tempat PKL yang masih berkaitan.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
4
misi yang jelas sangat penting untuk secara efektif menetapkan tujuan dan memformulasikan
strategi.
Dalam menjalankan perannya CV Swa Prigi Agrobiz memiliki pernyataan visi dan misi
yang menjadi landasan serta tujuan dalam setiap proses berjalannya perusahaan. Pernyataan
visi dan misi yang lama yaitu, “Berkomitmen Memproduksi Produk Halal dan Menjalankan
Sistem Jaminan Halal.”. Kemudian setelah melakukan beberapa diskusi terbentuklah
pernyataan visi dan misi yang baru. Berikut ini pernyataan visi dan misi yang lama dan yang
baru dari Swa Prigi Agrobiz yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
5
dapat dilihat pada Lampiran 3. Garis putus putus pada gambar tata letak menandakan tidak
adanya pembatas fisik seperti tembok.
2.1.5 Sarana dan Prasarana
Sarana adalah fasilitas yang langsung terkait dengan kegiatan utama, sementara
prasarana adalah infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang kegiatan tersebut. Meskipun
keduanya saling berkaitan, namun memiliki peran yang berbeda dalam mendukung aktivitas
dan operasi suatu organisasi atau perusahaan. Beberapa daftar sarana dan prasarana yang
terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz dituangkan dalam bentuk tabel. Tabel 1 daftar sarana yang
terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz dan Tabel 2 daftar prasarana yang terdaoat di CV Swa Prigi
Agrobiz.
Selain itu terdapat pada Lampiran 4 menunjukkan foto-foto dari sarana yang terdapat di
CV Swa Prigi Agrobiz dan Lampiran 5 menunjukkan foto-foto dari prasarana yang terdapat di
CV Swa Prigi Agrobiz. Foto foto tersebut diperoleh dari hasil dokumentasi penulis selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di perusahaan tersebut.
6
Tabel 2. Daftar Prasarana yang Terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz
No. Fasilitas Jumlah Fungsi
1 Kantor 1 Sebagai tempat pencetakan invoice,
label dan tempat bekerjanya
direktur dan komisaris
2 Toilet 1 Sebagai empat buang air kecil dan
sanitasi
3 Parkiran 2 Sebagai tempat loading produk atau
bahan baku dan menaruh kendaraan
4 Ruang Produksi 1 Sebagai tempat memasak gula
5 Ruang Pencetakan 1 Sebagai tempat mencetak, melepas
dan mendinginkan gula
6 Gudang Bahan Baku 1 Sebagai tempat menyimpan bahan
baku utama dan bahan baku
pendukung
7 Gudang Produk Jadi 1 Sebagai tempat menyimpan produk
jadi yang siap dikemas kembali
8 Gudang Produk yang Sudah Dikemas 1 Sebagai tempat menyimpan produk
jadi yang sudah dikemas dan siap
didistribusikan
7 Ruang Pengemasan 1 Sebagai tempat pengemasan produk
jadi
8 Mes Karyawan 1 Sebagai tempat istirahat dan tempat
tinggal karyawan
9 Gudang Kemasan 1 Sebagai tempat penyimpanan
kardus dan plastik
Deskripsi umum mengenai kegiatan yang dilakukan selama PKL di CV Swa Prigi
Agrobiz akan disajikan dalam bentuk rangkuman aktivitas selama periode 4 minggu.
Rangkuman ini akan mencakup semua hal yang berkaitan dengan kegiatan yang telah
dilakukan selama pelaksanaan PKL, serta dijabarkan secara singkat dalam bentuk aktivitas
mingguan.
7
mulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Selama keseluruhan periode, penulis
bekerja selama sekitar 207 jam 30 menit, dengan total 24 hari kerja.
Observasi dilakukan secara langsung dengan mengikuti seluruh aktivitas di CV Swa Prigi
Agrobiz dan mengikuti kegiatan sesuai dengan arahan yang berlaku. Adapun data-data yang
diperoleh selama kegiatan PKL yang dilakukan di CV Swa Prigi Agrobiz, kemudian dilaporkan
di akhir kegiatan PKL baik kepada pihak kampus ataupun sebagai arsip bagi pihak instansi
tempat PKL.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan tanya
jawab secara langsung dengan pendamping PKL selaku direktur dan para karyawan di CV Swa
Prigi Agrobiz.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi yang berasal dari buku, jurnal, internet,
dan lainnya sebagai data pelengkap.
8
2.2.4 Interaksi dengan Rekan PKL
Selama menjalankan PKL penulis tidak memiliki rekan PKL dari teman satu kampus dan
teman dari luar kampus atau dengan kata lain penulis hanya menjalankan PKL sendiri. Penulis
menganggap rekan PKL selama menjalankan PKL ialah selain pendamping PKL seperti Ibu
Musliha selaku komisaris dan para karyawan yaitu Bapak Jafar, Andri, Abdul, dan Ibu Dahlia.
Adapun foto bersama dengan rekan PKL dapat dilihat pada Lampiran 7.
9
internasional, sebelum mulai proses pengemasan penulis ikut serta dalam proses mempersiakan
label, stiker, dan kardus untuk mengemas. Selain melakukan pengemasan penulis juga
melakukan diskusi bersama pendamping PKL terkait desain spanduk pernyataan visi dan misi
perusahaan yang baru, desain spanduk SOP, dan desain logo perusahaan yang baru. Selain
melakukan diksusi bersama pendamping PKL, penulis melakukan atau ikut serta dalam proses
pelepasan gula cetak dan juga membahas terkait sertifikasi halal dan proses pengawasan dari
bahan baku hingga ke proses pengemasan bersama pendamping PKL.
Pelaksanaan PKL pada minggu ketiga, penulis melakukan kegiatan mengemas gula
untuk stok kebutuhan nasional dan internasional. Selain itu penulis melakukan kegiatan
melepas gula dari cetakan, menyortir gula sesuai standar yang sudah ditetapkan, dan membantu
mengaduk gula, serta memasak atau mengaduk gula, melakukan beberapa persiapan seperti
memasukkan gula pasir dan air ke dalam peralatan yang digunakan. Selain itu, penulis juga
menghabiskan waktu untuk membahas sejarah perusahaan bersama pendamping PKL.
Pelaksanaan PKL pada minggu keempat atau pada minggu terakhir, penulis melakukan
beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain mengemas gula untuk stok persediaan nasional,
mencetak spanduk pernyataan visi dan misi serta spanduk SOP, dan melakukan penyortiran
dan pelepasan gula dari cetakan. Selain itu, melakukan beberapa persiapan sebelum memasak
gula seperti memasukkan gula dan air, serta memasang spanduk yang sudah dicetak bersama
pendamping PKL. Selanjutnya, membantu proses pengadukan adonan (larutan bahan baku gula
cetak) gula dan ikut mengantar gula ke konsumen yang berada di Summarecon Serpong.
Terakhir, dilakukan penataan kardus di gudang penyimpanan produk yang sudah dikemas dan
melakukan beberapa dokumentasi kembali untuk melengkapi dokumentasi selama PKL.
10
4. Penulis mengetahui hal hal yang harus diperhatikan untuk memproduksi gula cetak dari
narasumber yang ahli di bidangnya.
5. Penulis memahami secara langsug bagaimana lingkungan kerja yang produktif dan
keadaan secara langsung (situasi realita) yang terjadi di lapangan yang sebelumnya
penulis tidak pernah rasakan dan alami.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
memvisualisasikan dan memproyeksikan masa depan sangat penting dalam perencanaan, agar
dapat merumuskan suatu pola tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan
(Widjaja et al., 2022).
Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada produksi gula cetak di CV Swa Prigi Agrobiz
terdiri dari perencanaan bahan baku dan perencanaan pelengkap bahan baku produksi.
Kegiatan perencanaan bahan baku ialah suatu kegiatan untuk menyiapkan kualitas dan
kuantitas bahan baku baik bahan baku utama dan bahan baku pendukung untuk setiap periode
produksi. Sementara untuk perencanaan pelengkap bahan baku produksi ialah suatu kegiatan
untuk menyiapkan segala sesuatu selain bahan baku mulai dari memastikan jumlah kemasan
dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan pengemasan.
Perencanaan bahan baku yang dilakukan adalah melakukan persiapan seperti pencatatan
dan pemesanan bahan baku jika dirasa bahan baku kurang atau tidak cukup untuk memenuhi
semua permintaan, dan melakukan pemeriksaan serta memastikan terkait kualitas dan kuantitas
bahan baku sebelum dikirim. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kesalalahan fatal ketika
proses produksi, karena kualitas dan kuantitas bahan baku sangat berpengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas produk (gula cetak) tersebut dan hal tersebut tidak bisa dilakukan secara
mendadak.
Perencanaan pelengkap bahan baku produksi yang dilakukan adalah pertama melakukan
persiapan seperti pencatatan dan pemesanan pelengkap bahan baku yang terdiri dari jumlah
kemasan yang dibutuhkan, baik kemasan plastik dan kardus. Selain plastik dan kardus terdapat
juga beberapa pelengkap untuk kemasan seperti pita, lakban dan stiker. Kedua selain jumlah
kemasan juga memastikan jumlah tenaga kerja pada proses pengemasan yang dibutuhkan untuk
mengejar jumlah permintaan agar sesuai dengan jadwal permintaan. Kedua hal tersebut sangat
berpengaruh dalam proses produksi gula cetak, jika ada yang salah dalam pencatatan maka
akan berpengaruh untuk pemenuhan permintaan gula cetak, karena hal-hal tersebut tidak bisa
dilakukan secara mendadak. Terutama untuk plastik dan kardus perlu dilakukan pemesanan
minimal tiga hingga lima hari sebelum jadwal pengiriman.
Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar proses perencanaan dapat berjalan lancar
ialah sebagai berikut:
1. Pelanggan melakukan pemesanan produk (gula cetak) kurang lebih tiga minggu
sebelum jadwal dilakukannya pengiriman, dengan jumlah pesanan gula cetak
tersebut sebanyak 2-4 ton.
2. Menghubungi pihak pemasok dari jauh hari sebelum pengiriman terkait ketersediaan
bahan baku dan pelengkap bahan baku.
13
3. Memperhatikan harga bahan baku dan pelengkap bahan baku.
4. Memperhatikan jadwal semua data permintaan gula cetak dan jadwal pengiriman.
5. Memperhatikan kondisi gudang penyimpanan bahan baku dan pelengkap bahan
baku.
14
tersebut (Widjaja et al., 2022). Tujuan dari penggerakan atau actuating adalah untuk
memastikan bahwa anggota kelompok yang telah diorganisasi dapat menyelesaikan tugas
mereka dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai
dengan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya.
Setelah melakukan perencanaan dan pengorganisasian, langkah selanjutnya adalah
melakukan penggerakan atau actuating. Proses pelaksanaan atau proses produksi gula cetak
di CV Swa Prigi Agrobiz dapat dikatakan proses produksinya masih konvensional dikarenakan
proses produksinya masih menggunakan teknologi dan metode tradisional. Teknik yang
dipakai dalam produksi gula cetak ini ialah teknik kristalisasi. Teknik kristalisasi gula adalah
suatu metode untuk mengendapkan kristal gula dari larutan gula jenuh. Proses ini melibatkan
pengendapan kristal gula dari larutan gula yang jenuh, yang kemudian diaduk untuk mencegah
kristal yang terbentuk menjadi terlalu besar. Proses pengadukan terus dilakukan hingga
kristalisasi terjadi dan adonan (larutan bahan baku gula cetak) gula mulai mengeras. Setelah
mencapai konsistensi yang diinginkan, adonan (larutan bahan baku gula cetak) gula kemudian
dicetak dengan menggunakan cetakan khusus untuk membentuk berbagai bentuk dan ukuran.
Teknik kristalisasi gula sangat penting dalam proses produksi gula cetak, karena teknik ini
memungkinkan produksi gula cetak dengan kualitas yang baik, rasa dan aroma yang enak.
Proses produksi gula cetak baik gula kelapa atau gula aren tidak ada perbedaan yang
signifikan terkait proses produksi atau proses pengolahannya, hal yang membedakan hanya
jenis bahan baku utamanya. Untuk bahan baku gula cetak kelapa itu bahan bakunya berasal
dari gula cetak setengah jadi dari pengepul yang bahan dasarnya dari nira kelapa sedangkan
bahan baku gula cetak aren itu bahan bakunya berasal dari gula cetak setengah jadi yang bahan
dasarnya dari nira aren. Alat dan bahan yang diperlukan selama proses produksi gula cetak dari
pemasakan atau pengolahan hingga pengemasan di CV Swa Prigi Agobiz ialah tervisualisasi
pada Tabel 3. dan beberapa foto-foto tersebut dapat di lihat pada Lampiran 5. dan Lampiran 8.
15
Tabel 3. Alat dan Bahan pada Proses Produksi Gula Cetak
Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Tahapan Pengolahan atau Pemasakan Gula Cetak
No.
Alat Bahan
1 Kuali atau Wajan Gula Kelapa atau Gula Aren Setengah Jadi
2 Gayung Gula Pasir
3 Ember Air
4 Pengaduk Gas
5 Sarung Tangan
6 Saringan
7 Tungku atau Kompor
8 Regulator dan Selang Gas
Tahapan Pencetakan Gula Cetak
No.
Alat Bahan
1 Gayung Adonan Gula (larutan bahan baku gula cetak)
yang Sudah Masak
2 Sarung tangan
3 Cetakan
4 Rak
Tahapan Pengemasan
No.
Alat Bahan
1 Meja Kardus
2 Sarung Tangan Plastik Kemasan
3 Tape Dispenser Stiker
4 Sealer Tinta
5 Gunting Lakban
6 Cutter Pita
7 Stamp Printy Kertas
8 Spidol
9 Timbangan Digital
10 Terminal Listrik
11 Printer
12 Laptop
13 Keranjang
14 Troli
Presentase bahan baku yang dipakai dan sudah dipatenkan atau ditetapkan oleh CV Swa
Prigi Agrobiz ialah 70% bahan baku utama yaitu gula kelapa setengah jadi atau gula aren
setengah jadi dan 30% bahan baku pendukung seperti gula pasir dan air dan waktu yang
dibutuhkan kurang lebih 3 jam untuk sekali produksi dari pengolahan hingga pelepasan gula
cetak dari cetakan. Terkait dengan produksi atau pengolahan gula cetak di CV Swa Prigi
Agrobiz terdapat langkah-langkah proses produksi gula cetaknya sebagai terlampir di Gambar
1. dan foto-foto kegiatannya berada di Lampiran 9.
16
Gambar 1. Diagram Alir Produksi Gula Cetak di CV Swa Prigi Agrobiz
Sumber: Dokumentasi PKL (2023)
17
10. Tuang adonan (larutan bahan baku gula cetak) gula cetak ke cetakan dan tunggu
hingga dingin.
11. Lepas gula cetak dari cetakan dan kemas ke dalam kardus penyimpanan sementara,
dengan berat bersih 10,2kg per kardus.
12. Simpan gula cetak ke dalam gudang produk jadi atau gudang penyimpanan
sementara.
13. Siapkan plastik yang sudah diberi stiker, kardus, spidol dan pita yang sudah dipotong.
14. Kemas gula cetak dengan plastik, kemudian taru ke keranjang.
15. Tulis atau coret tanggal kadaluarsa pada kardus yang sudah disiapkan, kemudian
berikan lakban pada bagian bawah kardus.
16. Masukkan gula cetak yang sudah dikemas ke dalam kardus dan simpan di gudang
produk yang siap didistribusikan pada tempat yang sesuai tanggal kadaluarsa yang
sudah ditetapkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan mulai dari tahapan pengolahan hingga tahapan
pengemasan ialah sebagai berikut:
1. Senantiasa selalu mematuhi SOP yang berlaku saat melakukan pengolahan,
pencetakan, dan pengemasan.
2. Senantiasa menjaga kebersihan diri, alat, dan lingkungan kerja.
3. Melakukan pelaporan terkait persediaan bahan baku, pelengkap bahan baku produksi,
dan stok produk dengan waktu paling telat tiga hari.
4. Memperhatikan kualitas dan kuantitas bahan baku utama dan bahan baku pendukung.
5. Memperhatikan kondisi kardus penyimpanan sementara.
6. Memperhatikan maksimal tumpukan kardus penyimpanan yaitu maksimal lima
tumpuk.
7. Senantiasa melakukan pemeriksaan terhadap semua kondisi kardus persediaan.
18
Proses pengawasan yang dilakukan di CV Swa Prigi Agrobiz dominan dilakukan oleh
Bapak Andi Rohidi selaku direktur dan beberapa karyawan juga saling mengingatkan. Hal ini
dilakukan hampir setiap hari agar tidak adanya kesalahan yang terjadi pada proses pengolahan
hingga ke proses pengemasan. Pengawasan ini biasanya dilakukan pada waktu yang tidak
terjadwal sehingga tidak adanya kelalalain karyawan yang sudah direncanakan. Pengawasan
biasanya dilakukan secara langsung tanpa ada informasi sebelumnya atau bisa dikatakan
mendadak.
Proses pengawasan biasanya dimulai dari bagian pengemasan karena tempat pengemasan
akhir berada di tempat paling dekat dengan kantor, jika ditemukan sebuah penyimpangan atau
kesalahan maka biasanya diberikan arahan secara langsung secara lisan. Hal hal yang sering
diawasi ialah pada bagian pita pengemas pada kemasan plastik, proses penyortiran gula cetak,
dan kondisi penyimpanan kardus atau kardus serta penataan kardus di gudang produk jadi yang
siap di distribusikan. Kemudian pada bagian produksi juga dilakukan pengawasan secara acak,
hal yang sering diawasi ialah kebersihan lingkungan tempat produksi, proses pemilihan
kualitas bahan baku, dan proses pengolahan gula cetak tersebut. Kemudian pada bagian
pencetakan hal yang sering diawasi ialah kebersihan cetakan dan rak pendingin, proses
penuangan adonan (larutan bahan baku gula cetak), dan proses penyortiran gula cetak yang
sudah dilepas. Untuk bagian pengiriman biasanya para karyawan yang bertanggung jawab
terkait proses pengawasan, hal sering diawasi ialah jumlah produk yang dipesan dan tanggal
kadaluarsa produk.
Hal-hal yang sering diawasi tersebut merupakan beberapa titik kritis dalam proses
produksi gula cetak yang dimulai dari proses pengolahan hingga ke proses pengemasan.
Standar untuk kualitas produk gula cetak yang lolos Quality Control (QC) di CV Swa Prigi
Agrobiz ialah bentuk fisik berwarna coklat kemerahan, aroma kelapa atau arennya menyengat,
kondisi fisiknya mulus tidak ada bercak bercak putih dan hitam, serta bentuknya setengah
lingkaran sempurna, dapat di lihat pada Lampiran 10. Dengan dilakukannya proses
pengawasan tersebut dirasa beberapa hal yang sekiranya dapat merusak kualitas produk dan
menurunkan kepercayaan pelanggan maka akan diperkecil kemungkinannya.
19
kendala yang mungkin terjadi di kedepannya. Terdapat beberapa kendala produksi yang pernah
terjadi dan sudah diatasi yang sebelumnya dapat menghambat aktivitas produksi gula cetak di
CV Swa Prigi Agrobiz ialah sebagai berikut:
1. Bahan baku dengan kualitas terbaik yang tidak tersedia atau mahal. Gula cetak atau
gula merah dibuat dari nira kelapa atau aren. Jika pasokan bahan baku terganggu atau
harganya melambung, maka produksi gula cetak atau gula merah dapat terhambat.
Hal ini sudah diatasi dengan seiring berjalannya waktu dan didapatnya pedagang
pengepul/pengumpul bahan baku gula cetak yang memberikan bahan baku gula cetak
dengan kualitas yang terbaik dengan harga yang cocok.
2. Masalah dalam proses pembuatan atau pemasakan. Pembuatan gula cetak atau gula
merah membutuhkan proses yang cermat dan terkadang rumit. Jika prosesnya tidak
dijalankan dengan baik, bisa mengakibatkan hasil yang buruk atau produk yang tidak
aman untuk dikonsumsi dan tidak dapat didistribusikan kepada para pelanggan. Hal
ini sudah diatasi dengan dilakukannya uji coba atau eksperimen beberapa kali
sehingga mendapatkan presentase atau komposisi bahan baku yang dipakai dengan
metode yang tepat.
3. Persoalan regulasi dan perizinan. Setiap industri makanan dan minuman memerlukan
izin dan regulasi dari pemerintah, termasuk untuk produksi gula cetak. Jika izin tidak
diperoleh atau tidak memenuhi persyaratan, produksi tidak dapat dilanjutkan.
Perizinan berupa PIRT dan juga sertifikasi halal. Hal ini sudah diatasi dengan
dilakukannya proses pengajuan perizinan PIRT dan sertifikasi halal kepada lembaga
yang berkaitan.
4. Ketersediaan tenaga kerja pemasok yang terbatas. Produksi gula cetak atau gula
merah membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengambil nira, mengolahnya, dan
membentuknya menjadi gula cetak atau gula merah. Jika tidak tersedia tenaga kerja
yang memadai, maka produksi akan terhambat. Hal ini sudah diatasi dengan
ditemukkannya pedagang pengepul atau pengumpul bahan baku gula cetak yang
tepat.
5. Ketergantungan pada cuaca. Produksi gula cetak atau gula merah tergantung pada
hasil tanaman aren atau kelapa. Musim yang buruk atau cuaca yang ekstrem dapat
mempengaruhi ketersediaan bahan baku dan kualitas produksi. Hal ini diatasi dengan
diterapkannya metode pengolahan atau produksi yang berbeda untuk kualitas bahan
baku yang berbeda tetapi masih dipakai untuk produksi.
20
6. Persoalan kualitas produk. Kualitas produk yang buruk dapat mempengaruhi citra
merek dan kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, produksi gula cetak atau gula
merah harus dijaga kualitasnya dari awal hingga akhir proses produksi. Hal ini sudah
diatasi sekaligus setelah ditemukannya komposisi dan metode pengolahan atau
produksi gula cetak yang tepat.
7. Persoalan keamanan pangan. Produk gula cetak atau gula merah harus diproduksi
dengan standar keamanan pangan yang tinggi, mengingat produk ini dikonsumsi
langsung oleh manusia. Persoalan keamanan pangan bisa menjadi kendala dalam
memproduksi, dan jika produk tidak aman dikonsumsi, dapat berdampak buruk pada
citra merek dan kepercayaan konsumen. Hal ini sudah diatasi dengan dilakukanya
beberapa sertifikasi dan uji lab salah satunya dilakukan oleh PT Sucofindo Analytical
Laboratories, hasil lab yang sudah diolah kembali dapat di lihat di Lampiran 11.
Selain beberapa kendala yang terjadi dan sudah diatasi di atas, menurut penulis ada juga
beberapa kendala yang nanti dapat menjadi penghambat di masa yang akan datang, ialah
sebagai berikut:
1. Persaingan dari produk lain. Selain gula pasir, ada juga banyak produk gula lain yang
bersaing dengan gula cetak atau gula merah. Persaingan ini dapat mempersulit
pemasaran produk gula cetak atau gula merah di pasar.
2. Ketidakpastian dalam persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku mungkin tidak
stabil, terutama jika dipengaruhi oleh musim dan cuaca yang tidak menentu. Hal ini
dapat mempengaruhi produksi dan pasokan produk kepada para pelanggan.
3. Persoalan kesehatan dan keselamatan kerja. Industri makanan dan minuman
termasuk indutstri gula cetak harus memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan
kerja dari para pekerjanya. Kondisi kerja yang buruk atau kurang aman dapat
mempengaruhi produktivitas dan kualitas produksi, serta membahayakan kesehatan
pekerja.
4. Persoalan keuangan dan pendanaan. Memproduksi gula cetak atau gula merah
membutuhkan investasi yang cukup besar, terutama jika dirasa perlu membeli
peralatan modern atau meningkatkan kapasitas produksi. Jika pendanaan terbatas,
produksi dan pengembangan bisnis bisa terhambat.
5. Perubahan tren dan selera konsumen. Selera dan tren konsumen dapat berubah seiring
waktu. Industri gula harus bisa menyesuaikan produknya dengan tren dan selera yang
21
berubah, sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan daya saing produknya
di pasar.
6. Persoalan regulasi perdagangan internasional. Produksi dan perdagangan gula
dipengaruhi oleh regulasi perdagangan internasional, seperti tarif dan hambatan
perdagangan lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga bahan
baku, serta mempersulit akses ke pasar internasional.
7. Rendahnya tingkat efisiensi produksi. Efisiensi produksi yang rendah dapat
mengakibatkan biaya produksi yang tinggi, rendahnya daya saing produk, dan
bahkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan perbaikan proses dan
teknologi produksi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mempertahankan
daya saing produk.
8. Perubahan iklim global. Perubahan iklim global dapat mempengaruhi produksi gula
cetak atau gula merah melalui variasi cuaca yang tidak terduga dan berdampak pada
produktivitas tanaman, ketersediaan air, dan ketersediaan energi.
9. Keterbatasan akses ke teknologi dan peralatan modern. Penggunaan teknologi dan
peralatan modern dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas
produk. Namun, terbatasnya akses dan biaya yang mahal dapat menjadi kendala
dalam produksi gula cetak atau gula merah, terutama bagi perusahaan yang belum
begitu besar.
Selain menjabarkan beberapa kendala yang akan muncul di masa yang akan datang,
penulis juga memberikan beberapa solusi umum yang dirasa dapat membantu berlangsungnya
proses aktivitas produksi gula cetak di Commanditaire Vennootschap (CV) Swa Prigi Agrobiz
sebagai berikut:
1. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi
produksi dan mengurangi kesalahan yang terjadi selama proses produksi.
2. Meningkatkan manajemen dan sistem pengendalian produksi yang sudah diterapkan.
Perusahaan harus memperbaiki manajemen dan sistem pengendalian produksi agar
dapat mengendalikan proses produksi dengan lebih baik dan mengurangi kesalahan.
3. Diversifikasi produk. Diversifikasi produk dapat membantu perusahaan mengatasi
perubahan tren dan selera konsumen. Perusahaan dapat mengembangkan produk-
produk baru untuk menyesuaikan dengan tren dan selera konsumen yang berubah,
sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan daya saing produknya di pasar.
22
4. Mengoptimalkan rantai pasok. Perusahaan dapat mengoptimalkan rantai pasok dari
bahan baku hingga produk jadi untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
efisiensi.
5. Mengembangkan jaringan kemitraan. Perusahaan dapat mengembangkan jaringan
kemitraan dengan pemasok bahan baku, mitra distribusi, atau pemangku kepentingan
lainnya untuk mengoptimalkan produksi dan memperluas jangkauan pasar.
6. Memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan. Perusahaan harus memperkuat
kapasitas adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tidak terduga, seperti
perubahan iklim dan perubahan regulasi perdagangan internasional.
23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil rangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan di
Commanditaire Vennootschap (CV) Swa Prigi Agrobiz, dapat disimpulkan bahwa:
1. Standar produk gula cetak yang dihasilkan oleh CV Swa Prigi Agrobiz sudah sangat
baik. Hal tersebut didapat dari beberapa kali eksperimen atau percobaan untuk
menciptakan kualitas yang terbaik dan sudah melalui beberapa uji lab dan bersertifikasi
halal, demi menjamin keamanan pangan para pelanggan.
2. Aktivitas manajemen di CV Swa Prigi Agrobiz ini dimulai dari tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Sudah berjalan dengan baik tetapi
masih ada yang belum maksimal dibagian pengorganisasian.
3. Sebagian besar kendala produksi gula cetak yang paling berpengaruh di CV Swa Prigi
Agrobiz ialah berasal dari pemasok bahan baku dan kualitas bahan baku itu sendiri.
4. Hasil produksi gula cetak dari CV Swa Prigi Agrobiz ini sudah dipasarkan ke pasar
tradisional dan modern di daerah JaBoDeTaBek dengan minimal jumlah pesanan yaitu
200kg atau 20 kardus dengan sistem pembayaran yaitu Cash on Delivery (COD), dan
berhasil merambah pasar internasional ke negara Arab, Hongkong, Australia, dan
Singapore.
4.2 Saran
Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dari penulis setelah mengikuti berbagai
rangkaian kegiatan selama melakukan Praktik Kerja Lapang (PKL) di CV Swa Prigi Agrobiz,
antara lain:
1. Adakan pelatihan dan pengembangan untuk para karyawan, agar kekonsistenan
kualitas produk gula cetak tetap terjaga.
2. Mengadopsi dan mencoba kembali beberapa teknologi produksi agar kegiatan
produksi dapat terus berlangsung dan aktivitas bisnis CV Swa Prigi Agrobiz tetap
berkelanjutan.
3. Menyusun pengorganisasian berupa struktur dan pembagian tugas yang lebih rinci
dan tertulis.
24
DAFTAR PUSTAKA
David, F. R., & David, F. R. 2015. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan
Bersaing-Konsep (15th ed.). Salemba Empat.
Kristianingrum. 2009. Analisis Nutrisi Dalam Gula Semut. In Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negri Yogyakarta.
Purnomo, B. H., Rusdianto, A. S., & Hamdani, M. 2019. Desain Tata Letak Fasilitas Produksi
Pada Pengolahan Ribbed Smoked Sheet (Rss) Di Gunung Pasang Panti Kabupaten
Jember. Jurnal Agroteknologi, 7(2), 167–177.
Widjaja, W., Munim, A., Sutaguna, I. N. T., Aghivirwiati, G. A., & Khasanah. 2022.
Manajemen Produksi dan Operasi. Yayasan Cendikia Mulia Mandiri.
25
LAMPIRAN
Pernyataan Visi dan Misi yang Baru Pernyataan Visi dan Misi yang Lama
26
Lampiran 3. Tata Letak dan Denah CV Swa Prigi Agrobiz
27
Lampiran 4. Sarana yang Terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz
28
Lampiran 5. Prasarana yang Terdapat di CV Swa Prigi Agrobiz
29
Lampiran 7. Rekan PKL
Divisi Produksi Divisi Pengemasan Komisaris
Bapak Jafar Lumanta Ibu Dahlia Mas Abdul dan Mas Ibu Musliha
Andri
30
Lampiran 8. Kegiatan PKL
31
Lampiran 9. Kegiatan Produksi Gula Cetak
Tahapan Pengolahan atau Pemasakan Gula Cetak
32
Kardus Dikemas di Kardus Kardus dikemas Kardus
Penyimpanan sementara Penyimpanan Penyimpanan
Sementara Sementara Sementara di
Gudang Produk Jadi
Tahapan Pengemasan Untuk Stok Persediaan yang Siap Didistribusikan
33
Lampiran 10. Kualitas Fisik dari Gula Cetak
Gula Cetak Kelapa dan Aren yang Lolos Gula Cetak yang Tidak Lolos Quality
Quality Control Control
34
Lampiran 12. Produk Gula Cetak
Gula Kelapa Kemasan 500gr Gula Kelapa Kemasan 250gr Gula Aren Kemasan 500gr
35
Lampiran 13. Daftar Kegiatan PKL
36
Lampiran 13. Lanjutan
37
Lampiran 13. Lanjutan
38
Lampiran 13. Lanjutan
39
Lampiran 13. Lanjutan
40
Lampiran 13. Lanjutan
41
Lampiran 13. Lanjutan
42
Lampiran 13. Lanjutan
43
Lampiran 13. Lanjutan
44
Lampiran 13. Lanjutan
45
Lampiran 14. Surat Permohonan PKL
46
Lampiran 15. Surat Penerimaan PKL
47
Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Selesai PKL
48
Lampiran 17. Penilaian dari Pendamping PKL
49