Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

SANITASI DAN HYGIENE PROSES PEMBUATAN


RENGGINANG DI UD. RENGGINANG SUPER TOP JEMPOL
DESA PRAGAAN DAYA

Oleh;

MOH. LUTHFI
(IST2001027)

PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI ANNUQAYAH
SUMENEP 2023

1
RINGKASAN
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di UD. RENGGINANG SUPER
TOP JEMPOL ini dilakukan selama 30 hari dimulai pada tanggal 31 Januari
sampai 02 februari 2023 pada industri Rengginang di Desa Pragaan daya kec,
Pragaan kampung Paserean, kabupaten Sumenep madura 69465.
Tujuan pelaksanaan PKL ini bertujuan mahasiswa memiliki kemampuan
dalam melaksanakan manajemen program untuk mengolah produksi rengginang
yang baik dan benar kepada intansi atau perusahaan. Manfaat yang diperoleh
selama pelaksanaan PKL rengginang adalah mahasiswa dapat mengetahui proses
Produksi, proses pengemasan nya, proses pemasaran, dan sanitasi dan higiene.
khususnya kepada instansi serta mengenal program-program Cara
mengolah Rengginang yang baik dan benar dan cara pengemasannya gimana, Dan
tau tempat seperti apa atau kotor, dan kurang bersih. Metode pelaksanaan kegiatan
yang digunakan dalam PKL ini yaitu menggunakan sistem kerja kelompok.
Kegiatan yang dilakukan selama PKL ini terdiri dari: menganalisis
Tempat/Lokasi, merawat sanitasi dan higiene nya, Cara mengemas produk yang
baik agar aman dari pestisida kuman dan hama lainnya, pemasarannya dimana,
cara mengolah produknya gimana.
Selama melaksanakan kegiatan PKL, Alhamdulillah teman teman
mengerjakan dengan baik dan benar dan tidak ada unsur masalah dengan pihak
instansi. Alhamdulillah kami sudah mengatahui cara membuat rengginang yang
baik dan benar dan tahu cara mengemas atau memasarkan produk yang akan di
jual atau di pasarkan.
Kami segenap peneliti/pekerja Terimakasih kepada kepala instansi HJ.
HADADAH yang sudah membimbing kami di instansi selama 1 bulan dan
terimakasih kepada Institut Sains dan teknologi Annuqayah (IST) yang sudah
Memberikan tugas PKL kepada Kami sebagai mahasiswa IST khususnya, semoga
Apa yang di lakukan atau di pekerjakan Semoga menjadi wawasan atau
pengalaman kerja nantinya setelah Lulus di bangku Kuliah.

2
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul “Sanitasi dan hygiene Dalam Pembuatan Produk
Rengginang di desa Paserean”. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun atas
dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis berterimakasih
kepada.
1. Mohammad Nurul Hidayatullah, M.Si. selaku Dosen Pembimbing
yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan.
2. Vita Kurnia Utami, S.P.,M.P selaku Ketua Program Studi (KAPRODI)
Teknologi Hasil Pertanian (THP) Institut Sains dan Teknologi
Annuqayah.
3. Direksi dan segenap karyawan pemilik (HJ. HADADAH) Rengginang
top jempol paserean pragaan sumenep atas kerjasama dan bantuan
yang telah diberikan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Sumenep, 1 juni 2023

Penulis

DAFTAR ISI

3
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
RINGKASAN...................................................................................................ii
PRAKATA........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
DAFTAR TABEL.............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................2
1.3.1 Umum........................................................................2
1.3.2 Khusus .......................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................2
1.4.1 Mahasiswa .................................................................2
1.4.2 Perguruan Tinggi.......................................................3
1.4.3 Perusahaan.................................................................3
1.5 Materi yang akan dipelajari.......................................3
1.6 Tema Kerja Praktik....................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Rengginang..................................................4
2.3 Apa pengertian sanitasi dan hygine ..........................6
2.4 penerapan sanitasi industri.........................................8
III. PELAKSANAAN
3.1 Bentuk Kegiatan.........................................................11
3.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan.....................................12
3.3 Tabel Rencana Kegiatan............................................12
3.4 Peserta........................................................................13
IV. PEMBAHASAN
41. Profil Perusahaan..........................................................14
4.2. Lokasi Pabrik...............................................................15
4.3. Sumber Daya Manusia (SDM)..........................................16
4.4. Penerapan Sanitasi Industri di UD rengginang.................17
BAB V.
5.1. Kesimpulan.......................................................................18
5.2. Saran.................................................................................19
5.3. Daftar Pustaka...................................................................20
LAMPIRAN..............................................................................
GAMBAR ................................................................................

LAMPIRAN

4
Lampiran 1. Biodata
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Moh. Luthfi
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4. NIM IST2001027
5. Tempat/Tanggal Lahir Sumenep/07desember 2002
6. Email Moh.luthfi7777@gmail.com
7. Nomor Handphone 087777067427

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang atau Pernah Diikuti


Status dalam Waktu dan
No. Jenis Kegiatan
Kegiatan Tempat
Himpunan Mahasiswa
1. PDAT 2022
Prodi THP

5
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Salah satu perkembangan zaman era globalisasi saat ini untuk sangat
mendorong masyarakat untuk berkreatifitas dalam mengolah bahan makanan.
Upaya ini menjadi suatu yang mempunyai nilai inovatif misalnya mengolah bahan
makanan yang tidak tergantung pada satu macam bahan makanan saja tetapi
mengolah sanitasi nya. Rengginang merupakan salah satu makanan selingan atau
kudapan yang cukup populer di Indonesia. Rengginang adalah jenis produk yang
proses memasaknya dengan cara digoreng dan memiliki bentu khas bulat atau
berbentuk bundar bola jika disisi sesuatu. Faktor yang sangat penting dalam
pelayanan bisnis rumah Tangga adalah kenyamanan dan jaminan kebersihan
untuk kesehatan demi kelangsungan hidupnya sebuah produk rengginang yaitu
“higiene dan sanitasi” (kesehatan dan kebersihan). Dalam mengelola seluruh
fasilitas yang ada di sebuah industri tersebut secara profesional haruslah sesuai
dengan aturan kesehatan yang berlaku, sehingga pengguna jasa mendapatkan
kenikmatannya sendiri dengan jaminan kesehatan dan kebersihan. Dalam bisnis
rumah tangga dan catering, persaingan mencakup kualitas atau mutu pelayanan
yang meliputi kebersihan sebagai jaminan kesehatan. Kualitas pada produk
rengginang top jempol adalah sesuatu yang sangat relatif dan beragam antara
orang yang satu dengan yang lain. Penyeragaman kualitas rasa terhadap makanan
sangatlah sulit untuk ditentukan secara pasti sebagai akibat persepsi yang berbeda-
beda antara orang yang satu dengan yang lain. Rasa pada kamus Bahasa Indonesia
didefinisikan sebagai kemampuan tanggapan indera manusia terhadap rangsangan
syaraf (manis, pahit, asam, kecut). Sedangkan kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dibandingkan
dengan harapannya (Kotler, 2002).

Menurut (Kotler, 2002) Kepuasan pelanggan merupakan salah satu


rahasia keberhasilan suatu bisnis. Produk rengginang top jempol adalah industri

1
pembuatan produk rengginang yang menyediakan bermacam produk rengginang
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi atas performance produk atau jasa
dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya
terpenuhi atau sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui. Ada lima driver
utama pelanggan yaitu kualitas produk, harga, Service quality, emotional factor,
biaya dan kemudahan. Dengan mengutamakan higiene dan sanitasi serta
pelayanan yang baik maka pembeli akan memudahkan perusahaan mencapai
tujuan perusahaan yaitu mencapai laba yang maksimal melalui peningkatan
jumlah pembeli atau konsumen. Berdasarkan uraian diatas, untuk menjaga
kualitas makanan dan kepuasan pelanggan perlu peningkatan higiene dan sanitasi.

I.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, dapat kita tarik beberapa
rumusan masalah, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan sanitasi dan hiegine dalam industri?
2. Apakah di UD. RENGGINANG SUPER TOP JEMPOL sudah
sesuai dengan SSOP (Standard Sanitation Operating Procedure)?
I.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Secara umum, tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan
mahasiswa di dunia industri, adalah sebagai berikut:
1. Melihat dan memahani secara langsung proses penerapan
sanitasi di perusahaan dengan dasar teori yang telah diterima di
bangku kuliah
2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
membandingkan antara teori yang diperoleh dengan
aplikasinya di lapangan. Untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan berfikir dalam menerapkan ilmu yang yang dipelajari
serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain Untuk
mendapatkan pengalaman di dunia kerja
1.3.2. Khusus

2
Kegiatan Prkatik Kerja Lapangan diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi di dunia industri:
1. Untuk mengetahui penerapan sanitasi di UD. Rengginang super
top jempol desa pragaann daya kec pragaan kab. Sumenep
2. Untuk mengetahui kekurangan penerapan Sanitasi yang
digunakan pada produk rengginang super top jempol
I.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa
Manfaat yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan PKL ialah
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui proses pengolahan Rengginang top jempol
2. Dapat mengetahui bahan baku dalam proses pengolahan Produk
Rengginang top jempol desa paserean
1.4.2 Perguruan Tinggi
Manfaat yang diperoleh perguruan tinggi dari kegiatan PKL ialah
sebagai berikut:
1. Dapat membangun hubungan kerjasama dengan instansi PKL
2. Dapat menerapkan kurikulum pendidikan yang ada di Program
Studi Teknologi Hasil pertanian, Fakultas Teknik, Institut Sains
dan Teknologi Annuqayah
1.4.3 Perusahaan
Manfaat yang diperoleh perusahaan dari kegiatan PKL ialah
sebagai berikut:
1. Dapat memperoleh SDM atau Tenaga Kerja tambahan dalam
kegiatan produksi
2. Dapat memperoleh informasi tambahan dari mahasiswa terkait
dengan usaha yang dilakukan
I.5 Materi yang akan dipelajari
Adapun materi yang akan dipelajari selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan ialah sebagai berikut:
1. Pengenalan perusahaan/home industri, seperti profil perusahaan
2. Pengenalan alat produksi

3
3. Pengenalan proses produksi
4. Menerapkan sanitasi industry

I.6 Tema Kerja Praktik


Pada praktik kerja lapangan kali ini penulis mengangkat tema
Sanitasi dan hygiene dalam Pembuatan Produk rengginang top jempol desa
pragaan daya kec. Pragaan kab. Sumenep

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rengginang
Rengginang adalah sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari Beras ketan
yang dibentuk bulat dan dikeringkan dengan cara dijemur di bawah panas
matahari, lalu digoreng panas dalam minyak goreng. Agak berbeda dari jenis

4
kerupuk lain yang umumnya terbuat dari adonan bahan yang dihaluskan seperti
tepung tapioka atau tumbukan biji melinjo, rengginang tidak dihancurkan
sehingga bentuk butiran ketannya masih tampak (Pepy Nasution, 2011).

Gambar 1. Rengginang Sumber (Nasution, 2011)

Di Sumatra Barat, penganan serupa rengginang dikenal sebagai batiah,


yang terutama menjadi ciri khas Payakumbuh. Rengginang juga ada yang
menggunakan beras ketan hitam. Rengginang harus menggunakan beras ketan
bukan beras biasa, jika menggunakan nasi sisa yang dikeringkan, maka biasa
disebut ranginang (Gaudenz 2003)
Di Jawa Tengah, dikenal intip goreng, yakni kerak nasi (Jw.:intip) sisa
menanak yang melekat pada dandang lalu dikeringkan dan digoreng. Perbedaan
antara intip goreng dan rengginang hanyalah pada ukurannya. Intip berukuran
lebih besar daripada rangginang karena dicetak dari dasar dandang atau periuk
penanak nasi. Di beberapa tempat Jawa Barat, dikenal pula penganan mirip
rengginang, tetapi dengan bahan dasar singkong atau gaplek, yang disebut
rengginang . Di Jawa Timur, tepatnya di desa paserean kec. Pragaan selain
rengginang terasi, varian yang cukup dikenal adalah rengginang lorjuk, dimana
terdapat lorjuk di tengah rengginang. Lorjuk adalah jenis kerang yang bentuknya
memanjang sekitar dua hingga tiga inch dan menyerupai pisau sehingga varian ini
di beberapa negara lain disebut dengan "jackknife". Tidak semua di kab. Sumenep
yang memiliki lorjuk, akan tetapi di kab. Sumenep, Madura, jenis kerang ini
mudah ditemui dikarenakan jenisnya sudah mirip semua. Rengginang pada
umumnya dibuat dengan ditambahkan bumbu penyedap atau pemanis yang asin,
biasanya diberi bumbu terasi ada juga yang menggunakan kencur, sedangkan yang

5
manis dibumbui dengan gula kawung atau gula merah, Rengginang dapat
digoreng tanpa diberi bumbu maupun rasa, asin atau manis. Ada jenis rengginang
yang diberi rasa dengan udang, terasi, atau kerang lorjuk yang disebut kerang
bambu (Infowonogiri.com. Friday, 1 July 2011).
Tabel 1. Syarat Mutu Rengginang
No Jenis uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Bau - Normal
1.2 Warna - Normal
1.3 Rasa - Normal
2 Kadar air % Maks 40
3 Kadar lemak
3.1 Tanpa proses penggorengan % Maks 30
3.2 Dengan proses penggorengan % Maks 33
Sumber: SNI (2000)

2.2 Pengertian Sanitasi dan Higiene


Menurut Widyati (2002), higiene adalah suatu usaha pencegahan
penyakit yang menitik beratkan pada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia. Sedangkan sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan kondisi
yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi produk atau terjadinya
penyakit yang disebabkan oleh makanan atau produk. Sanitasi merupakan
usaha kongkret dalam mewujudkan kondisi higienis. Higiene dan sanitasi
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya.
Misalnya Higiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya
tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih, maka mencuci
tangan tidak sempurna.

2.3 Standar Sanitasi industri

Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan


cara menghilangkan hal-hal yang berkaitan dan berpotensi mengontaminasi
produk. Secara luas, ilmu sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang
akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan
kesehatan yang baik bagi manusia. SSOP (Standard Sanitation Operating
Procedure) merupakan prosedur standar penerapan prinsip pengelolaan yang
dilakukan

6
melalui kegiatan sanitasi dan higiene. Dalam hal ini, SSOP menjadi program
sanitasi wajib suatu industri untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
dan menjamin sistim keamanan produksi pangan (Triharjono, 2013).

Prosedur-prosedur standar operasi sanitasi sangat perlu dalam penerapan


prinsip pengelolaan lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi.
PrinsipProsedur-prosedur standar operasi sanitasi sangat perlu dalam penerapan
prinsip pengelolaan lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi. prinsip
sanitasi untuk diterapkan dalam SSOP dikelompokkan menjadi 8 aspek kunci
sebagai persyaratan utama sanitasi dan pelaksanaannya, yaitu (Agustin. 2018):

2.4. Penerapan Sanitasi industri

(Winarno dan Surono, 2004).Prosedur-prosedur standar operasi sanitasi


sangat perlu dalam penerapan prinsip pengelolaan lingkungan yang dilakukan
melalui kegiatan sanitasi dan higiene. Dalam hal ini, SSOP (Sanitation Standart
Operating Procedures) menjadi program sanitasi wajib suatu industri untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan menjamin sistem keamanan
produksi pangan. Prinsip-prinsip sanitasi untuk diterapkan dalam SSOP
dikelompokkan menjadi 8 aspek kunci sebagai persyaratan utama sanitasi dan
pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut

1. keamanan air.
2. kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan
pangan.
3. pencegahan kontaminasi silang.
4. menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet.
5. proteksi dari bahan-bahan kontaminan.
6. pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksin yang benar.
7. pengawasan kondisi kesehatan personil yang dapat mengakibatkan
kontaminasi.
8. menghilangkan hama pengganggu dari unit pengolahan (Winarno
dan Surono, 2004).

a. Pengolahan makanan

7
Pengolahan makanan merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan
mentah menjadi makanan siap di konsumsi untuk menciptakan makanan yang
baik, dalam pengolahan makanan harus memperhatikan kebersihan yaitu
penjamah makanan yaitu penjamah makan yang bertugas untuk menjamah
makanan dimulai dari persiapan bahan baku hingga penyajian makanan
(Merdekawati & Widiyanto, 2017).

Kualitas makanan yang disajikan mempengaruhi pengetahuan sikap


dan tidakan dari penjamah makanan untuk mencegah terjadinya pencemaran. Pada
saat dilokasi penelitian ditemukan lantai dapur tidak bersih masih banyak
makanan yang tercecer di lantai, pada saat meracik bahan makanan penjamah
tidak menggunakan sarung tangan serta pakaian penjamah makanan tidak rapi
sehingga bahan makanan dapat tercemar secara fisik, pada saat mengolah
makanan posisi kaki penjamah makanan dalam keadaan jongkok sebelum
mengolah makanan penjamah makanan tidak mencuci tangan dengan sabun serta
air yang mengalir, bahan makanan yang tidak dicuci dengan air yang mengalir dan
hanya direndam saja didalam bak hal ini sejalan dengan penelitian (Binaraesa et
al., 2021).

b. Penyimpanan makanan

penyimpanan bahan makanan yang tidak memenuhi syarat karena bahan produk
mentah seperti rengginang yang hanya diletakan begitu saja diatas lantai tanpa
menggunakan alas serta tempat penyimpanan bahan makanan kering seperti beras,
kentang, kecap, garam, yang hanya letakan dilantai dan disudut dinding tanpa
menggunakan alas dan tidak disimpan dalam lemari khusus serta suhu tempat
penyimpanan bahan makanan lembab dan kondisi lantai sangat kotor. Apabila
bahan makanan tidak disimpan dalam lemari khusus atau gudang akan mudah
terkontaminasi oleh vektor seperti kecoa dan tikus. Berdasarkan sanitasi
penyimpanan bahan makanan harus dilakukan dalam satu tempat khusus atau
gudang dan lemari pendingin untuk makanan basah serta penyimpanan harus
diatur dan disusun dengan baik agar memenuhi persyaratan hygiene sanitasi
(Mokodongan et al., 2021)

8
BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Bentuk kegiatan

Bentuk kegiatan yang akan kami laksanakan selama kurang lebih 1


bulan ialah Praktek, observasi lapangan dan wawancara secara langsung pada
pemilik usaha dan rekan kerja.

3.2 Waktu dan Tempat pelaksanaan kegiatan

Kegiatan PKL akan dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2023 Yang


bertempat di UD. RENGGINANG SUPER TOP JEMPOL Pragaan daya, Kec.
Pragaan, Kab. Sumenep.

3.3 Metode Pengumpulan data dan analisis data

A. Pengumpulan data
1. Pengumpulan Data Secara Langsung
a. Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan

9
2. Produk apa saja yang di produksi
3. Berapa penghasilan setiap bulannya
4. Bagaimana proses pemasaran rengginang Melaksanakan wawancara
secara langsung selama proses pemasarannya
b. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung mengenai kondisi dan kegiatan pada


pembuatan rengginang

2. Pengumpulan Data Secara Tidak Langsung


a. Studi Pustaka

Mencari dan mempelajari pustaka mengenai permasalahan permasalahan


yang berkaitan dengan pelaksanaan PKL.

b. Dokumentasi dan Data-data

B.Analisis data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu analisis


yang menggambarkan mengenai situasi, kondisi atau kejadian secara umum
tentang proses pemasaran rengginang pada industri RENGGINSG SUPER TOP
JEMPOL diWM27+4WC, Batojaran, Pragaan Daya, Kec. Pragaan, Kabupaten
Sumenep, Jawa Timur 69465

3.4 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang akan kami laksanakan seperti di dalam tabel bawah in:

3.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Tempat :Rengginang super top jempol
Alamat : Jl. Desa paserean kec. Pragaan kab. Sumenep
Waktu : 31 Januari – 1 Maret 20223
3.3 Tabel Rencana Kegiatan PKL

No Minggu Minggu Minggu Minggu


Kegiatan
. Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4

1. Pengenalan Perusahaan

10
2. Pengenalan Alat produksi

3. Pengenalan Proses Produksi

4- Perawatan Alat Produksi

5. Studi Literatur

6. Observasi Lapangan

7. Pengumpulan Data

8. Pengolahan Data

9. Penyusunan Laporan

3.4 Peserta
Peserta yang mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah
mahasiswa dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Teknik, Institut Sains dan Teknologi Annuqayah (IST Annuqayah) dengan
nama dan biodata sebagai berikut:

Nama : Moh. Luthfi


NIM : IST2001027
Prodi : Teknologi Hasil Pertanian
Alamat : Desa pragaan daya dusun nong pote, kec.Pragaan

11
.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium Satu. Jakarta : Prenhalindo.


Pepy Nasution (February 22, 2011). "Rengginang (Indonesian Glutinous Rice
Crispy)". Indonesiaeats.com. Diakses tanggal 10 June 2012

Triharjono, A., Probowati, B. D., & Fakhry, M. (2013). Evaluasi sanitation


standard operating procedures kerupuk amplang di UD Sarina
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Agrointek:Jurnal
Teknologi Industri Pertanian, 7(2):76-83.

Agustina, L. 2018. Upaya Peningkatan Penerapan Sanitasi Pada Industri Pangan


Skala Kecil. Jurnal teknologi industri pertanian. Vol. 43 No. 3: 246-
254

Schefold, Reimar; Nas, P.; Domenig, Gaudenz (2003). Indonesian Houses:


Tradition and transformation in vernacular architecture (dalam
bahasa Inggris). KITLV Press. ISBN 978-90-6718-205-8.

"Intip – Panganan Khas Wonogiri. Dulu sisa makanan, kini camilan gurih bernilai
ekonomi tinggi". Infowonogiri.com. Friday, 1 July 2011. Diakses
tanggal 10 June 2012.

Winarno, F., G dan Surono. 2004. HACCP dan Penerapannya dalam Industri
Pangan. Bogor: M-Brio Press.

Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. 2004. Higiene Sanitasi makanan dan Minuman. Jakarta:
Depkes RI.

Merdekawati, A. F., & Widiyanto, T. (2017). Studi Deskriptif Hygiene Sanitasi


Pengolahan Makanan di Instalasi Gizi RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta Tahun 2016. Buletin Keslingmas,35(4).
https://doi.org/10.31983/keslingmas.v35i4.1676

Mokodongan, A., Kadir, P. A., & Pakaya, I. (2021). Sistem Penyimpanan Bahan
Makanan Untuk Menjaga Kualitas Bahan Makanan di Kitchen TC
Damhil UNG. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 7(2).
https://doi.org/10.32884/ideas.v7i2.372

Notoatmodjo. (2010). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta. Rineka Cipta

Rahmadhani, D., & Sumarmi, S. (2017). Gambaran Penerapan Prinsip Higiene


Sanitasi Makanan Di PT Aerofood Indonesia, Tangerang,
Banten.AmertaNutrition,1(4).https://doi.org/10.20473/amnt.v1i4.7141

Syahrizal, S. (2017). Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan Terhadap Kandungan


Escherichia Coli Diperalatan Makan Pada Warung

13
Makan.AcTion:AcehNutritionJournal,2(2).https://doi.org/10.30867/act
ion.v2i2.67

Amaulia, 2022, PT. Astery Groseri Raosteri Gudang Jati Jl. Gawok godengan jati
kec. Sukoharjo Jawa tengah no. 57556 MJ-SOP-06 Prosedur hygiene
dan pemeriksaan Karyawan

Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta, Yayasan


Mutiara

Purnawijayanti. 2001. Standar Hygiene dan sanitasi dalam proses memasak.


Yogyakarta : Andi Offset.

Purwiyatno H danRatih D.H. 2009.PetunjukSederhanaMemproduksi pangan yang


Aman.Jakarta :Dian Rakyat. Purnawijayanti. 2001. Standar Hygiene
dan sanitasi dalam proses memasak. Yogyakarta : Andi Offset.

Suruno, dkk. ( 2016 ) Peraturan Pemerintah (PP) no. 28, 2004, TLN NO.4424,
LL setteg: 20 hlm

Soekresno. 2009. Dasar-dasar Pengolahan Makanan. Yogyakarta : Andi Offset.

Brooker, D. B., F. W. Bakker-arkema and C. W. Hall. 1981. Drying Cereal


Grains. Avi Publishing Company Inc. West Port, Connecticut.

Foto di lapangan

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai