OLEH
JURUSAN KIMIA
NOVEMBER 2015
1
2
Oleh:
Nio Maharani Putri (120332421480)
Noura Dwi Septiarani (120332421440)
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat dalam
menempuh matakuliah Praktek Kerja Lapangan
Mengetahui,
Dekan
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT. BEHAESTEX CABANG PASURUAN
22 Juni 2015 s/d 31 Juli 2015
Menyetujui,
Mengetahui,
Pimpinan Perusahaan
PT. Behaestex Cabang Pasuruan
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat tersusun dengan baik dan
benar tanpa adanya berbagai pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan ini,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
Negeri Malang.
2. Dr. Aman Santoso, M. Si., selaku Ketua Jurusan Kimia dan Dosen
Negeri Malang.
4. Joko Kurniawan, A.Md Gizi, S.Psi, selaku Asisten Manajer SDM dan
Cabang Pasuruan.
8. Bapak Doni selaku HRD PT. Behaestex yang telah mengizinkan penulis
9. Kedua Orang tua yang telah memberikan doa restu, semangat, dan
10. Teman, sahabat, kakak, adik, serta orang-orang terdekat penulis yang
Lapangan serta laporan dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang
ditetapkan.
Semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat terutama pada
diri penulis dan penulis juga sangat mengharapkan adanya saran-saran demi
Penulis
6
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan…………………………………….………………………. 2
Lembar Peresetujuan…………………………………………………………… 3
Kata Pengantar…………………………………………………………………. 4
Daftar Isi………………………………………………………………………... 6
BAB I. Pendahuluan
4.1 Kesimpulan………………………………………………………… 31
4.2 Saran………………………………………………………………. 31
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 33
Lampiran………………………………………………………………….…… 34
7
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu kegiatan yang dapat menambah
mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas
ilmu yang dimilikinya. Sehingga ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dapat
nantinya.
lebih maju guna terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,
terampil, mandiri, kreatif, inovatif dan berpengalaman. Selain itu, di tempat PKL
ini mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki melalui proses
pengetahuan lain yang berkaitan dengan bidang kimia dalam proses produksi.
ini. Untuk itu perlu diadakannya pendidikan dan penerapan ilmu dalam bidang
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah (UUSPN, Bab IV, Pasal 10 Ayat
1).
Pasal 33).
magang atau latihan kerja (PP 39, Bab III, Pasal 4, Butir 8).
Waktu PKL dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, yaitu mulai tanggal 22
BAB II
Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebanyak 4 unit. Lalu pada tahun 1953, terjadi
lagi penambahan ATBM menjadi sebanyak 50 unit. Pada waktu itu produksi
pertenunan BHS meliputi sarung fiber, sarung cotton mercerized, dan sutra
dengan area pemasaran seluruh Jawa dan di ekspor ke Yaman dan Arab Saudi.
(P1) dengan peralatan 100 unit ATBM. Lalu di tahun 1978, mulai dirintis untuk
dilakukan perluasan di Jl. Mayjen Sungkono 14 Gresik (P2) dan mulai beroperasi
1981 dengan menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM) sebanyak 20 unit. Dan
Pengelolaan perusahaan saat ini ditangani oleh putranya, Bapak Faisol Abdurra’uf
Pada tanggal 1 Agustus 1988 dengan Akte Notaris Janita Poerbo, SH.
374 unit ATM dan 150 unit ATBM dengan produksi ± 160.000 pcs/bulan. Tahun
1992 PT. BEHAESTEX memiliki peralatan sebanyak 504 unit ATM dan 150 unit
ATBM. Bahan baku diperoleh dari PT. Industri Sandang II dan Ex luar negeri
yaitu Cina.
1. Singapura, Malaysia
Design Manufacturing
PPIC QA
Winding Finishing
Visi
Menjadi salah satu perusahaan textil yang kompetitif untuk produk yang
berkualitas
Misi
inovatif dan trendy serta menggunakan bahan yang unggul sehingga memuaskan
produk yang bermutu dan berwawasan lingkungan sesuai peraturan yang berlaku
produksi, yaitu pada proses dyeing. Laboratorium perusahaan ini memiliki standar
digunakan pada proses dyeing. Oleh karena itu, di dalam laboratorium ini terdapat
tambahan tersebut meliputi mesin A-mini, mesin matching (mesin HT/HP), dan
mesin relling.
14
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
bulan, yaitu dari tanggal 22 Juni 2015 sampai dengan 31 Juli 2015 yang
dilaksanakan di PT. Behaestex Cabang Pasuruan. Praktek ini dimulai pukul 07.30
warna dan
menghasilkan benang
yang berwarna sesuai
dengan warna yang
dibutuhkan.
Mengamati proses uji Tidak terdapat
kelunturan warna kelunturan warna pada
pada kain polyester. kain putih.
Mencoba membuat Larutan tidak
larutan garam sodium berwarna.
sulphate dengan
konsentrasi 33,33%.
Mengamati proses Menghasilkan benang
pencelupan warna sutera yang berwarna.
(dyeing) benang
sutera 2,5 gram.
Mengamati proses Masih terdapat warna Hal ini bertujuan
gosok warna pada yang menempel pada untuk menguji
kain polyester. kain putih akibat kualitas zat
proses gosok warna. warna.
Mencoba membuat Hasilnya ada pada Warna kuning,
resep peracikan yang lampiran gambar 4. merah, dan hitam.
digunakan untuk
proses dyeing dengan
kombinasi 3
pewarna.
Mengamati hasil Kain warna ungu tidak
proses uji kelunturan mengalami kelunturan.
kain yang telah Sedangkan kain warna
dilakukan pada merah masih
sehari sebelumnya. mengalami sedikit
kelunturan.
Mencoba proses Dari benang cotton
mutasi warna benang yang berwarna hijau
cotton dengan muda, menjadi benang
kombinasi 2 warna. cotton berwarna merah
tua.
Mencoba proses Benang menjadi Zat warna:
dyeing benang rayon berwarna cokelat tua. Kuning
dengan kombinasi 3 Merah
zat warna Hitam
Mengamati dan Dari benang berwarna Zat warna:
mencoba proses biru keabu-abuan Kuning
mutasi warna pada menjadi biru. Merah
benang cotton Dari benang berwarna Biru
(kombinasi 3 warna). cokelat muda (krem)
menjadi cokelat tua.
Mencoba proses Dari benang katun Zat warna:
mutasi warna pada warna merah menjadi Kuning
benang cotton warna merah tua Biru
(kombinasi 2 warna). (target).
Senin – Mencoba proses Warna awal cokelat
Jumat/6 – 10 mutasi warna pada krem menjadi hijau
Juli 2015 benang. tua. (Terdapat pada
lampiran gambar 5).
Mencoba relling Benang yang telah
benang polyester dan ditimbang, diikat dan
17
terkontaminasi dengan
zat pewarna
sebelumnya.
Mencoba dyeing Menghasilkan benang
benang T/R dengan yang berwarna.
disperse.
Mengamati dan Larutan tidak H2SO4 dituang
mencoba membuat berwarna dan dengan hati – hati
larutan H2SO4 70% menghasilkan panas pada wadah yang
jika direaksikan berisi air.
dengan air.
Mencoba pemudaran Menghasilkan benang
warna pada benang dengan warna yang
cotton (katun). memudar.
macam hal baru selama melakukan Praktek ini. Adapun hasil-hasil kegiatan
Pasuruan ini. Masing – masing bagian memiliki fungsi dan tugas yang berbeda
– beda. Pertama adalah proses design sarung. Dari sekian banyak design
sarung yang telah dibuat, maka dibutuhkan warna – warna benang yang sesuai
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan design sarung inilah tugas dari proses
dyeing. Tugasnya adalah mencari racikan resep warna – warna yang pas untuk
preparatory.
dalam weaving AJL, yaitu proses benang yang dijadikan kain sarung tenun.
kegiatan:
a. Pembuatan Larutan
bahan yang memiliki komposisi yang sangat kecil yang sulit jika ditimbang
Contoh:
padatan 99,9%. Artinya 1 gram coustic soda padatan dilarutkan dalam 100 mL
air. Begitu juga dengan pembuatan larutan – larutan lainnya, seperti soda ash
25%, sodium sulphate 33,33%, H2SO4 70%, dan Acetic acid 10%.
antara benang T/R dengan benang polyester. Proses ini sangat mudah.
dalam gelas beaker yang berisi benang tadi. Namun harus hati – hati, karena
H2SO4 70%, karena jika larutan ini mengenai tangan atau kulit manusia maka
akan terasa panas pada kulit. Kemudian benang dikeringkan dan ditimbang
lagi.
Jika benang tersebut benang polyester, maka benang tersebut tidak akan
dalam proses burning out ini, jika benang yang dicelupkan dalam larutan
H2SO4 70% merupakan benang T/R, maka serat benang rayonlah yang akan
c. Proses Striping
yang pada awalnya benang tersebut telah berwarna. Hal ini disebut juga
mini.
soda ash dan hidrosulfit. Temperatur mesin diatur 100OC dalam 60 menit.
partikel sabun yang masih tersisa dalam sela – sela serat benang. Proses cuci
21
panas ini memerlukan suhu 80OC dalam 10 menit. Kemudian dicuci netralisir
yang berfungsi untuk menetralisir larutan yang ada di dalam mesin. Kemudian
Contoh: tabung, gelas beaker, dll. Menyiapkan bahan – bahan yang akan
mesin HT/HP dyeing. Mencuci benang atau kain dan peralatan dyeing yang
telah digunakan. Mencocokkan warna benang atau kain hasil proses matching
pada standar warna yang telah ada. Jika tidak sesuai, dilakukan proses
matching ulang. Jika sesuai, dilanjutkan tahap trial pada mesin mini. Jika
setelah proses trial warna belum sesuai standar, maka dilakukan proses trial
ulang. Jika warna hasil trial sudah sesuai, maka dilakukan tahap berikutnya
Contoh menggunakan serat benang rayon 5 gram dan zat warna kuning
dibedakan menjadi:
zat warna yang membutuhkan bahan kimia tambahan yang bersifat reaktif.
Bahan-bahan yang disiapkan adalah zat warna (dyestuff), air hangat, garam
sodium sulphate, soda ash, dan coustic soda. Bahan-bahan ini dicampur,
dimasukkan pada mesin matching dalam suhu 60OC dan dalam waktu 60
menit.
Zat warna yang digunakan adalah 2%, garam sodium sulphate 80 g/L, soda
Jika tersedia larutan garam sodium sulphate 33,33%, maka larutan yang
dibutuhkan sebesar:
Jika tersedia larutan soda ash 25%, maka larutan yang dibutuhkan sebesar:
Jika tersedia larutan coustic soda 25%, maka larutan yang dibutuhkan sebesar:
mencapai 100 mL, maka dapat ditambahkan air hangat hingga mencapai 100
mL.
pencucian benang cotton ini adalah dibilas dengan air, larutan asam asetat 1
mL/L, sabun dan air panas dengan perbandingan 1 mL sabun/1 L air panas,
merupakan zat warna yang membutuhkan bahan kimia disperse. Bahan yang
digunakan adalah zat warna, asam asetat 10%, IKL RM 340 E (disperse
agent) 10%, dan air. Perhitungan jumlah bahan yang dibutuhkan hampir sama
itu, tabung matching dimasukkan pada mesin matching dalam suhu 135OC dan
pencucian benang polyester ini adalah dibilas dengan air. Kemudian benang
dikeringkan.
merupakan zat warna yang membutuhkan bahan kimia yang bersifat disperse
polyester.
kimia yang bersifat reaktif. Bahan yang digunakan dan cara pewarnaannya
juga sama. Namun benang yang digunakan adalah benang T/R yang telah
Zat warna yang digunakan untuk proses pewarnaan benang sutera yang
telah kami pelajari adalah zat warna yang bersifat direct. Bahan yang
digunakan adalah zat warna untuk benang sutera (direct) dan air. Cara
25
pewarnaannya adalah zat warna dan air dicampur ke dalam tabung matching.
100OC dan dalam waktu 60 menit. Setelah selesai, benang sutera dicuci
Untuk zat warna sutera yang menggunakan bahan kimia yang bersifat
reaktif, caranya hampir sama dengan cara pewarnaan yang bersifat direct.
Proses uji kedatangan dyestuff baru merupakan proses uji bahan pewarna
yang baru datang dari perusahaan lain yang menawarkan bahan pewarna
tersebut. Hal ini sangat penting karena untuk mengetes apakah pewarna
Behaestex ini. Jika bahan pewarna baru (dyestuff baru) ini sesuai dengan
standar warna yang ada, maka dyestuff baru ini dapat diterima sebagai bahan
pewarna.
parameter uji. Jika ditemukan dyestuff yang tidak sesuai, dapat dilakukan
matching colour. Bila masih tidak sesuai standar, maka barang akan
f. Pengetesan pH
baru atau bahan tambahan dalam matching warna yang baru datang.
larutan tersebut sehingga larutan disperse mana yang cocok dan aman dalam
dengan pH yang telah biasa dipakai dalam proses matching colour (standar).
sangat penting sebelum dilakukan proses selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk
warna. Terutama pada tabung matching. Tabung matching harus benar – benar
Proses cuci tabung pun ada ketentuan khusus untuk tabung matching.
Pertama, memasukkan bahan sabun daisurf, soda ash, hidrosulfit, dan air ke
27
diisi bahan – bahan tadi ke dalam mesin matching dengan temperatur 60OC
dalam 30 menit. Ketiga, setelah selesai dari mesin matching, tabung tersebut
Apabila tidak ada alat pengaman, maka resiko kecelakaan kerja akan lebih
bau menyengat dan mudah menguap. Selain itu dapat mencegah masuknya
melindungi tangan dari kontak dengan bahan kimia baik bahan kimia cair
maupun padat. Sarung tangan yang baik adalah yang menutupi sampai bawah
siku dan mempunyai kelenturan yang tinggi. Sarung tangan ada dua, yaitu
yang sekali pakai kemudian dibuang, tetapi ada juga yang dapat dipakai secara
28
berulang. Terdapat juga sarung tangan yang terbuat dari nitril, polivinil
kerja pada bagian kaki. Sering kali dalam bekerja menggunakan bahan kimia
cair, akan beresiko terkena tumpahan bahan kimia cair. Untuk itu dapat
menggunakan sepatu sebagai pelindung kaki. Sepatu yang baik adalah sepatu
yang dapat menutup sampai bawah lutut. Atau jika tidak memungkinkan,
maka dapat juga menggunakan sepatu yang yang sampai di atas mata kaki.
Sepatu pengaman harus tertutup pada bagian atas telapak kaki, ini untuk
melindungi kaki jika ada tumpahan bahan kimia dari atas meja. Sedangkan jas
Perawatan alat dan pengecekan kondisi mesin secara rutin itu merupakan
hal sederhana tetapi sangat penting demi kelancaran suatu pekerjaan. Karena
j. Penempatan bahan.
Cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia didasarkan atas sifat fisik
Jenis asam
Asam nitrat dan HCl bisa ditaruh dalam tempat yang sama tetapi pada rak
yang berbeda. Dapat membentuk gas Cl2 dan gas nitrosyl chloride yang
toksik.
Pisahkan asam dengan bahan yang bisa menghasilkan toksik atau gas
mudah terbakar apabila terjadi kontak dengan asam seperti : sodium sianida,
Larutan asam sebaiknya ditaruh di botol kaca dan dengan tutup yang rapat.
Karena larutan asam semakin lama akan dapat bereaksi dengan wadah yang
berbahan plastic. Botol yang berisi larutan asam harus tertutup rapat. Sebab
30
jika tidak tertutup rapat, larutan asam tersebut akan mudah menguap dan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
3. Ilmu yang penulis peroleh dari kegiatan PKL ini adalah sadar akan pentingnya
karyawan.
4.2 Saran
manfaat serta pengalaman berharga bagi diri penulis sendiri. Penulis berharap
semoga laporan ini berguna bagi pembaca semuanya. Adapun saran-saran yang
Cabang Pasuruan. Menjalin hubungan kerja sama yang baik antara atasan
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Lampiran Gambar 1
Lampiran Gambar 2
Lampiran Gambar 3
35
Lampiran Gambar 4
36
Lampiran Gambar 5