Anda di halaman 1dari 47

BAB I

ORGANISASI BENGKEL ELEKTRONIKA


I.1. Tujuan
Setelah topik ini dibahas mahasiswa dapat :
1. Melakukan praktek sesuai peraturan dan tata tertib di Bengkel Elektronika
2. Menerapkan dan mengutamakan keselamatan diri, keselamatan kerja praktek di
Bengkel Elektronika
3. Menunjukkan sikap disiplin, menerapkan ketelitian dan kesabaran selama
praktek
4. Mendemonstrasikan keterampilan dan skill
5. Memperlihatkan sikap profesional di bidang elektronika

I.2. Dasar Teori


2.1. Pengawatan dan Teknologi PCB-1
Pengawatan adalah proses perancangan dan perakitan komponen-komponen
elektronika sehingga menghasilkan suatu rangkaian elektronika.

Praktek Pengawatan dan teknologi PCB-1 merupakan praktek dasar tentang cara
membuat rancangan (desain) rangkaian elektronika dasar dan perakitannya pada
papan PCB (printed circuit board).
2.2. Keselamatan Umum
Hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan-latihan di Bengkel
Pengawatan dan Teknologi PCB adalah keselamatan umum pada saat melakukan
kerja. Keselamatan umum tidak hanya menjadi tanggung jawab instruktur saja,
tetapi juga merupakan tanggung jawab mahasiswa selaku praktikan. Jadi,
keselamatan umum adalah tanggung jawab bersama.

Setiap mahasiswa yang melakukan praktek dituntut untuk selalu berhati-hati dan
tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Mahasiswa yang praktek harus dalam
kondisi siap dan sehat. Mahasiswa juga harus mengenakan pakaian khusus

1
selama praktek. Hal-hal tersebut harus diperhatikan untuk menghindari
kecelakaan yang tidak diinginkan.

Kecelakaan yang sering terjadi adalah :


 Terkena ujung sisi benda tajam
 Terkena ujung solder
 Terkena benda yang berputar seperti bor
 Tersengat aliran listrik
2.3. Penanggung Jawab Praktek
Instruktur
Instruktur adalah orang yang bertugas memberikan petunjuk dan penjelasan
tentang langkah-langkah praktek yang benar, tepat dan aman. Instruktur juga mengontrol
kegiatan mahasiswa saat praktek, menyelidiki terjadinya kerusakan pada alat atau mesin
dan mencatat semua peristiwa tersebut.
Storeman
Storeman adalah orang yang bertanggung jawab terhadap peralatan yang
dipinjamkan kepada siswa sebagai praktikan. Mencatat setiap peralatan yang dipinjam,
kerusakan maupun kehilangan yang terjadi pada setiap kegiatan yang berlangsung.
Praktikan
Praktikan adalah setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktek. Praktikan
dituntut untuk mengikuti dan menjalankan semua tugas yang diberikan oleh instruktur
dengan baik dan mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku selama praktek.
Praktikan wajib menjaga semua peralatan yang dipinjam agar tidak mengalami
kerusakan atau hilang.
2.4. Kebersihan
Kebersihan lingkungan harus selalu dijaga baik sebelum, selama dan setelah
melaksanakan praktek. Peralatan praktek harus dibersihkan setelah dipakai, tidak
membuang sampah sembarangan.
2.5. Peralatan yang digunakan
Peralatan- peralatan yang digunakan selama praktek antara lain :
- Mistar baja
- Obeng
2
- Tang
- Palu
- Pinset
- Solder
- Landasan solder
- Penyedot timah
- Multimeter
a. Mistar Baja
Mistar baja digunakan untuk mengukur benda-benda kerja.

Mistar baja
b. Obeng
Obeng berfungsi untuk memasang atau melepaskan baut. Obeng yang tersedia
ada dua macam yaitu obeng minus dan obeng plus.

1. Obeng minus 2. Obeng plus


c. Tang
Terdapat beberapa macam tang sesuai dengan fungsinya antara lain tang jepit
tang potong dan tang kombinasi. Tang jepit berfungsi untuk menjepit atau
membengkokkan elemen kawat. Tang potong berfungsi untuk memotong kawat
atau kabel. Tang kombinasi memiliki fungsi menjepit, membengkokkan dan
memotong elemen kawat atau kabel.

Tang potong Tang jepit Tang kombinasi

3
d. Palu
Palu atau hammer digunakan untuk memukul baut atau paku yang akan dipasang
pada papan kerja.

e. Pinset
Pinset digunakan untuk menjepit komponen-komponen elektronik. Dapat juga
digunakan untuk mengambil baut yang jatuh di tempat yang sangat sempit.

f. Solder
Solder digunakan untuk melekatkan komponen-komponen elektronika dengan
bantuan timah.

g. Landasan solder
Merupakan landasan atau sandaran solder yang dipakai saat solder dalam
keadaan panas.

h. Penyedot timah
Penyedot timah digunakan untuk mengambil timah yang berlebihan di PCB.

i. Multimeter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan
listrik. Alat ini sering juga disebut AVO-meter.

4
I.3. Pertanyaan
1. Gambarkan struktur organisasi Bengkel Elektronika !
2. Jelaskan tujuan praktek pengawatan dan teknologi PCB-1 !
I.4. Jawaban
1. Struktur Organisasi Bengkel Elektronika

Kepala Bengkel
Abdurrahman, S.T.,M.Kom

Kasie Mekanik Kasie Elektronika


Ir. Iskandar Lutfi.M.T. Niksen Alfarizal, S.T. M.Kom
M.T

Teknisi Teknisi
Asmuni Suhardi

Instruktur Instruktur
Yeni Irdayanti, S.T.,M.Kom Yudi Wijanarko, S.T, M.T

Mahasiswa Mahasiswa

2. Praktek Pengawatan dan Teknologi PCB-1 bertujuan mengetahui proses


perancangan dan perakitan komponen-komponen elektronika, dan dapat
membuat rancangan (desain) rangkain elektronika dasar yang menggunakan
papan PCB (printed circuit board).

I.5. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan tang jepit dan tang potong, obeng plus dan obeng minus !
2. Jelaskan langkah-langkah pengukuran arus, tegangan dan hambatan listrik
menggunakan multimeter !
5
I.6. Jawaban
1. tang jepit adalah tang yang berfungsi untuk menjepit atau membengkokkan elemen
kawat. Sedangkan tang potong adalah tang yang berfungsi untuk memotong kawat atau
kabel.
Obeng plus adalah obeng yang berfungsi untuk melepas atau mengencangkan baut atau
skrup yang berbentuk seperti kembang. Sedangkan obeng minus adalah obeng yang
berfungsi untuk membuka baut yang berbentuk min dan digunakan juga untuk
mencongkel sesuatu yang sulit dibuka karena bentuknya yang pipih.

2. - Mengukur kuat arus DC


a. Atur Selektor pada posisi DCA.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek,
misal : arus yang di cek sekitar 100 mA maka atur posisi skala di batas
ukur 250 mA atau 500 mA.
c. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur
oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada
multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan
fuse (sekring) harus diganti dulu.

d. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran


tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah
satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu
menjadikan multimeter sebagai penghubung.
e. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya
dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan
dicek pemakaian arusnya.
f. Baca hasil ukur pada multimeter.

- Mengukur tegangan DC

 Atur Selektor pada posisi DCV.


 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang
akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12 Volt maka atur
posisi skala di batas ukur 50 V.
 Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur
batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.

6
 Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang
akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna
hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
 Baca hasil ukur pada multimeter.

- Mengukur tegangan AC

o Atur Selektor pada posisi ACV.


o Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12 Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50 V.
o Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
o Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
o Baca hasil ukur pada multimeter.

- MENGUKUR HAMBATAN / RESISTANSI

Putar saklar jangkah pada posisi OHM (misalnya x1, x10 atau x1k) , kemudian
kalibrasi dengan cara ujung kabel penyidik merah dan hitam disentuhkan dan
lakukan zero seting (jarum menunjuk pada angka nol) dengan cara putar sekrup
tombol nol dan putar pula tombol kontrol nol.

Cara mengukur Resistor bisa anda lihat pada gambar diatas. Hasil pengukuran,
misalnya apabila jarum penunjuk menunjuk pada angka 4,5 ohm, sedang saklar
jangkah kita posisikan pada x10 maka hasil pengukurannya adalah 4,5 x10 = 45
Ohm, jadi resistor yang kita ukur mempunyai hambatan 45 Ohm.

7
BAB II
MENYOLDER DAN MEMPERTIN KAWAT EMAIL

II.1. Tujuan
Setelah latihan mempertin pada kawat email mahasiswa dapat :
1. Berlatih menggunakan alat-alat yang umum digunakan dalam
praktek pengawatan.
2. Mempertin kawat email dengan baik dan benar.
3. Membandingkan hasil pertin pada berbagai jenis kawat.

II.2. Dasar Teori


Menyolder adalah proses menyatukan dua buah logam tanpa mencairkan
kedua logam yang disatukan tersebut. Adap un yang menyat ukan logam
tersebut adalah timah yang dicampur dengan bahan lainnya. Timah akan berbentuk
padat pada suhu kamar dan akan mencair pada suhu yang cukup tinggi.
Persentase perbandingan timah dengan bahan lainnya, yaitu timah hitam,
dapat dilihat dari RH-nya. Timah yang biasa digunakan adalah timah yamg
memiliki RH 60/40 clan RH 40/60. Timah RH 60/40 (60% timah dan 40%
timah hitam) akan menca ir pada suhu 188°. Timah RH 40/60 akan mencair
pada suhu 210°.
Alat bantu yang digunakan untuk proses penyolderan disebut solder. Solder
yang dihubungkan ke jala-jala listrik akan menghasilkan panas yang cukup tinggi
sehingga dapat mencairkan timah- Pada saat timah dalam keadaan cair itulah, kedua
logam yang ingin disatukan dapat direkatkan dengan timah. Saat ini alat solder banyak
terdapat di pasaran dengan bentuk dan variasi yang bermacam-macam.
Mempertin adalah proses pelapisan suatu logam dengan
t i m a h y a n g dipanaskan dengan alat solder. Tujuan mempertin adalah agar bagian
logam yang dilapisi tidak mudah berkarat.

8
II.3. Daftar Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Solder 30 watt/220 volt 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistar baja 1 buah
7. Landasan solder 1 buah

II.4. Daftar Bahan


No. Nama Barang Spesifikasinya Jumlah
1. Kawat Email  1 mm 160 mm
2. Kawat Email  0.8 mm 160 mm
3. Timah  1 mm RH 60/40 Secukupnya
4. Lotfet Secukupnya
5. Amplas Halus Secukupnya

II.5. Gambar
Panjang Kawat Tembaga 80 mm

Dikupas 1/3 Tidak dikupas 1/3 Dikupas 1/3

Dikupas 1/3 Tidak dikupas 1/3 Dikupas 1/3


Dan Diamplas dan diamplas

Dikerik 1/3 dikerik 1/3 Dikerik 1/3


Diamplas Diamplas Diamplas
Dilotfet Dilotfet Dilotfet

Tidak dikerik1/3 Tidak dikerik 1/3 Tidak dikerik1/3


tidak diamplas tidak diamplas tidak diamplas

Gambar 2.5 Latihan Menyolder Kawat Tembaga


9
II.6. Keselamatan Kerja
1. Ikutilah instruksi dari instruktur!
2. Gunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati dan teliti!
3. Perhatikan cara memegang solder dengan balk dan gunakan dengan
hati-hati!
4. Selalu letakkan solder yang , dalam. keadaan panas pada landasan
solder!

II.7. Langkah kerja


1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dan letakkan
pada posisi yang benar.
2. Ukurlah masing-masing kawat email (80 mm) menggunakan mistar baja.
3. Potonglah sesuai ukuran dengan menggunakan tang potong
sehingga kedua macam kawat dengan diameter berbeda menjadi
dua bagian yang sama panjangnya.
4. Ukurlah masing-masing kawat menjadi tiga bagian yang sama.
5. Kupas kawat email dengan menggunakan cutter dan amplas pada
bagian-bagian kawat tertentu (sesuai dengan gambar).
6. Pertin kawat email yang telah dikerik dan diamplas dengan
menggunakan timah yang telah ditentukan
7. Gunakan lotfet pada saat mempertin bagian kawat tertentu (sesuai
dengan gambar)
8. Periksa hasil pekerjaan sesuai dengan gambar
9. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai
dikerjakan
10. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan
11. Simpan kembali semua peralatan yang ke tempat penyimpanan dalam
kondisi baik
12. Lakukan pembersihan bengkel

10
II.8. Pertanyaan
a. Jelaskan tujuan mempertin !
b. Jelaskan kegunaan lotfet saat penyolderan !

II.9. Jawaban
a. Mempertin adalah proses untuk melapisi suatu logam dengan menggunakan
timah yang dipanaskan dengan menggunakan solder yang telah dipanaskan.
Tujuan mempertin adalah untuk melapisi bagian suatu logam agar logam tersebut
tidak mudah berkarat dan terlihat mengkilat.
b. Kegunaan lotfet pada saat penyolderan yaitu untuk memudahkan timah yang
akan melapisi suatu logam tersebut agar timah itu mudah menempel dengan
logam yang akan dilapisi tersebut dan juga untuk merapikan pada saat proses
pemertinan.

II.10. Evaluasi
a. Jelaskan perbedaan hasil solderan kawat yang dikupas,dikerik dan tidak dikupas!
b. Jelaskan perbedaan hasil solderan kawat yang diberi lotfet dan yang tidak diberi
lotfet !
c. Jelaskan perbedaan hasil solderan kawat yang menggunakan timah RH 60/40 dan
RH 40/60 !
II.11. Jawaban
a. – hasil solderan kawat yang dikupas yaitu timahnya lengket sedikit dan hasilnya
juga kurang bagus
- Hasil solderan kawat yang dikerik yaitu timahnya lengket dan hasilnya
sedikit lebih baik daripada dikupas
- Hasil solderan kawat yang tidak dikupas yaitu timahnya tidak lengket atau
menempel pada kawatnya
b. - Hasil solderan kawat yang diberi lotfet yaitu hasilnya lebih bagus, timahnya
lebih cepat menempel dan juga hasilnya lebih rapi dibandingkan dengan yang
tidak diberi lotfet
- Hasil solderan kawat yang tidak diberi lotfet yaitu hasilnya kurang bagus,
timahnya sedikit lebih lama menempel dan juga hasilnya kurang rapi
11
c. Hasil solderan menggunakan timah RH 60/40 yaitu mudah mencair pada suhu
188° sehingga hasil solderannya lebih baik dan juga jika ingin menyolder
komponen elektronika gunakanlah timah RH 60/40 karena untuk menghindari
resiko hasil solderannya menjadi hitam/hangus.
Sedangkan hasil solderan menggunakan timah RH 40/60 yaitu mudah mencair
pada suhu 210°. Karena suhunya lebih besar dibandingkan timah RH 60/40 maka
timah jenis RH 40/60 ini mudah sekali menyebabkan hasil solderannya
hangus/hitam. Sehingga jenis ini jarang dipakai dalam menyolder komponen
elektronika.

II.12. Analisa

Analisa job praktek menyolder dan mempertin kawat email ini yaitu kita harus

mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara menyolder yang baik dan benar. Menyolder

adalah proses yang dilakukan untuk menyatukan dua buah logam tanpa mencairkan

kedua logam yang disatukan tersebut. Adapun bahan yang digunakan untuk menyatukan

kedua logam tersebut adalah timah. Mempertin adalah proses untuk melapisi suatu

logam dengan menggunakan timah yang dipanaskan dengan menggunakan solder yang

telah dipanaskan. Tujuan mempertin adalah untuk melapisi bagian suatu logam agar

logam tersebut tidak mudah berkarat dan terlihat mengkilat.

 Pada kawat email pertama ,bagian yang hanya dikupas hasilnya timahnya hanya

menempel sedikit dan hasilnya dari pelapisan timah tidak baik, selain itu juga

kawat yang tidak dikupas itu hasilnya tidak ada timah yang menempel.

 Pada kawat email kedua, 1/3 bagian yang tidak dikupas itu hasilnya tidak ada

timah yang menempel pada kawat email itu, sedangkan 2/3 bagian dari kawat

email itu yang dikupas dan diamplas hasilnya timahnya menempel namun

hasilnya masih kurang baik dan belum rapi

12
 Pada kawat email ketiga, seluruh bagian kawat emailnya dikerik, diamplas dan

diberi lotfet dan hasilnya yaitu paling baik hal ini dikarenakan sangat bersihnya

bagian kawat tersebut karena telah dikerik, diamplas dan diberi lotfet sehingga

timah dapat dengan mudah melekat pada kawat dan juga pemberian lotfet

tersebut juga berfungsi untuk mempermudah timah menempel/melekat pada

kawat tersebut.

 Pada kawat email keempat, seluruh bagian kawat tidak dikerik dan tidak juga

diamplas sehingga hasilnya tidak ada timah yang menempel pada kawat tersebut.

II.13. Kesimpulan

Pada latihan/job ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Ketika setiap melakukan pekerjaan diharapkan agar selalu teliti dan sabar karena

kunci dari hasil pekerjaan yang baik terdapat pada ketelitian dan kesabaran.

2. Kawat terlebih dahulu dikerik dengan bersih agar pada saat penyolderan mudah

dalam mempertin pada kawat dan permukaan kawat terlihat rapi.

3. Dalam melakukan penyolderan kita harus memperhatikan batas panas atau titik

cair timah yang kita gunakan, dan juga kita harus berhati – hati dengan asap

timah karena asap tersebut mengandung racun.

4. Jika mengiginkan hasil yang baik maka kawat tersebut harus dikupas/dikerik lalu
diamplas dan jangan lupa untuk memberi lotfet pada kawat tersebut karena lotfet

berfungsi untuk mempermudah timah menempel/melekat pada kawat tersebut

dan juga terlihat rapi.

13
BAB III
MEMBUAT KUBUS
III.1. TUJUAN

Setelah latihan membuat kubus dari kawat email mahasiswa dapat:


1. Membuat lilitan dari kawat email
2. Merakit kawat email menjadi sebuah kubus sama bidang
3. Menyolder kawat email dengan baik dan benar

III.2. DASAR TEORI

Membuat lilitan (membundel) adalah menggulung kawat/kabel menjadi gulungan


yang simetris dan rapi.Dalam latihan ini gulungan kawat digunakan untuk
menyatukan ujung kawat email agar membentuk sudut-sudut kubus yang rapi.

Dalam bidang elektronika, fungsi pengawatan sering menjadi masalah.Untuk


mengatasi masalah tersebut maka perlu latihan melakukan penyolderan dan
pembundelan.

Penyolderan dan pembundelan sering dijumpai pada pesawat-pesawat pemancar,


penerima, komputer, amplifier, dan lain-lain.Fungsi dari pembundelan sendiri adallah
untuk menghindari kerumitan kabel penghubung,memudahkan pada troubleshooting,
mengurangi crosstalk dan memudahkan dalam perakitan (assembling).
III.3. DAFTAR ALAT

NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH


1. Solder 30 watt / 220 volt 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistarbaja 1 buah
7. Landasan solder 1 buah

14
III.4. DAFTAR BAHAN

NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH


1. Kawat email Φ 1 mm 1200 mm
2. Kawat email Φ 0,4 mm 400 mm
3. Koker Φ 3,5 mm 75 mm
4. Timah Φ 1mm RH 60/40 Secukupnya
5. Lotfet Secukupnya
6. Amplas halus Secukupnya

15
III.5.Gambar

Gambar 3.5 Kawat pondasi kaki-kaki kubus

16
Gambar 3.5 Hasil Akhir Kubus

17
III.6. KESELAMATAN KERJA
1. Ikuti instruksi dari instruktur
2. Gunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati dan teliti
3. Selalu letakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder
4. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung racun!
III.7. LANGKAH KERJA
1. Persiapkanlah semua peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dan letakkan
pada posisi yang benar.
2. Ukur masing-masing kawat email menggunakan mistar baja.
3. Potonglah sesuai ukuran dengan menggunakan tang potong sehingga didapat 12
potong kawat ϕ 1 mm berukuran 100 mm dan 8 potong kawat ϕ 0,4 mm
berukuran 50 mm.
4. Buatlah gulungan dari kawat email ϕ 0,4 mm dengan menggunakan koker sebagai
inti.
5. Usahakan lilitan kawat tegak lurus terhadap inti dan rapat.
6. Kawat yang telah dililit rapi disisihkan dengan baik.
7. Ambil kawat email ϕ 1mm dan kupas ujung-ujungnya sepanjang 10 mm dengan
menggunakan cutter.
8. Pertin kedua ujung kawat yang telas dikupas dengan menggunakan timah.
9. Tekuk ujungkawat tersebut dengan sudut 45° pada arah yang sama.
10. Lakukan hal yang sama untuk semua kawat yang lain.
11. Satukan kawat pada ujung-ujungnya membentuk suatu kubus, dimana setiap
sudut kubus dibentuk oleh 3 tiga kawat dengan arah X Y Z.
12. Masukkan ujunng-ujung kawat tersebut ke dalam lilitan kawat yang telah
dibentuk sebelumnya.
13. Satukan kawat yang telahdipertin dan lilitan tersebut dengan solder.
14. Lakukan penyolderan yang rapi dan kuat untuk setiap sudut kubus.
15. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai dikerjakan.
16. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan.
17. Simpan kembali semua peralatan yang ke tempat penyimpanan dalam kondisi
baik.
18. Lakukan pembersihan bengkel.
18
III.8. PERTANYAAN
1. Jelaskan tujuan menyolder!
2. Sebutkan langkah-langkah untuk menghasilkan solderan yang baik!
III.9. JAWABAN

1. Tujuan penyolderan :

-Penyambungan elektrikal
Menghubungkan logam untuk mendapatkan aliran listrik
-Penyambungan mekanikal
Menghubungkan 2 logam,untuk memantapkan posisi kedua bagian
-Efektifitas perlindungan
Mencegah bagian tersebut dari kebocoran atau masuknya air,udara,minyak pada hasil
penyolderan.
Mencegah karat dengan melapisi permukaan logam dengan penyolderan

2. Langkah langkah menyolder yang baik yaitu

1. Memanaskan solder
2. Tempelkan ujung solder iron antara kaki komponen dan tembaga pada pcb
(pattern).

Gambar 1
3. Tempelkan ujung kawat timah kekaki komponen sampai mencair secukupnya.

Gambar 2

19
4. Tarik/lepaskan kawat timah

Gambar 3

5. Setelah timah menyebar , tarik solder iron.

Gambar 4

6. Dinginkan hasil solder, selesai.

Hasil penyolderan yang baik seperti tampak berikut ini

Hasil penyolderan seperti gunung,seimbang disetiap sisinya.

III.10. EVALUASI
1. Jelaskan perbedaan menyolder dan mempertin!
2. Jelaskan kegunaan koker (inti) dalam lilitan kawat!
3. Jelaskan kegunaan pembundelan dalam rangkaian-rangkaian!

20
III.11. JAWABAN
1. Menyolder adalah proses yang dilakukan untuk menyatukan dua buah logam
tanpa mencairkan kedua logam yang disatukan tersebut.sedangkan mempertin
adalah proses untuk melapisi suatu logam dengan menggunakan timah yang
dipanaskan dengan menggunakan solder yang telah dipanaskan.
2. Koker digunakan untuk tempat menggulung lilitan kawat kumparan skunder atau
primer.
3. Kegunaan pembundelan dalam rangkaian-rangkaian elektronika yaitu untuk
menghindari kerumitan kabel penghubung,memudahkan dalam troubleshooting,
mengurangi crosstalk dan memudahkan dalam perakitan (assembling)

III.12. Analisa

Dalam latihan membuat kubus ini sama saja dengan latihan sebelumnya sebab pada
latihan sebelumnya hanya menyolder dan mempertin timah terhadap kawat email akan
dapat dibuat kubus sama bidang dengan variasi tertentu. Pertama – tama diperlukan juga
kawat email 12 potongan, masing – masing panjang ukurannya 8 cm. Dan juga kawat
email 0,4 mm yang panjangnya 5 cm. Pertama kita ambil kawat email dengan ukuran 8
cmdan kupas ujung – ujungnya dengan ukuran 7,5 cm.
Sesudah dikupas kemudian dikerik dengan menggunakan cutter dan diampelas
kemudian juga dilapisi dengan timah barulah kemudian ujung kawat email ditekuk
dengan tang, dengan sudut 450 begitu juga halnya pada kawat email yang lainnya.
Kemudian kita satukan kawat pada ujung – ujungnya dan membentuk suatu kubus
dimana setiap sudut kubus dibentuk oleh tiga kawat dan lilit kawat tersebut dengan
kawat email ukuran 0,4 mm yang telah diapisi timah.
Satukanlah kawat tersebut dengan cara melilitkannya lakukanlah penyolderan
dengan rapih agar sudut – sudut kubus tersebut kuat dan tidak goyang atau renggang.
Pada latihan ini pada dasarnya hanya merupakan pengembangan dari latihan
pertama dan ada sedikit penambahan faktor kesulitan dan kreasi yaitu kita harus dapat
menentukan titik tolak dari pengerjaan latihan praktek membuat kubus.

21
III.13. Kesimpulan
Dalam melakukan tugas ini di butuhkan ketelitian serta kesabaran, karena tiap
sudut yang rentan lepas karena permukaan timah yang mudah meleleh apabila terkena
solder. Saat memesang kawat penyanbung, kawat tersebut harus tergulung secara rapih,
dan kuat agar tidak terjadi pergeseran pada tiap-tiap sudut. Penyolderan harus rapi dan
sebaik mungkin agar kawat tidak renggang dan tidak goyang, bila semua solderan
dilakukan dengan baik dan rapi maka akan menghasilkan kubus yang bagus.

III.14. Gambar Hasil Praktek


01 Terlampir

22
BAB IV

MENYOLDER PADA PCB MATRIKS

IV.1. TUJUAN

Setelah latihan menyolder pada PCB Matriks mahasiswa dapat :


1. Membaca gambar skematik dengan baik
2. Mentransfer gambar ke bentuk sebenarnya
3. Menyolder kabel pada PCB Matriks
4. Menyolder kabel dengan baik dan benar

IV.2. DASAR TEORI

PCB (Printed Circuit Board) adalah papan tempat memasangkan komponen-


komponen elektronika. PCB terbuat dari papan pertinax, dimana salah satu
sisinya dilapisi oleh tembaga sehingga kaki-kaki komponen elektronika dapat
disolderkan pada tembaga tersebut.

PCB Matriks adalah PCB yang tembaganya sudah tercetak dalam bentuk
bulatan-bulatan yang telah dilubangi sehingga kaki-kaki komponen dapat
langsung dipasangkan / disolder pada tembaga-tembaga tersebut.

Penggunaan PCB matriks dapat memudahkan kita dalam merancang suatu


rangkaian elektronik, dimana kita tidak perlu melakuakan proses pelarutan PCB
yang biasa dilakukan untuk menghasilkan PCB yang siap digunakan.

23
IV.3. DAFTAR ALAT

NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH


1. Solder 30 watt / 220 volt 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistar baja 1 buah
1 buah
7. Landasan solder

Tabel 1. DAFTAR ALAT

IV.4. DAFTAR BAHAN

NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH


1. PCB Matriks 18 baris x 20 kolom 1 buah
2. Kabel warna merah 0,6 mm 45 cm
3. Kabel warna hitam 0,6 mm 70 cm

4. Kabel warna biru 0,6 mm 20 cm

5. Kabel warna kuning 0,6 mm 40 cm


6. Kawat 0,6 mm 25 cm
7. Timah 0,8 mm Secukupnya
8. Lotfet RH 60/40 Secukupnya

9. Amplas halus Secukupnya


Tabel 2. DAFTAR BAHAN

24
IV.5. GAMBAR

Gambar 1. LETAK-LETAK KODE WARNA

IV.6. KESELAMATAN KERJA

1. Ikuti instruksi dari instruktur


2. Gunakan mistar baja, tang potong dan cutter dengan hati-hati dan teliti
3. Selalu letakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder
4. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung racun !
5. Jangan terlalu lama menempelkan mata solder pada PCB Matriks karena
dapat melepaskan tembaga !

IV.7. LANGKAH KERJA

1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dan letakkan
pada posisi yang benar
2. Periksa kondisi PCB Matriks
3. Bersihkan permukaan tembaga PCB Matriks, gunakan amplas halus
4. Ukur masing-masing kabel berwarna dan kawat menggunakan mistar baja,
sesuai dengan tabel warna
5. Potonglah sesuai ukuran (lihat gambar 04) dengan menggunakan tang potong
sehingga didapat 9 potong kabel merah, 4 potong kabel kuning, 5 potong
kabel biru, 9 potong kabel hitam dan 9 potong kawat
6. Kupas ujung-ujung kabel dari selubungnya kira-kira 5 mm, lalu amplas

25
7. Pertinlah bagian tengah kawat, sisakan ujung-ujungnya kira-kira 5 mm dan
amplas
8. Lakukan penyolderan masing-masing kabel dan kawat yang telah dipertin
pada PCB Matriks sesuai dengan gambar 04
9. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai dikerjakan
10. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan
11. Simpan kembali semua peralatan yang telah dipakai ketempat penyimpanan
dalam kondisi baik
12. Lakukan pembersihan bengkel

IV.8. PERTANYAAN

1. Sebutkan perbedaan kabel dan kawat !


2. Hitunglah panjang kabel dan kawat sebelum dan setelah proses penyolderan !

IV.9. JAWABAN

1. Kabel adalah kawat penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat juga dua
atau lebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan. Kabel
kawat (penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastic yang juga
digunakan sebagai bahan penyekat. Sedangkan kawat adalah tali yang
biasanya terbuat dari tembaga dan kawat ini merupakan bagian dari
kabel.
2. Tambahkan masing-masing kabel yang telah dihitung setelah proses
penyolderan ditambah kira-kira 5 mm.

26
IV.10. EVALUASI

1. Jelaskan perbedaan penyolderan pada kabel dan kawat !

IV.11. JAWABAN

1. Pada saat penyolderan pada kabel kita tidak bisa menggunakan panas solder
sembarangan maupun semau kita. Karena akan berakibat sangat buruk pada
hasil penyolderan. Misalnya saja, jika solder yang digunakan telah dicolokan
sudah agak lama sehingga mata solder memiliki panas yang sangat tinggi.
Maka ketika akan disolder pada kabel yang telah dikelupas ujungnya maka
karet pembungkusnya akan ikut terbakar sehingga karet tersebut akan
menciut dan tertarik. Sehingga kawat yang didalam kabel akan terlihat dan
ujungnya akan terbakar sedikit. Sedangkan jika penyolderan pada kawat
dapat langsung dilakukan secara langsung, sehingga lebih aman dan mudah.
Namun, tetap harus memperhatikan kepanasan mata solder.

IV.12. Gambar Hasil praktek

02 Lampiran

27
BAB V
MENYOLDER DAN MERAKIT
RANGKAIAN PADA PAKU PAYUNG

V.1. TUJUAN
Setelah latihan menyolder dan merakit rangkaian pada paku payung mahasiswa
dapat:
1. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar
2. Menggambarrangkaian elektronika pada kertas millimeter
3. Mentransfer gambar ke bentuk sebenarnya
4. Memasang komponen rangkaian elektronika dengan benar
5. Menyolder komponen pada paku payung
6. Merakit rangkaian elektronika dengan baik dan benar

V.2. DASAR TEORI


Pada rangkaian-rangkaian yang sederhana, penggunaan paku payung sebagai terminal
amatlah besar manfaatnya. Selain mudah merancangnya, biayanya pun jauh lebih
murah dibanding dengan biaya pamakaian dan pembuatan PCB. Paku payung mudah
didapatkan dan sangat mudah dipasang sebagai pengganti terminal penyolderan kaki-
kaki komponen.

Dalam latihan ini, rangkaian yang akan dirancang adalah rangkaian Power Supply
Regulator (Pembangkit Sinyal). Rangkaian Power Suplly Regulator merupakan
rangkaian pembangkit sinyal searah (DC). Rangkaian ini banyak dipakai sebagai
sumber penyearah pada rangkaian-rangkaian elektronika sederhana.

Sebelum merangkai rangkaian sebenarnya, terlebih dahulu dibuat rancanganny pada


kertas milimeter. Fungsikertas milimeter adalah untuk memudahkan pengukuran
objek gambar sehingga menjadi lebih teliti dalam memperhitungkan posisi dan tata
letak komponen-komponen elektronika.

28
V.3. DAFTAR ALAT
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1. Solder 30 watt / 220 volt 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistar baja 1 buah
7. Landasan solder 1 buah

V.4. DAFTAR BAHAN


NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1. Papan multipleks 200 x 150 x 18 mm 1 buah
2. Paku payung 17 buah
3. Resistor 1 270 Ω 1 buah
4. Resistor 2 1,2 K Ω 1 buah
5. Elco 2200 µF/16 V 1 buah
6. Transistor BC 107 1 buah
7. Dioda Bridge 1 buah
8. Dioda Zener 9,1 V/ 400 mA 1 buah
9. LED 1 buah
10. Kabel penghubung Secukupnya
11. Timah RH 60/40 Secukupnya
12. Lotfet Secukupnya
13. Amplas halus Secukupnya

29
V.5. GAMBAR

Gambar 06 Menyolder dan Merakit Rangkaian Pada Paku Payung

V.6. KESELAMATAN KERJA


1. Ikuti instruksi dari instruktur
2. Gunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati dan telitui
3. Selalu letakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder
4. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung racun!
5. Jangan terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen-komponen
yang sensitif terhadap panas!
6. Gunakan pinset untuk mengurangi panas pada kaki komponen saat penyolderan!
V.7. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dan letakkan pada
posisi yang benar.
2. Salinlah gambar rangkaian pada kertas milimeter.
3. Tempatkan gambar rangkaian pada kertas milimeter.
4. Pasanglah paku payung pada terminal-terminal seperti gambar 06.
5. Ukurlah panjangkabel penghubung sesuai dengan kebutuhan dan kupas ujung-
ujungnya.
6. Bersihkan kaki-kaki komponen yang akan disolder, gunakan amplas.
7. Solder semua komponen di atas paku payung sesuai dengan gambar.

30
8. Perhatikan posisi kaki-kaki komponen yang memiliki dua kutub yang berbeda.
9. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai dikerjakan.
10. Ujilah rangkain dengan memberikan sumber tegangan yang sesuai pada input
rangkaian.
11. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan.
12. Simpan kembali semua peralatan ke tempat penyimpanan dalam kondisi baik.
13. Lakukan pembersihan bengkel.
V.8. PERTANYAAN
1. Sebutkan kegunaan paku payung dalam rangkaian elektronika!
2. Sebutkan fungsi kertas milimeter dalam rancangan gambar elektronika!
3. Sebutkan keuntungan penggunaan paku payung dibandingkan PCB!
V.9. JAWABAN
1. Penggunaan paku payung sebagai terminal amatlah besar
manfaatnya. S e l a i n m u d a h m e r a n c a n g n y a , bi a ya n ya p u n j a uh
l eb i h m u ra h di b an di n gk an d en ga n bi a ya pembuatan PCB. Paku payung
mudah didapatkan dan sangat mudah dipasangkan sebagai pengganti terminal
penyolderan kaki-kaki komponen.
2. Fungsi kertas millimeter adalah untuk rnempermudah pengukuran objek
gambar sehingga teliti dalam memperhitungkan posisi dan tata letak
komponen-komponen elektronika.
3. Keuntungan penggunaan paku payung yaitu Biaya paku payung jauh lebih
murah dibandingkan dengan biaya pembuatan PCB dalam membuat suatu
rangkaian
V.10. EVALUASI
1. Jelaskan fungsi rangkaian Regulator Power Suplly!
2. Jelaskan fungsi dioda bridge!
3. Jelaskan fungsi dioda zener!
4. Jelaskan fungsi LED!

31
V.11. JAWABAN
1. Dengan menggunakan power supply, arus listrik yang sebelumnya AC
akan dirubah menjadi arus DC. Fungsi rangkaian power supply adalah
sumber energi untuk rangkaian lainnya. Rangkaian ini banyak
dipakai sebagai sumber penyearah pada rangkaian-rangkaian
elektronika sederhana.
2. Dioda bridge digunakan sebagai penyearah pada power supply
3. Dioda zener akan menghantar listrik ke dua arah. Dioda ini juga
digunakan sebagai voltage stabilizer atau voltage regulator.
4. LED banyak digunakan sebagai indikator dan display.

V.12. ANALISA
 Pada rangkaian flip-flop kapasitor dan transistor memiliki
peranan yang sangat penting, untuk kelip LED.
 Pada layout gabungan power supply regulator dan flip -
flop diperlukan juga ketelitian dari mahasiswa, karena apabila arus
DC dari regulator tidak cukup untuk menyalakan rangkaian
flip-flop maka rangkaian tersebut tidak dapat menyala begitu juga
sebaliknya.
 Dalam membuat layout pada papan PCB harus hati-hati. Jalur
tidak boleh terputus, berbentuk sudut 90° atau pun lancip harus 45°.
V.13.KESIMPULAN
Pada rangkaian flip-flop ini harus diberikan tegangan atau arus yang pas,
karena apabila arus yang diberikan terlalu besar maka rangkaian tersebut akan putus,
begitu juga sebaliknya arus yang diberikan kurang maka rangkaian tersebut tidak
akan menyala. Serta perlu hati-hati dalam melakukan penyolderan dalam keadaan
terlalu panas, maka komponen yang akan dipasang dapat putus.
V.14. GAMBAR HASIL PRAKTEK

03 Terlampir

32
BAB VI
MEMBUAT LAYOUT RANGKAIAN GABUNGAN
POWER SUPPLY REGULATOR
DAN FLIP-FLOP
VI.1. TUJUAN
Setelah latihan membuat layout gabungan Power supply Regulator
dan Flip-flop mahasiswa dapat :
1. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar.
2. Menggambar rangkaian elektronika pada kertas millimeter.
3. Mengetahui tata aturan yang diperbolehkan dalam membuat layout.
4. Membuat layout dan tata letak rangkaian elektronika dengan baik.
5. Mentransfer gambar layout ke bentuk sebenarnya.

VI.2. DASAR TEORI


Prinsip dasar dari suatu perancangan rangkaian elektronika adalah mengetahui
tata letak dari komponen-komponen elektronika yang dirancang. Untuk
menghasilkan tata letak komponen yang baik, suatu rangkaian elektronika
sebaiknya memiliki gambar layout komponen dari rangkaian yang akan dibuat.
Selain itu adanya layout dapat memudahkan dalam pemasangan komponen
maupun pengecekan rangkaian tersebut.
Layout rangkaian elektronika terdiri atas layout komponen dan layout jalur PCB,
dimana kedua layout harus bersesuaian. Desain layout sebaiknya dilakukan di
kertas kalkir, dengan terlebih dahulu digambar pada kertas milimeter.
Dalam membuat tata letak komponen maupun jalur, harus memperhatikan
aturan-aturan yang diperbolehkan, antara lain :
 Jarak lubang kaki komponen harus sesuai dengan ukuran komponen yang
akan dipasang.
 Jalur harus dibuat rata dan sehitam mungkin.
 Pembelokan jalur minimal 45°
 Jarak antara jalur minimal 1mm

33
VI.3. DAFTAR ALAT DAN BAHAN
a. Daftar Alat
NO. NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1. Pensil 1 buah
2. Pena Rapido  0,3 mm 1 buah
3. Pena rapido  0,5 mm 1 buah
4. Mistar sablon 3 mm 1 buah
5. Mistar sablon 5 mm 1 buah
6. Penggaris 1 buah
7. Penghapus 1 buah

b.Daftar Bahan
NO. NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH
1. Kertas millimeter Secukupnya
2. Kertas kalkir Secukupnya
3. Skema rangkaian Regulator Power 1 lembar
Supply

VI.4. GAMBAR

Gambar 6.1:Skema rangkaian gabungan Power Supply Regulator dan Flip-Flop

34
Keterangan
 R1 = 1,2K ohm
 R2, R5 = 390 ohm
 R3, R4 = 10K ohm
 Dioda Bridge = (Dioda 1N4002 4 buah)
 IC = Regulator LM7812
 C1, C2 = 2200 µF / 16 V
 C3, C4 = 100 µF / 16V
 LED = 5 Buah
 D1, D2 = 1N4002
VI.5. KESELAMATAN KERJA
1. Ikuti intruksi dari instruktur
2. Gunakan pensil untuk menggambar pada kertas milimeter
3. Gunakan pena rapido untuk menggambar pada kertas kalkir
VI.6. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dan letakkan
pada posisi yang benar.
2. Buatlah skema rangkaian pada kertas milimeter.
3. Rancanglah tata letak komponen dan jalur PCB pada kertas milimeter.
4. Ukurlah jarak lubang kaki -kaki komponen sesuai dengan ukuran
komponen asli.
5. Besarnya lubang dan jalur harus sesuai dengan kaki komponen.
6. Periksalah sekali lagi apakah perancangan sudah benar, bandingkan
dengan skema rangkaian pada gambar.
7. Pindahkan gambar tata letak jalur (layout jalur) pada kertas kalkir
dengan cara meletakkan kertas kalkir di atas layout milimeter.
8. Warnai jalur sehitam mungkin dengan pena rapido, tidak boleh ada
celah pada jalur.
9. Pindahkan pula gambar tata letak komponen (layout komponen) pada kertas
kalkir dengan posisi berkebalikan dengan tata letak jalur.
10. La p o r k a n p a d a i n s t r u k t u r b i l a s e m u a p e k e r j a a n t e l a h s e l e s a i
dikerjakan.
35
11. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan.
12. Simpan kembali semua peralatan ke tempat penyimpanan dalam
kondisi baik.
13. Lakukan pembersihan bengkel.

VI.7. PERTANYAAN
1. Sebutkan keuntungan membuat tata letak (layout) rangkaian elektronika!
2. Sebutkan aturan yang diperbolehkan dalam pembuatan tata letak (layout)
rangkaian.
JAWABAN :
1. Keuntungan membuat tata letak (layout) rangkaian elektronika adalah:
 Memudahkan dalam pemasangan komponen maupun
pengecekan rangkaian elektronik.
 Rangkaian bisa tertata rapih dari pada tanpa membuat layout
(langsung menggunakan jumper).
 Bisa meletakkan dan memindah-mindahkan komponen sesuai
keinginan sendiri sehingga tidak terpaku dengan letak awal
pada rangkaian awal (schematic).

2. Aturan yang diperbolehkan dalam pembuatan tata letak (layout) rangkaian


adalah :
 Jarak lubang kaki komponen harus sesuai dengan ukuran
komponen yang akan di pasang.
 Jalur harus dibuat rata dan sehitam mungkin.
 Pembelokan jalur minimal 45°.
 Jarak anatara jalur minimal 1mm.

36
B A B V I I
MERANCANG RANGKAIAN
GABUNGAN POWER SUPPLY REGULATOR DAN
FLIP-FLOP
VII.1. Tujuan
Setelah latihan merancang rangkaian gabungan power supply regulator dan flip-
flop mahasiswa dapat :
1. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar.
2. Menstranfer gambar layout ke PCB menggunakan decondalo atau rugos.
3. Melakukan proses pembuatan layout PCB dengan larutan FeCl3.
4. Memasangkan komponen-komponen elektronika dengan benar.
5. Menyolder komponen-komponen pada jalur PCB.
6. Merancang rangkaian gabungan Power Supply Regulator dan Flip-flop
dengan benar.
7. Memahami fungsi dan prinsip kerja rangkaian gabungan Power Supply
Regulator dan Flip-flop.
VII.2. DASAR TEORI
Penggunaan PCB dalam perakitan rangkaian elektronika memiliki
keuntungan dibandingkan dengan pengawatan langsung, yaitu dapat mengatasi
pengawatan yang rumit, memperkecil daya yang hilang pada pengawatan serta lebih
praktis. PCB dibuat dari bahan pertinaks atau epoxi yang satu sisinya dilapisi
tembaga. Tembaga tersebut berfungsi sebagai kawat penghubung antara
komponen yang satu dengan yang lainnya. Tebal atau lebarnya lapisan tembaga
menentukan besarnya daya yang boleh melaluinya. Semakin tebal atau lebar
tembaga maka semakin besar pula daya yang dapat melalui jalur tembaga tersebut.
Pembuatan PCB dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan proses langsung. Jalur PCB tersebut dapat dicetak dengan cara
menempelkan decondalo (permanent ink) atau rugos pada PCB, dan dilarutkan dalam
campuran FeC1 3 dan air. Jalur PCB yang telah tercetak dapat dipasangi
komponen dan disolder sesuai dengan tata letak komponennya. Rangkaian yang

37
telah tersusun pada PCB memiliki fungsi yang sama dengan rangkaian pada diagram
skematik.

VII.3. Daftar Alat

NO. NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH

1. Gambar layout komponen Rangkaian Gabungan 1 buah


Dan jalur pada kertasPower Supply Generator
kalkir dan Flip-flop
Jalur dan bulatan
2. Rugos elektro atau 1 set
permanent ink
3. Solder 30 W / 220 V 1 buah
4. Penyedot timah 1 buah
5. Tang potong 1 buah
6. Tang lancip 1 buah
7. Cutter 1 buah
8. Pinset 1 buah
9. Mistar baja 1 buah
10. Landasan solder 1 buah
11. Multimeter 1 buah

38
VII.4. Daftar Bahan

NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

1. PCB 5 x 10cm 1 buah


2. FeCl 3 secukupnya
3. Air bersih secukupnya
4. Thinner secukupnya
5. Sabun / Vim secukupnya
6. Timah secukupnya
7. Lotfet secukupnya
8. Amplas halus secukupnya
9. Resistor 1 270  1 buah
10. Resistor 2 1,2k  1 buah
11. Resistor 3, 4 560  2 buah
12. Resistor 5, 6 10 k  2 buah
13. Dioda bridge 1 buah
14. Transistor 1, 2, 3 BC 107 3 buah
15. LED 1, 2, 3 3 buah
16. Kapasitor 1 1 buah
2200 F / 16 Volt
17. Kapasitor 2, 3 2 buah
220F / 16Volt
18. Dioda 1, 2 2 buah
IN 4001
19. Transformator 1 buah
12 V / 500 mA

39
VII.5. GAMBAR

Gambar 7.1:Skema rangkaian gabungan Power Supply Regulator dan Flip-Flop

Keterangan
 R1 = 1,2K Ohm
 R2, R5 = 390 Ohm
 R3, R4 = 10K Ohm
 Dioda Bridge = (Dioda 1N4002 4 buah)
 IC = Regulator LM7812
 C1, C2 = 2200 µF / 16 V
 C3, C4 = 100 µF / 16V
 LED = 5 Buah
 D1, D2 = 1N4002

VII.6. Keselamatan Kerja


1. Ikuti instruksi dari instruktur
2. Gunakan perbandingan yang benar saat membuat larutan FeCl3 & air!
3. Lakukan proses pelarutan PCB di ruangan khusus!
4. Hati-hati saat proses pelarutan PCB karena larutan FeC l 3 cukup
berbahaya bila mengenal kulit dan mengotori ruangan, bila perlu
gunakan sarung tangan karet!

40
5. Pada saat pengeboran, lakukan denagn sangat hati -hati agar tidak
melukai badan dan merusak jalur PCB yang telah dibuat!
6. Gunakan tang potong, cutter dan solder dengan hati-hati dan teliti!
7. Selalu letakkan solder yang dalam keaadaan panas pada landasan
solder!
8. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung
racun!

VII.7. Langkah kerja


1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dan letakkan
pada posisi yang benar
2. Siapkan layout komponen dan jalur yang telah dibuat pada kertas kalkir
3. Bersihkan permukaan tembaga PCB dari kotoran dan lemak
4. Pindahkan gambar layout jalur dari kertas kalkir ke papan PCB
5. Buatlah bulatan-bulatan yang sesuai dengan ukuran kaki komponen aslinya
6. Warnai jalur sehitam mungkin
7. Periksa kembali hasil layout pada PCB, cocokkan dengan layout aslinya
8. Siapkan larutan FeCl3 (Ferrit Chloride) yang dicampur air bersih dengan
perbandingan 1 : 3
9. Aduk rata campuran FeCl3 dengan air
10. Rendam PCB yang telah di layout selama kira-kira 20 menit, tergantung pada
kepekatan larutan dan temperatur
11. Setelah sisa tembaga larut dalam larutan FeCl3, jalur akan terlihat jelas dan
bersih
12. Angkat PCB dari larutan dan cuci dengan air bersih, bila perlu gunakan sabun
Vim
13. Bersihkan decondalo atau permanent ink dari jalur, gunakan thinner
14. Lubangi bulatan-bulatan untuk kaki komponen menggunakan mesin bor dengan
mata bor yang sesuai
15. Bersihkan PCB dengan lap bersih
16. Pasanglah komponen sesuai dengan tata letak komponen
17. Solderlah semua komponen dengan hati-hati dan teliti

41
18. Ujilah rangkaian dengan memberikan sumber tegangan yang sesuai pada input
rangkaian, amati nyala indikator LED
19. Ukurlah tiap-tiap titik uji dan catatlah data-data yang diperoleh
20. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai dikerjakan
21. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan
22. Simpan kembali semua peralatan ke tempat penyimpanan dalam kondisi baik
23. Lakukan pembersihan bengkel
VII.8. Pertanyaan
1. Sebutkan keuntungan pengawatan dengan PCB dibandingkan dengan
pengawatan langsung !
2. Sebutkan fungsi larutan Ferrit Chloride dalam proses pembuatan PCB !
VII.9. Jawaban
1. Keuntungannya yaitu tata letak komponen lebih rapi,hubungan antar komponen
lebih mudah dilacak jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen,peletakan
komponen lebih presisi dan tahan lama, serta lebih terhindar dari hubungan
singkat antar komponen.
2. Larutan Ferrit Chloride dalam proses pembuatan PCB berfungsi sebagai larutan
yang berfungsi untuk mengikis lapisan tembaga pada PCB yang tidak digunakan
sebagai jalur/pengawatan. Sehingga nantinya hanya tembaga yang dilapisi
dengan spidol permanen/ sablonan yang tidak dikikis dan menjadi sirkuit/jalur
sebagai penghubung antar komponen satu ke komponen lainnya.

VII.10. Evaluasi
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian gabungan Power Supply Regulator dan Flip
Flop !

VII.11. Jawaban
1. Rangkaian ini terdiri atas 2 rangkaian utama yaitu rangkaian power supply dan
rangkaian flip flop. Rangkaian power supply ini berfungsi untuk menyupply daya
ke seluruh rangkaian sekaligus menyearahkan tegangan AC dari trafo menjadi
tegangan DC. Sedangkan untuk rangkaian flip flop merupakan rangkaian yang
bekerja secara otomatis dengan memanfaatkan sistem switching atau penyaklaran
42
transistor dan frekuensi hidup mati LED dikendalikan oleh perbandingan nilai
resistansi dan kapasitansi.

VII.12. Analisa
Analisa pada job ini yaitu apabila ada komponen yang dipasang terbalik maka flip flop
nya tidak akan berjalan. Begitu pula jika rangkaiannya terputus/ tidak terhubung maka
rangkaiannya tidak berjalan dengan sesuai mestinya. Jika salah satu resistornya diganti
nilainya seperti nilai resistornya lebih kecil maka lampu flip-flop yang terjadi semakin
cepat.
VII.13. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari job ini yaitu :
- Dapat membuat gambar layout ke PCB
- Dapat memasang komponen-komponen dengan baik dan benar
- Dapat menyolder diatas papan PCB
- Dapat membuat dan mengetahui cara rangkaian ini
- Dapat mengetahui dan menganalisa suatu rangkaian jika terjadi kesalahan
VII.14. Gambar Hasil Praktek
04 Terlampir

43
BAB VIII

MEMBUAT SKEMA RANGKAIAN SISTEM KONTROL


ALARM

VIII.1. TUJUAN

a) Melatih agar dapat lebih mengenal komponen elektronik lebih banyak lagi
b) Dapat membuat alat yang dapat dimanfaatkan maupun dikembangkan dengan lebih
baik lagi
c) Melatih menggunakan sensor cahaya (Light dependant resistor)

VIII.2. DASAR TEORI

Pada rangkaian eletronik, penggunaan sensor sangat berhubungan erat dengan rangkaian
eletronik seperti halnya alarm. Pada alarm sensor yang sering digunakan pada rangkaian
sedehana dan menggunakan sensor yang mudah serta murah didapatkan adalah LDR
(Light dependant Resistor). LDR merupakan termasuk sensor yang cukup baik
kesensitifitasannya akan cahaya. Dan dapat dikombinasikan dengan variabel resistor
sebagai pengatur pencahayaannya.

VIII.3. DAFTAR ALAT

No NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH


1 Solder 30 watt/220 1 buah
2 Tang potong 1 buah
3 Tang jepit 1 buah
4 Cutter 1 buah
5 Pena permanent 1 buah
6 Mistar baja 1 buah
7 Landasan solder 1 buah
Tabel 3. DAFTAR ALAT

44
VIII.4. DAFTAR BAHAN

NAMA
NO SPESIFIKASI JUMLAH
BAHAN
1 Papan PCB 5 x 10 cm 1 buah
2 Resistor 82 Kohm 2 buah
3 Resistor 390Kohm 1 buah
4 Resistor 10K ohm 1 buah
5 Resistor 1K ohm 1 buah
6 Kapasitor 1µ 1 buah
7 Kapasitor 10µF 1 buah
8 Kapasitor 10nF 1 buah
9 IC LM 7812 1 buah
10 IC 741 1 buah
11 IC NE 555 1 buah
12 VR 250K ohm 1 buah
13 VR 500K ohm 1 buah
14 Transistor BC 108 1 buah
15 Dioda IN4001 4 buah
16 Relay 12 Volt 1 buah
17 LED 1 buah
18 Bubuk FeCl3 1 bungkus
19 Thinner Secukupnya
Tabel 4. DAFTAR BAHAN

45
VIII.5. Gambar

Gambar 8.5. SKEMA RANGKAIAN SISTEM KONTROL ALARM

VIII.6. Keselamatan kerja

a) Ikuti instruksi dari instruktur


b) Gunakan perbandingan yang benar saat membuat larutan FeCl3 & air
c) Lakukan proses pelarutan PCB di ruangan khusus
d) Hati-hati saat proses pelarutan PCB karena larutan FeCl3 cukup berbahaya bila
mengenai kulit dan mengotori ruangan, bila perlu gunakan sarung tangan karet
e) Pada saat pengeboran di lakukan dengan sangat hati-hati agar tidak melukai badan
dan merusak jalur PCB yang telah di buat
f) Gunakan tang potong, cutter dan solder dengan hati-hati dan teliti
g) Selalu letakan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder
h) Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung racun

46
VIII.7. Langkah kerja

a) Gambarlah layout yang akan digunakan skema rangkaian sistem kontrol alarm pada
papan PCB menggunakan pena permanent.
b) Rendamlah papan PCB yang telah di gambar pada bubuk FeCl3 yang telah di
cairkan dengan air secukupnya.
c) Angkatlah papan PCB apabila lapisan yang hanya tertinggal pada PCB hanya layout
yang di gambar.
d) Hilangkanlah bekas penas permanent pada papan PCB menggunakan Thinner higga
bersih.
e) Borlah pada titik-titik yang ttelah ditetukan pada saat penggambaran layout.
f) Pasanglah komponen sesuai dengan yang tertera pada gambar sesuai layout.

VIII.8. Analisa serta pembahasan hasil praktek

IC adalah singkatan dari Integrated Circuit, yakni rangkaian elektronik terpadu yang
terdiri dari berbagai komponen: diode, kapasitor, transistor, dan resistor.

Fungsi IC sendiri ada bermacam-macam sesuai dengan kode atau type IC


tersebut. Tapi, Fungsi IC secara umum yaitu:
1. Mengatur tegangan input dan out put
2. Sebagai jantung pada suatu rangkaian. Karena IC-lah yang mengatur kerja dari
setiap blok rangkaian dengan membagi tugas masing-masing blok rangkaian tertentu.

VIII.9. Kesimpulan

Menggunakan komponen harus disesuaikan dengan in put dan out put serta , apakah
seimbangnya arus yang dibutukan pada masing-masing komponen yang digunakan.

VIII.10. Gambar Hasil Praktek

05 Terlampir

47

Anda mungkin juga menyukai