Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN)

DI PT KONIMEX PHARMACEUTICAL LABORATORIES

SOLO-INDONESIA

GHANIA TSURAYYA AMI

NIS 187010

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

2022
LAPORAN INI DISUSUN BERDASARKAN PENELITIAN DI
LABORATORIUM PT KONIMEX PHARMACEUTICAL LABORATORIES
SOLO – INDONESIA, TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI
PADA TANGGAL : ........................

Analytical Development Analytical Development Analyst


Officer Assistant

Bibi Wahyu Citra Maya Sari Mayang Ayu Oktavia

Mengetahui,
Analytical Development Manager

Ellen Natasia A
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT KONIMEX

Disusun oleh;

Ghania Tsurayya Ami

NIS 187010

Telah disetujui tanggal:


Mei 2022

di

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ANALIS KIMIA PADANG

Disetujui oleh:
Pembimbing Prakerin di SMK SMAK PADANG,

Rifda Najmi Fuad


NIP.
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada kita semua, sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan praktik
kerja industri ini dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam tidak lupa pula kita hadiahkan
kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman
yang penuh kebodohan ke zaman yang dapat kita rasakan saat ini.

Adapun tujuan dari penyusunan laporan praktik kerja industri yaitu untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh sekolah serta melakukan pengujian dan
penelitian di PT KONIMEX. Dimana pada laporan ini penulis akan membahas mengenai
Pengujian Kadar Zat Aktif pada Produk X . Pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua penulis atas doa, semangat, serta dukungan dalam
mendampingi penulis. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan
ridho -Nya kepada keduanya.
2. Bapak Drs. Nasir selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kimia
Padang.
3. Ibu Rifda selaku pebimbing praktek kerja industri dari sekolah yang
memberikan arahan dan masukan selama penulis melaksanakan praktek kerja
industri.
4. Ibu Bibi selaku pebimbing praktik kerja industri di PT Konimex yang selalu
memberikan pengarahan dan masukan selama melaksanakan praktek kerja
industri.
5. Teman-teman,keluarga besar laboratorium farmasi 1 terutama Mbak Mayang
dan mbak Mareta di bagian Non LC yang telah membantu kelancaran
kegiatan PKL di laboratorium PT Konimex.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penyusunan laporan ini telah diusahakan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan
saran yang membangun sebagai materi evaluasi sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi semua
pihak, khususnya bagi Analis Kimia dengan segala kekurangan dan kelebihan di dalamnya.

Sukoharjo, Mei 2022

Ghania Tsurayya Ami


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1Latar Belakang.................................................................................
1.2Tujuan..............................................................................................
1.3Manfaat ...........................................................................................
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1Sejarah Perusahaan .........................................................................
2.2Visi dan Misi....................................................................................
2.3Lokasi Perusahaan ..........................................................................
2.4Struktur Organisasi .........................................................................
BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN
3.1Waktu dan Tempat Pelaksanaan......................................................
3.2Pengujian yang dilakukan................................................................
3.3Tinjauan Pustaka .............................................................................
3.4Metodologi Pengujian .....................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Pengujian................................................................................
4.2Pembahasan.....................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan .....................................................................................
5.2Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan wawasan pengalaman belajar dan penguasaan keterampilan


tertentu pada para siswa di setiap sekolah terutama sekolah kejuruan, upaya yang dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut adalah menyelenggarakan Program Praktik Kerja Industri
(Prakerin) dalam rangka Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja yang terkait. Sehubungan
dengan pemikiran yang diutarakan tersebut, SMK SMAK PADANG menerjunkan siswa kelas
XIII (tiga belas) untuk melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda tersebut.
Sehingga siswa yang melakukan prakerin diharapkan mempunyai kemampuan yang sesuai
di bidang, agar nantinya bisa diterima oleh dunia usaha ataupun industri. Tidak sedikit siswa
yang setelah lulus tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan atau kompetensi
yang dimiliki. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan siswa di dunia industri, alat dan
bahan yang terbatas selama praktikum, dan waktu yang kurang untuk mendapat bekal yang
cukup.
Dengan adanya Praktik Kerja Industri (Prakerin) akan memberikan suasana, pelajaran,
pengetahuan, serta pengalaman bagi para peserta didik yang melaksanakannya. Suatu industri
juga akan menjadi sorotan tersendiri bagi para siswa sebagai langkah pertama untuk
melaksanakan prakerin. Selain itu, Prakerin berlatar belakang sebagai sarana edukasi/
pendidikan yang akan memberikan ilmu tentang tanggung jawab, kedisiplinan, etika, dll.
Karena itu peserta Prakerin harus menyesuaikan diri di lingkungan Prakerin khususnya adalah
mematuhi tata tertib yang telah ditentukan selama berada di tempat tersebut.
Prakerin adalah salah satu bentuk pengaplikasian ilmu yang siswa dapatkan di bangku
sekolah, sebelum menghadapi dunia kerja secara nyata.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dilaksanakannya program Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini adalah sebagai
berikut:

1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dan penyelesaian mata pelajaran produktif di SMK-
SMAK Padang.
2. Sebagai salah satu sarana pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan di SMK-SMAK
Padang dalam bentuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) di PT Konimex. Dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam melakukan pekerjaan di
laboratorium.
3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensional dalam dunia kerja,
antara lain struktur organisasi , disiplin, lingkungan dan sistem kerja yang nyata.
4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, berinteraksi dengan orang sekitar
secara profesional.
5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan
sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

1.3 Manfaat

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat dari prakerin ini sebagai berikut:
1. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan.

2. Dengan pengalaman yang di dapat dari pelaksanaan Prakerin, praktikan dapat


mempersiapkan diri untuk bersaing di dunia kerja.
3. Mendapatkan pengetahuan yang tidak didapatkan di bangku sekolah.

4. Mengembangkan cara berpikir praktikan dalam pemecahan masalah dalam


dunia kerja.
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT Konimex Pharmaceuticals Laboratories didirikan pada tanggal 8 Juni 1967 oleh


Djoenaedi Joesoef. PT Konimex beralamatkan di Jalan Urip Sumoharjo No. 96-98
Surakarta.Konimex merupakan singkatan dari Kondang Import Export. PT konimex ini bergerak
dalam bidang usaha obat-obatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kedokteran. Ditahun
1967 PT Konimex memproduksi produk pertama adalah Mexaquin (obat antimalaria), sulfa dan
kapsul tetrasiklin. Setelah dua tahun, PT Konimex mengeluarkan produk Konidin dan pada tahun
1974 mengeluarkan produk Inza. Awalnya PT Konimex hanya memproduksi obat-obat bebas
(OTC), sekarang mencoba untuk mengembangkan portofolio produknya dengan obat-obat resep
dokter (ethical) maupun produk nonkuratif antara lain vitamin.
Dengan adanya dukungan fasilitas dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada
tahun 1971, PT Konimex memulai memproduksi obat-obatan sendiri. Seiringan dengan
pertumbuhan ekonomi saat itu, perkembangan usaha PT Konimex cukup berkembang dengan
baik.Pada tahun 1971, bidang usaha hanya terfokus pada produk farmasi OTC dalam bentuk
kemasan 4 tablet hingga sampai saat ini. Bisnis usaha lain yaitu alat kesehatan, dan dental
equipment. PT Konimex pada tahun 1977 memiliki usia kesepuluh tahun ingin menuntut sistem
pengelolaan yang lebih profesional. Dengan begitu, PT Konimex melakukan kerja sama dengan
konsultasi dalam pembenahan struktur, sistem manajemen yang terkait dengan program pelatihan
dan perekrutan tenaga profesional.
Pada tahun 1979, PT Konimex mendirikan pabrik baru di Sanggrahan sekitar 5 kilometer
barat daya Surakarta. Dan tahun 1980, kompleks ini didirikan pabrik kembang gula
Nimm's.Pabrik Kembang gula ini merupakan usaha industri makanan. Pendirian pabrik ini adalah
awal diversifikasi PT Konimex ke Industri makanan. Pada tahun 1980, karena adanya peraturan
dari pemerintah yang diwajibkan pemisahaan antara produsen obat dengan distributornya maka
PT Konimex kembali mendirikan PT Sinar Intermark. Kemudian untuk memperluas jangkauan
distribusi dan perkembangan produk yang dipasarkan maka PT Konimex mendirikan distributor
kedua yaitu PT Marga Nusantara Jaya. PTSinar Intermark memiliki cabang yang berpusat di Solo
dengan melayani distribusi untuk wilayah Indonesia bagian timur dan sebagian Indonesia bagian
tengah. Dan PT Marga Nusantara Jaya memiliki cabang dengan kantor pusat di Jakarta yang
melayani distribusi untuk wilayah Indonesia bagian barat dan sebagian Indonesia bagian tengah.
Pada tahun 1993, PT Konimex kembali mendirikan PT Solonat yang memproduksi
berbagai makanan ringan khusus dari bahan kacang-kacangan. Dengan seiring perkembangan
produk dari bahan alam, maka pabrik PT Solonat ini di fokuskan untuk memproduksi natural
product. Namun seiringnya berjalannya waktu, PT Konimex mengalami kegagalan dalam
usahanya, dikarenakan usaha ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga
dengan keputusan yang sangat berat, perusahaan menutup usaha ini. Pada tahun 1994, PT
Konimex mendirikan divisi Sobisco yang berasal dari singkatan Solo Biscuit Company yang
memproduksi biskuit dan wafer. Dan tahun 1994 PT Konimex tidak hanya dipasarkan dalam
negeri saja, melainkan sudah mulai ekspor luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Vietnam,
Myanmar dan Nigeria. PT Konimex mendapatkan beberapa sertifikat dari Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB), yaitu 14 sertifikat dan CPOTB 6 sertifikat, penghargaan sertifikat tersebut
didapatkan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia berdasarkan jenis dan bentuk sediaannya.

2.2 Visi dan Misi PT Konimex Pharmaceuticals Laboratories

 Visi
Menjadi pemimpin pasar dalam produk makanan dan perawatan kesehatan di
Indonesia dan tingkat regional.
 Misi

1. Dengan memiliki produk-produk yang dikenal di dunia internasional.


2. Dengan menyediakan produk makanan dan perawatan kesehatan.

3. Dengan melakukan survey pasar untuk menyediakan produk-produk yang


inovatif.

2.3 Lokasi Dan Sarana Produksi PT Konimex Pharmaceuticals Laboratories

PT Konimex Pharmacheuticals Laboratories terletak di Desa Sanggrahan, Kecamatan


Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Memiliki 3 blok/plant, masing – masing memiliki segmen
tersendiri :
1. Plant pertama, khusus produk – produk farmasi
2. Plant kedua, khusus natural produk (natpro)
3. Plant ketiga, khusus produk candy dan biscuit (sobisco)
Serta memiliki perkebunan untuk produksi sayuran dan buah-buahan baik organikmaupun
anorganik

2.4 Struktur Organisasi


2.5 Produksi PT Konimex Pharmaceuticals Laboratories

2.5.1 Produk Farmasi

Divisi farmasi merupakan inti produk bisnis PT Konimex. Melalui divisi ini, Konimex
telah berhasil menciptakan lebih dari 121 merk produk terkenal di Indonesia. Hal ini sejalan
dengan strategi pemasaran PT Konimex, yaitu membangun citra merk yang kuat, sejalan dengan
visi korporat. Kalau pada awal mulanya hanya memproduksi obat-obat bebas (OTS), kini PT
Konimex mengembangkan obat-obat dengan resep dokter (Ethical) serta produk nonkuratif,
antara lain vitamin. Dari sediaan semula hanya tablet, kini telah memiliki berbagai variasi
sediaan seperti sirup, salep, krim, kapsul, serta tablet effervescent dalam hal pengembangan
kemasan PT Konimex telah melakukan inovasi-inovasi khusus untuk memanjakan konsumennya.
Konimex telah menjadi pelopor dalam kemasan catch cover isi 4. Selain itu, obat tetes mata
kemasan sekali pakai yang dilengkapi dengan teknologi sterile closed system telah menjadi
pelopor dalam pengembangan farmasi di Indonesia. Adapun produk farmasi sebagai berikut :
1. Paramex
2. Inza
3. Inza Max
4. Inzana
5. Konidin
6. AnaKonidin
7. AnaKonidin OBH
8. Termorex
9. Termorex Plus
10. Fungiderm
11. Neo Napacin
12. Feminax
13. Siladex
14. Konimag
15. Konvermex
16. Mexaquin
17. Askamex
18. Wisatamex
19. Neo Koniform
20. Braito Original
21. Braito Tears
22. Nasamex Forte
23. Laxamex
24. Migran
25. Nofena 200
26. OBH Sase
27. Pimplex
28. Vigel
29. Zeropain
30. dan lain-lain
2.5.2 Produk Herbal

Semakin tingginya biaya kesehatan serta timbulnya kesadaran bahwa tidak semua
penyakit dapat disembuhkan dengan pengobatan modern, pengobatan alternatif antara lain
dengan memanfaatkan dan melestarikan apa yang telah disediakan oleh alam-going to nature.
Kecenderungan masyarakat tersebut mendorongkami melakukan penelitian dan pengembangan
produk kesehatan yang berbasiskan bahan alami sudah dipasarkan. Dengan demikian, usaha
‘’ikut menyehatkan bangsa’ semakin mendekati kenyataan. Produk-produk herbal antara lain :
1. Inzana Sirup Masuk Angin
2. Herbadrink
3. JessCool
4. JessSlim
5. Feminax Lancar Haid
6. Konicare Minyak Kayu Putih
7. Konicare Minyak Telon
8. Virugon
9. dan lain-lain

2.5.3 Produk Vitamin dan Food Suplemen

1. Protecal
2. Fit Up
3. Ever E 250
4. Renovit
5. Konilife
6. Exergy

2.5.4 Kembang Gula

Kembang gula menjadi pilihan pertama ketika PT Konimex melakukan diversifikasi


usaha ke industri makanan sehat pada tahun 1980, selain karena faktor pasar, pilihan ini juga
mempertimbangkan bahwa manajemen produksi kembang gula tak jauh berbeda dengan farmasi,
divisi kembang gula Nimm’s ini sejak berdiri telah diproses dengan menggunakan mesin canggih
berteknologi mutakhir. Hal tersebut untuk mengantisipasi perkembangan permintaan pasar
terutama pasangan remaja dinamis. Hingga kini Nimm’s telah mengembangkan bermacam
bentuk kembang gula, antara lain hard candy, chewycandy, deposit candy dan compressed candy.
Inovasi dalam hal rasa juga telah menghasilkan berbagai varian kembang gula rasa unik yang
digemari oleh masyarakat. Produk produk kembang gula antara lain :
1. Nano Nano
2. Hexos
3. Frozz
4. Boom

2.5.5 Sobisco
Pertumbuhan usaha kembang gula yang menggembirakan, memperbesar keyakinan PT
Konimex bahwa pengembangan usaha ke industri makanan merupakan langkah tepat. Langkah
pengembangan kelompok usaha PT Konimex berlanjut dengan berdirinya Sobisco pada tahun
1994. Sobisco adalah pabrik biskuit dan coklat yang dilengkapi dengan fasilitas mesin-mesin
canggih berkapasitas besar. Produk-produk Sobisco yang terkenal di masyarakat antara lain :
1. Choco Mania
2. Snips Snaps
3. Tini Wini Biti
4. Diasweet
5. dan lain-lain
2.6 Ruang Lingkup Perusahaan
2.6.1 Analisa kualitatif
Analisa kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu
senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak di ketahui. Dalam melakukan
analisa kualitatif yang dipergunakan adalah sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis
maupun sifat-sifat kimianya. Tujuan analisa kualitatif adalah untuk memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur atau senyawa.

2.6.2 Analisa kuantitatif


Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar
suatu zat (svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak
suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut,
yang seringkali ditetapkan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau
sebagian besar sampel yang dianalisis (Day dan Underwood, 2002).
Macam-macam analisa kuantitatif secara garis besar ada dua yakni metode
gravimetri dan metoda volumetri. Dalam metoda gravimetri penetapan kadar dari suatu
unsur atau senyawa dilakukan berdasarkan pada beratnya. Berat senyawa selanjutnya
dapat dianalisa berdasarkan jenisnya (khoppar, 1990). Sedangkan metoda volumetri
adalah analisa kuantitatif yang dilakukan dengan cara mereaksikan zat yang sudah di
ketahui konsentasinya dan zat yang belum diketahui konsentrasinya sehingga reaksi yang
berjalan secara kuantitatif dapat di analisis dan di hitung jumlahnya.
Reaksi dalam volumetri di bedakan menjadi tiga yaitu:
 Reaksi netralisasi, yakni suatu proses terbentuknya garam dari reaksi
asam dan basa.
 Reaksi pengendapan atau pembentukan senyawa kompleks, yakni reaksi
meliputi pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan.
 Reaksi oksidasi-reduksi (redoks). Oksidasi dan reduksi selalu
berlangsung secara serentak, di mana jumlah elektron yang dilepaskan
pada oksidasi harus sama dengan elektron yang di dapatkan pada reduksi.
2.6.3 Analisa instrumen
Analisis instrumental adalah cara analisis yang didasarkan pada gabungan alat -
alat elektronik dan optik serta sifat-sifat kimia fisika untuk menggantikan ketajaman
mata/ indra penglihat. Ada beberapa macam metode yang digunakan dalam analisa
instrumen yakni spektrofotometer dan kromatografi. Spektrometer dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu spektro uv-vis dan spektro-IR. Kromatografi juga di bagi menjadi
beberapa jenis yakninya HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dan UPLC
(Ultra Performance Liquid Chromatography).

2.6.4 Spektrofotometri Uv-Vis


Merupakan metode analisis intrumental yang didasarkan pada intensitas cahaya
dengan panjang gelombang yang hampir monokromatis yang digunakan, setelah
berinteraksi dengan sampel atau zat uji.
Panjang gelombang ultraviolet (UV) antara 200-400 nm, sedangkan sinar tampak
(visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Suatu senyawa dapat di periksa
dengan spektrofotometri uv-vis Karena memiliki gugus kromofor. Gugus kromofor yaitu
suatu senyawa yang memiliki ikatan rangkap.

2.6.5 Spektrofotometri IR
Merupakan spektrofotometri serapan molekul yang didasarkan atas pengukuran
serapan radiasi infra merah oleh suatu zat. Daerah spektrum radiasi IR yang sering
digunakan adalah mid IR. Spektrum IR adalah grafik hubungan antara
transmitan/absorban suatu zat dengan frekuensi/ bilangan gelombang radiasi IR pada
rentang frekuensi tertentu. Spektrum ini dapat menggambarkan gugus-gugus fungsional
yang ada dalam zat tersebut dan secara keseluruhan merupakan spektrum yang sangat
khas untuk zat tersebut sehingga bisa untuk identifikasi zat tersebut.

2.6.6 HPLC (High Performance Liquid Chromatography) / UPLC (


Ultra Performance Liquid Chromatography)
Kromatografi cair berperforma tinggi (high performance liquid
chromatography,) merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang
biasanya disertai dengan tekanan tinggi. HPLC digunakan untuk memisahkan molekul
berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan
dipisahkan merupakan fasa cair dan zat padatnya merupakan fasa diam (stasioner).
Teknik ini sangat berguna untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karena setiap
senyawa mempunyai afinitas selektif antara fasa diam tertentu dan fasa gerak tertentu.
Dengan bantuan detector serta integrator kita akan mendapatkan kromatogram.
Kromatogram memuat waktu tambat serta tinggi puncak suatu senyawa. Pemisahan
dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya lebih polar
dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya kurang non polar
dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali
HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik.
HPLC menggunakan pemisaahan campuran senyawa karena perbedaan dalam
keseimbagan distribusi diantara dua fase, fase diam dikemas dalam kolom dan fase
gerak, disampaikan melalui kolom dengan pompa tekanan tinggi. UPLC menggunakan
partikel yang lebih kecil dalam kolom tidak cocok untuk sampel kotor atau tanpa filter.
Menggunaka sampel tanpa filter mungkin lebih banyak berhenti karena kolom tersumbat
atau bagian lai. UPLC saat ini menggunakan sub-2mm parttikel dengan system HPLC
dispersi rendah dimana tekanan pompa mampu > 600 bar.

2.6.7 Polarimeter

Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik
yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi
polimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh
suatu senyawa optis aktif.
Ciri suatu senyawa optis aktif adalah memiliki atom asimetris atau atom C kiral
pada senyawa tersebut maka senyawa tersebut di sebut dengan senyawa optis aktif.
Namun tidak semua senyawa yang memiliki atom c kiral bersifat optis aktif, karena jika
atom tersebut memiliki bidang simetris atau bidang yang bisa di lipat dua dengan sisi
yang sama berarti bukan senyawa optis aktif.
Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi,
sedangkan yang di maksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi)
dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain.
Prinsip kerja polarimeter :
Sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan
melalui prisma terpolarisasi ( polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan.
Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer).
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan pada tanggal 10 Januari - 10 Juni 2022 yang
bertempat di PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Farmasi 1.

3.2 Pengujian yang Dilakukan


Pengujian yang dilakukan adalah: Pengujian kadar Vitamin C ,Pengujian kadar CaCo3 pada
produk dan melakukan Daily check neraca analitik.

3.3 Tinjauan Pustaka Parameter Pengujian

3.3.1 Potensiometri
Potensiometri merupakan teknik analisis yang didasari pada pengukuran potensial suatu
sensor atau elektroda. Teknik ini menggunakan suatu membrane sebagai setengah sel
elektrokimia yang potensialnya sebanding dengan logaritma dari aktivitas atau konsentrasi ion
yang dianalisis. Potensial sel diukur pada keadaan tidak ada arus yang melalui sel. Prinsip
potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara elektrode indikator dan
elektrode yang dicelupkan pada larutan. Untuk mengukur potensial pada elektrode indikator
digunakan elektrode standar sebagai pembanding yang mempunyai harga potensial tetap selama
pengukuran. Elektrode indikator merupakan elektrode yang potensialnya bergantung pada
konsentrasi ion yang akan ditetapkan dan proses pemilihannya berdasarkan jenis senyawa yang
hendak ditentukan (Gandjar 2007).

Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektrode indikator dan elektrode
pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan
potensial terhadap volume titran yang ditambahkan dapat diperkirakan titik akhirnya. Pada
metode titrasi potensiometri ini titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan potensial yang
mencolok. Ketelitian yang diperoleh akan lebih baik dari pada titik ekivalen yang ditandai
dengan perubahan warna maupun adanya endapan (Suyanta 2005). Metode potensiometri ini
bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya
dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaraan sangat pendek dan tidak cocok untuk
penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai 1995).

3.3.2 Vitamin C

Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C
(C6H8O6) dan kedudukannya tidak stabil karena mudah bereaksi dengan O 2 di udara menjadi
asam dehidroaskorbat. Vitamin C merupakan vitamin yang paling sederhana. Sifat vitamin C
adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni), mudah larut
dalam air, agak sukar larut dalam etanol 95%, dan tidak larut dalam kloroform, eter dan
benzene. Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C
mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul- molekul yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh.
Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam
sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol menjadi asam
empedu dan juga berperan dalam Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan
oleh manusia. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-
molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang
penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat
dalam metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin.

3.3.3 Kompleksometri

Titrasi kompleksometri merupakan titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks


antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak
digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamin tetra asetat
(EDTA). Senyawa ini dengan banyak kation membentuk kompleks dengan pembanding
1:1.Titrasi kompleksometri dikenal juga dengan reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-
ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan
berdasarkan terbentuknya kompleks dari kelarutan. Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titrasi dan titran saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks yang stabil.
Indikator yang sering digunakan digunakan dalam titrasi ini adalah biru hidroksi naftol.

3.3.4 Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh yaitu 1,5% - 2%
dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada
dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. didalam cairan ekstraseluler dan intraseluler kalsium
memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel seperti transmisi saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan
hormon – hormon dan faktor pertumbuhan (Almatsier, 2004).

Kalsium mempunyai peranan penting didalam tubuh, yaitu dalam pembentukan tulang
dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraseluler dan intraseluler, seperti untuk
transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalam darah dan menjaga permeabilitas membran sel.
Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan hormon – hormon dan faktor pertumbuhan (FKM
UI, 2007).

3.3.5 Titrasi otomatis (Automatic Titrator)

Titrasi otomatis merupakan alat yang mampu melakukan semua prosedur titrasi secara
otomatis dengan menggunakan pengontrolan berupa mikroprosesor. Titrasi otomatis mampu
menambahkan titran, memantau reaksi,menentukan titik akhir reaksi,menyimpan
data,menghitung produk dan mentransfernya ke komputer atau printer.

3.4 Metodelogi Pengujian


3.4.1 Pengujian Kadar Vitamin C
APD(alat pelingdung diri) yang digunakan yaitu : Jas lab,sepatu
lab,masker,penutup kepala/topi dan sarung tangan karet.
Alat:
1. Timbangan Analitik
2. Automatic Titrator
3. Gelas ukur 100ml
4. Pipet ukur 5ml
Bahan:
1. Purified Water
2. Titriplex III
3. Iodium P
4. Natrium hidroksida
5. Kalium Iodida P
6. Asam Klorida P
7. EDTA 0,1N
8. Iodium 0,1N
Standarisai Iodium 0,1N:
1. Timbag seksama sejumlah mg arsen trioksida P yang sebelumnya.
2. dikeringkan pada suhu tertentu selama 1 jam,masukkan ke dalam erlemeyer.
3. Larutkan dengan beberapa ml NaOH 1N.
4. Encerkan dengan beberapa ml purified water.
5. Tambahkan larutan indikator jingga metil P dan tambahkan larutan Hcl tetes demi
tetes hingga warna berubah.
6. Tambahkan dengan Iodium 0,1N menggunakan Automatic titrator

Pemeriksaan Sampel:
1. Timbang seksama mg sampel,masukkan kedalm gelas titrasi.
2. Tambahkan beberapa ml EDTA 0,1N campur hingga homogeni.
3. Tambahkan beberapa ml purified water,campur.
4. Titrasi dengan iodium 0,1N menggunakan automatic titrator dengan electrode.
5. Tiap ml Iodium 0,1N setara dengan 8,806mg Vitamin C.

3.4.2 Pengujian Kadar CaCo3


APD(alat pelindung diri) yang digunakan yaitu: sarung tangan karet,jas lab,sepatu
lab,masker dan penutup kepala/topi.
Alat:
1. Timbangan Analitik
2. Gelas ukur 100ml
3. Gelas titrasi
4. Buret 25ml
5. Pippetor 5ml
6. Labu ukur 100ml
7. Pipet ukur 5ml
8. Magnetic Stirer
9. Stirrer plate
Bahan:
1. Purified water
2. Hydroxynaphthol blue
3. Titriplex III
4. Sodium Hydroxide
5. Hydrochloric acid fuming
Preparasi Larutan Pendukung

1. Pembuatan Larutan Hcl 3N


 Masukkan Purified water kira-kiar ½ labu ukur 100 ml.
 Ukur 24,99ml Hydrochloric acid fuming 37% masukan kedalam labu,goyangkan
labu untuk homogenkan.
 Tambahkan purified water sampai tanda batas
 Tutup dan kocok homgenkan
2. Pembuatan Larutan NaOH 2N
 Timbang seksama 8 gram Sodium hydroxide dengan erlemeyer 100ml.
 Tambahkan 100 ml purified water menggunakan gelas ukur.
 Stirer hingga larut.
3. Pembuatan Larutan Volumetrik (EDTA 0,01 M)
 Larutan lebih kurang 3,75 gr Titriplex III P dalam 500 ml purified water.
 Larutkan dan encerkan dengan purified water hingga 1000 ml.
4. Pembakuan Larutan Volumetrik (EDTA 0,01)
 Timbang seksama lebih kurang 100 mg Kalsium Karbonat P standar volumetrik
yang sebelumnya telah dikeringkan sesuai instruksi pada sertifikat standar
volumetrik.
 Masukkan ke labu ukur 100 ml.
 Tamah 5 ml purified water dan gayang hiangga terbentuk bubur.
 Tambahkan 2 ml Asam klorida 2N, tambahkan purified water hingga 100 ml.
 Pipet 5 ml larutan, masukkan ke dalam erlemeyer,tambahkan 50 ml purified
water.
 Tambahkan 4 ml larutan EDTA 0,01 M melalui buret,sambil diaduk dengan
stirrer.
 Tambahkan 2 ml larutan NaOH 2N dan sepucuk spatel Biru hidroksi naftol P.
 Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai warna berubah dari merah anggur
menjadi biru.

Pemeriksaan Sampel
1. Timbang sejumlah sampel Protecal Solid yang sudah digerus,masukkan kedalam
gelas titrasi.
2. Larutkan dalam beberapa mL Hcl 3N.
3. Tambah beberapa mL Purified Water,Campur.
4. Tambahkan beberapa mL EDTA 0,01M melalui buret.
5. Tambahkan beberapa mL NaOH 2 N,Campur.
6. Tambahkan indikator Hydroxynaphthol blue,campur.
7. Titrasi kembali dengan EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan warna dari merah
anggur menjadi biru.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Kadar Vitamin C


Output hasil pemeriksaan Kadar Vitamin C menggunakan automatic titrator berupa kurva
titrasi yang menggambarkan hubungan antara vol titran (mL) dan energi potensial
(u/mv).Berdasarkan kurva titrasi tersebut,terlihat adanya perbedaan /lonjakan energi potensial
yang menyatakan bahwa TAT (titik akhir titrasi) atau end point telah tercapai.Kadar vitamin C
pada produk X memenuhi syarat yang berlaku di PT Konimex.Di dapatkan hasil kadar dari
pengujian produk x yaitu : 93,5%;92,3%;92,7%;91,0%;92,7%;90,2%.
Dimana syarat Kadar vitamin C yang berlaku adalah 90-150%.Jika hasil kadar yang
didapatkan tidak memenuhi syarat maka dilakukan pengujian ulang.Apabila hasil pengulangan
tidak memenuhi syarat dengan selisih <10% dari hasil pertama maka dilaporkan
keduanya.Apabila hasil pengulangan memenuhi syarat maka harus dilakukan verifikasi dengan
pengujian ulang.Verifikasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk x tersebut sebenarnya
memenuhi syarat atau tidak.
Penentuan kadar vitamin c dengan menggunakan titrator otomatis memiliki beberapa
kelebihan yaitu diantaranya :

 Dapat membaca nilai potensial setiap detik,


 Larutan yang dibutuhkan untuk penitrasi (titran) lebih sedikit,
 Waktu yang dibutuhkan lebih cepat, dan
 Operator dapat melakukan pekerjaan lainnya.

4.2 Pengujian Kadar CaCo3


Dalam analisis suatu zat kimia digunakan berbagai macam metode. Salahsatu metode
yang di pakai untuk penetapan kadar logam adalah Kompleksometri.Metode ini didasarkan atas
pembentukan senyawa komplek antara logam dengan zat pembentuk komplek. Kompleksometri
ini termasuk salah satu analisis kimia kuantitatif. Adapun prinsip kerjanya yaitu berdasarkan
reaksi pembentukan senyawa kompleks dengan EDTA, sebagai larutan standar dengan bantuan
indikator tertentu. Titik akhir ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna larutan,yaitu dari
merah anggur menjadi biru. Penetapan kadar ini dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan
beberapa mL Hcl dan air, kemudian ditambahkan beberapa mL EDTA melalui buret serta
beberapa mL NaOH 2N dan indikator biru hidroksi naftol selanjutnya dititrasi dengan larutan
baku EDTA 0,01 M hingga titik akhir berwarna biru.

Didapatkan hasil kadar kalsium dari produk x yaitu:

dimana syarat kadar kalsium di PT Konimex adalah .Hal ini menunjukan bahwa produk x
memenuhi syarat.

Titrasi ini ditentukan dengan penambahan indikator yang membantu tercapainya titik
akhir titrasi. Ada 5 syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan untuk menentukan titik
akhir titrasi yaitu:

 Pertama reaksi warna harus kuat


 Kedua reaksi warna harus spesifik,
 ketiga kompleks dengan indikator logam harus memiiki kestabilan yang cukup,
jika tidak tak akan diparoleh perubahan warna yang tajam.
 Namun kompleks-indikator logam harus kurang stabil dibandingkan dengan
kompleks logam-EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir EDTA
memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator ogam ke kompleks logam-
EDTA harus tajam dan cepat.
 Kelima kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam
harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap
ion logam sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik
ekivalen.
Asam etien diamin tetra asetat atau EDTA adalah salah satu jenis asam amina
polikarboksilat. EDTA merupakan ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion
logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksilnya. Struktur dari EDTA adalah:

4.3 Melakukan Daily Check Neraca


Daily check timbangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa timbangan dalam kondisi
baik, untuk daily check timbangan ini hasil yang diperoleh dibandingkan dengan batasan yang
sudah ditetapkan. Timbangan analitik perlu dilakukan daily check setiap harinya sebelum
digunakan untuk mengetahui range deviasi saat melakukan penimbangan.Range deviasi
ditetapkan dari rata-rata bobot penimbangan daily check yang ditetapkan selama 6 bulan sekali.
Biasanya daily check minimal menggunakan 3 anak timbang standar yang khusus untuk
daily check.

Daily check timbangan menggunakan 3 anak timbang yang sudah mencakup


batas atas dan batas bawah kapabilitas dari timbangan yang digunakan.
Massa dan syarat tersebut diantaranya :

1. 0,2 gram memiliki syarat antara 0,1995 – 0,2002

2. 10 gram memiliki syarat antara 9,9994 – 10,0004

3. 200 gram memiliki syarat antara 199,9988 – 200,0028.


Hal hal yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan adalah :
 Suhu, saat penimbangan sampel belum mencapai suhu ruangan sehingga saat
sampel dingin akan terasa lebih berat sedangkan sampel yang panas akan terasa
lebih ringan
 Kelembaban / penguapan, saat menimbang bahan yang higroskopis bobot yang
ditampilkan pada display mengalami kenaikan atau penurunan yang konstan
sehingga setelah menimbang segera masukkan sampel ke dalam wadah timbang
lalu tutup rapat menggunakan parafilm
 Elektrostatik dapat menyebabkan bobot penimbangan tidak stabil
 Magnetik, jika sampel bersifat magnetis sebaiknya saat penimbangan dilapisi
benda non-magnetik agar saat penimbangan ulang pembacaan tidak berbeda-beda
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari kegiatan praktik kerja industri yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa siswa PKL telah:
1. Mendapatkan pengalaman nyata tentang sistem kerja di dunia kerja serta
dapat mengimplementasikan dan menerapkan ilmu yang telah di dapat
disekolah.
2. Mendapatkan motivasi untuk masuk dunia kerja dan pengalaman untuk
beradaptasi sehingga menjadi bekal ketika lulus dari sekolah.
3. Mendapatkan wawasan kepribadian yaitu dalam bersikap, bersopan santun,
dan berdisiplin dalam dunia kerja.
4. Mendapat pengetahuan seputar perusahaan serta sistem kerja yang dilakukan
di PT Konimex.
5. Mendapatkan pengetahuan cara penyelesaian masalah sederhana dalam dunia
Industri.

5.2 SARAN
1. Saran kami untuk PT Konimex yaitu:

1) Karyawan PT Konimex lebih meningkatkan lagi keamanan dalam


bekerja contohnya lebih meningkatkan penggunaan APD saat
bekerja dalam laboratorium.

2) Menyediakan Fasilitas transportasi untuk siswa prakerin terutama


pada saat pulang malam.

3) Memberikan kesempatan kepada siswa prakerin untuk bisa ikut


mengoperasikan alat-alat Instrumen yang ada di laboratorium.

2. Saran kami untuk sekolah yaitu:

1) Terus menjalin hubungan yang baik dengan PT Konimex.


2) Pada saat monitoring alangkah lebih baik bapak / ibu guru
pendamping datang menemui siswa dan mengamati secara
langsung aktifitas siswa sedang melakukan praktik.
DAFTAR PUSTAKA
anonym. 2009. Sejarah konimex.https://www.konimex.com/content/sejarah- konimex

Andarwulan, N. dan Sutrisno K. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali.


Jakarta.

Aini,K.H.,17 Feb 2011, http://www.scribd.com/doc/49027935/isi,

Day, R.A. dan A.L. Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif,


Edisi Keempat. Jakarta (ID): Erlangga

Gandjar,Gholib Ibnu. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta (ID):


Pustaka Pelajar.

Hidayanti, A. 2010. Penetapan Kadar Senyawa Kalsium (Ca) pada


Pasta Gigi . Jurnal Kimia . Vol 02. No 01. Hal 43-47

Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta (ID):


Universitas Indonesia Press.

Suciati, Rahma. 2015. Medical Laboratory Technisian.


rahmasuciati.blogspot.com

Sheren.2019. Jurnal Praktik Kerja Industri PT Konimex . Semarang:


SMK Semarang

Thermo fisher Scientific. 2018. Automated vs Manual Titration.


Thermo Fisher Scientific Inc.
Lampiran
A. FOTO PERUSAHAAN

B. Foto Kegiatan Pengujian


Kadar Vitamin C
Kadar Kalsium
C. Foto Produk Konimex

Anda mungkin juga menyukai