Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (Persero)
PABRIK GULA LESTARI
NGANJUK - JAWA TIMUR

PENGAWASAN K3 : BIDANG KELEMBAGAAN, KEAHLIAN,


DAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Etika Marsita Dewi


2. Hikma Rizky Nabila
3. Muhamad Haris Fauzi
4. Regita Ardania
5. Tommy Cahyo Oktavianto
6. Variesy Husein Fadhlullah
7. Zivack Ar Razak Velayatie

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
SURABAYA, 22 JULI – 03 AGUSTUS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dan menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “Pengawasan K3
Bidang Kelembagaan, Keahlian, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)”. Dalam penyusunan laporan ini, kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat : Pabrik Gula
Lestari, para pembina dari Kementerian Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan
teman-teman pelatihan calon Ahli K3 Umum yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami
bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi
dalam mengembangkan pengetahuan.

Surabaya, 25 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan............................................ 2
1.3 Ruang Lingkup .......................................................................................... 2
1.4 Landasan Hukum ...................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ........................................................................ 5
2.1 Gambaran Umum ...................................................................................... 5
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................ 7
2.3 Struktur Organisasi P2K3 ......................................................................... 8
2.4 Produk dan Jasa ......................................................................................... 9
2.5 Visi dan Misi ............................................................................................. 9
2.6 Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3 .................................................. 10
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ....................................... 11
3.1 Temuan pada Bidang Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3 ............... 11
3.1.1 Temuan Positif .................................................................................... 12
3.1.2 Temuan Negatif ................................................................................... 22
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 27
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27
4.2 Saran........................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA. .......................................................................................... 29
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Hasil Observasi Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3 ..................... 10


Tabel 3. 1 Temuan Positif di Pabrik Gula Lestari ................................................. 12
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di Pabrik Gula Lestari ............................................... 24

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pabrik Gula Lestari ............................................................................. 5


Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 7
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi P2K3 ................................................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kenyataannya dalam dunia industri, perlindungan terhadap
tenaga kerja masih jauh dari yang diharapkan karena masih banyak terjadi
kecelakaan kerja serta potensi bahaya kerja yang dapat membahayakan
tenaga kerja. Terkait masalah perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan
kerja, perusahaan menerapkan sistem manajemen yang dapat melindungi
tenaga kerja dari kecelakaan kerja dan menghindari kerugian yang besar
terhadap perusahaannya.
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dalam
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Upaya pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terstruktur, terukur, terencana serta
terintegrasi melalui sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja dan serikat pekerja sebagai
upaya dalam mencegah serta mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja oleh sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman, efisien dan produktif. Salah satu sistem manajeman yang harus
diterapkan adalah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3).
PTPN X telah bersertifikasi SMK3 sejak tahun 2014. Tahun 2014,
pabrik gula yang telah bersertifikasi adalah PG MP Dan GK. Kemudian
dilanjutkan dengan sertifikasi SMK3 di lima PG yaitu, Krembong, Lestari,
Pesantren Baru, Meritjan, dan Ngadiredjo pada tahun 2015 (PTPNX,
2019).
Pabrik Gula (PG) Lestari adalah salah satu pabrik gula terbesar
milik PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang juga memiliki 10 unit
pabrik gula di Jawa Timur. PG Lestari dahulu adalah pabrik gula milik
Belanda yang didirikan oleh NV. Kody En Coster Van Vour Houtsf
Lestari pada tahun 1884 dan terus berproduksi sampai dengan perang
dunia II.

1
Di musim giling tahun 2019, Pabrik Gula (PG) Lestari optimis bisa
mencetak laba dan meraih rendemen di atas 7,8 Persen. Parameter
pruduksi tebu giling Pabrik gula Lestari mencapai 396 ton dengan
Rendemen 7.78 ton untuk menghasilkan produksi gula sebesar 30.875,75
ton dan produksi tetes mencapai 19.800 ton. Sasaran giling bagian tanam
di PG lestari diantaranya Purwoasri, Papar, Pelemahan, Kunjang,
Kertosino, Patianrowo, Ngronggot, Tanjung Anom, Agroforestri, Gindang,
Lengkong, Jatukalen, Tuban, Sragen, Ngawi, Madiun, Magetan, Rembang
dan Malang (ptpn10, 2019).

1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ke Pabrik Lestari adalah untuk memenuhi tugas akhir dalam
pelaksanaan sertifikasi calon Ahli K3 Umum dari Kementerian Tenaga
Kerja RI yang diselenggarakan oleh PT Mutiara Mutu Sertifikasi,
kegiatan tersebut juga untuk menambah pengalaman dan pengetahuan
bagi peserta untuk menjadi seorang calon Ahli K3 Umum. Adapun
tujuan dari laporan Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain :
1. Memperkenalkan peserta pelatihan pada sistem K3 di lingkungan
perusahaan.
2. Mengetahui kelembagaan dan keahlian K3 yang terdapat pada
Pabrik Gula Lestari.
3. Mengetahui penerapan dan implementasi Sistem Manajemen K3
yang telah dijalankan oleh Pabrik Gula Lestari.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup akan sangat membantu keefektifan berjalannya
Praktik Kerja Lapangan. Adapun yang menjadi objek pengawasan kami
yakni mengenai kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 di
Pabrik Gula Lestari, yang dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Agustus 2019
pukul 09.00 - 12.00 WIB.

2
Ruang lingkup Praktik Lapangan Kerja yang dilakukan di Pabrik
Gula Lestari, antara lain :
1. Gambaran Umum Perusahaan Pabrik Gula Lestari.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
3. Struktur organisasi P2K3 Pabrik Gula Lestari.
4. Aspek-aspek umum yang berkaitan dengan K3.
5. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan kelembagaan K3
dan keahlian K3.
6. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) pada Pabrik Gula Lestari.

1.4 Landasan Hukum


Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan kami terkait pada dasar
hukum dan peraturan perundang-undangan sebagai acuan topik
pembahasan. Adapun dasar hukum yang kami gunakan sebagai acuan
adalah sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang SMK3.
4. Permenaker RI No. 4 tahun 1987 tentang P2K3 serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
5. Permenaker RI No. 02 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukkan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6. Permenaker RI No. 04 tahun 1995 tentang Perusahaaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Permenaker RI No. 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan K3
8. Permenaker RI No. 15 tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat kerja
9. Permenaker RI No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
10. Permenaker RI No. 26 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian

3
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
11. Permenakertrans RI No.Per/03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja
12. Kepmenaker RI No.Kep/187/MEN/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya

4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2. 1 Pabrik Gula Lestari

Nama Perusahaan : PT. Perkebunan Nusantara X, Pabrik Gula Lestari


Jenis Badan Usaha : BUMN
Bidang Usaha : Industri Gula Kristal Putih
No. Telepon : (0358) 551439
Website : http://ptpn10.co.id/
Jumlah Tenaga Kerja
*) Laki - laki : 665 Orang
*) Perempuan : 11 Orang

Sejarah berdirinya Pabrik Gula Lestari (PG. Lestari) tidak lepas


dari sejarah berdirinya perusahaan industri gula yang ada di Indonesia.
Pabrik Gula Lestari merupakan pabrik gula yang berada di bawah naungan
perusahaan gula PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang merupakan
kantor direksi sekaligus kantor pusat pengendalian dari Pabrik Gula
Lestari.

5
Pada Tahun 1909, bangsa Belanda mulai mendirikan Pabrik Gula
Lestari yang dipelopori oleh "CV. CULTUR MAATCHAPPY (C.V.C.M)
Panji Tanjungsari" yang berkedudukan di Amsterdam. Sedangkan
Pengurusan serta tata usaha dari Pabrik Gula Lestari diserahkan kepada
Trademen On Van Kerchen Indonesia yang pada waktu itu berada di
Surabaya.
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintahan Negara Republik
Indonesia No. 15 Tahun 1996, didirkan satu perusahaan perseroan
(Persero) baru, dengan nama "Perusahaan Perseroan (Persero)
PT.Perkebunan Nusantara X".

Wilayah Pabrik Gula Lestari di Kebupaten Nganjuk terbagi dalam sepuluh


wilayah yang tersebar dalam sepuluh wilayah kerja yang meliputi:

1. Wilayah Kecamatan Baron

2. Wilayah Kecamatan Tanjung Anom

3. Wilayah Kecamatan Ngronggot

4. Wilayah Kecamatan Kertosono

5. Wilayah Kecamatan Patianrowo

6. Wilayah Kecamatan Lengkong

7. Wilayah Kecamatan Jatikalen

8. Wilayah Kecamatan Gondang

9. Wilayah Kecamatan Sukomoro

10. Wilayah Kecamatan Rejoso

2.2 Lokasi
Jalan Raya Lestari, Ngrombot, Patianrowo, Kertosono, Jawa Timur 64391

6
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PTPN X

7
2.4 Struktur Organisasi P2K3

Ketua I
Sonhadji, S.P
Wakil Ketua II
Catur Joko Prabowo, ST,
MM
Wakil Ketua III
Hugeng M. Masluh, SE
Wakil Ketua IV
Evan Muliawan, A.Md
Wakil Ketua V
Suyud, SP

Sekretaris I
Silvia Eka Ristika Sari, ST
Sekretaris II
Hafid Sriagam, ST
Sekretaris III
Dosis Hermawan, ST
Sekretaris IV
Sugianto, ST

Anggota
Nama Bagian
- Agus Ngurah Swastika Instalasi
- Yeppy Kusuma, SP Tanaman
- Sugeng Santoso Keuangan
- Elok Sugianto Instalasi
- Joko Mulyono Instalasi
- Suud Herukamto Pengolahan
- Hadi Siswanto Pengolahan
- Wis Sudjarsono Instalasi
- Agung Budi Raharjo Instalasi
- Sunaryo Instalasi
- Sunaryo Pengolahan
- Sopan Arif Budiono SDM
- Eko Romwahyudi SDM
- Suyitno KAKAM
- Parnowo, S, MM Tanaman – TMA
- Subur Suko H QA
- dr. Rema Damayanti Achyar Poliklinik
- dr. Sherlly Agustin Poliklinik

Gambar 2.3 Struktur Organisasi P2K3

8
2.5 Produk dan Jasa
Proses produksi gula kristal putih di pabrik-pabrik gula PT
Perkebunan Nusantara X mempergunakan proses defekasi-sulfitasi dengan
bahan baku tebu.
1. Industri Gula yang dipasarkan didalam negeri melalui persaingan
bebas dan terkoordinir (lelang dan negosiasi), sedangkan pembeli
produk tetes adalah pabrikan (End User) dan tender.
2. Tembakau, dilakukan penjualan langsung kepada pembeli industri
(pabrikan) dan pembeli pedagang (trader), juga dipasarkan ke luar
negeri (ekspor) dengan mengirim produk contoh.

2.6 Visi dan Misi


Berikut ini adalah visi dan misi PT Pabrik Gula Lestari
Visi:
Menjadi perusahaan agribisnis berbasis tebu dan tembakau yang unggul
dan berdaya saing di tingkat regional.
Misi:
Sebagai perusahaan industri perkebunan terintegrasi yang berbasis tebu
dan tembakau yang memberikan nilai tambah (value creation) bagi
segenap stakeholder dengan :
a. Menghasilkan produk perkebunan yang bernilai tambah serta
berorientasi kepada konsumen.
b. Membentuk kapabilitas proses kerja yang unggul (operational
excellence) melalui perbaikan dan inovasi berkelanjutan dengan tata
kelola perusahaan yang baik.
c. Mengembangkan kapabilitas organisasi, teknologi informasi dan SDM
yang prima.
d. Melakukan optimalisasi pemanfaatan aset untuk memberikan imbal
hasil terbaik bagi pemegang saham.
e. Turut serta dalam mengingkatkan kesejahteraan masyarakat dan
menjaga kelestarian lingkungan untuk kebaikan generasi masa depan.

9
2.7 Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3

Berikut ini merupakan hasil temuan selama observasi di Pabrik


Gula Lestari pada tanggal 1 Agustus 2019.
Tabel 2. 1 Hasil Observasi Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3
No Temuan Positif Temuan Negatif

1. Pabrik Gula Lestari telah menerapkan Terdapat pekerja yang tidak


SMK3 sejak tahun 2015 menggunakan APD
2. Pabrik Gula Lestari telah memiliki Terdapat safety sign yang
struktur P2K3 sejak tahun 2017 ditempatkan di tempat yang tidak
terlihat
3. Pabrik Gula Lestari melakukan reksa uji Pemasangan dan pemeliharaan
dengan pihak ke 3 yaitu Mandiri Utama APAR tidak tepat
Teknik
4. Memiliki tenaga ahli k3 kimia, ahli k3 Kotak P3K tidak sesuai dengan
listrik, ahli k3 PUBT, dan ahli ak3 peraturan yang berlaku
Umum
5. Perusahan telah memiliki kebijakan K3 Belum ada statistic kecelakaan
kerja
6. Perusahaan telah melakukan identifikasi
bahaya dan pengendalian resiko
7. Perusahaan telah memiliki sasaran,
target dan program terkait K3
8. Terdapat pelatihan SMK3
9. Pabrik Gula Lestari telah melaksanakan
simulasi gawat darurat setahun sekali
10. Terdapat jalur evakuasi dan titik kumpul
11. Perusahaan menyediakan Alat
Pelindung Diri untuk para pekerja

10
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Temuan pada Bidang Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3


Berdasarkan peninjauan lapangan, Pabrik Gula Lestari sudah
melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Hal ini dapat dilihat dari berkas audit SMK3 yang terdokumentasi.
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan pada
tanggal 1 Agustus 2019, diperoleh beberapa temuan positif dan temuan
negatif pada bidang Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3 Pabrik
Gula Lestari.
3.1.1 Temuan Positif
Beberapa temuan positif yang ditemukan pada Pabrik Gula
Tjoekir dapat dilihat pada Tabel 3.1.
3.1.2 Temuan Negatif
Beberapa temuan negatif yang ditemukan pada Pabrik Gula Tjoekir
dapat dilihat pada Tabel 3.2.

11
Tabel 3. 1 Temuan Positif di Pabrik Gula Lestari

No. TEMUAN ANALISA POTENSI BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN


YANG TIMBUL HUKUM
KELEMBAGAAN
1 Adanya jalur untuk pejalan Upaya pengusaha dalam Tidak adanya jalur untuk Sosialisasi tentang PP No. 50 Tahun 2012
menerapkan tujuan SMK3 pejalan kaki akan gunanya jalur untuk Pasal 10 ayat 2 & 4.
sudah di terapkan. Hal ini mengakibatkan tidak pejalan kaki bagi setiap
bertujuan untuk kondusifnya alur dari tenaga kerja maupun orang
mengurangi resiko keluar masuknya lain yang ada di ruang
kecelakaan dan PAK di kendaaraan di wilayah lingkup tempat kerja
tempat kerja. Dan tempat kerja
menerapkan tempat kerja
yang aman dan nyaman.

kaki

12
2 Adanya jalur evakuasi Upaya pengusaha dalam Apabila tidak ada petunjuk Diberikan sosialisasi 1. PP No.50 Tahun
menghadapi keadaan untuk jalur evakuasi, maka kepada tenaga kerja 2012 Lampiran II
darurat sudah dilakukan. pekerja bisa bingung untuk pentingnya jalur evakuasi huruf A tentang
Sehingga apabila terjadi menyelamatkan diri. ketika terjadi sesuatu yang Kriteria Audit
keadaan darurat, proses tidak diinginkan dan SMK3 poin 6.7.1
evakuasi dapat terarah. direncanakan dan 6.7.2
2. PP No. 50 Tahun
2012 Pasal 11 Ayat
2 huruf G
3 Struktur organisasi P2K3 Telah terbentuk struktur Tidak ada tim yang P2K3 mempunyai tugas 1. UU no.1 tahun 1970
organisasi P2K3 di PG membantu antara memberikan saran dan Bab VI pasal 10
Lestari dengan jumlah pengusaha dan pekerja pertimbangan baik diminta ayat 1
tenaga kerja lebih dari 100 dalam partisipasi maupun tidak kepada Peraturan Menteri
orang efektifitas penerapan pengusaha atau pengurus Tenaga Kerja RI No.
keselamatan kerja mengenai masalah K3 Per-04/MEN/1987
tentang panitia
pembina
keselamatan dan
kesehatan kerja serta

13
tata cara penunjukan
Ahli Keselamatan
Kerja Pasal 2 ayat 1,
Pasal 3, Pasal 4 ayat
1
2. PP 50 Tahun 2012
tentang Penerapan
SMK3 poin 1.4.3,
1.4.4, 1.4.5
4 Simulasi gawat darurat Perusahaan telah memiliki Apabila tenaga kerja Perusahaan melakukan 1. Keputusan Menteri
kebakaran setahun sekali regu gawat darurat dan belum terlatih maka, akan simulasi gawat darurat Tenaga Kerja RI
telah melakukan simulasi meningkatkan potensi kebakaran secara rutin, no.:KEP-
kebakaran bahaya kecelakaan kerja serta dilakukan 186/MEN/1999
pendokumentasian tentang unit
penanggulangan
kebakaran ditempat
kerja Pasal 2 ayat 2
huruf e
2. PP 50 Tahun 2012

14
tentang Penerapan
SMK3 poin 6.9
KEAHLIAN
5 Penunjukan petugas K3 Upaya pengusaha dengan Terjadi kecelakaan yang Di setiap gudang bahan 1. Kepmenaker
dan Ahli K3 sudah sesuai adanya penunjukkan diakibatkan petugas yang kimia atau tempat No.187 tahun 1999
dengan kemampuan dan petugas K3 dan ahli K3 tidak berkompeten penyimpanan bahan kimia tentang
keterampilan bertujuan untuk yang berpotensi berbahaya Pengendalian bahan
mengawasi ditaatinya harus mempunyai petugas kimia berbahaya di
undang-undang K3 dengan sistem kerja tempat kerja. Pasal
keselamatan kerja non shift 1 orang dan 3-4 dan pasal 17
apabila mempergunakan 2. PP 50 Tahun 2012
shift sekurang kurangnya 3 tentang Penerapan
orang SMK3 poin 6.3.2
6 Seleksi penempatan Upaya pengusaha dalam Apabila penempatan Perusahaan wajib 1. UU No 1 Tahun 1970
personil sudah sesuai melakukan pemeriksaan tenaga kerja tidak sesuai memeriksa kesehatan tentang Keselamatan
kesehatan badan, kondisi, dengan kemampuan dan badan, kondisi mental, dan Kerja Pasal 8 ayat 1
dan mental adalah untuk keterampilannya. Maka, kemampuan fisik tenaga 2. PP No.50 Tahun
penunjukan tenaga kerja akan berpengaruh pada kerja sesuai sifat sifat 2012 Lampiran II
yang sesuai dengan produktifitas pekerjaan pekerjaan huruf A tentang

15
kemampuan dan Kriteria Audit SMK3
keterampilan dari pekerja poin 6.3.1 dan 6.3.2
7 Terdapat auditor SMK3 Upaya pengusaha untuk Jika tenaga kerja tidak Dilakukan pemeriksaan 1. PP No 26 tahun 2014
menunjuk tenaga teknis mempunyai kemampuan awal dan kemampuan serta tentang
berkeahlian khusus dan dan kesehatan kerja yang keterampilan tenaga kerja Penyelenggaraan
independen untuk sesuai dengan bidangnnya sebelum tenaga kerja Penilaian Penerapan
melaksanakan audit SMK3 maka akan menyebabkan tersebut diterima Sisitem Manajemen
sudah dilakukan, hal ini rendahnya produktivitas diperusahaan tersebut Keselamatan dana
ditunjukkan dengan kerja Kesehatan Kerja
adanya sertifikat ahli pasal 1 ayat 3
untuk petugas audit SMK3 2. PP No. 50 Tahun
2012 poin 6.3.2 dan
12.5

16
8 Seleksi penempatan Upaya pengusaha dalam Apabila perusahan tidak Melakukkan pelatihan 1. UU No 1 Tahun
personil sudah sesuai melakukan pemeriksaan memiliki petugas audit auditor SMK3 kepada 1970 tentang
kesehatan badan, kondisi, SMK3 maka perusahaan tenaga kerja yang ditunjuk Keselamatan Kerja
dan mental adalah untuk tersebut tidak dapat oleh pemimpin perusahaan Pasal 8 ayat 1
penunjukan tenaga kerja melakukakn audit internal 2. PP No.50 Tahun
yang sesuai dengan sehingga tidak mengetahui 2012 Lampiran II
kemampuan dan penerapan SMK3 huruf A tentang
keterampilan dari pekerja diperusahaan tersebut Kriteria Audit
SMK3 poin 6.3.1
dan 6.3.2
9 Surat izin kerja Dengan adanya surat izin Terjadi kecelakaan Surat izin kerja di sebar PP No.50 Tahun 2012
kerja atau lisensi agar pengoperasian alat yang luaskan secara sistematis tentang Penerapan
mempermudah perusahaan dilakukan orang yang kepada selurauh tenaga Sistem Manajemen
mengontrol dan kurang berkompeten kerja, tamu, kontraktor, Keselamatan dan
menginformasikan dalam pelanggan, dan pemasok Kesehatan Kerja pasal
menjamin pemenuhan 13 ayat 3 huruf c
penjaminan
10 Ahli K3 umum Ahli K3 umum telah Tidak ada pengawasan Ahli K3 harus memenuhi 1. UU No.1 tahun
tersertiikasi tentang di taatinya persyaratan dan harus 1970 tentang

17
undang-undang memiliki lisensi berlaku Keselamatan Kerja
keselamatan kerja selama tiga tahun pada 2. Peraturan Menteri
perusahaan tersebut. Tenaga Kerja RI
No. Per.
02/MEN/1992
tentang tata cara
Penunjukan
Kewajiban dan
Kewenangan Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3. PP No.50 Tahun
2012 poin 1.2.2
SMK3
11 Inspeksi, kalibrasi, Telah dilaksanakan APAR yang tidak APAR dapat digunakan 1. Peraturan
pemeliharaan inspeksi, kalibrasi, dan dilakukan inspeksi, untuk memadamkan api Pemerintah No. 50
pemeliharaan APAR kalibrasi, dan pada mula terjadi tahun 2012 pasal 13
selama satu bulan sekali pemeliharaan di takutkan kebakaran ayat 3(f)
tidak dapat berfungsi jika 2. Peraturan menteri

18
terjadi keadaan gawat ketenagakerjaan RI
darurat No. 04 Tahun 1980
Tentang syarat-
syarat pemasangan
dan pemeliharaan
APAR
3. PP No. 50 Tahun
2012 poin 6.5.1

12 Kebijakan K3 Kebijakan K3 telah Apabila tenaga kerja Penambahan baliho 1. Peraturan


disosialisasikan dengan kurang mengetahui tentang meingkatkan pengawasan Pemerintah No 50
adanya baliho yang kebijakan K3, maka dapat kebijakan K3 serta Tahun 2012 Pasal 7
ditempatkan ditempat yang meningatkan terjadinya menerapkan program K3 Tentang Penetapan
mudah dilihat dan terbaca kecelakaan dan PAK Kebijakan K3
2. Peraturan
Pemerintah No. 50
Tahun 2012 Pasal
13 Ayat 3 poin d
dan e

19
3. PP No.50 Tahun
2012 poin 1.1.1

13 a. Formulir sasaran, a. Dengan adanya a. Program K3 yang tidak a. Peningkatan 1. Peraturan Pemerintah
target, program terkait formulir sasaran, target, dilakukan dengan benar, pengawasan terhadap No 50 Tahun 2012
K3 program terkait K3 akan menimbulkan program terkait K3 agar Pasal 7 Tentang
mempermudah ketidak efisiensian sesuai target yang telah Penetapan Kebijakan
b. Identifikasi bahaya dan perusahaan untuk pelaksanaan program ditentukan K3
pengendalian risiko menjalankan program kerja K3 b. Disosialisasikan kepada 2. Peraturan Pemerintah
program terkait K3 b. Apabila identifikasi tenaga kerja sehingga No. 50 Tahun 2012
c. Sertifikat pelatihan b. Telah melakukan bahaya dan tenaga kerja dapat Pasal 13 Ayat 3 Poin

20
SMK3 identifikasi bahaya dan pengendalian resiko mengetahui potensi d dan e
pengendalian risiko tidak dilakukan dengan bahaya dan mengerti 3. Permenanker RI No.
ditempat kerja benar akan pengendalian resiko 1 Tahun 2007
c. Pekerja telah mengakibatkan resiko yang harus dilakukan tentang Pedoman
melakukan pelatihan kecelakaan tinggi c. Perusahaan secara ruti Penghargaan K3
SMK3 untuk memberi, c. Apabila tenaga kerja melakukan audit 4. PP No.50 Tahun
memperoleh, belum melakukan internal SMK3 untuk 2012 poin 2.1.4
meningkatkan serta pelatihan. Maka, kurang mengetahui dan
mengembangkan dapat meningkatkan meningkatkan
produktifitas serta penerapan SMK3
disiplin, sikap, dan etos
mengenai
pengembangan SMK3

21
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di Pabrik Gula Lestari

No. TEMUAN ANALISA POTENSI BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN


YANG TIMBUL HUKUM
KELEMBAGAAN
1 Alat yang tidak berfungsi Perusahaan kurang Penempatan safety sign Perusahaan meletakkan 1. PP 50 tahun 2012
(Safety Sign) melakukan perawatan yang tidak tepat terlindung safety sign yang mudsh Lampiran II huruf A
terhadap safety sign oleh alat lain akan terlihat oleh tenaga kerja tentang Kriteria
meningkatkan potensi dan orang lain yang berada Audit SMK3 poin
kecelakaan kerja di area perusahaan. 6.4.4
2. Undang Undang No
1 Tahun 1970 Pasal
14 Ayat 2

SMK3
2 Tidak ditemukan tempat Dengan penyediaan APD Dapat terjadi kecelakaan Penindakan tegas dari PP No. 50 Tahun 2012
untuk penyediaan APD yang baik dapat apabila tenaga kerja tidak perusahaan untuk tenaga Lampiran II Kriteria

22
mengurangi kecelakaan menggunakan APD secara kerja yang belum 6.1.6 , 6.1.7
kerja dan penyakit akibat baik dan benar menggunakan APD secara
kerja. Tetapi, masih baik dan benar.
banyak ditemukan tenaga
kerja tidak menggunakan
APD secara lengkap
3 Audit Internal Audit internal PG Lestari Tidak ada pengukuran Audit internal SMK3 1. PP No.50 Tahun
terakhir dilakukan pada kinerja penerapn SMK3 di dilakukan secara berkala 2012 tentang
tanggal 06 Februari 2019 perusahaan untuk mengetahui Penerapan Sisitem
dengan melakukan keefektifan SMK3 dengan Manajemen
penilaian terhadap menggunakan audit Keselamatan dan
penerapan SMK3 sesuai eksternal Kesehatan Kerja
dengan norma audit yang Pasal 14 ayat 1
berlaku 2. PP No. 50 Tahun
2012 poin 11.1

4 Laporan tiga bulan kepada Laporan triwulan terakhir Tidak terkontrolnya Sekurang-kurangnya tiga 1. Peraturan Menteri
Disnaker Prov pada tahun 2018 program K3 dalam upaya bulan sekali pengurus Tenaga Kerja RI No.

23
mencegah kecelakaan wajib menyampaikan Per-04/MEN/1987
akibat kerja dan penyakit laporan kepada Disnaker pasal 12
akibat kerja Prov 2. PP No. 50 Tahun
2012 poin 11.1.3
5 Tidak ditemukan sertifikat Sertifikat SMK3 terbaru 1. Peraturan Menteri
SMK3 masih dalam proses - - Tenaga Kerja dan
resertifikasi Transmigrasi RI
No.1 Tahun 2007
Lampiran III, Dan IV
2. PP No. 50 Tahun
2012 poin 6.5.3
6 Tidak ditemukan bendera Bendera SMK3 tidak Kurangnya motivasi Segera dilakukan 1. Peraturan Menteri
SMK3 ditemukan di perusahaan pekerja dalam melakukan pemasangan bendera di Tenaga Kerja dan
tersebut program SMK3 depan kantor perusahaan Transmigrasi RI
untuk meningkatkan citra No.1 Tahun 2007
perusahaan Lampiran III, Dan IV
2. PP No. 50 Tahun
2012 poin 6.5.2

24
7 Ditemukan pemasangan Perusahaan tidak Jika terjadi kebakaran, 1. Sebaiknya perusahaan 1. Permenaker no 04
dan pemeliharaan APAR melakukan pemasangan pemadaman api akan memasang APAR tahun 1980 tentang
yang tidak sesuai dengan dan pemeliharaan APAR terhambat karena sesuai dengan standar Syarat-syarat
peraturan perundang- yang sesuai dengan peletakan APAR sulit peraturan yang ada pemasangan dan
undangan peraturan undang-undang. dilihat atau diketahui yaitu bagian paling atas Pemeliharaan Alat
(pucuknya) berada pada Pemadam Api
ketinggian 1,2 m dari Ringan pasal 8
permukaan lantai 2. Permenaker no 04
kecuali jenis CO2 dan tahun 1980 tentang
tepung kering dapat Syarat-syarat
ditempatkan lebih pemasangan dan
rendah dengan Pemeliharaan Alat
syaratnya, jarak antara Pemadam Api
dasar alat pemadam api Ringan pasal 11 (1)
ringan tidak kurang 3. PP No. 50 Tahun
dari 15 cm dari 2012 poin 6.7.2
permukaan lantai
Sebaiknya perusahaan
melakukan pemeliharaan

25
APAR secara rutin setiap 6
bulan sekali
8 Kotak P3K tidak sesuai Perusahaan kurang Jika terjadi kecelakaan Perusahaan sebaiknya 1. Permenaker no 15
dengan standar yang ada di melakukan perawatan dan kerja dan harus melakukan cek list kotak tahun 2008 tentang
peraturan perundang- pemeliharaan baik kotak mendapatkan pertolongan P3K secara rutin baik Pertolongan Pertama
undangan maupun isinya pertama akan mengalami penempatan kotak dan isi pada Kecelakaan di
keterlambatan penanganan yang ada di dalamnya Tempat kerja pasal
karena isi kotak P3K tidak 10
lengkap dan peletakan 2. PP No. 50 Tahun
kotak P3K tidak sesuai 2012 poin 6.8.1
sehingga tenaga kerja sulit
untuk mengetahuinya.

26
9 Perusahaan belum Perusahaan tidak Tidak bisa Perusahaan sebaiknya 1. Permenaker 03 tahun
membuat statistik mengetahui jumlah mengidentifikasi atau membuat statistik 1998 tentang Tata
kecelakaan kerja kecelakaan kerja yang pelaksanaan langkah kecelakaan kerja agar Cara Pelaporan dan
terjadi perbaikan akibat mengetahui jumlah Pemeriksaan
kecelakaan yang terjadi kecelakaan kerja yang Kecelakaan pasal 9
terjadi 2. PP No.50 Tahun
2012 poin 8.2.1

27
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan SMK3 di PG Lestari telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tetapi dalam pelaksanaan terdapat beberapa kekurangan.
Berdasarkan hasil observasi kunjungan Praktik Kerja Lapangan pada Pabrik Gula
Lestari dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pekerja yang tidak menggunakan APD
2. Terdapat safety sign yang ditempatkan ditempat yang tidak terlihat
3. Pemasangan dan pemeliharaan APAR tidak tepat
4. Kotak P3K tidak sesuai dengan standar yang ada di peraturan perundang-
undangan
5. Perusahaan belum membuat statistik kecelakaan kerja

4.2 Saran
1. Perusahaan sebaiknya lebih tegas dalam menerapkan kebijakan yang berlaku di
perusahaan dan melakukan pemataun secara rutin terhadap pekerja sesuai
dengan Sistem Menenjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Perusahaan sebaiknya melakukan pemantauan dalam penggunaan Alat
Pelindung Diri
3. Perusahaan sebaiknya meletakkan safety sign yang mudah terlihat oleh tenaga
kerja dan orang lain yang berada di area perusahaan dan mengganti safety sign
yang rusak dengan yang baru
4. Perusahaan disarankan untuk pemasangan dan pemeliharaan APAR sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
5. Perusahaan seharusnya menyediakan fasilitas P3K yang sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan melakukan pelaporan serta
pemantauan secara rutin terkait sarana atau fasilitas P3Kdi tempat kerja melalui
petugas P3K
6. Perusahaan sebaiknya membuat statistik kecelakaan kerja agar dapat
mengatahui jumlah kecelakaan kerja yang terjadi tiap bulan maupun tahun.

28
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2012


Modul Pembinaan Calon Ahli K3 Umum Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Tahun 2018

Ptpn10.co.id, “PG Lestari Optimis Raih Rendemen di atas 7,8 Persen”, 2 Mei
2019, ˂ http://ptpn10.co.id/blog/pg-lestari-optimis-raih-rendemen-di-atas- 78-
persen ˃ [diakses 25 Juli 2019]

29
LAMPIRAN

1. Jika tidak melakukan pemeriksaan uji boiler, apakah mempengaruhi hasil


penilaian pencapaian sistem manajemen kesehatan dan kesehatan kerja?
Jawab: Hal tesebut mempengaruhi hasil dari penilaian SMK3 karena
pencapaian Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2015 poin 6.5.1 masuk
dalam kriteria penilaian tingkat penerapan SMK3 transisi.

2. Apakah audit eksternal sudah pernah dilakukan di PG Lestari?


Jawab: Tidak ada dokumen yang menunjukan tingkat pencapaian hasil audit
eksternal.

3. Apa kategori tingkat SMK3 yang diterapkan di PG Lestari?


Jawab: Belum ada audit eksternal yang dilakukan pada PG Lestari, hal ini
dikarenakan tidak ditemukan dokumen hasil audit eksternal.

4. Apakah pemeriksaan uji pada alat-alat produksi sangat mempengaruhi hasil


penilaian penerapan SMK3?
Jawab: kegiatan pemeriksaan uji alat-alat produksi masuk dalam kriteria
penilaian kategori tingkat transisi, namun jika perusahaan masih menerapkan
SMK3 pada tingkat awal, hal tersebut tidak mempengaruhi hasil penilaian.

5. Apakah manfaat dan tujuan pembentukan tim audit internal?


Jawab: Audit internal dilakukan dengan ketentuan yang sama dengan audit
eksternal namun dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, hal ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat penerapan SMK3 pada setiap bagian di perusahaan
sehingga bisa dilakukan usaha perbaikan dan hasil pencapaian penilaian
SMK3 pada audit eksternal lebih baik

30
6. Apakah ada kecelakaan kerja yang terjadi? Adakah langkah pencegahan
kecelakaan dari pihak perusahaan?
Jawab: Kami tidak menemukan data statistik kecelakaan, sehingga belum bias
diketahui jumlah kecelakaan yang terjadi pada perusahaan. Jika terjadi
kecelakaan, korban akan dibawa ke klinik perusahaan untuk mendapatkan
penanganan.

7. Kotak P3K sudah terisi, mengapa digolongkan temuan negatif?


Jawab: Penempatan kotak P3K tidak tepat, dan isi kotak P3K tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

8. Apakah setiap perusahaan wajib melakukan audit eksternal?


Jawab: Audit eksternal wajib dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai
potensi besar, antara lain perusahaan pertambangan, perminyakan.

31

Anda mungkin juga menyukai