Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. TUNAS BARU LAMPUNG - SIDOARJO
BIDANG K3 PESAWAT UAP, BEJANA TEKAN, K3 MEKANIK

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE III

KELOMPOK I

1. Amos Dedy Chrisanto, S.T.


2. Frizkia Sepriandini, S.T.
3. Ahmad Fadli Rozaan, S.KM.

PENYELENGGARA
PT. SOLUSI NUSANTARA INDONESIA
27 Februari 2023 s/d 11 Maret 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
memberikna rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan di PT. Tunas Baru Lampung – Sidoarjo. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
dalam Penilaian Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3 Umum).
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, hal
ini tidak terlepas dari keterbatasan ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Selama penyusunan laporan ini, kami memdapatkan
bantuan dan bimbingan dari berpagai pihak, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
terima kasih yang sangat mendalam kepada:
1. Manajemen PT. Tunas Baru Lampung – Sidoarjo yang sudah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan.
2. Manajemen PT. Solusi Nusantara Indonesia yang telah mengakomodir kami untuk
pelaksanaan Pelatihan Calon Ahli K3 Umum.
3. Para narasumber, pembimbing dan semua pihak terkait.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk ilmu pengetahuan
secara luas dan menjadi sumbangsih untuk dunia keselamatan dan kesehatan kerja. Demikian
yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan terima kasih.

Sidoarjo, 09 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4


LATAR BELAKANG.............................................................................................................................. 4
MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................................................ 5
RUANG LINGKUP................................................................................................................................. 6
DASAR HUKUM ................................................................................................................................... 6

BAB II KONDISI PERUSAHAAN .................................................................................................... 8


SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN ....................................................................................................... 8
FASILITAS K3 PERUSAHAAN ............................................................................................................... 9
TEMUAN POSITIF DAN NEGATIF ........................................................................................................ 11

BAB III TEMUAN & ANALISA ..................................................................................................... 15


ANALISA TEMUAN POFITIF ............................................................................................................... 15
ANALISA TEMUAN NEGATIF ............................................................................................................. 17

BAB V PENUTUP.............................................................................................................................. 28
KESIMPULAN..................................................................................................................................... 28
SARAN .............................................................................................................................................. 28

REFERENSI ....................................................................................................................................... 29

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT. Tunas Baru Lampung, Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi
perkebunan dan berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1981
kemudian masuk menjadi salah satu anggota atau anak cabang dari Sungai Budi Group. Sungai
Budi Group sendiri merupakan pelopor dalam industri pertanian yang ada di Indonesia dan telah
berdiri sejak tahun 1947. Pada awal berdirinya PT. Tunas Baru Lampung bernama PT. Dwima
Wijaya dan merupakan perusahaan minyak yang didirikan oleh Bapak Prayitno pada tahun 1983
beralamatkan di Jl. Gedangan 147-A, Sidoarjo. Pada perjalanannya perusahaan ini mengalami
beberapa kali pergantian kepemilikan, hingga pada akhirnya dibeli oleh Sungai Budi Group pada
1996 dan berganti nama menjadi PT. Tunas Baru Lampung.
Beberapa produk buatan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk antara lain minyak goreng dengan
kapasitas produksi pabrik yang ada di Lampung dan Jawa Timur sebesar 400.000 ton per tahun.
Selain itu perusahaan ini juga telah memproduksi minyak kelapa dengan kapasitas per tahun-nya
sekitar 129.167 ton yang telah diproduksi oleh pabrik yang berada di Lampung dan Riau. Pabrik
lainnya yang ada di Lampung juga telah memproduksi sabun dengan kapasitas produksi sebesar
27.450 ton tiap tahun. Anak cabang perusahaan lain juga memproduksi stearin, gula halus,
margarin, shortening dan beberapa produk olahan lainnya.
Perkembangan ilmu dan teknologi dapat terlihat dalam penggunaan mesin-mesin, peralatan
produksi, bahan baku produksi ataupun bahan berbahaya yang terus meningkat dan modern.
Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya selaras dengan keahlian
dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya. Semakin kompleksnya peralatan dan
semakin canggihnya penerapan teknologi dan proses industri yang berlangsung, maka tingkat
bahaya yang ditimbulkan akan semakin tinggi, baik secara langsung ataupun tidak langsung yang
akan berdampak pada tenaga kerja dan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan Pasal 2 ayat (2), Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

4
Kerja, pada umumnya kegiatan produksi menggunakan peralatan mekanik. Peralatan tersebut
merupakan sumber bahaya bila dioperasikan oleh operator. Oleh karena itu, perlu ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.
1 Tahun 1970, dan sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No.1 Tahun 1970 sebagai
peraturan pelaksanaannya yang mengatur secara teknis ilmiah dan administratif ditentukan
dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. 04 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Alat Produksi serta Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No 05 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut diharapakan dapat
mengurangi angka kecelakaan kerja serta produktivitas pekerja meningkat.
Potensi bahaya yang timbul akibat penggunaan pesawat uap, bejana tekan maupun
peralatan mekanik adalah dapat menyebabkan bahaya kecelakaan bagi tenaga kerja. Contoh
bahaya yang dapat ditimbulkan dari Pesawat Uap dan Bejana Tekan adalah terjadinya ledakan
dan kebakaran. Sehingga dalam pemakaian dan perawatan Bejana Tekan perlu diatur lebih
lanjut. Tidak semua gas aman untuk manusia dan makhluk hidup, ada beberapa gas yang dapat
membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup yang lain. Ada beberapa gas, yang dapat
mengganggu pernafasan, ada beberapa gas yang bersifat korosif, ada beberapa gas yang bersifat
karsiogenik dan bahkan ada beberapa gas yang mudah terbakar dan mudah meledak.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka diperlukan adanya inspeksi
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi tersebut merupakan langkah awal untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan latar belakang diatas
maka dilakukan pengawasan norma K3 mekanik, pesawat uap dan bejana tekan di PT. Tunas
Baru Lampung, Tbk di Sidoarjo.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari dilakukannya Praktik Kerja Lapangan ini antara lain:
1. Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan calon Ahli K3
Umum sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan.
2. Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang tenaga Ahli K3 Umum di perusahaan
tempatnya bekerja, sehingga dapat memastikan semuanya berjalan secara professional

5
dalam hal pengambilan keputusan yang tepat sehingga bisa meningkatkan produktivitas
dan memberi kontribusi yang positif bagi perusahaan.
3. Tinjauan penerapan pelaksanaan K3 PT. Tunas Baru Lampung yang diharapkan dapat
memberikan masukan dan saran kepada pihak perusahaan yang dapat digunakan sebagai
upaya perbaikan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk calon
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah di perusahaan pengolahan hasil
pertanian dan perkebunan (minyak goreng) dengan data-data sebagai berikut :
• Nama : PT. Tunas Baru Lampung, Tbk - Sidoarjo
• Alamat : Jl. Raya Surabaya - Malang No.147-A, Magersari, Gedangan,
Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
• Tanggal : 9 Maret 2023
• Waktu : 08.00 s/d 17.00

Ruang lingkup pengamatan Kelompok I sbb :


• K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• K3 Mekanik

D. Dasar Hukum
Ladasan Hukum yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3. Peraturan Presiden RI No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
Dasar hukum Pengawasan K3 Pesawat uap dan Bejana Tekan yang dipakai adalah
sebagai berikut :
1. Undang – Undang Tahun 1930 ( Stoom Ordonantie 1930)
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI No. 37 tahun 2016 tentang K3
Bejana Tekan dan tangka timbun

6
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2 tahun 1982 tentang Kwalifikasi Juru Las di
Tempat Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 01 tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-
syarat Operator Pesawat Uap.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 37 tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
Dasar hukum pengawasan K3 mekanik adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 38 tahun 2016 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 8 tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan
Angkut
Serta beberapa dasar hukum lain yang mendukung adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Tenaga kerja RI No. 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan kerja

7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat
PT. Tunas Baru Lampung,Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi
perkebunan dan berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1981
kemudian masuk menjadi salah satu anggota atau anak cabang dari Sungai Budi Group. Sungai
Budi Group sendiri merupakan pelopor dalam industri pertanian yang ada di Indonesia dan telah
berdiri sejak tahun 1947.
Perusahaan Tunas Baru Lampung, Tbk ini menghasilkan berbagai macam bahan
perkebunan atau pertanian. Keterlibatan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk ini dalam salah satu
kelompok usaha pertanian diharapkan dapat membantu dalam pembangunan negara, khususnya
dalam bidang pertanian serta bekerja sama dengan perusahaan lain. PT. Budi Acid Jaya, Tbk
yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan tepung tapioka yang
terbesar di Indonesia dan juga terdaftar dalam anggota Sungai Budi Group, perusahaan ini telah
berperan dalam tumbuh kembang sector pertanian secara nasional.
Pada awal berdirinya PT. Tunas Baru Lampung, Tbk bernama PT. Dwima Wijaya dan
merupakan Perusahaan minyak yang didirikan oleh Bapak Prayitno pada tahun 1983. PT. Dwima
Wijaya terletak di Jalan Gedangan 147 A Sidoarjo. Pada tahun 1984, PT. Dwima Wijaya mulai
beroperasi dengan satu plant yaitu Refinery Plant saja. Refinery Plant ini digunakan untuk
mengolah bahan baku Crude Oil (Crude Palm Oil yang sudah difraksinasi terlebih dahulu). PT.
Dwima Wijaya mengembangkan usahanya dengan menambah sebuah plant baru pada tahun
1987. Plant baru tersebut adalah Fractionation Plant. Penambahan plant baru ini juga mengubah
bahan baku yang digunakan, dan bahan baku yang digunakan bukan lagi Crude Oil melainkan
Crude Palm Oil (CPO).
Kenyataannya dalam hal pengoperasian, PT. Dwima Wijaya masih mengalami kesulitan
memperoleh bahan baku Crude Palm Oil. Banyaknya pabrik – pabrik baru dengan bidang yang
sama mengakibatkan bahan baku menjadi langka. Bahan baku kelapa sawit tidak diperoleh dari
pulau Jawa melainkan dari luar pulau yang berarti dibutuhkan biaya tambahan untuk mengangkut
buah kelapa sawit ke pulau Jawa. Kesulitan dalam hal memperoleh bahan baku, maka diambil

8
keputusan untuk menjual PT. Dwima Wijaya kepada Adipati Group pada tahun 1992.
Setelah dibeli oleh Adipati Group, PT. Dwima Wijaya berubah nama menjadi PT. Dwima
Adipati. Ternyata setelah 4 tahun beroperasi PT. Dwima Adipati masih menghadapi kendala yang
sama yaitu sulitnya memperoleh bahan baku. Tahun 1996 PT. Dwima Adipati dibeli oleh PT.
Sungai Budi Group yang berkantor pusat di Jakarta, kemudian PT. Dwima Adipati berubah nama
menjadi PT. Tunas Baru Lampung. Saat ini PT. Tunas Baru Lampung – Sidoarjo memiliki ± 200
tenaga kerja terbagi menjadi 3 shift kerja.
Beberapa produk buatan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk antara lain minyak goreng
dengan kapasitas produksi pabrik yang ada di Lampung dan Jawa Timur sebesar 400.000 ton per
tahun. Selain itu perusahaan ini juga telah memproduksi minyak kelapa dengan kapasitas per
tahun-nya sekitar 129.167 ton yang telah diproduksi oleh pabrik yang berada di Lampung dan
Riau. Pabrik lainnya yang ada di Lampung juga telah memproduksi sabun dengan kapasitas
produksi sebesar 27.450 ton tiap tahun. Anak cabang perusahaan lain juga memproduksi stearin,
gula halus, margarin, shortening dan beberapa produk olahan lainnya.

B. Fasilitas Penunjang
• Wheel Loader 1 unit
• Forklift 5 unit
• Truk 3 unit
• Pembangkit Listrik 2 Unit
• Ketel Uap 2 Unit

C. Sarana Pokok Perusahaan


• Gedung Perkantoran
• Gedung produksi margarin
• Gedung produksi minyak goreng
• Gudang
• Gedung Maintenance
• Stasiun Bongkar muat
• Tenaga Kerja ± 200 orang

9
• Kamar Mandi ± 28

D. Prasarana dan Fasilitas


Prasarana Perusahaan meliputi :
• Bejana Bertekanan
• Instalasi Listrik
• Penyalur Petir
Fasilitas K3 perusahaan meliputi :
• Kotak P3K (A) 10 Unit
• Ahli K3
• K3 Pemadam Kebakaran
• Regu Pemadam Kebakaran
• APAR 58 Unit
• APAB 1 Unit
• Pompa Pemadam 1 Unit
• SCAB 3 Unit
• Masker Gas respirator 6 Psc
• Masker fullface 1 pcs
• Safety Shower
• Ear plug hanya beberapa bagian
• Helm hanya beberapa bagian

E. Struktur Organisasi Perusahaan


Pimpinan
Perusahaan

QA / R&D

Produksi Produksi
PGA QC Pembelian Gudang Maintenance
Minyak Margarin

staff Supervisor Supervisor


Staff PGA Analis Staff gudang mekanik
pembelian produksi produksi

Operator Operator

10
F. Visi dan Misi Perusahaan
• Visi Perusahaan
Visi dari perusahaan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk adalah:
“Menjadi produsen Minyak Goreng nabati dan turunannya yang terintegrasi penuh
dengan biaya produksi yang rendah dan ramah lingkungan”
• Misi Perusahaan
Misi dari perusahaan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk Sidoarjo adalah :
− Mencari dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang terintegrasi di bisnis inti
kami dengan tetap menjaga pengeluaran biaya yang terkontrol.
− Ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar bisnis unit.
− Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan hidup yang baku di dalam segala
aspek pengembangan, produksi serta pengolahan dengan menerapkan standar GMP
dan GAP.
− Mengembangkan tim manajemen yang professional yang berintegritas tinggi dan
didukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan termotivasi.

G. Temuan
a. Temuan Positif

No Foto / Dokumentasi Temuan

1 Terdapat APAR yang lengkap


identitasnya dan terdapat tanda segitiga
APAR.

11
No Foto / Dokumentasi Temuan

2 Terdapat Akte Izin (AI) ketel uap


atau boiler.
Telah dilakukan Pemeriksan dan Pengujian
berkala, dengan pemeriksaan terakhir 10
Oktober 2022

3 Berdasarkan hasil interview Operator forklift sudah memiliki SIO


forklift

b. Temuan Negatif

No Foto / Dokumentasi Temuan

1 Ditemukan tabung amoniak yang

penyimpanannya tidak sesuai dengan

undang-undang

12
No Foto / Dokumentasi Temuan

2 Ditemukan APAR yang diletakkan di


lantai (tidak pada tempat
penyimpanan) dan Penempatannya
tidak sesuai ketentuan yang berlaku

3 Ditemukan pesawat/alat berat jenis


Loader yang belum dilengkapi dengan
surat-surat persyaratan K3.

4 1. Belum adanya kelengkapan


surat keterangan persyaratan
K3
2. Operator Forklift Tidak
menggunakan APD standar
3. Beban yang diangkut
menghalangi pandangan
Operator sehingga
meningkatkan potensi
terjadinya kecelakaan kerja.

13
No Foto / Dokumentasi Temuan

5 Ditemukan Storage Tank / Tangki


Timbun dengan isi CPO kapasitas
30.000 liter yang belum
dilengkapi dengan surat
keterangan untuk memenuhi
persyaratan K3 Bejana Tekan dan
Tangki Timbun.

6 Operator boiler belum dilengkapi


dengan lisensi sebagai Operator
Boiler (SIO) dalam
mengoperasikan pesawat boiler
dengan kapasitas 12 ton.

Petugas pengelasan yang belum

7 memiliki Lisensi dan tidak


menggunakan APD yang sesuai
(Proper)

14
BAB III
TEMUAN & ANALISA

A. Temuan & Analisa Positif

Temuan /
N No Foto / Info Manfaat Peraturan Perundangan
Resiko
1 Terdapat APAR • Pengguna 1. UU RI No. 1 Tahun
yang lengkap APAR dapat 1970 Tentang
identitasnya dan mengetahui isi Keselamatan Kerja,
terdapat tanda kandungan Pasal 3 Ayat (1) huruf
segitiga APAR. APAR b dan c
• Tanda segitiga 2. Permenaker RI
APAR No.4 Tahun 1980
memudahkan Tentang Syarat-syarat
orang untuk pemasangan
mencari dan dan pemeliharaan
melihat APAR alat pemadam api
saat kondisi ringan Pasal 8.
darurat
2 Terdapat Akte - Untuk 1. Undang-undang RI
Izin (AI) ketel meminimalisir No. 1 Tahun 1970,
uap atau boiler. potensi Tentang Keselamatan
Telah dilakukan meledaknya Kerja Pasal 3 Ayat (1)
Pemeriksan dan ketel uap huruf b dan c
Pengujian dengan 2. Undang-undang UAP
berkala, dengan pemeriksaan Tahun 1930
pemeriksaan secara berkala 3. Peraturan UAP Tahun
terakhir 10 1930 Pasal 6 Ayat (1)
Oktober 2022 mengenai larangan
penggunaan pesawat
uap tanpa ijin

15
Temuan /
N No Foto / Info Manfaat Peraturan Perundangan
Resiko
3 Berdasarkan hasil interview Operator - Sebagai tanda 1. Undang-undang RI
forklift sudah bahwa operator No. 1 Tahun 1970,
memiliki SIO forklift layak Tentang Keselamatan
forklift untuk Kerja Pasal 3 Ayat (1)
mengoperasika huruf n dan p
n forklift 2. Permenaker
05/MEN/1985 tentang
pesawat angkat dan
angkut, Bab II Pasal 5
(1) Pesawat angkat dan
angkut harus
dioperasikan oleh
operator pesawat
angkat dan angkut
yang mempunyai
Lisensi K3 dan
buku kerja sesuai
jenis dan
kualifikasinya.
(2) Operator pesawat
angkat dan angkut
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) meliputi
operator peralatan
angkat, pita
transport, pesawat
angkutan di atas
landasan dan di
atas permukaan,
dan alat angkutan
jalan rel.

16
B. Temuan & Analisa negative
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
1 Ditemukan 3. Dapat Ditempatkan - Berdasarkan UU
tabung menyebabka pada tempat No. 1 Tahun
amoniak yang n iritasi penyimpana 1970 Pasal 3
penyimpanann pada mata, khusus Ayat 1 huruf
ya tidak sesuai hidung, tabung c. mencegah dan
dengan tenggorokan amoniak mengurangi
undang-undang , dan kulit untuk bahaya peledakan
apabila mengurangi - Peraturan
terjadi potensi Menteri Tenaga
kebocoran bahaya Kerja RI No.37
dan terpapar Tahun 2016
secara Tentang
langsung keselamatan dan
4. Wadah atau kesehatan Kerja
tangki dapat Bejana Tekan
meledak dan tangki
apabila Timbun
terkena Bab III Syarat-
panas syarat
dengan suhu Keselamatan
tinggi dan kesehatan
kerja bejana
tekan dan tangki
timbun
Pasal 43 Ayat 2
“Bejana tekanan
dilarang
ditempatkan
atau disimpan
dekat tangga,
gang, di depan
lubang angin,
alat pengangkat,
atau benda
bergerak yang
dapat
menyentuh atau
menimpa.”

17
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
2 Ditemukan 1. Saat terjadi 1. APAR - Berdasarkan UU
APAR yang kebakaran dipasang No. 1 Tahun
diletakkan di personil sesuai 1970 Pasal 3
lantai (tidak kesulitan dengan Ayat 1 huruf
pada tempat mencari peraturan b. mencegah,
penyimpanan) APAR perundanga mengurangi dan
dan 2. APAR sudah n yang memadamkan
Penempatanny tidak berlaku kebakaran
a tidak sesuai berfungsi Permenaker c. mencegah dan
ketentuan yang sebagaimana RI No.4 mengurangi
berlaku mestinya Tahun 1980 bahaya
Tentang peledakan
Syarat- - Permenaker RI
syarat No.4 Tahun
pemasanga 1980 Tentang
n dan Syarat-syarat
pemeliharaa pemasangan dan
n alat pemeliharaan
pemadam alat pemadam
api ringan api ringan Pasal
Pasal 4 4
standar (1) Setiap satu
pemasanga atau kelompok
n APAR alat pemadam
dan Pasal 8 api ringan harus
dinyatakan ditempatkan
pemasanga pada posisi yang
n APAR mudah dilihat
dengan jelas,
mudah dicapai
dan diambil
serta dilengkapi
dengan
pemberian tanda
pemasangan.
(2) Pemberian
tanda
pemasangan
tersebut ayat 1
harus sesuai
dengan lampiran
I.

18
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
(3) Tinggi
pemberian tanda
pemasangan
tersebut ayat 1
adalah 125 cm
dari dasar lantai
tepat diatas satu
atau kelompok
alat pemadam
api ringan
bersangkutan
(4) Pemasangan
dan penempatan
alat pemadam
api ringan harus
sesuai dengan
jenis dan
penggolongan
kebakaran
seperti tersebut
dalam lampiran
2
3 Ditemukan 1. Kerusakan 1. Perusahaan - Undang-
pesawat/alat mesin wajib undang RI No.
berat jenis 2. Kerusakan mengurus 1 Tahun 1970,
Loader yang mesin saat surat Tentang
belum beroperasi keterangan Keselamatan
dilengkapi dapat memenuhi Kerja Pasal 3
dengan surat- menimpa persyaratan Ayat 1 huruf
surat personil K3. n.
persyaratan 2. Melakukan Mengamankan
K3. perawatan dan
mesin memperlantjar
secara pengangkutan
berkala. orang,
binatang,
tanaman atau
barang.
p.
Mengamankan
dan
memperlancar

19
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
pekerdjaan
bongkar-muat,
perlakuan dan
penjimpanan
barang.
- Permenaker
No. 8 Tahun
2020 Tentang
Keselamatan
dan Kesahatan
Kerja Pesawat
Angkat dan
Angkut Pasal
(4) dinyatakan
Pemeliharaan
dan perawatan
Pesawat
Angkat,
Pesawat
Angkut, dan
Alat Bantu
Angkat dan
Angkut
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 4
harus:
a. Sesuai
prosedur
pemeliharaa
n dan
perawatan;
b. Dilakukan
secara
berkala;
3. sesuai dengan
buku manual
yang diterbitkan
oleh pabrik
pembuat
dan/atau standar
yang berlaku;

20
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
dapat
memastikan
bagian utama
yang menerima
beban dan
perlengkapan
berfungsi secara
aman

4 1. Belum 1. Forklift 1. Agar tidak - Undang-undang


adanya dapat menyerahk RI No. 1 Tahun
kelengka menabrak an 1970, Tentang
pan surat baik pengopera Keselamatan
keterang personil sian Kerja Pasal 3
an maupun pesawat Ayat 1 huruf
persyarat bagunan uap kedapa n. Mengamankan
an K3 2. Kerusakan orang yang dan
2. Operator pada mesin belum memperlantjar
Forklift angkat/ang memiliki pengangkutan
Tidak kut lisensi orang, binatang,
menggunak 3. Bahaya operator tanaman atau
an APD pada pesawat barang.,
standar operator angkat p. Mengamankan
3. Beban yang 4. Kerugian angkut dan
diangkut terhadap kelas 1 memperlancar
menghalang materi 2. Mengirim pekerdjaan
i pandangan tenaga bongkar-muat,
Operator kerja untuk perlakuan dan
sehingga mengikuti penjimpanan
meningkatk pelatihan barang.
an potensi dan Pasal 12 huruf
terjadinya sertifikasi b. Memakai alat-
kecelakaan operator alat
kerja. pesawat perlindungan
angkat diri jang
angkut diwadjibkan
kelas 1 c. Memenuhi dan
3. Pemberian mentaati semua
sanksi sjarat-sjarat
kepada keselamatan dan

21
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
operator kesehatan kerdja
jika tidak jang diwajibkan
mengguna - Permenaker
kan APD No. 8 Tahun
sesuai 2020 Tentang
aturan Keselamatan dan
Kesahatan Kerja
Pesawat Angkat
dan Angkut
Pasal 19 Ayat 2
dinyatakan
Pandangan
Operator baik di
dalam kabin
maupun diruang
kendali tidak
boleh terhalang
dan harus dapat
memandang luas
ke sekeliling
lintasan atau
gerakan operasi.
- Permenaker No.
8 Tahun 2010
Tentang Alat
Pelindung Diri
pasal 6
(1) Pekerja/bur
uh dan orang lain
yang memasuki
tempat kerja
wajib memakai
atau
menggunakan
APD sesuai
dengan potensi
bahaya dan
risiko.
(2) Pekerja/bur
uh berhak
menyatakan
keberatan untuk

22
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
melakukan
pekerjaan apabila
APD yang
disediakan tidak
memenuhi
ketentuan dan
persyaratan.
5 Ditemukan 1. Peledakan 1. Mengurus - Undang-undang
Storage 2. Kebakaran Surat RI. No.1 Tahun
Tank / 3. Kerugian keterangan 1970 pasal 3
Tangki terhadap memenuhi ayat 1 huruf
Timbun materi persyaratan c. Mencegah dan
dengan isi K3 untuk mengurangi
CPO Storage bahaya
kapasitas Tank peledakan
30.000 liter 2. Melakukan - Permenaker
yang maintenanc Nomor 37 Tahun
terlihat e dan 2016 Tentang
berantakan cleaning Keselamatan
dan tidak secara dan Kesehatan
terawat berkala Kerja Bejana
serta belum Tekanan dan
dilengkapi Tangki Timbun
dengan Pasal 84 Ayat 2
surat dinyatakan
keterangan Bejana Tekanan
untuk dan Tangki
memenuhi Timbun yang
persyaratan mendapatkan
K3 Bejana Surat
Tekan dan Keterangan
Tangki Memenuhi
Timbun. Persyaratan K3

23
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
6 Operator 1. Peledakan 1. Agar tidak - Permenaker
boiler 2. Kebakaran menyerahkan No. 1 Tahun
belum 3. Kerugian pengoperasia 1988 tentang
dilengkapi terhadap n pesawat kwalifikasi
dengan materi uap kedapa operator
lisensi orang yang pesawat Uap
sebagai belum Pasal 8 Ayat (1)
Operator memiliki mengenai
Boiler lisensi K3 kapasitas boiler
(SIO) (SIO Bioler dinyatakan
dalam Kelas 1) operator kelas 1
mengoperas 2. Mengirim berwenang
ikan tenaga kerja melayani: a.
pesawat untuk sebuah ketel
boiler mengikuti uap dengan
dengan pelatihan dan kapasitas uap
kapasitas sertifikasi lebih besar dari
12 ton. operator 10 ton/jam.
boiler tingkat - Berdasarkan
I dengan permen No. 1
persyaratan Tahun 1988
sesuai Tentang
dengan Kualifikasi dan
Permenaker syarat-syarat
No.1 tahun operator pesawat
1988 yaitu uap, Pasal 3
a. Sekurang- Ayat (1)
kurangnya Operator kelas I.
berpendidika a. sekurang-
n SLTA kurangnya
Jurusan berpendidika
mekanik, n SLTA
listrik, atau Jurusan
IPA. mekanik,
b. Telah listrik, atau
berpengalam IPA.
an dibidang b. Telah
pelayanan berpengalama
pesawat uap n dibidang
sekurang- pelayanan
kurangnya 2 pesawat uap
tahun. sekurang-

24
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
c. Berkelakuan kurangnya 2
baik dari tahun.
kepolisian. c. Berkelakuan
d. Berbadan baik dari
sehat dari kepolisian.
dokter. d. Berbadan
e. Umur sehat dari
sekurang- dokter.
kurangnya e. Umur
23 tahun. sekurang-
a. Harus lulus kurangnya 23
paket Al + tahun.
A2. g. Lulus f. Harus lulus
ujian yang paket Al +
diselenggara A2. Lulus
kan oleh ujian yang
Departemen diselenggarak
Tenaga an oleh
Kerja cq. Departemen
Ditjen Tenaga Kerja
Binawas. cq. Ditjen
Binawas.
6 Terlihat • Peledakan 1. Mendaftark - Permenaker
bahwa ada • Kecelakaan an juru las 02/MEN/1982
juru las Fisika yang untuk tentang
yang tidak akan mengikuti Kwalifikasi
memakai mengakibat sertifikasi Juru Las di
APD yang kan luka sebagai Tempat Kerja,
standar dan pada daerah juru las pada Bab1
belum yang tidak 2. Membuat Pasal 3
memiliki memakai prosedur 1. Juru las
lisensi APD yang atau dianggap
sertifikasi sesuai instruksi trampil
sebagai kerja untuk apabila telah
juru las pekerjaan menempuh
las ujian las
dengan hasil
memuaskan
dan
mempunyai
sertifikat juru
las.

25
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
2. Juru las
tersebut (1)
dianggap tidak
trampil
apabila selama
6 (enam)
bulan terus
menerus tidak
melakukan
pekerjaan las
sesuai dengan
yang
tercantum
dalam
sertifikat juru
las.
Pasal 4
(1) Peserta Juru
las harus
memenuhi
syarat-syarat
sebagai
berikut:
a. berbadan
sehat baik
physik
maupun
mental yang
dinyatakan
dengan surat
keterangan
dokter
pemeriksa
kesehatan
badan tenaga
kerja sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku;
b. berumur
sekurang-
kurangnya 18

26
Temuan / Potensi Saran / Peraturan
No Foto / Info
Resiko Bahaya rekomendasi Perundangan
tahun;
c. pemah
mengikuti
dan lulus
latihan las
dasar atau
mereka yang
oleh Direktur
dianggap
memenuhi
syarat;
(2) Direktur
dapat
mengadakan
perubahan
terhadap syarat-
syarat tersebut
pada ayat (1).
Pasal 5
(1) Jenis pekerjaan
las yang
ditetapkan
pada sertifikat
juru las.
(2) Pada pekerjaan
las yang
beraneka
ragam, tiap
jenis
pekerjaan las
dilakukan
oleh juru las
sesuai dengan
jenis
pekerjaan las
yang
tercantum
pada masing-
masing
sertifikat juru
las.

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan mengenai pengawasan
norma K3 Pesawat uap, Bejana tekan, dan K3 Mekanik, di PT. Tunas Baru Lampung –
Sidoarjo maka dapat diambil kesimpulan :
1. Penerapan pengawasan K3 di bidang Pesawat Uap, Bejana tekan, dan K3 mekanik,
sudah berjalan dengan baik, hanya saja pada proses dokumentasi kurang. Hal ini bisa
terlihat saat kami meminta lisensi alat angkat dan angkut serta uji riksa berkala yang
tidak dapat dibuktikan baik alat angkat dan angkut maupun bejana, sehingga menjadi
temuan dalam laporan ini.
2. Berdasarkan pengamatan di lapangan masih ada beberapa operator yang belum
konsisten melakukan tindakan sesuai norma K3 seperti membiarkan kondisi berbahaya
pada alat angkat dan angkut, serta penempatan bejana yang tidak tepat penyimpanannya.
3. Manajemen PT. Tugas Baru Lampung – Sidoarjo sudah bekerja cukup maksimal hanya
saja mungkin kesadaran beberapa operator yang masih kurang sehingga
mengesampingkan bahaya dengan tidak mengenakan APD, melengkapi kelengkapan
alat angkat dan angkut, dan tidak memerhatikan kapasitas beban alat angkat dan angkut.

B. Saran
1. Semua dokumen yang menyangkut penerapan K3 Pesawat uap, Bejana Tekan dan K3
mekanik, harus di organisir dengan baik agar pada saat audit K3 dapat ditunjukkan dan
tidak menimbulkan temuan.
2. Segera melakukan perbaikan pada beberapa temuan tangki amoniak dan APAR yang
tidak tepat tempat peletakkan dan penyimpanannya, agar kondisi kerja yang berbahaya
dapat segera dihilangkan.
3. Lakukan safety patrol dan pengarahan pentingnya K3 terutama APD saat bekerja serta
perbaikan segera jika menemukan kondisi tidak aman di area kerja.

28
REFERENSI

1. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3. Peraturan Presiden RI No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
4. Undang – Undang Tahun 1930 ( Stoom Ordonantie 1930)
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI No. 37 tahun 2016 tentang K3
Bejana Tekan dan Tangki timbun
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2 tahun 1982 tentang Kwalifikasi Juru Las di
Tempat Kerja
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 01 tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-
syarat Operator Pesawat Uap.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 37 tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
9. Peraturan UAP tahun 1970 (Stroom Verordering)
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 38 tahun 2016 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 8 tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan
Angkut
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 1 tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi Bangunan
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2 tahun 1982 tentang Kwalifikasi Juru Las di
Tempat Kerja
14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 6 tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 38 tahun 2016 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
16. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 186 tahun 1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja

29
17. Peraturan Menteri tenaga Kerja RI No. 4 tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
Alat Pemadam Api Ringan
18. Peraturan Menteri Tenaga kerja RI No. 2 tahun 1983 tentang Alarm kebakaran Otomatis
19. Peraturan Menteri Tenaga kerja RI No. 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan kerja

30

Anda mungkin juga menyukai