Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT EWAN SUPER WOOD

Disusun Oleh:

HAFIZH AULIA NAUFAL

PENYELENGGARA

PT. DELTA REKA KREASI

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Pembinaan Calon Ahli K3 Umum di PT.Ewan Super Wood,
dan dilaksanakan pada hari senin, 21 agustus 2023 sebagai salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi para peserta Pembinaan Ahli K3 Umum.

Laporan ini sebagai bentuk aplikasi dari Pembinaan Calon Ahli K3 Umum
yangdiselenggarakan oleh PJK3, PT. Delta Reka Kreasi (DEREKSI). Yang berisi
mengenaipengawasan norma-norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
ditetapkan oleh PT.Ewan Super Wood. Penulis menyadari bahwa masih terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yangmembangun. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyelesaian laporan praktek kerja
lapangan ini.

Pekanbaru, 21 Agustus 2023

Hafizh Aulia Naufal

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ................................................................. 1
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................. 2
1.4 Dasar Hukum ............................................................................................... 2
1.5 Landasan Teori Parameter Observasi .................................................... 5
BAB II .................................................................................................................. 11
LAPANGAN PRAKTIK .................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 17
ANALISA HASIL TEMUAN ............................................................................ 17
BAB IV ................................................................................................................. 23
PENUTUP ............................................................................................................ 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pentingnya keselamatan dan kesehatan saat bekerja merupakan suatu penunjang
utama dari sebuah pekerjaan. Sebagaimana diuraikan dalam Undang-Undang No.1 tahun
1970 mengenai Keselamatan Kerja. Keselamatan kerja adalah suatu keadaan dimana para
pekerja di suatu perusahaan sudah terjamin keamanan dan keselamatannyasaat melakukan
pekerjaan baik saat menggunakan atau mengoperasikan mesin, pesawat, alat kerja dan area
tempat mereka melakukan pekerjaan. Dengan adanya penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) maka dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja.
Sebagai Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) yang telah
mempelajari mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sudah seharusnya kita
menerapkan peraturan-peraturan keselamatan kerja di tempat kita bekerja, guna mencegah
dan meminimalisir resiko kecelakaan kerja serta Penyakit Akibat Kerja (PAK). Salah satu
perusahaan yang telah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah PT. Ewan
Super Wood. PT. Ewan Super Wood merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang
khusus kayu lapis atau triplek yang bergerak. Didirikan pada tahun 1980 dan dialih
namakan pada tahun 2016.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan pembangunan, maka semakin
meningkat pula intensitas kerja yang mengakibatkan resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. PT. Ewan Super Wood telah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerjadi
lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya tinggi dengan memiliki personel safety atau
Ahli K3 Umum.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Tujuan dilakukannnya Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Pembinaan Calon Ahli K3 Umum.
2. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktik nyata penerapan dan
pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lingkungan kerja.
3. Memahami kewajiban dan kewenangan Ahli K3 Umum di tempat kerja.
4. Mengetahui fungsi dan penerapan kelembagaan P2K3 dan SMK3.

1
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL) Calon Ahli Keselamatandan
Kesehatan Umum (AK3U), adalah sebagai berikut:
1. Kelembagaan dan Keahlian keselamatan dan Kesehatan kerja
2. Penerapan SMK3
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Lingkungan Kerja
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kesehatan Kerja
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Penanggulangan Kebakaran
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Listrik di Tempat Kerja
8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pesawat Uap Bejana Tekan
9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pesawat Angkat Angkut
10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pesawat Tenaga produksi
11. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bahan Kimia Berbahaya

1.4 Dasar Hukum


Berdasarkan hasil pengamatan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Ewan Super
Wood, Adapun dasar hukum yang digunakan didasarkan pada Peraturan Perundang-
undangan sebagai berikut:
1. Dasar Hukum K3 secara umum
• Undang-Undang No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
04/1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerjaserta Tata
Cara Penunjukkan Ahli
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Permenakertrans) No. 02/1992 Tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban
Dan Wewenang Ahli K3
3. Dasar Hukum Penerapan SMK3
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
26/2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3
• Peraturan Pemerintah No. 50/2012 Tentang Penerapan SMK3

2
4. Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
08/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
5/2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerjapada Lingkungan Kerja
• Surat Edaran Menteri No. 140/2004 Tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-
Syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerjadi Industry Kimia Dengan Potensi
Bahaya Besar
5. Dasar Hukum Kesehatan Kerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Permenakertrans) No. 02/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Permenakertrans) No. 04/1993 Tentang Jaminan Keselamatan Kerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Permenakertrans) No. 11/2005 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba, Psikotropika Dan Zat Adiktif
Lainnya
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Permenakertrans) No. 15/2008 Tentang Pertolongan PertamaPada Kecelakaan
Kerja Di Tempat Kerja
6. Dasar Hukum Konstruksi Bangunan
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
01/980 Tentang K3 Pada Konstruksi Bangunan
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
09/2016 Tentang K3 Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
7. Dasar Hukum Penanggulangan Kebakaran
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Permenakertrans) No. 04/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharaan Apar
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Permenakertrans) No. 2/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

3
• Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republic Indonesia No. 186/1999
Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja
8. Dasar Hukum Listrik di Tempat Kerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
12/2015 Tentang K3 Listrik
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
02/1989 Tentang Instalasi Penyalur Petir
9. Dasar Hukum Pesawat Uap Bejana Tekan
• UU Dan Peraturan Uap Tahun 1930
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
2/1982 Tentang Kualifikasi Juru Las
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
1/1988 Tentang Kwalifikasi Dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
37/2016 Tentang K3 Bejana Tekan Dan Tangka Timbun
10. Dasar Hukum Pesawat Angkat Angkut
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
9/2010 Tentang Operator Petugas Angkat Dan Angkut
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
6/2017 Tentang K3 Elevator Dan Escalator
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
8/2020 Tentang K3 Pesawat Angkat Dan Angkut
11. Dasar Hukum Pesawat Tenaga Produksi
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
4/1985 Tentang Pesawat Tenaga Dan Produksi
12. Dasar Hukum Bahan Kimia Berbahaya
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
7/1973 Tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan Dan Penggunaan
Pestida
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
3/1986 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerjapemakaian Asbes

4
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) No.
3/1986 Tentang Syarat-Syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerjadi Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida
• Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 187/1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja.

1.5 Landasan Teori Parameter Observasi


1.5.1 Kelembagaan K3
Kelembagaan K3 merupakan suatu organisasi yang wajib dimiliki oleh suatu
perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang atau lebih, atau kurang
dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi. Kelembagaan K3 berstruktur ketua, sekertaris
dan anggota, yang mana sekertaris harus merupakan Ahli K3 umum. Adapun kelembagaan
yang terdapat di PT. Sejahtera mandiri pekanbaru yaitu:
a. P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja. (Permenaker No. 4/1987 tentang P2K3).
b. PJK3 (Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) adalah suatu Lembaga
usaha berdasarkan surat keputusan penunjukkan dari depnakertrans yang
bergerak di bidang jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja yangmempunyai
Ahli K3 di bidangnya berdasarkan Permanaker No. 4/1995.
1.5.2. Keahlian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah tenaga teknis yang berkeahlian khusus
yang berasal dari luar departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
Ahli K3 ditunjuk pada tempat kerja dengan kriteria tertentu pada perusahaan yang
memberikan jasa dibidang keselamatan dan kesehatan kerja. Jika suatu perushaan tidak
masuk kriteria tertentu di mana diberlakukan ketentuan K3, makaperushaaan tersebut tidak
wajib memiliki Ahli K3. Artinya, tidak semua perusahaan wajib memiliki Ahli K3.
Sebagai mana diatur dalam permen no. 2/1992 pasal 2 ayat 2 menjelaskan bahwa
suatu tempat kerja yang mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 100 orang dan
mempekerjakan kurang dari 100 orang akan tetapi menggunakan bahan, proses, alat dan
instalasi yang memiliki resiko bahayanya besar terhadap Keselamatan dan Kesehatan wajib
memiliki Ahlli K3 Umum.

5
Kewajiban ahli K3 sebagai berikut:
1. Mengawasi pelaksanaan Peraturan UU tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja.
2. Memberikan pelaporan tentang kegiatan pelaksanaan tugas di tempat kerja
kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk dengan memenuhi
ketentuan berikut:
a. Ahli K3 wajib membuat laporan terkait tempat kerja satu kali dalam 3
bulan
b. Ahli K3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja setiap selesai melakukan kegiatan
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan

Wewenang ahli K3:


1. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan
2. Meminta keterangan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja adengan keputusan
penunjukannya.
3. Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisis, mengevaluasi dan memberikan
persyaratan serta pembinaan tentang K3 kepada pekerja, meliputi:
i. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
ii. Keadaan mesin mesin alat, dan instalasi
iii. Penanganan bahan bahan
iv. Proses produksi
v. Sifat pekerjaan
vi. Lingkungan kerja

1.5.3. Penerapan SMK3


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan bagian
dari system manajemen perusahaan yang secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan
produktif.
Adapun ketentuan untuk penerapan SMK3 yaitu:
1. Mempekerjakan paling sedikit 100 orang
2. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi

6
SMK3 dalam perusahaan diterapkan berdasarkan kebijakan nasional yaitu:
1. Penetapan kebijakan SMK3
2. Perencanaan SMK3
3. Pelaksanaan rencana SMK3
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja SMK3
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

1.5.4. K3 Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja merupakan kondisi sekitar dari suatu tempat kerja. Lingkungan
kerja yang baik akan mendukung produktivitas pekerja dalam mengerjakan tugas dan
melindungi pekerja dari penyakit akibat kerja atau pun kecelakaan kerja. Pada Permenaker
Nomor 5 Tahun 2018 disebutkan bahwa terdapat 5 (lima) faktor yang dapat menyebabkan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dari aktivitas pekerja, diantaranya:
a. Faktor Fisika
Faktor fisika merupakan faktor yang mana dapat mempengaruhi aktivitas
tenaga kerja yang bersifat fisika, salah satunya disebabkan oleh penggunaan
mesin, peralatan, bahan dan kondisi lingkungan di sekitar tempat kerja, dimana
dapat menyebabkan gangguan dan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja yang
berupa iklim kerja, kebisingan, getaran, radiasi, gelombang mikro, radiasi
ultraviolet (UV), radiasi medan magnet statis, tekanan udara serta pencahayaan.
b. Faktor Kimia
Faktor kimia sendiri merupakan faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
tenaga kerja yang bersifat kimiawi, dimana disebabkan oleh penggunaan bahan
kimia serta turunannya di sekitar tempat kerja yang dapat menyebabkan penyakit
pada tenaga kerja, yang meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap
serta partikulat.
c. Faktor Biologi
Faktor biologi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
tenagakerja yang bersifat biologi dimana disebabkan oleh makhluk hidup yaitu
hewan, tumbuhan dan produknya serta mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja.

7
d. Faktor Ergonomi
Faktor ergonomi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
tenaga kerja, dimana disebabkan oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja
yangberupa cara kerja, posisi kerja, alat kerja, serta beban angkat terhadap
tenaga kerja.
e. Faktor Psikologi
Faktor psikologi merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas tenaga
kerja, dimana disebabkan oleh hubungan antara personal di tempat kerja, peran
serta tanggung jawab terhadap pekerjaan.

1.5.5. K3 Konstruksi Bangunan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan (K3 Konstruksi
Bangunan) merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi Konstruksi
artinya meletakkan unsur bersama-sama secara sistematis. Dengan Perkataan lain adalah
suatu bentuk bangun yang terdiri dari unsur-unsur dan tersusun secara sistematis.
Sedangkan fungsi dari konstruksi adalah menahan berbagai macam gaya yang menimpa
pada bangunan agar tidak mempengaruhi strukturnya. Adapun ruang lingkup K3
Konstruksi dan Bangunan:
1. Bahwa ruang lingkup K3 Konstruksi meliputi; pekerjaan penggalian, pekerjaan
pondasi, pekerjaan konstruksi beton, pekerjaan konstruksi baja dan
pembongkaran.
2. Bahwa ruang lingkup K3 Sarana bangunan meliputi perancah bangunan,
plambing,penanganan bahan dan peralatan bangunan.
1.5.6. K3 Penanggulangan Kebakaran

Kebakaran merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh adanya panas, oksigen
dan bahan bakar, dimana terjadi reaksi secara terus menerus yang tentunya akan
menimbulkan kerugian. Adapun jenis-jenis kebakaran yaitu:
a. Kebakaran Kelas A: Klasifikasi kebakaran kelas A adalah kebakaran yang
disebabkan oleh benda padat yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas,
atau plastik.
b. Kebakaran Kelas B: Klasifikasi kebakaran kelas B adalah kebakaran yang
disebabkan oleh benda cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, cat,
thinner, gas LPG, dan gas LNG.
8
c. Kebakaran Kelas C: Klasifikasi kebakaran kelas C adalah kebakaran yang
disebabkan oleh penggunaan komponen elektrik (listrik) seperti televisi, kulkas,
instalasi listrik, dan lain sebagainya
d. Kebakaran Kelas D: Klasifikasi kebakaran kelas D adalah kebakaran yang
Disebabkan oleh benda metal yang mudah terbakar seperti potassium, sodium,
alumunium dan magnesium.

1.5.7. K3 Listrik
Pada Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2015, instalasi listrik merupakan jaringan
perlengkapan listrik yang membangkitkan, memakai, mengubah, megatur, mengalihkan
mengumpulakan atau membagikan tenaga listrik.
Pada pasal 2 dijelaskan pelaksanaan K3 listrik bertujuan untuk:
a. Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang berada
didalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik.
b. Menciptakan intalasi listrik yang aman, handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya.
c. Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong
prokdutivitas.
Adapun ruang lingkup dari pelaksanaan K3 listrik meliputi:
1. Perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, pemeliharaan
2. Pemeriksaan dan pengujian

1.5.8. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


Pada Permenaker No. 37 Tahun 2016 Pasal 1 disebutkan bejana tekan adalah bejana
yang selain pesawat uap didalamnya terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung gas,
udara, campuran gas atau campuran udara. Sedangkan tengki timbunadalah bejana selain
bejana tekanan yang menyimpan atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan
lainnya, didalamnya terdapat gaya tekanan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang
disimpan atau ditimbun dengan volume.

1.5.9. K3 Pesawat Angkat Angkut


Pada Permenaker No. 8 Tahun 2020 Tentang Pesawat Angkat Pesawat Angkut,
disebutkan bahwa pesawat angkat merupakan peralatan yang dibuat dan dipasang untuk
mengangkat, menurunkan, mengatur posisi dan atau menahan benda kerja dan atau muatan.

9
Pesawat angkut adalah peralatan yang dibuat untuk memindahkan benda dan muatan, atau
orang secara horizontal, vertical, diagonal, dengan menggunakan kemudibaik didalam atau
diluar pesawatnya.

1.5.10. K3 Pesawat Tenaga Produksi


Peraturan keselamatan pesawat tenaga produksi diatur dalam Permenaker nomor38
tahun 2016. Pesawat tenaga dan produksi adalah pesawat atau alat yang tetap atau
berpindah-pindah yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan
daya atau tenaga, mengolah, membuat bahan, barang, produk teknis, dan komponen alat
produksi yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Pesawat tenaga dan produksi
meliputi penggerak mula, mesin perkakas dan produksi, transmisi tenagadan mekanik serta
tanur (furnace).
Setiap pesawat Tenaga dan Produksi sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan. Pengujian Pesawat Tenaga dan
Produksi dilaksanakan selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sekali. Pemeriksaan berkala
dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali. Pemeriksaan dan Pengujian dimaksud dilakukan oleh
Pegawai Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali ditentukan.

1.5.11. K3 Bahan Kimia Berbahaya


Berdasarkan Permenaker No. 187 Tahun 1999 Tentang bahan kimia dalambentuk
tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan. Resiko bahaya K3 kimia akan
sangat mengancam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, maka dariitu diperlukannya
pengendalian yang dilakukan oleh orang yang berkompeten.
Nilai Ambang Kuantitas (NAK) merupakan standar kuantitas bahan kimia
berbahaya untuk menetapkan potensi bahaya bahan kimia di tempat kerja. Pengendalian
bahan kimia berbahaya adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah dan atau mengurangi
risiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di tempat kerjaterhadap tenaga kerja, alat-
alat kerja dan lingkungan.

10
BAB II
LAPANGAN PRAKTIK

2.1. Gambaran Umum

PT. Ewan Super Wood, awalnya berdiri pada tahun 1980, dan pada tahun 2016
diubah kepemilikan nya ke seorang pengusaha yang merupakan keturunan Tionghoa
(Taiwan). Perusahaan ini bergerak dibidang produksi dan pemgelolaan
Plywood/Moulding. Perusahaan ini memiliki luas yaitu 18 hektar.

2.2. Lokasi Lapangan Praktik


Berlokasi di Jl. Kaharudin Nasution No. KM 15, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Gambar 2.1 Lokasi PT. Ewan Super Wood

11
2.3. Visi dan Misi

1. Membantu perekonomian keluarga

• Memberikan pekerjaan bagi ibu-ibu dan bapak-bapak yang tidak memiliki


keahlian meskipun telah berusia di atas 30 tahun

• Memberikan pekerjaan bagi anak – anak putus sekolah

• Meskipun hanya bisa menampung tenaga kerja lebih kurang 500 orang
setidaknya telah terbantu kehidupan satu keluarga ( lebih kurang 1500
orang)

2. Perusahaan sangat membutuhkan tenaga kerja tanpa ada tenaga kerja


perusahaan tidak bisa hidup begitu juga sebaliknya tanpa perusahaan kita juga
tidak bisa mendapatkan pekerjaan atau pemghasilan

3. Sehubungan dengan hal di atas dengan adanya saling membutuhkan antara


perusahaan dan pekerja, maka diharapkan kita saling jaga, saling menghargai
dan melaksanakan kewajiban kita dengan baik sehingaa perusahaan tetap
hidup

2.4 Hasil Temuan Observasi

Hasil temuan observasi merupakan kumpulan bukti lapangan yang terlihat atau
pundijelaskan oleh pihak perusahaan. Berikut ini merupakan hasil temuan positif
dan negatif yang telah dilakukan.

2.4.1. Hasil Temuan Positif


Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, temuan positif yang
ditemukan antara lain:

1. Kelembagaan dan Ahli K3


PT. Ewan Super Wood telah mengadakan Ahli K3 untuk di perusahaan
tersebut.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kesehatan Kerja


PT. Ewan Super Wood telah menerapkan kesehatan kerja yang baik dengan
dibuktikan adanya pelayanan kesehatan kerja yang telah bekerja sama dengan
dokter dari luar dan juga mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh
pegawai sebagai bentuk komitmen dalam bidang kesehatan kerja.

12
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bahan Kimia Berbahaya
PT. Ewan Super Wood menanggulangi bahan kimia berbahaya dengan
mengadakan tempat penampungan sementara, meletakkan TPS yang jauh dari
keramaian, dan pembuatan tempat pencucian badan atau pun permukaan tubuh
yang terkena zat kimia.

4. Keselamatan dan kesehatan kerja pada lingkungan kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang Lingkungan Kerja
dibuktikan dengan adanya penyediaan alat pelindung diri seperti earmuff untuk
melindungi dari kebisingan dari mesing-mesin yang menghasilkan noise
hazard. Seperti pada ruang genset, runway, dan pada terminal bandara.

5. Keselamatan dan kesehatan kerja pada penanggulangan kebakaran


Keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang penanggulangan kebakaran
dibuktikan dengan adanya sarana proteksi, yaitu sarana proteksi aktif . Untuk
sarana proteksi aktif menggunakan APAR dan Hydrant. Sedangkan untuk
saran proteksi pasif,terdapat tembok yang telah disesuaikan dengan potensi
bahaya yang akanterjadi di PT. Ewan Super Wood. Untuk jenis APAR sendiri,
PPT. Ewan Super Wood menggunakan APAR yangberjenis Foam dan powder
pada daerah Run Way, serta Powder untuk daerah perkantoran.

6. Keselamatan dan kesehatan kerja pada listrik


Keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang Listrik dibuktikan dengan
adanya teknisi listrik, penyusunan kabel listrik, panel listrik, dan penyalur petir.
Pembuatan tanda tegangan berbahaya juga upaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan di tempat kerja.
Untuk pemeliharaan dan pengawasan K3 Listrik sudah terdapat Ahli K3
Listrik di PT. Ewan Super Wood. Terdapat SOP K3 Listrik yang harus diikuti
dan ditaati oleh seluruh pekerja. Seperti contoh, memasuki ruang kerja yang
memiliki tingkat resiko bahaya tinggi, perlu mempunyai izin kerja dan
menggunakan APD yang diperlukan.

7. Keselamatan dan kesehatan kerja pada pesawat tenaga produksi


Pada bidang Pesawat Tenaga Produksi (PTP) di PT. Ewan Super Wood
dapat ditemukan beberapa APAR dan ada beberapa rambu namun masih

13
kurang lengkap

8. Keselamatan dan kesehatan kerja pada pesawat angkat angkut


Pada pesawat angkat angkut, Terdapat pelindung pada Conveyor Belt untuk
proses pengambilan bagasi dan dilengkapi Emergency Stop.

9. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

• Boiler

Merupakan alat penukar panas yang dapat mengubah udara menjadi uap
dengan memanfaatkan sumber panas dari hasil pembakaran gas. Prinsip
kerja boiler ini mirip dengan pemanas air. Bedanya, pemanas air biasanya
memakai bahan bakar listrik. Alat berfungsi dengan baik serta operator
memiliki lisensi K3 operator forklift. Melakukan perawatan secara
berkala (1 tahun sekali) dan lisensi K3 operator 5 tahun sekali.

• Mobile Crane

Adalah sebuah mobile yang umumnya dilengkapi dengan drum tali baja,
rantai, dan tali baja yang dipakai untuk mengangkat dan menurunkan
beban secara vertical serta memindahkannya secara horizontal. Mobile
crane banyak dilengkapi teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia
maupun mobile itu sendiri. Alat berfungsi dengan baik serta operator
memiliki lisensi K3 operator crane mobile dengan kapasitas 5 ton.
Melakukan perawatan secara berkala (1 tahun sekali) dan lisensi K3
operator crean mobile 5 tahun sekali.

10. K3 Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi dan Pesaawat Angkat Angkut)

• Forklift

PT. Ewan Super Wood Alat berfungsi dengan baik serta operator
memiliki lisensi K3 operator forklift. Melakukan perawatan secara
berkala (1 tahun sekali) dan lisensi K3 operator 5 tahun sekali.

• Mobile Crane

Alat berfungsi dengan baik serta operator memiliki lisensi K3 operator


crean mobile dengan kapasitas 5 ton. Melakukan perawatan secara
berkala (1 tahun sekali) dan lisensi K3 operator crean mobile 5 tahun

14
sekali.
2.4.2. Hasil Temuan Negatif
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, temuan negatif yang
ditemukanantara lain:
1. Kelembagaan dan ahli K3
Di PT. Ewan Super Wood masih diperlukan beberapa orang P3K untuk
karyawan sebanyak 330 orang yang telah di bagi 3 shift, karena saat ini hanya
terdapat beberapa orang petugas P3K yang bekerja di sana.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kesehatan Kerja
Pada bidang kesehatan kerja, PT. Ewan Super Wood perlu menerapkan
adanya kotak P3K dan memasang kotak P3K yang sesuaidengan standar serta
peningkatan frekuensi medical check up yang dari awalnya sekali dua tahun
menjadi sekali dalam satu tahun.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bahan Kimia Berbahaya
Pada bidang penanganan bahan kimia berbahaya, PT. Ewan Super Wood
perlu menerapkan aturan terkait pembuangan atau pun penyimpanan barang
atau peralatan yang sudah berkarat sehingga barangatau alat tersebut tidak
diletak dengan sembarangan di lingkungan sekitar.
4. Keselamatan dan kesehatan kerja pada lingkungan kerja
Pada bidang lingkungan kerja, PT. Ewan Super Wood tidak mengadakan
tempat pemilahan sampah di lingkungan sekitar, sehingga sampah-sampah
yang dibuang hanya diletakkan di lingkungan sekitar.Selain itu banyaknya
sarang hewan seperti sarang laba-laba di area mesin, dan beberapa area kurang
mendapatkan area pencahayaan yang cukup serta lampu yang sudah tidak
menyala.
5. Keselamatan dan kesehatan kerja pada penanggulangan kebakaran
Pada bidang penanggulangan kebakaran, PT. Ewan Super Wood tidak
membuat lampu atau tanda pemandu jalur evakuasi kebakaran, sertaterdapat
temuan APAR yang tidak sesuai dengan ketinggian yang seharusnya.

15
6. Keselamatan dan kesehatan kerja pada listrik
Pada bidang penanggulangan Listrik, temuan yang tidak terdapat adalah
gambar instalasi listrik, stop kontak yang berantakan, panel tidak tertutup, kabel
terbuka atau terkelupas, tidak ada grounding pada kontak serta teknisi belum
mendapatkan lisensi.
7. Keselamatan dan Kesehatan kerja pada Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Pada bidang K3 pesawat uap di perusahaan ini terdapat Boiler (ketel uap)
yang mempunyai seorang operator namun tidak mempunyai lisensi operator,
serta pada area boiler tidak ditemukannya Warning Sign dan juga operator yang
bekerja pada area boiler tidak menggunakan APD yang seharusnya digunakan
diarea tersebut seperti penggunaan sepatu safety, helm, baju anti panas serta
penggunaan earmuff.
8. Keselamatan dan Kesehatan kerja pada Angkat dan Pesawat Angkut
Pada bidang K3 PAA tidak ada rigger yang membantu operator untuk
pengangkatan dengan crane. Potensi bahaya pekerja yang lain tidak memahami
prosedur K3 saat lifting, posisi tubuh berada dibawah beban yang diangkat
berpotensi tertimpa dan terjepit. Sebaiknya Perusahaan menunjuk petugas
rigger dan memberikan pelatihan khusus K3 rigger. PerMenNaker08 Tahun
2020 Pasal 1 ayat 17 Tentang Keselam atan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut.
9. Pesawat tenaga dan Produksi
Tidak ada lisensi K3 operator untuk mesin arising. Operator tidak
memahami kewajiban dan kewenangan dalam menggunaka n mesin produksi
yang dapat mengakibatk an kecelakaan kerja. Sebaiknya perusahaan menunjuk
operator mesin arisong untuk mengikuti pelatihan K3 Operator PTT.
PerMenNaker 38 Tahun 2016 Pasal 111 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi.
10. Bejana Tekanan dan Tangki
Tidak ada tempat penyimpana n yang khusus untuk bejana tekan berisi gas.
Bejana tekan berisi gas dapat terjatuh yang mengakibatk an ledakan dan
kebakaran. Sebaiknya Perusahaan membuat tempat penyimpanan khusus untuk
tabung-tabung gas. PerMenNaker 37 Tahun 2016 Pasal 42 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun.

16
BAB III
ANALISA HASIL TEMUAN

3.1. Analisa Hasil Temuan Positif


Setelah didapatkan hasil temuan positif, kemudian dilakukan 17 temuan.
Analisa tersebut didapat pada 17 temuan 3.1 Tabel analisa temuan positif.

Peraturan Perundang-
NO Bidang Objek Temuan undangan

1
SMK3 Perusahaan Peraturan Pemerintah
telah No. 50 Tahun 2012
menerapkan
SMK3 untuk
perusahaan

2
Alat pemadam Terdapat unit Keputusan menteri
api ringan dan pemadam tenaga kerja No. 186
unit kebakaran dan 1999: peraturan
penanggulangan APAR ditempat menteri
kebakaran yang ada ketenagakerjaan
potensi api. No.4 tahun 1980

17
3
Panel listrik Terdapat tanda Peraturan Menteri
listrik ketenagakerjaan
bertegangan No.12 tahun 2015
tinggi dan
pembatasan
akses menuju
tempat tersebut

4 Kotak P3K Adanya kotak Peraturan Pemerintah


P3K yang tipe C N0.15 Tahun 2008

5 Denah Evakuasi Adanya denah Peraturan Menteri


evakuasi dan ketenagakerjaan
petunjuk jalur No.5 tahun 2018
evakuasi pasal 19 ayat 2 b dan
c

6 Pencahayaan Adanya Peraturan Menteri


pencahayaan ketenagakerjaan
yang cukup No.5 tahun 2018
sehingga pasal 19 ayat 2 b
operator dan
karyawan
berkerja dengan
baiik

18
7 Lisensi Terbukti Permenaker No. 38
Operator operator tahun 2016
Forklift mempunyai
lisensi K3
operator forklift
dan masih
berlaku

8 Kelembagaan dan Ahli K3 P2K3 Telah memiliki Permenaker No.


P2K3 yang PER.04/MEN/1987
terdaftar di
Dinasker
provinsi

9 Alat penghisap Adanya alat Undang-undang No.


debu penghisap debu 08 Tahun 2019
diperusahaan
tersebut

Tabel 3.1 Tabel Analisa Temuan Positif

19
3.2.Analisa Hasil Temuan Negatif

Setelah didapatkan hasil temuan negatif, kemudian dilakukan analisa. Analisa


tersebut terdapat pada tabel 3.2 Tabel Analisa Temuan Negatif

Peraturan

NO Perundang-
Bidang Objek Temuan
undangan

1 Tangki timbun Tidak ada PerMenNa


ker 37
plat nama, Tahun
pipa 2016 Pasal 24
pengaman, dan 58 tentang
dan Keselamatan
pengukur Kesehatan
temperature Kerja Bejana
serta Tekanan dan
tanggul/temb Tangki
ok yang Timbun
mengelilingi
tangki
timbun

Boiler Tidak ada PerMenNaker


lisensi k3 01 Tahun
operator 1988 Pasal 3-
untuk boiler 10 Tentang
Kwalifikasi
dan Syarat-
Syarat
Operator
Pesawat Uap

20
3 Tidak ada PerMenNaker
rigger yang 08
Mobile Crane membantu Tahun 2020
operator Pasal 1 ayat
untuk 17 Tentang
aktifitas Keselam
pengangkata atan dan
n dengan
Kesehatan
crane
Kerja
Pesawat
Angkat dan
Pesawat
Angkut

4 Operator/karya Kurangnya Peraturan


wan kesadaran Menteri Tenaga
pekerja dalam Kerja No.8
penggunaan tahun 2010
APD

5 Mesin potong Operator tidak Permenaker No.


produksi triplek adanya 38 Tahun 2016
memiliki
lisensi serta
tidak ada
pengujian
berkala.

21
6 Gudang tempat Tidak terdapat Kepmenaker
penyimpanan pintu atau No. 187 Tahun
barang setengah penutup 1999
jadi gudang kimia

Tabel 3.2 Tabel Analisa Temuan Negatif

22
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di PT.
Ewan Super Wood Kota Pekanbaru dapat disimpulkan program-program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sudah dijalankan sebagai berikut:
1. Penerapan K3 Pesawat Uap dan Benjana Tekan
2. Penerapan K3 Mekanik
3. Sudah terdapat ahli K3
4. Pengunaan APD yang belum menyeluruh di perusahaan tersebut.
5. Belum tersedia petugas P3K
6. Belum berjalan dengan baik sesuai dengan dasar hukum yang
berlaku.

4.2.Saran
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan
di PT. Ewan Super Wood Kota Pekanbaru saran yang dapat diberikan
sebagai berikut :

1. Untuk kedepannya agar menyiapkan penyimpanan tempat khusus untuk


bejana tekan berisi gas dan MSDS bahan.

2. Untuk tangki timbun yang ada di area pabrik agar dapat di lengkapi plat
nama, pipa pengaman, dan pengukur temperature, serta tanggul/tembok
yang mengelilingi tangki timbun.

3. Untuk semua operator PTP (Mesin Press, Mesin Arisong, Mesin dryer)
agar di ikut sertakan dalam pelatihan lisensi K3 operator

4. Operator harus mempunyai lisensi.

23

Anda mungkin juga menyukai