Subroto
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl.A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura
ABSTRAK
Dewasa ini, harga bahan bakar minyak semakin membumbung tinggi, sebagai
alternatif maka dilakukan penelitian tentang potensi biomass jerami dan arang kayu
sebagai sumber energi alternatif. Tujuan penelitian ini adalah mencampur jerami
dan arang dengan komposisi tertentu dan menentukan karakter pembakarannya,
sehingga nantinya dapat diketahui komposisi mana yang paling baik digunakan.
Dalam penelitian ini komposisi yang diuji adalah biobriket dengan perbandingan
prosentase jerami: arang kayu = 30% : 70%, 40% : 60%, 50% : 50%. Pengujian
pembakaran dilakukan dengan kecepatan udara konstan untuk mengetahui besarnya
laju pengurangan massa, laju pembakaran dan temperatur pembakaran, kemudian
dilanjutkan dengan pengujian emisi polutan.
Berdasarkan percobaan dan parameter yang telah diuji, biobriket dengan
campuran 50% jerami dan 50% arang kayu mempunyai laju pembakaran yang tinggi.
Penambahan biomasa juga dapat menurunkan emisi polutan yang dihasilkan pada
saat pembakaran. Komposisi biobriket terbaik yang dapat digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari adalah komposisi arang kayu : jerami = 50% : 50% karena lebih ramah
lingkungan, sedangkan untuk kebutuhan industri, komposisi terbaik dengan
pencapaian temperatur tertinggi adalah komposisi arang kayu : jerami = 70% : 30%.
Pembuatan Biobriket
Arang 50% : jerami 50%
Arang 60% : Jerami 40%
Arang 70% : Jerami 30%
Pembakaran Biobriket
Analisa Hasil
C. Pembuatan Biobriket
a. Pencampuran Bahan Baku
Arang kayu , jerami dan bahan perekat
dicampur hingga rata dengan komposisi Jerami:
Arang Kayu = 30% : 70%, 40% : 60%, 50%:
50% (dalam hal ini prosentase bahan perekat
diabaikan dan dianggap homogen). Gambar 3. Sketsa Alat Uji
b. Pencetakan Biobriket
Bahan baku yang telah tercampur rata dima-
sukkan kedalam cetakan yang berbentuk silin- Keterangan :
der dengan diameter 1,5 cm dan tinggi 1,75cm. Aliran pemanas LPG
c. Pengepresan Aliran udara
Bahan baku dimasukkan kedalam cetakan, 1. Blower
kemudian dilakukan pengepresan dengan 2. Saluran by pass
tekanan 100 kg/cm2 dan didiamkan selama 3. Katup pengatur aliran udara
10 menit. Setelah itu biobriket dikeluarkan 4. Saluran masuk pemanas LPG
dari cetakan dan dikeringkan ditempat yang 5. Tungku 1
tidak terkena sinar matahari secara langsung 6. Tungku 2
selama 3 hari. 7. Saluran buang pemanas LPG
Adapun Biobriket yang dihasilkan dapat 8. Termakopel temperatur dig
dilihat pada gambar 2. 9. Kawat penggantung sampel bahan bakar
10. Digital termocouple reader
11. Electronic professional scale
12 Stop wacth
13. Termokopel temperatur gas pembakaran
14. Termokopel temperatur udara pre-heater
15. Digital termocouple reader
16. Termokopel temperatur udara
Gambar 2. Biobriket
5
M ass a Te rtinggal (gram )
0
0 120 240 360 480 600 720 840 960 1080 1200 1320
Waktu (detik)
Jerami
0,014
sedangkan
30% : Arang 70% 0,0039 0,0080 laju pembakaran yang rendah adalah Dari tabel 2 dapat diketaui bahwa semakin
0,012
0,01
pembakaran biobriket dengan campuran 30% besar prosentase biomasa pada biobriket maka
Jerami
0,008
40% : Arang jerami60%dengan 0,0033 0,0050
70% arang kayu, hal ini menun- kandunagn emisi polutan HC, CO dan NOx
0,006
Jerami
0,004
50% : Arang 50% 0,0031 0,0025
jukkan bahwa kandungan volatile matter berpe- semakin berkurang.Dari ketiga variasi komposisi
0,002
0 ngaruh terhadap laju pembakaran. Karakter pem- tersebut dapat disimpulkan bahwa biobriket
bakaran jerami0yang rendah
0 120 240 360 480 600 720 840 960 108 120 132 144 156
0 0 0 0
juga didukung oleh yang paling rendah polutannya adalah biobriket
kenyataan bahwa kadar abu dari jerami tinggi
Waktu (detik) dengan komposisi jerami 30% : 70% arang kayu.
120
KESIMPULAN
Te m pe ra tur pe m ba ka ra n
100
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
80 disimpulkan bahwa :
60 1. Laju pembakaran biobriket yang paling
40 cepat adalah pada komposisi 50% jerami :
20 50% arang kayu. Hal ini dipengaruhi oleh
0 kandungan volatile matter. Semakin
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Waktu (detik)
banyak kandungan volatile matter suatu
biobriket maka semakin mudah biobriket
Arang kayu 70%-Jerami 30% Arang kayu 60%-Jerami 40%
Arang kayu 50%-Jerami 50%
tersebut terbakar, sehingga pembakaran
semakin cepat.
Gambar 3. Grafik Temperatur 2. Biobriket dengan campuran 30% jerami :
Pembakaran terhadap Waktu 70% arang kayu mempunyai temperatur
DAFTAR PUSTAKA
Ketaran, S.G, 1980, “ Petunjuk Praktek Pengolahan Hasil Pertanian 3 “. Depdikbud. Jakarta
Himawanto, D.A, 2003, “Pengolahan Limbah Pertanian menjadi Biobriket sebagai salah
satu Bahan Bakar Alternatif “, Laporan penelitian, UNS.
Sudradjat,R, 2001,’ The Potensial of Biomass Energy Resources in Indonesia for the Possible
Development of Clean Technology Process (CPT), Laporan penelitian, Jakarta