Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. INTIPOLAR SARANA MEDIKA

PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK


MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MOB CAP PADA
PT. INTIPOLAR SARANA MEDIKA

Brilliant Putra

2018-0453-0023

12018000526

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

JAKARTA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek ini telah diperiksa dan dibaca oleh


Pembimbing di perusahaan pada tanggal : / / 2021 dan
Pembimbing di Jurusan Teknik Industri pada tanggal : / / 2021 dan
Koordinator kerja praktek pada tanggal : / / 2021

Tugas Khusus :

PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI


PRODUKSI MASKER MEDIS PADA PT. INTIPOLAR SARANA MEDIKA

Waktu Kerja Praktek : 25 Januari 2021 – 25 Februari 2021

Oleh :

Brilliant Putra 201804530023

Disetujui Oleh

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

PT. Intipolar Sarana Medika Program Studi Teknik Industri

Riky Setiawan Christine Natalia S.T., M.T.

Koordinator Kerja Praktek

Program Studi Teknik Industri UNIKA Atma Jaya

Andre Sugioko

i
KATA PENGANTAR
Syukur dan pujian penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
kuasa dan berkatnya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek pada
PT. Intipolar Sarana Medika sesuai dengan waktu yang sudah diperkirakan.
Penulis juga ingin berterima kasih kepada banyak pihak yang telah memberikan
dukungan dan harapan di dalam proses pengerjaan laporan kerja praktek ini.
Berikut adalah pihak-pihak yang membantu penulis:

1. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan semangat


selama proses penulisan laporan kerja praktek.
2. Dosen pembimbing kerja praktek Ibu Christine Natalia S.T., M.T.
yang selalu memberikan perhatian dan masukan yang mendukung
selama proses penulisan dan perbaikan laporan kerja praktek.
3. Pembimbing lapangan Kak Riky Setiawan yang membimbing dan
mendukung penulis selama proses kerja praktek berlangsung.
4. Kepala Program Studi Teknik Industri Pak Feliks Surbakti S.T., M.T.
yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk menyusun
laporan kerja praktek.
5. Benedictus Dennis, Devin Pangestu, Carlo Bidaru, Billy Timporok,
Williem Surya, Enrico Ivan, serta kucing peliharaan saya, Lurik,
Molly, dan Bengkok yang selalu menghibur penulis.

Penulis ingin meminta maaf apabila terdapat kekurangan di dalam laporan kerja
praktek ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan masukan dari
pembaca agar dapat memperbaiki laporan kerja praktek ini. Semoga laporan kerja
praktek ini dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca yang berguna
untuk kehidupan sehari-hari. AMDG.

Tangerang, 17 Februari 2021

Brilliant Putra

ii
RESUME PERUSAHAAN TEMPAT KERJA PRAKTEK

Nama : Brilliant Putra Handojo

NIM : 201804530023

Waktu Kerja Praktek : 25 Januari 2021 – 25 Februari 2021

No Data Resume Perusahaan


1. Nama Perusahaan PT. Intipolar Sarana Medika
2. Alamat Perusahaan Ruko Mutiara Kosambi 1 Blok B No. 20 Jl.
Raya Perancis, Kel. Kosambi Timur, Kec.
Kosambi, Kab. Tangerang, Prov. Banten
3. Telepon 02150202033
4. Email/Website dianita@intipolar.id
5. Bidang usaha dan Alat-alat kesehatan seperti masker medis,
produk yang dihasilkan mobcap, dan APD
6. Uraian singkat PT. Intipolar Sarana Medika merupakan
mengenai perusahaan perusahaan yang baru dibangun pada tahun
November 2020 di daerah pergudangan Mutiara
Kosambi, Tangerang dan bergerak di bidang
manufaktur peralatan medis seperti mobcap,
masker medis, dan APD. PT. Intipolar Sarana
Medika juga sudah mendapatkan izin produksi,
izin distribusi, dan izin edar dari pemerintah
untuk semua produknya. Merk dari produk alat
kesehatan yang diproduksi di PT. Intipolar
Sarana Medika adalah Sanos dan saat ini sudah
memiliki ijin edar sehingga dapat
diperjualbelikan kepada masyarakat Indonesia.

iii
RINGKASAN TUGAS KHUSUS KERJA PRAKTEK

No Ringkasan
1. Topik : PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENINGKATKAN
EFISIENSI PRODUKSI MOB CAP PADA PT. INTIPOLAR SARANA
MEDIKA
2. Ringkasan : Topik yang dibahas pada laporan kerja praktek ini adalah sistem
kanban yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi produksi yang
terhambat karena keterlambatan bahan baku yang sampai di ruangan
produksi. Solusi yang didapatkan untuk permasalahan tersebut adalah jenis
dan jumlah kanban yang beredar serta waktu yang tepat untuk mengirimkan
bahan baku dari gudang bahan baku ke ruangan produksi.

iv
DAFTAR ISI

TUGAS UMUM

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK.............................................1


1.2. TUJUAN KERJA PRAKTEK...................................................................2
1.3. RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK.................................................2
1.4. MANFAAT KERJA PRAKTEK..............................................................2
1.5. METODOLOGI KERJA PRAKTEK.......................................................3
1.6. METODE PENGUMPULAN DATA.......................................................3

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN.......................................................5


2.2. RUANG LINGKUP BIDANG USAHA..................................................5
2.3. LOKASI PERUSAHAAN.........................................................................5

BAB III. ORGANISASI DAN MANAJEMEN

3.1. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN.....................................7


3.2. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG......................................7
3.3. TENAGA KERJA DAN JAM KERJA...............................................10
3.4. SISTEM PENGUPAHAN..................................................................11
3.5. SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN....................................11

BAB IV. PEMASARAN

4.1. HASIL PRODUKSI............................................................................12


4.2. DAERAH PEMASARAN..................................................................13
4.3. STRATEGI PEMASARAN................................................................14

BAB V. PROSES PRODUKSI

v
5.1. BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG...................................15
5.2. KAPASITAS PRODUKSI..................................................................16
5.3. URAIAN PROSES PRODUKSI.........................................................16
5.4. URAIAN SISTEM PRODUKSI.........................................................17
5.5. SISTEM PENGADAAN BAHAN.....................................................17
5.6. FLOW PROCESS CHART PRODUKSI............................................18

BAB VI. TEKNOLOGI

6.1. MESIN-MESIN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN..........20


6.2. SISTEM PERAWATAN MESIN DAN PERALATAN.....................22
6.3. TEKNOLOGI DALAM PERUSAHAAN..........................................22
6.4. SISTEM TRANSFER ILMU..............................................................22

BAB VII. TATA LETAK PABRIK

7.1. SUSUNAN MESIN DAN PERALATAN..........................................24


7.2. PENENTUAN DAERAH KERJA......................................................24
7.3. PELETAKAN MESIN, AREA, FASILITAS.....................................24
7.4. JUMLAH MESIN DAN PERALATAN PENENTUAN LUAS
LANTAI.....................................................................................................25
7.5. PANGGAMBARAN TATA LETAK PABRIK.................................26

BAB VIII. FINANSIAL

8.1. SUMBER MODAL.............................................................................30


8.2. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN....................................30
8.3. UNSUR-UNSUR BIAYA INVESTASI.............................................30
8.4. UNSUR-UNSUR BIAYA EKSPLORASI.........................................31
8.5. PROSEDUR ADMINISTRASI KAS DAN BANK...........................31
8.6. PROSEDUR ADMINISTRASI PEMBUKUAN................................31
8.7. PROSEDUR PENENTUAN BIAYA PRODUKSI............................32
8.8. PROSEDUR ONGKOS STANDAR DAN AKTUAL.......................32

vi
8.9. PROSEDUR NERACA KEUANGAN...............................................32

BAB IX. KESELAMATAN KERJA DAN HYGIENE PERUSAHAAN

9.1. MANAJEMEN K3 DAN ORGANISASI K3.....................................33


9.2. KONDISI-KONDISI DAN TINDAKAN-TINDAKAN TIDAK
AMAN DALAM PEKERJAAN................................................................33
9.3. KEBAKARAN, MATERIAL HANDLING, ELECTRICAL
HAZARD, UNDERGROUND MINING, HEAT TREATING,
WELDING, DAN PERMESINAN............................................................34
9.4. TEKNIK PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA........................35
9.5. KLASIFIKASI PERUSAHAAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA,
KERUGIAN-KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA...............37
9.6. UPAYA PERUSAHAAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
DAN PENGGUNAAN PERLENGKAPAN UNTUK PERLINDUNGAN
DARI KECELAKAAN KERJA................................................................37
9.7. UPAYA PENANGANAN WASTE.....................................................38
9.8. ANEKA PENDEKATAN K3 DAN HYGIENE PERUSAHAAN......38

BAB X. KUALITAS

10.1. PROSEDUR PENGENDALIAN KUALITAS (PENENTUAN


SAMPLE, TEKNIK PENGUJIAN, PENGUMPULAN DATA, TEKNIK
PENGOLAHAN DATA, CARA MEMBACA DATA, CARA
MENGANALISA HASIL)........................................................................39
10.2. ALAT-ALAT PENGENDALIAN KUALITAS...............................39
10.3. PROSEDUR SEBELUM ATAU SESUDAH PENGOLAHAN
DATA.........................................................................................................40
10.4. PROSEDUR PENANGANAN BENDA CACAT............................40

BAB XI. PEMBAHASAN UMUM

11.1. ORGANISASI DAN MANAJEMEN...............................................42


11.2. PEMASARAN..................................................................................42
11.3. PROSES PRODUKSI.......................................................................43

vii
11.4. TEKNOLOGI....................................................................................44
11.5. TATA LETAK PABRIK..................................................................45
11.6. FINANSIAL......................................................................................46
11.7. KESELAMATAN DAN HYGIENE PERUSAHAAN.....................47
11.8. KUALITAS.......................................................................................47

BAB XII. KESIMPULAN

12.1. KESIMPULAN.................................................................................49
12.2. SARAN-SARAN..............................................................................49

TUGAS KHUSUS

ABSTRAK……………………………………………………………………….49

BAB XIII. PENDAHULUAN

13.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN.....................................52


13.2. RUMUSAN PERMASALAHAN.....................................................53
13.3. TUJUAN PENELITIAN...................................................................53
13.4. BATASAN PENELITIAN................................................................53
13.5. ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN.....................................54

BAB XIV. METODOLOGI PENELITIAN

14.1. STUDI LAPANGAN........................................................................55


14.2. IDENTIFIKASI MASALAH............................................................55
14.3. STUDI KEPUSTAKAAN................................................................55
14.4. PENGUMPULAN DATA................................................................56
14.5. PENGOLAHAN DATA...................................................................56
14.6. ANALISA DAN EVALUASI...........................................................57
14.7. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................58
14.8. FLOWCHART METODOLOGI PENELITIAN...............................59

viii
BAB XV. STUDI KEPUSTAKAAN

15.1. PRODUKSI.......................................................................................60
15.2. SISTEM JIT (JUST IN TIME)..........................................................60
15.3. METODE KANBAN........................................................................61

BAB XVI. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

16.1. PENGUMPULAN DATA................................................................63


16.2. PENGOLAHAN DATA...................................................................66
16.2.1. Perancangan Kanban..........................................................66
16.2.2. Perhitungan Waktu Baku....................................................67
16.2.3. Penentuan Jumlah Kanban yang Beredar...........................74
16.2.4. Perkiraan Waktu Pengiriman Bahan Baku Dari Gudang
Bahan Baku Ke Ruang Produksi.............................................77

BAB XVII. ANALISA DAN EVALUASI

17.1. ANALISA.........................................................................................79
17.2. EVALUASI.......................................................................................82

BAB XVII. KESIMPULAN DAN SARAN

18.1. KESIMPULAN.................................................................................83
18.2. SARAN.............................................................................................83

BAB XIX. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..8

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Bahan Baku..................................................................................................15

Tabel 5.2. Bahan Penolong...........................................................................................16

Tabel 5.3. Flow Process Chart.....................................................................................18

Tabel 7.1. Data Mesin Produksi...................................................................................25

Tabel 16.1. Data Waktu Siklus....................................................................................67

Tabel 16.2. Data Waktu Normal..................................................................................69

Tabel 16.3. Perhitungan Allowance Pengumpulan Kanban Penarikan....................70

Tabel 16.4. Perhitungan Allowance Pengiriman Kanban Penarikan.......................71

Tabel 16.5. Perhitungan Allowance Pengiriman Bahan Baku..................................72

Tabel 16.6. Perhitungan Allowance Persiapan Kanban Di Gudang Bahan Baku. .73

Tabel 16.7. Data Waktu Baku......................................................................................74

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi PT. Intipolar Sarana Medika.......................................................6

Gambar 2.2. Penulis di PT. Intipolar Sarana Medika..................................................6

Gambar 4.1. Masker medis...........................................................................................12

Gambar 4.2. Mob cap....................................................................................................13

Gambar 4.3. APD..........................................................................................................13

Gambar 6.1. Mesin Body Masker................................................................................20

Gambar 6.2. Mesin Elastic...........................................................................................21

Gambar 6.3. Mesin Mob Cap.......................................................................................21

Gambar 7.1. Layout pabrik lantai 1.............................................................................26

Gambar 7.2. Layout pabrik lantai 2.............................................................................27

Gambar 7.3. Layout pabrik lantai 3.............................................................................28

Gambar 7.4. Layout pabrik lantai 4.............................................................................29

Gambar 9.1. Alat Pemadam Api Ringan....................................................................35

Gambar 9.2. Kotak P3K dan Simbol...........................................................................35

Gambar 9.3. Peraturan Sebelum Memasuki Lantai Produksi...................................36

Gambar 9.4. Maintenance Check Sheet......................................................................36

Gambar 10.1. Form Produk Kategori Reject..............................................................40

Gambar 14.1. Flowchart Metodologi Penelitian.......................................................59

Gambar 16.1. Data Hasil Produksi Mobcap...............................................................63

Gambar 16.2. Aliran Kanban.......................................................................................65

Gambar 16.3. Kanban Penarikan.................................................................................66

Gambar 16.4. Kanban Perintah Assembly...................................................................67

xi
Gambar 16.5. Perkiraan waktu pengiriman Kanban dan bahan baku spunbond....77

Gambar 16.6. Perkiraan waktu pengiriman Kanban dan bahan baku tali elastis. . .78

xii
DAFTAR LAMPIRAN

WAWANCARA PERMASALAHAN KETERLAMBATAN BAHAN BAKU


MOBCAP YANG SAMPAI KE RUANGAN PRODUKSI…...............................84

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

6.4. LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK

Pada era Industri 4.0 seperti sekarang ini, segala sesuatu membutuhkan data
dan teknologi agar hal yang dikerjakan atau dipelajari dapat memberikan output
yang maksimal, termasuk dalam membangun sebuah perusahaan. Di dalam
sebuah perusahaan, sumber daya manusia termasuk ke dalam salah satu aspek
penting yang perlu untuk diperhitungkan karena dapat mempengaruhi kinerja dari
perusahaan tersebut. Semakin baik sumber daya manusia, maka kemungkinan
perusahaan menghasilkan output yang baik juga akan semakin besar. Maka dari
itu, mahasiswa atau pelajar membutuhkan pengalaman yang banyak agar
menambah persentase untuk lolos dari seleksi perusahaan saat sudah masuk ke
dunia kerja.

Apabila di perkuliahan mahasiswa mendapatkan pelajaran secara teori, maka


di dalam kerja praktek mahasiswa akan lebih fokus ke pekerjaan di lapangan yang
membutuhkan softskill sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman yang
berbeda dengan pembelajaran di kampus serta dapat mengetahui bagaimana cara
perusahaan bekerja sesuai dengan bidangnya. Kerja praktek telah dilakukan oleh
mahasiswa selama 1 bulan penuh terhitung dari 25 Januari 2021 hingga 25
Februari 2021 di PT. Intipolar Sarana Medika. Mahasiswa melihat dan
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses produksi serta
membuat analisis dan memberikan usulan yang dapat memperbaiki permasalahan
tersebut berdasarkan teori yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan.
2
Bab I – Pendahuluan

1.2. TUJUAN KERJA PRAKTEK

Berikut ini adalah tujuan dilakukannya kerja praktek di PT. Intipolar Sarana
Medika:

1. Menerapkan pembelajaran yang sudah didapatkan selama masa


perkuliahan di perusahaan sebagai pengalaman yang akan dibutuhkan saat
memasuki dunia kerja.
2. Melatih pola pikir mahasiswa dalam berpikir kritis sehingga dapat
memecahkan sebuah permasalahan dan dapat memberikan solusi yang
tepat.
3. Memenuhi syarat kelulusan mata kuliah TKI 402 – Kerja Praktek.

1.3. RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK

Berikut ini adalah ruang lingkup kerja praktek yang dilakukan oleh
mahasiswa:

1. Melakukan kerja praktek pada PT. Intipolar Sarana Medika selama satu
bulan pada tanggal 25 Januari 2021 sampai dengan 25 Februari 2021.
2. Mengamati permasalahan pada proses produksi masker medis dan
memberikan solusi perbaikan dengan menerapkan sistem kanban.
3. Membuat laporan kerja praktek untuk memenuhi syarat dari tugas umum dan
tugas khusus yang akan disetujui oleh PT. Intipolar Sarana Medika.

1.4. MANFAAT KERJA PRAKTEK

Manfaat kerja praktek yang didapatkan mahasiswa setelah bekerja selama


satu bulan di PT. Intipolar Sarana Medika adalah mengetahui lebih dalam
bagaimana perusahaan manufaktur bekerja terutama di ruang lingkup produksi
masker medis. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman di dalam
dunia kerja yang digunakan untuk memperbaiki softskill dan hardskill yang akan

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
3
Bab I – Pendahuluan

dibutuhkan di masa depan. Untuk perusahaan, manfaat yang didapatkan adalah


bantuan tenaga kerja untuk mencatat data yang diperlukan serta analisis dan solusi
untuk permasalahan yang diidentifikasi oleh mahasiswa. Untuk universitas,
manfaat yang didapatkan adalah relasi dengan perusahaan sehingga dapat
memungkinkan untuk melakukan kerja sama di masa yang akan datang.

1.5. METODOLOGI KERJA PRAKTEK

Berikut merupakan metodologi atau tahapan yang dilakukan di dalam proses


kerja praktek:

1. Tahap persiapan yang meliputi pencarian perusahaan manufaktur untuk


kerja praktek dan membuat surat izin yang diberikan oleh secretariat
program studi teknik ndustry.
2. Studi ndustrya yaitu mempelajari kembali materi yang telah didapatkan
selama masa perkuliahan yang sesuai dengan permasalahan di PT.
Intipolar Sarana Medika.
3. Peninjauan lapangan dengan melakukan observasi.
4. Mengumpulkan data dari perusahaan yang diperlukan untuk penyusunan
laporan kerja praktek.
5. Menganalisis data yang sudah dikumpulkan agar dapat menentukan
solusi yang tepat untuk permasalahan yang telah ditentukan.
6. Bertukar pikiran dengan dosen pembimbing mengenai ndus dan
permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya.
7. Menulis dan menyusun laporan kerja praktek.

1.6. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode primer yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan


untuk menyusun laporan kerja praktek adalah dengan melakukan wawancara
kepada pihak yang memiliki hubungan dengan data yang diperlukan seperti admin
Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
4
Bab I – Pendahuluan

produksi dan operator produksi. Selain wawancara, metode primer lainnya adalah
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung saat proses
produksi sedang berjalan. Metode sekunder yang dilakukan adalah dengan
mencari buku dan jurnal yang memiliki hubungan dengan data yang akan diambil.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN

PT. Intipolar Sarana Medika merupakan perusahaan yang baru dibangun pada
tahun November 2020 di daerah pergudangan Mutiara Kosambi, Tangerang dan
bergerak di bidang manufaktur peralatan medis seperti mobcap, masker medis,
dan APD. PT. Intipolar Sarana Medika memiliki Nomor Induk Berusaha yaitu
0294010181216. PT. Intipolar Sarana Medika memiliki karyawan sebanyak 20
orang saat dibentuk dan masih terus bertambah hingga saat ini karena semakin
banyak produk yang dipesan oleh konsumen atau distributor. PT. Intipolar Sarana
Medika juga sudah mendapatkan izin produksi, izin distribusi, dan izin edar dari
pemerintah untuk semua produknya. Merk dari produk alat kesehatan yang
diproduksi di PT. Intipolar Sarana Medika adalah Sanos dan saat ini sudah
memiliki ijin edar sehingga dapat diperjualbelikan kepada masyarakat Indonesia.

2.2. RUANG LINGKUP BIDANG USAHA

PT. Intipolar Sarana Medika bergerak di bidang manufaktur peralatan medis


seperti mobcap, masker medis, dan APD. PT. Intipolar Sarana Medika
menggunakan sistem produksi make to stock untuk seluruh produknya yang
memiliki arti bahwa produk akan terus diproduksi mulai dari bahan baku hingga
menjadi produk jadi tanpa menunggu permintaan dari luar.

2.3. LOKASI PERUSAHAAN

Ruko Mutiara Kosambi 1 Blok B No. 20 Jl. Raya Perancis, Kel. Kosambi
Timur, Kec. Kosambi, Kab. Tangerang, Prov. Banten
6
Bab II – Gambaran Umum Perusahaan

Gambar 2.1. Lokasi PT. Intipolar Sarana Medika

Gambar 2.2. Penulis di PT. Intipolar Sarana Medika

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB III

ORGANISASI DAN MANAJEMEN

6.4. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Gambar 3.1. Stuktur Organisasi PT. Intipolar Sarana Medika

3.2. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG

1. Komisaris
Tugas
- Melakukan evaluasi terhadap hasil yang diberikan oleh
perusahaan
- Mengawasi jalannya perusahaan
- Memberikan saran dan masukan kepada perusahaan agar dapat
berkembang menjadi lebih baik
- Bertanggungjawab apabila perusahaan mengalami kerugian
8
Bab III – Organisasi dan Manajemen

Wewenang
- Memilih direktur untuk perusahaan

2. Direktur
Tugas
- Membuat rencana dan mengelola segala hal yang dibutuhkan
oleh perusahaan
- Menjalankan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
- Menganalisis permasalahan teknis yang terjadi di perusahaan
dan memberikan solusi untuk mengatasinya
Wewenang
- Memberikan evaluasi kepada bawahannya tentang kinerja
mereka selama bekerja
- Membuat semua peraturan yang berhubungan dengan seluruh
proses kerja di perusahaan
- Memberhentikan atau menaikkan jabatan pekerja di perusahaan

3. Penanggungjawab Teknis
Tugas
- Membuat berbagai macam dokumen ndustryative tentang
proses kerja di perusahaan
- Memahami peraturan mengenai dokumen yang akan
diserahkan ke Kementerian Kesehatan
- Bertanggungjawab mengenai hasil dari produksi alat kesehatan
atau medis
Wewenang
- Melaksanakan proses yang dibutuhkan saat memproduksi alat
kesehatan

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
9
Bab III – Organisasi dan Manajemen

4. Penanggungjawab Distribusi
Tugas
- Membuat dan mempersiapkan berbagai macam dokumen yang
dibutuhkan untuk izin distribusi
- Membaca dan memahami peraturan dalam mengatur izin
distribusi
Wewenang
- Melaksanakan proses distribusi alat kesehatan

5. Staff
Tugas
- Mengawasi proses-proses teknis yang terjadi di perusahaan dari
awal hingga akhir
- Memberi laporan kepada penanggungjawab teknis dan
distribusi
Wewenang
- Melakukan koordinasi untuk proses produksi yang sedang dan
akan dilakukan
- Memberikan evaluasi kepada seluruh operator

6. Operator Quality
Tugas
- Membuat, mencatat, dan melaporkan hasil dari quality check
terhadap produk jadi
- Berkoordinasi dengan operator produksi untuk memperbaiki
dan meningkatkan efisiensi dalam proses pembuatan produk
Wewenang

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
10
Bab III – Organisasi dan Manajemen

- Memberi saran dan masukan kepada operator produksi tentang


proses yang berlangsung pada saat produksi

7. Operator Produksi
Tugas
- Membuat, mencatat, dan melaporkan hasil produksi kepada
admin produksi
- Berkoordinasi dengan operator quality untuk memperbaiki dan
meningkatkan efisiensi dalam proses pembuatan produk
Wewenang
- Memberi saran dan masukan kepada operator quality tentang
proses yang berlangsung pada saat produksi
- Melakukan service and maintenance terhadap mesin produksi

8. Admin Produksi
Tugas
- Mencatat dan melaporkan hasil produksi dan sisa bahan baku
- Menjadwalkan pemesanan bahan baku untuk produksi di masa
yang akan datang
Wewenang
- Mengatur jadwal pemesanan untuk bahan baku
- Memperbaiki penjadwalan proses produksi untuk
meningkatkan efisiensi

3.3. TENAGA KERJA DAN JAM KERJA

PT. Intipolar Sarana Medika saat ini memiliki 20 karyawan, yang


masing-masing ditempatkan sesuai dengan tugasnya. Di bagian produksi
masker, terdapat 4 orang sebagai operator mesin, 3 orang operator mesin

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
11
Bab III – Organisasi dan Manajemen

elastic, dan 3 orang sebagai pengemas barang. Di bagian produksi mob cap,
terdapat 2 orang sebagai operator mesin dan 3 orang sebagai pengemas
barang. Di bagian APD, terdapat 3 orang sebagai penjahit APD dan 2 orang
sebagai pengemas barang.

PT. Intipolar Sarana Medika membagi jam kerja ke dalam 2 shift, yaitu
shift pagi dimulai dari jam 7 hingga jam 6 sore dan shift malam yang dimulai
dari jam 7 malam hingga jam 6 pagi. Setiap shift memiliki waktu istirahat
selama 1 jam dimulai dari jam 12 hingga jam 1.

3.4. SISTEM PENGUPAHAN

PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan sistem pengupahan per bulan


dimana gaji setiap karyawan akan diberikan setiap satu bulan sekali secara
konstan. Sedangkan uang transportasi dan uang makan diberikan setiap hari
khusus untuk bagian produksi. Untuk bonus lembur dan tunjangan, karena
PT. Intipolar Sarana Medika masih merupakan perusahaan baru, maka
kebijakan tersebut masih sedang diatur dan belum ditetapkan untuk saat ini.

3.5. SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN

Menurut Kertahadi (2007), sistem informasi merupakan suatu media


yang menampilkan informasi sehingga dapat bermanfaat bagi orang yang
menerimanya. Karena PT. Intipolar Sarana Medika masih merupakan
perusahaan yang baru, maka untuk sistem informasi dan manajemennya
menggunakan Jurnal.id untuk mencatat penjualan dan pembelian dari bahan
baku dan produk jadi. Microsoft Excel juga digunakan untuk mencatat data-
data lainnya seperti produk jadi yang dihasilkan dalam periode tertentu dan
produk jadi yang cacat.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB IV

PEMASARAN

4.1. HASIL PRODUKSI

Produk yang diproduksi oleh PT. Intipolar Sarana Medika adalah produk
medis yang merupakan produk sekali pakai yaitu masker, mob cap, dan APD
dengan merk Sanos. Sistem produksinya adalah make to stock sehingga
perusahaan akan terus memproduksi barang-barang tersebut untuk disimpan
sampai terdapat permintaan.

Untuk masker medis, terdiri dari 3 lapis yaitu spunbond 25 gsm untuk
lapisan pertama dan ketiga serta meltblown 20 gsm untuk lapisan kedua
sehingga sesuai dengan SNI untuk masker medis.

Gambar 4.1. Masker medis


13
Bab IV - Pemasaran

Untuk mobcap, bahan yang digunakan adalah spunbond 14 gsm,

Gambar 4.2. Mob cap

dan untuk APD menggunakan spunbond 25 gsm dan microporous yang


merupakan bahan anti air.

Gambar 4.3. APD

4.2. DAERAH PEMASARAN

PT. Intipolar Sarana Medika dapat langsung menjual produknya ke end


user atau ke perusahaan lain sebagai distributor karena sudah memiliki ijin
distribusi dan ijin edar. Konsumen juga dapat memilih dan menentukan
sendiri bahan yang ingin digunakan untuk produk yang akan mereka beli
namun harus memberi konfirmasi terlebih dahulu sebelum memesan. PT.
Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
14
Bab IV - Pemasaran

Intipolar Sarana Medika berfokus pada berbagai macam daerah di Indonesia


untuk memasarkan produknya.

4.3. STRATEGI PEMASARAN

PT. Intipolar Sarana Medika masih menggunakan pengiriman email


langsung ke perusahaan lain di seluruh Indonesia yang membutuhkan alat
kesehatan untuk memasarkan produk mereka karena di masa ndustry seperti
ini, permintaan terus bertambah sehingga strategi pemasaran seperti iklan
belum diperlukan. Selain ke perusahaan lain, PT. Intipolar Sarana Medika
juga dapat langsung menjual produk mereka ke end user seperti rumah sakit
dan ojek online karena sudah memiliki izin edar dan izin distribusi dari
Kementerian Kesehatan.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB V

PROSES PRODUKSI

5.1. BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG

Berikut ini merupakan bahan baku dan bahan penolong yang digunakan
oleh PT. Intipolar Sarana Medika dalam proses produksinya. Untuk masker,
bahan baku yang digunakan adalah spunbond dan meltblown, untuk mobcap,
bahan baku yang digunakan adalah spubond, dan untuk APD, bahan baku
yang digunakan adalah spunbond dan microporous.

Tabel 5.1. Bahan Baku

No Produk Bahan Baku Fungsi

Hydrophobic
Spunbond
penahan air
1 Masker
Filter bakteri
Meltblown
virus

Hydrophobic
2 Mob Cap Spunbond
penahan air

Hydrophobic
Spunbond
penahan air

3 APD Agar air/droplet


Microporous tidak tembus
mengenai kulit

Sedangkan untuk bahan penolong, masker menggunakan tali elastis dan


kawat plastic, mobcap menggunakan tali elastis, dan APD menggunakan
benang.
16
Bab V – Proses Produksi

Tabel 5.2. Bahan Penolong

No Produk Bahan Penolong Fungsi

1 Masker Tali elastis Earloop

Kawat plastik Nose Bridge

2 Mob Cap Tali elastis Pembuka Mob Cap

3 APD Benang Penyambung APD

5.2. KAPASITAS PRODUKSI

Sistem produksi yang digunakan oleh PT. Intipolar Sarana Medika


adalah Make To Stock sehingga setiap bulannya perusahaan dapat
memproduksi 2.000.000 masker, 4.000.000 juta mob cap, dan 60.000 APD
berdasarkan kapasitas maksimal mesin produksi.

5.3. URAIAN PROSES PRODUKSI

Pada proses produksi mob cap, proses dimulai dengan mengambil


spunbond dari gudang bahan baku menuju ruang produksi di lantai 1 dan
kemudian memasang bahan baku tersebut di mesin mob cap. Setelah bahan
baku terpasang, maka akan dilakukan set-up mesin agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Apabila
set-up sudah berhasil, maka proses produksi dapat berjalan selama satu shift

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
17
Bab V – Proses Produksi

atau 10 jam kerja dimana setiap produk yang dihasilkan oleh mesin langsung
diinspeksi oleh operator dari mesin tersebut untuk menentukan apakah produk
tersebut merupakan produk ok, hold, atau reject. Produk yang masuk ke
dalam kategori ok akan dikemas ke dalam satu box yang berisi 50 produk dan
dapat segera dipindahkan ke gudang barang jadi.

5.4. URAIAN SISTEM PRODUKSI

Menurut Nasution (2003) sistem produksi merupakan kumpulan dari


beberapa komponen yang berhubungan satu sama lain dan dapat mengubah
input produksi menjadi output produksi. PT. Intipolar Sarana Medika
menggunakan sistem produksi Make To Stock dimana perusahaan akan terus
memproduksi produk untuk disimpan karena jumlah permintaan yang tidak
menentu untuk setiap periodenya. Pembelian bahan baku diatur oleh admin
produksi dengan menggunakan metode peramalan.

5.5. SISTEM PENGADAAN BAHAN

Sesuai dengan sistem produksi Make To stock, maka bahan baku akan
terus dibeli dan disiapkan oleh admin produksi agar tidak terjadi kekurangan
saat proses produksi barang jadi. Setiap bahan baku memiliki lead time yang
berbeda. Spunbond memiliki lead time 2 minggu, meltblown dan microporous
memiliki lead time 3 minggu.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
18
Bab V – Proses Produksi

5.6. FLOW PROCESS CHART PRODUKSI

Tabel 5.3. Flow Process Chart

Pekerjaan: Pembuatan Mobcap

Operasi 4 2245,2 s

Transportasi 2 56,11 s No. Peta: 1

Inspeksi 1 75 s Dipetakan Oleh: Brilliant Putra

Penyimpanan 1 5,44 s

Menunggu 0 0 Sekarang

2381,75 s
Lambang

Jarak
No. Uraian Kegiatan Jumlah Waktu (s)
(cm)

Spunbound dan
benang karet diambil
1
dari gudang bahan 1 348,7 5,44
baku

Spunbond di
pindahkan dari gudang
2 bahan baku ke tempat 1 2260 49,21
produksi

1
Memasukkan bahan
3 - 300
baku ke mesin

4 1800
Set Up Mesin -

5 Proses produksi mobcap - 120


50

6 Quality Check 50 -
75

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
19
Bab V – Proses Produksi

1
7 Pengemasan barang jadi - 25,2

1
8
450 6,9
Memindahkan mobcap ke
gudang barang jadi

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB VI

TEKNOLOGI

6.1. MESIN-MESIN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan mesin dan peralatan yang


berbeda untuk setiap produknya dan masih membutuhkan operator sehingga
belum bisa disebut terotomatisasi sempurna. Operator masih diperlukan
dikarenakan modal yang cukup besar harus dikeluarkan dan lantai produksi
yang luas harus dimiliki oleh perusahaan apabila ingin membeli mesin yang
sudah terotomatisasi. Berikut ini adalah mesin yang digunakan untuk
memproduksi masker medis dan mob cap:

 Mesin body masker merupakan mesin yang digunakan untuk


membuat badan dari masker medis dimana seluruh bahan baku
kecuali tali akan disatukan menjadi satu lembaran setebal 3 lapis.
Proses pada mesin ini merupakan proses pertama dari proses
produksi masker medis.

Gambar 6.1. Mesin Body Masker

 Mesin Elastic merupakan mesin yang digunakan untuk


menggabungkan badan masker yang sebelumnya sudah dibuat di
mesin body masker dengan tali yang akan digunakan untuk
mengaitkan masker di telinga. Pada mesin ini dibutuhkan operator
21
Bab VI - Teknologi

agar akurasi dan kualitas yang didapatkan dari penggabungan


badan masker dan tali menjadi lebih baik.

Gambar 6.2. Mesin Elastic

 Mesin Mob Cap merupakan mesin yang digunakan untuk


memproduksi mob cap. Pada mesin ini, mob cap yang dihasilkan
adalah langsung sebagai produk jadi namun masih diperlukan
operator quality untuk memilih dan memeriksa mob cap yang
dihasilkan apakah sempurna atau termasuk ke dalam barang cacat.

Gambar 6.3. Mesin Mob Cap

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
22
Bab VI - Teknologi

6.2. SISTEM PERAWATAN MESIN DAN PERALATAN

PT. Intipolar Sarana Medika melakukan pengecekan terhadap mesin


setiap shift selesai sehingga apabila terdapat kerusakan pada mesin, maka
mesin langsung dapat diperbaiki selama masa istirahat pergantian shift. Selain
pengecekan, oli khusus untuk mesin juga selalu digunakan apabila oli pada
mesin sudah mulai berkurang. Oli digunakan sebagai pelumas agar umur
pemakaian dari mesin dapat bertahan lama. Sebelum shift dimulai, mesin juga
selalu di set up untuk menyesuaikan jumlah hasil produksi dengan permintaan
yang sedang dikerjakan agar dapat selesai tepat waktu.

6.3. TEKNOLOGI DALAM PERUSAHAAN

Menurut Saliman dan Sudarsono (1993), teknologi merupakan suatu ilmu


yang mempelajari tentang pembangunan dan juga ndustry. Seluruh mesin dan
teknologi yang digunakan oleh PT. Intipolar Sarana Medika adalah hasil
impor dari Tiongkok kecuali mesin body masker yang merupakan karya anak
bangsa. Seluruh mesin sudah masuk dalam kategori semi otomatis dan
memiliki sensor yang memadai sehingga dapat menambah efisiensi dari
proses produksi. Mesin elastic juga dilengkapi dengan counter untuk
menghitung berapa produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu
untuk memudahkan operator dalam mencatat hasil produksi. Lingkungan
kerja juga diatur sedemikian rupa agar pekerja merasa nyaman dan aman
sehingga dapat meminimalisir kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi
pada saat proses produksi.

6.4. SISTEM TRANSFER ILMU

PT. Intipolar Sarana Medika mewajibkan melakukan pelatihan kepada


karyawan baru yang ditempatkan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
23
Bab VI - Teknologi

Lama dari pelatihan berkisar antara satu sampai dua hari karena untuk
menggunakan mesin body masker dan mesin elastic memiliki tingkat
kesulitan yang rendah dan setelah itu pekerja langsung dapat memulai
pekerjaannya.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB VII

TATA LETAK PABRIK

7.1. SUSUNAN MESIN DAN PERALATAN

PT. Intipolar Sarana Medika memproduksi 3 jenis produk yang


berbeda dan memiliki metode group technology layout untuk susunan
mesinnya. Maka dari itu setiap mesin yang memproduksi produk yang
sama diletakkan berdekatan dalam suatu kelompok sehingga dapat
meningkatkan efisiensi proses produksi. Contohnya adalah mesin elastic
yang diletakkan bersebelahan saat proses produksi masker medis.

7.2. PENENTUAN DAERAH KERJA

Terdapat 4 lantai pada PT. Intipolar Sarana Medika dimana setiap


lantai memiliki fungsinya masing-masing. Lantai 1 merupakan tempat
untuk memproduksi mob cap dan gudang mob cap yang sudah jadi. Lantai
2 merupakan tempat untuk memproduksi masker medis dan gudang
masker medis yang sudah jadi. Lantai 3 merupakan gudang bahan baku
dan kantor serta ruang meeting yang berfungsi sebagai tempat administrasi
bekerja, di lantai 3 juga merupakan tempat untuk memproduksi APD dan
gudang APD yang sudah jadi. Lantai 4 merupakan ruang istirahat untuk
makan siang dan melakukan ibadah. Jadi di setiap lantai merupakan
tempat untuk memproduksi tiga jenis produk yang berbeda sekaligus
gudang barang jadi dari masing-masing produk tersebut.

7.3. PELETAKAN MESIN, AREA, FASILITAS

Sesuai dengan lantainya, mesin untuk memproduksi mob cap yaitu


mesin mob cap diletakkan di lantai 1, mesin body masker dan mesin
elastic diletakkan di lantai 2, serta mesin jahit diletakkan di lantai 3. Di
25
Bab VII – Tata Letak Pabrik

setiap lantai juga disediakan tempat cuci tangan, toilet, hand sanitizer, dan
kotak P3K yang sudah dilengkapi dengan pedoman untuk menjalankan
protokol kesehatan.

7.4. JUMLAH MESIN DAN PERALATAN PENENTUAN LUAS LANTAI

Luas setiap lantai dari PT. Intipolar Sarana Medika adalah 54 m 2


dimana setiap lantai memiliki mesin dan peralatan yang berbeda karena
setiap lantai juga memproduksi produk yang berbeda.

Tabel 7.1. Data Mesin Produksi

No Jenis Mesin Lantai Jumlah

1 Mesin Body Masker 2 1

2 Mesin Elastic 2 3

3 Mesin Mob Cap 1 1

4 Mesin Jahit 3 3

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
26
Bab VII – Tata Letak Pabrik

7.5. PANGGAMBARAN TATA LETAK PABRIK

Pada lantai 1, terdapat gudang mobcap dan ruangan untuk


memproduksinya, kamar mandi, satu tangga untuk menuju lantai 2, serta
pintu masuk menuju pabrik.

Gambar 7.1. Layout pabrik lantai 1

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
27
Bab VII – Tata Letak Pabrik

Pada lantai 2, terdapat ruangan untuk memproduksi masker medis dan


gudangnya, satu tangga untuk menuju lantai 1 dan lantai 3, serta kamar
mandi.

Gambar 7.2. Layout pabrik lantai 2

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
28
Bab VII – Tata Letak Pabrik

Pada lantai 3, ruang bahan baku untuk seluruh produk, ruang produksi
APD, ruang pimpinan, ruang meeting, mushola, satu tangga untuk menuju
lantai 2 dan lantai 4, serta kamar mandi.

Gambar 7.3. Layout pabrik lantai 3

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
29
Bab VII – Tata Letak Pabrik

Pada lantai 4, terdapat teras dan ruang makan untuk para karyawan
ketika istirahat dan satu tangga untuk menuju lantai 3.

Gambar 7.4. Layout pabrik lantai 4

Terdapat satu permasalahan untuk layout PT. Intipolar Sarana Medika


dimana mereka hanya memiliki satu tangga untuk menuju lantai yang lain
sehingga mereka tidak memiliki jalur evakuasi apabila terjadi kecelakaan
di dalam pabrik.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB VIII

FINANSIAL

8.1. SUMBER MODAL

Sumber modal PT. Intipolar Sarana Medika seluruhnya berasal dari


modal pribadi pemilik perusahaan sehingga mesin, peralatan, biaya listrik
dan air, serta gaji karyawan seluruhnya ditanggung oleh pemilik
perusahaan.

8.2. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN

Karena PT. Intipolar Sarana Medika merupakan perusahaan pribadi


dan umurnya bisa dikatakan masih sangat muda, maka untuk prosedur
penyusunan anggarannya untuk saat ini dikerjakan sendiri oleh direktur
perusahaan tanpa bantuan dari pihak lain. Anggaran disusun berdasarkan
perkiraan biaya produksi untuk satu periode dan permintaan yang diterima.

8.3. UNSUR-UNSUR BIAYA INVESTASI

Biaya investasi yang dimiliki oleh PT. Intipolar Sarana Medika adalah
perizinan dari pemerintah untuk memproduksi dan mengedarkan alat-alat
kesehatan, tempat produksi empat lantai yang setiap lantainya memiliki
luas 54 m2, dan mesin-mesin untuk memproduksi masker medis, mob cap,
dan APD. Selain itu, biaya investasi lainnya disalurkan ke peralatan dan
perlengkapan untuk mendukung proses produksi dan distribusi produk
seperti mobil box dan truk.
31
Bab VIII –Finansial

8.4. UNSUR-UNSUR BIAYA EKSPLORASI

Untuk biaya eksplorasi, PT. Intipolar Sarana Medika belum memiliki


biaya untuk melakukan pengembangan untuk produk yang dimilikinya,
karena produk yang dihasilkan merupakan alat kesehatan, maka PT.
Intipolar Sarana Medika lebih sering melakukan kerjasama dengan
perusahaan atau instansi lain yang membutuhkan produk alat kesehatan
karena tidak memerlukan biaya yang besar.

8.5. PROSEDUR ADMINISTRASI KAS DAN BANK

PT. Intipolar Sarana Medika belum memiliki divisi khusus finance


sehingga belum memiliki prosedur untuk administrasi kas dan bank.
Keuangan dari perusahaan dalam bentuk saham dipegang oleh direktur
sebesar 70% dan 30% sisanya oleh orang yang bekerja sama dengan
direktur dalam membentuk PT. Intipolar Sarana Medika.

8.6. PROSEDUR ADMINISTRASI PEMBUKUAN

Pada prosedur administrasi pembukuan, sebelum pembelian


dilakukan, diberikan dahulu penawaran terhadap produk yang akan dibeli,
apabila penjual setuju dengan penawaran yang diberikan, maka pre-order
akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Jurnal.id sehingga seluruh
pembukuan sudah menggunakan sistem yang terkomputerisasi untuk
meningkatkan akurasi serta keamanan. Keuntungan dan kerugian setiap
periode juga dapat dilihat dan dianalisis melalui pembukuan tersebut.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
32
Bab VIII –Finansial

8.7. PROSEDUR PENENTUAN BIAYA PRODUKSI

Menurut Mulyadi (1995), biaya produksi merupakan biaya yang


digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. biaya
produksi PT. Intipolar Sarana Medika ditentukan oleh bahan baku untuk
setiap jenis produk yang dibeli dalam periode tertentu dan menggunakan
Bill of Material dimana seluruh biaya bahan baku dan proses produksi
dapat diperhitungkan sampai bahan baku habis seluruhnya.

8.8. PROSEDUR ONGKOS STANDAR DAN AKTUAL

Penentuan ongkos standar dan aktual digunakan dalam proses


produksi di PT. Intipolar Sarana Medika dimana ongkos standar
merupakan biaya yang diperkirakan selama proses produksi dalam satu
periode dan ongkos aktual merupakan biaya yang dihitung kembali setelah
proses produksi di dalam satu periode selesai. Apabila terdapat perbedaan
dari ongkos aktual dan ongkos standar, maka dapat dikatakan terdapat
biaya lain yang belum diperhitungkan atau muncul kebutuhan lainnya saat
proses produksi berlangsung.

8.9. PROSEDUR NERACA KEUANGAN

Neraca keuangan memiliki fungsi untuk memberitahu perusahaan


seberapa besar untung dan rugi yang dihasilkan oleh perusahaan dalam
satu periode. Pencatatan neraca keuangan PT. Intipolar Sarana Medika
dilakukan oleh bagian administrasi menggunakan aplikasi Jurnal.id
dimana di dalamnya terdapat pemasukan, pengeluaran, utang, piutang, dan
aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB IX

KESELAMATAN KERJA DAN HYGIENE


PERUSAHAAN

9.1. MANAJEMEN K3 DAN ORGANISASI K3

PT. Intipolar Sarana Medika tidak memiliki divisi khusus yang


menangani permasalahan keselamatan kerja. Maka dari itu, seluruh
pekerja harus mengikuti standar khusus yang sudah ditentukan oleh
perusahaan sebelum melakukan aktivitas di dalam ruang lingkup
perusahaan. Di dalam perusahaan, sudah terdapat poster dan petunjuk
untuk mengingatkan pekerja agar selalu menaati peraturan keselamatan
kerja. Apabila terjadi kecelakaan, maka kecelakaan tersebut akan
dilaporkan dan dicatat sebagai bahan evaluasi untuk masa yang akan
datang sehingga dapat meminimalisir kemungkinan kecelakaan kerja.

9.2. KONDISI-KONDISI DAN TINDAKAN-TINDAKAN TIDAK AMAN


DALAM PEKERJAAN

Sejauh ini, belum ada kondisi yang tidak aman di dalam PT. Intipolar
Sarana Medika karena seluruh pekerja diwajibkan untuk mengikuti
peraturan K3 dan tidak ada mesin serta peralatan yang mengalami
kerusakan. Untuk tindakan tidak aman, bisa disebabkan oleh human error
pada saat melakukan pekerjaan yang dapat berubah menjadi kecelakaan
kerja. Contohnya adalah saat pekerja melakukan penjahitan di dalam
proses produksi APD dank arena human error, jari tangan pekerja masuk
ke dalam mesin jahit dan terjadi sebuah kecelakaan kerja yang harus
segera ditangani.
34
Bab IX –Keselamatan Kerja dan Hygiene Perusahaan

9.3. KEBAKARAN, MATERIAL HANDLING, ELECTRICAL HAZARD,


UNDERGROUND MINING, HEAT TREATING, WELDING, DAN
PERMESINAN

PT. Intipolar Sarana Medika menyediakan alat pemadam api ringan di


setiap lantainya untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran. Karena
pada PT. Intipolar Sarana Medika tidak terdapat mesin atau peralatan yang
menggunakan gas, maka kemungkinan terjadinya kebakaran bisa
disebabkan oleh arus pendek apabila terjadi konslet listrik. Untuk material
handling, PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan wadah khusus untuk
produk jadi yang akan dipindahkan menuju gudang barang jadi sehingga
mempermudah operator untuk mengangkat dan menurunkan produk
sehingga dapat meminimalisir kemungkinan kecelakaan kerja yang dapat
terjadi. PT. Intipolar Sarana Medika membutuhkan stabilizer untuk setiap
mesin karena di wilayah ini, arus listrik tidak stabil dikarenakan
merupakan kawasan industri yang setiap tempat membutuhkan listrik yang
berbeda. Stabilizer berfungsi sebagai penyeimbang agar arus listrik yang
masuk atau keluar tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil. Apabila arus
listrik tidak stabil, dapat menyebabkan short sircuit yang berbahaya bagi
pekerja di perusahaan. Pengecekan berkala juga dilakukan untuk
memastikan bahwa arus listrik aman. Untuk pemesinan, karena seluruh
mesin di PT. Intipolar Sarana Medika sudah merupakan mesin semi-
otomatis, maka setiap mesin membutuhkan satu operator untuk
menjalankan mesin. Seluruh operator juga sudah mendapatkan pelatihan
khusus tentang mesin yang ditangani agar dapat terus mengawasi proses
kerja dari mesin dan produksi tetap efisien. PT. Intipolar Sarana Medika
tidak melakukan proses welding, underground mining, dan heat treating
sehingga tidak membutuhkan peraturan dan prosedur khusus untuk
kegiatan tersebut.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
35
Bab IX –Keselamatan Kerja dan Hygiene Perusahaan

9.4. TEKNIK PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

Untuk mencegah kecelakaan kerja, PT. Intipolar Sarana Medika selalu


memberikan pelatihan kepada para pekerja sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilakukan. Pengecekan dan pemeliharaan seluruh bagian mesin selalu
dilakukan setiap bulan agar mesin dapat bekerja dengan baik dan umur
mesin menjadi lebih lama. Terdapat alat pemadam api ringan dan kotak
P3K di setiap lantai yang dapat langsung digunakan apabila terjadi
kecelakaan kerja. Poster-poster dan petunjuk keselamatan kerja juga selalu
terpasang di setiap bagian tertentu di perusahaan untuk mengingatkan
pekerja tentang pentingnya keselamatan kerja.

Gambar 9.1. Alat Pemadam Api Ringan

Gambar 9.2. Kotak P3K dan Simbol

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
36
Bab IX –Keselamatan Kerja dan Hygiene Perusahaan

Gambar 9.3. Peraturan Sebelum Memasuki Lantai Produksi

Gambar 9.4. Maintenance Check Sheet

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
37
Bab IX –Keselamatan Kerja dan Hygiene Perusahaan

9.5. KLASIFIKASI PERUSAHAAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA,


KERUGIAN-KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA

PT. Intipolar Sarana Medika tidak memiliki klasifikasi khusus tentang


kecelakaan kerja. Seluruh kecelakaan yang terjadi di dalam perusahaan
akan dianggap sebagai kecelakaan kerja dan apabila ada pekerja yang
mengalami kecelakaan kerja, maka perusahaan yang akan membiayai
pengobatan pekerja tersebut hingga sembuh dan proses produksi dapat
terganggu dikarenakan ada pekerja yang tidak dapat bekerja.

9.6. UPAYA PERUSAHAAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA


DAN PENGGUNAAN PERLENGKAPAN UNTUK PERLINDUNGAN
DARI KECELAKAAN KERJA

Untuk mencegah kecelakaan kerja, PT. Intipolar Sarana Medika


menwajibkan para pekerjanya untuk menggunakan APD seperti penutup
telinga, masker, dan kacamata khusus sebelum masuk ke lantai produksi.
APD berfungsi sebagai pelindung tubuh agar tetap steril dan terhindar dari
partikel-partikel kecil di lantai produksi. Masker berfungsi untuk
melindungi hidung dan mulut dari bakteri yang dapat masuk ke dalam
tubuh. Penutup telinga beefungsi sebagai peredam suara yang masuk ke
telinga karena kebisingan di lantai produksi. Kacamata khusus juga
diperlukan untuk melindungi mata agar tidak dimasuki oleh debu dan
benda-benda kecil lainnya yang dapat menggangu konsentrasi pekerja
dalam menjalankan tugasnya. Sebelum memasuki ruang produksi di setiap
lantai dan gudang bahan baku, terdapat industrial curtain yang berfungsi
sebagai pelindung ruangan dari seranggan dan mengurangi jumlah kotoran
yang dapat masuk ke ruangan.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
38
Bab IX –Keselamatan Kerja dan Hygiene Perusahaan

9.7. UPAYA PENANGANAN WASTE

Waste yang dihasilkan oleh PT. Intipolar Sarana Medika adalah


barang-barang hold dan reject yang tidak memenuhi standar untuk
didistribusi atau diedarkan untuk keperluan medis. Apabila produk
merupakan produk hold yang masih dapat digunakan, maka produk
tersebut masih bisa disimpan dan digunakan untuk keperluan sehari-hari,
namun apabila produk merupakan produk reject tidak dapat digunakan,
maka produk harus dibuang.

9.8. ANEKA PENDEKATAN K3 DAN HYGIENE PERUSAHAAN

PT. Intipolar Sarana Medika belum memiliki pendekatan khusus


terhadap K3 dan hygiene kepada pekerja di perusahaan. Pekerja di
perusahaan hanya diharuskan untuk selalu menaati dan melakukan aturan
yang diwajibkan saat proses produksi sedang berlangsung, apabila terdapat
pekerja yang lalai atau tidak menaati peraturan, maka akan mendapatkan
sanksi dari atasan sesuai dengan kesepakatan yang berlaku. Setiap human
error yang terjadi akan dicatat agar dapat dievaluasi di akhir periode
sehingga solusi yang tepat dapat diberikan.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB X

KUALITAS

10.1. PROSEDUR PENGENDALIAN KUALITAS (PENENTUAN SAMPLE,


TEKNIK PENGUJIAN, PENGUMPULAN DATA, TEKNIK
PENGOLAHAN DATA, CARA MEMBACA DATA, CARA
MENGANALISA HASIL)

Pengendalian kualitas pada PT. Intipolar Sarana Medika dilakukan


pada bahan baku dan produk jadi. Tidak ada divisi quality control
sehingga metode pengendalian kualitas dilakukan secara langsung oleh
operator untuk setiap proses yang terjadi. Apabila terdapat bahan baku
yang rusak, maka bagian yang rusak tersebut harus dibuang dan apabila
terdapat produk jadi yang cacat, namun masuk di dalam kategori hold,
maka produk tersebut harus disimpan terlebih dahulu untuk dilakukan
inspeksi ulang, namun apabila produk jadi termasuk ke dalam kategori
reject, maka produk tersebut harus dibuang karena tidak memenuhi standar
penggunaan alat kesehatan di Indonesia. Sebelum proses produksi
berjalan, dilakukan pengambilan sample untuk setiap produk yang akan
dibandingkan dengan master yang telah tersedia. Apabila sample sudah
sesuai dengan master, maka proses produksi dapat dilakukan. Operator
dari proses tersebut yang menentukan sendiri apakah sample sudah sesuai
dengan master atau belum dengan melakukan pengecekan secara visual.

10.2. ALAT-ALAT PENGENDALIAN KUALITAS

PT. Intipolar Sarana Medika masih belum memiliki alat khusus untuk
mengendalikan kualitas dari produk yang mereka produksi. Pengendalian
kualitas dilakukan secara manual menggunakan perbandingan produk
dengan master yang sudah tersedia.
40
Bab X – Kualitas

10.3. PROSEDUR SEBELUM ATAU SESUDAH PENGOLAHAN DATA

Untuk setiap produk yang dihasilkan dalam satu shift, maka akan
dilakukan pencatatan untuk jumlah produk dalam kategori ok, hold, dan
reject yang dihasilkan di dalam sebuah form. Setelah pencatatan untuk satu
shift selesai, maka akan ditentukan deskripsi kecacatan dari produk yang
masuk ke dalam kategori hold dan reject. Hal berikutnya adalah
menghitung persentase produk cacat dari setiap proses produksi pada satu
shift dengan menggunakan data yang sudah didapatkan sebelumnya.

Gambar 10.1. Form Produk Kategori Reject

10.4. PROSEDUR PENANGANAN BENDA CACAT

Terdapat 2 kategori produk cacat pada PT. Intipolar Sarana Medika


yaitu hold dan reject. Untuk membedakan apakah produk termasuk ke
dalam kategori hold atau reject, digunakan master produk jadi di dalam
kategori tersebut dan form untuk produk cacat. Apabila terdapat produk

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
41
Bab X – Kualitas

jadi yang cacat, namun masuk di dalam kategori hold, maka produk
tersebut harus disimpan terlebih dahulu untuk dilakukan inspeksi ulang.
Jika cacat yang terjadi hanya cacat warna karena tidak sesuai dengan
permintaan konsumen, maka produk tetap dapat digunakan untuk
kebutuhan K3 di dalam perusahaan. Apabila produk jadi termasuk ke
dalam kategori reject, maka produk tersebut harus dihancurkan dan
dibuang karena tidak memenuhi standar penggunaan alat kesehatan di
Indonesia. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dari proses produksi
alat kesehatan karena apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
standar, maka produk tersebut tidak bisa digunakan sama sekali dan tidak
bisa diubah menjadi produk lain.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB XI

PEMBAHASAN UMUM

11.1. ORGANISASI DAN MANAJEMEN

PT. Intipolar Sarana Medika memiliki struktur organisasi yang


didasari oleh fungsi dari setiap bagiannya. Operator quality dan operator
distribusi saling berkoordinasi agar produk yang dihasilkan tidak cacat dan
penanggung jawan teknis serta penanggung jawab produksi akan
memberikan data hasil produksi kepada direktur agar dapat dievaluasi dan
masukan dapat diberikan sehingga proses produksi menjadi lebih efisien.
PT. Intipolar Sarana Medika saat ini memiliki 20 karyawan, yang masing-
masing ditempatkan sesuai dengan tugasnya. PT. Intipolar Sarana Medika
saat ini memiliki 20 karyawan, yang masing-masing ditempatkan sesuai
dengan tugasnya. PT. Intipolar Sarana Medika membagi jam kerja ke
dalam 2 shift, yaitu shift pagi dimulai dari jam 7 hingga jam 6 sore dan
shift malam yang dimulai dari jam 7 malam hingga jam 6 pagi. Setiap shift
memiliki waktu istirahat selama 1 jam dimulai dari jam 12 hingga jam 1.
PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan sistem pengupahan per bulan
dimana gaji setiap karyawan akan diberikan setiap satu bulan sekali secara
konstan. Sedangkan uang transportasi dan uang makan diberikan setiap
hari khusus untuk bagian produksi. untuk sistem informasi dan
manajemennya menggunakan Jurnal.id untuk mencatat penjualan dan
pembelian dari bahan baku dan produk jadi. Microsoft Excel juga
digunakan untuk mencatat data-data lainnya seperti produk jadi yang
dihasilkan dalam periode tertentu.

11.2. PEMASARAN

Produk yang diproduksi oleh PT. Intipolar Sarana Medika adalah


produk medis yang merupakan produk sekali pakai yaitu masker, mob cap,
43
Bab XI – Pembahasan Umum

dan APD dengan merk Sanos. Sistem produksinya adalah make to stock
sehingga perusahaan akan terus memproduksi barang-barang tersebut
untuk disimpan sampai terdapat permintaan. PT. Intipolar Sarana Medika
dapat langsung menjual produknya ke end user atau ke perusahaan lain
sebagai distributor karena sudah memiliki ijin distribusi dan ijin edar.
Konsumen juga dapat memilih dan menentukan sendiri bahan yang ingin
digunakan untuk produk yang akan mereka beli namun harus memberi
konfirmasi terlebih dahulu sebelum memesan. Untuk strategi pemasaran,
PT. Intipolar Sarana Medika masih menggunakan pengiriman email
langsung ke perusahaan lain di seluruh Indonesia yang membutuhkan alat
kesehatan untuk memasarkan produk mereka karena di masa pandemi
seperti ini, permintaan terus bertambah sehingga strategi pemasaran seperti
iklan belum diperlukan.

11.3. PROSES PRODUKSI

PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan sistem produksi Make To


Stock dimana perusahaan akan terus memproduksi produk untuk disimpan
karena jumlah permintaan yang tidak menentu untuk setiap periodenya.
setiap bulannya perusahaan dapat memproduksi 2.000.000 masker,
4.000.000 juta mob cap, dan 60.000 APD berdasarkan kapasitas maksimal
mesin produksi. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi masker
adalah spunbond, meltblown, tali elastis, dan kawat plastik. Sedangkan
untuk mob cap, bahan baku yang dibutuhkan hanya spunbond dan tali
elastis. Untuk APD, bahan bakunya adalah spunbond dan microporous
yang memiliki kemampuan anti air. Pada proses produksi mob cap, proses
dimulai dengan mengambil spunbond dari gudang bahan baku menuju
ruang produksi di lantai 1 dan kemudian memasang bahan baku tersebut di
mesin mob cap. Setelah bahan baku terpasang, maka akan dilakukan set-

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
44
Bab XI – Pembahasan Umum

up mesin agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Apabila set-up sudah berhasil, maka proses
produksi dapat berjalan selama satu shift atau 10 jam kerja dimana setiap
produk yang dihasilkan oleh mesin langsung diinspeksi oleh operator dari
mesin tersebut untuk menentukan apakah produk tersebut merupakan
produk ok, hold, atau reject. Produk yang masuk ke dalam kategori ok
akan dikemas ke dalam satu box yang berisi 50 produk dan dapat segera
dipindahkan ke gudang barang jadi.

11.4. TEKNOLOGI

PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan mesin dan peralatan yang


berbeda untuk setiap produknya dan masih membutuhkan operator
sehingga belum bisa disebut terotomatisasi sempurna. Mesin body masker
merupakan mesin yang digunakan untuk membuat badan dari masker
medis dimana seluruh bahan baku kecuali tali akan disatukan menjadi satu
lembaran setebal 3 lapis. Mesin Elastic merupakan mesin yang digunakan
untuk menggabungkan badan masker yang sebelumnya sudah dibuat di
mesin body masker dengan tali yang akan digunakan untuk mengaitkan
masker di telinga. Mesin Mob Cap merupakan mesin yang digunakan
untuk memproduksi mob cap. Pada mesin ini, mob cap yang dihasilkan
adalah langsung sebagai produk jadi namun masih diperlukan operator
quality untuk memilih dan memeriksa mob cap yang dihasilkan apakah
sempurna atau termasuk ke dalam barang cacat. PT. Intipolar Sarana
Medika melakukan pengecekan terhadap mesin setiap shift selesai
sehingga apabila terdapat kerusakan pada mesin, maka mesin langsung
dapat diperbaiki selama masa istirahat pergantian shift. Seluruh mesin
yang digunakan oleh PT. Intipolar Sarana Medika adalah hasil impor dari
Tiongkok kecuali mesin body masker yang merupakan karya anak bangsa.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
45
Bab XI – Pembahasan Umum

Seluruh mesin sudah masuk dalam kategori semi otomatis dan memiliki
sensor yang memadai sehingga dapat menambah efisiensi dari proses
produksi. PT. Intipolar Sarana Medika mewajibkan melakukan pelatihan
kepada karyawan baru yang ditempatkan sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Lama dari pelatihan berkisar antara satu sampai dua hari
karena untuk menggunakan mesin body masker dan mesin elastic
memiliki tingkat kesulitan yang rendah dan setelah itu pekerja langsung
dapat memulai pekerjaannya.

11.5. TATA LETAK PABRIK

PT. Intipolar Sarana Medika memproduksi 3 jenis produk yang


berbeda dan memiliki metode group technology layout untuk susunan
mesinnya. Maka dari itu setiap mesin yang memproduksi produk yang
sama diletakkan berdekatan dalam suatu kelompok sehingga dapat
meningkatkan efisiensi proses produksi. Terdapat 4 lantai pada PT.
Intipolar Sarana Medika dimana setiap lantai memiliki fungsinya masing-
masing. Lantai 1 merupakan tempat untuk memproduksi mob cap dan
gudang mob cap yang sudah jadi. Lantai 2 merupakan tempat untuk
memproduksi masker medis dan gudang masker medis yang sudah jadi.
Lantai 3 merupakan gudang bahan baku dan kantor serta ruang meeting
yang berfungsi sebagai tempat administrasi bekerja, di lantai 3 juga
merupakan tempat untuk memproduksi APD dan gudang APD yang sudah
jadi. Lantai 4 merupakan ruang istirahat untuk makan siang dan
melakukan ibadah. Luas setiap lantai dari PT. Intipolar Sarana Medika
adalah 54 m2 dimana setiap lantai memiliki mesin dan peralatan yang
berbeda karena setiap lantai juga memproduksi produk yang berbeda.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
46
Bab XI – Pembahasan Umum

11.6. FINANSIAL

Sumber modal PT. Intipolar Sarana Medika seluruhnya berasal dari


modal pribadi pemilik perusahaan sehingga mesin, peralatan, biaya listrik
dan air, serta gaji karyawan seluruhnya ditanggung oleh pemilik
perusahaan. Karena PT. Intipolar Sarana Medika merupakan perusahaan
pribadi dan umurnya bisa dikatakan masih sangat muda, maka untuk
prosedur penyusunan anggarannya untuk saat ini dikerjakan sendiri oleh
direktur perusahaan tanpa bantuan dari pihak lain. Anggaran disusun
berdasarkan perkiraan biaya produksi untuk satu periode dan permintaan
yang diterima. Biaya investasi yang dimiliki oleh PT. Intipolar Sarana
Medika adalah perizinan dari pemerintah untuk memproduksi dan
mengedarkan alat-alat kesehatan, tempat produksi empat lantai yang setiap
lantainya memiliki luas 54 m2, dan mesin-mesin untuk memproduksi
masker medis, mob cap, dan APD. Untuk biaya eksplorasi, PT. Intipolar
Sarana Medika belum memiliki biaya untuk melakukan pengembangan
untuk produk yang dimilikinya, karena produk yang dihasilkan merupakan
alat kesehatan, maka PT. Intipolar Sarana Medika lebih sering melakukan
kerjasama dengan perusahaan atau instansi lain yang membutuhkan
produk alat kesehatan karena tidak memerlukan biaya yang besar. Pada
prosedur administrasi pembukuan, sebelum pembelian dilakukan,
diberikan dahulu penawaran terhadap produk yang akan dibeli, apabila
penjual setuju dengan penawaran yang diberikan, maka pre-order akan
dilakukan dengan menggunakan aplikasi Jurnal.id sehingga seluruh
pembukuan sudah menggunakan sistem yang terkomputerisasi untuk
meningkatkan akurasi serta keamanan. Biaya produksi PT. Intipolar
Sarana Medika ditentukan oleh bahan baku untuk setiap jenis produk yang
dibeli dalam periode tertentu dan menggunakan Bill of Material dimana
seluruh biaya bahan baku dan proses produksi dapat diperhitungkan
sampai bahan baku habis seluruhnya.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
47
Bab XI – Pembahasan Umum

11.7. KESELAMATAN DAN HYGIENE PERUSAHAAN

PT. Intipolar Sarana Medika tidak memiliki divisi khusus yang


menangani permasalahan keselamatan kerja. Maka dari itu, seluruh
pekerja harus mengikuti standar khusus yang sudah ditentukan oleh
perusahaan sebelum melakukan aktivitas di dalam ruang lingkup
perusahaan. Untuk mencegah kecelakaan kerja, PT. Intipolar Sarana
Medika menwajibkan para pekerjanya untuk menggunakan APD seperti
penutup telinga, masker, dan kacamata khusus sebelum masuk ke lantai
produksi. APD berfungsi sebagai pelindung tubuh agar tetap steril dan
terhindar dari partikel-partikel kecil di lantai produksi. Masker berfungsi
untuk melindungi hidung dan mulut dari bakteri yang dapat masuk ke
dalam tubuh. Penutup telinga beefungsi sebagai peredam suara yang
masuk ke telinga karena kebisingan di lantai produksi. Kacamata khusus
juga diperlukan untuk melindungi mata agar tidak dimasuki oleh debu dan
benda-benda kecil lainnya yang dapat menggangu konsentrasi pekerja
dalam menjalankan tugasnya. Waste yang dihasilkan oleh PT. Intipolar
Sarana Medika adalah barang-barang hold dan reject yang tidak
memenuhi standar untuk didistribusi atau diedarkan untuk keperluan
medis. Apabila produk merupakan produk hold yang masih dapat
digunakan, maka produk tersebut masih bisa disimpan dan digunakan
untuk keperluan sehari-hari, namun apabila produk merupakan produk
reject tidak dapat digunakan, maka produk harus dibuang.

11.8. KUALITAS

Pengendalian kualitas pada PT. Intipolar Sarana Medika dilakukan


pada bahan baku dan produk jadi. Tidak ada divisi quality control
sehingga metode pengendalian kualitas dilakukan secara langsung oleh
operator untuk setiap proses yang terjadi. PT. Intipolar Sarana Medika

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
48
Bab XI – Pembahasan Umum

masih belum memiliki alat khusus untuk mengendalikan kualitas dari


produk yang mereka produksi. Pengendalian kualitas dilakukan secara
manual menggunakan perbandingan produk dengan master yang sudah
tersedia. Terdapat 2 kategori produk cacat pada PT. Intipolar Sarana
Medika yaitu hold dan reject. Untuk membedakan apakah produk
termasuk ke dalam kategori hold atau reject, digunakan master produk jadi
di dalam kategori tersebut dan form untuk produk cacat. Apabila terdapat
produk jadi yang cacat, namun masuk di dalam kategori hold, maka
produk tersebut harus disimpan terlebih dahulu untuk dilakukan inspeksi
ulang. Apabila produk jadi termasuk ke dalam kategori reject, maka
produk tersebut harus dihancurkan dan dibuang karena tidak memenuhi
standar penggunaan alat kesehatan di Indonesia.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB XII

KESIMPULAN

12.1. KESIMPULAN

1. PT. Intipolar Sarana Medika merupakan perusahaan manufaktur


yang bergerak di bidang alat-alat kesehatan.
2. Tugas dan wewenang dari setiap bagian sesuai dengan struktur
organisasi.
3. Sistem pengupahan dan jam kerja sudah sesuai dengan peraturan
di daerah Tangerang.
4. PT. Intipolar Sarana Medika masih menggunakan pengiriman
email secara pribadi untuk memasarkan produknya.
5. Group technology layout merupakan tata letak pabrik yang
digunakan oleh PT. Intipolar Sarana Medika.
6. Sistem produksi yang digunakan PT. Intipolar Sarana Medika
adalah make to stock.
7. PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan aplikasi Jurnal.id dan
Microsoft Excel untuk mencatat dan mengolah finansial
perusahaan.
8. K3 dan hygiene pada PT. Intipolar Sarana Medika sudah cukup
baik namun masih perlu ditingkatkan karena belum ada
pengawasan yang ketat dan konstan.
9. Pengendalian kualitas pada PT. Intipolar Sarana Medika kurang
baik karena sama sekali tidak menggunakan alat dan masih
dilakukan secara konvensional.

12.2. SARAN-SARAN

1. Menambah metode pemasaran produk agar dapat lebih dilihat


oleh perusahaan lain.
50
Bab XII – Kesimpulan

2. Melakukan pengawasan yang ketat terhadap K3 dan hygiene di


dalam perusahaan terutama di lantai produksi.
3. Membeli alat untuk meningkatkan efisiensi pengendalian kualitas
pada produk yang dihasilkan

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
TUGAS KHUSUS

PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK


MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MOB CAP PADA
PT. INTIPOLAR SARANA MEDIKA

PT. Intipolar Sarana Medika merupakan perusahaan manufaktur yang


bergerak di bidang alat kesehatan. PT. Intipolar Sarana Medika menggunakan
sistem produksi make to stock dimana produk mobcap dibuat secara terus
menerus setiap harinya untuk disimpan di gudang barang jadi. Dalam satu shift,
mesin mobcap memiliki kemampuan untuk memproduksi 15000 produk namun
dalam tiga periode terakhir, terjadi permasalahan pengurangan jumlah produksi
dikarenakan bahan baku tidak sampai tepat waktu di ruangan produksi sehingga
menyebabkan waste dan waktu tunggu. Maka dari itu, sistem Kanban dirancang
untuk memberikan solusi terhadap permasalahan ini dengan mengedarkan 3
kanban penarikan spunbond dan 8 kanban penarikan tali elastis serta mengirim
Spunbond pada jam 10:09, 13:49, dan 16:29 dari gudang bahan baku ke ruangan
produksi dan mengirim tali elastis pada jam 8:49, 10:09, 11:29, 13:49, 15:09,
16:29, dan 17:49 dari gudang bahan baku ke ruangan produksi.

Kata kunci : sistem produksi, waste dan waktu tunggu, sistem Kanban, spunbond,
dan tali elastis
BAB XIII

PENDAHULUAN

13.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Semakin bertambahnya tahun di masa modern seperti sekarang ini,


perkembangan teknologi menjadi semakin pesat dan segala sesuatu dapat dibuat
dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi untuk melakukan proses produksi yang
setiap saat dikembangan oleh berbagai macam perusahaan juga harus dapat
memenuhi target yang telah ditetapkan. Salah satu cara untuk memenuhi target
tersebut adalah dengan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi waktu
tunggu dari tiap mesin yang digunakan.

PT. Intipolar Sarana Medika merupakan sebuah perusahaan manufaktur


yang bergerak di bidang alat-alat kesehatan dan memiliki sistem produksi make to
stock dimana produk diproduksi secara terus-menerus dan disimpan di dalam
gudang hingga produk tersebut didistribusikan ke apotek atau langsung ke
konsumen. PT. Intipolar Sarana Medika memiliki 2 shift untuk melakukan proses
produksi yaitu shift pagi dan malam dimana setiap shiftnya berlangsung selama 11
jam dengan waktu istirahat selama 1 jam.

Permasalahan yang seringkali terjadi di PT. Intipolar Sarana Medika adalah


pengurangan hasil produksi untuk mobcap yang disebabkan oleh keterlambatan
dan ketidakaturan pengiriman raw material ke ruangan produksi dari gudang
bahan baku sehingga mesin dapat berhenti bekerja dan harus menunggu raw
material sampai ke ruang produksi terlebih dahulu. Terlebih lagi, untuk mobcap,
ada 2 raw material yang digunakan yaitu spunbond dan tali elastis yang memiliki
panjang yang berbeda sehingga tidak dapat habis secara bersamaan. Hal ini
menyebabkan spunbond dan tali elastis tidak dapat dikirim secara bersamaan dari
gudang bahan baku ke ruangan produksi mobcap di lantai 1.

PT. Intipolar Sarana Medika belum menetapkan solusi untuk menangani


permasalahan tersebut dan metode Kanban pada sistem JIT dapat mengatasi
53
Bab XIII – Pendahuluan

permasalahan yang terjadi karena metode Kanban dapat mengatur dan


menentukan kapan raw material harus dikirim dari gudang bahan baku ke
ruangan produksi dengan tepat waktu agar mesin dapat bekerja secara terus
menerus dan tidak terjadi pemberhentian proses produksi.

13.2. RUMUSAN PERMASALAHAN

1. Bagaimana mengatasi waktu yang terpotong karena keterlambatan bahan


baku yang sampai ke ruangan produksi?

13.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Merancang sistem Kanban untuk mengatasi keterlambatan bahan baku


yang sampai ke ruangan produksi.
2. Menentukan jumlah kartu kanban yang beredar.
3. Menentukan waktu yang tepat untuk mengirimkan spunbond dan tali
elastis dari gudang bahan baku ke ruangan produksi.

13.4. BATASAN PENELITIAN

1. Penelitian berlangsung selama 1 bulan dan dilakukan di PT. Intipolar


Sarana Medika.
2. Penelitian hanya dilakukan untuk proses produksi mobcap.
3. Penelitian didasari oleh data hasil proses produksi yang dilakukan selama
bulan Januari 2021, Februari 2021, dan Maret 2021

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
54
Bab XIII – Pendahuluan

13.5. ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN

1. Proses produksi dilakukan setiap harinya pada bulan Januari, Februari, dan
Maret yaitu 90 hari kerja.
2. Mesin produksi tidak pernah mengalami kerusakan.
3. Waktu set up untuk spunbond dan tali elastis adalah 2,5 menit untuk setiap
raw material.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB XIV

METODOLOGI PENELITIAN

14.1. STUDI LAPANGAN

Studi lapangan dilakukan di PT. Intipolar Sarana Medika bagian


produksi selama kurang lebih satu bulan atau 30 hari kerja yang dimulai pada
jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Pada studi lapangan, terdapat dua buah metode
yaitu observasi proses produksi mobcap secara langsung mulai dari gudang
bahan baku hingga produk ditempatkan di gudang barang jadi. Mobcap
membutuhkan dua jenis bahan baku yaitu spunbond dan tali elastis dimana
kedua bahan tersebut akan diproses secara bersamaan dengan menggunakan
mesin mobcap. Metode kedua adalah dengan melakukan wawancara kepada
Kak Riky selaku pembimbing kerja praktek dan menjabat sebagai direktur
untuk mengetahui dan menentukan topik dan permasalahan apa yang dapat
dibahas dan dicari solusinya pada PT. Intipolar Sarana Medika.

14.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah-masalah yang dimiliki oleh perusahaan dapat diketahui setelah


studi lapangan selesai dilakukan. Setelah memilih satu masalah yang akan
dicari solusinya, peneliti akan menjelaskan bagaimana masalah tersebut dapat
terjadi di bagian latar belakang. Dari masalah tersebut, maka rumusan masalah
yang merupakan pertanyaan untuk mendapatkan solusi dapat dicari dan tujuan
penelitian untuk menjawab rumusan masalah dapat ditemukan.

14.3. STUDI KEPUSTAKAAN

Untuk mendukung teori-teori yang dibutuhkan dalam menyusun


laporan kerja praktek, maka diperlukan adanya studi kepustakaan dengan cara
mencari buku atau jurnal terpercaya para ahli yang memiliki bidang sesuai
56
Bab XIV – Metodologi Penelitian

dengan topik permasalahan penulis. Maka dari itu, dapat diketahui bahwa
beberapa teori seperti produksi, sistem JIT (Just In Time), dan metode kanban
dapat diuraikan dan diperjelas di dalam studi kepustakaan.

14.4. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan


oleh peneliti agar dapat diolah dan ditemukan solusi untuk permasalahan yang
sudah ditentukan sebelumnya. Perusahaan dapat memberi data sekunder yang
dibutuhkan oleh peneliti dalam bentuk data gabungan selama setiap periode
seperti data hasil produksi mobcap, namun penulis tetap harus mengumpulkan
data yang diperlukan dan tidak dicatat oleh perusahaan atau dapat disebut juga
sebagai data primer seperti berbagai waktu siklus, jenis kanban, dan aliran
kanban di dalam proses produksi mobcap.

14.5. PENGOLAHAN DATA

Apabila data yang dibutuhkan sudah terkumpul, maka tahap selanjutnya


adalah mengolah data tersebut dengan menggunakan metode kanban dengan
tahapan sebagai berikut (Sri Hartini ; 2013) :

1. Merancang Kanban Penarikan dan Kanban Perintah Assembly


dimana kedua jenis kanban tersebut memiliki fungsi yang berbeda
namun berhubungan satu sama lain.
2. Menentukan waktu normal dari pengumpulan dan pengiriman
kanban menggunakan metode Shummard
3. Menentukan waktu baku menggunakan allowance sesuai dengan
keadaan nyata
4. Menentukan jumlah kanban yang beredar untuk setiap bahan baku
dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
57
Bab XIV – Metodologi Penelitian

D( M + P)(1+S )
N≥
Q

N = Jumlah Kanban yang Beredar

D = Kebutuhan bahan baku per jam (unit)

Jumlah produksi per hari x pengunaan per unit


Dimana D =
waktu kerja per hari(unit)

M = Waktu tunggu total (detik) = Waktu Perakitan Kanban +


Waktu Pengumpulan Kanban + Waktu Pengiriman Kanban +
Waktu supply material

Waktu Perakitan Kanban =


Jumlah bahan baku per kanban x tack time
jumlah bahan baku per unit

P = Waktu set up rata-rata bahan baku (detik)

S = Faktor keamanan

Q = Jumlah bahan baku untuk 1 unit kanban (unit)

5. Menentukan kapan waktu yang paling tepat untuk mengirimkan bahan


baku dari gudang bahan baku ke ruang produksi dengan menggunakan
data yang sudah didapatkan sebelumnya.

14.6. ANALISA DAN EVALUASI

Analisa merupakan penjelasan tentang hasil pengumpulan dan


pengolahan data serta dengan hasil evaluasi, PT. Intipolar Sarana Medika
mendapatkan solusi atas permasalahan keterlambatan raw material yang tiba

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
58
Bab XIV – Metodologi Penelitian

di ruang produksi dengan perancangan metode kanban, jumlah kanban yang


beredar, dan jadwal pengiriman bahan baku ke ruang produksi.

14.7. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang terdapat


pada tujuan penelitian yang sebelumnya telah dibuat dan saran merupakan
usulan dari peneliti terhadap perusahaan agar perusahaan dapat menjadi lebih
baik lagi.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
59
Bab XIV – Metodologi Penelitian

14.8. FLOWCHART METODOLOGI PENELITIAN

Dibawah ini merupakan flowchart dari metodologi penelitian yang sudah


dibuat secara mendetail.

Gambar 14.1. Flowchart Metodologi Penelitian

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB XV

STUDI KEPUSTAKAAN

15.1. PRODUKSI

Menurut Sugiarto (2007) produksi merupakan kegiatan yang dapat


merubah input menjadi output. Pada kasus ini adalah mengubah raw material
menjadi produk akhir yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Produksi
memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah:

1. Memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen.


2. Meningkatkan pendapatan dan keuntungan produsen.
3. Mengurangi tingkat pengangguran dengan cara memperbesar produksi.

Di dalam suatu proses produksi, terdapat faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap hasil dari produksi yaitu sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan modal. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu
sama lain dan apabila terdapat salah satu dari ketiga faktor tersebut yang tidak
dapat dimaksimalkan oleh produsen, maka hasil dari produksi tidak akan
maksimal.

15.2. SISTEM JIT (JUST IN TIME)

Menurut Ginting (2007) Sistem JIT atau bisa disebut juga just in time
merupakan integrasi dari berbagai aktivitas untuk mencapai produksi dengan
volume tinggi dengan menggunakan minimum bahan baku, WIP, dan produk
jadi. Sistem JIT juga merupakan sebuah sistem produksi yang mewajibkan
proses produksi berjalan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan
sebelumnya untuk mengurangi biaya dari waste yang terjadi apabila tidak
tepat waktu dan meningkatkan efisiensi produksi. Sistem JIT dibutuhkan oleh
perusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis produk dengan jumlah
yang banyak. Sistem JIT memiliki beberapa kelebihan yaitu bahan baku untuk
61
Bab XV – Studi Kepustakaan

proses produksi hanya didapatkan pada saat tepat dibutuhkan sehingga dapat
mengurangi biaya dan apabila terdapat perubahan permintaan produk jadi,
maka penumpukan produk di gudang barang jadi dapat dihindari. Namun
sistem JIT juga memiliki kelemahan dimana tidak memiliki persediaan bahan
baku yang memadai sehingga apabila terjadi kecacatan pada bahan baku,
maka tidak ada bahan baku cadangan yang dapat menggantikan bahan baku
yang rusak tersebut, dalam kata lain, sistem JIT memiliki zero tolerance
terhadap kesalahan.

15.3. METODE KANBAN

Taiichi Ohno yang merupakan salah satu pemegang Toyota pada tahun
1951 selain dengan Eiji Toyoda membuat sebuah metode yaitu metode
Kanban di dalam sistem JIT yang merupakan sebuah alat untuk
mengendalikan aliran-aliran di dalam proses produksi seperti aliran material
dengan menggunakan kartu untuk memberi perintah kepada stasiun kerja
tertentu untuk mengirimkan atau memindahkan komponen ke tempat tertentu.

Kanban memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pengendali visual dari


suatu komponen dimana di dalamnya terdapat informasi dari komponen
tersebut, sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki
proses produksi apabila terdapat keterlambatan.

Di dalam metode Kanban, terdapat sistem tarik dan sistem dorong.


Kedua sistem tersebut memiliki cara kerja yang berbeda dimana pada sistem
tarik, proses terakhir dari suatu proses produksi merupakan titik awal dimana
proses selanjutnya harus memberikan perintah ke proses sebelumnya untuk
memberikan komponen dan proses sebelumnya tidak dapat memberikan
komponen ke proses selanjutnya apabila belum mendapatkan perintah.
Sedangkan pada sistem dorong, material terus didorong ke proses selanjutnya

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
62
Bab XV – Studi Kepustakaan

hingga menjadi produk jadi yang disimpan di gudang barang jadi, sistem
dorong sangat tepat untuk digunakan di perusahaan yang memiliki sistem
produksi make to stock dimana perusahaan terus menerus melakukan proses
produksi hingga produk jadi disimpan dan ditumpuk di gudang barang jadi.
Maka dari itu, sistem tarik merupakan proses dengan aliran ganda dan sistem
dorong merupakan proses dengan aliran tunggal.

Untuk menentukan jumlah kanban yang beredar dapat menggunakan


rumus dibawah ini

D(M + P)(1+ S)
N≥
Q

N = Jumlah Kanban yang Beredar

D = Kebutuhan bahan baku per jam (unit)

Jumlah produksi per hari x pengunaan per unit


Dimana D =
waktu kerja per hari(unit)

M = Waktu tunggu total (detik) = Waktu Perakitan Kanban + Waktu


Pengumpulan Kanban + Waktu Pengiriman Kanban + Waktu supply
material

Jumlah bahan baku per kanban x tack time


Waktu Perakitan Kanban =
jumlah bahan b aku per unit

P = Waktu set up rata-rata bahan baku (detik)

S = Faktor keamanan

Q = Jumlah bahan baku untuk 1 unit kanban (unit)

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB XVI

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

16.1. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data pada kasus ini merupakan hasil rekap data yang
didapatkan oleh peneliti selama satu bulan bekerja di PT. Intipolar Sarana
Medika. Berikut merupakan data hasil produksi mobcap dari bulan Januari
2021 hingga bulan Maret 2021.

January February March


Date Shift Product (unit) Date Shift Product (unit) Date Shift Product (unit)
1 1 11,364 1 1 14,140 1 1 10,520
2 1 13,446 2 1 12,944 2 1 11,693
3 1 10,570 3 1 10,021 3 1 10,012
4 1 11,093 4 1 12,376 4 1 10,523
5 1 13,145 5 1 12,650 5 1 11,344
6 1 10,011 6 1 10,894 6 1 11,124
7 1 11,729 7 1 12,189 7 1 12,018
8 1 12,801 8 1 11,886 8 1 11,818
9 1 14,820 9 1 14,224 9 1 11,335
10 1 13,021 10 1 12,680 10 1 11,499
11 1 13,294 11 1 12,307 11 1 11,608
12 1 10,014 12 1 10,079 12 1 10,888
13 1 10,392 13 1 11,950 13 1 11,335
14 1 11,559 14 1 14,052 14 1 12,105
15 1 14,762 15 1 10,100 15 1 12,755
16 1 13,941 16 1 11,183 16 1 11,553
17 1 11,171 17 1 12,307 17 1 11,392
18 1 14,771 18 1 11,285 18 1 13,515
19 1 10,193 19 1 10,250 19 1 11,253
20 1 10,591 20 1 11,560 20 1 13,474
21 1 11,519 21 1 10,067 21 1 13,095
22 1 11,972 22 1 11,503 22 1 12,095
23 1 12,689 23 1 13,911 23 1 12,900
24 1 10,431 24 1 12,290 24 1 11,370
25 1 10,813 25 1 12,081 25 1 11,804
26 1 10,864 26 1 11,022 26 1 10,939
27 1 10,827 27 1 11,087 27 1 11,020
28 1 12,732 28 1 10,420 28 1 13,226
29 1 11,407 29 1 13,596
30 1 13,460 30 1 10,068
31 1 14,093 31 1 13,686

Gambar 16.1. Data Hasil Produksi Mobcap


64
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Rata-rata hasil produksi setiap bulannya, mulai dari Januari hingga


Maret, selalu mengalami penurunan. Untuk bulan Januari rata-rata hasil
produksinya adalah 12.049 produk, untuk bulan Februari rata-rata hasil
produksinya adalah 11.838 produk, dan untuk bulan Maret rata-rata hasil
produksinya adalah 11.793 produk.

Terdapat beberapa Kanban yang dibutuhkan oleh PT. Intipolar Sarana


Medika untuk proses produksi mobcap yaitu:

 Kanban Penarikan Spunbond


Kanban Penarikan Spunbond (KPS) merupakan Kanban yang
berasal dari ruang produksi yang ditujukan untuk gudang bahan baku
dan memiliki tujuan untuk memberitahu operator untuk mengirimkan
spunbond ke ruang produksi.

 Kanban Penarikan Tali Elastis


Kanban Penarikan tali elastis (KPTE) merupakan Kanban yang
berasal dari ruang produksi yang ditujukan untuk gudang bahan baku
dan memiliki tujuan untuk memberitahu operator untuk mengirimkan
tali elastis ke ruang produksi.

 Kanban Perintah Assembly Spunbond (KPAS)


Kanban yang datang ke ruang produksi bersama dengan Spunbond
dan merupakan kanban yang menjawab kanban penarikan spunbond.

 Kanban Perintah Assembly Tali Elastis (KPATE)


Kanban yang datang ke ruang produksi bersama dengan Tali
Elastis dan merupakan kanban yang menjawab kanban penarikan Tali
elastis.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
65
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Berikut ini berupakan identifikasi aliran kanban untuk proses produksi


mobcap di PT. Intipolar Sarana Medika.

Gambar 16.2. Aliran Kanban

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
66
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

16.2. PENGOLAHAN DATA

16.2.1. Perancangan Kanban

Gambar 16.3. Kanban Penarikan

Pada Kanban Penarikan, terdapat daerah asal dan tujuan dari


kanban, letak gudang bahan baku, nomor rak dari bahan baku yang
dibutuhkan oleh ruang produksi, informasi mengenai bahan baku
seperti nomor, nama, dan tipe produk, nomor kanban, jumlah bahan
baku yang diambil per kanban, dan peralatan yang dibutuhkan. Seluruh
data tersebut harus diisi agar operator yang bertugas di gudang bahan
baku dapat mengidentifikasi bahan baku yang sedang dibutuhkan di
ruang produksi dan dapat mengirimkan bahan baku tersebut beserta
kanban perintah assembly dengan tepat.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
67
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Gambar 16.4. Kanban Perintah Assembly

Pada Kanban Perintah Assembly, isinya hampir sama dengan


Kanban Penarikan, namun yang berbeda adalah pada Kanban Perintah
Assembly, tidak ada data asal dan tujuan kanban, melainkan terdapat
proses yang akan dilewati oleh bahan baku yang dibawa bersamaan
dengan Kanban Perintah Assembly dari gudang bahan baku ke ruang
produksi.

16.2.2. Perhitungan Waktu Baku


Tabel 16.1. Data Waktu Siklus

Proses Waktu Siklus


(detik)

Pengumpulan Kanban Penarikan 122,3

Pengiriman Kanban Penarikan 30,74

Pengiriman Bahan Baku 54,65

Persiapan Kanban Di Gudang Bahan Baku 159,62

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
68
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tabel 16.1. merupakan data waktu siklus dari kegiatan yang


diperlukan untuk perhitungan jumlah kanban, waktu yang dibutuhkan
adalah waktu baku, maka dari itu, harus dicari terlebih dahulu faktor
penyesuaian dan allowancenya. Untuk perhitungan faktor penyesuaian,
digunakan metode Shummard (Sutalaksana ; 2006).

Operator yang melakukan proses di tabel 16.1. adalah seorang


pria bernama Orlando dengan usia 24 tahun dan sudah bekerja di
bidangnya selama kurang lebih 2 tahun.

Faktor penyesuaian

Excellent = 80

Nilai 80 merupakan nilai yang didapatkan dari kelas performasi


operator yang melakukan tugasnya dengan sangat baik dan cekatan
karena telah diberi pelatihan khusus terlebih dahulu.

P = 80/60 = 1,333

Waktu Normal = Waktu Siklus x P

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
69
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Waktu Normal Pengumpulan Kanban Penarikan = 122,3 x 1,333 =


163,0259

Waktu Normal Pengiriman Kanban Penarikan = 30,74 x 1,333 = 40,976

Waktu Normal Pengiriman Bahan Baku = 54,65 x 1,333 = 72,848

Waktu Normal Persiapan Kanban di Ruang Bahan Baku = 159,62 x


1,333 = 212,773

Tabel 16.2. Data Waktu Normal

Proses Waktu Normal


(detik)

Pengumpulan Kanban Penarikan 163,0259

Pengiriman Kanban Penarikan 40,976

Pengiriman Bahan Baku 72,848

Persiapan Kanban Di Gudang Bahan Baku 212,773

Tabel 16.2. merupakan data waktu normal dari proses yang


dibutuhkan untuk mencari jumlah kanban yang beredar.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
70
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tabel 16.3. Perhitungan Allowance Pengumpulan Kanban Penarikan

Faktor Keterangan Kelonggaran (%)

Tenaga yang Sangat ringan 6


dikeluarkan

Sikap kerja Berdiri diatas 2 kaki 1

Gerakan kerja Normal 0

Kelelahan mata Pandangan yang 0


terputus-putus
(pencahayaan baik)

Keadaan temperatur Normal (kelembaban 1


tempat kerja normal)

Keadaan atmosfer Baik 0

Keadaan lingkungan Sangat bising 3


yang baik

Total 10

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
71
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tabel 16.4. Perhitungan Allowance Pengiriman Kanban Penarikan

Faktor Keterangan Kelonggaran (%)

Tenaga yang Sangat ringan 6


dikeluarkan

Sikap kerja Berdiri diatas 2 kaki 1

Gerakan kerja Normal 0

Kelelahan mata Pandangan yang 0


terputus-putus
(pencahayaan baik)

Keadaan temperatur Normal (kelembaban 1


tempat kerja normal)

Keadaan atmosfer Baik 0

Keadaan lingkungan Bersih, sehat, cerah, 0


yang baik dan kebisingan
rendah

Total 8

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
72
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tabel 16.5. Perhitungan Allowance Pengiriman Bahan Baku

Faktor Keterangan Kelonggaran (%)

Tenaga yang Sedang 12


dikeluarkan

Sikap kerja Berdiri diatas 2 kaki 1

Gerakan kerja Normal 0

Kelelahan mata Pandangan yang 0


terputus-putus
(pencahayaan baik)

Keadaan temperatur Normal (kelembaban 1


tempat kerja normal)

Keadaan atmosfer Baik 0

Keadaan lingkungan Bersih, sehat, cerah, 0


yang baik dan kebisingan
rendah

Total 14

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
73
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tabel 16.6. Perhitungan Allowance Persiapan Kanban Di Gudang Bahan


Baku

Faktor Keterangan Kelonggaran (%)

Tenaga yang Sangat ringan 6


dikeluarkan

Sikap kerja Berdiri diatas 2 kaki 1

Gerakan kerja Normal 0

Kelelahan mata Pandangan yang 0


terputus-putus
(pencahayaan baik)

Keadaan temperatur Normal (kelembaban 1


tempat kerja normal)

Keadaan atmosfer Baik 0

Keadaan lingkungan Bersih, sehat, cerah, 0


yang baik dan kebisingan
rendah

Total 8

Waktu Baku = Waktu Normal + (Waktu Normal x Kelonggaran)

Waktu Baku Pengumpulan Kanban Penarikan = 163,0259 + (163,0259


x 10%) = 179,3285 detik

Waktu Baku Pengiriman Kanban Penarikan = 40,976 + (40,976 x 8%)


= 44,254 detik

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
74
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Waktu Baku Pengiriman Bahan Baku = 72,848 + (72,848 x 14%) =


83,047 detik

Waktu Baku Persiapan Kanban Di Gudang Bahan Baku = 212,773 +


(212,773 x 8%) = 229,795 detik

Tabel 16.7. Data Waktu Baku

Proses Waktu Baku


(detik)

Pengumpulan Kanban Penarikan 179,3285

Pengiriman Kanban Penarikan 44,254

Pengiriman Bahan Baku 83,047

Persiapan Kanban Di Gudang Bahan Baku 229,795

Tabel 16.7. merupakan waktu baku dari setiap proses yang telah
didapatkan dengan cara menambahkan waktu normal dengan allowance
yang sudah ditentukan.

16.2.3. Penentuan Jumlah Kanban yang Beredar


 Kanban Penarikan Spunbond

Panjang 1 gulung Spunbond = 200000 cm

Panjang 1 mobcap = 50 cm

1 Gulung Spunbond = 4000 Mobcap

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
75
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

Jumlah maksimal mesin dapat memproduksi selama 1 shift =


15.000 mobcap

Jumlah gulungan Spunbond yang dibutuhkan selama 1 shift = 4


gulung

Jumlah Bahan Baku per Kanban = 1 unit

Jumlah Bahan Baku per Unit = 0,00025

Takt Time = waktu yang tersedia/jumlah maksimal mesin dapat


memproduksi = 36000/15000 = 2,4 detik

Safety Factor = 0,75

Waktu Pengumpulan Kanban = 179,3285

Waktu Pengiriman Bahan Baku = 83,047

Waktu Pengiriman Kanban = 44,254

15000 x 1
1. D = =¿ 0,417/detik
10 x 60 x 60
1 x 2,4
2. Waktu Perakitan Kanban = =9600 detik
0,00025
3. Total Waktu Tunggu = 9600 + 179,3285 + 83,047 + 44,254
= 9906,6295 detik
0,417 ( 9906.6295+150 )( 1+0,75 )
4. N ≥ 1 8338,825
= =2,085
4000 4000
N=3
N dibagi lagi dengan 4000 karena 1 bahan baku spunbond
dapat menghasilkan 4000 mobcap.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
76
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

 Kanban Penarikan Tali Elastis

Panjang 1 gulung Tali Elastis = 100000 cm

Panjang 1 mobcap = 50 cm

1 Gulung tali elastis = 2000 Mobcap

Jumlah maksimal mesin dapat memproduksi selama 1 shift =


15.000 mobcap

Jumlah gulungan Tali elastis yang dibutuhkan selama 1 shift = 8


gulung

Jumlah Bahan Baku per Kanban = 1 unit

Jumlah Bahan Baku per Unit = 0,000125

Takt Time = waktu yang tersedia/jumlah maksimal mesin dapat


memproduksi = 36000/15000 = 2,4 detik

Safety Factor = 0,75

Waktu Pengumpulan Kanban = 179,3285

Waktu Pengiriman Bahan Baku = 83,047

Waktu Pengiriman Kanban = 44,254

15000 x 1
1. D = =¿ 0,417/detik
10 x 60 x 60

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
77
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

1 x 2,4
2. Waktu Perakitan Kanban = =19200 detik
0,000125
3. Total Waktu Tunggu = 19200 + 179,3285 + 83,047 + 44,254
= 19506,6295 detik
0,417 ( 19506,6295+150 ) ( 1+0,75 )
4. N ≥ 1 14344,4254
= =7,17
2000 2000
N=8

N dibagi lagi dengan 2000 karena 1 bahan baku tali elastis dapat
menghasilkan 2000 mobcap.

16.2.4. Perkiraan Waktu Pengiriman Bahan Baku Dari Gudang


Bahan Baku Ke Ruang Produksi

Gambar 16.5. Perkiraan waktu pengiriman Kanban


dan bahan baku spunbond

Untuk spunbond, bahan baku dikirim pada jam 10:09,


13:49, dan 16:29 dari gudang bahan baku ke ruangan produksi
dan kanban penarikan spunbond dikirim pada jam 10:08, 13:48,
dan 16:28 dari ruangan produksi ke gudang bahan baku.
Spunbond akan habis setiap 160 menit dan seharusnya pada jam

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
78
Bab XVI – Pengumpulan dan Pengolahan Data

12:50, mesin sudah dapat bekerja lagi, namun karena jam 12:00
hingga jam 13:00 merupakan jam untuk istirahat, maka
pengiriman akan ditunda selama 1 jam.

Gambar 16.6. Perkiraan waktu pengiriman Kanban dan bahan


baku tali elastis

Untuk tali elastis, bahan baku dikirim pada jam 8:49,


10:09, 11:29, 13:49, 15:09, 16:29, dan 17:49 dari gudang bahan
baku ke ruangan produksi dan kanban penarikan tali elastis
dikirim pada jam 8:48, 10:08, 11:28, 13:48, 15:08, 16:28, dan
17:48 dari ruangan produksi ke gudang bahan baku. Tali elastis
akan habis setiap 80 menit dan seharusnya pada jam 12:50,
mesin sudah dapat bekerja lagi, namun karena jam 12:00 hingga
jam 13:00 merupakan jam untuk istirahat, maka pengiriman
akan ditunda selama 1 jam.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB XVII

ANALISA DAN EVALUASI

17.1. ANALISA

Sistem JIT atau bisa disebut juga just in time merupakan integrasi dari
berbagai aktivitas untuk mencapai produksi dengan volume tinggi dengan
menggunakan minimum bahan baku, WIP, dan produk jadi. Sistem JIT juga
merupakan sebuah sistem produksi yang mewajibkan proses produksi berjalan
sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk mengurangi biaya
dari waste yang terjadi apabila tidak tepat waktu dan meningkatkan efisiensi
produksi.

Metode Kanban pada sistem JIT yang merupakan sebuah alat untuk
mengendalikan aliran-aliran di dalam proses produksi seperti aliran material
dengan menggunakan kartu untuk memberi perintah kepada stasiun kerja tertentu
untuk mengirimkan atau memindahkan komponen ke tempat tertentu. Kanban
memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pengendali visual dari suatu komponen
dimana di dalamnya terdapat informasi dari komponen tersebut, sebagai alat untuk
meningkatkan produktivitas dan memperbaiki proses produksi apabila terdapat
keterlambatan. Di dalam metode Kanban, terdapat sistem tarik dan sistem dorong.
Kedua sistem tersebut memiliki cara kerja yang berbeda dimana pada sistem tarik,
proses terakhir dari suatu proses produksi merupakan titik awal dimana proses
selanjutnya harus memberikan perintah ke proses sebelumnya untuk memberikan
komponen dan proses sebelumnya tidak dapat memberikan komponen ke proses
selanjutnya apabila belum mendapatkan perintah. Sedangkan pada sistem dorong,
material terus didorong ke proses selanjutnya hingga menjadi produk jadi yang
disimpan di gudang barang jadi, sistem dorong sangat tepat untuk digunakan di
perusahaan yang memiliki sistem produksi make to stock dimana perusahaan terus
menerus melakukan proses produksi hingga produk jadi disimpan dan ditumpuk
80
Bab XVII – Analisa dan Evaluasi

di gudang barang jadi. Maka dari itu, sistem tarik merupakan proses dengan aliran
ganda dan sistem dorong merupakan proses dengan aliran tunggal.

PT. Intipolar Sarana Medika membutuhkan beberapa jenis kanban yaitu


Kanban Penarikan Spunbond yang merupakan Kanban yang berasal dari ruang
produksi yang ditujukan untuk gudang bahan baku dan memiliki tujuan untuk
memberitahu operator untuk mengirimkan spunbond ke ruang produksi, Kanban
Penarikan Tali Elastis yang merupakan Kanban yang berasal dari ruang produksi
yang ditujukan untuk gudang bahan baku dan memiliki tujuan untuk memberitahu
operator untuk mengirimkan tali elastis ke ruang produksi, Kanban Perintah
Assembly Spunbond yang merupakan Kanban yang datang ke ruang produksi
bersama dengan Spunbond dan kanban yang menjawab kanban penarikan
spunbond, dan Kanban Perintah Assembly Tali Elastis yang merupakan Kanban
yang datang ke ruang produksi bersama dengan Tali Elastis dan kanban yang
menjawab kanban penarikan Tali elastis.

Kanban Penarikan dan Kanban Perintah Assembly memiliki desain dan


rancangan yang berbeda serta disesuaikan dengan kebutuhan, Pada Kanban
Penarikan, terdapat daerah asal dan tujuan dari kanban, letak gudang bahan baku,
nomor rak dari bahan baku yang dibutuhkan oleh ruang produksi, informasi
mengenai bahan baku seperti nomor, nama, dan tipe produk, nomor kanban,
jumlah bahan baku yang diambil per kanban, dan peralatan yang dibutuhkan.
Seluruh data tersebut harus diisi agar operator yang bertugas di gudang bahan
baku dapat mengidentifikasi bahan baku yang sedang dibutuhkan di ruang
produksi dan dapat mengirimkan bahan baku tersebut beserta kanban perintah
assembly dengan tepat. Sedangkan, pada Kanban Perintah Assembly, isinya
hampir sama dengan Kanban Penarikan, namun yang berbeda adalah pada Kanban
Perintah Assembly, tidak ada data asal dan tujuan kanban, melainkan terdapat
proses yang akan dilewati oleh bahan baku yang dibawa bersamaan dengan
Kanban Perintah Assembly dari gudang bahan baku ke ruang produksi.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
81
Bab XVII – Analisa dan Evaluasi

Waktu siklus untuk proses pengumpulan kanban penarikan adalah 122,3


detik, pengiriman kanban penarikan adalah 30,74 detik, pengiriman bahan baku
adalah 54,65 detik, dan persiapan kanban di gudang bahan baku adalah 159,62
detik. Setelah disesuaikan dengan faktor penyesuaian dan allowance, maka
didapatkan waktu baku untuk keempat proses tersebut yaitu proses pengumpulan
kanban penarikan adalah 179,3285 detik, pengiriman kanban penarikan adalah
44,254 detik, pengiriman bahan baku adalah 83,047 detik, dan persiapan kanban
di gudang bahan baku adalah 229,795 detik.

Waktu untuk membuat 1 buat mobcap adalah 2,4 detik. Setiap satu gulung
spunbond, memiliki panjang 200000 meter dan setiap satu gulung tali elastis
memiliki panjang 100000 meter. Mobcap memiliki panjang 50 cm, maka dari itu,
satu gulung spunbond dapat menghasilkan 4000 mobcap, dan satu gulung tali
elastis dapat menghasilkan 2000 mobcap. Kedua bahan baku tersebut dibutuhkan
satu sama lain sehingga untuk satu gulung spunbond harus menyediakan dua
gulung tali elastis. Dan karena waktu kerja yang dimiliki adalah 10 jam, maka
didapatkan perhitungan jumlah kanban penarikan yang beredar untuk spunbond
adalah 3 buah dan untuk tali elastis adalah 8 buah.

Proses pengiriman kanban penarikan adalah 44,254 detik dan proses


pengiriman bahan baku adalah 83,047 detik. Maka dari itu, Untuk spunbond,
bahan baku dikirim pada jam 10:09, 13:49, dan 16:29 dari gudang bahan baku ke
ruangan produksi dan kanban penarikan spunbond dikirim pada jam 10:08, 13:48,
dan 16:28 dari ruangan produksi ke gudang bahan baku. Spunbond akan habis
setiap 160 menit dan seharusnya pada jam 12:50, mesin sudah dapat bekerja lagi,
namun karena jam 12:00 hingga jam 13:00 merupakan jam untuk istirahat, maka
pengiriman akan ditunda selama 1 jam, dan untuk tali elastis, bahan baku dikirim
pada jam 8:49, 10:09, 11:29, 13:49, 15:09, 16:29, dan 17:49 dari gudang bahan
baku ke ruangan produksi dan kanban penarikan tali elastis dikirim pada jam 8:48,
10:08, 11:28, 13:48, 15:08, 16:28, dan 17:48 dari ruangan produksi ke gudang
bahan baku. Tali elastis akan habis setiap 80 menit dan seharusnya pada jam
Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
82
Bab XVII – Analisa dan Evaluasi

12:50, mesin sudah dapat bekerja lagi, namun karena jam 12:00 hingga jam 13:00
merupakan jam untuk istirahat, maka pengiriman akan ditunda selama 1 jam.

17.2. EVALUASI

Berdasarkan hasil yang didapatkan setelah melakukan perhitungan, maka


dapat dievaluasi bahwa PT. Intipolar Sarana Medika dapat memaksimalkan
produksi mobcap dengan metode kanban karena bahan baku akan sampai di ruang
produksi tepat saat bahan baku di mesin habis sehingga tidak ada waste yang
dihasilkan dan dapat menyelesaikan permasalahan proses produksi dimana proses
produksi harus terhenti karena bahan baku habis dan belum tersedia di ruang
produksi.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB XVIII

KESIMPULAN DAN SARAN

18.1. KESIMPULAN

 Sistem Kanban yang dirancang terdiri dari Kanban Penarikan dan


Kanban Perintah Assembly.
 Kanban Penarikan Spunbond yang beredar adalah 3 buah.
 Kanban Penarikan Tali Elastis yang beredar adalah 8 buah.
 Kanban penarikan spunbond dikirim pada jam 10:08, 13:48, dan 16:28
dari ruangan produksi ke gudang bahan baku.
 Kanban penarikan tali elastis dikirim pada jam 8:48, 10:08, 11:28,
13:48, 15:08, 16:28, dan 17:48 dari ruangan produksi ke gudang bahan
baku.
 Spunbond dikirim pada jam 10:09, 13:49, dan 16:29 dari gudang bahan
baku ke ruangan produksi.
 Tali elastis dikirim pada jam 8:49, 10:09, 11:29, 13:49, 15:09, 16:29,
dan 17:49 dari gudang bahan baku ke ruangan produksi.

18.2. SARAN

 Untuk kedepannya, sebaiknya PT. Intipolar Sarana Medika menambah


jumlah mesin untuk memproduksi mobcap dalam jumlah yang lebih
banyak lagi dan memisahkan tangga untuk operator dan tangga
darurat sehingga pengiriman bahan baku ke ruangan produksi menjadi
lebih cepat dan efisien.
BAB XIX

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, R. (2007). Proses Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kertahadi. (2007). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Pustaka Binaman


Pressindo.

Mulyadi. (1995). Harga Produksi. Yogyakarta: BPFE.

Nasution, A. H. (2003). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Saliman, S. (1993). Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sri Hartini, I. R. (2013). Perancangan Sistem Kanban Untuk Pelancaran Produksi


dan Mereduksi Keterlambatan . Jurnal Teknik Industri Universitas
Diponegoro, 193-202.

Sugiarto. (2007). Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Sutalaksana. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.

Yasuhiro, M. (2018). Sistem Produksi Toyota. Jakarta: PPM Manajemen.

Yulia Diah Dinanty, S. B. (2016). Perancangan Sistem P-Kanban dan C-Kanban


Untuk Meminimasi Keterlambatan Material Pada Lini Produksi Perakitan
Laundry System Business Unit (LSBU) di PT. Y. Jurnal Teknik Industri,
4.
LAMPIRAN

WAWANCARA PERMASALAHAN KETERLAMBATAN


BAHAN BAKU MOBCAP YANG SAMPAI KE RUANGAN
PRODUKSI

Narasumber : Kak Riky Setiawan

Jabatan : Direktur PT. Intipolar Sarana Medika

1. Peneliti : Selamat siang kak Riky, apakah keterlambatan bahan


baku mobcap yang sampai ke ruangan produksi sudah sering terjadi?
Narasumber : Siang Brill, iya nih sering sekali, karena kita baru
mengambil bahan baku apabila bahan baku yang didalam mesin sudah habis
terpakai, jadinya terdapat waktu tunggu.

2. Peneliti : Keterlambatan tersebut sangat berpengaruh ya kak


terhadap hasil produksi?
Narasumber : Iya betul sekali, kan untuk mesin kita kapasitas maksimal
produksinya dalam satu shift bisa 15000 produk, sedangkan akhir-akhir ini
produksinya selalu dibawah angka tersebut.

3. Peneliti : Kalau begitu, apakah kakak sudah mencari atau


memikirkan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Narasumber : Oh, kalau itu sudah ada tapi baru dasarnya saja, kita
rencananya sih mau menggunakan sistem kanban untuk mengatasi masalah
tersebut, tapi sampai saat ini masih belum dilakukan perhitungan dan
pengolahan data supaya sistemnya bisa diaplikasikan.
86

4. Peneliti : Oke kak, kalau perancangan sistem kanban ini saya


jadikan sebagai tugas khusus saya, jadi saya dapat memberikan usulan dan
output untuk PT. Intipolar Sarana Medika, apakah kakak berkenan?
Narasumber : Sangat boleh Brill, justru itu yang dibutuhkan oleh
perusahaan.

5. Peneliti : Baik kak, terima kasih ya.


Narasumber : Oke Brill sama-sama.

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
87

Laporan Kerja Praktek – PT. Intipolar Sarana Medika


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Anda mungkin juga menyukai