Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Industri beserta Laporan
Praktik Kerja Industri tepat pada waktunya. Dan ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Ibu Dwika Riandri, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK Bogor.
2. Bapak Yusuf Hadi selaku Direktur PT Hale International.
3. Ibu Amilia Sari Ghani, selaku Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuruan -
SMAK Bogor bidang Hubungan Kerja Industri.
4. Ibu Fransiska Wibawa, selaku Manager Quality Control di PT Hale
International.
5. Ibu Nenny () selaku pembimbing di sekolah yang sudah memberikan
pengarahan mengenai kegiatan Prakerin ini.
6. Ibu Kurniati Ningrum, selaku supervisor dan pembimbing di laboratorium yang
selalu memberi arahan.
7. Kak Yudi, Kak Zaenal dan Kak Panji yang selalu memberikan arahan saat di
laboratorium.
8. Seluruh guru dan seluruh staf karyawan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor yang telah membantu pelaksanaan praktik kerja industri baik langsung
maupun tidak langsung.
9. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan PT Hale International yang telah
memberikan respon positif, dukungan, dan membimbing penulis selama
praktik di laboratorium.
i
10. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
11. Semua pihak yang turut membantu khususnya teman-teman, yang telah
memberikan dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Industri dan menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
ketidaksempurnaan. Sebagai koreksi penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kemajuan di masa mendatang.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pihak yang membacanya. Serta dapat dijadikan sebagai referensi
dalam pembuatan karya tulis selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Sejarah ........................................................................................................... 4
E. Ketenagakerjaan ............................................................................................. 7
F. Sarana Produksi.............................................................................................. 8
iii
J. Alat-alat dan Instrumen yang Digunakan ....................................................... 26
C. Pembahasan ................................................................................................. 30
A. Kesimpulan ................................................................................................... 32
B. Saran ............................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 33
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Varian Original Love Juice 300ml, 1000ml, dan 2000ml ................... 15
Gambar 2. Varian Horeca ..................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. Varian Hydro Coco Bits ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. Varian Orange Carrot .......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. Varian Xonce ...................................... Error! Bookmark not defined.
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
organisasi, dan pengetahuan mengenai administrasi yang diterapkan oleh
industri terkait.
2
5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah
Menengah Analis Kimia Bogor.
D. Pelaksanaan Prakerin
3
BAB II INSTITUSI PRAKERIN
A. Sejarah
4
B. Visi dan Misi Perusahaan
C. Lokasi Perusahaan
5
telah ditetapkan. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-
masing departemen di PT Hale International, yaitu:
2. Production Department
Melakukan proses produksi berdasarkan rencana produksi yang
dibuat PPIC sesuai dengan standard yang telah ditetapkan
6
6. Purchasing Department
Melakukan pengadaan barang untuk kebutuhan produksi, teknik,
maupun umum sesuai dengan permintaan departemen terkait.
8. Brand Department
Mengembangkan strategi dan inovasi untuk meningkatkan reputasi
merek dan kepuasan pelanggan melalui kampanye marketing yang
inovatif berdasarkan insight yang didapatkan dari pelanggan.
E. Ketenagakerjaan
7
Sementara itu, karyawan lainnya yang merupakan karyawan bagian
manajerial dan karyawan bagian produksi minuman sari buah, memiliki waktu
kerja selama 8 jam dan 5 hari dalam seminggu yang dimulai pada pukul 08.00
WIB hingga pukul 16.30 WIB. Karyawan terbagi menjadi satu shift dalam satu
hari. Setiap karyawan juga mendapat waktu istirahat selama satu jam, yaitu
pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
F. Sarana Produksi
1. Filter
Raw water tank atau tangki air baku merupakan alat yang
digunakan sebagai tempat penampungan air sementara sebelum
dialirkan ke hot water tank untuk keperluan proses produksi. Air yang
ditampung di dalam raw water tank merupakan air yang telah melewati
proses penyaringan sehingga terjamin kebersihannya. Adapun kapasitas
dari raw water tank adalah 8.000 liter. Raw water tank dilengkapi dengan
kran untuk keperluan pemeriksaan air dan pipa untuk menyalurkan air ke
tangki - tangki lainnya.
8
Alat berkapasitas 10.000 liter ini digunakan untuk memanaskan air
dari raw water tank hingga mencapai suhu 80 ⁰C. Berbeda dengan tanki
lainnya, hot water tank merupakan tangki dengan double jacket dimana
badan alat terdiri dari dua lapisan. Ruang diantara kedua jacket tersebut
dialiri uap panas untuk memanaskan air. Dari tangki inilah air akan
dialirkan ke juice tank, sugar tank, dan blending tank melalui pipa - pipa
yang terhubung. Pengontrolan suhu pada tangki ini berpusat pada panel
control.
4. Sugar conveyor
5. Magnetic Separator
6. Sugar Tank
7. Juice Tank
9
dilengkapi dengan agitator untuk mencampur bahan. Kecepatan agitator
juice tank adalah 1500 rpm. Seluruh bahan yang akan dicampurkan
dimasukkan melalui bagian atas tanki. Kapasitas juice tank adalah 2.000
liter. Alat ini juga dilengkapi dengan wiremess filter berukuran 400 mesh
untuk menyaring produk setelah dicampurkan.
8. Blending Tank
9. Balance Tank
10
spira flow adalah 8.000 liter per jam. Suhu, waktu, dan kecepatan aliran
diatur pada panel kontrol terpusat yang terdapat balance tank.
11. Unscramble
Seperti halnya botol, cap atau tutup botol pun memerlukan alat
untuk mempermudah pemindahan dari gudang packaging material ke
ruang filling. Pertama-tama cap dari gudang packaging material
diletakkan ke dalam alat feeder cap. Cap dalam alat tersebut kemudian
disedot satu persatu untuk kemudian dilewatkan ke UV conveyor.
14. Conveyor
11
16. Return Tank
Jika produk di dalam filling bowl terlalu penuh, maka produk akan
dialirkan ke return tank. Produk di dalam return tank akan dialirkan
kembali ke balance tank untuk disterilisasi ulang. Adapun kapasitas dari
return tank adalah 200 liter.
12
Setelah botol dilewatkan di bawah induction sealer, botol
dilewatkan ke bawah mesin rejector. Mesin ini berfungsi untuk
mendeteksi ada atau tidaknya safety seal di dalam cap. Botol yang
terdeteksi tidak terdapat safety seal akan didorong keluar dari conveyor
dengan menggunakan tekanan.
13
Cooling tunnel merupakan alat berbentuk lorong. Di dalam cooling
tunnel terdapat conveyor yang bergerak secara perlahan sehingga waktu
pendinginan produk mencapai 20 menit. Pendinginan dilakukan dengan
cara menyemprot produk dengan air.
24. Shrink Tunnel
14
28. CIP Tank
G. Jenis-jenis Produk
Produk sari buah ini terdiri dari lima variasi rasa, yaitu delima, apel,
jeruk, jambu biji mangga dan sirsak yang dikemas dalam kemasan 300
ml, 500 ml, 1.000 ml, dan 2.000 ml. Contoh produk dapat dilihat pada
gambar 1.
15
dalam dua jenis kemasan, yaitu kemasan 2.000 ml dan 5.000 ml.
4. Veggie Fruit
Merupakan minuman kombinasi sari buah dan sayuran yang memiliki
dua varian rasa yaitu orange carrot dan tomato punch yang tersedia
dalam kemasan 300 ml.
16
Gambar 4. Orange Carrot
5. Xonce
Merupakan minuman tinggi kalsium dan vitamin yang memiliki
rasa jeruk yang menyegarkan.
Gambar 5. Xonce
17
BAB III KEGIATAN LABORATORIUM
1. Sampling
18
Laboratorium QC juga menerima sampling produk jadi UHT dan
Horeka yang dilakukan oleh personel In Process Control (IPC),
sampling diambil di tiga titik yaitu awal, tengah dan akhir perbatch.
Selain itu personel IPC juga melakukan sampling uji udara mikroba
ruang filling untuk diuji di laboratorium QC. Sampel produk jadi dikirim
ke laboratorium sehari setelah produksi. Selain untuk pengujian,
sampel juga disimpan di retain sample. Hal ini bertujuan untuk menguji
ulang sampel apabila di kemudian hari ditemukan komplain terhadap
produk atau untuk keperluan Research and Development.
Sampling konsentrat sebagai bahan baku produksi dilakukan oleh
personel preparasi sebelum konsentrat digunakan untuk produksi.
Sampling Raw Material/Packaging Material berupa konsentrat atau
puree yang datang dari supplier dilakukan oleh pihak supplier untuk
diuji di laboratorium PT Hale International.
2. Kimia
3. Fisika
19
4. Mikrobiologi
Kegiatan mikrobiologi laboratorium QC berupa preparasi alat dan
media. Preparasi alat yang dilakukan yaitu:
a. Sterilisasi cawan petri dan pipet mikro. Sterilisasi ini menggunakan
autoklaf (strerilisasi basah) dan oven (sterilisasi kering).
b. Preparasi media yang dilakukan yaitu sterilisasi media PCA (Plate
Count Agar), YGC (Yeast Glucose Chloramphenicol) agar dan
EMB (Eosin Methylene Blue) menggunakan autoklaf.
Pengujiannya sendiri yaitu uji Total Plate Count, uji Yeast and Mold
dan E. coli/Coliform metode tuang. Hasil pengujian diperoleh
melalui counting mikroba setelah inkubasi. Untuk uji TPC dan E.
coli/coliform diinkubasi selama 2 hari sedangkan uji Y&M
diinkubasi selama 5 hari.
C. Verifikasi Metode
20
Parameter yang harus dilakukan untuk memverifikasi suatu metode
kuantitatif adalah :
1. Presisi
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari
rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel yang
diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai simpangan
baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi).
Presisi dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau
reproducibility (ketertiruan). Repeatability adalah keseksamaan metode
jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan
dalam interval waktu yang pendek. Repeatability dinilai melalui
pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik
yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran
keseksamaan pada kondisi yang normal. Reproducibility adalah
keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya
analisis dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda
menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula.
Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang
dicuplik dari batch yang sama. Reproducibility dapat juga dilakukan dalam
laboratorium yang sama dengan menggunakan peralatan, pereaksi, dan
analis yang berbeda.
Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan
baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2% atau kurang. Akan tetapi
kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang
diperiksa, jumlah sampel dan kondisi laboratorium. Dari penelitian dijumpai
bahwa koefisien variasi meningkat dengan menurunnya kadar analit yang
dianalisis. Ditemukan bahwa koefisien variasi meningkat seiring dengan
menurunnya konsentrasi analit. Pada kadar 1% atau lebih, standar deviasi
relatif antara laboratorium adalah sekitar 2,5% ada pada satu per seribu
adalah 5%. Pada kadar satu per sejuta (ppm) RSDnya adalah 16%, dan
pada kadar part per bilion (ppb) adalah 32%. Pada metode yang sangat
kritis, secara umum diterima bahwa RSD harus lebih dari 2%. Percobaan
keseksamaan dilakukan terhadap paling sedikit enam replika sampel yang
diambil dari campuran sampel dengan matriks yang homogen.
21
2. Akurasi
22
benzena dan senyawa lainnya. Dengan bantuan oksidator kuat kalium
dikromat (K2Cr2O7) di dalam suasana asam, diperkirakan sekitar 95-100%
bahan organik dapat dioksidasi menjadi CO2 dan H2O.Meskipun demikian,
masih terdapat pula bahan organik yang tidak dapat dioksidasi dengan
metode ini seperti piridin dan bahan organik yang bersifat sangat mudah
menguap (volatile) (Hefni, 2000).
Pada percobaan ini digunakan metode titrasi dikromatometri yang
meliputi refluks terbuka menggunakan oksidator kalium dikromat dalam
suasana asam.Bahan organik yang ada di dalam contoh dioksidasi oleh
kalium dikromat dalam suasana asam pada suhu tinggi (105°C) dan
menggunakan pereaksi sulfat (Ag2SO4 dalam H2SO4) sebagai katalis.
E. Volumetri
Dalam penetapan kadar COD yang digunakan adalah metode
volumetri secara dikromatometri. Titrimetri atau volumetri merupakan suatu
cara analisis jumlah yang berdasarkan pengukuran volume larutan yang
diketahui kepekatan (konsentrasi) secara teliti yang direaksikan dengan
larutan contoh yang akan ditetapkan kadarnya. Dalam hal ini terdapat dua
jenis bahan baku, yakni:
1. Bahan baku primer, digunakan untuk menetapkan
standarisasi bahan baku sekunder. Ditempatkan sebagai
titrat.
2. Bahan baku sekunder, yang ditetapkan normalitasnya
dengan bahan baku primer. Ditempatkan sebagai titran.
Terdapat beberapa jenis metode titrasi, diantaranya titrasi metatetik
dan titrasi redoks. Dikromatometri termasuk ke dalam titrasi redoks, karena
dalam reaksinya terjadi perpindahan elektron atau perubahan bilangan
oksidasi. Seperti yang diketahui bahwa kemungkinan terjadinya reaksi
redoks dapat dilihat dari 2 hal berikut:
1. Terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi).
2. Bila ada zat reduktor maupun oksidator (dalam hal ini,
kalium dikhromat selain berfungsi sebagai bahan baku juga sebagai
oksidator).
Kalium dikhromat dalam keadaan asam mengalami reduksi menjadi
Cr3+.
Reaksi:
23
Cr2O72- + 14 H+ + 6 e ↔ 2 Cr3+ + 7 H2O E0=1,33 V
Karena daya oksidasinya lebih sedikit dibanding dengan KMnO4 dan
Ce (IV). Maka hal ini menyebabkan reaksi sangat lambat. Akan tetapi, dari
sifat K2Cr2O7 larutannya sangat stabil, tidak bereaksi dengan (inert
terhadap) Cl-, dengan kemurnian tinggi, mudah diperoleh dan murah maka
dari itu kalium dikromat dipilih sebagai oksidator dan bahan baku primer
dalam penetapan kadar COD kali ini.
Digunakan indikator feroin (C36H24FeN62+) yang merupakan indikator
redoks dan penitar Fero amonium sulfat ((NH4)2Fe(SO4)2·6H2O) yang dapat
bereaksi redoks dengan kalium dikromat. Perubahan warna terjadi karena
terbentuknya kompleks besi dari penitar besi amonium sulfat yang berubah
karena transisi pertukaran muatan dari logam besi menjadi ligan. Titik akhir
titrasi yang didapat adalah perubahan warna dari kuning atau hijau ke biru
dan terakhir menjadi berwarna merah.
F. Metode Analisis
1. Dasar
Oksidasi zat organik dengan kalium dikromat berlebih dan perak sulfat
dalam asam sulfat mendidih. Jumlah kalium dikromat yang tidak
tereduksi selama reaksi oksidasi ditetapkan dengan cara volumetri
dengan larutan baku fero amonium sulfat (FAS) dan indikator feroin.
2. Reaksi
Reaksi redoks:
Titrasi:
a. Alat
1) Neraca
2) Labu ukur
24
3) Bulb
4) Pipet volumetri
5) Pipet serologi
6) Erlenmeyer asah
7) Pendingin tegak
8) Hot plate
9) Buret
b. Bahan
2) Air suling
7) Vaselin
8) Batu didih
4. Cara Kerja
25
c. Erlenmeyer asah tersebut diletakkan di atas hot plate kemudian
dipasang kondensor di atasnya dan dipanaskan selama 2 jam.
1. Neraca
26
c. Sebelum menimbang hendaknya dicek status kalibrasi neraca, jika
masih dalam jangka waktu kalibrasi maka dicatat dalam buku log
neraca dalam keadaan baik. Kemudian neraca harus dalam keadaan
datar. Hal ini dapat dilihat pada gelembung udara. Jika gelembung
udara berada di tengah-tengah maka neraca dalam keadaan datar.
Tapi jika tidak, maka sekrup pendatar yang berada pada bagian bawah
neraca harus di putar ke kiri dan ke kanan agar gelembung udara
penyipat datar berada di tengah-tengah.
d. Sampel cair yang hendak ditimbang diambil menggunakan pipet
sementara sampel padat menggunakan spatula. Wadah untuk
menimbang dapat berupa erlenmeyer 50 ml, piala gelas 100 ml dan
kaca arloji sesuai dengan kebutuhan analisis. Cairan atau padatan
yang mudah merusak dan mudah menguap/menyublim harus
ditimbang dalam bejana yang tertutup rapat.
e. Suhu benda yang akan ditimbang harus sama dengan suhu dalam
lemari neraca. Bila tidak, penimbangan tidak akan teliti dan pinggan
akan dirusak oleh benda panas.
f. Penimbangan tidak boleh melebihi daya beban neraca maksimum.
g. Neraca harus selalu bersih. Jika hendak menimbang neraca
dibersihkan menggunakan kuas dengan neraca dalam keadaan
mati/off. Seandainya ada bahan kimia yang tertumpah pada pinggan
atau pada lantai neraca harus segera dibersihkan. Jangan
membersihkan neraca dengan cairan.
2. Hotplate
27
I. Potensi Kecelakaan dan Langkah Pencegahan Berdasarkan K3 serta
APD yang sesuai
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
(𝑣𝑏−𝑣𝑝) 𝑋 𝑁 𝑋 8 𝑋 1000
Dengan rumus ppm COD = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
keterangan:
vb = volume blanko
vp = volume penitar yang dibutuhkan
N = normalitas penitar (FAS)
8 = bst O2 karena COD merupakan jumlah oksigen (mg O2) yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam satu
liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat (K2Cr2O7)
1000 = konversi agar satuan menjadi ppm
mL contoh = volume contoh yang dipakai (dalam metode ini 10 mL)
B. Hasil Perhitungan
CV CV
Standar
Hasil (%) hitung Horwitz
(%)
(%) (%)
Presisi
29
Akurasi Hasil (%) Standar (%)
103,60 85 - 115
C. Pembahasan
30
Parameter verifikasi selanjutnya yaitu presisi. Presisi merupakan
tingkat kesesuaian antara hasil pengujian individu ketika prosedur diterapkan
berulang kali pada sampel yang homogen pada kondisi pengujian yang sama.
Berdasarkan presisi yang didapatkan setelah pengerjaan verifikasi,
presisi yang diperoleh memenuhi standar yaitu ≤2%. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pengerjaan telah dilakukan dengan baik, sampel telah
homogen karena keterulangan yang bagus.
31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Gary, C. D. 1994. Analytical Chemistry (5th edition). New York: Jhon Wiley Sons
Inc.
Riyanto. 2014. Validasi & Verifikasi Metode Uji: Sesuai dengan ISO/IEC 17025
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi. Yogyakarta: Deepublish.
33
Lampiran
𝑚𝑙 𝐹𝐴𝑆 𝑋 𝑁 𝐹𝐴𝑆
N 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑟 = 𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑟
(𝑣𝑏−𝑣𝑝) 𝑋 𝑁 𝑋 8 𝑋 1000
ppm COD = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
Percobaan ke-1
10 ml 0,25 N
N penitar 0,1029 N
24,3 ml
Percobaan ke-2
10 ml 0,25 N
N penitar 0,1029 N
24,3 ml
(25,4 17,9)ml 0,1029N 8 1000
ppmCOD 526,85 ppm
10 ml
Percobaan ke -3
10 ml 0,25 N
N penitar 0,0984 N
25,4 ml
( 25 , 4 18 ,9 ) ml 0 ,0984 N 8 1000
ppm COD 511 ,68 ppm
10 ml
Percobaan ke -4
10 ml 0,25 N
N penitar 0,0984 N
25,4 ml
Percobaan ke -5
10 ml 0,25 N
N penitar 0,0984 N
25,4 ml
34
Percobaan ke -6
10 ml 0,25 N
N penitar 0,0990 N
25,25 ml
Percobaan ke -7
10 ml 0,25 N
N penitar 0,0990 N
25,25 ml
Presisi
Ulangan ke - ppm COD
1 526,85
2 522,73
3 511,68
4 511,68
5 519,55
6 518,76
7 514,80
jumlah 3626,05
Rata - rata 518,01
SD 5,6833
RSD (%) 1.0971
SD 5,6833
RSD (%) 100% 100% 1,0971%
rata rata 518,01
35
Akurasi
konsentrasi yg diperoleh
akurasi
konsentrasi CRM
518,01
akurasi 100% 103,60%
500
36