Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN LENGKAP

ILMU TERNAK PERAH

“MANAJEMEN PEMERAHAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA


(Capra aegagrus hircus)”

Oleh

KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : C
MATA KULIAH : ILMU TERNAK PERAH
ASISTEN : SRI NELFINA NUR

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TERNAK PERAH

“MANAJEMEN PEMERAHAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA


(Capra aegagrus hircus)”

Diajukan Kepada Fakultas Peternakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Menyelesaikan Mata Kuliah lmu Ternak Perah pada Jurusan Peternakan

Oleh

KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : C
ASISTEN : SRI NELFINA NUR

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN ILMU TERNAK PERAH


KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : C
JURUSAN/FAKULTAS : PETERNAKAN/PETERNAKAN

Kendari, 30 Desember 2021

Menyetujui,
Koordinator Praktikum Asisten Praktikum

drh. Restu Libriani, M.Si. Sri Nelfina Nur


NIP. NIM. L1A118091

3
PERNYATAAN KEASLIAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN INI BENAR

HASIL KARYA KAMI SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI LAPORAN ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI

TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA LAPORAN INI HASIL

JIPLAKAN MAKA KAMI BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI

PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, 30 Desember 2021

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga laporan

lengkap praktikum Ilmu Ternak Perah dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Laporan ini diharapkan mampu menjadi salah satu sumber

bacaan dan inspirasi yang bermanfaat bagi mahasiswa lain dan

khalayak, khususnya mahasiswa di Universitas Halu Oleo. Dengan selesainya

laporan ini, penulis menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam membuat laporan ini, serta

memberikan sumbangan saran dan kritik positif dan tentu saja dukungan

baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai isi materi maupun

penulisannya, guna untuk kebaikan bersama.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih mempunyai

banyak kekurangan sehingga membutuhkan perbaikan-perbaikan demi

kesempurnaan laporan ini. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan dengan hati

terbuka penulis senantiasa menantikan saran dan kritik positif dari para pembaca.

Kendari, 30 Desember 2020

5
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR ...................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum ........................................................................ 3
1.3. Manfaat Praktikum ...................................................................... 3
BAB II. METODOLOGI PRAKTIKUM .................................................... 4
2.1.Waktu dan Tempat........................................................................ 4
2.2. Alat dan Bahan ............................................................................ 4
2.3. Prosedur Kerja ............................................................................. 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 6
3.1. Kambing PE................................................................................. 6
3.2. Manajemen Pemerahan pada Kambing PE ................................. 7
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 10
4.1. Kesimpulan ................................................................................. 10
4.2. Saran ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11


LAMPIRAN ................................................................................................ 12

6
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan Kegunaan....................................................................................... 4


2. Bahan dan Kegunaan ……………………………………………………... 4

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Dokumentasi .................................................................................................12
2. Sampul .........................................................................................................13
3. Halaman Konsultasi .....................................................................................14

viii
I

1.1. Latar Belakang

Kambing perah merupakan komoditas baru diindonesia yang kemungkinan

memiliki prospek pengembangan yang baik. Walaupun belum terbukti secara ilmiah,

anggapan yang berkembang dimasyarakat adalah bahwa susu kambing dapat

menyembuhkan berbagai penyakit pernapasan seperti asma dan TBC. Kambing perah

yang banyak dikembangkan di indonesia umumnya peternakan kambing peternakn

kambing PE, yang umunya masih dominan sebagai sumber daging dibandingkan dengan

sumber air susu.

Kambing PE adalah hasil dari persilangan kambing etawa yang berasal dari india

dengan kambing lokal (kambing kacang). Jenis kambing ini juga sudah tersebar

diwilayah indonesia. Kambing PE memiiliki dua keuntungan yaitu sebagai penghasil

daging dan serta penghasil susu. Ciri-ciri dari kambing PE yaitu telinganya panjang dan

terkulai lemas, warna bulu coklat mudah sampai kehitaman.

Manajemen pemerahan berarti proses pengaturan segala bentuk pemeliharaan

ternak perah khususnya pada bagian prosedural dan tatalaksana pemerahan. Pentingnya

manajemen pemerahan bagi peternak karena manajemen pemerahan merupakan bagian

dari manajemen pemeliharaan umum ternak perah dimana salah satu faktor keberhasilan

suatu peternakan didasari oleh manajemen.

Pengaplikasian metode berguna untuk mencegah susu rusak, ternak menjadi sakit karena

mastitis dan penyakit lainya. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum

pada manajemen pemerahan pada kambing PE.

6
1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum pemerehan yaitu untuk mengetahui manajemen pemerahan

pada kambing peranakan etawa.

1.3. Manfaat

Manfaat dari praktikum manajemen pemerahan ternak yaitu agar mahasiswa dapat

mengetahui manajemen pemerahan pada kambing peranakan etawa.

II. METODOLOGI PRAKTIKUM


7
2.1. Waktu dan tempat

Praktikum manajemen pemerahan pada kambing peranakan etawa dilaksanakan

pada hari Jum’at, 24 Desember pukul 16:00 WITA - selesai, bertempat Laboratorium

Unit Ilmu Ternak Potong, Kerja dan Satwa Harapan, Jurusan Peternakan, Fakultas

Peternakan, Universitas Halu Oleo.

2.2. Alat dan Bahan

2.2.1. Alat dan Kegunaan

Alat yang digunakan praktium Manajemen Pemerahan Pada Kambing Peranakan

Etawa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Alat dan kegunaan


No Alat Kegunaan
1 Wadah/ember Untuk tempat hasil pemerahan susu
2 Sepatu lumpur Untuk mencegah kecelakaan
3 Kamera Untuk mendokumentasikan Proses pemerahan

2.2.2. Bahan dan kegunaan

Bahan yang digunakan praktium Manajemen Pemerahan Pada Kambing

Peranakan Etawa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan


No Bahan Kegunaan
1 Antiseptik Untuk pelemas pada putting kambing
2 Vaselin Untuk mencegah penyebaran mikroba pada
putting kambing
3 Kambing PE Sebagai Objek pengamatan

2.4. Prosedur Kerja

8
Prosedur kerja pada praktikum Manajemen Pemerahan Pada Kambing Peranakan

Etawa adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Mandikan kambing peranakan etawa sebelum diperah.

3. Mencuci tangan sebelum melakukan pemerahan dengan air sebanyak 1000 ml yang

sudah dicampurkan dengan anti septik (iodin) sebanyak 10 ml.

4. Mengoles vaselin pada ambing kambing peranakan etawa.

5. Memerah susu pada ambil peranakan etawa.

6. Mencelup kembali ambing kambing peranakan etawa dengan anti septik berdosis

tinggi, dimana perbandingan yang digunakan pada air sebanyak 100 ml dan anti

septik (iodin) sebanyak 10 ml.

7. Mencuci tangan setelah melakukan pemerahan

9
III. HASIL DAN PEMBAHAN

3.1. Kambing PE

Gambar 1. Kambing peranakan etawa


Sumber: Dokumentasi kelompok

Kambing peranakan etawa merupakan kambing perah tropis yang dapat

dipelihara di Sulawesi Tenggara dan dapat menghasilkan susu sekitar 3 liter per

hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Wasiati (2018) yang menyatakan bahwa

kambing etawa atau di Indonesia lebih dikenal sebagai kambing Peranakan Etawa

(PE) memiliki tempat tersendiri dikalangan peternak. Perkembangan dan minat

dari peternak dalam membudidayakan kambing etawa meningkat pesat dari tahun

ke tahun. Menurut produk yang dihasilkan, kambing PE dikelompokkan menjadi 4

yaitu penghasil daging (tipe pedaging), penghasil susu (tipe perah), penghasil bulu

(tipe bulu/mohair/cashmere), dan penghasil daging dan susu.

Berdasarkan hasil pengamatan manajemen pemerahan pada kambing

peranakan etawa dapat diketahui ciri-ciri kambing peranakan etawa adalah

memiliki badan yang besar dan tinggi, memiliki telinga panjang terkulai ke bawah

serta dahi dan hidungnya cembung, dan memiliki tanduk yang pendek. Hal ini

1
0
sesuai dengan pendapat Ali dkk (2017) yang menyatakan bahwa kambing peranakan

etawa memiliki ciri-ciri yang tidak jauh berbeda dengan kambing etawa, yaitu

postur tubuh yang besar, telinga panjang menggantung, muka cembung, bulu di bagian

paha belakang yang panjang.

3.2. Manajemen Pemerahan Pada Kambing PE

Gambar 2. Proses Pemerahan


Sumber : Dokumentasi Kelompok

Manajemen pemerahan merupakan penggabungan dari istilah manajemen dan

istilah pemerahan. Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sasongko et al (2012), yang

menyatakan bahwa manajemen pemerahan adalah tindakan mengeluarkan susu dari

ambing dengan tujuan mendapatkan produksi susu yang maksimal dan terbagi atas 3

tahap meliputi tahap persiapan pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan perlakuan pasca

pemerahan. Menurut Bekuma et al (2018), keberhasilan peternak perah yaitu sangat

ditunjang dari manajemen yang baik, kualitas bibit yang mumpuni, pakan yang

berkualitas, kesehatan ternak dan faktor lingkungan.

1
Sebelum melakukan pemerahan, pertama kali yang harus dilakukan adalah

pemeriksaan kesehatan ternak perah yang sedang laktasi. Pemeriksaan kesehatan ternak

perah pada kambing penting agar susu yang dihasilkan berkualitas dan tidak

mengandung bibit penyakit. Selain ternak perah yang harus sehat, peternak yang

memerah pun harus dalam penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat,

tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bahan atau alat tersebut pada umumnya terbuat dari

stainless atau aluminium. Hal ini juga didukung oleh pendapat Ako (2013), yang

mengatakan bahwa persiapan yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum melakukan

proses pemerahan, khususnya menggunakan tangan ialah menyediakan

peralatan,membersihkan kandang kambing, mengikat dan menenangkan kambing,

menyediakan air hangat, mencuci tangan memakai antiseptik, melicinkan puting dan

merangsang keluarnya air susu.

Proses pemerahan diawali dengan membersihkan putting dengan air panas untuk

membersihkan putting, selanjutnya mengoleskan puting dengan vasline dengan

menggunakan tangan untuk mempermudah pemerahan serta sebelum air susu

ditammpung diperah terlebih dahulu sebanyak 3 kali, tujuan dari metode tersebut ialah

untuk menghinndari kemungkinan adanya kotoran pada punting yang ditakutkan bakal

mencemari susu yang lain sehingga tidak aman dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan

Aritonang (2017), Proses tatalaksana pemerahan yang baik dimulai dari proses sanitasi

kandang yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kotoran yang dapat mencemari ambing

maupun puting, kemudian dilakukan penggiringan ternak menuju milking parlor untuk

diperah kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian ambing dan puting, lalu dimulai

proses pemerahan dan kemudian diakhiri dengan pencelupan puting. Standar tersebut

selalu dilakukan untuk menjaga kualitas susu dan kesehatan ternak perahnya itu sendiri.

2
Pemerahan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan tangan / manual (hand

milking) dan menggunakan mesin pemerah susu . Teknik pemerahan manual dari

pemerahan yang di peroleh dikatakan bahwa teknik pemerahan manual ada 2 cara yaitu

dengan menggunakan 2 jari dan menggunakan 5 jari. Dengan menggunakan 2 jari yaitu

Puting diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk kemudian menarik atau mengurut putting

dari pangkal ke kebawah hingga air susu keluar dari puting. Hal ini sesuai dengan

Leondro (2015). Pemerahan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan tangan /

manual (hand milking) dan menggunakan mesin pemerah susu. Pemerahan dengan

metode whole hand dilakukan dengan menggunakan seluruh tangan. Cara pemerahan

whole hand yaitu dengan memegang putting antara ibu jari dan telunjuk, kemudian diikuti

dengan jari dibawahnya. Penekanan diawalin dengn meremas pangkal putting dengan ibu

jari dan telunjuk, kemudian diikuti dengan jari tengah, jari manis dan telunjuk. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Suriasih et al (2015), metode whole hand adalah metode

pemerahan yang dilakukan dengan cara menggegam puting dengan kepalan tangan

sehingga susu terdesak keluar Cara ini merupakan cara pemerahan yang mudah dan aman

sehingga ambing tidak menjadi penjang/molor.

Pasca prsoses pemerahan kemudian putting dibersihkan dengan dengan

dicelupkan kedalam antiseptik yang bertujuan untuk pembersihan punting dan terhindari

dari penyakit pembengkakan pada ambing. Hal ini sesuai dengan Stadnik (2010),

pencelupan puting merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan pada ternak

perah. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah penyakit mastitis dan penyebaran patogen

dari udara luar maupun tanah menuju ke puting pasca pemerahan, cara pencelupan

putting yaitu mencelupkan puting selama 1-2 detik pasca pemerahan ke masing-masing

puting yang ada.

3
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu dalam manajemen pemerahan susu perlu

memperhatikan kebersihan kandang dan ternak serta proses pemerahan yang benar agar

susu yang didapatkan memiliki kualitas susu yang tinggi. Dalam praktikum ini

digunakan kambing perah jenis peranakan etawa dengan mengggunakan metode

pemerahan secara manual yakni dengan menggunakan seluruh jari tangan, dimana

prosesnya diawali dengan membersihkan kandang kambing, menyediakan peralatan dan

bahan yang dibutuhkan, mengikat dan menenangkan kambing, pencucian putting

4
mengggunakan air hangat yang telah dicampuri dengan antiseptik, selanjutnya

mengoleskan vasline agar melicinkan puting sehingga mempermudah proses pemerahan,

setelah air susu sudah benar-benar habis diperah dimana dapat dilihat dari mengerutnya

putting maka selanjutbya putting dicelupkan dengan antiseptik untuk tetap menjaga

kesehatan ternak tersebut.

4.2. Saran

Saran dari praktikum manajemen pemerahan pada kambing PE adalah Saran

untuk asisten dalam paraktikum ini sudah sangat baik, di mana asisten praktikum telah

mengajarkan banyak hal mengenai maksud dan dan tujuan dari praktikum ini secara jelas,

dan semoga kedepannya tetap seperti ini guna praktikan dapat menyelesaikan

praktikumnya dengan sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang. 2017. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap organoleptik, keasaman dan


pertumbuhan bakteri coliform pada susu pasteurisasi. Jurnal Ilmu Peternakan.
10(1): 13-23.
Ako. 2013. Ilmu Ternak Perah. Jurnal Ilmu dan teknologi Peternakan. Universitas
Brawijaya.
Hidayati, E. Lailatil dan M. Komalasari. 2018. Penyempurnaan dengan menggunakan
senyawa fluorokarbon pada kain poliester microfiber terhadap sifat tolak air,
kekuatan tarik dan kekakuan kain. Jurnal Sains dan Teknologi Tekstil. 1(16): 9-18.
Hutagaol, F. V. A. 2013. Kualitas Mikrobiologi Susu Sebelum dan Sesudah Pasteurisasi.
skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kristanti, N. D. 2010. Daya simpan susu pasteurisasi ditinjau dari kualitas mikroba
termodurik dan kualitas kimia. Jurnal Ilmu Teknologi Hasil Ternak. 12(1): 1 7.
Nurhayati, I. S. dan E. Martindah. 2015. Pengendalian mastitis subklinis melalui
pemberian antibiotik saat periode kering pada sapi perah. Jurnal Wartazoa. 25(2):
65-74.
Priono, D., E. Kusumanti dan D. W. Harjanti. 2016. Jumlah bakteri Staphylococcus
aureus dan skor California Mastitis Test (CMT) pada susu kambing peranakan
5
etawa akibat dipping ekstrak daun babadotan (Ageratum conyzoides L.). Jurnal
Ilmu-Ilmu Peternakan. 26(1): 52-57.
Priska, 2013. Pemeliharaan Bibit Sapi Perah. Departemen Pertanian. Balai Besar
Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah. Jurnal Sains Peternakan Indonesia.
Vol.13(1):310-317.
Riswanti, I., Komar, S. B., & Indrijani, H. (2012). Pendugaan kemampuan produksi susu
pada kambing saanen (kasus di PT Taurus Dairy Farm). Students e Journal, 1(1),
16.
Rusdiana, S., L. Praharani dan S. Sumanto. 2016. Kualitas dan produktivitas susu
kambing perah persilangan di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 34(2): 79-86.
Stadnik, L., F. Louda, Bezdicek, A. Jezkova and M. Rakos. 2010. Changes in teat
parameter caused by milking and their recovery to their initial size. Journal Archiv
Tierzucht. 53(6): 650-662.
Surjowardojo, P. 2011. Tingkat kejadian mastitis dengan whiteside test dan produksi susu
sapi perah friesien holstein. Jurnal Ternak Tropika. 12(1):46-55.
Sutopo, 2010. Pembentukan Ambing. Balai Besar Penelitan dan Pengembangan Pasca
panen Pertanian, Bogor.
Syarief dan Harianto, 2011. Tatalaksana dan Produksi Ternak Perah. Jurnal agrimart.
Vol.3(1): 27-65.
Sasongko. 2017. Tingkat pengetahuan dan pespon peternak kambing perah terhadap
penyakit hewan (Studi Kasus: Kelompok Tani Simpay Tampomas Cimalaka
Sumedang Dharmakarya. 6 (2) 89-92.8.
Wikantadi,2019. Teknologi Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Fakultas
Peternakan Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai