Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FERMENTASI ACAR

Oleh:

Kelompok 2

XII MIIA 1

Destika Amriatul Aini Humairo Adindia Granis P.

Elsy Yulia Rahmani Juliana Dewi

Herlina Royan Ardiyatna Riswanda


Hidayatun Naziah Zuhi Salis Mursidhan M.

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 LOMBOK TIMUR


2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini disusun sebagai tugas akhir menyelesaikan praktikum fermentasi acar
pada bioteknologi.

Mengetahui, Selong, 25 Februari 2024

Guru Pembimbing,

H. Ahmad Umarul Faruq, M.Pd. Kelompok 2

NIP.

NISN.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya laporan praktikum biologi terkait fermentasi acar sebagai bentuk pembelajaran
“BIOTEKNOLOGI” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk
menyelesaika tugas Biologi yang diberikan oleh H. Ahmad Umarul Faruq, M.Pd. Dalam
penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, masukan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada:
1. H. Ahmad Umarul Faruq, M.Pd, selaku guru pembimbing laporan ini yang telah
memberikan banyak bantuan, masukan, dan dukungan terkait penyusunan
laporan hasil praktikum ini.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam proses penyusunan laporan hasil praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karea itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat konstruktif dan solutif demi kesempurnaan laporan ini. Penulis
berharap semoga gagasan laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh siswa dan masyarkat.

Selong, 25 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... iv
BAB I................................................................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 5
1.3 Hipotesis ............................................................................................................................................... 6
1.4 Tujuan Praktikum .................................................................................................................................. 6
1.5 Manfaat Praktikum ............................................................................................................................... 6
BAB II............................................................................................................................................................... 7
KAJIAN TEORI .................................................................................................................................................. 7
2.1 Mentimun ............................................................................................................................................. 7
2.2 Bakteri Asam Laktat .............................................................................................................................. 7
2.3 Acar ....................................................................................................................................................... 7
2.4 Fermentasi ............................................................................................................................................ 8
BAB III.............................................................................................................................................................. 9
METODE PENELITIAN ...................................................................................................................................... 9
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................................................... 9
3.2 Waktu dan Tempat Praktikum .............................................................................................................. 9
3.3 Bahan dan Alat Praktikum .................................................................................................................... 9
3.4 Prosedur atau Langkah-Langkah Praktikum ......................................................................................... 9
BAB IV ........................................................................................................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM ........................................................................................................ 10
4.1 Proses Fermentasi Acar Timun Memengaruhi Kandungan Gizi dan Manfaat Kesehatannya ........ 10
4.2 Peran Mikroorganisme dan Pengaruhnya Terhadap Proses Fermentasi ............................................ 11
BAB V ............................................................................................................................................................ 13
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Fermentasi merupakan suatu proses yang memanfaatkan kemampuan suatu


mikroorganisme untuk mengurai molekul subtrat (glukosa, karbohidrat, lemak, protein, dan
lain-lain) menjadi produk bio seperti etanol, asam laktat, dan lain-lain dalam kondisi
lingkungan yang anaerob atau tanpa oksigen. pickle lebih dikenal masyarakat dengan nama
acar, dibuat melalui proses fermentasi.Beberapa jenis sayuran dan buah-buahan dapat diolah
menjadi Pickle. Acar atau pickle merupakan cara mengawetkan makanan dengan
menggunakan cuka dan/atau brine. Biasanya yang dibuat adalah timun, tapi juga cabai,
bawang, tomat, dan sebagainya. Pengawetan dengan asam cuka biasanya disebut acar dan
memiliki bau yang sangat khas akibat pengaruh cuka yang ditambahkan.Acar ini memiliki rasa
yang sedikit asam karena menggunakan cuka pada saat proses mengolahnya, acar mentah lebih
sering dijadikan sebagai pelengkap pada makanan .
Acar juga mempunyai kelebihan yaitu rendah kolesterol dan kalori dan juga memiliki
kandungan gizi yang cukup banyak walaupun dengan menggunakan metode fermentasi. Proses
penggaraman dan pemberian asam cuka merupakan proses paling penting dalam pembuatan
acar. Garam dan cuka memiliki fungsi untuk tempat pertumbuhanya bakteri asam laktat dengan
cara mengangkat air dan zat gizi dari jaringan bahan yang difermentasikan.Selain itu, proses
fermentasi yang baik dapat meningkatkan nilai gizi dan organoleptik dari produk pangan
tasebut serta karakteristik flavor dan aroma dari produk yang dihasilkan akan bersifat khas
Fermentasi acar melibatkan penggunaan berbagai bakteri seperti Pediococcus SP yang
berperan dalam mengubah asam laktat yang terbentuk, yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain yang cenderung bersifat merugikan bagi manusia dan memberikan rasa
asam yang khas pada sayuran dan buah-buahan yang difermentasi atau acar. Proses fermentasi
acar juga merupakan aplikasi dari bioteknologi konvensional yang menggunakan prinsip
fermentasi dengan menaplikasikan mikroorganisme baik bakteri atau jamur untuk
meningkatkan nilai tambah suatu bahan.
Dengan demikian, praktikum fermentasi acar melibatkan proses fermentasi alami yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis sayuran, konsentrasi garam, dan interaksi antar
faktor-faktor tersebut. Selain itu, fermentasi acar juga merupakan aplikasi dari bioteknologi
konvensional yang menggunakan mikroorganisme untuk meningkatkan nilai tambah suatu
bahan

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses fermentasi acar timun memengaruhi kandungan gizi dan
manfaat kesehatannya?
2. Apa saja mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi acar timun dan
bagaimana pengaruhnya terhadap proses ferementasi?
1.3 Hipotesis

Proses fermentasi yang terjadi secara alami dipengaruhi oleh bahan utama yang
digunakan pada pembuatan acar, tipe mikroorganisme yang tumbuh, dan kondisi
penyimpanan selama proses fermentasi. Fermentasi diawali dengan tumbuhnya
Leuconostoc mesenteroides yang akan mengondisikan lingkungan agar bakteri asam laktat
lain seperti Lactobacilli dan Pediococci dapat tumbuh. Bakteri asam laktat yang sangat
penting pada pembuatan acar secara tradisional adalah Lactobacillus plantarum. Selama
fermentasi, bakteri asam laktat yang tumbuh dapat mengubah gula pada bahan menjadi
asam. Selain menghasilkan flavor khas acar, fermentasi pada pembuatan acar juga dapat
meningkatkan gizi serta mempermudah kecernaannya di dalam tubuh.

1.4 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui pengaruh proses fermentasi terhadap kandungan gizi acar timun.
2. Untuk mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi dan
pengaruhnya.

1.5 Manfaat Praktikum


1. Manfaat bagi siswa yaitu dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang
pengaruh fermentasi terhadap kandungan gizi acar serta manfaat kesehatannya.
2. Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan tentang peran bakteri dalam
fermentasi acar timun untuk meningkatkan gizi, perubahan warna, aroma, rasa dan
tekstur pada acar, dan teknik pengawetan asam.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Mentimun
Mentimun adalah termasuk tanaman semusim (Annual) yang bersifat menjalar atau
memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin(spiral). Batangnya basah,
bebulu serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50 cm - 250 cm,
bercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun.

2.2 Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat adalah jenis bakteri yang menghasilkan asam laktat sebagai produk
utama dari metabolisme mereka. Bakteri ini umumnya ditemukan dalam berbagai produk
fermentasi makanan, seperti yogurt, kefir, kimchi, dan beberapa jenis keju. Beberapa contoh
bakteri asam laktat yang sering ditemukan dalam makanan fermentasi adalah Lactobacillus dan
Streptococcus.
Bakteri asam laktat memiliki peran penting dalam proses fermentasi makanan karena
kontribusi mereka terhadap rasa, aroma, tekstur, dan konservasi produk. Selain itu, bakteri
asam laktat juga memiliki potensi untuk memberikan manfaat kesehatan bagi manusia, seperti
meningkatkan keseimbangan mikrobiota usus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan
menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang bermanfaat.

2.3 Acar
Acar merupakan makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi tradisional yang
terbuat dari sayuran seperti kubis, sawi putih, caisim, mentimun, wortel, tomat hijau, lada,
terong, dan kacang-kacangan. Acar adalah salah satu metode mengawetkan makanan dengan
menggunakan proses fermentasi yaitu mengkonversi gula menjadi asam oleh mikroorganisme
(bakteri asam laktat atau BAL) (Nurul dan Asmah, 2012).

Acar termasuk kategori makanan pelengkap yang merupakan hasil dari fermentasi dari
timun, wortel, bawang merah, dan cabai ynang memiliki banyak kelebihan untuk tubuh kita,
namun jangan dikonsumsi secara terlalu sering karena dapat membahayakan pencernaan. Acar
memiliki kelebihan yaitu rendah kolestrol dan kalori serta mengandung gizi yang cukup banyak
walaupun dibuat dengan cara fermentasi, tetapi hal tersebut tidak merubah kandungan serat
pada sayuran yang digunakan tidak akan menghilang. Acar mengandung zat besi, vitamin C
dan K, beberapa acar juga mengandung vitamin B misalnya pada kimchi yang merupakan acar
kubis khas Korea mengandung vitamin B1, B2 dan B12 serta sodium tinggi dan berfungsi
sebagai antioksidan. Hal tersebut dapat membantu tubuh dalam menyerang molekul yang akan
merusak sel kearah jantung maupun kanker. Mengkonsumsi acar pula dapat meningkatkan dan
mengatur jumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.
2.4 Fermentasi

Fermentasi adalah salah satu bagian dari bioteknologi yang menggunakan


mikroorganisme sebagai pemeran utama dalam prosesnya (Fardiaz, 1989). Fermentasi
makanan berdasarkan peran sumber mikroorganisme dalam proses fermentasi dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu; fermentasi spontan dan fermentasi non spontan. Fermentasi spontan
merupakan fermentasi makanan yang tidak ditambahkan mikroorganisme sebagai kultur stater
dalam proses pembuatannya, sedangkan fermentasi non spontan merupakan fermentasi
makanaan yang menambahkan mikroorganisme sebagai kultur stater dalam proses
pembuatanannya. Dalam fermentasi spontan, mikroorganisme akan aktif berkembang serta
mengubah makanan yang difermentasi terebut menjadi produk yang diinginkan. Pada
umumnya proses fermentasi spontan terdapat jumlah dan jenis mikroba aktif yang beraneka
ragam dan mengakibatkan mutu akhir dari hasil produk berbeda-beda (tidak menentu)
(Winarno dan Fardiaz, 1980).
Dalam proses pengolahan bahan pangan, fermentasi asam laktat memiliki peran yang
penting karena bakteri asam laktat merupakan mikrobia yang secara alami maupun sengaja
ditambahkan dalam berbagai jenis bahan pangan. Bakteri ini mudah beradaptasi dengan
lingkungan hidupnya. Secara biokimia, bakteri asam laktat tidak bergantung dari siklus krebs
dan sistem transpor elektron terminal, sehingga dapat hidup dilingkungan yang memiliki kadar
oksigen yang rendah bahkan tidak ada sama sekali (anaerob). Metabolisme bakteri asam laktat
dalam medium pertumbuhannya dapat menghasilkan banyak jenis cita rasa yang berbeda-beda.
Bakteri laktat kelompok heterofermentatif sangat penting dalam menghasilkan cita rasa dan
aroma dari bahan pangan, berbeda dengan bakteri laktat kelompok homofermentatif yang lebih
banyak menghasilkan energi
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pembuatan laporan ini berdasarkan penelitian dengan metode eksperimental.


Metode eksperimental adalah metode yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol. Eksperimen dilakukan dengan
menggunakan mentimun sebagai bahan utama yang dimasukkan ke dalam air yang
telah tercampur cuka dan gula. Selanjutnya diberi perawatan selama 3-4 hari untuk
mendapatkan hasil fermentasi.

3.2 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilakukan pada hari Sabtu, dan pengamatan praktikum dimulai pada
hari Minggu-Rabu yakni dari tanggal 4-7 Februari bertempat di Dasan Lekong.

3.3 Bahan dan Alat Praktikum


Alat ➢ Air Mendidih

➢ Timun Bahan
➢ Bawang Merah
➢ Cabai Rawit Hijau ➢ Toples Kaca
➢ Cuka ➢ Sendok
➢ Garam ➢ Pisau

3.4 Prosedur atau Langkah-Langkah Praktikum

1. Siapkan mangkuk. Kemudian masukan semua bahan ke dalamnya, lalu


tambahkan air mendidih.
2. Aduk semua bahan sampai tercampur rata sambil dikoreksi rasanya, asam,
manis, pedas sedikit asin.
3. Biarkan suhu acar timun dingin terlebih dahulu, kemudian pindahkan ke dalam
toples. Simpan acar di kulkas selama 45 menit jika ingin tekstur yang garing
dan rasa tidak terlalu asam.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM

4.1 Proses Fermentasi Acar Timun Memengaruhi Kandungan Gizi dan Manfaat
Kesehatannya

Fermentasi merupakan suatu proses yang memanfaatkan kemampuan suatu


mikroorganisme untuk mengurai molekul subtrat (glukosa, karbohidrat, lemak, protein, dan
lain-lain) menjadi produk bio seperti etanol, asam laktat, dan lain-lain dalam kondisi
lingkungan yang anaerob atau tanpa oksigen. pickle lebih dikenal masyarakat dengan nama
acar, dibuat melalui proses fermentasi.Beberapa jenis sayuran dan buah-buahan dapat diolah
menjadi Pickle. Acar atau pickle merupakan cara mengawetkan makanan dengan
menggunakan cuka dan/atau brine. Biasanya yang dibuat adalah timun, tapi juga cabai,
bawang, tomat, dan sebagainya. Pengawetan dengan asam cuka biasanya disebut acar dan
memiliki bau yang sangat khas akibat pengaruh cuka yang ditambahkan.Acar ini memiliki rasa
yang sedikit asam karena menggunakan cuka pada saat proses mengolahnya, acar mentah lebih
sering dijadikan sebagai pelengkap pada makanan.

Meningkatkan kesehatan pencernaan. Manfaat acar timun ini berasal dari beberapa zat
gizi, yaitu probiotik, serat, dan air.Serat dan air membantu memadatkan dan melunakkan feses
sehingga BAB lancar. Sementara itu, probiotik membantu menjaga keseimbangan bakteri baik
di usus.Kondisi bakteri yang seimbang bisa menjaga fungsi pencernaan, bahkan menjaga
kekebalan tubuh. Melawan radikal bebas. Acar sayuran mengandung berbagai zat gizi yang
bersifat antioksidan, seperti vitamin C dan beta-karoten. Antioksidan membantu tubuh
melawan serangan radikal bebas penyebab berbagai penyakit kronis.Kedua kandungan ini
biasanya hilang ketika dimasak menggunakan panas.Namun, Anda tidak perlu khawatir karena
proses fermentasi tidak melibatkan suhu tinggi sehingga kedua kandungan gizi sayuran terjaga.
Mengendalikan berat badan. Makanan fermentasi ini juga membantu menjaga berat badan
Anda. Hal ini disebabkan kalorinya yang rendah.Selama tidak dikonsumsi dengan makanan
tinggi kalori, seperti martabak telur atau sate daging dalam porsi besar, acar tidak berisiko
menyebabkan kenaikan berat badan.

Selain itu, sayuran fermentasi ini kaya akan serat dan air yang membuat kenyang lebih
lama.Konsumsi makanan pendamping ini membantu mengelola nafsu makan sehingga Anda
tidak makan berlebih. Menyeimbangkan kebutuhan elektrolit. Acar sayuran mengandung
berbagai elektrolit yang diperlukan tubuh, seperti natrium, kalium, dan magnesium.Elektrolit
berguna untuk menjaga fungsi otot, saraf, jantung, dan otak.Anda membutuhkan pasokan
elektrolit bila mengalami dehidrasi atau setelah berolahraga dengan intensitas tinggi.
Menurunkan kolesterol. Manfaat acar pun bisa membantu menurunkan kolesterol jahat.
Manfaat ini berasal dari kandungan serat.Mengutip studi terbitan Nutrients (2019), serat
memberikan lapisan di usus sehingga mencegah penyerapan kolesterol di usus.Nantinya, serat
akan mengeluarkan kolesterol melalui feses. Meningkatkan sensitivitas insulin. Manfaat yang
satu ini berasal dari kandungan cuka yang digunakan.Cuka membantu meningkatkan
kemampuan sel tubagibuh merespons hormon pengendali gula darah, yaitu insulin.Hal ini
membuat otot tubuh pun bisa menerima glukosa dari dalam darah dengan baik. Manfaat ini
bermanfaat bagi orang yang mengalami resistensi insulin.

4.2 Peran Mikroorganisme dan Pengaruhnya Terhadap Proses Fermentasi

Manfaat sayuran bagi kesehatan sudah tidak diragukan lagi. Selain karena kandungan
serat pangannya, sayuran juga memiliki kandungan protein, karbohidrat, lemak dan minyak,
serta vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Antioksidan juga menjadi salah satu zat
penting yang terkandung pada sayuran, misalnya antioksidan jenis beta-karoten pada wortel
yang apabila dikonsumsi dalam jumlah dan kurun waktu tertentu dapat melindungi tubuh dari
pertumbuhan sel kanker dan penyakit kardiovaskular (Basu dkk., 2001). Akan tetapi,
kandungan gizi yang lengkap dan tingginya kadar air pada sayuran menyebabkan mikrobia
pembusuk mudah tumbuh dan berkembang biak sehingga sayuran memiliki umur simpan yang
pendek.

Fermentasi merupakan salah satu teknik pengawetan makanan yang dapat


memperpanjang umur simpan sayuran. Sayuran yang difermentasi dengan menggunakan
larutan garam atau cuka atau minyak kemudian disimpan dalam wadah tertutup selama kurang
lebih 5 minggu sehingga dapat awet hingga 2 tahun biasa disebut acar. Proses fermentasi yang
terjadi secara alami ini dipengaruhi oleh bahan utama yang digunakan pada pembuatan acar,
tipe mikroorganisme yang tumbuh, dan kondisi penyimpanan selama proses fermentasi.
Fermentasi diawali dengan tumbuhnya Leuconostoc mesenteroides yang akan mengondisikan
lingkungan agar bakteri asam laktat lain seperti Lactobacilli dan Pediococci dapat tumbuh.
Bakteri asam laktat yang sangat penting pada pembuatan acar secara tradisional adalah
Lactobacillus plantarum. Selama fermentasi, bakteri asam laktat yang tumbuh dapat mengubah
gula pada bahan menjadi asam. Selain menghasilkan flavor khas acar, fermentasi pada
pembuatan acar juga dapat meningkatkan gizi serta mempermudah kecernaannya di dalam
tubuh (Sultana dkk., 2014).
Acar dapat dibuat dengan menggunakan satu atau lebih jenis sayuran sebagai bahan
utamanya. Penelitian oleh Sultana dkk., (2014) telah meneliti pembuatan acar menggunakan
gabungan bahan utama wortel, cabai hijau, dan terong. Selama proses fermentasi terjadi
perubahan warna wortel dari oranye gelap menjadi oranye terang, perubahan warna cabai hijau
dari hijau terang menjadi hijau lembut, dan perubahan warna terong dari ungu tua menjadi
ungu muda. Terkadang terdapat warna hitam pada acar yang disebabkan oleh Bacillus
nigrificans yang dapat memproduksi pigmen hitam larut air. Selama fermentasi, sayuran juga
menyerap garam dengan cepat hingga mencapai kesetimbangan tertentu dengan larutan garam
di sekitarnya. Peran garam selama fermentasi adalah dapat mencegah tumbuhnya mikrobia
pembusuk yang tidak diinginkan serta berkontribusi memberikan tekstur acar yang tidak terlalu
keras namun tidak terlalu lunak karena garam dapat mencegah terjadinya pelemahan jaringan
pada sayuran (Caplice dan Fitgerald, 1999; Fernandes, 2000).

Tekstur sayuran menjadi lebih lunak dibandingkan saat masih mentah karena adanya
mikrobia seperti Bacillus, Fusarium, Penicillium, Phoma, Cladosporium, Alternaria, Mucor,
Aspergillus, dan lain-lain yang dapat menghasilkan enzim pektinase dan mengurai pektin
(seperti dinding kokoh yang memberikan tekstur keras pada permukaan sayuran mentah).
Selain itu, tekstur lunak juga dapat disebabkan karena adanya pertumbuhan Bacillus vulgates.
Terkadang ketika kita mengonsumsi acar, perut akan terasa kembung. Rasa kembung ini
disebabkan oleh Enterobacter, Lactobacilli, dan Piococci yang dapat menghasilkan gas pada
proses pembuatan acar (Amoa-Awua dkk., 1997; Jay dkk., 2005). Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, hasil yang didapat sesuai dengan hipotesis. Rasa dari fermentasi acar ini yaitu
sedikit asam dengan tekstur sedikit lunak tapi tetap
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Fermentasi adalah teknik memperpanjang umur simpan sayuran atau buah-buahan.
Fermentasi dibantu dengan bakteri-bakteri seperti Bacillus, Fusarium, Penicillium, Phoma,
Cladosporium, Alternaria, Mucor, Aspergillus, dan lain-lain. Setelah buah-buahan atau sayur-
sayuran difermentasi, teksturnya akan berubah menjadi lebih lunak.

Acar atau Pickle merupakan cara pengawetan sayur-sayuran atau buah-buahan


menggunakan cabai atau brine. Dalam prosesnya, akan terjadi pengonversian gula menjadi
asam oleh mikroorganisme.

Pembuatan acar mentimun--atau bisa disebut fermentasi mentimun--ini memanfaatkan


Bakteri Asam Laktat yang berupa Lactobacillus dan Streptococcus. Pada saat proses fermentasi
dilakukan, kandungan gizi pada mentimun dapat bertambah karena Bakteri Asam Laktat
tersebut dapat meningkatkan keseimbangan mikrobiota usus, meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, dan menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang bermanfaat.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum jagalah kebersihan dan kerapian tempat atau pun alat.
Selain itu, lakukanlah praktikum dengan cermat yakni selalu amati perubahan yang terjadi
secara berkala, lalu lakukan analisis terkait perubahan yang terjadi. Dalam paraktikum
fermentasi disarankan untuk menyesuaikan takaran bahan dan air agar tidak mengalami
kegagalan. Sehingga pengamatan bisa dilakukan dengan baik, dari segi rasa, tekstur dan warna.
Untuk para pembaca yang akan melakukan praktikum disarankan agar memperhatikan
jugakualitas timun, takaran cuka dan gula serta air yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Menara Ilmu. (2017). Acar: Menjadi Lebih Awet dengan Fermentasi. Diunggah pada 19
Februari 2024. https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-ilmu/2018/1331-acar-menjadi-
lebih-awet-dengan-fermentasi.html
Wulandari, Larastining Retno. (2022). Makan Acar Sayuran, Begini Manfaat Dan Resikonya.
Diunggah 15 Februari 2024. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-acar-bagi-
kesehatan/
Fitriani, Hafiga. (2019). Pengawetan Sayuran Dengan Asam. Diunggah 17 Februari 2024.
https://id.scribd.com/document/411181567/laporan-acar-pdf
Ghafari, Luay. (2023). Mentimun Fermentasi Buatan Sendiri (Acar Dill). DIunggah 20
Februari 2024. https://urbanfarmandkitchen-com.translate.goog/homemade-fermented-
cucumbers-dill-pickles/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Anda mungkin juga menyukai