Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN CACINGAN PADA


ANAK PAUD CAHAYA KAMILA DESA PLAMONGANSARI

Tim Penyusun:
1. apt. Dewi Fitriani Puspitasari, M.Pharm.Sci. NIY YP. 041015068
2. Dinar Melliani, S. Farm. NIM 1062221021
3. Elga Oblivia Janimo, S. Farm. NIM 1062222025
4. Erlina Dwi Wahyuni, S. Farm. NIM 1062222029
5. Nafa’atur Rohmah, S. Farm. NIM 1062221070
6. Rini Anisyah, S. Farm. NIM 1062222081

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI
SEMARANG
2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan karena atas anugerah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kami dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat dengan judul “Penyuluhan Pencegahan dan Pengobatan
Cacingan pada Anak Paud Cahaya Kamila Desa Plamongansari”. Selama proses
penyusunan laporan ini, kami tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Berdasarkan
hal tersebut, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. apt. Sri Haryanti, M.Si., Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan
Pharmasi Semarang.
2. Dr. apt. Endang Diyah Ikasari, M.Si., Ketua Program Pendidikan Profesi
Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang.
3. apt. Dewi Fitriani Puspitasari, M.Pharm.Sci., selaku dosen pembimbing dalam
kegiatan pengabdian masyarakat.
4. Dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang yang
telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat.
5. Hj. Tukini Nuraini Jamil, Ketua PAUD Cahaya Kamila yang telah membantu
kelancaran dan memberikan izin pelaksanaan pengabdian masyarakat.
6. Guru, wali murid, dan murid di PAUD Cahaya Kamila yang telah berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat.
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban ini, sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis guna kesempurnaan laporan
ini. Penulis berharap semoga laporan ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang, 31 Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii
RINGKASAN .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Analisis Situasi ........................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Mitra ................................................................................... 2
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................... 3
2.1 Tujuan ....................................................................................................... 3
2.2 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
3.1 Pengertian Cacingan.................................................................................. 4
3.2 Pencegahan Cacingan................................................................................ 4
3.3 Pengendalian Faktor Risiko ...................................................................... 5
3.4 Penatalaksanaan Cacingan ........................................................................ 6
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ 8
4.1 Jenis Kegiatan ........................................................................................... 8
4.2 Tema Kegiatan .......................................................................................... 8
4.3 Sasaran Kegiatan ....................................................................................... 8
4.4 Waktu dan Tempat Kegiatan ..................................................................... 8
4.5 Organisasi.................................................................................................. 8
4.6 Susunan Acara........................................................................................... 9

iv
BAB V HASIL KEGIATAN .......................................................................... 10
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 11
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 11
6.2 Saran........................................................................................................... 11
BAB VII EVALUASI / UMPAN BALIK ....................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................................... 14

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Tingkat Kepuasan Mitra Dalam Program Pengabdian Masyarakat ........... 12

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Daftar Hadir Peserta ................................................................................... 14
2. Sertifikat dan Surat Tugas Dosen ............................................................... 15
3. Sertifikat Mahasiswa .................................................................................. 17
4. Sertifikat Peserta ........................................................................................ 20
5. Dokumentasi Kegiatan ............................................................................... 23
6. Leaflet ........................................................................................................ 27
7. Power Point Materi .................................................................................... 28
8. Realisasi Penggunaan Biaya Pengabdian ................................................... 33
9. Formulir Kuesioner .................................................................................... 40

vii
RINGKASAN
Penyakit cacingan masih menjadi masalah kesehatan. Penyakit ini terutama
diderita oleh anak-anak. Pada kondisi kecacingan ringan tidak menimbulkan gejala,
pada kondisi berat dapat menimbulkan manifestasi usus, malaise, gangguan
perkembangan kognitif, terganggunya perkembangan fisik dan anemia. Infeksi
kecacingan adalah masuknya bibit penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
(cacing) dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
penyakit (Entjang,2003). Infeksi kecacingan dinyatakan positif apabila ditemukan
telur cacing minimal satu jenis cacing dalam spesimen. Menurut Arimbi (2010)
infeksi cacing berdampak buruk terhadap perkembangan kesehatan dan mental
bahkan dapat menghambat tumbuh kembang anak, kecacatan dan kebutaan.
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
cacingan, pencegahan, serta penanganannya dan juga dapat mencegah terjadinya
komplikasi atau keparahan cacingan melalui penyuluhan pendidikan kesehatan.
Adanya peningkatan pengetahuan ini diharapkan terjadi perubahan perilaku dan
kebiasaan sehingga kejadian cacingan dapat ditangani dengan baik, khususnya
untuk orang tua yang harus mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan cacingan
pada anak.
Kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung di pos PAUD Cahaya Kamila
RT 02/RW 02 Desa Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang
dengan dihadiri oleh peserta diantaranya guru, wali murid, dan murid pos PAUD
Cahaya Kamila. Acara diisi dengan pemaparan materi, edukasi, dan diskusi tanya
jawab. Kegiatan berjalan dengan lancar, tertib, serta sesuai dengan protokol
kesehatan. Partisipan mengikuti acara dari awal sampai akhir dengan antusias.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar partisipan sangat tertarik dengan
pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dan menurut mereka, edukasi tentang
pencegahan dan penanganan cacingan pada anak sangat bermanfaat untuk
masyarakat, orang tua, dan anak-anak.

Kata kunci : PAUD Cahaya Kamila, pencegahan cacingan, penyuluhan

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Kecacingan adalah infeksi cacing usus yang sering disebabkan oleh cacing
gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichuria) dan cacing
tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Lebih 1,5 milyar
manusia di dunia mengalami kecacingan dan banyak ditemukan di kawasan tropis
dan subtropis, dimana kejadian tertinggi di Tiongkok, Amerika Latin, sub-Sahara
Afrika dan Asia Tenggara, salah satunya Indonesia (Rahma dkk., 2020).
Kecacingan pada anak dapat menyebabkan penurunan tingkat fungsi kognitif
karena pengurangan status zat besi, menurunnya status makro-nutrisi, menghambat
pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas dan intelegensi anak. Hal ini terjadi
dikarenakan zat-zat yang diperlukan anak pada masa pertumbuhan akan diserap
oleh cacing. Anak yang sering mengalami kecacingan dalam kurun waktu lama
akan mempengaruhi terjadinya penurunan kualitas sumber daya manusia.
Kecacingan lebih sering terjadi di daerah pedesaan. Tingginya prevalensi ini di
Indonesia karena negara beriklim tropis yang menjadi lingkungan perkembangan
penyakit endemik termasuk kecacingan serta Indonesia memiliki berbagai faktor
resiko terjadinya kecacingan seperti kurangnya perilaku hidup bersih dalam
menjaga lingkungan, pengetahuan yang kurang, dan rendahnya sosial ekonomi dan
tingkat pengetahuan seseorang (Rahma dkk., 2020).
Hasil survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia dari beberapa
provinsi di Indonesia didapatkan persentase kecacingan secara umum sebesar 40-
60%. Sedangkan jumlah kejadian meningkat hingga 30 - 90% jika prevalensi
dihitung pada anak usia sekolah karena lebih sering berinteraksi dengan tanah
(Rahma dkk., 2020). Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015
menunjukan bahwa prevalensi cacingan pada beberapa provinsi di Indonesia untuk
usia 1-12 tahun berada pada tingkat yang tinggi yakni 30%-90% (Yurika dkk.,
2020).

1
Peran orang tua merupakan faktor penting terhadap perilaku kesehatan anak.
Tanpa pengetahuan yang cukup, orang tua tidak dapat menjalankan perannya dalam
menjaga perilaku sehat anak secara optimal. Meningkatnya pengetahuan terkait
penyakit cacingan dapat memperbaiki pola hidup masyarakat, sehingga dapat
menurunkan angka kejadian penyakit cacingan. Penyuluhan tentang cacingan
dapat meningkatkan pengetahuan mengenai cacingan dan pencegahannya untuk
meningkatkan perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat tersebut diantaranya
menggunakan air bersih, kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta
mencuci botol minum setiap hari. Adanya kegiatan penyuluhan cacingan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cacingan, pencegahan, serta
penanganannya untuk menghindari terjadinya keparahan kecacingan melalui
penyuluhan pendidikan kesehatan (Yurika dkk., 2020).

1.2 Permasalahan Mitra


Permasalahan yang ada pada mitra yaitu sebagai berikut:
a. Belum adanya penyuluhan mengenai cacingan.
b. Belum adanya pengetahuan untuk pencegahan cacingan pada anak.
c. Belum adanya pengetahuan cara mengatasi cacingan pada anak.

2
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan murid serta wali murid PAUD Cahaya Kamila Desa
Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang mengenai kejadian
cacingan.
2. Meningkatkan pengetahuan murid serta wali murid PAUD Cahaya Kamila Desa
Plamongansari Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang mengenai pencegahan
cacingan.
3. Meningkatkan pengetahuan murid serta wali murid PAUD Cahaya Kamila Desa
Plamongansari Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang mengenai pengobatan
cacingan.

2.2 Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Memberikan edukasi mengenai Penyuluhan Pencegahan dan Pengobatan
Cacingan pada Anak Paud Cahaya Kamila Desa Plamongansari, diharapkan
masyarakat lebih patuh dan tetap menjaga protokol kesehatan, mengonsumsi
makanan dan minuman yang dipastikan kebersihan dan kematangannya serta
mengonsumsi obat sesuai dengan indikasi penyakit yang dirasakan.
2. Membantu pemerintah dalam kegiatan pencegahan penyebaran kejadian
cacingan yang masih menjadi permasalahan nasional saat ini dan dapat dipantau
dari feedback berupa kuesioner yang telah dibagikan.

3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Cacingan


Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing dalam tubuh
manusia yang ditularkan melalui tanah (Menkes RI, 2017). Cacingan adalah infeksi
cacing parasit usus dari golongan Nematoda usus yang ditularkan melalui tanah,
atau disebut Soil Transmitted Helminths (STH). Kasus infeksi STH terjadi akibat
tertelannya telur cacing dari tanah atau masuknya larva aktif yang ada di tanah
melalui kulit. Infeksi kecacingan adalah masuknya bibit penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme (cacing) dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan penyakit. Infeksi kecacingan dinyatakan positif apabila ditemukan
telur cacing minimal satu jenis cacing dalam spesimen yang diperiksa. Tingginya
tingkat cacingan dapat disebabkan beberapa faktor, seperti kebersihan pribadi yang
kurang, konsumsi makanan yang terdapat telur atau larva cacing, lingkungan yang
kotor, dan tingkat ekonomi yang rendah. Selain itu anak-anak lebih sering
melakukan kontak dengan tanah karena kegiatan bermain (Wulandari dan Purhadi,
2019).

3.2 Pencegahan Cacingan


Upaya yang dilakukan dalam pencegahan kecacingan ada 2 yaitu upaya
primer dan upaya sekunder.
1. Upaya pencegahan primer
Pencegahan cacing STH ini dapat dilakukan dengan memutuskan rantai daur
hidup dengan cara menjaga kebersihan dan cuci tangan secara teratur. Melakukan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik
dan personal higiene serta cara menghindari infeksi cacing seperti tidak membuang
tinja di tanah, tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman, membiasakan
mencuci tangan sebelum makan, membiasakan menggunting kuku secara teratur,
membiasakan diri buang air besar di jamban, membiasakan diri mencuci tangan
dengan sabun sehabis buang air besar, membiasakan diri memakai alas kaki bila

4
keluar rumah, membiasakan diri mencuci semua makanan lalapan mentah dengan
air yang bersih.
2. Upaya pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder cacing STH ini dapat dilakukan dengan memeriksakan
feses secara teratur ke Puskesmas, Rumah Sakit serta menganjurkan makan obat
cacing 6 bulan sekali khususnya masyarakat yang rentan terinfeksi cacing.
Pengendalian penyakit kecacingan merupakan salah satu prioritas nasional yang
dilaksanakan secara terintegrasi baik oleh Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten-
Kota melalui pemberian obat massal pada anak sekolah dan pra sekolah. Bagi
kabupaten/kota yang endemis filariasis, pemberian obat cacing, sudah termasuk
saat POPM filariasis, sebanyak satu kali setahun (Suriani dkk., 2020).

3.3 Pengendalian Faktor Risiko


Upaya pengendalian faktor risiko Cacingan dapat dilakukan melalui upaya
kebersihan perorangan ataupun kebersihan lingkungan. Kegiatan tersebut meliputi:
1. Menjaga kebersihan perorangan
a. Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun pada 5 waktu penting
yaitu sebelum makan, setelah ke jamban, sebelum menyiapkan makanan,
setelah menceboki anak, sebelum memberi makan anak.
b. Menggunakan air bersih untuk keperluan mandi.
c. Mengkonsumsi air yang memenuhi syarat untuk diminum.
d. Mencuci dan memasak bahan pangan sebelum dimakan.
e. Mandi dan membersihkan badan pakai sabun paling sedikit dua kali sehari
f. Memotong dan membersihkan kuku.
g. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, dan memakai sarung tangan bila
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah.
h. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan lalat
mencemari makanan tersebut.

2. Menjaga kebersihan lingkungan


a. Stop buang air besar sembarangan.

5
b. Membuat saluran pembuangan air limbah.
c. Membuang sampah pada tempat sampah.
d. Menjaga kebersihan rumah, sekolah/madrasah dan lingkungannya (Menkes
RI, 2017)

3.4 Penatalaksanaan Cacingan


Penanganan Penderita dilakukan melalui pengobatan Penderita, penanganan
komplikasi Cacingan, dan konseling pada Penderita dan keluarga.
1. Pengobatan penderita
Pengobatan untuk kasus dengan tinja positif usia < 2 tahun dan ibu hamil,
dapat diberikan obat cacing dengan dosis yang disesuaikan. Untuk anak usia Balita
diberikan sediaan berupa sirup.
a. Macam-macam obat cacing
1) Albendazol
Albendazol merupakan obat cacing berspektrum luas. Obat bekerja dengan
menghambat pembentukan energi cacing sehingga mati. Albendazol juga memiliki
efek larvisida terhadap cacing gelang (A. lumbricoides) dan cacing tambang serta
memiliki efek ovisida terhadap cacing gelang (A.lumbricoides), cacing tambang
(A.duodenale) dan cacing cambuk (T.trichiura).
Pada pasien dewasa dan anak usia 2 tahun diberikan dosis tunggal 400 mg per
oral. Untuk askariasis berat dapat diberikan selama 2 – 3 hari. WHO
merekomendasikan dosis 200 mg untuk anak usia antara 12 – 24 bulan. Penggunaan
yang tidak lebih dari 3 hari, hampir bebas dari efek samping. Efek samping biasanya
ringan dan berlangsung sekilas yaitu rasa tidak nyaman di lambung, mual, muntah,
diare, nyeri kepala, pusing, sulit tidur dan lesu.
2) Mebendazol
Mebendazol memiliki mekanisme kerja yang sama dengan albendazol. Dosis
untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun adalah 2 X 100 mg/hari, selama 3
hari berturut-turut untuk askariasis, cacing tambang dan trikuriasis. Sebelum ditelan
sebaiknya tablet dikunyah lebih dulu. Pemberian jangka pendek hampir bebas dari
efek samping yaitu mual, muntah, diare dan nyeri perut yang bersifat ringan.

6
3) Pirantel pamoat
Pirantel pamoat efektif untuk askariasis dan cacing tambang. Obat tersebut
bekerja sebagai neuromuscular blocking agent yang menyebabkan pelepasan
asetilkolin dan penghambatan kokinesterase sehingga menghasilkan paralisis
spastik. Dosis yang dianjurkan 10 mg-11 mg/kg BB per oral, maksimum 1 gram,
tidak dipengaruhi oleh makanan. Efek sampingnya jarang, ringan dan berlangsung
sekilas antara lain mual, muntah, diare, kram perut, pusing, mengantuk, nyeri
kepala, susah tidur, demam, lelah.
b. Sistem rujukan
Walaupun pemberian pengobatan cacing memiliki keamanan yang cukup
namun tetap memerlukan mekanisme rujukan apabila diperlukan. Untuk itu
menggunakan mekanisme rujukan yang telah ada di Puskesmas.
2. Penanganan komplikasi cacingan
Cacingan bisa disertai oleh anemia ataupun gizi buruk.
a. Cacingan dengan anemia
Jika pada Penderita Cacingan ditemui anemia, maka lalukan tata laksana
sesuai dengan penyebabnya.
b. Cacingan dengan gizi buruk
Jika ditemukan anak Cacingan dengan gizi buruk maka tangani sesuai dengan
tatalaksana anak gizi buruk. Jika anak gizi buruk berumur 4 bulan atau lebih dan
belum pernah mendapatkan obat cacing dalam 6 bulan terakhir dengan hasil
pemeriksaan tinjanya positif, beri pirantel pamoat di klinik sebagai dosis tunggal
(diberikan pada fase transisi).
3. Konseling pada penderita dan keluarga
Kepada Penderita dan keluarganya diberikan edukasi tentang upaya-upaya
pencegahan penularan Cacingan seperti cuci tangan pakai sabun,menggunakan air
bersih untuk keperluan rumah tangga, menjaga kebersihan dan keamanan makanan,
menggunakan jamban sehat, dan mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.

7
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Jenis Kegiatan


Jenis kegiatan ini berupa pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan
kepada anak dan ibu peserta didik PAUD Cahaya Kamila Desa Plamongansari
untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan cacingan dan
penanganannya.

4.2 Tema Kegiatan


Tema kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah “Penyuluhan Pencegahan
dan Pengobatan Cacingan pada Anak Paud Cahaya Kamila Desa Plamongansari”

4.3 Sasaran Kegiatan


Sasaran Kegiatan ini adalah murid dan wali murid di PAUD Cahaya Kamila
Desa Plamongansari Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.

4.4 Waktu dan Tempat Kegiatan


Tempat : PAUD Cahaya Kamila
Hari/Tanggal : Jum’at/ 17 Maret 2023
Jam : 16.00 WIB – Selesai

4.5 Organisasi
Dosen Pembimbing : apt. Dewi Fitriani Puspitasari, M.Pharm.Sci.
Ketua : Dinar Melliani, S. Farm.
Sekretaris : Nafa’atur Rohmah, S. Farm.
Bendahara : Elga Oblivia Janimo, S. Farm.
Humas : Erlina Dwi, S. Farm.
Sie. Acara : Elga Oblivia Janimo, S. Farm.dan Dinar Melliani, S. Farm.
Sie. Perlengkapan : Nafa’atur Rohmah, S. Farm.
Sie. Dokumentasi : Rini Anisyah, S. Farm.
Sie. Konsumsi : Erlina Dwi, S. Farm.

8
4.6 Susunan Acara
Waktu Kegiatan Pelaksana
16.00 - 16.05 Registrasi, pembagian leaflet, lembar Seluruh Panitia
kuesioner dan snack.
16.05-16.10 Pembukaan acara pengabdian Elga Oblivia Janimo, S.
masyarakat oleh pembawa acara. Farm.
16.10-16.15 Sambutan dari ibu pengelola pos Ibu Hj. Tukini Nauraini
PAUD Cahaya Kamila. Jamil
16.15-16-25 Sambutan dari ibu dosen pembimbing. apt. Dewi Fitriani
Puspitasari,
M.Pharm.Sci.
16.25-16.30 Sambutan dari ketua panitia Dinar Melliani, S.
pengabdian masyarakat. Farm.
16.30-16.45 Penyampaian materi mengenai Erlina Dwi, S. Farm.
“Penyuluhan Pencegahan Cacingan
pada Anak di Paud Cahaya Kamila
Desa Plamongansari Pedurungan” oleh
mahasiswa PPPA STIFAR serta
Penayangan video tentang cuci tangan.
16.45-16.55 Sesi tanya jawab. Seluruh Panitia
16.55-17.05 games untuk murid pos PAUD Cahaya Seluruh Panitia
Kamila dan pemberian dorprize.
17.05-17.15 Penyerahan sertifikat dan foto bersama. apt. Dewi Fitriani
Puspitasari,
M.Pharm.Sci.
17.15-17.20 Penutupan acara. Elga Oblivia Janimo, S.
Farm.

9
BAB V
HASIL KEGIATAN

Kegiatan pengabdian masyarakat Program Pendidikan Profesi Apoteker


(PPPA) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang dengan tema
“Penyuluhan Pencegahan dan Pengobatan Cacingan pada Anak Paud Cahaya
Kamila Desa Plamongansari” diselenggarakan pada hari Jum’at, tanggal 17
Maret 2023 di Plamongansari. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini
yaitu semua murid dan wali murid pos PAUD Cahaya Kamila Plamongansari RT
02/RW 02, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Melalui kegiatan pengabdian
masyarakat ini, diharapkan wali murid dan murid di PAUD Cahaya Kamila dapat
lebih waspada dengan penyakit cacingan, mengenali bahaya dan gejala cacingan,
serta termotivasi dalam mengatur pola hidup sehat.
Kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung di pos PAUD Cahaya Kamila
RT 02/RW 02 Desa Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang
dilaksanakan pukul 16.00-17.30 dengan dihadiri oleh peserta yaitu 6 guru, 13 wali
murid, serta 13 murid pos PAUD Cahaya Kamila. Acara diisi dengan pemaparan
materi mengenai definisi dan bahaya cacingan, penyebab, tanda dan gejala cacingan
pada anak serta cara penanganan jika sudah terkena cacingan melalui terapi
farmakologi dan non farmakologi. Penyuluhan dilakukan dengan media leaflet
yang dibagikan dan pemaparan presentasi materi tentang cacingan. Kegiatan
dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab dan penayangan video cuci tangan untuk
dilihat dan dipraktikkan murid pos PAUD Cahaya Kamila. Kegiatan berjalan
dengan lancar, tertib, serta sesuai dengan protokol kesehatan. Partisipan mengikuti
acara dari awal sampai akhir dengan antusias. Berdasarkan hasil kuesioner,
sebagian besar partisipan sangat setuju dan tertarik dengan pelaksanaan pengabdian
masyarakat ini dan menurut mereka, edukasi tentang pencegahan dan penanganan
cacingan pada anak sangat bermanfaat untuk masyarakat, orang tua, maupun anak-
anak.

10
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pengabdian masyarakat mengenai penyuluhan pencegahan cacingan pada
anak yang di laksanakan di pos PAUD Cahaya Kamila RT 02/RW 02 Desa
Plamongansari Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yang dihadiri oleh peserta
yaitu 6 guru, 13 wali murid, serta 13 murid telah terlaksana dan mendapatkan
respon baik dari peserta yang dapat dilihat dari hasil kuesioner pada lampiran ke 9.
Berdasarkan hasil feedback yang dapat dilihat pada kuesioner bahwa, wali murid
dapat memahami informasi yang disampaikan yaitu tentang bahaya cacingan,
penyebab, tanda dan gejala cacingan pada anak serta cara penanganan, sehingga
wali murid dapat mengambil manfaat dan pengetahuan yang benar dari kegiatan
pengabdian masyarakat ini.

6.2 Saran
Kegiatan penyuluhan seperti ini dapat dilaksanakan di wilayah dan sasaran
warga lain agar informasi tentang waspada penyakit cacingan cepat menyebar dan
tersampaikan dengan baik serta termotivasi dalam mengatur pola hidup sehat.

11
BAB VII
EVALUASI / UMPAN BALIK

Survey pada pengabdian masyarakat ini yang digunakan adalah berupa


kuesioner yang diisi oleh peserta. Hasil yang didapat melalui survey tersebut
dikategorikan ke dalam 2 jawaban, yaitu : (1) Ya dan (2) Tidak. Sedangkan
pertanyaan yang ditanyakan ada 5 pertanyaan dengan jawaban Ya atau Tidak
beserta 1 pertanyaan uraian yaitu saran dan masukan.
Tabel 1. Tingkat Kepuasan Mitra Dalam Program Pengabdian Masyarakat
Penilaian
Pernyataan
Ya Tidak
Apakah kegiatan pengabdian masyarakat bermanfaat? 100% 0%
Apakah materi yang disampaikan sesuai dengan tema? 100% 0%
Apakah informasi yang disampaikan bisa dipahami? 100% 0%
Apakah tema yang disampaikan menarik? 94% 6%
Apakah anda puas dengan kegiatan pengabdian 100% 0%
masyarakat yang telah dilakukan?

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui tingkat kepuasan peserta penyuluhan


menurut 5 pertanyaan yang telah ditetapkan. Total peserta yang mengisi kuesioner
sebanyak 17 peserta yang kemudian dipersentasikan sesuai dengan jawabannya
yaitu antara Ya dan Tidak. Pertanyaan pertama adalah “apakah kegiatan pengabdian
masyarakat bermanfaat” mendapatkan skor sebanyak 100%. Pertanyaan kedua
mengenai “apakah materi yang disampaikan sesuai dengan tema” mendapatkan
persentase 100%. Pertanyaan ketiga yaitu “apakah informasi yang disampaikan bisa
dipahami” memperoleh skor 100%. Pertanyaan keempat yaitu “apakah tema yang
disampaikan menarik” mendapatkan skor sebanyak 94% pada jawaban (Ya) dan
6% yang memilih (Tidak). Pertanyaan kelima “apakah anda puas dengan kegiatan
pengabdian masyarakat yang telah dilakukan” memperoleh persentase sebanyak
100%.

12
DAFTAR PUSTAKA

Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Rahma, N.A., Zanaria, T.M., Nurjannah, N., Husna, F., dan Putra, T.R.I. 2020.
Faktor Risiko Terjadinya Kecacingan pada Anak Usia Sekolah Dasar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15: 29–33.

Suriani, E., Irawati, N., dan Lestari, Y. 2020. Analisis Faktor Penyebab Kejadian
Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Padang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 8: 81–88.

Wulandari, E. dan Purhadi. 2019. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Infeksi Cacing


pada Balita dan Anak Umur 6-12 Tahun di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara
Timur dengan Metode Regresi Logistik Biner 8: 185–192.

Yurika, E., A. S., A.P., Fauziah, N., Z.C, A., Farhan N, N., Natasia L, I., dkk. 2020.
Profil Pengetahuan Orang Tua Terkait Penyakit Cacingan dan Program
Deworming serta Perilaku Berisiko Terkena Cacingan pada Anak. Jurnal
Farmasi Komunitas, 6: 52–59.

13
14
Lampiran 2. Sertifikat dan Surat Tugas Dosen

15
16
Lampiran 3. Sertifikat Mahasiswa

17
18
19
Lampiran 4. Sertifikat Peserta

20
21
22
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

23
24
25
26
Lampiran 6. Leaflet

27
Lampiran 7. Power Point Materi

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56

Anda mungkin juga menyukai