Anda di halaman 1dari 37

0

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PEMELIHARAAN PERALATAN DAN


PENGAWASAN PENGOLAHAN AIR MINUM ISI ULANG
TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS ESCHERIA COLI
DI KECAMATAN BILAH BARAT
KABUPATEN LABUHANBATU
TAHUN 2022

OLEH:
AIDA FATMA HASIBUAN
NIM : 2104008

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
1

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan Judul :

ANALISIS PEMELIHARAAN PERALATAN DAN


PENGAWASAN PENGOLAHAN AIR MINUM ISI ULANG
TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS ESCHERIA COLI
DI KECAMATAN BILAH BARAT
KABUPATEN LABUHANBATU
TAHUN 2022

Yang Dipersiapkan Oleh

AIDA FATMA HASIBUAN


NIM:KK2104008

Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan


dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

Oleh :

Dosen Pembimbing

David Siagian ,SKM,MkES


NIDN :0031088002
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan kasih karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan

Pengolahan Air Minum Isi Ulang Terhadap Kualitas Bakteriologis Escheria

Coli di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2022 “.

Proposal Penelitian merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Kesehatan Masyarakat pada Program Studi S-1 Kesehatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Sumatera Utara INKES SUMUT. Selama penulisan proposal

penelitian ini penulis mengalami berbagai hambatan, namun berkat bimbingan,

bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak baik secara moril maupun materi

akhirnya proposal penelitian ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terimakasih kepada :

1. Ketua Yayasan Dr Ferrial Paesha Sirait,M.Sc dan Pengurus Yayasan STIKES


SU Drs Asman R Karo-Karo dan Prof.Dr.H.Paul Sirait,SKM,MM,Mkes yang
sudah menyediakan fasilitas sarana dan prasarana selama menempuh
pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat INKES SUMUT.
2. David Siagian,SKM,M.Kes, selaku Rektor Institut Kesehatan Masyarakat
Sumatera Utara (INKES SUMUT)
3. Bapak/Ibu (Orang tua/Mertua) tercinta yang Sudah meninggal,semoga
mereka bangga atas perjuangan anaknya, semoga mereka ditempatkan di
JANNAH NYA ALLAH SWT
4. Terkhusus dan teristimewa untuk Suami tercinta dan anak-anaku tersayang
yang selalu setia dan menyayangiku serta berdo’a demi keberhasilanku
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
3

5. Kepada Seluruh rekan-rekan mahasiswi, teman sejawat, adik-adik serta


sahabat-sahabat terbaik khususnya seluruh teman-teman dari Program Studi
S-1 Kesehatan Program ILmu Kesehatan Masyarakat yang selalu
memotivasi, dan tetap memberi semangat untuk terus maju, dan pantang
menyerah.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini. Saya sadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari sempurna,
namun saya berharap kiranya proposal penelitian ini bermanfaat bagi
pembacanya.

Medan, 2022

Penulis

Aida Fatma Hasibuan


4

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ............................................................................ i


PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................ vi
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sanitasi ......................................................................... 8
2.1.1 Pengertian .................................................................. 8
2.2 Jamban ......................................................................... 9
2.2.1 Pengertian ............................................................... 9
2.2.2 Pemanfaatan Jamban ............................................. 10
2.2.3 Jenis Jamban ........................................................... 10
2.2.4 Syarat Jamban Sehat .............................................. 12
2.2.5 Pemelihaan Jamban ................................................ 15
2.3 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sanitasi Jamban 16
2.4 Kerangka Konsep ......................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian............................................................. 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 23
3.3 Populasi dan Sampel...................................................... 24
3.4 Defenisi Operasional .................................................... 25
3.5 Aspek Pengukuran ....................................................... 26
3.6 Metode Pengumpulan Data ......................................... 27
3.7 Teknik Analisa Data .................................................... 28

Daftar Pustaka
Lampiran
5

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ....................................................... 25

xiv
6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Penularan Penyakit Oleh Tinja ........................... 9


Gambar 2.2 Landasan Jamban ......................................................... 12
Gambar 2.3 Kerangka Konsep ....................................................... 22

xv
7

DAFTAR SINGKATAN

DAMIU : Depot Air Minum Isi Ulang


WHO : World Health Organization
AMDK : Air Minum dalam Kemasan
BTKLPP : Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
MPN : Most Probabel Number
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
RO : Reserve Osmosis
SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum
UV : Ultraviolet

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manusia setelah

udara. Kebutuhan terhadap air adalah mutlak karena 70% zat pembentuk tubuh

manusia terdiri dari air. Berkurangnya air bersih disebabkan oleh sanitasi yang

buruk dan pengelolaan sumber daya air serta lingkungan yang kurang memadai.

Berat tubuh manusia terdiri dari 75% air sehingga setiap manusia diwajibkan

untuk mengkonsumsi air minimal 8 gelas per hari untuk menjaga kesehatan tubuh.

(1) Kebutuhan air di suatu daerah akan selalu mengalami kecenderungan

meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan taraf hidup

penduduknya. Banyak negara saat ini menghadapi masalah kesehatan masyarakat

yang terkait dengan degradasi kualitas air (Ester, 2022)

Air minum merupakan air dengan kualitas yang sudah memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum yang aman bagi kesehatan

harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu persyaratan secara fisika,

mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif. Salah satu media transmisi penularan

penyakit adalah air karena air menjadi media yang sangat baik bagi transmisi

berbagai mikroorganisme. Kandungan total bakteri Escherichia coli merupakan

parameter wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi.(Ester,2022)

Seiring dengan peningkatan aktivitas manusia maka kebutuhan terhadap air

minum juga semakin meningkat. Karena itu, jumlah berbagai sarana penyediaan

air minum juga meningkat sangat pesat, baik Air Minum Dalam Kemasan
2

(AMDK) maupun Air Minum Isi Ulang (AMIU). Hal ini karena dari segi

kepraktisan kedua jenis sarana air minum ini memang begitu menjanjikan. Jumlah

Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) akan terus meningkat sejalan dengan

dinamika kebutuhan masyarakat terhadap air minum siap saji yang bermutu serta

aman untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua produk DAMIU

terjamin, terutama dari aspek sanitasinya. Salah satu standar kebersihan dan

kesehatan air diukur dengan ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli sebagai

mikroorganisme indikator.

Keberadaan Escherichia coli pada air minum isi ulang juga disebabkan oleh

pemeliharaan sarana produksi peralatan yang kurang baik dan kurangnya

kesadaran pemilik usaha DAMIU terhadap tindakan sanitasi dan hygiene secara

berkala. Pada prinsipnya jadwal pembersihan tabung filter media dan filter

cartridge biasanya dilakukan 2 minggu sekali. Isi tabung filter media umumnya

dilakukan penggantian sekali dalam 1 tahun. Adapun yang harus diperhatikan

dalam pemeriksaan fisik fasilitas pada depot air minum isi ulang di antaranya

adalah sumber air, pengawasan proses pengolahan, tabung filter, mikrofilter,

peralatan pompa dan pipa penyalur air, peralatan sterilisasi/disinfeksi,

pengawasan terhadap serangga, lantai, dinding dan langit-langit, pencahayaan

serta kegiatan lainnya. Bakteri Escherichia coli yang terdapat pada air minum isi

ulang disebabkan karena sebagian besar usaha depot air tidak memenuhi

persyaratan depot air minum isi ulang, baik dari segi pemeriksaan bakteriologis

maupun sumber daya manusianya.


3

Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan air juga

semakin meningkat. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 33 kabupaten/kota dan

440 kecamatan. Labuhanbatu merupakan salah satu kabupaten yang ada di

Sumatera Utara (SUMUT) dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebesar

707.820 jiwa, yang menempati jumlah penduduk terbesar ke-6 setelah Kabupaten

Serdang Bedagai.

Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Bilah Barat dari tahun 2016 ke tahun

2021 mengalami peningkatan, yaitu dari 57.402 jiwa menjadi 69.256 jiwa.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk ini, maka jumlah kebutuhan

konsumsi air minum juga meningkat. Perubahan perilaku masyarakat yang

biasanya mengkonsumsi air yang telah dimasak berubah menjadi mengkonsumsi

Air Minum Isi Ulang.

Survei awal penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada

6 orang pemilik DAMIU yang ada di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten

Labuhanbatu. Dari 6 pemilik DAMIU yang diwawancarai diperoleh data bahwa

semua DAMIU yang di Kecamatan Bilah Barat menggunakan sumur bor sebagai

sumber air baku. Berdasarkan informasi para pemilik 6 DAMIU, ternyata tidak

semua DAMIU memiliki surat izin dari Dinas Kesehatan. Hanya ada 2 DAMIU

yang memenuhi syarat, sedangkan 4 DAMIU lainnya tidak memenuhi syarat. Dari

4 DAMIU yang tidak memenuhi syarat terdapat 1 DAMIU yang sudah berdiri

selama 10 tahun dan tidak memiliki surat uji laboratorium. Pemilik DAMIU

tersebut beralasan bahwa surat uji laboratoriumnya ditahan oleh pihak Dinas

Kesehatan. Selain itu, pemeliharaan peralatan dilakukan setiap 1 bulan sekali


4

untuk pembersihan tabung filter dan untuk penggantian bulu sikat pada alat

pencucian tidak diganti setiap 3 bulan sekali. Berdasarkan tindakan pengawasan

depot, pemilik tidak memeriksakan kualitas DAMIU setiap 6 bulan sekali ke

Dinas Kesehatan. Satu DAMIU lainnya sudah berdiri selama 3 tahun tetapi hanya

melakukan pemeriksaan di awal berdirinya usaha DAMIU dan 3 DAMIU lainnya

juga tidak memenuhi syarat pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan.

Pemilik DAMIU juga tidak dapat menunjukkan surat uji laboratorium yang sesuai

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014

Berdasarkan informasi dari Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2020,

diperoleh data kasus diare di Kabupaten Labuhanbatu pada semua kelompok umur

sebesar 58,24%, sedangkan proporsi diare pada kelompok balita sebesar 12,82%.

Berdasarkan data tersebut di Kecamatan Bilah Barat ada sekitar 526 orang yang

menderita penyakit diare.

Hasil penelitian yang dilakukan Putri (2015) di kecamatan Sebrang Ulu I kota

Palembang menyatakan 76,7% DAMIU tidak memenuhi syarat dan ditemukan

bakteri coliform.(Meldawati, 2017) selain itu hasil penelitian yang dilakukan

M.iqbal prarama, DKK (2016) di Desa Ilie kecamatan Ulee Kareng kota Banda

Aceh menyatakan 5 DAMIU tidak terkontaminasi bakteri coliform.(M.iqbal,

2016) dan juga Penelitian oleh Pakpahan (2015) menunjukkan air minum telah

tercemar mikroba sebanyak 51%, tercemar E. coli 33,33%, dan tercemar total

coliform 51%. Selain itu hasil penelitian oleh Telan (2015) menunjukan bahwa

pada kualitas bakteriologis tidak memenuhi syarat oleh karena masih terdapat

20% DAMIU airnya mengandung bakteri e.coli. Penelitian oleh Walingatan


5

(2016) menunjukkan bahwa tiga dari delapan sampel mengandung bakteri

Coliform dan menunjukkan adanya kandungan bakteri Escherichia coli yaitu

dengan jumlah 240 MPN/100 ml.

Meskipun dinyatakan bahwa air isi ulang sudah melewati proses sterilisasi

namun menurut pengamatan penulis bahwa pengawasan dinas kesehatan terhadap

depot air minum isi ulang sangatlah terbatas. Terdapat enam DAMIU yang

tersebar di Kecamatan Bilah Barat dimana masyarakat di Kecamatan Bilah Barat

saat ini sebagian besar menggunakan air produksi depot air minum isi ulang untuk

dikonsumsi karena tidak perlu dimasak, harganya murah dan terdapat layanan

antar sehingga tidak perlu membeli langsung ke depot, meskipun higiene akan

tetapi sanitasi depot air minum isi ulang tersebut masih diragukan. Karena depot-

depot yang ada jumlahnya cukup banyak dan sangat rawan kecelakaan karena

faktor lokasi, penyajian, dan pewadahan (pengemasan) yang dilakukan secara

terbuka dengan menggunakan wadah botol galon plastik air minum kemasan isi

ulang, serta kurangnya pengetahuan pengelola tentang higiene sanitasi depot.

Bahkan rata-rata beberapa lokasi depot air minum isi ulang letaknya dengan jalan

raya, lingkungan sekitaran depot banyak bertebaran debu, dan karyawan

pengelolaan tidak menggunakan pakaian kerja dan tidak memiliki tutup kepala.

Sehingga dengan ini diperlukan upaya pembinaan dan pengawasan higiene

sanitasi yang memadai agar tidak berdampak buruk terhdap kesehatan konsumen

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas, pemeliharaan peralatan dan

pengawasan pengolahan DAMIU yang tidak memenuhi syarat diduga merupakan

salah satu faktor penyebab kontaminasi bakteri. Oleh karena itu, peneliti tertarik
6

untuk mengetahui Analisis pemeliharaan peralatan dan pengawasan

pengolahan depot air minum isi ulang dengan kualitas bakteriologis

(Escherichia coli) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun

2022

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Analisis

pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan depot air minum isi ulang

dengan kualitas bakteriologis (Escherichia coli) di Kecamatan Bilah Barat

Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2022?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui analisis pemeliharaan peralatan dan pengawasan

pengolahan depot air minum isi ulang dengan kualitas bakteriologis

(Escherichia coli) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu

Tahun 2022?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat

Pendidikan, Lama Usaha

2. Untuk mengetahui Kualitas Bakteriologis Escheria Coli Pada air minum

isi ulang di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2022

3. Untuk mengetahui analisa Pemeliharaan Peralatan Air Minum Isi Ulang

dengan Kualitas Bakteriologis Escheria Coli di Kecamatan Bilah Barat

Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2022


7

4. Untuk mengetahui analisa Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang

dengan Kualitas Bakteriologis Escheria Coli di Kecamatan Bilah Barat

Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2022

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah peneliti melakukan penelitian nanti, diharapkan hasil dari

penelitian tersebut dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman dan menjadi

referensi mengenai Analisis pemeliharaan peralatan dan pengawasan

pengolahan depot air minum isi ulang dengan kualitas bakteriologis

(Escherichia coli).

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dipakai sebagai bahan bacaan atau referensi guna menambah

wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa kesehatan masyarakat

mengenai Analisis pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan

depot air minum isi ulang dengan kualitas bakteriologis (Escherichia

coli) .

b. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman secara langsung sekaligus sebagai

pegangan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini, serta

sebagai sumber data penelitian mengenai Analisis pemeliharaan


8

peralatan dan pengawasan pengolahan depot air minum isi ulang

dengan kualitas bakteriologis (Escherichia coli)

c. Bagi Tempat Penelitian

Dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan lingkungan khususnya Air Minum

Isi Ulang
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Depot Air Minum Isi Ulang

2.1.1 Pengertian

Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah usaha yang melakukan proses

pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual

langsung kepada konsumen (Permenkes RI, 2014).

Proses pengolahan air pada prinsipnya harus mampu menghilangkan

semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi. Depot air minum isi

ulang harus menjamin standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum

sesuai ketentuan peraturan perundangundangan serta memenuhi persyaratan

higiene sanitasi dalam pengelolaan air minum (Permenkes RI, 2014).

2.1.2 Peralatan Depot Air Minum Isi Ulang

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa pengisian

air baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikro filter,

wadah/galon air baku atau air minum, kran pengisian air minum, kran

pencucian/pembilasan wadah/galon, kran penghubung, dan peralatan

desinfeksi harus terbuat dari bahan tara pangan atau tidak menimbulkan racun

yang dapat merubah kualitas air minum isi ulang.

Peralatan depot air minum isi ulang harus di sterilisasi terlebih dahulu

dulu dengan menggunakan ultraviolet untuk mematikan bakteri yang

menempel pada peralatan yang digunakan di depot air minum isi ulang.

Ultraviolet yang tidak sesuai antara kapasitas dan kecepatan air yang
10

melewati penyinaran ultraviolet, sehingga air terlalu cepat, maka bakterinya

tidak mati. Idealnya untuk air minum kapasitas ultraviolet minimal adalah tipe

8 GPM 9 galon permenit) berarti kran pengisian depot digunakan untuk

mengisi maksimal 1,5 botol per menit.

Keberadaan izin atau rekomendasi filter dan mikrofilter termasuk

didalamnya pencantuman masa kerja filter dan mikrofilter turut berpengaruh bagi

cemaran mikroba pada air minum isi ulang. Masa pakai dari mikro filter sudah di

tentukan oleh produsen (pabrik yang membuat) mikro filter. Semakin lengkap

ukuran filter yang digunakan (10-0,1 mikron) maka filter tersebut dapat

menyaring bakteri ataupun partikel-partikel halus lain yang ada di dalam air. Jika

tidak berfungsi pada filtrasi ini maka bakteri tidak mati pada saat pengolahan air

baku menjadi air minum

Dikutip dari Hanifah 2018 Alat yang digunakan untuk mengolah air baku

menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :

1) Storage Tank Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang

dapat menampung air sebanyak 3000 liter.

2) Stainless Water Pump Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa

air baku dari tempat storage tank kedalam tabung filter.

3) Tabung Filter

Tabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :

a) Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk

menyaring partikel – partikel yang kasar dengan bahan dari pasir

atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.


11

b) Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk

menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan efisien.

c) Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter

merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu,

rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.

4) Mikro Filter Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari

polyprophylene yang berfungsi untuk menyaring partikel air dengan

diameter 10 mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud

untuk memenuhi persyaratan air minum.

5) Flow Meter Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir

kedalam galon isi ulang.

6) Lampu ultraviolet dan ozon Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai

desinfeksi pada air yang telah diolah. 7) Galon Isi Ulang Galon isi ulang

berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung atau menyimpan

air minum didalamnya. Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan

alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang higienis

(Hanifah, 2018)

2.1.3 Proses Produksi Depot Air Minum Isi Ulang

Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/l0/2004

tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, urutan proses

produksi air minum di depot air minum isi ulang adalah sebagai berikut :

1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung Air baku yang diambil
12

dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya

ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung

harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-

bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai

persyaratan yang terdiri atas :

a) Khusus digunakan untuk air minum

b) Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman

c) Harus mempunyai manhole

d) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran

e) Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus

diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi

dari kemungkinan kontaminasi.

Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara

pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari

air.Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali. Air baku harus

diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa

terhadap standart mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

2. Penyaringan bertahap terdiri dari :

a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan

fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring

partikelpartikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-butir

silica (SiO2) minimal 80%.


13

b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa

berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan

organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal 75%.

c. Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.

2.1.4 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen. Proses

desinfeksi dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat

pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu

ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 –0,1 ppm. Tindakan desinfeksi

disini selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran

Ultraviolet (UV). Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah Wadah yang digunakan

adalah wadah yang terbuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bersih.

Depot Air Minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan

menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai

wadah air minum. Pencucian dilakukan dengan menggunakan berbagai

jenis deterjen tara pangan dan air bersih, kemudian dibilas dengan

menggunakan air minum/ air produk secukupnya untuk menghilangkan

sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

2. Pengisian Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan

mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis.

3. Penutupan Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa


14

konsumen atau yang disediakan oleh Depot Air Minum.

2.1.5 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum Isi Ulang

Proses pengolahan air minum di depot-depot air minum isi ulang yang saat

ini beredar di masyarakat terdiri dari proses ozonisasi, proses ultraviolet (UV),

dan proses reversed osmosis (RO).

a) Ozonisasi

Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri pathogen,

termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan

kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih

terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan, ozon merupakan bahan

sanitasi air yang efektif disamping sangat aman (Hanafiah, 2018)

Proses Ozonasi adalah kandungan oksigen di udara, diambil dan

dilewatkan melalui loncatan arus listrik sehingga secara alami akan

berubah menjadi zat bernama ozon. Ozon ini kemudian disemprotkan ke

dalam air. Segala macam makhluk hidup mikro yang terkandung dalam air

ini tiba-tiba akan berada dalam lingkungan air yang penuh dengan ozon,

sehingga sel-sel mereka menjadi rusak dan mati. Daya rusak ozon terhadap

kandungan makluk hidup mikro dalam air ini tentunya tergantung dari

daya kelarutan ozon dalam air tersebut, yang tentunya tergantung dari

kandungan oksigen dalam air tersebut karena pada dasarnya ozon hanya,

“menempati‟ tempat-tempat kosong yang seharusnya diisi oksigen karena

ozon sendiri cukup berbahaya bagi tubuh manusia bila masuk ke dalam

tubuh, maka setelah membunuh makluk hidup mikro, dilakukan proses


15

pemberian sinar ultraviolet kedalam air yang mengalir untuk merusak

ozon dan mengurainya menjadi oksigen kembali yang terlarut dalam air

(Hanafiah, 2018).

b) Ultraviolet (UV) Salah satu metode pengolahan air adalah dengan

penyinaran sina ultraviolet dengan panjang gelombang pendek yang

memiliki daya inti mikroba yang kuat. Cara kerjanya adalah dengan

absorbs oleh asam nukleat tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada

permukaan sel. Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet

berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet, harus diperhatikan bahwa intensitas lampu ltraviolet yang

dipakai harus cukup, untuk sanitasi air yang efektif diperlukan intensitas

sebesar 30.000 MW sec/cm2 (Mikcro Watt per sentimeter persegi).

Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktunya cukup, tidak ada residu atau hasil samping dari

proses penyinaran dengan ultraviolet, namun agar efektif, lampu UV harus

dibersihkansecara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun. Air

yang akan disinari dengan UV harus tetap melalui filter halus dan karbon

aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, Fe atau Mn

jika konsentrasinya cukup tinggi (Elisyah,2019).

c) Reversed Osmosis (RO) Menurut Syafran (dalam Hanafiah,2018)

Reversed Osmosis (RO) adalah suatu proses pemurnian air melalui

membran semipermeabel dengan tekanan tinggi (50-60 psi). Membran

semipermeabel merupakan selaput penyaring skala molekul yang dapat


16

ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit

dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air. Membran RO

menghasilkan air murni 99,99%. Diameternya lebih kecil dari 0,0001

mikron (500.000 kali lebih kecil dari sehelai rambut). Fungsinya adalah

untuk menyaring mikroorganisme seperti bakteri maupun virus. Secara

singkat, analogi proses R.O adalah sebagai berikut : air yang akan disaring

ditekan dengan tekanan tinggi melewati membran semipermeable sehingga

yang menembus hanya air murni sedang kandungan cemaran yang

semakin tinggi kemudian dialirkan keluar atau dibuang. Inilah

istimewanya apa yang disebut sebagai membran semipermeable, yang

secara alami memiliki sifat seolah-olah menyeragamkan konsentrasi

larutan air yang berbeda-beda. Sitem pengolahan air sangat tergantung

pada kualitas air baku yang akan diolah. Air baku yang buruk, seperti

kandungan khlorida dan TDS yang tinggi, membutuhkan pengolahan

dengan sistem RO sehingga TDS yang tinggi dapat diturunkan atau

dihilangkan (Hanafiah,2018).

2.1.6 Persyaratan Pembuatan Depot Air Minum Isi Ulang

Regulasi perdagangan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan RI No. 651 Tahun 2004 tentang persyaratan Teknis Depot Air

Minum Isi Ulang dan Perdagangannya, mengatur persyaratan usaha yang meliputi

1. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Tanda Daftar Industri (TDI) dan

Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)

2. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Surat Jaminan Pasokan Air
17

Baku dari PDAM atau perusahaan yang memiliki izin Pengambilan Air

dari Instansi yan berwenang.

3. Depot air minum isi ulang wajib memiliki laporan hasil uji air minum

yang dihasilkan dari laboratorium pemeriksaan kualitas air yang ditunjuk

Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Escheria Coli pada Air

Minum Isi Ulang

Kualitas Bakteriologis Escheria coli pada depot air minum adalah upaya

untuk mengendalikan faktor resiko terjadinya kontaminasi yang berasal dari

tempat, peralatan dan penjamah terhadap air minum agar aman dikonsumsi. Hal-

hal yang perlu diperhatikan dalam Depot Air Minum Isi Ulang, adalah

1. Tempat Pada Depot Air Minum Isi Ulang

Bangunan/ gedung depot harus kuat/kokoh, agar tidak memungkinkannya

sebagai tempat berkembangbiaknya vector dan binatang pengganggu,

konstuksi lantai bersih dan tidak licin, bagian yang selalu kontak dengan

air dibuat miring ke arah saluran pembungan air agar tidak membentuk

genangan air, dinding bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air

harus kedap air agar tidak menjadi lembab, dinding berwarna terang agar

vector dan binatang pengganggu tidak bersarang karena vector dan

binatang pengganggu lebih suka di tempat yang gelap dan lembab, pintu

dapat dibuka dan ditutup dengan baik serta dapat mencegah masuknya
18

binatang pengganggu,ventilasi dibuat dengan baik agar ada pertukaran

udara yang baik dan tidak lembab.

2. Penjamah Depot Air Minum

Penjamah harus dengan keadaan sehat untuk menghindari kontak dengan

sumber penyakit dan dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air

minum. Penjamah harus berperilaku higienis dan saniter setiap melayani

konsumen yaitu seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang

mengalir setiap melayani konsumen karena meskipun tampaknya ringan

dan sering disepelekan namun terbukti cukup efektif dalam upaya

mencegah kontaminasi pada makanan dan minuman, pencucian tangan

dengan sabun dan diikuti dengan pembilasan akan menghilangan banyak

mikroba yang terdapat pada tangan, menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan tidak merokok pada saat melayani konsumen karena dapat

menyebabkan pencemaran terhadap air minum. Penjamah harus

melakukan pelatihan agar memahami hal-hal yang jika terjadi kontaminasi

dapat memindahkan bakteri dan virus pathogen dari tubuh, atau sumber

lain ke makanan/minuman.

3. Pemeliharaan Peralatan Depot Air Minum

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa pengisian air

baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikro filter,

wadah/galon air baku atau air minum, kran pengisian air minum, kran

pencucian/pembilasan wadah/galon, kran penghubung, dan peralatan

desinfeksi harus terbuat dari bahan tara pangan atau tidak menimbulkan
19

racun yang dapat merubah kualitas air minum isi ulang. Peralatan depot air

minum isi ulang harus di sterilisasi terlebih dahulu dulu dengan

menggunakan ultraviolet untuk mematikan bakteri yang menempel pada

peralatan yang digunakan di depot air minum isi ulang. Ultraviolet yang

tidak sesuai antara kapasitas dan kecepatan air yang melewati penyinaran

ultraviolet, sehingga air terlalu cepat, maka bakterinya tidak mati. Idealnya

untuk air minum kapasitas ultraviolet minimal adalah tipe 8 GPM 9galon

permenit) berarti kran pengisian depot digunakan untuk mengisi maksimal

1,5 botol per menit

4. Pengawasan Pengolahan Depot Air Minum Isi Ulang

Keberadaan izin atau rekomendasi filter dan mikrofilter termasuk

didalamnya pencantuman masa kerja filter dan mikrofilter turut

berpengaruh bagi cemaran mikroba pada air minum isi ulang. Masa pakai

dari mikro filter sudah di tentukan oleh produsen (pabrik yang membuat)

mikro filter. Semakin lengkap ukuran filter yang digunakan (10-0,1

mikron) maka filter tersebut dapat menyaring bakteri ataupun partikel-

partikel halus lain yang ada di dalam air. Jika tidak berfungsi pada filtrasi

ini maka bakteri tidak mati pada saat pengolahan air baku menjadi air

minum.
20

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen (X) Variabel Dependent (Y)

- Pemeliharaan Peralatan
Depot Air Minum Isi Ulang
- Pengawasan Pengolahan
- Kualitas Bakteriologis Escheria
Coli
Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Pengaruh
21

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif yaitu bersifat

observasional dengan rancangan penelitian cross sectional study. Pada penelitian

ini peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran Jumlah Bakteri Escheria Coli,

Tingkat Pendidikan, Lama Usaha, Pemelihaan Peralatan, Pengawasan Pengolahan

Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan Kecam atan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu

. Penelitian dilakukan karena peneliti bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Janji

dan merupakan area pantauan peneliti dalam kegiatan dan tugas pokok peneliti .

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian direncanakan dilaksanakan mulai dari Bulan November 2022
sampai dengan April 2023 dengan rangkaian kegiatan meliputi Perumusan
Masalah, Penyusunan Proposal, Seminar Proposal, Perbaikan Proposal,
pelaksanaan penelitian dan pengolahan data dan seminar hasil
3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek/objek penelitian dengan karakteristik

tertentu misalnya orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian

(Arikunto,2016).
22

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemiliki DAMIU yang

bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat

sebanyak 6 DAMIU

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebahagian populasi yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi sampel (Arikunto,2016).

Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Total Sampling yaitu tehnik penentuan sampel secara acak pada saat dilakukan

penelitian.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 responden

Kriteria Inklusi meliputi :

1. Responden yang memiliki DAMIU

2. Berada di Wilayah Kerja Puskesmas Janji

3. Pengambilan air minum isi ulang bersifat aseptik

Kriteria Eksklusi

1. Pengambilan Air Minum Isi Ulang Lebih dari 24 Jam dari pemeriksaan

2. Pengelolaan sampel yang tidak baik


23

3.4. Defenisi Operasional

Adapun variabel penelitian, definisi operasional dan cara pengukuran dari

variabel yang telah disebutkan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bakteriologi Escheria Coli

Yaitu Kualitas Bakteriologis Escheria Coli yang terdapat didalam Air

MInum Isi Ulang menggunakan lembar observasi dengan Kriteria hasilnya

adalah

- Memenuhi Syarat dan

- Tidak Memenuhi Syarat

2. Pendidikan

Adalah Jenjang Pendidikan yang terakhir yang diperoleh responden

dengan ditandai memiliki ijazah yang dikategorikan menjadi :

- SD

- SMP

- SMA

- PT

3. Lama Usaha

Waktu DAMIU dioperasikan sampai sekarang yang dikategori dalam

beberapa bagian antara lain :

- < 1 Tahun

- 1-4 Tahun

- > 4 Tahun
24

4. Pemeliharaan Peralatan

Usaha yang dilakukan dalam memelihara peralatan yang digunakan dalam

produksi DAMIU yang memenuhi criteria antara lain :

a. peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa

pengisian air baku, tandon air baku, pompa penghisap dan

penyedot, filter, mikrofilter, wadah/galon air baku atau Air Minum,

kran pengisian Air Minum, kran pencucian/pembilasan

wadah/galon, kran penghubung, dan peralatan desinfeksi harus

terbuat dari bahan tara pangan (food grade) atau tidak

menimbulkan racun, tidak menyerap bau dan rasa, tahan karat,

tahan pencucian dan tahan disinfeksi ulang.

b. mikrofilter dan desinfektor tidak kadaluarsa;

c. tandon air baku harus tertutup dan terlindung;

d. wadah/galon untuk air baku atau Air Minum sebelum dilakukan

pengisian harus dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dahulu

dengan air produksi paling sedikit selama 10 (sepuluh) detik dan

setelah pengisian diberi tutup yang bersih; dan

e. wadah/galon yang telah diisi Air Minum harus langsung diberikan

kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari

1x24 jam.

Jika salah satu criteria tersebut tidak terpenuhi, maka pemeliharaan

Peralatan DAMIU tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan


25

5. Pengawasan dan Pengolahan

Upaya yang dilakukan dalam mengamati jalannya produksi DAMIU

dengan cara mengobservasi langsung ke tempat pengolahan

3.5 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran terhadap pemeliharaan peralatan dan pengawasan

pengolahan DAMIU dapat diukur dengan menggunakan lembar observasi

dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika jawaban ya diberi nilai 1 sedangkan

jawaban tidak diberi nilai o

3.6 Metode Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2019) hal yang pertama dilakukan dalam analisa data

yaitu pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Dalam

proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang perlu ditempuh,

diantaranya adalah melalui :

1. Editing yaitu data yang masuk diolah secara benar sehingga

pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang

diteliti, kemudian data dikelompokkan dengan menggunakan aspek

pengukuran

2. Coding, yaitu membuat kode dalam rangka mempermudah

perhitungan

3. Tabulating yaitu mengelompokkan data dalam master tabel untuk

mempermudah pendistribusian dan berdasarkan variabel.


26

4. Scoring yaitu memberikan nilai dalam master tabel untuk

mempermudah dalam pengelompokan data.

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data

dalam penelitian yang menggunakan alat ukur untuk memperkuat hasil penelitian

(Hidayat, 2009). Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data ini yang

pertama dilakukan adalah membuat proposal penelitian, Setelah proposal

penelitian disetujui, maka dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan izin

penelitian ke Puskesmas Janji dan kemudian menyerahkan surat permohonan izin

penelitian kepada Kepala Puskesmas Janji

Langkah selanjutnya adalah mendapatkan calon responden sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan pendekatan dengan cara

mendatangi responden dan memberikan penjelasan mengenai penelitian ini.

Kemudian jika calon responden bersedia menjadi responden kemudian

menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden . Setelah responden

menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya akan diobervasi

3.7 Teknik Analisa Data

Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan DMIU

adalah analisis univariate dan bivariate yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. pada umumnya analisi

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel

(Notoatmodjo,2017)

1. Analisis Univariat
27

Analisis univariat dilakukan secara deskriptif yang berfungsi untuk

menjelaskan dan menyajikan data-data yang ditampilkan

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisa untuk mengetahui interaksi dua variabel

baik berupa korelatif asosiatif maupun korelatif (Suharyono,2008) Pada

penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui antara variabel

independen dengan dependen yaitu Analisis Pemeliharaan Peralatan dan

Pengawasan Pengolahan DMIU. Pada penelitian ini data yang diperoleh

adalah data yang tidak berdistribusi normal, sehingga penggunaan uji

hipotesis akan dirubah dengan menggunakan metode statistika

nonparametrik,
28

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bernama Aida Fatma Hasibuan adalah Mahasiswa di INKES

Sumatera Utara Saat ini sedang melakukan penelitian tentang “Analisis

Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang di

Kecamatan Bilah Barat Tahun 2022 “ . Penelitian ini merupakan salah satu

kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di INKES Sumatera Utara

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Data dan informasi yang diberikan tidak akan

dipublikasikan dan identitas dirahasiakan. Selanjutnya saya mohon kesediaan

bapak/ibu untuk mengisi kuesioner dan menandatangani lembar persetujuan ini.

Partisipasi dan informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk

keperluan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan.

Terimakasih atas partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini.

Tanda tangan :

Tanggal :

No Responden :
29

Lampiran 2

Lembar Observasi

I. DATA UMUM

1. Inisial Pemilik DAMIU :

2. Lama Usaha :

3. Pendidikan :SD sederajat


SLTP sederajat
SLTA sederajat
PT
4. Bakteriologis Escheria Coli : Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi Syarat
5. Pemeliharaan Peralatan : Memenuhi Syarat
Tidak Mememnuhi Syarat

6 Pengawasan Pengolahan DAMIU : Baik


Tidak Baik

Daftar Pustaka silahkan dibuat ya Bu!

Anda mungkin juga menyukai