SKRIPSI
OLEH:
AIDA FATMA HASIBUAN
NIM : 2104008
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Skripsi Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
Oleh :
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kerjasama dari berbagai pihak baik secara moril maupun materi akhirnya skripsi
ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati perkenankanlah
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saya sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun saya berharap kiranya
skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, 2023
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian........................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian......................................................... 8
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Antara Pemeliharaan Peralatan dengan
Kualitas Bakteriologis Escheria Coli ............................ 37
5
Daftar Pustaka
Lampiran
6
DAFTAR GAMBAR
xv
7
DAFTAR SINGKATAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manusia setelah
udara. Kebutuhan terhadap air adalah mutlak karena 70% zat pembentuk tubuh
manusia terdiri dari air. Berkurangnya air bersih disebabkan oleh sanitasi yang
buruk dan pengelolaan sumber daya air serta lingkungan yang kurang memadai.
Berat tubuh manusia terdiri dari 75% air sehingga setiap manusia diwajibkan
untuk mengkonsumsi air minimal 8 gelas per hari untuk menjaga kesehatan tubuh.
Air minum merupakan air dengan kualitas yang sudah memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum yang aman bagi kesehatan
penyakit adalah air karena air menjadi media yang sangat baik bagi transmisi
minum juga semakin meningkat. Karena itu, jumlah berbagai sarana penyediaan
air minum juga meningkat sangat pesat, baik Air Minum Dalam Kemasan
1
2
(AMDK) maupun Air Minum Isi Ulang (AMIU). Hal ini karena dari segi
kepraktisan kedua jenis sarana air minum ini memang begitu menjanjikan. Jumlah
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) akan terus meningkat sejalan dengan
dinamika kebutuhan masyarakat terhadap air minum siap saji yang bermutu serta
aman untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua produk DAMIU
terjamin, terutama dari aspek sanitasinya. Salah satu standar kebersihan dan
kesehatan air diukur dengan ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli sebagai
mikroorganisme indikator.
Keberadaan Escherichia coli pada air minum isi ulang juga disebabkan oleh
kesadaran pemilik usaha DAMIU terhadap tindakan sanitasi dan hygiene secara
berkala. Pada prinsipnya jadwal pembersihan tabung filter media dan filter
cartridge biasanya dilakukan 2 minggu sekali selain itu juga tetap memperhatikan
lokasi dan kualitas air . Isi tabung filter media umumnya dilakukan penggantian
sekali dalam 1 tahun. Adapun yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan fisik
fasilitas pada depot air minum isi ulang di antaranya adalah sumber air,
Escherichia coli yang terdapat pada air minum isi ulang disebabkan karena
sebagian besar usaha depot air tidak memenuhi persyaratan depot air minum isi
ulang, baik dari segi pemeriksaan bakteriologis maupun sumber daya manusianya.
3
Berdasarkan Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air
minum menyebutkan bahwa kandungan bakteri Escherecia Coli dalam air minum
yaitu 0/100 ml. Oleh sebab itu, air bersih dan air minum tidak boleh melebihi
Akibat dari pemeliharan peralatan yang tidak benar pada Air Minum Isi
Ulang dimana tidak melewati proses sesuai standar yang berlaku. Masalah air isi
ulang yang pertama berkaitan dengan standar. Pada umumnya, air minum isi
(SNI). Selain itu juga kualitas air tidak terjamin dimana Air minum isi ulang
cenderung memiliki rasa yang berbeda daripada air yang direbus hingga matang
atau air kemasan yang melewati sederet proses di pabrik. Beberapa hal yang
kualitas air minum isi ulang di Indonesia, yaitu dengan membuat edaran
menjaga mutu Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), yang kini sudah
kuman atau bakteri berbahaya, yang pada akhirnya malah dapat menyebabkan
Sumatera Utara (SUMUT) dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebesar
707.820 jiwa, yang menempati jumlah penduduk terbesar ke-6 setelah Kabupaten
Serdang Bedagai.
2021 mengalami peningkatan, yaitu dari 57.402 jiwa menjadi 69.256 jiwa.
Survei awal penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada
semua DAMIU yang di Kecamatan Bilah Barat menggunakan sumur bor sebagai
sumber air baku. Berdasarkan informasi para pemilik 6 DAMIU, ternyata tidak
semua DAMIU memiliki surat izin dari Dinas Kesehatan. Hanya ada 2 DAMIU
yang memenuhi syarat, sedangkan 4 DAMIU lainnya tidak memenuhi syarat. Dari
4 DAMIU yang tidak memenuhi syarat terdapat 1 DAMIU yang sudah berdiri
5
selama 10 tahun dan tidak memiliki surat uji laboratorium. Pemilik DAMIU
tersebut beralasan bahwa surat uji laboratoriumnya ditahan oleh pihak Dinas
untuk pembersihan tabung filter dan untuk penggantian bulu sikat pada alat
Dinas Kesehatan. Satu DAMIU lainnya sudah berdiri selama 3 tahun tetapi hanya
Pemilik DAMIU juga tidak dapat menunjukkan surat uji laboratorium yang sesuai
diperoleh data kasus diare di Kabupaten Labuhanbatu pada semua kelompok umur
sebesar 58,24%, sedangkan proporsi diare pada kelompok balita sebesar 12,82%.
Berdasarkan data tersebut di Kecamatan Bilah Barat ada sekitar 526 orang yang
Hasil penelitian yang dilakukan Putri (2015) di kecamatan Sebrang Ulu I kota
M.iqbal prarama, DKK (2016) di Desa Ilie kecamatan Ulee Kareng kota Banda
2016) dan juga Penelitian oleh Pakpahan (2015) menunjukkan air minum telah
tercemar mikroba sebanyak 51%, tercemar E. coli 33,33%, dan tercemar total
6
coliform 51%. Selain itu hasil penelitian oleh Telan (2015) menunjukan bahwa
pada kualitas bakteriologis tidak memenuhi syarat oleh karena masih terdapat
Meskipun dinyatakan bahwa air isi ulang sudah melewati proses sterilisasi
depot air minum isi ulang sangatlah terbatas. Terdapat sepuluh DAMIU yang
saat ini sebagian besar menggunakan air produksi depot air minum isi ulang untuk
dikonsumsi karena tidak perlu dimasak, harganya murah dan terdapat layanan
antar sehingga tidak perlu membeli langsung ke depot, meskipun higiene akan
tetapi sanitasi depot air minum isi ulang tersebut masih diragukan. Karena depot-
depot yang ada jumlahnya cukup banyak dan sangat rawan kecelakaan karena
terbuka dengan menggunakan wadah botol galon plastik air minum kemasan isi
Bahkan rata-rata beberapa lokasi depot air minum isi ulang letaknya dengan jalan
pengelolaan tidak menggunakan pakaian kerja dan tidak memiliki tutup kepala.
sanitasi yang memadai agar tidak berdampak buruk terhdap kesehatan konsumen
7
salah satu faktor penyebab kontaminasi bakteri. Oleh karena itu, peneliti tertarik
2023.
pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan depot air minum isi ulang
2023.
8
(Escherichia coli).
coli) .
9
b. Bagi Peneliti
Isi Ulang
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah usaha yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual
semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi. Depot air minum isi
ulang harus menjamin standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum
air baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikro filter,
wadah/galon air baku atau air minum, kran pengisian air minum, kran
desinfeksi harus terbuat dari bahan tara pangan atau tidak menimbulkan racun
Peralatan depot air minum isi ulang harus di sterilisasi terlebih dahulu
menempel pada peralatan yang digunakan di depot air minum isi ulang.
Ultraviolet yang tidak sesuai antara kapasitas dan kecepatan air yang
11
tidak mati. Idealnya untuk air minum kapasitas ultraviolet minimal adalah tipe
didalamnya pencantuman masa kerja filter dan mikrofilter turut berpengaruh bagi
cemaran mikroba pada air minum isi ulang. Masa pakai dari mikro filter sudah di
tentukan oleh produsen (pabrik yang membuat) mikro filter. Semakin lengkap
ukuran filter yang digunakan (10-0,1 mikron) maka filter tersebut dapat
menyaring bakteri ataupun partikel-partikel halus lain yang ada di dalam air. Jika
tidak berfungsi pada filtrasi ini maka bakteri tidak mati pada saat pengolahan air
Dikutip dari Hanifah 2018 Alat yang digunakan untuk mengolah air baku
menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :
1) Storage Tank Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang
3) Tabung Filter
5) Flow Meter Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir
6) Lampu ultraviolet dan ozon Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai
desinfeksi pada air yang telah diolah. 7) Galon Isi Ulang Galon isi ulang
alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang higienis
(Hanifah, 2018)
tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, urutan proses
produksi air minum di depot air minum isi ulang adalah sebagai berikut :
1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung Air baku yang diambil
13
harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-
e) Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara
pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali. Air baku harus
a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan
b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa
berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan
2.1.4 Desinfeksi
pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu
ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 –0,1 ppm. Tindakan desinfeksi
adalah wadah yang terbuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bersih.
Depot Air Minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan
jenis deterjen tara pangan dan air bersih, kemudian dibilas dengan
mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis.
Proses pengolahan air minum di depot-depot air minum isi ulang yang saat
ini beredar di masyarakat terdiri dari proses ozonisasi, proses ultraviolet (UV),
a) Ozonisasi
kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih
dalam air. Segala macam makhluk hidup mikro yang terkandung dalam air
ini tiba-tiba akan berada dalam lingkungan air yang penuh dengan ozon,
sehingga sel-sel mereka menjadi rusak dan mati. Daya rusak ozon terhadap
kandungan makluk hidup mikro dalam air ini tentunya tergantung dari
daya kelarutan ozon dalam air tersebut, yang tentunya tergantung dari
kandungan oksigen dalam air tersebut karena pada dasarnya ozon hanya,
ozon sendiri cukup berbahaya bagi tubuh manusia bila masuk ke dalam
16
ozon dan mengurainya menjadi oksigen kembali yang terlarut dalam air
(Hanafiah, 2018).
memiliki daya inti mikroba yang kuat. Cara kerjanya adalah dengan
dipakai harus cukup, untuk sanitasi air yang efektif diperlukan intensitas
intensitas dan waktunya cukup, tidak ada residu atau hasil samping dari
dibersihkansecara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun. Air
yang akan disinari dengan UV harus tetap melalui filter halus dan karbon
ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit
dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air. Membran RO
mikron (500.000 kali lebih kecil dari sehelai rambut). Fungsinya adalah
singkat, analogi proses R.O adalah sebagai berikut : air yang akan disaring
pada kualitas air baku yang akan diolah. Air baku yang buruk, seperti
dihilangkan (Hanafiah,2018).
Perdagangan RI No. 651 Tahun 2004 tentang persyaratan Teknis Depot Air
Minum Isi Ulang dan Perdagangannya, mengatur persyaratan usaha yang meliputi
1. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Tanda Daftar Industri (TDI) dan
2. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Surat Jaminan Pasokan Air
Baku dari PDAM atau perusahaan yang memiliki izin Pengambilan Air
3. Depot air minum isi ulang wajib memiliki laporan hasil uji air minum
Kualitas Bakteriologis Escheria coli pada depot air minum adalah upaya
tempat, peralatan dan penjamah terhadap air minum agar aman dikonsumsi. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam Depot Air Minum Isi Ulang, adalah
konstuksi lantai bersih dan tidak licin, bagian yang selalu kontak dengan
air dibuat miring ke arah saluran pembungan air agar tidak membentuk
genangan air, dinding bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air
harus kedap air agar tidak menjadi lembab, dinding berwarna terang agar
binatang pengganggu lebih suka di tempat yang gelap dan lembab, pintu
dapat dibuka dan ditutup dengan baik serta dapat mencegah masuknya
19
konsumen yaitu seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang
bersih dan tidak merokok pada saat melayani konsumen karena dapat
dapat memindahkan bakteri dan virus pathogen dari tubuh, atau sumber
lain ke makanan/minuman.
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa pengisian air
baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikro filter,
wadah/galon air baku atau air minum, kran pengisian air minum, kran
desinfeksi harus terbuat dari bahan antara pangan atau tidak menimbulkan
20
racun yang dapat merubah kualitas air minum isi ulang. Peralatan depot air
peralatan yang digunakan di depot air minum isi ulang. Ultraviolet yang
tidak sesuai antara kapasitas dan kecepatan air yang melewati penyinaran
ultraviolet, sehingga air terlalu cepat, maka bakterinya tidak mati. Idealnya
untuk air minum kapasitas ultraviolet minimal adalah tipe 8 GPM 9galon
kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari
1x24 jam.
berpengaruh bagi cemaran mikroba pada air minum isi ulang. Masa pakai
dari mikro filter sudah di tentukan oleh produsen (pabrik yang membuat)
partikel halus lain yang ada di dalam air. Jika tidak berfungsi pada filtrasi
ini maka bakteri tidak mati pada saat pengolahan air baku menjadi air
minum.
tidak sesuai standar, berikut sederet bahaya air minum isi ulang bagi tubuh:
Jika peralatan yang ada pada depot air minum isi ulang, termasuk botol
atau galon yang digunakan sebagai wadah, tidak dibersihkan dengan baik,
22
menjadi makin tinggi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi
2. Keracunan
Seperti telah disinggung di atas, sumber air yang digunakan oleh depot
penyedia air minum isi ulang biasanya tidak jelas keberadaannya. Hal ini
tinggi.
Air yang tersimpan di depot air minum isi ulang sering terpapar sinar
matahari. Bila air tersebut sudah tercemar, bakteri atau mikroba lain yang
ada di dalam air semakin mudah berkembang. Keadaan ini pada akhirnya
- Karakteristis Responden
berupa
a.Tingkat Pendidikan Depot Air Minum Isi Ulang
b.Lama Usaha
- Pemeliharaan Peralatan
- Pengawasan Pengolahan
- Kualitas Bakteriologis Escheria
Coli
Keterangan :
: Pengaruh
.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
tersebut, serta penampilan dari hasilnya.1 Dan dideskripsikan secara deduksi yang
berangkat dari teori-teori umum, lalu dengan observasi untuk menguji validitas
deskriptif, karena hasilnya akan kami arahkan untuk mendiskripsikan data yang
diperoleh dan untuk menjawab rumusan. Pada penelitian ini peneliti melakukan
dan merupakan area pantauan peneliti dalam kegiatan dan tugas pokok peneliti .
3.3.1. Populasi
tertentu misalnya orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian
(Arikunto,2016).
24
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemiliki DAMIU yang
sebanyak 10 DAMIU
3.3.2. Sampel
Total Sampling yaitu tehnik penentuan sampel secara acak pada saat dilakukan
Kriteria Eksklusi
1. Pengambilan Air Minum Isi Ulang Lebih dari 24 Jam dari pemeriksaan
adalah
2. Pendidikan
- SD
- SMP
- SMA
- PT
3. Lama Usaha
- < 1 Tahun
- 1-4 Tahun
- > 4 Tahun
27
4. Pemeliharaan Peralatan
kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari
1x24 jam.
dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika jawaban ya diberi nilai 1 sedangkan
yang bermasalah.
3. Jika nilai telah mencapai 70 atau lebih, tetapi pada objek nomor 38 tidak
Menurut Hidayat (2019) hal yang pertama dilakukan dalam analisa data
pengukuran
perhitungan
dalam penelitian yang menggunakan alat ukur untuk memperkuat hasil penelitian
(Hidayat, 2009). Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data ini yang
adalah analisis univariate dan bivariate yang bertujuan untuk menjelaskan atau
ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel
(Notoatmodjo,2017)
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Labuhanbatu terletak antara : 101o 14’ – 101o 34’ Bujur Timur dan 0o
ditetapkan luas wilayah Labuhanbatu adalah 632,3 Km2 dengan batas wilayah
sebagai berikut :
Lintas Timur Sumatera, terhubung dengan beberapa Kota Seperti Medan, Padang
dan Jambi. Labuhanbatu ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara
4.2 Hasil
Tabel 4.1.
Jumlah Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang
Tahun 2023
No
. Kode Sampel Kadar E-coli Keterangan Persyaratan Biologi
3. AA 0 Memenuhi Syarat
4. BW 0 Memenuhi Syarat
7. RW 0 Memenuhi Syarat
8. AW 0 Memenuhi Syarat
9. RW 0 Memenuhi Syarat
Escherichia coli >5 CFU/ml pada air minum isi ulangnya, yang berarti
Minum, di mana air minum yang aman harus terhindar dari kontaminasi
Tabel 4.2.
Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan,
Lama Usaha, Pemeliharaan Peralatan, Pengawasan Pengelolaan, dan
Kualitas Escherichia coli Pada Air Minum Isi Ulang
No. Karakteristik Responden N %
1 Tingkat Pendidikan
SD 2 20,0
SMA 7 70,0
Perguruan Tinggi 1 10,0
Total 10 100
2 Lama Usaha
<1 Tahun 2 20,0
1-4 Tahun 2 20,0
>4 Tahun 6 60,0
Total 10 100
3 Pemeliharaan Peralatan
Memenuhi Syarat 8 80,0
Tidak Memenuhi Syarat 2 20,0
Total 0 100
4 Pengawasan Pengelolaan
Baik 9 90,0
Tidak Baik 1 10,0
Total 10 100
lama usaha DAMIU yang dimiliki responden mayoritas adalah >4 tahun,
34
ada sebanyak 9 (90,0%) dan yang tidak baik ada 1 (10,0%). Dari hasil
Tabel 4.3.
Hubungan Pemeliharaan Peralatan dengan Kualitas Bakteriologis
Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Bilah Barat
Kabupaten Labuhanbatu
Kualitas Bakteriologis
Escherichia coli OR
N % n % N % 17,5
(1,223-
1 Memenuhi Syarat 8 80,0 - - 8 80,0 0,007 250,357)
Tidak Memenuhi
2 Syarat - - 2 2 20,0
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.3 di atas diperoleh data
bakteriologis Escherichia coli pada air minum isi ulang yang tidak
coli dengan p-value = 0,007 dan OR = 17,5 (95% CI, 1.223 - 250.357).
Kualitas Bakteriologis
Escherichia coli
OR
Tidak Total
No. Memenuhi p- (95% CI)
Memenuhi
Syarat Syarat value
Pemeliharaan
Peralatan N % N % N % 16.000
Tidak
Memenuhi
2 Syarat 0 - 2 20,0 2 20,0
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.4 di atas diperoleh data
kualitas Bakteriologis Escherichia coli pada air minum isi ulang sebanyak 2
adanya kualitas Bakteriologis Escherichia coli pada air minum isi ulang
coli masih belum dapat dihilangkan dari sumber air tersebut. Faktor yang
gelombang sebesar 254 nm dan masa pakai lampu UV selama 9000 jam
dalam masa pemakaian 3 tahun. Apabila sebelum 3 tahun masa pakai lampu
melebihi 9000 jam maka panjang gelombang yang dihasilkan akan rendah
berkurang. Sebaliknya, bila lebih dari 3 tahun tetapi masa pakai lampu UV
kurang dari 9000 jam maka lampu tersebut tetap efektif dalam membunuh
bakteri
37
BAB V
PEMBAHASAN
kualitas bakteriologis Escherichia coli pada air minum isi ulang. Pengusaha
bakteri yaitu dengan cara bangunan dan bagiannya harus dipelihara dan
pengisian. Selain itu, mesin peralatan juga harus dirawat secara berkala,
misalnya jika umur pakai mesin sudah habis maka harus diganti sesuai
bahan baku dan air minum juga harus bersih dan dibersihkan setiap hari, dan
permukaan yang kontak dengan air minum harus bebas kerak serta residu
Begitu juga dengan para pekerja DAMIU yang memberikan layanan kepada
pengisian galon, dan memakai pakaian khusus yang bersih dan rapi dalam
bekerja.
air limbah dan tempat cuci tangan yang dilengkapi air yang mengalir dengan
sabun pembersih, dan bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit,
seperti lalat, tikus, dan kecoa. Tidak hanya itu, wadah/galon air minum
pengisian diberi tutup yang bersih. Wadah/galon yang sudah diisi harus
langsung diberikan kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM
lebih dari 1x24 jam. Air minum isi ulang yang sesuai dengan persyaratan
menghasilkan produk air minum isi ulang yang tidak memenuhi syarat
dengan bahan baku ataupun produk akhir harus dibersihkan dan dipelihara
secara teratur. Mesin dan peralatan DAMIU ini dirawat secara berkala
sesuai dengan jenis alatnya dan apabila umur pakainya sudah habis maka
tangan yang dilengkapi air yang mengalir dengan sabun pembersih, bangunan
tempat depot terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah.
pemeliharaannya. Selain itu, tempat juga harus terbebas dari tikus, lalat, dan kecoa
karena hewan-hewan ini dapat mengotori dan merusak peralatan. Akses jamban
dan aliran pembuangan yang lancar serta fasilitas tempat sampah tertutup, juga
pencahayaan yang cukup terang, tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
kualitas Bakteriologis Escherichia coli pada air minum isi ulang. Dalam
sebagai upaya menghasilkan produk air minum yang sehat dan aman
dikonsumsi. Pengawasan terhadap kualitas air minum isi ulang secara reguler
juga dilakukan oleh pemerintah melalui puskesmas dan dinas kesehatan untuk
pemeliharaan fasilitas. Kualitas air minum merupakan salah satu hal yang
sangat penting diperhatikan, sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi oleh
masyarakat.
40
Pemerintah telah menetapkan standar kualitas air minum, dan setiap pelaku usaha
yang memproduksi air minum, termasuk usaha depot air minum, wajib mematuhi
peraturan pemerintah tersebut. Hal ini berarti sudah ada standar jelas yang harus
dicapai, yakni kualitas air minum yang diproduksi harus memenuhi syarat fisik,
kimia, mikrobiologis, dan radiologis. Dalam hal ini, tugas besar yang harus
pemilik usaha depot air minum dan pemerintah untuk mencapai standar
beberapa hal, yaitu sumber air baku yang digunakan masih mengandung
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pada luas ruangan, panjang
gelombang, usia pakai lampu, panjang lampu, lama waktu penyinaran, jarak
sumber cahaya terhadap bakteri, dan juga jenis bakteri itu sendiri. Radiasi
sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba dengan intensitas dan
waktu yang cukup. Selain itu, karena praktik pengisisan air ke dalam galon
yang menggunakan selang serta tidak ditutupnya pintu kaca pada unit
41
pengisian maka semakin lama pengisian air akan mengkontaminasi air pada
Tata laksana kualitas air minum, baik secara internal maupun eksternal, diatur
dalam Permenkes No. 736 Tahun 2010. Di sana disebutkan bahwa secara
pemerintah dan pihak terkait, yaitu dinas kesehatan, dalam hal ini sangatlah
penting. Selain itu, penting pula peran serta puskesmas sebagai pelayanan
masih harus ditingkatkan karena masih ditemukan banyak depot yang tidak
kesehatan. Selain itu, persoalan lain juga ada pada aspek internal DAMIU,
yaitu faktor sumber daya manusia, baik sumber daya manusia pemilik maupun
depot air minum isi ulang ke Dinas Kesehatan secara rutin, yaitu setiap 6 bulan
sekali. Demikian juga dengan aspek eksternal, yaitu terkait dengan persoalan
pengawasan oleh pemerintah yang kurang efektif, tidak ada sanksi tegas, tidak
Keterangan Laik Higiene Sanitasi yang tidak ditunjukkan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu
Kualitas air minum dari DAMIU yang tidak memenuhi standar menunjukkan
sehingga pengawasan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Air minum
masyarakat sehingga sikap selektif dalam memilih air minum sangat diperlukan.
Hal ini guna memastikan bahwa air minum yang dikonsumsi tersebut bebas dari
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
peralatan dan pengawasan pengolahan depot air minum isi ulang dengan
(Escherichia coli) .
44
sebagai pegangan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini, serta
dan pengawasan pengolahan depot air minum isi ulang dengan kualitas
Ulang
45
DAFTAR PUSTAKA
Elisyah Elisabeth Susanto (2019), Hygiene Sanitasi Air Minum Isi Ulang Di
Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir, Poltekkes Kesehatan Medan
Jurusan Kesehatan LIngkungan
Permenkes RI (2014), Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum
Lampiran 1
Kecamatan Bilah Barat Tahun 2023 “ . Penelitian ini merupakan salah satu
responden dalam penelitian ini. Data dan informasi yang diberikan tidak akan
Partisipasi dan informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk
Tanda tangan :
Tanggal :
No Responden :
47
1. Nama DAM :
…………………………………
……
2. Nama Pemilik/Penanggung jawab :
…………………………………
……
3. Alamat DAM :
………………………………
……...
4. Tanggal/Bulan/Tahun mulai beroperasi :
…………………………………
.….
5. Lokasi/tempat sumber air baku :
…………………………………
……
6. Jarak dari sumber air baku :………………..Km
7. Luas bangunan :………………..m2
I. Tempat
Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit
1 2
II. Peralatan
Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan
15 3
tara pangan
Mikrofilter dan peralatan desinfeksi masih dalam
16 3
masa pakai/tidak kadaluarsa
17 2 Tandon air baku harus tertutup dan terlindung
Wadah/botol galon sebelum pengisian dilakukan
18 2
pembersihan
Wadah/galon yang telah diisi air minum harus
19 2 langsung diberikan kepada konsumen dan tidak boleh
disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
Melakukan sistem pencucian terbalik (back
20 3 washing) secara berkala mengganti tabung
macro filter.
Terdapat lebih dari satu mikro filter (µ) dengan
21 3
ukuran berjenjang
Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan atau
22 5 ozonisasi dan atau peralatan disinfeksi lainnya yang berfungsi
dan digunakan secara
benar
III. Penjamah
100
Petunjuk Pengisian :