i
4.1.2 Hasil Praktikum .................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 19
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Hasil pH Air Bersih.............................................................................. 12
Tabel 4. 2 Hasil pH Air Cucian ............................................................................. 12
Tabel 4. 3 Hasil pH Air Sungai ............................................................................. 12
Tabel 4. 4 Hasil Temperatur Air Bersih ................................................................ 13
Tabel 4. 5 Hasil Temperatur Air Cucian ............................................................... 13
Tabel 4. 6 Hasil Temperatur Air Sungai ............................................................... 13
Tabel 4. 7 Organoleptik Rasa ................................................................................ 13
Tabel 4. 8 Organoleptik Bau ................................................................................. 14
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Multiparameter ................................................................................... 7
Gambar 3. 2 Flowchart kalibrasi alat ...................................................................... 9
Gambar 3. 3 Flowchart cara kerja uji pH .............................................................. 10
Gambar 3. 4 Flowchart cara kerja uji Temperatur ................................................ 10
Gambar 3. 5 Flowchart cara kerja organoleptik .................................................... 11
Gambar 3. 6 Flowchart cara mengganti baterai .................................................... 11
Gambar 4. 1 Pengukuran air bersih 1 .................................................................... 14
Gambar 4. 2 Pengukuran air bersih 2 .................................................................... 14
Gambar 4. 3 Pengukuran air bersih 3 .................................................................... 15
Gambar 4. 4 Pengukuran air cucian 1 ................................................................... 15
Gambar 4. 5 Pengukuran air cucian 2 ................................................................... 15
Gambar 4. 6 Pengukuran air cucian 3 ................................................................... 16
Gambar 4. 7 Pengukuran air sungai 1 ................................................................... 16
Gambar 4. 8 Pengukuran air sungai 2 ................................................................... 16
Gambar 4. 9 Pengukuran air cucian 3 ................................................................... 17
Gambar 4. 10 Organoleptik rasa air sungai ........................................................... 17
Gambar 4. 11 Organoleptik bau air bersih ............................................................ 17
Gambar 4. 12 Organoleptik air cucian .................................................................. 18
Gambar 4. 13 Organoleptik air sungai .................................................................. 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
konduktivitas listrik electrical conductivity (EC), pH, alkalinitas, asiditas,
kesadahan, nitrogen, klorida, kebutuhan oksigen biologi biological oxygen demand
(BOD), kebutuhan oksigen kimia chemical oxygen demand (COD) dan kandungan
bahan-bahan di dalamnya. Bahan-bahan di dalam air dapat berupa bahan organik,
bahan anorganik, logam dan non logam yang dapat berwujud padatan maupun
cairan. Zat padat di dalam air secara umum dapat dibedakan mejadi dua yaitu
padatan terlarut dan padatan tersuspen (Noviana et al., 2018).
Jenis penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau penilaian
suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut penilaian atau pengukuran
instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran obyektif hasilnya sangat
ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur. Demikian pula karena
pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan atau benda
rangsang pada alat atau organ tubuh (indra), maka pengukuran ini disebut juga
pengukuran atau penilaian subyketif atau penilaian organoleptik atau penilaian
indrawi. Yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi
mental) berupa kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga
penilaian sensorik. Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan,
tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa).
Bagian organ tubuh yang berperan dalam pengindraan adalah mata, telinga,
indra pencicip, indra pembau dan indra perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat
indra memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan
berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan kesan
hedonik. Jenis kesan adalah kesan spesifik yang dikenali misalnya rasa manis, asin.
Intensitas kesan adalah kondisi yang menggambarkan kuat lemahnya suatu
rangsangan, misalnya kesan mencicip larutan gula 15 % dengan larutan gula 35 %
memiliki intensitas kesan yang berbeda. Luas daerah kesan adalah gambaran dari
sebaran atau cakupan alat indra yang menerima rangsangan. Kemampuan
memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indra
memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan mendeteksi, mengenali, membedakan, membandingkan, dan
kemampuan menyatakan suka atau tidak suka.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga
tidak memenuhi syarat apabila langsung di minum.
2. Air Permukaan (surface water)
Air merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-
faktor yang harus diperhatikan antara lain, mutu atau kualitas baku, jumlah
atau kuantitasnya, kontinuitasnya. Air permukaan seringkali merupakan
sumber air yang paling tercemar, baik karena kegiatan manusia, fauna, flora,
dan zat-zat lainnya.
3. Air Tanah (ground water)
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi
dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum
mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa
lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan
pada air ini akan menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam
konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan
logam berat seperti besi dan mangan.
4. Air Laut
Sumber air juga dapat berasal dari air laut, yaitu air yang di dalam berupa
air laut sebanyak 80%, sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju
dan hujan. Air laut turut menentukan iklim dan kehidupan di bumi.
4
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
2.4.2 Temperatur
Temperatur atau suhu adalah bentuk ekspresi panas dan dingin. Dalam
pengertian yang sederhana, suhu adalah suatu besaran yang menunjukkan apakah
suatu benda panas atau dingin. Suhu juga bisa dibilang sebagai ukuran atau derajat
atau tingkatan ukuran dingin atau panas pada suatu benda. Semakin tinggi suhu
benda maka semakin panas benda tersebut. Suhu dapat menjadi penentu arah aliran
kalor. Ingat, kalor mengalir dari suhu yang tinggi menuju suhu yang rendah.
Termometer dikalibrasi dalam berbagai skala suhu yang secara historis telah
menggunakan berbagai titik referensi dan zat termometrik untuk definisi. Terdapat
skala dari suhu yaitu skala Celsius (0C), skala Fahrenheit (0F), dan skala Kelvin (0K)
(Satuan Internasional). Satuan ukur dari temperatur yang banyak digunakan di
Indonesia adalah °C (derajat Celcius). Sementara satuan ukur yang banyak
digunakan di luar negeri adalah derajat Fahrenheit (Sarsinta, 2008).
5
2.4.3 Organoleptik
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan
dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan
(stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat
berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan
benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan
adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat
kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif.
Disebut penilaian subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat
ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran.
2.5.2 Temperatur
Baku mutu suhu menurut Permenkes no 32 Tahun 2017 adalah Suhu udara
30CBila suhu/temperatur air terlalu tinggi ataupun terlalu rendah itu tidak baik bagi
kehidupan maupun kesehatan. Hal ini karena sumber air minum yang terpapar suhu
tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme dan membuat air minum
tercemar.
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Gambar 3. 1 Multiparameter
3.1.2 Bahan
1. Larutan pH 4 dan 7
2. Aquabides
3. Sampel Air
7
berukuran panjang 60 cm-80 cm, lebar 45 cm-55 cm dan tinggi sekat ±75
cm dengan tinggi meja dari lantai ±75 cm. Bagian dinding bilik yang
berhadapan dengan panelis dipasang loket yang dapat dibuka dan ditutup
berukuran 30 cm x 40 cm. Laboratorium organoleptik/sensori minimal
mempunyai 6 buah bilik pencicip untuk 6 orang panelis.
4. Meja pengujian terbuat dari bahan yang keras, tahan panas dan
permukaannya mudah dibersihkan. Kursi yang bisa diatur tingginya dan
dapat berputar agar panelis bisa rilek.
5. Dinding dan lantai berwarna netral, tidak berbau, tidak memantulkan
cahaya dan mudah dibersihkan.
6. Ruangan pengujian dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan, alat
pengukur suhu dan kelembaban. Suhu ruangan 20oC-25oC. Kelembaban
40%-60%.
7. Penerangan harus menyebar rata kesegala arah dengan intensitas cahaya
70footcandles–80 footcandles(fc) serta tidak mempengaruhi
kenampakkan produk yang diuji. Jika penilaian lebih difokuskan terhadap
kenampakan produk maka digunakan intensitas cahaya lebih dari 100 fc.
3.2.3 Panelis
Jumlah minimal panelis standar dalam satu kali pengujian adalah 6 orang,
sedangkan untuk panelis non standar adalah 30 orang. Syarat-syarat panelis adalah
sebagai berikut :
1. Tertarik terhadap uji organoleptik sensori dan mau berpartisipasi;
3. Berbadan sehat, bebas dari penyakit THT, tidak buta warna serta gangguan
psikologis;
8
4. Tidak menolak terhadap makanan yang akan diuji (tidak alergi);
7. Tidak melakukan uji pada saat sakit influenza dan sakit mata;
8. Tidak memakan makanan yang sangat pedas pada saat makan siang, jika
pengujian dilakukan pada waktu siang hari;
9
3.2.5 Cara Kerja
1. pH
Lakukan pengukuran pH
Untuk melanjutkan
sampai angka hasil
pengukuran parameter lain,
pengukuran stabil, kemudian
tekan tombol mode
catat hasil pengukuran
2. Temperatur
10
3. Organoleptik
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
2. Temperatur
Tabel 4. 4 Hasil Temperatur Air Bersih
NO. Pengukuran Hasil NAB Keterangan
1. Pengukuran pertama 24,72
2. Pengukuran kedua 24,8 Suhu udara memenuhi
3. Pengukuran ketiga 25 30C NAB
Rata-Rata 24,84
3. Organoleptik
Tabel 4. 7 Organoleptik Rasa
Ket Jenis sampel
Air Bersih Air Cucian Air Sungai
Skor 1,6 - -
Keterangan
Skor 3 : Berasa
13
Tabel 4. 8 Organoleptik Bau
Ket Jenis sampel
Air Bersih Air Cucian Air Sungai
Skor 1 3 1
skor 1 : Tidak berbau
Skor 2 : Sedikit berbau
Skor 3 : Berbau
14
Gambar 4. 3 Pengukuran air bersih 3
15
Gambar 4. 6 Pengukuran air cucian 3
16
Gambar 4. 9 Pengukuran air cucian 3
17
Gambar 4. 12 Organoleptik air cucian
18
4.2 Pembahasan
Air merupakan bahan yang sangat vital yang tidak dapat dipisahkan dari
seluruh aktivitas kehidupan mahkluk hidup di bumi ini. Keseluruhan jumlah dari
40 juta mil kubik air yang berada di palnet bumi ini, baik yang di dalam atau di
permukaan ternyata hanya 0,5% atau 0,2 juta mil kubik yang secara langsung dapat
digunakan. Sisanya, yaitu 97% berbentuk air laut dan 2,5% berbentuk salju dan es
abadi yang dalam keadaan cair baru dapat digunakan. Air merupakan sumber daya
alam yang berperan penting dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah untuk
dikonsumsi tubuh manusia membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter
atau setara dengan delapan gelas setiap harinya. syarat-syarat air minum adalah
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung kuman patogen
yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Air minum juga tidak mengandung
zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis,
dan dapat merugikan secara ekonomis
Praktikum kali ini mengukur uji fisik air yaitu Temperatur, pH, serta uji
organoleptic. Yang mana sampel yang digunakan untuk pengukuran ialah ada 3
jenis air yaitu, air bersih, air bekas cucian, dan air sungai. Praktikum uji Temperatur
dan pH dilakukan di ruang kelas B1.01 Gedung Perkuliahan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya sedangkan uji Organoleptik dilakukan di ruang
laboratorium Gedung Perkuliahan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya. Pengukuran masing-masing parameter dilakukan pada pukul 13.40 WIB
untuk pengukuran Temperatur dan pH dan pukul 14.26 WIB untuk pengukuran
Organoleptik.
Hasil rata-rata yang didapatkan dari pengukuran temperature pada sampel air
bersih, air cucian, dan air sungai berturut-turut ialah 24,840C, 24,620C, 25,340C.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI)
Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Hygiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum standar baku mutu temperature/suhu pada
air minum adalah suhu udara 3. Dimana suhu udara normal ialah sebesar 270C,
jadi untuk nilai ambang batas temperature/suhu sekitar 240C. Jika hasil
pengukuran yang didapat dari ketiga sampel, air bersih, air cucian, dan air sungai,
19
dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan pada
Permenkes RI No 32 Tahun 2017 yaitu sekitar 240C pada hasil praktikum yang
didapat memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB).
Hasil rata-rata yang didapatkan dari pengukuran derajat keasaman air (pH)
pada sampel air bersih, air cucian, dan air sungai berturut-turut ialah 4,25, 6,47,
6,01. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes
RI) Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Hygiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum standar baku mutu derajat keasaman (pH)
pada air minum adalah 6,5 – 8,5. Jika hasil pengukuran yang didapat dari ketiga
sampel, air bersih, air cucian, dan air sungai, dibandingkan dengan Nilai Ambang
Batas (NAB) yang telah ditetapkan pada Permenkes RI No 32 Tahun 2017 yaitu
6,5 – 8,5 maka nilai derajat keasaman atau pH pada praktikum ini belum memenuhi
Nilai Ambang Batas (NAB) karena nilai yang didapat dari ketiga sampel masih di
bawah 6,5 atau di bawah Nilai Ambang Batas (NAB).
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan
dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan
(stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat
berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan
benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan
adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat
kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif.
Disebut penilaian subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat
ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran.
Jenis penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau penilaian
suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut penilaian atau pengukuran
instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran obyektif hasilnya sangat
ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur. Demikian pula karena
pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan atau benda
20
rangsang pada alat atau organ tubuh (indra), maka pengukuran ini disebut juga
pengukuran atau penilaian subyketif atau penilaian organoleptik atau penilaian
indrawi. Yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi
mental) berupa kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga
penilaian sensorik Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan,
tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa).
Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya
adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf
sensori atau syaraf penerimaan.
Bagian organ tubuh yang berperan dalam pengindraan adalah mata, telinga,
indra pencicip, indra pembau dan indra perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat
indra memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan
berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan kesan
hedonik. Jenis kesan adalah kesan spesifik yang dikenali misalnya rasa manis, asin.
Rangsangan penyebab timbulnya kesan dapat dikategorikan dalam beberapa
tingkatan, yang disebut ambang rangsangan (threshold). Dikenal beberapa ambang
rangsangan, yaitu ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan
(Recognition threshold), ambang pembedaan (difference threshold) dan ambang
batas (terminal threshold).
Uji organoleptik sampel air pada praktikum ini menggunakan cara mencium
bau air tersebut dan merasakan air tersebut. Untuk air bersih yang sudah dites
rasanya memiliki skor sebesar 1,6 yang berarti bahwa air bersih yang sudah diuji
organoleptik ini memiliki sedikit rasa. Untuk bau air bersih memiliki skor sebesar
1 yang artinya bahwa air bersih ini tidak memiliki bau sama sekali. Sedangkan
untuk bau pada sampel air bekas cucian memiliki skor sebesar 3 yang artinya bahwa
air ini memiliki bau yang sangat berbau atau memiliki bau yang sangat pekat. Hal
ini terjadi dikarenakan air cucian ini ialah air bekas cucian baju yang mana baju
cucian menggunakan pewangi. Pewangi inilah yang menyebabkan bau air bekas
cucian baju sangat pekat baunya atau sangat berbau. Dan untuk uji organoleptic
yang terakhir yaitu uji pada sampel air sungai kelekar memiliki skor sebesar 1 yang
mana artinya bahwa air ini tidak memiliki bau sama sekali seperti air bersih tadi.
21
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Keseluruhan jumlah dari 40 juta mil kubik air yang berada di palnet bumi
ini, baik yang di dalam atau di permukaan ternyata hanya 0,5% atau 0,2 juta
mil kubik yang secara langsung dapat digunakan. Sisanya, yaitu 97%
berbentuk air laut dan 2,5% berbentuk salju dan es abadi yang dalam
keadaan cair baru dapat digunakan.
2. Air merupakan sumber daya alam yang berperan penting dalam kehidupan
manusia, salah satunya adalah untuk dikonsumsi tubuh manusia
membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan
delapan gelas setiap harinya
3. Hasil pengukuran yang didapat dari ketiga sampel, air bersih, air cucian, dan
air sungai, dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah
ditetapkan pada Permenkes RI No 32 Tahun 2017 yaitu sekitar 240C pada
hasil praktikum yang didapat memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB)
4. Hasil pengukuran derajat keasaman atau pH yang didapat dari ketiga
sampel, air bersih, air cucian, dan air sungai, dibandingkan dengan Nilai
Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan pada Permenkes RI No 32
Tahun 2017 yaitu 6,5 – 8,5 maka nilai derajat keasaman atau pH pada
praktikum ini belum memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB)
5. Uji Organoleptikpada ketiga sampel yaitu pada sampel air bersih, air cucian,
dan air sungai menggunakan indera perasa dan indera pembau. Hasil skor
yang didapatkan untuk rasa sampel air bersih ialah sebesar 1,6. Dan untuk
hasil skor yang didapatkan untuk bau sampel air bersih, air cucian, dan air
sungai berturut-turut ialah sebesar 1,3,1.
22
DAFTAR PUSTAKA
23