MEKANIKA FLUIDA
i
ii
ABSTRAK
Mekanika Fluida adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari mengenai
zat fluida (cair, gas dan plasma) dan gaya yang bekerja padanya. Tujuan penulisan
laporan praktikum ini adalah untuk mengetahui hasil praktikum fluida agar bisa menjadi
media pembelajaran yang tepat. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
mengobservasi dan menganalisa. Laporan ini menjelaskan tentang jenis aliran fluida dan
metode perhitungan dalam praktikum mekanika fluida ini. Hal-hal yang dibahas dalam
laporan praktikum ini berupa konsep-konsep fluida yaitu perhitungan kecepatan aliran,
debit aliran, hingga penentuan jenis aliran yang dilengkapi dengan metode
perhitungannya. Praktikum ini menggunakan tiga tahapan aliran, yaitu sebelum aliran,
setengah aliran, aliran penuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit thomson
didapatkan 0,00135 m3/s setiap tahapan, kecepatan air sebesar 0,613m/s². Jenis aliran
yang dihitung menggunakan rumus Reynold merupakan aliran laminer dan perhitungan di
rumus Prandtl Von Karman dengan hasil Sebelum aliran adalah 246,887, Setelah aliran
adalah 201,148, Aliran penuh adalah 161,029 dan Calebrock didapatkan hasil jenis
saluran hidrolik kasar dengan hasil jenis saluran dari ketiga percobaan diatas merupakan
Saluran Hidrolik Kasar.
iii
ABSTRACT
Fluid Mechanics is a branch of physics that studies fluid substances (liquid, gas
and plasma) and the forces acting on them. The purpose of writing this practicum report
is to find out the results of the fluid practicum so that it can be an appropriate learning
medium. The method used in this practicum is observing and analyzing. This report
describes the types of fluid flow and calculation methods in this fluid mechanics lab.
Matters discussed in this practicum report are in the form of fluid concepts, namely the
calculation of flow velocity, flow rate, to determining the type of flow which is equipped
with the calculation method. This practicum uses three stages of flow, namely before
flow, half flow, full flow. The results showed that the Thomson discharge was 0.00135 m3
/ s for each stage, the water velocity was 0.613m / s². The type of flow calculated using
the Reynold formula is laminar flow and the calculation in the Prandtl Von Karman
formula with the results Before flow is 246,887, After flow is 201,148, Full flow is
161,029 and Calebrock obtained the results of the coarse hydraulic line type with the
channel type results from the three experiments above are Coarse Hydraulic Lines.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelasaikan Laporan Praktikum
Mekanika Fluida pada mata kuliah prasyarat Mekanika Fluida .
Dengan Selesainya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan – masukan, semangat dan juga bimbingan
kepada penyusun, Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Evita Fitrianis Hidiyati Selaku kordinator pendamping Praktikum Mekanika
Fluida di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri.
2. Bapak Agata Iwan Candra, ST., MT.selaku Dosen Pembimbing praktikum.
3. Bapak Zendy Bima Mahardana, ST. selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Kadiri.
4. Bapak Eko Siswanto ST., MT. selaku Kaprodi Teknik Sipil Universitas Kadiri.
Dan juga kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu – persatu.
Penyusun menyadari bahwa didalam laporan ini memiliki banyak
kekurangan, baik dari materi atau dari penyajian data. mengingat kurangnya
pengalaman dan pengetahuan penyusun, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun,
v
DAFTAR ISI
vi
4.1.3 PEMBACAAN MUKA AIR MANOMETER .................................. 21
4.1.4 TINGGI MUKA AIR PLUNK POOL ............................................... 22
4.2 HASIL PENGOLAHAN DATA ....................................................... 23
4.2.1 MENGHITUNG DEBIT PADA ALAT UKUR THOMSON ........... 24
4.2.2 MENENTUKAN KEMIRINGAN GARIS HIDROLIK (HYDRAULIC
GRADIENT) DAN KEMIRINGAN GARIS ENERGI (ENERGY
GRADIENT) PADA MANOMETER ................................................ 24
4.2.3 MENGHITUNG KEHILANGAN TINGGI TEKAN (HEAD LOOS) 27
4.2.4 MENENTUKAN JENIS ALIRAN .................................................... 30
4.2.5 KONTROL DEBIT ............................................................................ 30
4.2.6 KOEFISIEN CHEZY......................................................................... 32
4.2.7 DEBIT CHEZY ................................................................................. 33
4.2.8 PERHITUNGAN KESALAHAN RELATIF .................................... 34
4.2.9 MENENTUKAN JENIS SALURAN ................................................ 35
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN .................................................................................. 38
5.2. SARAN .............................................................................................. 39
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
setengah. Lalu, mungukur tinggi air di manometer tepatnya berada di selang-
selang yang sudah ada di tabung manometer selang 1 sampai 8. Kemudian
mengukur lompatan air yang terjadi di plunk pool setelah air melewati
manometer. Setelah itu mengukur tinggi air di plunk pool yang tidak terdapat
pasir dengan jarak per- 20 cm. Selanjutnya, mengukur di plunk pool yang terdapat
pasir dengan jarak per 10 cm. Semua pengukuran dilakukan pada saat sebelum
aliran, sesudah aliran, maupun aliran penuh.
Tujuan dari praktikum mekanika fluida ini adalah mengetahui debit air
pada alat ukur Thomson. Selain itu, tujuan selanjutnya adalah dapat menentukan
jenis aliran dengan melihat bilangan Reynold ( Re ), menghitung kontrol debit
menggunakan rumus Darcy – Weisbach. Selanjutnya, Menentukan Koefisien
Chezy dengan tepat, dapat menghitung Debit Chezy. Lalu, dapat menentukan jenis
saluran dengan rumus Prandlt Von Karman, dan juga menentukan jenis saluran
dengan rumus Calebrock. Dari percobaan tersebut maka akan dapat ditentukan
jenis aliran yang terjadi.
2
9. Bagaimana mencari kesalahan relatif ?
10. Bagaimana menentukan jenis saluran menggunakan rumus Prandtl Von
Karman?
11. Bagaimana menentukan jenis saluran menggunakan rumus Calebrock ?
1.3. TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dari pratikum ini adalah :
1. Mengetahui dan mengukur debit air yang melewati alat ukur Thomson.
2. Menghitung kecepatan air dalam pipa serta kehilangan tinggi tekan sehingga
dapat menggambarkan kemiringan garis energi (energy gradient).
3. Dapat menentukan jenis aliran dengan melihat bilangan Reynold ( Re ).
4. Menghitung kecepatan air dalam pipa serta kehilangan tinggi tekan sehingga
dapat menggambarkan kemiringan garis hidrolik (hidraulic gradient) baik
pada pipa datar atau pada pipa miring.
5. Mengetahui cara menghitung kehilangan tinggi tekan (Head Loss).
6. Menghitung kontrol debit menggunakan rumus Darcy – Weisbach.
7. Menentukan Koefisien Chezy dengan tepat.
8. Dapat menghitung Debit Chezy.
9. Dapat menentukan kesalahan relatif yang ada.
10. Menentukan jenis saluran dengan rumus Prandlt Von Karman.
11. Menentukan jenis saluran dengan rumus Calebrock.
1.5. MANFAAT
Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Prasyarat Mekanika Fluida Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Kadiri dan dapat dipergunakan sebagai wawasan terhadap pembaca.
3
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Laporan Praktikum yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang praktikum yang dilakukan, mengapa
praktikum dilakukan (tujuan dilakukannya praktikum), manfaat dari
dilakukan praktikum serta inovasi akademis secara visual yang
dihasilkan setelah praktikum dilakukan.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang hasil praktikum penelitian yang dilakukan meliputi
pengolahan data yang didapat saat pengujian, memberikan hasil
praktikum penelitian berupa penyajian tabel, grafik, dan data – data
perhitungan yang telah dinarasikan. Sehingga memudahkan pembaca
untuk memahami.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran terkait dengan
penelitian yang telah dilakukan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 ALIRAN DALAM PIPA
Gerakan air didalam pipa sering sekali terjadi aliran tunak (steady flow),
yaitu suatu aliran dimana suatu titik tertentu besarnya tekanan dan kecepatan tidak
berubah dengan waktu. Berdasarkan cara bergeraknya, aliran tunak dibedakan
menjadi :
1. Aliran Laminer.
Aliran ini terjadi jika semua partikel zat cair bergerak menurut lintasan yang
sejajar dan tidak ada komponen kecepatan yang bersilangan.
2. Aliran Turbulen.
Aliran ini terjadi jika partikel zat cair bergerak secara tidak beraturan dan
seolah-olah lintasan airnya berpotongan satu sama lainnya. Pada aliran dalam pipa
kecepatannya hampir selalu tinggi sehingga terjadi turbulensi.
Penentuan jenis aliran, pada saluran tertutup dapat menggunakan bilangan
Reynold ( Re ), dimana :
Bila Re < 2320 , maka alirannya disebut laminer.
Bila Re > 2320 , maka alirannya disebut turbulen.
6
Sumber :Jurnal Teknik Perkapalan, A.P.Panjang et al, Analisa Pengaruh
Panjang dan Bentuk Geometri Lunas Bilga Terhadap Arah dan
Kecepatan Aliran (Wake) pada Kapal Ikan Tradisional (Studi kasus
kapal tipe kragan) vol 4, no 4, 2016 [9]
Gambar 3.2. Gambar Aliran Turbulen
7
sambungan pipa/ fitting atau sambungan pipa tanpa fitting/ butt fusion, dan
yang terakhir katup/ valve.
8
A = luas penampang pipa ( A = ¼ . π . d2 )
9
2.5.6 Kontrol Debit. [4]
1. Rumus Darcy – Weisbach
...........................(2.3)
Dimana:
f = faktor gesekan
L = panjang pipa ( m )
hf = kehilangan tinggi tekan ( m )
D = diameter dalam pipa ( m )
V = kecepatan rata-rata ( m/dt )
g = percepatan gravitasi ( m/dt2 )
2.5.7 Koefisisen Cheezy [3]
Q = AV = AC √
Dimana :
A = Luas Penampang pipa (m2)
R = Jari – jari hidrolik (m)
XCheezy - XPipa
KR(%) =
X 100%
..................(2.5
XCheezy )
Dengan X untuk Q (Debit) ataupun V (Kecepatan)
10
Berdasarkan kriteria :
δ/K<1/6 = Saluran hidrolik kasar
.....................(2.6)
√
Dengan :
δ = Tebal lapisan air Prandtl Von Karman ( m )
υ = kekentalan kinematis ( m2/dt )
g = percepatan gr avitasi bumi ( m/dt2 )
S = kemiringan garis energi
( ) .....................(2.7)
Dengan:
K = koefisien Calebrock
C = koefisien Cheezy
Re = bilangan Reynold
R = jari-jari hidrolik ( m )
11
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 MATERIAL
Material yang digunakan untuk praktikum mrkanika fluida adalah air dan
pasir.
1. Air
12
2. Pasir
13
Sumber : Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri
Gambar 3.5. Gambar alat ukur Thomson
2. Inlet
Inlet adalah bukaan atau lubang disisi-sisi jalan yang berfungsi untuk
menampung dan menyalurkan limpasan ar yang berada sepanjang jalan menuju ke
saluran.
3. Pipa Manometer
Pipa Manometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara
dalam ruang tertutup.
14
Sumber : Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri
Gambar 3.7. Gambar alat Pipa Manometer
4. Plunk Pool
Plunk Pool adalah kolam yang memiliki ukuran yang lebih kecil dan dapat
digunakan untuk praktikum fluida.
15
6. Mistar/Penggaris
Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar
untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai
yang lurus – yang berbentuk segitiga (segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga
siku-siku 30º-60º).
16
3.1.3 WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Hari/tanggal : Selasa, 29 September 2020
Waktu : 09.00 – selesai.
Tempat : Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri
Sumber : http://unik-kediri.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/lokasi-
kampus.jpg
17
MULAI
Melakukan Pengujian :
1. Pengukuran tinggi air di alat ukur thomson
2. Pengukuran air di hilir / di inlet
3. Pengukuran air di dalam pipa manometer
4. Pengukuran tinggi air plunkpool
5. Menentukan jenis aliran
Kesimpulan
Selesai
Sumber : Analisa Contoh Pelaksanaan Kegiatan Praktikum.
18
3.3. LANGKAH PERCOBAAN
Adapun langkah-langkah dalam praktikum mekanika fluida yaitu sebagai berikut :
1. Mengukur tinggi air Thomson, Inlet, dan Manometer sebelum aliran
(sebelum air dialirkan ).
2. Mengalirkan air untuk mengisi bak Thomson sampai mengalir ke inlet.
3. Menunggu aliran debit air stabil dengan patokan aliran di Manometer penuh
dan aliran setengah tabung manometer.
4. Mengukur tinggi air di Manometer menggunakan penggaris baik aliran
penuh maupun setengah aliran.
5. mengukur tinggi air di Inlet baik aliran penuh maupun aliran setengah.
6. mungukur tinggi air di manometer tepatnya berada di selang-selang yang
sudah ada di tabung manometer selang 1 sampai 8.
7. mengukur lompatan air yang terjadi di plunk pool setelah air melewati
manometer.
8. mengukur tinggi air di plunk pool yang tidak terdapat pasir dengan jarak
per- 20 cm.
9. mengukur di plunk pool yang terdapat pasir dengan jarak per 10 cm.
10. Pengukuran semua dilakukan pada saat aliran penuh, setengah aliran, dan
sebelum aliran.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
4.1.2 Tinggi Muka Air
Didapatkan tinggi muka air pada setiap aliran yaitu sebagai berikut :
1. Sebelum aliran
Dihulu (h1) = 2,5 Cm (diukur dari alat ukur Thomson)
Dihilir (h2) = 2 Cm (diukur dari inlet dengan acuan titik rendah pipa)
Suhu = 30 °C
2. Aliran setengah
Dihulu (h1) = 4 Cm (diukur dari alat ukur Thomson)
Dihilir (h2) =3,5 Cm (diukur dari inlet dengan acuan titik rendah pipa)
Suhu = 30°C
3. Aliran penuh
Dihulu (h1) = 5 Cm (diukur dari alat ukur Thomson)
Dihilir (h2) = 5,5 Cm (diukur dari inlet dengan acuan titik rendah pipa)
Suhu = 30°C
4.1.3 Menentukan Diameter, Jarak dan Pembacaan Muka Air pada Pipa
Manometer
Pada praktikum mekanika fluida data untuk menentukan diameter, jarak,
dan pembacaan muka air pada pipa manometer di peroleh hasil seperti Tabel 4.2
Tabel 4.2 Tabel Diameter, Jarak pada Pipa Manometer
Manometer Diameter Luar Diameter Dalam Jarak (cm)
1-2 6 5,4 56
2-3 6 5,4 52
3-4 6 5,4 50
4-5 6 5,4 50
5-6 6 5,4 52
6-7 6 5,4 55
7-8 6 5,4 42
Sumber : Data Praktikum Diameter, Jarak pada Pipa Manometer di
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri.
Tabel 4.2 menunjukkan hasil dari pengukuran diameter pada bagian luar
dan dalam pipa manometer dan pengukuran jarak dari pipa satu sampai pipa
21
delapan.
4.1.4 Pembacaan Muka Air Manometer
Pembacaan muka air manometer yaitu untuk menentukan tinggi air yang
mengalir pada pipa setiap aliran dan diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Sebelum Aliran
Tabel 4.3 Tabel Tinggi Air pada Pipa Manometer pada saat sebelum mengalir
Keadaan Tinggi Nomor Tabung
Air 1 2 3 4 5 6 7 8
Mengalir 3 1,5 1,5 0,5 0,5 0 0 1
Sumber : Data pengamatan praktikum
Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengukuran tinggi air pipa manometer pada
saat sebelum aliran.
b. Setengah Aliran
Tabel 4.4 Tabel Tinggi Air pada Pipa Manometer pada saat Setengah Aliran
Keadaan Tinggi Nomor Tabung
Air 1 2 3 4 5 6 7 8
Mengalir 4,5 3,2 3 1,6 1,5 1,2 0,3 2,1
Sumber : Data pengamatan praktikum
Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengukuran tinggi air pipa manometer pada
saat setengah aliran.
c. Aliran Penuh
Tabel 4.5 Tabel Tinggi Air pada Pipa Manometer pada saat Aliran Penuh
Keadaan Tinggi Nomor Tabung
Air 1 2 3 4 5 6 7 8
Mengalir 7 5 4,6 3,1 2,8 2,5 1,8 3,5
Sumber : Data pengamatan praktikum
Tabel 4.5 menunjukkan hasil pengukuran tinggi air pipa manometer pada
saat aliran penuh.
22
4.1.5 Tinggi Muka Air Plunk Pool
Pada praktikum mekanika fluida selanjutnya menentukan tinggi muka air
pada plunk pool sebelum bendung dan sesudah bendung, diperoleh hasil sebagai
berikut :
a. Sebelum Bendung (20 cm)
Tabel 4.6 Tabel Tinggi Air pada Plunk Pool pada saat sebelum bendung (20
cm)
No Tinggi Air (cm)
Sebelum Setengah Aliran
Aliran Aliran Penuh
1. 15 Cm 17 Cm 17,5 Cm
2. 14,5 Cm 17 Cm 18 Cm
3. 10,5 Cm 13 Cm 18 Cm
4. 6,5 Cm 6 Cm 13,2 Cm
5. 0 Cm 1,5 Cm 6,2 Cm
Sumber : Data pengamatan praktikum
Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengukuran tinggi air plunk pool pada saat
sebelum bendung 20 cm.
23
b. Sesudah Bendung (10 cm)
Tabel 4.7 Tabel Tinggi Air pada Plunk Pool pada saat sesudah bendung (10
cm)
No Tinggi Air (cm)
Sebelum Setengah Aliran
Aliran Aliran Penuh
1. 0 Cm 1,5 Cm 2,3 Cm
2. 0 Cm 1,5 Cm 2,1 Cm
3. 0 Cm 1,5 Cm 2 Cm
4. 0 Cm 1,4 Cm 2,1 Cm
5. 0 Cm 1,1 Cm 1,8 Cm
6. 0 Cm 1,1 Cm 1,7 Cm
7. 0 Cm 0,6 Cm 1,7 Cm
8. 0 Cm 0,7 Cm 1,2 Cm
9. 0 Cm 0,7 Cm 1,3 Cm
10. 0 Cm 1 Cm 1,2 Cm
11. 0 Cm 1,2 Cm 1,7 Cm
12. 0 Cm 2,2 Cm 2,5 Cm
13. 0 Cm 2,3 Cm 2,7 Cm
14 0 Cm 1,3 Cm 1,5 Cm
Sumber : Data pengamatan praktikum
Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengukuran tinggi air plunk pool pada saat
sebelum bendung 10 cm.
4.2. Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan pengolahan data diatas pada percobaan praktikum didapatkan
hasil prngamatan pengolahan data sebagai berikut :
4.2.1 Menghitung Debit Pada Alat Ukur Thomson.
Menghitung debit pada alat ukur Thomson diperoleh dari perkalian
koefisien debit (k) dengan tinggi air (h). debit aliran diperoleh pengolahan data
pada Tabel 4.1 dengan uraian sebagai berikut :
24
Q = k . h5/2
25
GARIS HIDROLIK
Perhitungan kemiringan garis hidrolik diperoleh dari tinggi muka air pada
manometer saat aliran penuh dikurangi setengah aliran.
Garis Hidrolik = H mengalir – H tidak mengalir
Tabel 4.8 Tabel Garis Hidrolik
GH AliranPenuh – Setengah ΔH
Aliran
GH 1 7 – 4,5 2,5
GH 2 5 – 3,2 1,8
GH 3 4,6 – 3 1,6
GH 4 3,1 – 1,6 1,5
GH 5 2,8 – 1,5 1,3
GH 6 2,5 – 1,2 1,3
GH 7 1,8 – 0,3 1,5
GH 8 3,5 – 2,1 1,4
Sumber : Data pengamatan praktikum
26
4.2.3 Kemiringan Garis Energi ( Energy Gradient ) pada manometer
Perhitungan kemiringan garis energi diperoleh dengan rumus yang sudah
diketahui.
V = 0,613m/s²
Gravitasi (g) = 9,81 m/s²
Garis energy = garis hidrolik + V² / 2g
GE1 = 2,5 + 0,019 =2,519
GE2 = 1,8 + 0,019=1,819
GE3 = 1,6 + 0,019=1,619
GE4 = 1,5 +0,019=1,519
GE5 = 1,3 + 0,019=1,319
GE6 = 1,3 + 0,019=1,319
GE7 = 1,5 + 0,019=1,519
GE8 = 1,4 + 0,019= 1,419
GE Total = 2,519 + 1,819 + 1,619 + 1,519 + 1,319 + 1,319 + 1,519 + 1,419
= 13,052
Rata-rata GE = 13,052 / 8
= 1,6315
( Rata-rata GE diperoleh dari GE Total dibagi dengan jumlah pipa pada aliran )
27
4.2.4 Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)
Kehilangan tinggi tekan diperoleh dari pengolahan data saat praktikum
dapat diuraikan sebagai berikut :
Hf = h1 – h2
1. Sebelum Aliran
Tabel 4.9 Tabel kehilangan tinggi tekan pada saat Sebelum Aliran
Titik Hasil Rumus HF.. – Hasil Δh = Hasil/L
HF...
HF1 3 Δh = 1,5 / 56
3-1,5 1,5 0,026
HF2 1,5 Δh = 0 / 52
1,5-1,5 0 0
HF3 1,5 Δh = 1 / 50
1,5-0,5 1 0,02
HF4 0,5 Δh = 0 / 50
0,5-0,5 0 0
HF5 0,5 Δh = 0,5 / 52
0,5-0 0,5 0,009
HF6 0 Δh = 0/ 55
0-0 0 0
HF7 0 Δh = -1 / 42
0-1 -1 -0,023
HF8 1 Δh =1 / 28
1-0 1 0,035
HF TOTAL 3 0,067
HF Rata-Rata 3/8 0,375
Sumber : Data pengamatan praktikum
(Tabel 4.9 menunjukkan rumus Hf = h1-h2 merupakan rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai ketinggian pipa manometer pada sebelum
aliran, L merupakan jarak pada pipa manometer, Δh rumus menghitung hasil Hf
dengan jarak )
28
2. Setengah Aliran
Tabel 4.10 Tabel kehilangan tinggi tekan pada saat Setengah Aliran
Titik Hasil Rumus HF.. – Hasil Δh = Hasil/L
HF...
HF1 4,5 Δh = 1,3 / 56
4,5-3,2 1,3 0,023
HF2 3,2 Δh = 0,2 / 52
3,2-3 0,2 0,003
HF3 3 Δh = 1,4 / 50
3-1,6 1,4 0,028
HF4 1,6 Δh = 0,1 / 50
1,6-1,5 0,1 0,002
HF5 1,5 Δh = 0,3/ 52
1,5-1,2 0,3 0,005
HF6 1,2 Δh = 0,9 / 55
1,2-0,3 0,9 0,016
HF7 0,3 Δh = -1,8/ 42
0,3-2,1 -1,8 -0,042
HF8 2,1 Δh =2,1 / 28
2,1-0 2,1 0,075
HF TOTAL 4,5 0,11
HF Rata-Rata 4,5 / 8 0,5625
Sumber : Data pengamatan praktikum
(Tabel 4.10 menunjukkan rumus Hf = h1-h2 merupakan rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai ketinggian pipa manometer pada setengah
aliran, L merupakan jarak pada pipa manometer, Δh rumus menghitung hasil Hf
dengan jarak )
29
3. Aliran Penuh
Tabel 4.11 Tabel kehilangan tinggi tekan pada saat Aliran Penuh
Titik Hasil Rumus HF.. – Hasil Δh = Hasil/L
HF...
HF1 7 Δh = 2 / 56
7-5 2 0,035
HF2 5 Δh = 0,4 / 52
5-4,6 0,4 0,007
HF3 4,6 Δh = 1,5 / 50
4,6-3,1 1,5 0,03
HF4 3,1 Δh = 0,3 / 50
3,1-2,8 0,3 0,006
HF5 2,8 Δh = 0,3 / 52
2,8-2,5 0,3 0,15
HF6 2,5 Δh = 0,7/ 55
2,5-1,8 0,7 0,012
HF7 1,8 Δh = -1,7/ 42
1,8-3,5 -1,7 -0,040
HF8 3,5 Δh = 3,5/ 28
3,5-0 3,5 0,125
HF TOTAL 7 0,325
HF Rata-Rata 7/8 0,875
Sumber : Data pengamatan praktikum
(Tabel 4.11 menunjukkan rumus Hf = h1-h2 merupakan rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai ketinggian pipa manometer pada setelah aliran,
L merupakan jarak pada pipa manometer, Δh rumus menghitung hasil Hf dengan
jarak )
30
4.2.5 Menentukan Jenis Aliran
Dengan mengetahui Bilangan Reynold maka kita dapat menentukan jenis
aliran pada praktikum ini. Perhitungan bilangan reynold sebagai berikut:
Didasarkan atas bilangan Reynold (Re)
Re = ( V × D ) / υ
= ( 0,076× 0,054 ) / 0,657
= 0,006 246 57
Re = Jenis aliran laminar karena 0,006 246 57 < 2320
(Re diperoleh dari perkalian kecepatan (V) dengan diameter dalam pipa (D) dan
dibagi kekentalan kinematic (υ), nilai υ bisa di lihat pada tabel dibawah)
υ = ...x 10-6 1,794 1,519 1,310 1,010 0,897 0,657 0,657 0,00
31
1. Sebelum Aliran
= 0,021947
(hasil diperoleh dari nilai total Kehilangan Tinggi Tekan sebelum aliran dikali
diameter luar dan dikali 2 serta percepatan gravitasi lalu dibagi dengan kecepatan
lalu dipangkat 2 dan total keseluruhan jarak pipa manometer 1 sampai
plunkpool).
2. Setengah Aliran
= 0,032921
(hasil diperoleh dari nilai total Kehilangan Tinggi Tekan setengah aliran dikali
diameter luar dan dikali 2 serta percepatan gravitasi lalu dibagi dengan kecepatan
lalu dipangkat 2 dan total keseluruhan jarak pipa manometer 1 sampai
plunkpool)
3. Aliran Penuh
= 0,051211
(hasil diperoleh dari nilai total Kehilangan Tinggi Tekan aliran penuh dikali
diameter luar dan dikali 2 serta percepatan gravitasi lalu dibagi dengan kecepatan
lalu dipangkat 2 dan total keseluruhan jarak pipa manometer 1 sampai
plunkpool)
32
4.2.7 Koefisien Chezy
Pada mekanika fluida rumus Koefisien Chezy menggambarkan rata-rata
kecepatan aliran dari turbulen dengan rumus sebagai berikut :
1. Sebelum Aliran
= 29,899
(hasil diperoleh dari akar dari 2 dikali dengan percepatan gravitasi dan dibagi
dari hasil faktor gesekan sebelum aliran)
2. Setengah Aliran
= 24,412
(hasil diperoleh dari akar dari 2 dikali dengan percepatan gravitasi dan dibagi
dari hasil faktor gesekan setengah aliran)
33
3. Aliran Penuh
=19,573
(hasil diperoleh dari akar dari 2 dikali dengan percepatan gravitasi dan dibagi
dari hasil faktor gesekan aliran penuh).
34
2. Setengah Aliran
Q = AV = AC √
= 0,0022 . 24,412√
= 0,000672m/s²
(hasil debit chezy setengah aliran diperoleh dari hasil luas penampang(A)
dikali dengan hasil koefisien chezy(C) serta dikali dengan hasil akar dari jari- jari
hidrolik dan Kemiringan garis energi(S) = Σ )
3. Aliran Penuh
Q = AV = AC √
= 0,0022 . 19,573√
= 0,000673m/s²
(hasil debit chezy aliran penuh diperoleh dari hasil luas penampang(A)
dikali dengan hasil koefisien chezy(C) serta dikali dengan hasil akar dari
jari-jari hidrolik dan Kemiringan garis energi(S) = Σ )
XCheezy - XPipa
KR(%) =
X 100%
XCheezy
0,000670– 0,000536
KR(%) =
X 100%
0,000670
= 20 %
(hasil kesalahan relatif sebelum aliran diperoleh dari hasil debit chezy sebelum
aliran dikurangi dengan debit pipa dibagi dengan debit chezy sebelum aliran dan
dikali dengan 100%)
*ket: debit pipa diperoleh dari rumus Q = k . h5/2 dengan menghitung satu
persatu nilai k dan h menggunakan nilai tinggi pipa aliran penuh, lalu hasil dari
debit pipa1 sampai 8 dijumlahkan dan dibagi 8)
35
2. Setengah Aliran
XCheezy - XPipa
KR(%) =
X 100%
XCheezy
0,000672 – 0,000536
KR(%) =
X 100%
0,000672
= 20,2%
(hasil kesalahan relatif setengah aliran diperoleh dari hasil debit chezy setengah
aliran dikurangi dengan debit pipa dibagi dengan debit chezy setengah aliran dan
dikali dengan 100%).
*ket: debit pipa diperoleh dari rumus Q = k . h5/2 dengan menghitung satu
persatu nilai k dan h menggunakan nilai tinggi pipa aliran penuh, lalu hasil dari
debit pipa 1 sampai 8 dijumlahkan dan dibagi 8).
3. Aliran Penuh
XCheezy - XPipa
KR(%) =
X 100%
XCheezy
0,000673 – 0,000536
KR(%) =
X 100%
0,000673
= 20,3 %
(hasil kesalahan relatif aliran penuh diperoleh dari hasil debit chezy aliran
penuh dikurangi dengan debit pipa dibagi dengan debit chezy aliran penuh
dan dikali dengan 100%).
*ket: debit pipa diperoleh dari rumus Q = k . h5/2 dengan menghitung satu
persatu nilai k dan h menggunakan nilai tinggi pipa aliran penuh, lalu hasil
dari debit pipa 1 sampai 8 dijumlahkan dan dibagi 8).
36
4.2.10 Rumus Prandtl Von Karman :
Perhitungan dengan rumus Prandtl Von Karman yaitu perhitungan dengan
cara pembagian antara 12 kali kekentalan kinermatik dibagi dengan akar dari
percepatan gravitasi dikali jari-jari hidrolik dan kemiringan garis energy dengan
rumus sebagai berikut :
1. Sebelum Aliran
= 246,887
(hasil dari nilai diatas diperoleh dari pembagian antara 12 dikali dengan
kekentalan kinematik dibagi dengan akar dari percepatan gravitasi dikali jari-jari
hidrolik dan Kemiringan garis energi ).
2. Setengah Aliran
= 201,14
(hasil dari nilai diatas diperoleh dari pembagian antara 12 dikali dengan
kekentalan kinematik dibagi dengan akar dari percepatan gravitasi dikali jari-jari
hidrolik dan Kemiringan garis energi ).
3. Aliran Penuh
= 161,029
√
(hasil dari nilai diatas diperoleh dari pembagian antara 12 dikali dengan
kekentalan kinematik dibagi dengan akar dari percepatan gravitasi dikali jari-jari
hidrolik dan Kemiringan garis energi ).
37
4.2.11 Rumus Calebrock :
Perhitungan dengan Rumus Calebrock yaitu perhitungan dengan cara
perkalian antara jari-jari hidrolik dan hasil 12 dibagi dengan 10 pangkat hasil
koefisien cheezy sebelum aliran dibagi 18 lalu dikurangi dengan hasil koefisien
cheezy sebelum aliran dibagi hasil bilangan reynold dengan rumus sebagai berikut:
1. Sebelum Aliran
( )
( )
= -64.617
Jenis Saluran Hidrolik kasar = < = = -0,00382<
(dari hasil diatas diperoleh dari hasil Rumus Prandtl Von Karman sebelum
aliran dibagi dengan rumus calebrock sebelum aliran lebih kecil dari hasil 1
dibagi 6).
2. Setengah Aliran
( )
( )
= -52.758
Jenis Saluran Hidrolik kasar = < = = -0,00381<
(dari hasil diatas diperoleh dari hasil Rumus Prandtl Von Karman setengah
aliran dibagi dengan rumus calebrock setengah aliran lebih kecil dari hasil 1
dibagi 6).
3. Aliran Penuh
( )
( )
= -42.300
(dari hasil diatas diperoleh dari hasil Rumus Prandtl Von Karman aliran
penuh dibagi dengan rumus calebrock aliran penuh lebih kecil dari hasil 1 dibagi
38
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari laporan praktikum fluida ini agar mahasiswa dapat
mengetahui hasil dari berbagai pengukuran menggunakan alat ukur Thomson,
inlet, pipa manometer, serta plunk pool. Adapun hasil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menghitung hasil debit pada alat ukur Thomson dihitung dengan
menggunakan rumus debit, dan didapat untuk tiga
percobaan diatas.
2. Untuk nilai kecepatannya sehingga dapat menggambarkan kemiringan garis
hidrolik (hidroulic gradient) dihitung menggunakan garis energi dengan
hasil total 12,9 dan rata-rata 1,6125.
3. Untuk nilai kecepatannya sehingga dapat menggambarkan kemiringan garis
energi (energy gradient) dihitung menggunakan garis energi dengan hasil
total 13,052 dan rata-rata 1,6315.
4. Untuk menghitung kehilangan tinggi tekan (Head Loss) menggunakan
rumus kehilangan tinggi tekan, sehingga hasil yang didapat sebagai berikut:
- Sebelum aliran HF total = 3 dan HF rata-rata = 0,375
- Setengah aliran HF total = 4,5 dan HF rata-rata = 0,5625
- Aliran Penuh HF total = 7 dan HF rata-rata = 0,875
5. Hasil dari Nilai Re yang didapatkan dari ketiga perhitungan diatas adalah 0,006
24657 dengan menggunakan rumus Reynold., sehingga jenis aliran yaitu aliran
laminar karena nilai Re 0,006 246 57 kurang dari 230.
6. Untuk menentukan hasil kontrol debit menggunakan rumus Darcy –
Weisbach. Sehingga hasil yang didapa adalah seperti berikut : Sebelum
aliran = 0,021947, Setengah aliran = 0,03291, dan Aliran Penuh = 0,051211
7. Untuk menentukan hasil dari Koefisien Chezy menggunakan rumus
C maka hasil yang didapat sebagai berikut :
Sebelum aliran = 29,899 , Setengah aliran = 24,412 , dan Aliran Penuh =
19,573
38
8. Untuk menentukan hasil dari Debit Chezy menggunakan rumus yang sudah
ditulis dipembahasan, maka hasil yang didapat sebagai berikut :
Sebelum aliran = 0,000670 , Setengah aliran = 0,000672 , dan Aliran Penuh
= 0,000672
5.2. SARAN
Dari pelaksanaan kegiatan yang telah kami lakukan di Labolatorium
Teknik Sipil Universitas Kadiri, untuk mempelajari Ilmu Mekanika Fluida dalam
praktikum yang telah dilakukan alangkah baiknya ditambahkan tentang
pengukuran suhu air bertujuan untuk mengetahui keberagaman suhu air saat
dilokasi praktik dan juga efek pengruhnya.
39
DAFTAR PUSTAKA
[4] MEKANIKA FLUIDA I. Oleh : Ir.M. Orianto, BSE - Ir.W.A. Pratikto, M.Sc
- Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, vol.
0, no. 1. .
[6] B. Munson, “Mekanika Fluida,” Erlangga, no. Jakarta, pp. 1–50, 2002.
40
[10] W. Waspodo, “ANALISA HEAD LOSS SISTEM JARINGAN PIPA
PADA SAMBUNGAN PIPA KOMBINASI DIAMETER BERBEDA,”
Suara Tek. J. Ilm., 2017, doi: 10.29406/stek.v8i1.534.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
LAMPIRAN
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
Dokumentasi 1 : Mengukur air padaThomson di
lakukan oleh Liana Widyastuti (19513748) dan
Silviana Rohmatin (19513749)
68
Dokumentasi 3 : Mengukur jarak antar pipa
manometer dilakukan oleh Teguh Gunawan
(19513726) dan Liana Widyastuti (19513748)
69
Dokumentasi 5 : Mengukur air pada Plunk pool
dilakukan oleh Teguh Gunawan (19513726)
70
Dokumentasi 7 : dilakukan oleh kelompok 1
Ahmad Fauzan f.b.w. (19513702), Teguh Gunawan
(19513726), Roni Dwi Anggara (19513625), Liana
Widyastuti (19513748), Silviana Rohmatin
(19513749), Humidatul aula (19513817)
71
72
73
74