Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK PEMISAHAN MEKANIK


DAN TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN
SUHU
(M-05)

Disusun oleh
Lanang Widiaji 121140041
Reynaldi Malik 121140208
Bayu Setyapermana 121160010

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK
DAN TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN
SUHU
(M-05)

Disusun oleh

Lanang Widiaji 121140041


Reynaldi Malik 121140208
Bayu Setyapermana 121160010

Yogyakarta, 2 Juni 2018


Disetujui
Asisten Pembimbing

Zaera Regitta P

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan laoran Praktikum Pemisahan
Mekanik Dan Transportasi Zat Padat dengan judul “Dinamika Proses
Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu”.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penyusun telah menerima petunjuk
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun
materil.
2. Ir. Danang Jaya, M.T., selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
UPN “Veteran” Yogyakarta.
3. Zaera Regitta P, selaku asisten pembimbing yang telah banyak membantu
dan membimbing penyusun selama penyusunan laporan ini.
4. Petugas dan staff laboratorium yang telah memberikan bantuan dengan
menyediakan alat-alat dan sarana yang dibutuhkan sehingga praktikum
dapat berjalan dengan lancar.
5. Berbagai pihak yang terlibat dalam praktikum ini.
Dalam penyusunan lapoan ini, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan ini ke arah yang lebih baik.

Yogyakarta, 1 Juni 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ................................................................................................. ii
Kata Pengantar ............................................................................................................ iii
Daftar Isi ...................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ............................................................................................................ vi
Daftar Tabel ................................................................................................................ vii
Daftar Lambang .......................................................................................................... ix
Intisari .......................................................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang .................................................................................. 1
I.2. Tujuan Percobaan ............................................................................. 1
I.3. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 2
I.4. Hipotesis ........................................................................................... 6
BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1. Alat dan Bahan ................................................................................. 6
II.1.1 Alat ............................................................................................ 6
II.1.2 Bahan ......................................................................................... 6
II.2. Rangkaian Alat ................................................................................. 6
II.3. Cara Kerja ......................................................................................... 8
II.3.1. Proses Pengosongan Tangki ................................................... 8
II.3.2. Proses Pengukuran Suhu ........................................................ 8
II.4. Bagan Alir ........................................................................................ 9
II.4.1. Proses Pengosongan Tangki ................................................... 9
II.4.2. Proses Pengukuran Suhu ........................................................ 9
II.5. Analisis perhitungan ......................................................................... 10

iv
BAB III. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1. Data Hasil Percobaan ....................................................................... 12
III.1.1. Proses Pengosongan Tangki ..................................................... 12
III.1.2. Proses Pengukuran Suhu .......................................................... 15
III.2. Pembahasan ..................................................................................... 16
III.2.1 Hubungan Tinggi Cairan Terhadap Waktu pada Proses
Pengosongan Tangki ............................................................................ 16
III.2.2. Konstanta waktu termometer ................................................... 16
BAB IV. PENUTUP
IV.1. Kesimpulan ...................................................................................... 17
IV.2. Kritik dan Saran ............................................................................... 18
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 19

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Respon output terhadap input ……………………………………… 2


Gambar 2. Respon output terhadap gangguan ……………………………...…. 2
Gambar 3. Sistem tangki dengan input dan output …………………………….. 4
Gambar 4. Rangkaian alat pengosongan tangki …………………………..….... 7
Gambar 5. Rangkaian alat pengukuran suhu ………………………………....... 7

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Proses Pengosongan Tangki ................................................................. 12


Tabel 2. Proses Pengukuran Suhu ....................................................................... 13
Tabel 3. Kesimpulan proses pengosongan tangki ............................................... 17
Tabel 4. Kesimpulan proses pengukuran suhu .................................................... 17

vii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Waktu vs tinggi pada pengosongan tangki .......................................... 14


Grafik 2. Hubungan Ln H dengan Ln (-A dh/dt) pada diameter 2,715 cm ......... 14
Grafik 3. Hubungan Ln H dengan Ln (-A dh/dt) pada diameter 2,2 cm ............. 15
Grafik 4. Hubungan Ln H dengan Ln (-A dh/dt) pada diameter 1,69 cm ........... 15
Grafik 5. Waktu vs suhu pada proses pengukuran suhu ...................................... 16

viii
DAFTAR LAMBANG

ρ : Densitas material dalam sistem (g /cm3)


ρ1 : Densitas material arus inlet (g /cm3 )
ρ2 : Densitas material arus outlet (g /cm3)
V : Volume total sistem (cm3 )

F1 : Laju alir volumetrik arus inlet ( cm3/ s )


F2 : Laju alir volumetrik arus outlet ( cm3/ s )

CA : Konsentrasi molar A dalam sistem (cm3/ s)


CA1 : Konsentrasi molar A arus inlet (cm3/ s)
CA2 : Konsentrasi molar A arus outlet (cm3/ s)
r : Laju alir per unit volume untuk komponen A dalam sistem
h1 : Entalpi spesifik material dalam arus inlet (J)

h2 : Entalpi spesifik material dalam arus outlet (J)

Q : Jumlah panas yang ditukarkan antara sistem dan


lingkungan nya (BTU)

Ws : Jumlah kerja diantara sistem dan sekeliling


U,k,p : Energi dalam, energi kinetik, energi potensial (N/m2)
Τ : Konstanta waktu

: Perubahan ketinggian terhadap waktu (cm/s )


K : Konstanta
n : Orde
A : Luas permukaan (cm2)
D : Diameter (cm)
T : Waktu (detik)
T : Suhu (°C)

ix
INTISARI

Dinamika proses merupakan salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia yang
bertujuan memberikan dasar pengetahuan sifat dinamis dari suatu sistem dan
pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan adanya
bahaya dari sistem.Untuk mengetahui suatu nilai dinamika proses dalam teknik kimia
digunakan prinsip reaksi kimia, proses fisika, dan matematika. Dinamika proses
mempelajari sistem proses terhadap respon output terhadap perubahan input maupun
respon output terhadap gangguan pada sistem proses.
Pada percobaan pengosongan tangki, percobaan di mulai dengan memasang
pipa dengan diameter 3,23 cm pada tangki dan mengisi tangki dengan air sampai
ketinggian 20 cm. Kemudian membuka kran dan secara bersamaan menghidupkan
stopwatch lalu mencatat waktu berkurangnya ketinggian air dalam tangki setiap 1 cm
sampai air didalam tangki habis. Percobaan dilanjutkan dengan mengalirkan air
melalui diameter pipa 2,58 cm; dan 2,2 cm. Pada percobaan pengukuran suhu,
percobaan dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan. Kemudian mengisi gelas beker
pertama dengan air panas dan gelas beker kedua di isi dengan air dingin. Termometer
di celupkan pada air panas hingga mencapai suhu 80 °C kemudian langsung
memindahkan termometer ke dalam air dingin .Mencatat waktu yang dibutuhkan
termometer setiap 5 °C sampai mencapai suhu 30 °C pada air dingin.Kemudian
melakukan percobaan sebaliknya dengan suhu yang sama pada air dingin ke air panas.
Dari percobaan pengosongan tangki menggunakan diameter pipa yang berbeda
– beda yaitu 3,23 cm; 2,58 cm dan 2,2 cm didapatkan bahwa semakin besar diameter
pipa maka waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki lebih cepat. Pada pipa
yang berdiameter 3,23 cm didapatkan nilai k sebesar 0,3974474 dan nilai n sebesar
10,212617 , pipa berdiameter 2,58 cm didapat k sebesar 0,457379 dan nilai n sebesar
9,9878878 , pipa dengan diameter 2,2 cm didapatkan nilai k sebesar 0,3986346 dan
nilai n sebesar 10,768426 Pada percobaan pengukuran suhu respon termometer dari
panas ke dingin lebih cepat dari pada dingin ke panas.Hal ini dibuktikan dari data
yang didapat dimana waktu yang dibutuhkan termometer dari air panas 80 °C ke air
dingin 30°C adalah 518 detik sedangkan waktu termometer dari suhu dingin 30°C ke
air panas 80 °C adalah 302 detik.

Kata kunci : pengosongan tangki, dinamika proses, pengukuran suhu

x
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Dalam suatu proses dalam teknik kimia ada beberapa faktor penting antara lain
waktu dan suhu, karena merupakan faktor utama yang mempengaruhi suatu
pengendalian proses atau dinamika proses. Dinamika proses merupakan salah satu
ilmu terapan dalam teknik kimia yang bertujuan memberikan:
a. Dasar pengetahuan sifat dinamis suatu sistem.
b. Pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan
adanya bahaya dari sistem.
Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya selalu
berubah terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses belum
mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan
terhadap kondisi proses yang tunak
Untuk mengetahui suatu nilai dinamika proses dalam teknik kimia digunakan
reaksi, proses kimia dan matematika. Dengan mempergunakan persamaan tersebut
dapat diperkirakan suatu kejadian pada suatu hasil (produk) dengan merubah suhu,
tekanan, ukuran alat dan sebaginya.
Penentuan dinamika proses dengan menggunakan metode pengosongan tangki
menggunakan sistem pemodelan sedangkan yang digunakan dalam metode
pengukuran suhu digunakan sistem berorde satu dan dua.Salah satu contoh
pengaplikasian pengosongan tangki dalam industri adalah pada saat pabrik sedang
shutdown atau tidak beroperasi.

I.2. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mempelajari kelakuan proses dinamik yaitu proses pengosongan tangki
dan pengukuran suhu.
2. Menentukan parameter proses pengosongan tangki.
3. Menentukan konstanta waktu termometer.

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 1
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

I.3.TINJAUAN PUSTAKA
Dinamika proses dapat ditentukan dengan metode pengosongan tangki
menggunakan sistem permodelan. Sedangkan metode pengukuran suhu, dilakukan
dengan sistem berorde satu dan dua.
Tahap awal dari pembuatan model suatu proses adalah dengan melakukan
analisa dari proses tersebut. Tujuan analisa adalah mendapat gambaran dar kejadian
secara fisik, memprediksi kelakuan proses, membandingkan dengan kelakuan
sebenarnya, mengevaluasi terhadap keterbatasan dari model yang ada dan
dilanjutkan dengan perancangan unit proses.
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya perubahan
terhadap proses , misalnya:
1. Respon output dengan adanya perubahan input

Proses
Input Output

Gambar 1. Respon output terhadap perubahan input


2. Respon output dengan adanya gangguan pada proses

Input Proses Output

Gangguan
Gambar 2. Respon output terhadap gangguan pada proses
Variabel-variabel proses seperti laju alir, tekanan dan konsentrasi dalam
pengandalian proses kimia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Variabel input
Variabel input adalah variabel yang menunjukkan pengaruh lingkungan
terhadap proses kimia.
a. Variabel termanipulasi

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 2
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

Variabel yang nilainya dapat diatur secara bebas oleh operator atau
mekanisme pengendalian.
b. Gangguan
Gangguan adalah variabel yang hilang bukan hasil pengaturan operator
atau mekanisme pengendalian.
2. Variabel output
Variabel output adalah variabel yang menunjukkan pengaruh proses terhadap
lingkungan.
a. Variabel terukur
Variabel terukur adalah jika nilai variabel yang dapat diketahui dengan
pengukuran secara langsung.
b. Variabel tidak terukur
Variabel tidak terukur adalah nilai variabel yang tidak dapat diukur
secara langsung.

Dalam dinamika proses ada 2 keadaan yang ditinjau yaitu :


1. Keadaan tunak (steady state)
Keadaan tunak adalah kondisi sewaktu sifat suatu sistem tidak berubah
dengan berjalannya waktu atau dengan kata lain konstan. Pada kebanyakan
sistem, keadaan tunak baru akan dicapai beberapa waktu setelah sistem
dimulai.
2. Keadaan tidak tunak (unsteady state)
Untuk mempermudah penyelesaian bentuk kompleks dan non linier, diubah
menjadi bentuk linier di sekitar kondisi tunak.
(Stephanopolus,G.1984)

Untuk mempelajari karakteristik sistem proses dan kelakuannya diperlukan :


1. Variabel-variabel bebas dan variabel-variabel tidak bebas dari
sistem.

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 3
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

2. Persamaan hubungan antara variabel proses yang dapat


menggambarkan kelakuan dinamik proses terhadap perubahan
waktu

Persamaan hubungan antara variabel-variabel bebas dan tidak bebas dapat


ditentukan dengan menggunakan prinsip kekekalan disebut persamaan keadaan.

Persamaan keadaan :

Gambar 3. Sistem pengosongan tangki dengan input dan


output

Neraca massa total:


Rin – Rout = Racc

………………………………………………...(1)

Neraca Massa Komponen


Rin – Rout = Racc

………………………………………………..(2)
𝑑𝐶𝑎 𝑑𝑣
𝑣 + 𝐶𝑎 𝑑𝑡 = −𝐹1 𝐶𝑎1
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝑎
𝑣 + 𝐹1𝐶𝑎 = −𝐹1 𝐶𝑎1
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝑎
𝑣 𝑑𝑡
= 𝐹1 (𝐶𝑎 − 𝐶𝑎1)

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 4
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

𝑣 𝑑𝐶𝑎
= −𝐶𝑎1 + 𝐶𝑎
𝐹1 𝑑𝑡
𝑣 𝑑𝐶𝑎
+ 𝐶𝑎1 = 𝐶𝑎
𝐹1 𝑑𝑡
𝑑𝐶𝑎
𝐶𝑎 = 𝜏 + 𝐶𝑎…………………………………………………....(3)
𝑑𝑡
Persamaan Bernoulli :

𝑃1 𝑣1 2 𝑃2 𝑣22
+ 𝑔 𝑧1 + = + 𝑔 𝑧2 +
𝜌1 2 𝜌2 2

Tangki terbuka → P1 = P2
Tidak ada aliran masuk → V1 = 0

𝑣22 = 2𝑔 (𝑧2 − 𝑧1)

……………………………………………….(4)

𝑄 = 𝐴 𝑣2

…………………………………………......(5)

Parameter Pengosongan Tangki : 𝑄 = 𝑘 ℎ𝑛

……………………………..(6)

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 5
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

Fenomena proses dinamika yang lain adalah pengukuran perubahan


temperatur akibat adanya perubahan temperatur yang mendadak, baik dari panas ke
dingin maupun sebaliknya.
Alat ukur temperatur adalah termometer. Termometer berisi fluida yang
koefesien muainya cukup besar sehingga cukup sensitif terhadap perubahan
temperatur. Proses perpindahan yang terjadi pada termometer adalah proses
perpindahan energi dalam bentuk kalor. Tiga tahap perpindahan kalor yang terjadi
pada termometer adalah :

1. Konveksi dari lingkungan atau medium ke lapis film dinding gelas


termometer medium.
2. Konduksi dalam dinding gelas.
3. Konveksi dari dinding gelas ke fluida dalam termometer.

Dengan adanya ketiga hambatan perpindahan di atas, maka tidak mungkin


terjadi respon yang bersamaan secara serempak dari termometer. Walaupun
perubahan temperatur secara mendadak, pasti ada keterlambatan termometer dalam
mengindera temperatur dan memberikan hasil pengukuran neraca pada termometer
tersebut.
(Harriot, P., 1992)
I.4. HIPOTESIS
1. Semakin besar diameter pipa keluaran , waktu yang dibutuhkan
pengosongan tangki semaki cepat, hal ini dikarenakan debit aliran air
yang keluar tangki lebih banyak sehingga waktu yang dibutuhkan lebih
cepat.
2. Semakin besar diameter pipa keluaran maka, harga k yang didapat juga
semakin besar.
3. Waktu yang dibutuhkan termometer untuk berubah suhunya dari panas
ke dingin lebih cepat dibandingkan merubah suhu dari dingin ke panas.

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 6
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1. ALAT DAN BAHAN


II.1.1 ALAT
1. Stopwatch 5. Kompor listrik
2. Kran 6. Ember
3. Termometer 7. Meteran
4. Gelas beker
II.1.2 BAHAN
1. Air
2. Es batu
II.2. RANGKAIAN ALAT Keterangan:
1. Tangki
1. Pengosongan Tangki 2. Kran
3. Meteran

3
1
2
Gambar 4. Rangkaian alat pengosongan tangki

2. Pengukuran Suhu
Keterangan :

1. Termometer
2. Kompor listrik
3. Gelas beker
4. Gelas beker
5 5. Baskom

Gambar 5. Rangkaian alat pengukuran suhu

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 7
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

II.3. CARA KERJA


II.3.1 Proses Pengosongan Tangki
Pada percobaan pengosongan tangki, percobaan dimulai dengan
memasang pipa dengan diameter 2,715 cm pada tangki dan mengisi tangki
dengan air sampai ketinggian 65 cm. Kemudian membuka kran dan secara
bersamaan menghidupkan stopwatch, lalu mencatat waktu berkurangnya
ketinggian air dalam tangki setiap 1 cm sampai air di dalam tangka mencapai
ketinggian 55 cm. Percobaan diulangi dengan mengganti diameter pipa
keluaran 2,2 cm; dan 1,69 cm.

II.3.2 Proses Pengukuran Suhu


Pada percobaan pengukuran suhu, percobaan diawali dengan
menyiapkan alat dan bahan. Kemudian mengisi gelas beker dengan air dan
memanaskan air hingga mencapai suhu 75 °C. Sambil menunggu suhu air
meningkat, masukkan air dingin atau es ke dalam gelas beker yang lain
sampai suhu air dingin menjadi 15 °C. Langkah selanjutnya adalah mencatat
suhu awal termometer kemudian memasukkan termometer ke dalam air
panas. Setelah termometer mencapai suhu 75 °C pada air panas, secara cepat
memindahkan termometer dari cairan panas ke cairan dingin, dan
menyalakan stopwatch secara bersamaan. Waktu termometer untuk mencapai
suhu 15 °C dicatat setiap 5 °C. Percobaan diulangi sebaliknya yaitu dari suhu
air dingin 15 °C ke suhu air panas 75 °C.

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 8
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

II.4. BAGAN ALIR


II.4.1. Proses Pengosongan Tangki
Mengisi tangki dengan air sampai ketinggian 65 cm dan memasang pipa
dengan diameter 2 , 715 cm
22

Membuka kran dan secara bersamaan menghidupkan stopwatch

Mencatat waktu berkurangnya ketinggian air pada tangki sampai ketinngian 55


cm setiap 1 cm

Mengulangi percobaan dengan diameter pipa 2,2 cm dan 1,69 cm

II.4.2. Proses Pengukuran Suhu

Menyiapkan alat dan bahan

Mengisi gelas beker dengan air dan memanaskan sampai suhu 75 oC

Sambil menunggu air memanas, memasukkan air kedalam gelas beker lain yang
didinginkan dengan es sampai suhu 15 oC

Mencatat suhu awal termometer kemudian memasukkan termometer ke dalam


air panas sampai suhu 75°C

Memindahkan secara cepat termometer kedalam gelas beker berisi air din gin
bersamaan dengan menghidupkan stopwatch

Mencatat waktu yang dibutuhkan termometer untuk mencapai suhu 15 oC setiap


5 oC

Mengulangi percobaan dari air dingin 15 oC ke air panas 75oC

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 9
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

II.5. ANALISIS PERHITUNGAN


1. Proses pengosongan tangki
a. Mencari luas permukaan tangki

b. Mencari perubahan ketinggian cairan setiap perubahan waktu

c. Mencari h pada persamaan

d. Dengan metode “Least Square”


Ʃy = bƩx + n.a

Ʃxy = bƩx2 +
Ʃx.a , Maka
diperoleh :

dengan y = tinggi (h) dan x = waktu (t)


Sehingga persamaan garisnya y = b.x +a
e. Menentukan parameter
= k.hn
dilinearisasi menjadi :
= n.ln h + ln k
y = b.x + a

dengan
:
y = x = ln (h)
b = n ; a = ln k

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 10
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

2. Menentukan konstanta waktu termometer


y = T –To , x = T1 – To
𝑦
=1-𝑒 𝑡/𝜏
𝑥
𝑦
𝑒 𝑡/𝜏 = 1 −
𝑥
𝑦 −1
ln(1 − ) = ( ) 𝑡
𝑥 𝜏
𝑦
y = ln(1 − 𝑥 )
−1
a= 𝜏

x=t
dengan metode Least Square
Ʃy = a. Ʃx + n.b b =0

maka , diperoleh : a =
Akhirnya diperoleh konstanta waktu termometer adalah :

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 11
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Percobaan


Ketinggian tangki mula-mula (ho) : 10 cm
Diameter tangki : 69 cm
Jumlah kran : 3 buah
Luas tangki : 3737.385 cm2

III.1.1. Proses Pengosongan Tangki


Tabel 1. Proses pengosongan tangki

h (cm) waktu (detik)


No D1 = D2 = D3 =
manual aktual 2.715 2.2 1.69
1 65 10 0 0 0
2 64 9 5.2 7.22 9.4
3 63 8 10.87 15.15 19.13
4 62 7 16.8 23.13 29.27
5 61 6 22.82 31.19 39.83
6 60 5 29.1 39.42 51.22
7 59 4 35.41 47.95 63.29
8 58 3 42.12 56.71 76.12
9 57 2 49.47 65.95 89.9
10 56 1 56.84 75.63 104.59
11 55 0 64.67 85.77 119.99

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 12
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

140

120

100

Tinggi (h)
80
D1
60
D2
40 D3
20

0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (s)

Grafik 1. Hubungan antara Waktu (t) vs Tinggi (h) pada proses


pengosongan tangki.

4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000


6.5000 6.6000
6.5500 y = 2.5144x - 3.9251
6.4500 6.5000 R² = 0.9703
6.4500
ln (_A*dh/dt)

6.4000
6.4000
Y Hitung
6.3500 6.3500
6.3000 Y Data
6.3000 6.2500 Linear (Y Data)
6.2500 6.2000
6.1500
6.2000 6.1000
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
ln H

Grafik 2. Hubungan Ln H dengan Ln (-A dh/dt) pada diameter 2,715


cm

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 13
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000


6.2500 6.3000
6.2500 y = 1.9905x - 2.0656
6.2000 R² = 0.9584
6.2000

ln (_A*dh/dt)
6.1500 6.1500
6.1000 Y Hitung
6.1000
6.0500 Y Data
6.0500 6.0000
Linear (Y Data)
5.9500
6.0000
5.9000
5.9500 5.8500
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
ln H

Grafik 3. Hubungan ln h dengan ln (-A dh/dt) pada diameter 2,2 cm

4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000


5.9000 6.1000
6.0000 y = 3.4541x - 8.3831
5.8500
R² = 0.9943
5.9000
ln (_A*dh/dt)

5.8000
5.8000 Y Hitung
5.7500
5.7000 Y Data
5.7000
5.6000 Linear (Y Data)
5.6500 5.5000
5.6000 5.4000
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
ln H

Grafik 4. Hubungan ln h dengan ln (-A dh/dt) pada diameter 1,6 cm

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 14
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

III.1.2. Proses Pengukuran Suhu


Tabel 2. Proses pengukuran suhu

panas→dingin dingin→panas
No T Waktu T Waktu
(◦C) (s) (◦C) (s)
1 75 0 15 0
2 70 121 20 212
3 65 179 25 357
4 60 249 30 511
5 55 328 35 640
6 50 429 40 762
7 45 544 45 880
8 40 687 50 1012
9 35 871 55 1144
10 30 1062 60 1270
11 25 1243 65 1407
12 20 1501 70 1543
13 15 2080 75 1718

80
70
60
50
Suhu (oC)

40
Dingin -> Panas
30
Panas -> Dingin
20
10
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Waktu (s)

Grafik 5. Waktu vs Suhu pada proses pengukuran suhu

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 15
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

III.2. Pembahasan
III.2.1 Hubungan Tinggi Cairan Terhadap Waktu pada Proses
Pengosongan Tangki
Berdasarkan data percobaan diperoleh bahwa semakin besar
diameter pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki
semakin cepat, hal ini dikarenakan debit aliran air yang keluar tangki
semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya volume air yang
dapat dikeluarkan persatuan waktu pada proses pengosongan tangki
berbanding lurus dengan besarnya diameter pipa keluaran.
Proses pengosongan tangki untuk diameter yang berbeda-beda dapat
ditunjukkan pada grafik berikut :
Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin
besar diameter pipa maka waktu untuk mengosongkan tangki semakin
kecil. Adapun nilai K pada masing masing diameter tangki (2,715 cm;
2,2 cm; 1,69 cm) berturut turut adalah 102.971; 85.1878; 62.0597. Nilai
K yang didapat dari percobaan adalah sesuai dengan teori, dimana nilai
K berbanding lurus dengan perbesaran diameter pada tangki.

III.2.2. Konstanta waktu termometer ( τ )


Pada proses pengukuran suhu dingin ke panas, percobaan dihentikan
pada saat termometer mencapai suhu 75 oC. Sedangkan pada proses
pengukuran suhu panas ke dingin, percobaan dihentikan pada saat
termometer mencapai suhu 15 oC. Konstanta waktu termometer (τ) pada
proses pengukuran suhu didapatkan hasil yang berbeda, hal ini
disebabkan oleh perbedaan suhu dari panas ke dingin yang sangat tiba-
tiba menyebabkan respon termometer terhadap perubahan suhu
menjadi lambat.

Berdasarkan grafik diatas, maka dapat diketahui bahwa respon


termometer terhadap perubahan suhu dari dingin ke panas lebih cepat
daripada perubahan suhu dari panas ke dingin.

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 16
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a) Proses Pengosongan Tangki
i. Semakin besar diameter pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk
pengosongan tangki semakin cepat. Hal ini disebabkan karena debit
aliran yang keluar dari tangki berbanding lurus dengan diameter pipa
keluaran.
ii. Semakin besar diameter tangki, maka harga k yang didapat juga
semakin besar
Tabel 3. Kesimpulan proses pengosongan tangki
No Diameter K N Persamaan %Kesalahan rata-
(cm) rata
1 2.715 0,9946 1,5569 Y = -0,0054 + 0,6386 %
1,5569x
2 2.2 0,9972 1,4866 Y = -0,0028 + 0,4150 %
1.4866x
3 1.69 0,9886 1,4091 Y = -0,0115 + 1,5302 %
1,4091x
b) Proses Pengukuran Suhu
Tabel 4. Kesimpulan proses pengukuran suhu
No Perubahan Suhu Τ Persamaan %Kesalahan
rata-rata
1 Dingin → Panas 1165.215 T = 60 (1-e- 12.1328 %
t/1165.215
) + 15
2 Panas → Dingin 945.3129 T = -60 (1-e- 12.7429 %
t/945.3129
) + 75

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 17
Bayu Setyapermana (121160010)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Dinamika Proses Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu
(M-5)

IV.2. Kritik dan Saran


A. Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan yang
akan melakukan praktikum untuk lebih teliti dalam membaca
temperatur yang tertera pada termometer. Selain itu, praktikan
diharapkan agar teliti dalam membaca skala penurunan tinggi
cairan pada proses pengosongan tangki.
B. Kritik
Praktikan menyarankan agar laboran lebih memperhatikan alat-
alat yang akan digunakan untuk praktikum dan memperbarui alat-
alat yang sudah tidak layak

Lanang Widiaji (121140041)


Reynaldi Malik (121140208) 18
Bayu Setyapermana (121160010)
DAFTAR PUSTAKA

Harriot,P. 1992. Process Control. New York : Mc. Graw Hill. Book Inc

Stephanopoulus, G. 1984. Chemical Process Control Introduction to Theory and


Practice.” New Jersey : Prentice-Hall Inc.
LAMPIRAN

A. Pengosongan Tangki
Parameter Pengosongan Tangki :

dh
−A = k .h n
dt
Dilinierisasi menjadi :
𝑑ℎ
𝑙𝑛 (−𝐴 ) = 𝑙𝑛(𝑘) + 𝑛. 𝑙𝑛(ℎ)
𝑑𝑡
Y = a + bX
Dimana :

𝑑ℎ
𝑌 = 𝑙𝑛 (−𝐴 )
𝑑𝑡

𝑎 = ln(𝑘) → 𝑘 = 𝑒 𝑎

b=n
X = ln(h)

Dengan metode “Least Square” :

Y = a.N + b(X )

XY = a (X ) + b(X 2 )

Maka diperoleh :

(Y )(X 2 ) − (X )(XY )


a= ,dimana N = 11
N (X 2 ) − (X )
2

N (XY ) − (Y )(X )


b=
N (X 2 ) − (X )
2
Menghitung Luas Permukaan Tangki (A) :


A= .d t2
4
𝜋
𝐴 = (69)2
4
A = 3737,385 cm2

dh
Menghitung :
dt

 dh  h − h1
  = 2
 dt 1, 2 t 2 − t1

𝑑ℎ (64 − 65)𝑐𝑚
( ) =
𝑑𝑡 1,2 (5,2 − 0)𝑠

𝑑ℎ
( ) = −0,1923𝑐𝑚/𝑠
𝑑𝑡 1,2

Menghitung h pada persamaan :

h2 + h1
h1, 2 =
2
(65 + 64)𝑐𝑚
ℎ1,2 =
2
ℎ1,2 = 64,5 𝑐𝑚
Menghitung % kesalahan :

Ydata − Yhitung
%kesalahan = .100%
Ydata

Dengan analog di atas kita dapat memperoleh data-data sebagai berikut :

1. Untuk pipa dengan D = 2,715 cm


H T H Y X
No dh/dt A * dh/dt ln (-A * ln (H X2 XY
pers
(cm) (detik) dh/dt) pers)
1 65 0 -0.1923 64.5 -718.728 6.5775 4.1667 27.4062 17.3611
2 64 5.2 -0.1764 63.5 -659.151 6.4910 4.1510 26.9442 17.2311
3 63 10.87 -0.1686 62.5 -630.250 6.4461 4.1352 26.6558 17.0996
4 62 16.8 -0.1661 61.5 -620.828 6.4311 4.1190 26.4898 16.9665
5 61 22.82 -0.1592 60.5 -595.125 6.3888 4.1026 26.2109 16.8317
6 60 29.1 -0.1585 59.5 -592.296 6.3840 4.0860 26.0849 16.6952
7 59 35.41 -0.1490 58.5 -556.987 6.3225 4.0690 25.7266 16.5570
8 58 42.12 -0.1361 57.5 -508.488 6.2314 4.0518 25.2485 16.4170
9 57 49.47 -0.1357 56.5 -507.108 6.2287 4.0342 25.1282 16.2751
10 56 56.84 -0.1277 55.5 -477.316 6.1682 4.0164 24.7738 16.1313
11 55 64.67 0.8505 27.5 3178.54 - - - -
∑ 63.6693 40.9320 260.6686 167.5656

(Y )(X 2 ) − (X )(XY )


a=
N (X 2 ) − (X )
2

(63.6693)(260,6686) − (40,9320)(167,5656)
𝑎=
11(260,6686) − (40,9320)2
Maka akan diperoleh :

𝑎 = −0,0054 → k = 0,9946
𝑏 = 𝑛 = 1,5569
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :

Y = a + bX
𝑌 = −0,0054 + 0,9946 𝑋
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
6.5000 6.6000
6.5500 y = 2.5144x - 3.9251
6.4500 6.5000 R² = 0.9703
6.4500
ln (_A*dh/dt)
6.4000
6.4000
Y Hitung
6.3500 6.3500
6.3000 Y Data
6.3000 6.2500 Linear (Y Data)
6.2500 6.2000
6.1500
6.2000 6.1000
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
ln H

Grafik 1. Hubungan antara waktu dengan tinggi pada pipa diameter


2,715 cm
Menghitung % Kesalahan :
Ydata − Yhitung
%kesalahan = .100%
Ydata
6.5775 − 6.4819
=| | . 100%
6.5775
Maka diperoleh :
%
No X Y Data Y Hitung Kesalahan
1 4.1667 6.5775 6.4819 1.4539
2 4.1510 6.4910 6.4575 0.5150
3 4.1352 6.4461 6.4328 0.2064
4 4.1190 6.4311 6.4077 0.3632
5 4.1026 6.3888 6.3822 0.1033
6 4.0860 6.3840 6.3562 0.4352
7 4.0690 6.3225 6.3298 0.1153
8 4.0518 6.2314 6.3030 1.1482
9 4.0342 6.2287 6.2757 0.7538
10 4.0164 6.1682 6.2479 1.2920
Rata-rata 0.6386
2. Untuk pipa dengan D = 2,2 cm
H T H Y X
No dh/dt A * dh/dt ln (-A * ln (H X2 XY
pers
(cm) (detik) dh/dt) pers)
1 65 0 -0.1385 64.5 -517.643 6.2493 4.1667 26.0387 17.3611
2 64 7.22 -0.1261 63.5 -471.297 6.1555 4.1510 25.5517 17.2311
3 63 15.15 -0.1253 62.5 -468.344 6.1492 4.1352 25.4280 17.0996
4 62 23.13 -0.1241 61.5 -463.695 6.1392 4.1190 25.2877 16.9665
5 61 31.19 -0.1215 60.5 -454.117 6.1184 4.1026 25.1014 16.8317
6 60 39.42 -0.1172 59.5 -438.146 6.0826 4.0860 24.8532 16.6952
7 59 47.95 -0.1142 58.5 -426.642 6.0559 4.0690 24.6418 16.5570
8 58 56.71 -0.1082 57.5 -404.479 6.0026 4.0518 24.3212 16.4170
9 57 65.95 -0.1033 56.5 -386.093 5.9561 4.0342 24.0283 16.2751
10 56 75.63 -0.0986 55.5 -368.578 5.9097 4.0164 23.7354 16.1313
11 55 85.77 0 27.5 0 - - - -
∑ 60.8184 40.9320 248.9874 167.5656
(Y )(X 2 ) − (X )(XY )
a=
N (X 2 ) − (X )
2

(60,8184)(248,9874) − (40,9320)(167,5656)
𝑎=
11(248,9874) − (40,9320)2

Maka akan diperoleh :

𝑎 = −0,0028 → k = 0,9972
𝑏 = 𝑛 = 1,4866
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :

Y = a + bX
𝑌 = −0,0028 + 1,4866 𝑋
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
6.3000 6.2500
y = 1.9905x - 2.0656
6.2500
6.2000 R² = 0.9584
6.2000

ln (_A*dh/dt)
6.1500 6.1500
6.1000 Y Data
6.1000
6.0500 Y Hitung
6.0000 6.0500
Linear (Y Data)
5.9500
6.0000
5.9000
5.8500 5.9500
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
ln H

Grafik 1. Hubungan antara waktu dengan tinggi pada pipa diameter


2,2 cm

Menghitung % Kesalahan :
Ydata − Yhitung
%kesalahan = .100%
Ydata
6.2493 − 6.1913
=| | . 100%
6.2493
Maka diperoleh :
Y %
No X Y Data Hitung Kesalahan
1 4.1667 6.2493 6.1913 0.9272
2 4.1510 6.1555 6.1681 0.2051
3 4.1352 6.1492 6.1445 0.0762
4 4.1190 6.1392 6.1205 0.3044
5 4.1026 6.1184 6.0962 0.3627
6 4.0860 6.0826 6.0714 0.1835
7 4.0690 6.0559 6.0462 0.1611
8 4.0518 6.0026 6.0206 0.2992
9 4.0342 5.9561 5.9945 0.6447
10 4.0164 5.9097 5.9679 0.9861
Rata-rata 0.4150
3. Untuk pipa dengan D = 1,69 cm

H t H Y X
No dh/dt A * dh/dt ln (-A * ln (H X2 XY
pers
(cm) (detik) dh/dt) pers)
1 65 0 -0.1064 64.5 -397.594 5.9854 4.1667 24.9393 17.3611
2 64 9.4 -0.1028 63.5 -384.109 5.9509 4.1510 24.7025 17.2311
3 63 19.13 -0.0986 62.5 -368.578 5.9097 4.1352 24.4374 17.0996
4 62 29.27 -0.0947 61.5 -353.919 5.8691 4.1190 24.1749 16.9665
5 61 39.83 -0.0878 60.5 -328.129 5.7934 4.1026 23.7683 16.8317
6 60 51.22 -0.0829 59.5 -309.643 5.7354 4.0860 23.4348 16.6952
7 59 63.29 -0.0779 58.5 -291.300 5.6744 4.0690 23.0891 16.5570
8 58 76.12 -0.0726 57.5 -271.218 5.6029 4.0518 22.7018 16.4170
9 57 89.9 -0.0681 56.5 -254.417 5.5390 4.0342 22.3456 16.2751
10 56 104.59 -0.0649 55.5 -242.687 5.4918 4.0164 22.0571 16.1313
11 55 119.99 0 27.5 0 - - - -
∑ 57.5519 40.9320 235.6508 167.5656
(Y )(X 2 ) − (X )(XY )
a=
N (X 2 ) − (X )
2

(57,5519)(235,6508) − (40,9320)(167,5656)
𝑎=
11(235,6508) − (40,9320)2

Maka akan diperoleh :

𝑎 = −0,0115 → k = 0,9886
𝑏 = 𝑛 = 1,4091
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :

Y = a + bX
𝑌 = −0,0115 + 1,4091 𝑋
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
6.1000 5.9000
y = 3.4541x - 8.3831
6.0000 5.8500 R² = 0.9943
5.9000
ln (_A*dh/dt)
5.8000
5.8000 Y Data
5.7500
5.7000 Y Hitung
5.7000
5.6000 Linear (Y Data)
5.5000 5.6500

5.4000 5.6000
4.0000 4.0500 4.1000 4.1500 4.2000
ln H

Grafik 1. Hubungan antara waktu dengan tinggi pada pipa diameter


1,69 cm

Menghitung % Kesalahan :
Ydata − Yhitung
%kesalahan = .100%
Ydata
5.9854 − 5,8599
=| | . 100%
5.9854
Maka diperoleh :
Y %
No X Y Data Hitung Kesalahan
1 4.1667 5.9854 5.8599 2.0978
2 4.1510 5.9509 5.8379 1.9002
3 4.1352 5.9097 5.8155 1.5935
4 4.1190 5.8691 5.7928 1.3003
5 4.1026 5.7934 5.7697 0.4100
6 4.0860 5.7354 5.7462 0.1874
7 4.0690 5.6744 5.7223 0.8446
8 4.0518 5.6029 5.6980 1.6967
9 4.0342 5.5390 5.6733 2.4245
10 4.0164 5.4918 5.6481 2.8466
Rata-rata 1.5302
B. Pengukuran Suhu
Parameter pengukuran suhu :
−t
T − T0
=1− e 
Ti − T0

−t
y
=1− e 
x
−t
y
1− = e 
x

 y  −1
Ln1 −  = .t
 x 

Y = aX

Dimana :

 y
Y = Ln1 − 
 x

−1 −1
a=  =
 a

X =t
Dengan metode “Least Square” :
Y = a(X ) + b.N ,b = 0

Maka diperoleh :

Y
a=
X
1. Untuk Proses Dingin – Panas
Dengan analog di atas kita dapat memperoleh data-data
sebagai berikut :

T X y t ln (1-y/x)
No y/x 1 - y/x
('C) (T1-To) (T-To) (X) (Y)
1 15 60 0 0 1 0 0
2 20 60 5 0.083333 0.916667 212 -0.0870
3 25 60 10 0.166667 0.833333 357 -0.1823
4 30 60 15 0.25 0.75 511 -0.2877
5 35 60 20 0.333333 0.666667 640 -0.4055
6 40 60 25 0.416667 0.583333 762 -0.5390
7 45 60 30 0.5 0.5 880 -0.6931
8 50 60 35 0.583333 0.416667 1012 -0.8755
9 55 60 40 0.666667 0.333333 1144 -1.0986
10 60 60 45 0.75 0.25 1270 -1.3863
11 65 60 50 0.833333 0.166667 1407 -1.7918
12 70 60 55 0.916667 0.083333 1543 -2.4849
13 75 60 60 1 - 1718 -
∑ 11456 -9.8317

Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 15 oC
Ti = suhu akhir = 75 oC

Maka diperoleh :

𝑎 = −0,0009 ⇒ 𝜏 = 1165,21

Sehingga diperoleh persamaan garis :

T = 60 (1-e-t/1165,21) + 15

Menghitung % kesalahan :

𝑇 𝐷𝑎𝑡𝑎 − 𝑇 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | . 100%
𝑇𝑑𝑎𝑡𝑎

15 − 15
=| | . 100%
15
Sehingga dieroleh :

T T T %
No
(x) Data Hitung Kesalahan
1 0 15 15 0
2 212 20 24.9810 24.9048
3 357 25 30.8336 23.3346
4 511 30 36.3016 21.0053
5 640 35 40.3572 15.3063
6 762 40 43.8009 9.5024
7 880 45 46.8057 4.0127
8 1012 50 49.8254 0.3492
9 1144 55 52.5217 4.5060
10 1270 60 54.8256 8.6241
11 1407 65 57.0634 12.2101
12 1543 70 59.0394 15.6580
13 1718 75 61.2651 18.3132
Rata-rata 12.1328

Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada


pengukuran suhu dari dingin ke panas
80
70 y = 0.026x + 21.126
60 R² = 0.9573
Suhu (oC)

50
40 T Data
30 T Hitung
20
Linear (T Hitung)
10
0
0 500 1000 1500 2000
Waktu (s)
2. Untuk Proses Panas – Dingin
Dengan analog di atas kita dapat memperoleh data-data sebagai
berikut :
T X y t ln (1-y/x)
No y/x 1 - y/x
('C) (T1-To) (T-To) (X) (Y)
1 75 -60 0 0 0 0 0
2 70 -60 -5 0.083333 0.916667 121 -0.0870
3 65 -60 -10 0.166667 0.833333 179 -0.1823
4 60 -60 -15 0.25 0.75 249 -0.2877
5 55 -60 -20 0.333333 0.666667 328 -0.4055
6 50 -60 -25 0.416667 0.583333 429 -0.5390
7 45 -60 -30 0.5 0.5 544 -0.6931
8 40 -60 -35 0.583333 0.416667 687 -0.8755
9 35 -60 -40 0.666667 0.333333 871 -1.0986
10 30 -60 -45 0.75 0.25 1062 -1.3863
11 25 -60 -50 0.833333 0.166667 1243 -1.7918
12 20 -60 -55 0.916667 0.083333 1501 -2.4849
13 15 -60 -60 1 - 2080 -
∑ 9294 -9.8317

Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 75 oC
Ti = suhu akhir = 15 oC

Maka diperoleh :

𝑎 = −0,0011 ⇒ 𝜏 = 945,313

Sehingga diperoleh persamaan garis :

T = -60 (1-e-t/915,313) + 75

Menghitung % kesalahan :

𝑇 𝐷𝑎𝑡𝑎 − 𝑇 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | . 100%
𝑇𝑑𝑎𝑡𝑎
75 − 75
=| | . 100%
75

Sehingga diperoleh :

t T T %
No
(x) Data Hitung Kesalahan
1 0 75 75 0
2 121 70 67.7912 3.1554
3 179 65 64.6495 0.5392
4 249 60 61.1058 1.8431
5 328 55 57.4094 4.3807
6 429 50 53.1119 6.2238
7 544 45 48.7464 8.3253
8 687 40 44.0089 10.0221
9 871 35 38.8780 11.0799
10 1062 30 34.5096 15.0320
11 1243 25 31.1099 24.4397
12 1501 20 27.2621 36.3103
13 2080 15 21.6460 44.3067
Rata-rata 12.7429

Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada


pengukuran suhu dari dingin ke panas
80
70 y = -0.0261x + 66.778
60 R² = 0.9174
Suhu (oC)

50
40 T Data
30
T Hitung
20
10 Linear (T Hitung)
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Waktu (s)
PERTANYAAN DAN JAWABAN

PRAKTIKAN
1. Restu Aji Santoso (121160044)
Pertanyaan : Di pengosongan tangka bagaimana neraca massanya?

Jawaban : Neraca massa total:

Rin – Rout = Racc

2. Jessica Evadia P (121160111)


Pertanyaan : Untuk suhu pemanasan diatur dengan kompor listrik, lalu
bagaimana cara mengatur suhu pendinginan?

Jawaban : Dengan penambahan es batu dan garam yang


dimaksutkan agar es tidak mengalami pencairan
sehingga suhu es relatif tetap.

3. Arief Firman S (121160063)


Pertanyaan : Variabel input ada gangguan,gangguan tersebut berupa
apa?

Jawaban : Tekanan Atmosfir.

4. Ruli Aji Priambudi (121160134)


Pertanyaan : Jika gangguan berupa suhu,bisakah system diisolasi
untuk mengurangi gangguan tersebut?
Jawaban : Bisa,fungsi dari isolasi itu sendiri ialah untuk menjaga

suhu operasi dari pengaruh perpindahan panas baik dari

system ke lingkungan maupun dari lingkungan ke system.

PENGUJI

1. Oktavian Gesberg P.(121142004)


Pertanyaan : Ada 2 tangki yang memiliki 2 lubang yang sama
diameternya,tangki pertama memiliki ketinggian cairan 5
meter,tangka kedua memiliki ketinggian cairan 8
meter,manakah tekanan hidrostatik yang lebih besar?

Jawaban : Tekanan hidrostatik yang lebih besar ialah pada tangki


nomor 2 karena memiliki ketinggian cairan lebih
tinggi,menurut persamaa tekanan hidrostatik.

2. Radhityo Ari P.(121150017)


Pertanyaan : bagaimana cara agar debit aliran tetap konstan walau
ketinggian air menurun?

Jawaban : dengan cara menambahkan massa cairan sehinga debit


air keluar dapat tetap konstan.

Anda mungkin juga menyukai