Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK PEMISAHAN MEKANIK


DAN TRANSPORTASI BAHAN PADAT

MIXING TIME
M-2

Disusun Oleh

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107)
Jessica Evadia Pramalista (121160111)

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN S1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

MIXING TIME

M-2

Disusun oleh

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107)
Jessica Evadia Pramalista (121160111)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Seminar Praktikum
Pemisahan Mekanik dan Transportasi Zat Padat ini disusun guna memenuhi
kurikulum pendidikan Jurusan Teknik Kimia, UPN “Veteran” Yogyakarta. Pokok
bahasan ini adalah Mixing Time yang merupakan salah satu acara dari enam acara
Praktikum Pemisahan Mekanik.
Dengan selesainya laporan ini, penyusun mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Danang Jaya, M.T., selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Radhityo Ari Prabowo, selaku asisten pembimbing praktikum M-2.
3. Staff Laboratorium Dasar Teknik Kimia atas seluruh bantuannya yang
telah diberikan kepada praktikan.
4. Rekan-rekan sesama praktikan atas kerjasama yang baik.
Akhir kata, penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan pihak yang memerlukan laporan ini.

Yogyakarta, 21 Mei 2018

Praktikan

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR SIMBOL DAN ARTI viii
INTISARI ix
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Tujuan Percobaan 2
I.3. Tinjauan Pustaka 2
I.3.1. Pencampuran 2
I.3.2. Mixing Time 3
I.3.3. Jenis Impeler 4
I.3.4. Arah Kecepatan Fluida 5
I.3.5. Karakteristik Fluida 5
I.4. Hipotesis 7

BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN


II.1. Alat dan Bahan 8
II.1.1. Alat 8
II.1.2. Bahan 8
II.2. Gambar Rangkaian Alat 9
II.3. Cara Kerja 10
II.3.1. Membuat Larutan Standar 10
II.3.2. Menentukan Mixing Time 10
II.4. Diagram Alir 11
II.4.1. Membuat Larutan Standar 11

iv
II.4.2. Menentukan Mixing Time 12
II.5. Analisis Perhitungan 13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1. Hasil Percobaan 14
III.1.1. Larutan Standart 14
III.1.2. Larutan Biner antara 30 gram gula dengan
400 ml aquadest 15
III.1.3. Larutan Biner antara 40 gram gula dengan
400 ml aquadest 16
III.2. Pembahasan 18

BAB IV PENUTUP
IV.1. Kesimpulan 20
IV.2. Kritik dan Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hubungan antara Konsentrasi Gula (Molalitas) dengan Indeks Bias 14

Tabel 2. Hubungan antara Waktu Pencampuran dengan Molalitas 15

Tabel 3. Hubungan antara Waktu Pencampuran dengan Molalitas 16

Tabel 4. Data Percobaan Pembuatan Larutan Standard

Tabel 5. Data Percobaan Larutan Biner antara Gula 30 gram dan Aquadest 400 ml

Tabel 6. Data Percobaan Larutan Biner antara Gula 40 gram dan Aquadest 400 ml

Tabel 7. Hubungan antara konsentrasi gula (molalitas) dengan indeks bias pada
grafik standar

Tabel 8. Y hitung dan persen kesalahan

Tabel 9. Hubungan antara waktu pencamouran dengan molalitas

Tabel 10. Perhitungan molalitas (yhitung) dengan persen kesalahan

Tabel 11. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas

Tabel 12. Perhitungan molalitas (yhitung) dengan persen kesalahan

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis Impeller berdasarkan Bentuknya 4

Gambar 2. Pembentukan Vorteks dan Pola Aliran Sirkulasi dalam Bejana Aduk 6

Gambar 3. Rangkaian Alat Bejana Berpengaduk 9

Gambar 4. Grafik Standart antara Molalitas dengan Indeks Bias 15

Gambar 5. Grafik Hubungan antara Waktu Pencampuran dengan Molalitas 16

Gambar 6. Grafik Hubungan antara Waktu Pencampuran dengan Molalitas 17

Gambar 7. Grafik hubungan antara indeks bias dengan molalitas

Gambar 8. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas

Gambar 9. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas

vii
DAFTAR SIMBOL DAN ARTI

m = Molalitas Pelarut (molal)


V = Volume (cm3)
BM = Berat molekul (gram/grammol)
ρ = Densitas (gram/cm3)
t = Waktu (s)

viii
INTISARI

Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada efektifnya


pengadukan dan pencampuran zat cair pada prose situ. Salah satu acara dalam Praktikum Dasar
Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari pengaruh lama waktu pencampuran terhadap homogenitas larutan biner. Dalam
proses pada industri pencampuran sangatlah penting untuk mendapatkan efisiensi waktu serta
alat yang digunakan Mixing Time ini biasanya di gunakan pada industri pembuatan bahan
makanan dan industry lainnya. Ada pun bahan serta prinsip kerja dalam proses Mixing Time yaitu
dengan bahan utama berupa aquades dan gula, Pertama membuat larutan standar sebagai acuan
praktikan dalam proses Mixing Time ini, membuat 10 sampel larutan standar dalam berat gula
yang perbedaan volume aquades yang sama serta diamati indeks biasnya dengan refraktometer.
Untuk proses Mixing Time yang menggunakan alat turbin sebagai alat pengaduk dalam proses
praktikum ini dibuat larutan gula dengan konsentrasi tertentu dengan berat gula yang berbeda
dengan volume yang sama. Larutan itu di ukur indeks biasnya dengan menggunakan reflaktometer
dalam interval waktu tertentu. Dari percobaan praktikum ini didapatkan hasil dan kesimpulan
yang berupa data yaitu semakin lama waktu pencampuran maka indeks biasnya semakin besar
dan konsentrasi larutan semakin besar / larutan akan homogen. Kadar gula dalam larutan
mengalami kenaikan hingga pada saat tertentu akan konstan yang di tunjukkan dengan nilai
indeks biasnya yang akan konstan dan akan mendapatkan grafik yang berbanding lurus. Hasil
percobaan dan perhitungan didapatkan persamaan dan persen kesalahan sebagai berikut
ini;Indeks bias yang konstan menunjukkan bahwa larutan telah homogen, hubungan antara indeks
bias dengan molalitas diperoleh persamaan, y=0.0487(x)-7.0493×10-3 . Hubungan antara waktu
pencampuran dengan molalitas didapatkan sebagai berikut; Larutan 30 gram gula dengan 400
ml aquades y= 0,0712 ln(x)-0,09. Larutan 40 gram gula dengan 400 ml aquades y= 0,0705 ln(x)-
0,0929.

Kata kunci: pengadukan, pencampuran, waktu pencampuran, aquadest, gula, larutan standar,
indeks bias, refraktometer, turbin, konsentrasi, homogen.

ix
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada
efektifnya pengadukan dan pencampuran zat cair pada proses itu. Salah satu acara
dalam Praktikum Dasar Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran
tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama
waktu pencampuran terhadap homogenitas larutan biner.
Pencampuran (mixing) di lain pihak adalah peristiwa menyebarnya bahan-
bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan
sebaliknya. Sedangkan bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau
lebih . Disini sangat penting sekali diketahui waktu pencampuran yang sangat tepat
agar diperoleh produk yang baik. Dalam praktikum ini menggunakan fase zat cair-
padat, antara aquadest dan gula, dipilih jenis ini agar mudah diketahui nilai indeks
biasnya, sederhana serta fluida yang mudah bercampur.
Dalam suatu operasi teknik kimia, terdapat berbagai macam proses, salah
satunya pengadukan dan pencampuran. Pengadukan menunjukan gerakan yang
terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan
itu mempunyai pola sirkulasi.
Pencampuran dilakukan dengan tujuan menghasilkan larutan yang bersifat
homogen. Proses pencampuran dapat dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 1
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

I.2 Tujuan Percobaan


1. Menentukan hubungan antara indeks bias dengan larutan standar gula.
2. Menentukan hubungan antara waktu pencampuran dengan kadar larutan
gula selama proses pencampuran sampai mencapai keadaan homogen
I.3 Tinjauan Pustaka
I.3.1 Pencampuran
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan
bahan-bahan. Tujuan pencampuran adalah menghasilkan campuran bahan setengah
jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan produk akhir
yang baik. Suatu proses pencampuran sangat diharapkan terjadinya pencampuran
yang baik, dimana bahan-bahan telah bercampur dengan merata.
Proses pencampuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Aliran
Aliran yang turbulen menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya,
aliran yang laminer dapat mengakibatkan proses pencampuran yang
berlangsung tidak baik.
b. Luas permukaan
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang
berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam
campuran, maka proses pencampuran akan semakin baik. Perbedaan ukuran
yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan dalam terciptanya
derajat pencampuran yang tinggi.
c. Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada
pencampuran, maka akan semakin baik pencampurannya. Pada saat
pencampuran terjadi, terjadi pula peristiwa difusi laju difusi dipercepat oleh
adanya aliran. Kelarutan sebanding dengan kenaikan suhu, sehingga dapat
dikatakan bahwa dengan naiknya suhu derajat pencampurannya akan
semakin baik.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 2
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

d. Viskositas campuran
Pencampuran adalah operasi unit yang melibatkan manipulasi sistem fisik
heterogen, dengan maksud untuk membuatnya lebih homogen. Dalam
kimia, suatu pencampuran adalah proses menggabungkan dua zat atau lebih
yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (objek tidak menempel satu
sama lain). Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya
secara mekanis.
I.3.2 Mixing Time
Mixing time adalah waktu yang diperlukan untuk mencampur bahan- bahan
yang mudah larut yang terdapat pada fase yang berbeda sehingga diperoleh fase
yang homogen dimana konsentrasi di setiap permukaan sama ( Mc Cabe,1987).
Di dalam suatu industri mixing time berguna untuk menentukan waktu
optimal suatu bahan/larutan, berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu larutan
hingga menjadi homogen. Dalam pencampuran derajat kehomogenisasian bahan
yang bercampur untuk berbagai operasi berbeda-beda ( Brown, G.G,1987 ).
Istilah pengadukan dan pencampuran sebenarnya tidak sama satu sama lain.
Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara
tertentu pada suatu bahan dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola sirkulasi, sedang operasi pencampuran merupakan suatu usaha
mendistribusikan secara acak atau sama dari dua atau lebih fase yang terpisah (Mc
Cabe, 1987).
Beberapa faktor yang berpengaruh pada waktu pencampuran adalah jenis
pengaduk, jenis tangki, kecepatan putaran pengaduk, dan konduktivitas. Faktor-
faktor yang memengaruhi proses pencampuran diantaranya adalah perbandingan
antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk, pola, dan jumlah
pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, dan penggunaan
baffle juga sangat berpengaruh pada waktu pencampuran yang dihasilkan. Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap pencampuran zat adalah jenis impeller,
karakteristik fluida ,ukuran serta perbandingan tangki dan sekat, kecepatan
pengadukan dan perbandingan dari zat yang di campur ( Brown, G.G,1978 ).\

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 3
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

I.3.3 Jenis Impeller


Impeller akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem yang
menyebabakan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke
impeller. Adapun macam impeller ada dua jenis yang pertama membangkitkan arus
sejajar dengan sumbu poros impeller dan yang kedua membangkitkan arus pada
arah tangensial dan radial ( Mc Cabe,1987).
Menurut Treyball, dari segi bentuknya ada tiga macam jenis impeller yaitu
1. Turbin
Dalam pencampuran yang biasa dipakai adalah jenis turbin, karena efektif
untuk menjangkau viskositas yang cukup luas, sirkulasinya bagus dan
harganya murah.
2. Propeller
Penggunaannya hanya terbatas untuk zat yang berviskositas rendah dan
hanya efektif dalam bejana besar karena alirannya sangat kuat.
3. Dayung
Putaran arus zat cair tidak bisa dengan kecepatan tinggi, dan tidak ada
sekatnya zat cair akan berputar-putar mengelilingi bejana tanpa ada
pencampuran.

2 3

Gambar 1. Jenis impeller berdasarkan bentuknya, (1) Turbin (2) Dayung (3)
Propeller

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 4
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

I.3.4 Arah Kecepatan Fluida


Dalam tangki pencampuran ada tiga macam arah kecepatan fluida di setiap
titik suatu proses pengadukan :
a. Komponen radial yang bekerja tegak lurus terhadap poros impeller.
b. Komponen longitudianal yang bekerja pada arah paralel pada poros
impeller.
c. Komponen tangensial atau rotarial yang bekerja pada arah yang saling
bersinggungan terhadap lintasan lingkaran sekeliling poros impeller.
Ketiga komponen ini sering terjadi pada setiap proses pengadukan dari
ketiga komponen ini yang saling berpengaruh adalah komponen longitudinal dan
radial ( Mc Cabe, 1987 ).
Proses pencampuran zat cair maupun campuran di dalam tangki yang
berlangsung cepat adalah didaerah aliran turbulen. Dalam hal ini akan
menghasilkan kecepatan tinggi dan itu mungkin dapat bercampur didaerah sekitar
impeller karena ada keturbulenan yang hebat. Pada saat arus itu melambat karena
membawa zat cair lain dan mengalir di sepanjang dinding, terjadi juga
pencampuran radial, sedangkan pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil. Fluida
itu akan mengalami suatu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller dimana
terjadi lagi pencampuran yang hebat. Pencampuran diartikan sebagai suatu proses
menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Tujuan pencampuran adalah
menghasilkan campuran bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses
selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik. Suatu proses pencampuran
sangat diharapkan terjadinya pencampuran yang baik, dimana bahan-bahan telah
bercampur dengan merata.
1.3.5 Karakteristik Fluida
Karakteristik Fluida menentukan berhasil tidaknya suatu pencampuran.
Fluida polar tidak akan bercampur dengan fluida nonpolar, misalnya air dengan
minyak. Adapun fungsi sekat adalah untuk mengurangi aliran putar merintangi
aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal. Sekat yang
sederhana namun efektif dapat di buat dengan memasang sekat vertikal terhadap
dinding tangki.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 5
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

Gambar 2. Pembentukan vorteks dan pola aliran sirkulasi dalam bejana


aduk
Waktu pencampuran dengan menggunakan turbin bersekat berubah dengan
perubahan kecepatan didaerah itu. Timbulnya vorteks pada tangki atau bejana
karena terdapat aliran tangensial . Vortex pada permukaan zat cair ini yang terjadi
karena adanya sirkulasi aliran laminar cenderung membentuk stratifikasi pada
berbagai lapisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu. Bila
didalam sistem terdapat partikel zat padat maka arus sirkulasi akan melemparkan
padatan itu demgan gaya sentrifugal kearah luar, yang lalu bergerak ke bawah dan
setelah sampai didasar tangki akan menuju ke pusat. Hal ini menyebabkan
pencampuran yang diharapkan tidak terjadi, melainkan timbul pemisahan antara
lapisan atas dan bawah yang harus dihindari. Bila bejana di pasang sekat,
pencampuran akan lebih cepat dan lebih banyak energi yang di berikan untuk
lingkar. Sekat rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal ( Brown,
G.G, 1978 ).
Untuk mencegah terjadinya vortex, dapat dilakukan dengan cara, yaitu
aliran yang harus laminar, pemasangan baffle, dan impeller ditempatkan pada poros
bejana. Akibat terjadinya vortex adalah pencampuran kurang sempurna, adanya
udara yang masuk, dan ketinggian larutan meningkat sehingga tidak tercampur
sempurna (Treyball, 1986).
Dalam bejana yang kecil biasanya waktu pencampuran lebih pendek
dibandingkan dalam bejana besar. Karena tidak praktis bila waktu penampuran
dibuat sama untuk segala ukuran bejana (Treyball,1986).

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 6
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

I.4 Hipotesis
1. Semakin besar massa gula, semakin besar konsentrasi larutan gula maka
semakin besar pula indeks biasnya.
2. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk pencampuran, maka semakin
besar molalitasnya sampai molalitasnya mencapai keadaan jenuh.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 7
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Alat dan Bahan
II.1.1 Alat
a. Beker glass
b. Pengaduk listrik
c. Alat pengambil sampel (pipet)
d. Statif
e. Gelas ukur
f. Tabung reaksi
g. Refraktometer
h. Timbangan analisis
i. Stopwatch
II.1.2 Bahan
a. Gula
b. Aquadest

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 8
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

II.2 Gambar Rangkaian Alat

2 3

5
4

Gambar 3. Rangkaian alat bejana berpengaduk

Keterangan gambar :
1. Beker gelas
2. Pengaduk
3. Motor pengaduk
4. Statif
5. Sekat (buffle)

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 9
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

II.3 Cara Kerja


II.3.1 Membuat larutan standar
1. Menimbang gula seberat 0,2 gram; 0,4 gram; 0,6 gram; 0,8 gram; 1gram;
1,2 gram; 1,4 gram; 1,6 gram; 1,8 gram; 2 gram
2. Mengukur volume sebanyak 10 ml aquadest dengan gelas ukur atau pipet
gondok
3. Mencampur masing-masing berat gula ke dalam 10 tabung reaksi yang
berisi aquadest sebanyak 10 ml kemudian dikocok sehingga benar-benar
homogen
4. Mengamati indeks bias masing-masing larutan gula dengan alat
refraktometer
II.3.2 Menentukan Mixing Time
1. Mengukur volume aquadest dengan volume 400 ml dengan gelas ukur
2. Memasukkan aquadest kedalam beker glass
3. Menimbang gula dengan berat 30 gram; 40 gram
4. Mengaduk aquadest didalam beker glass dengan pengaduk listrik
5. Memasukan gula ke dalam beker glass yang berisi aquadest tanpa
menghentikan adukan, pada saat memasukan gula kita catat sebagai t = 0
6. Pada selang waktu ( 60 detik ), kita ambil sampel pada posisi tertentu dan
kita amati indeks biasnya dengan menggunakan reflaktometer sampai
konstan
7. Percobaan diulangi dengan berat gula 40 gram

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 10
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

II.4 Diagram Alir


II.4.1 Membuat larutan standar

Menimbang gula seberat 0,2 gram; 0,4 gram; 0,6 gram; 0,8 gram; 1gram; 1,2 gram; 1,4
gram; 1,6 gram; 1,8 gram; 2 gram

Mengukur volume sebanyak 10 ml aquadest dengan gelas ukur atau pipet gondok

Mencampur masing-masing berat gula ke dalam 10 tabung reaksi yang berisi aquadest
sebanyak 10 ml kemudian dikocok sehingga benar-benar homogen

Mengamati indeks bias masing-masing larutan gula dengan alat refraktometer

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 11
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

II.4.2 Menentukan Mixing Time

Mengukur volume aquadest dengan volume 400 ml dengan gelas ukur

Memasukan aquadest kedalam beker glass dan mengaduk dengan pengaduk listrik

Menimbang gula dengan berat 30 gram; 40 gram

Memasukan gula ke dalam bekerglass yang berisi aquadest dan diaduk, pada saat
memasukan gula kita catat sebagai t = 0

Pada selang waktu ( 60 detik ), kita ambil sampel pada posisi tertentu dan kita amati
indeks biasnya dengan menggunakan reflaktometer selama beberapa menit sampai
konstan

Percobaan diulangi dengan berat gula 40 gram

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 12
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

II.5 Analisa Perhitungan


1. Mencari indeks bias larutan standar gula dengan refraktometer.
2. Mencari konsentrasi gula (dalam molalitas) untuk grafik standar :
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑢𝑙𝑎 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚
Molalitas = × 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐵𝑀 𝑔𝑢𝑙𝑎

3. Membuat grafik larutan standar antara konsentrasi gula vs indeks bias.


4. Membuat persamaan garis grafik standar.
5. Mencari indeks bias larutan biner, kemudian menentukan kadar gula dalam
larutan biner dengan mengeplotkan pada grafik larutan standar.
6. Membuat grafik hubungan antara waktu pencampuran Vs konsentrasi gula.
7. Membuat persamaan garis larutan biner.
8. Menghitung prosentase kesalahan dari persamaan garis yang didapat.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 13
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
Suhu Aquades = 28 ⁰C
Densitas Aquades = 0,996232 gr/ml
BM gula = 342 gr/gmol
Volume (V) = 10 ml
Berat pelarut = 10 ml x 0,996232 gr/ml
= 9,96232 gram

III.1.1 Larutan Standart


Tabel 1. Hubungan antara konsentrasi gula (molalitas) dengan indeks bias
No Berat gula (gr) V aquades Indeks bias Molalitas
. (ml) (molal)

1 10
0.2 2 0.0587
2 10
0.4 3 0.1174
3 10
0.6 3.3 0.1761
4 10
0.8 4.6 0.2348
5 10
1 6.2 0.2935
6 10
1.2 7.2 0.3522
7 10
1.4 8.2 0.4109
8 10
1.6 10 0.4696
9 10
1.8 10.2 0.5283
10 10
2 13 0.587

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 14
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

Dari data diatas digunakan untuk membuat grafik standart dengan persamaan
garis sebagai berikut: Y = 0,0487 X – 0,0070493

Grafik Hubungan Antara Molalitas dengan Indeks Bias


0.7
0.6
y = 0.0487x - 0.007
0.5 R² = 0.9795
Molalitas

0.4
0.3 y data

0.2 y hitung

0.1
0
0 5 10 15
Indeks Bias

Gambar 4. Grafik Standart antara Molalitas dengan Indeks Bias

Dengan presentase kesalahan rata-rata : 11,6308 %

III.1.2 Larutan Biner antara 30 gram Gula dengan 400 ml Aquades


Tabel 2. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
No Waktu (detik) Indeks bias Molalitas

1
60 4.2 0.1975
2
120 5.3 0.2511
3
180 6 0.2852
4
240 6.2 0.2949
5
300 6.9 0.329
6
360 6.9 0.329

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 15
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

7
420 6.9 0.329
Dari data diatas digunakan untuk membuat grafik dengan persamaan garis sebagai
berikut : Y = 0,0712 ln X – 0,09

Grafik Hubungan antara Waktu Pencampuran


dengan Molalitas
0.4
0.35 y = 0.0713ln(x) - 0.0906
0.3 R² = 0.9753
Molalitas

0.25
0.2
0.15 y data
0.1 y hitung
0.05
0
0 100 200 300 400 500
Waktu Pencampuran

Gambar 5. Grafik hubungan antara Waktu Pencampuran dengan Molalitas

Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar : 1,8788 %

III.1.3 Larutan Biner antara 40 gram Gula dengan 400 ml Aquades


Tabel 3. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
No Waktu (detik) Indeks bias Molalitas

1 60 4 0.18775

2 120 5 0.23645

3 180 6 0.28515

4 240 6.4 0.30462

5 300 6.8 0.32411

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 16
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

6 360 6.9 0.32898

7 420 7 0.33385

8 480 7 0.33385

9 540 7 0.33385

Dari data diatas digunakan untuk membuat grafik dengan persamaan garis sebagai
berikut :
0.4
0.35
0.3
y = 0.0706ln(x) - 0.0928
0.25
Molalitas

R² = 0.9528
0.2
Y data
0.15
0.1 Y hitung
0.05
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu Pencampuran

Gambar 6. Grafik hubungan antara Waktu Pencampuran dengan Molalitas

Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar : 5.308%

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 17
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

III.2 PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan larutan standart, dapat dilihat pada tabel 1
bahwa hubungan antara indeks bias dengan molalitas yaitu berbanding lurus.
Semakin besar massa gula, maka semakin besar indeks bias dan molalitasnya
karena larutan semakin pekat sehingga cahaya yang dibiaskan semakin banyak.
Sebagaimana dinyatakan dalam persamaan garis Y = 0.0487x – 7.0493×10-3 dengan
persen kesalahan 11.6308%.
Dari Tabel 2 dan Gambar 5 dapat diketahui bahwa semakin lama
waktu pencampuran maka indeks biasnya akan semakin besar yang diikuti dengan
kenaikan kadar larutan gula, sampai indeks bias yang terukur kemudian menjadi
konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat dalam larutan telah
melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen. Berdasarkan Tabel 2 pada
data yang ke-5 telah diperoleh indeks bias yang konstan, berdasarkan data
percobaan diatas diperoleh persamaan grafik hubungan pencampuran dengan
molalitas sebagai berikut: Y = 0,0712 ln X – 0,09 dengan persentase kesalahan
rata-rata sebesar : 1,8788 %. Dari Gambar 5 dilihat bahwa semakin lama waktu
pencampuran maka konsentrasinya akan semakin besar. Hal ini terjadi karena
adanya pengadukan yang semakin lama, larutan akan semakin homogen.
Dari Tabel 3 dan Gambar 6 dapat diketahui bahwa semakin lama
waktu pencampuran maka indeks biasnya akan semakin besar yang diikuti dengan
kenaikan kadar larutan gula, sampai indeks bias yang terukur kemudian menjadi
konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat dalam larutan telah
melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen. Dari tabel 3 pada data yang
ke-7 telah diperoleh indeks bias yang konstan. Berdasarkan data percobaan diatas
dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas dengan
persamaan: Y = 0.0705x – 0.0929. Dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar :
5.308%. Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pencampuran
maka konsentrasinya akan semakin besar. Hal ini terjadi karena dengan
adanya pengadukan semakin lama larutan akan homogen.
Dari persamaan tersebut dapat dibuat grafik dan dapat terlihat bahwa
semakin lama waktu pencampuran larutan tersebut menjadi homogen, maka

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 18
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

molalitasnya akan semakin besar. Dari data pada tabel 2 dan 3 dapat diketahui
bahwa semkin lama waktu pencampuran maka indeks biasnya akan
semakin konstan, ini menunjukan bahwa larutan gula semakin homogen.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 19
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Semakin besar indeks bias diperoleh molalitas yang semakin besar. Diperoleh grafik
hubungan antara indeks bias dengan molalitas sebagai berikut :
y = 0.0487x – 7.0493×10-3
Dengan persen kesalahan 11.6308%.
2. Waktu yang diperlukan untuk pencampuran semakin lama untuk molalitas
yang semakin besar. Diperoleh grafik hubungan antara waktu
pencampuran versus molalitas sebagai berikut :
a) Untuk berat gula 30 gram yang dilarutkan dalam 400 ml aquadest
diperoleh suatu persamaan :
y = 0,0712 ln X – 0,09
Dengan presentase kesalahan rata-rata 14,7989 %
b) Untuk berat gula 40 gram yang dilarutkan dalam 400 ml aquadest
diperoleh suatu persamaan :
y = 0.0705x – 0.0929
Dengan presentase kesalahan rata-rata 5.308%.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 20
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

IV.2 Kritik dan Saran


Menurut kami, alat yang digunakan untuk melakukan percobaaan kurang
bagus. Ini dikarenakan praktikan masih harus memposisikan pengaduk yang
digunakan untuk mengatur ketinggian dari alat tersebut. Sehingga setiap percobaan
tinggi dari pengaduk berbeda-beda, kadang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal
ini juga sangat memakan waktu.
Saran kami sebagai praktikan adalah untuk mengganti alat tersebut atau
memodifikasinya agar posisi dari pengaduk tetap sama saat melakukan setiap
percobaan.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 21
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
Laporan
Praktikum Pemisahan Mekanik Dan Transportasi Zat Padat
Mixing Time
(M-2)

DAFTAR PUSTAKA

Brown.G.G, 1950, ”Unit Operation”, 14th edition, John Willey and sons;
NewYork.
Mc. Cabe, W.L., and Smith, J.C., 1987 Unit Operation of Chemic Engineering,
International Student Edition, Mc. Graw Hill, Kogakusha: Tokyo.
Perry. J.H. 1984. “Chemical Engineering Hand Book”,6th edition . MC Graw Hill
Book Company, New York.
Purwanti, 2008. Pengaruh Desain Impeller, Buffel, Kecepatan PutarPutar Pada
Proses Isolasi Minyak Kelapa Murni dengan Metode Pengadukan. Institut
Teknologi Adhi Tama: Yogyakarta.
Treyball, R. E., 1986., Mass Transfer Operation, 2nd Edition, Mc. Graw Hill, New
York.

Jihan Naufalia (121160096)


Rossy Fakhria Santika (121160107) 22
Jessica Evadia Pramalista (121160111)
LAMPIRAN

LAMPIRAN A
Data Percobaan
Suhu Aquades = 28 ⁰C
Densitas Aquades = 0,996232 gr/ml
BM gula = 342 gr/gmol
Volume (V) = 10 ml
Berat pelarut = 10 ml x 0,996232 gr/ml
= 9,96232 gram

1. Larutan Standart
Tabel 4. Data percobaan pembuatan larutan standart
No. Berat gula (gr) V aquades (ml) Indeks bias Molalitas
1 0.2 10 2 0.0587
2 0.4 10 3 0.1174
3 0.6 10 3.3 0.1761
4 0.8 10 4.6 0.2348
5 1 10 6.2 0.2935
6 1.2 10 7.2 0.3522
7 1.4 10 8.2 0.4109
8 1.6 10 10 0.4696
9 1.8 10 10.2 0.5283
10 2 10 13 0.587
2. Larutan biner antara gula 30 gram dengan aquades 400 ml
Tabel 5. Data percobaan larutan biner antara gula 30 gram dan aquadest
400 ml
No Waktu (detik) Indeks bias Molalitas
1 60 4.2 0.1975
2 120 5.3 0.2511
3 180 6 0.2852
4 240 6.2 0.2949
5 300 6.9 0.329
6 360 6.9 0.329
7 420 6.9 0.329

3. Larutan biner antara gula 40 gram dengan aquades 400 ml


Tabel 6. Data percobaan larutan biner antara gula 40 gram dan aquadest
400 ml
No Waktu (detik) Indeks bias Molalitas
1 60 4 0.18775
2 120 5 0.23645
3 180 6 0.28515
4 240 6.4 0.30462
5 300 6.8 0.32411
6 360 6.9 0.32898
7 420 7 0.33385
8 480 7 0.33385
9 540 7 0.33385
LAMPIRAN B

1. Mencari persamaan garis grafik standart dari fungsi indeks bias (x) vs
molalitas (y) dengan cara metode least square
∑y = a∑x + nb
∑xy = a∑x2+ b∑x
Sehingga diperoleh harga a dan b yang akan membentuk persamaan:
y = bx + a
a. Mencari molalitas gula untuk grafik standart:
massa gula 1000 gram
Molalitas pelarut (m) = 𝑥
BM gula massa pelarut

Untuk data 1; massa gula = 0,2 gram


0,2 gram 1000 gram
m= 342 gram/mol 𝑥 0,96232 gram

m= 0,0587 molal

Dengan analisis yang sama, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 7. Hubungan antara konsentrasi gula (molalitas) dengan indeks bias


pada grafik standar

Massa Massa Indeks Molalitas


No. xy x2
Gula (gr) Pelarut Bias (x) (y)
1 0.2 9.96322 2 0.0587 0.1174 4

2 0.4 9.96322 3 0.1174 0.3522 9

3 0.6 9.96322 3.3 0.1761 0.5811 10.89

4 0.8 9.96322 4.6 0.2348 1.0801 21.16

5 1 9.96322 6.2 0.2935 1.8197 38.44


6 1.2 9.96322 7.2 0.3522 2.5359 51.84

7 1.4 9.96322 8.2 0.4109 3.3694 67.24

8 1.6 9.96322 10 0.4696 4.6961 100

9 1.8 9.96322 10.2 0.5283 5.3887 104.04

10 2 9.96322 13 0.587 7.6311 169

∑ 67.7 3.2285 27.572 575.61

b. Mencari persamaan garis dengan metode least square


∑y= a∑x + nb
∑xy = a∑x2 + b∑x

3,2285 = 67,7a + 10b ( x 575,61)


27,572 = 575,61a + 67,7b ( x 67,7 ) -

1858,3569 = 38968,797a + 5756,1b


1866,6244 = 38968,797a + 4583,29 b -
-8.2675 = 1172,81 b
b = -7,0493 x 10-3
a = 0,0487
Sehingga, didapatkan peramaan garis y = 0,0487x – 7,0493. 10-3

c. Mencari y hitung dan persen kesalahan


y hitung = 0,0487x – 7,0493. 10-3
Untuk data 1; x=2
y= 0,0487 (2) – 7,0493. 10-3
y = 0.0935
ydata−yhitung
%kesalahan = ydata
𝑥 100%
0,0587-0,09035
= x 100%
0,0587

= 53,9175 %

Dengan analisis perhitungan yang sama, didapat data sebagai berikut:


Tabel 8. Y hitung dan persen kesalahan
No. Indeks bias (x) y data y hitung % Kesalahan
1 2 0.0587 0.09035 53.9175
2 3 0.1174 0.13905 18.4404
3 3.3 0.1761 0.15366 12.7434
4 4.6 0.2348 0.21697 7.5945
5 6.2 0.2935 0.29489 0.4726
6 7.2 0.3522 0.34359 2.4456
7 8.2 0.4109 0.39229 4.5301
8 10 0.4696 0.47995 2.2029
9 10.2 0.5283 0.48969 7.3094
10 13 0.587 0.62805 6.6513
% kesalahan rata-rata 11.6308
Grafik Hubungan Antara Molalitas dengan Indeks
Bias
0.7
0.6
0.5 y = 0.0487x - 0.007
R² = 0.9795
Molalitas

0.4
0.3 y data
0.2 y hitung
0.1
0
0 5 10 15
Indeks Bias

Gambar 7. Grafik hubungan antara indeks bias dengan molalitas

2. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas larutan gula


a. Larutan biner antara 30 gram gula dengan 400 ml aquadest
Untuk data 1 ; indeks bias = 4,2
Molalitas dicari menggunakan persamaan garis larutan standar gula
Molalitas (y) = 0.0487 (4,2) – 0,0070493
= 0.1975 molal

Dengan analisis yang sama, diperoleh data sebagai berikut:


Tabel 9. Hubungan antara waktu pencamouran dengan molalitas
Molalitas
No. Waktu (x) Ln x ln x2 y lnx
(y)
1 60 0.1975 4.0943 16.7633 0.80863
2 120 0.2511 4.7875 22.9202 1.20214
3 180 0.2852 5.193 26.9672 1.48103
4 240 0.2949 5.4806 30.0369 1.61624
5 300 0.329 5.7038 32.5333 1.87654
6 360 0.329 5.8861 34.6462 1.93653
7 420 0.329 6.0403 36.4852 1.98724
∑ 1680 2.0157 37.186 200.3524 10.9084

b. Mencari persamaan dengan metode least square


∑y = a∑ln(x) + nb
∑xy = a∑ln(x2) + b∑ln(x)

2,01553 = 37.186a + 7b (x 37,186)


10,907 = 200.3254 + 37,186b (x 7 ) -
74,9495 = 1382,799a +260,302b
76,349 = 1402.4668a+ 260,302b -
-1.3995 = -19.6678a
a = 0.0712
b = -0.09

Sehingga didapatkan persamaan garis y = 0,0712 lnx – 0,09

c. Mencari yhitung dan persen kesalahan


yhitung = 0.0712 lnx - 0.09
Untuk data 1; lnx = 4,0943
yhitung = 0.0712 (4.0943) - 0.09
= 0,2015

ydata−yhitung
%kesalahan = 𝑥 100%
ydata
0.1975-0.2015
= x 100%
0,1975

= 2.0325 %
Dengan analisis perhitungan yang sama,didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 10. Perhitungan molalitas (yhitung) dengan persen kesalahan
Waktu
No. y data y hitung % Kesalahan
(x)
1 60 0.1975 0.2015 2.0325
2 120 0.2511 0.2509 0.0916
3 180 0.2852 0.2797 1.9139
4 240 0.2949 0.3002 1.8036
5 300 0.329 0.3161 3.9178
6 360 0.329 0.3291 0.0275
7 420 0.329 0.3401 3.3645
% kesalahan rata-rata 1.8788%

Grafik Hubungan antara Waktu Pencampuran


dengan Molalitas
0.4
y = 0.0713ln(x) - 0.0906
0.35
R² = 0.9753
0.3
Molalitas

0.25
0.2
y data
0.15
0.1 y hitung
0.05
0
0 100 200 300 400 500
Waktu (detik)

Gambar 8. Grafik hubungan antara waktu pencampuran (x) dengan


molalitas (y)
d. Larutan biner antara 40 gram gula dengan 400 ml aquadest
Untuk data 1 ; indeks bias = 4
Molalitas dicari menggunakan persamaan garis larutan standar gula
Molalitas (y) = 0.0487 (4) – 0.0070493
= 0.187751 molal

Dengan analisis yang sama, diperoleh data sebagai berikut:


Tabel 11. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
Waktu Molalitas
No. lnx lnx2 y ln x
(x) (y)
1 60 0.187751 4.09434 16.7636 0.768716
2 120 0.236451 4.78749 22.9200 1.132006
3 180 0.285151 5.19296 26.9668 1.480775
4 240 0.304631 5.48064 30.0374 1.669571
5 300 0.324111 5.70378 32.5331 1.848657
6 360 0.328981 5.8861 34.6462 1.936415
7 420 0.333851 6.04025 36.4846 2.016543
8 480 0.333851 6.17379 38.1156 2.061123
9 540 0.333851 6.29157 39.5838 2.100445
∑ 2700 2.668626 49.6509 278.0514 15.01425
a. Mencari persamaan dengan metode least square
∑y = a∑ln(x) + nb
∑xy = a∑ln(x2) + b∑ln(x)

2.6686 = 49.6509a + 9b (x 49.6509 )


15.01425 = 278.0514a + 49.6509 (x 9 ) -
132.4983 = 2465.2118 a+ 446.8581b
135.12825 = 22186.9062a + 446.8581b -
-2.62995 = -19721.6944 a
a = 0.0705
b = -0.0929
Sehingga didapatkan persamaan garis y = 0.0705lnx – 0.0929

b. Mencari yhitung dan persen kesalahan


yhitung = 0.705lnx – 0.0929
Untuk data 1; lnx = 4,0943
yhitung = 0.0705(4.0943)– 0.0929
= 0.1957

ydata−yhitung
% Kesalahan = 𝑥 100%
ydata
0.1877−0.1957
= x 100%
0,1877

= 4.26 %
Dengan analisis perhitungan yang sama,didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 12. Perhitungan molalitas (yhitung) dengan persen kesalahan
N0. Ydata Yhitung Persen kesalahan
1 0.187751 0.195751 4.2613
2 0.236451 0.244618 3.4542
3 0.285151 0.273203 4.1898
4 0.304631 0.293485 3.65874
5 0.324111 0.309217 4.59535
6 0.328981 0.32207 2.10054
7 0.333851 0.332938 0.2734
8 0.333851 0.342352 2.5464
9 0.333851 0.350656 5.0337
% kesalahan rata-rata 5.308 %

0.4
0.35
0.3
0.25 y = 0.0706ln(x) - 0.0928
Molalitas

R² = 0.9528
0.2
Y data
0.15
Y hitung
0.1
0.05
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (detik)

Gambar 9. Grafik hubungan antara waktu pencampuran (x) dengan molalitas


(y)
PERTANYAN DAN JAWABAN

1. Dwiky Surya F. (121160027)


Pertanyaan: Refraktometer adalah alat untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut berdasarkan indeks biasnya,
bagaimana prinsip kerja refraktometer?
Jawaban: Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah
memanfaatkan refraksi cahaya. Pengukurannya didasarkan atas
prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya
hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma
kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas
tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan
alas.
2. Reynaldi Malik (121140208)
Pertanyaan : Bagaimana cara mencegah terjadinya vortex?
Jawaban :
• Memasang impeller tidak tepat pada sumbu tangki. Metode
ini digunakan untuk tangki yang berukuran agak kecil
• Dengan memasang baffle (sekat) yang berfungsi merintangi
aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau
longitudinal. Baffle yang sederhana namun efektif dapat
dibuat dengan memasang bilah-bilah vertikal terhadap
dinding tangki. Untuk tangki pengaduk yang menggunakan
turbin, lebar maksimal baffle yang digunakan adalah 1/12
diameter tangki, untuk propeller lebar baffle maksimalnya
1/18 diameter tangki.
• Untuk tangki yang besar, agitator dipasang di sisi tangki
dengan porosnya pada arah horizontal, tetapi membuat sudut
dengan jari-jari tangki.
3. Sabrina Prima Fauziyen (121160126)
Pertanyaan : Jelaskan perbedaan dan karakteristik dari macam-macam
impeller
Jawaban :
• Turbin
Dalam pencampuran yang biasa dipakai adalah jenis turbin,
karena efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup luas,
sirkulasinya bagus dan harganya murah
• Propeller
Penggunaannya hanya terbatas untuk zat yang berviskositas
rendah dan hanya efektif dalam bejana besar karena alirannya
sangat kuat
• Dayung
Putaran arus zat cair tidak bisa dengan kecepatan tinggi, dan
tidak ada sekatnya zat cair akan berputar-putar mengelilingi
bejana tanpa ada pencampuran
4. Alfian Putra M.
Pertanyaan: Bagaimana gambar arah kecepatan pada macam-macam
impeller?
Jawaban:

Pola aliran
yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a)
Impeller, (b) Propeller, (c) Turbin

5. Garry Hartoko

Pertanyaan : Mengapa menggunakan metode perhitungan logaritmik pada


percobaan ini, dan mengapa tidak menggunakan metode perhitungan
eksponensial?
Jawaban :
Perhitungan dengan metode eksponensial:
3. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas larutan gula
Larutan biner antara 30 gram gula dengan 400 ml aquadest
Untuk data 1 ; indeks bias = 4,2
Molalitas dicari menggunakan persamaan garis larutan standar gula
Molalitas (y) = 0.0487 (4,2) – 0,0070493
= 0.1975 molal
Dengan analisis yang sama, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 9. Hubungan antara waktu pencamouran dengan molalitas
Molalitas
No. Waktu (x) Ln y x ln y x²
(y)
1 60 0.1975 -1.62202 -97.321 3600

2 120 0.2511 -1.3819 -165.828 14400

3 180 0.2852 -1.25456 -225.822 32400

4 240 0.2949 -1.22112 -293.069 57600

5 300 0.329 -1.1117 -333.509 90000

6 360 0.329 -1.1117 -400.211 129600

7 420 0.329 -1.1117 -466.913 176400

∑ 1680 2.0157 -8.8147 -1982.67 504000

Mencari persamaan dengan metode least square


∑ ln y = n ln a + b ∑x
∑ x ln y = ln a ∑ x + b ∑x²

-8,8147 = 7 ln a + 1680 b (x 1680)


-1982,67 = 1680 ln a + 504000 b (x 7 ) -
-14808,696 = 11,760 lna + 2822400b
-13878,69 = 11,760 lna + 3528000b -
-1536,006 = -705600b
b = 0.00132
ln a = -1,5756
a = 0,207
Sehingga didapatkan persamaan garis y = 0,207𝑒 0,00132𝑥

Mencari yhitung dan persen kesalahan


yhitung = 0,207𝑒 0,00132𝑥
Untuk data 1; x = 60
yhitung = 0,207𝑒 0,00132(60)
= 0,224061

ydata−yhitung
%kesalahan = | | 𝑥 100%
ydata
0.1975−0.224061
=| | x 100%
0,1975

= 13,44866 %

Dengan analisis perhitungan yang sama,didapatkan data sebagai berikut:


Tabel 10. Perhitungan molalitas (yhitung) dengan persen kesalahan
Waktu
No. y data y hitung % Kesalahan
(x)

1 60 0.1975 0.224061 13.44866

2 120 0.2511 0.242528 3.413622

3 180 0.2852 0.262518 7.953094

4 240 0.2949 0.284155 3.643711

5 300 0.329 0.307575 6.512174

6 360 0.329 0.332926 1.193166

7 420 0.329 0.360365 9.533587

% kesalahan rata-rata 6,528288 %


Grafik Hubungan antara Waktu Pencampuran dengan
Molalitas y = 0.2069e0.0013x
0.4 R² = 0.8204
0.35
0.3
0.25
Molalitas

0.2
y data
0.15
0.1 y hitung
0.05
0
0 100 200 300 400 500
Waktu Pencampuran

Gambar 8. Grafik hubungan antara waktu pencampuran (x) dengan


molalitas (y
Larutan biner antara 40 gram gula dengan 400 ml aquadest
Untuk data 1 ; indeks bias = 4
Molalitas dicari menggunakan persamaan garis larutan standar gula
Molalitas (y) = 0.0487 (4) – 0.0070493
= 0.187751molal

Dengan analisis yang sama, diperoleh data sebagai berikut:


Tabel 11. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
Waktu Molalitas
No. lnx lnx2 y ln x
(x) (y)
1 60 0.187751 -1.67264 -100.359 3600

2 120 0.236451 -1.44202 -173.042 14400

3 180 0.285151 -1.25474 -225.853 32400

4 240 0.304631 -1.18869 -285.286 57600

5 300 0.324111 -1.12667 -338.002 90000

6 360 0.328981 -1.11176 -400.233 129600

7 420 0.333851 -1.09706 -460.767 176400

8 480 0.333851 -1.09706 -526.59 230400

9 540 0.333851 -1.09706 -592.414 291600

∑ 2700 2.668626 -11.0877 -3102.55 1026000


c. Mencari persamaan dengan metode least square
∑ ln y = n ln a + b ∑x
∑ x ln y = ln a ∑ x + b ∑x²

-11,0877 = 9 lna + 2700 b (x 2700)


-3102,55 = 2700 lna + 1026000 b (x 9 ) -
-29936,79 = 24300 lna + 7290000 b
-27922,95 =24300 lna + 9234000 b -
-2013,84 = -1944000b
b = 0.001
lna = -1,5427
a = 0,2138
Sehingga didapatkan persamaan garis y = 0.2138𝑒 0,001𝑥

d. Mencari yhitung dan persen kesalahan


yhitung = 0.2138𝑒 0,001𝑥
Untuk data 1; x = 60
yhitung = 0.2138𝑒 0,001(60)
= 0.227021

ydata−yhitung
% Kesalahan = | | 𝑥 100%
ydata
0.1877−0.227021
=| | x 100%
0,1877

= 20,91646 %
Dengan analisis perhitungan yang sama,didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 12. Perhitungan molalitas (yhitung) dengan persen kesalahan
Persen
N0. Ydata Yhitung kesalahan

1 0.187751 0.227021 20.91646

2 0.236451 0.241059 1.949176

3 0.285151 0.255965 10.23494

4 0.304631 0.271793 10.77635

5 0.324111 0.2886 10.95621

6 0.328981 0.306446 6.849709

7 0.333851 0.325395 2.532461

8 0.333851 0.345517 3.494596

9 0.333851 0.366882 9.894344

% kesalahan rata-rata 8,622695 %


Grafik Hubungan antara Waktu Pencampuran dengan
Molalitas y = 0.2138e0.001x
0.4 R² = 0.7225
0.35
0.3
0.25
Molalitas

0.2
y data
0.15
0.1 y hitung
0.05
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu Pencampuran

Gambar 9. Grafik hubungan antara waktu pencampuran (x) dengan molalitas


(y)
Kesimpulan: Jika menggunakan metode eksponensial, regresi yang dihasilkan lebih
kecil daripada jika menggunakan metode logaritmik sehingga persen
kesalahan yang dihasilkan lebih besar.
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai