Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga dalam rangka
melengkapi salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat/golongan sebagai Pegawai Negeri Sipil penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah dengan judul “PENGARUH 0RAL HYGIENE DENGAN NACL 0,9 % TERHADAP PENURUNAN STADIUM
MUKOSITIS PADA PASIEN KANKER STADIUM III, IV PRO KEMORADIASI DI RSUP PERSAHABATAN TAHUN 2018”.
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari
kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh karena itu penulis mengharapkan
saran sumbangsih kritik yang bersifat membangun dari semua pihak terutama pembaca sekalian demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, arahan, petunjuk dan dukungan dari semua pihak yang terkait.
Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
semua yang terkait yang telah membantu penulis menulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis menghaturkan do’a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan jasanya kepada penulis. Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan sebagai salah satu persyaratan kenaikan pangkat/golongan Pegawai Negeri Sipil.
Penulis,
O. Rohanah Skep.Ner
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
LEMBARPERNYATAANORISINALITAS iii
LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN iv
DAFTARISI v
DAFTARTABEL vii
DAFTARSKEMA viii
DAFTARGAMBAR ix
DAFTARLAMPIRAN x
ABSTRAK xi
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 RumusanMasalah 4
1.3 TujuanPenelitian 5
1.4 ManfaatPenelitian 6
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Skema 2.1KerangkaTeori 27
Skema 3.1 KerangkaKonsepPenelitian 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Mulut 13
Gambar 2.2Patofisiologis Mucositis 15
Gambar 2.3GradeMucositis 17
DAFTAR LAMPIRAN
FACULTY OF NURSING
ABSTRACT
AI AMINAH
2016727051
ABSTRAK
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit dimana sel – sel membelah secara
Cancer Institute, 2009). Kejadian kasus kanker ini di seluruh dunia terus
mengalami peningkatan yang signifikan hal ini dapat dilihat dari prevalensi kanker
di seluruh dunia pada tahun 2002 terdata 4,2 juta kasus, pada tahun 2008 terdapat
peningkatan kasus kanker menjadi 12,7 juta kasus dan pada tahun 2012 tercatat
14,1 juta kasus kanker baru, dengan 8,2 juta kematian akibat kanker dan 32,6 juta
orang yang hidup dengan kanker (World Health Organization, 2014). Berdasarkan
Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi penyakit kanker
di Indonesia juga cukup tinggi yaitu 1,4 per 1000 penduduk dengan jenis kanker
Lebih dari 50 % kasus klien yang telah di diagnosis kanker akan menjalani
tindakan kemoradioterapi (Seith, 2011). Menurut data rekam medik Rumah Sakit
sebanyak 450orang.
Sejak era 1970-an kemoradioterapi kanker telah beranjak dari sifat paliatif menuju
terapi kuratif. Hingga saat ini, sekitar 10-15 % dari seluruh klien kanker sembuh
dengan
kemoradioterapi (Desen, 2008; Bertram, 2011). Namun, semua Obat Anti Kanker
(OAK) maupun terapi sinar bersifat mengganggu sel normal (Otto, 2005). Berbeda
yang bersifat sistemik dan lokal, sehingga cenderung memiliki potensi efek
samping yang lebih luas. Oleh karena itu penatalaksanaannya sangat berbeda
dengan terapi lainnya, karena sifat toksik dan efek samping yang ditimbulkannya
secara akut sebelum dan selama pelaksanaan kemoradiasi, dan juga dapat terjadi
yang sering terjadi secara akut dari proses pengobatan kanker, satu diantaranya
adalah mukositis oral (Popa, 2008). Terjadinya mukositis pada pasien kanker pro
kemoradasi adalah karena efek dari obat kemoradiasi sendiri yang merusak tidak
hanya sel kanker tetapi juga merusak sel sehat terutama lapisan tubuh yang
paling halus seperti mulut. Sel endotel, jaringan ikat terpapar pada mukosa bukal,
Hal ini dapat menghambat pembelahan sel pada epitel mukosa yang pada
akhirnya menurunkan onset epitel dan pembaruan dan memicu terbentuknya ulcer
Mukositis adalah istilah dalam bidang kesehatan yang digunakan untuk merujuk
pada keluhan mulut yang berkisar pada sensasi nyeri dan kemerahan serta
ulserasi mukosa yang cukup parah dan berdampak pada gangguan pola makan
dan minum. Insiden mukositis bervariasi berdasarkan jenis kanker dan modalitas
prevalensi oral mukositis akibat kemoradiasi mencapai 30% – 75% dalam setiap
siklusnya. Angka kejadian mukositis pada perempuan 60% dan pada laki-laki 40%
(Vokurka, 2005). Menurut rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan
bulan Januari tahun 2018 mencatat angka kejadian mukositis pada pasien kanker
pro kemoradiasi mencapai 60% dari total 100% pasien kemoradiasi yang artinya
dari 150 pasien dibulan Januari 2018, sebanyak 90 pasien mengalami mukositis.
Dari total 90 Pasien kanker pro kemoradiasi yng mengalami mukositis, yang
karena hal ini akan berpengaruh terhadap asupan nutrisi pasien (Japardi, 2009).
Mukositis mempengaruhi aspek fisik dan psikososial pada klien kanker yang
makan, mual dan muntah, ketidakmampuan untuk bicara dengan nyaman, infeksi
sekunder, penurunan berat badan serta sulit tidur mempengaruhi kualitas hidup
klien (Cawley & Benson, 2007). Kondisi tersebut berdampak pada lamanya hari
kegagalan terapi dan beban ekonomi, pasien jatuh dalam keadaan depresi, bahkan
bisa berujung pada kematian. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi
masalah mukositis. Larutan NaCl 0,9 % ini isotonis dan memiliki kandungan
elektrolit Na+dan Cl-, yang merupakan
kation utama dalam cairan ekstraseluler, sedangkan Cl-mempunyai peran sebagai
spektrumluas.
Tatalaksana yang selama ini diberikan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan
diberikan sesaat setelah klien mengalami mukositis namun pada hasilnya belum
terlalu efektif mencegah dan mengatasi mukositis (data hasil observasi di RSUP
Persahabatan, November2017).
tindakan oral hygiene dengan menggunakan agen NaCl 0,9% secara mandiri tanpa
melibatkan tata laksana yang lain. Cairan NaCl 0,9 % seperti diketahui tidak
mengandung bakteriostatik dan agen mikroba. Irigasi NaCl 0,9% secara umum
berfungsi mempertahankan status hidrasi jaringan dan organ tubuh serta dapat
mengekstrak air dari sel bakteri yang bersifat patogen, yang menyebabkan
kerusakan pada struktur sel bakteri tersebut (Purba, 2010). Upaya ini dapat
membantu flora oral patogenik dan menurunkan resiko timbulnya infeksi sekunder,
1.2 RumusanMasalah
efek samping dari pemberian kemoterapi dan radioterapi pada pasien kanker
stadium III, IV. Berbagai tata laksana mukositis diantaranya melakukan oral
hygiene. Oral hygiene yang selama ini menggunakan anti bakterisid seperti
dengan NaCl 0,9 % secara mandiri terhadap penurunan stadium muskositis pada
1.3 TujuanPenelitian
1.3.1 Tujuanumum
Tujuan umum penelitian ini adalah diketahui adanya pengaruh oral hygiene
kanker stadium III & IV pro kemoradiasi di RSUP Persahabatan tahun 2018.
1.3.2 Tujuankhusus
Persahabatan tahun2018.
oral hygiene NaCl 0,9% pada pasien kanker stadium III & IV pro
oral hygiene NaCl 0,9% pada pasien kanker stadium III & IV pro
1.4.1 Instansipelayanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tehnik inovatif untuk perawat dalam
1.4.2 Manfaatkeilmuan
1.4.3 ManfaatMetodologi
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan membahas konsep teori terkait judul penelitian, antara
lain penyakit kanker, kemoradiasi, mukositis, dan oral hygiene dengan NaCl 0,9 %.
2.1.1 Definisi
Menurut National Cancer Institute (NCI) tahun 2011 kanker adalah istilah
kontrol dan mampu menyerang jaringan lain. Sel-sel kanker dapat menyebar
ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem getah bening.
Kanker yang disebut juga dengan tumor atau neoplasma ganas merupakan
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kanker adalah
pertumbuhan sel yang abnormal dimana tidak terjadi proses apoptosis dan
2.1.2 Etiologi
interaksi faktor genetik dengan agen perusak. Menurut Price dan Wilson
(2016), ACS (2013a), dan WHO (2014), yang dimaksud dengan agen perusak
Virus (HPV), hepatitis B virus (HBV), Hepatitis C virus (HCV), bakteri, dan
parasit lainnya.
2.1.3 Staging selkanker
tingkat atau penyebaran kanker pada saat diagnosis. Staging yang tetap
(primer utama) tumor dan ada tidaknya penyebaran kekelenjar getah bening
terdekat atau area lain dari tubuh. Sejumlah sistem staging yang berbeda
digunakan untuk mengklasifikasikan kanker. Jika sel- sel kanker yang hadir
hanya pada lapisan sel yakni sel kanker dikembangkan dan belum menyebar,
kelenjar getah bening atau lymph nodes (N) disekitar tumor, dan apakah
sudah menyebar kepada organ organ tubuh lainnya (M). Stadium dalam
TNM system terdiri dari clinical stage sebelum pengambilan jaringan dan
menyebar.
2.2 Kemoradiasi
2.2.1 Definisi
Terapi kombinasi ini ditujukan sebagai terapi kuratif dan digunakan secara
merawat penyebaran sel-sel kanker yang tidak terlihat. Terapi ini sering
Cara kerja kemoradiasi yaitu dengan merusak sel kanker dengan cara
tindakan operasi ataupun dapat berdiri sendiri tanpa operasi (Aditia Pratama,
2015).
terletak diluar tubuh dan mempunyai jarak tertentu dari target / area
denganmeminimalkanefekradiasipadajaringannormal.Umumnyadigunak
an
pada kanker ginekologi, payudara, bronkus, tumor kepala dan leher,
masalah psikhologis)
d. Kesulitanmenelan
e. Mukositis
f. Xerostomia
g. Diare
h. Cystitis
i. Supresi sumsumtulang
c. Kualitashidup
d. Ketersediaan sumberkomunitas
e. Follow uprutin
2.3 Mukositis
sebagai berikut:
mikroorganisme. Mukosa oral terdiri dari tiga lapisan yaitu : lapisan luar,
lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pembentuk lapisan luar adalah sel epitel
Lamina propia dan sel epitel dipisahkan oleh membran basal. Membran
memiliki masa hidup diperkirakan 3 sampai 5 hari. Sel epitel skuamosa pada
terdapat juga flora normal yaitu bakteri gram positif, bakteri gram negatif
2.3.2 Definisi
mukosa yang biasanya terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi
Tomlinson dan Kline (dalam Isselbachr et al, 2014), mukositis adalah proses
Ulser-ulser ini dapat menyebar dan berdarah. Rasa sakit yang lebih parah
Efek dari sitotoksik kemoterapi dan paparan lokal dari radiasi dapat
mengiritasi lapisan mukosa yang paling tipis dalam tubuh salah satunya
2.3.4 Manifestasiklinis
Sebagai akibat dari kematian sel dalam reaksi kemoterapi atau radioterapi,
manjadi merah, meradang dan terbentuk ulser. Ulser tersebut dilapisi oleh
yang rusak. Pederita ini sering digambarkan sebagai suatu sensasi nyala
mulut.
permukaan lidah
d. Ulcerative oral mucositis lesions pada labial mukosa and dasar mulut
(Firmana, 2017).
2.3.5 Patofisiologi mukositis
Gambar 2.2
Patofisiologi Mukositis (Sumber : google.com)
(Tomlinson & Kline, 2010). Mukositis langsung terjadi pada sel-sel epitel
Lapisan mukosa rongga mulut yang diyakini sebelumnya akan sangat rentan
besar perawatan unuk kanker tidak dapat membedakan antara sel-sel sehat
(Sonis, 2007).
Mukositis terbagi menjadi 4 fase, yaitu fase inflamasi, fase epitel, fase
ulserasi, dan fase penyembuhan. Fase yang pertama adalah fase inflamasi,
pada fase ini sel epitel, endothelial dan jaringan konektif dalam mukosa
Pada fase kedua atau fase epitel terjadi penghambatan pembelahan sel
epitel pada mukosa mulut, menyebabkan sel-sel epitel berkurang dan tidak
segera diganti oleh sel epitel yang baru, hal ini menyebabkan terjadinya
kolonisasi mikroba pada permukaan mukosa yang rusak (Sonis, 2007). Pada
fase ini luka pada mukosa menembus epitel sampai lapisan sub mukosa
sel-sel epitel yang baru. Fase ini biasanya terjadi pada hari ke 12 – 16, tetapi
Tabel 2.1.
Skala Mukositis World Health Organization (WHO)
Grade Deskripsi
0 Tidak ada perubahan
1 Iritasi mukosa mulut, nyeri, tidak ada ulserasi terbuka, pasien bisa makan
dengan diet normal
2 Eritema (kemerahan), ulser, bisa makan padat
3 Ulser, pasien sangat sensitif saat menelan makanan padat,
membutuhkan makanancair
4 Ulser yang parah, pasien tidak mampu menelan, tidak dianjurkan asupan
oral,
diperlukan nutrisi parenteral atau tubefeeding
Gambar 2.3
Grade Mucositis (Sumber : google.com)
2.3.7 Faktor resiko
3) Merokok
4) Alkohol
5) Perawatan kankersebelumnya
6) Fungsi ginjalbiasa
2.3.8 Komplikasi
Adanya rasa sakit atau ulserasi dapat terinfeksi oleh virus, bakteri atau
jamur rasa sakit berlebih dan hilangnya persepsi rasa akan semakin
yang terinfeksi secara lokal dan dapat sebagai pintu gerbang masuknya
manjadi mukositis oral yang lebih parah lagi jika tidak ada pembatasan
masalah mukositis ini dibiarkan terus terjadi dan tidak segera ditangani
Tabel 2.2.
Daftar Agen Kemoterapi yang Berisiko Tinggi Menyebabkan Efek Samping Mukositis
2.3.10 Penatalaksanaanmukositis
diberikan
adalah obat untuk mengatasi penyebab mukositis, seperti obat anti bakteri,
anti inflamasi, anti jamur, maupun obat yang digunakan untuk mengatasi
nyeri yang ditimbulkan oleh muositis, atau dapat juga diberikan terapi obat-
PONF,2006).
Obat anti fungal yang diberikan pada pasien kanker dengan mukositis
yang terjadi pada mukositis. Obat anti inflamasi yang sering digunakan
adalah allupurinol, prednison dan kortikosteroid lainnya dan obat anti virus
palifermin, zinc, vitamin E dan lalanya L Glutamin (Harris et al, 2008, Frank-
et al.(2010) poliferminterbukti
dapat mempercepat pertumbuhan jaringan baru dengan di produksinya
mukositis.
Analgesik yang digunakan tergantung pada skala nyeri pasien. Pada skala
nyeri yang ringan jenis analgesik yang diberikan adalah jenis non steroid anti
inflamasi agen sedangkan pada nyeri hebat dapat digunakan jenis opiat atau
menjaga kesehatan, integritas dan fungsi mulut. Menurut Tomlinson & Kline
(Tomlinson & Kline, 2010). Oral Hygiene yang baik yaitu oral hygiene minimal
setelah makan dan sebelum tidur, dan setiap 2 jam sekali bila sudah
Sedangkan jika leukosit kurang dari 1000 / mm3, jumlah trombosit kurang
dari 50.000 / mm3 oral hygiene dengan cara menyikat gigi dan flossing tidak
Berbagai skala telah digunakan untuk merekam tingkat dan keparahan dari
Pengkajian mulut menggunakan OEG ini yang dinilai meliputi inpeksi (bibir,
meliputi suara, menelan, bibir, lidah, saliva, membran mukosa, gusi, gigi
(Scardina, 2010).
Pada pengkajian menggunakan OMRS, hal yang dikaji adalah tipe dan
Pengkajian keadaan mulut pada OMI terdapat jenis yaitu yang pertama
menunjukan ulser, 10 item eritema), dan yang kedua terdiri dari 20 item
(Eilers,2011).
2.4.1 Definisi
mulut, gigi, dan gusi (Clark, 1993 dalam Amalia, Lina, Ryan, dan Made S,
2008).
menyikat gigi, flossing dan berkumur untuk mencegah dan mengontrol flak
kenyamanan, asupan nutrisi, dan komunikasi verbal (Potter & Perry, 2012).
2.4.2 Tujuan
Menurut Taylor et al (1997 dan Clark 1993 dalam Amalia, Lina, Umi, Ryan
dan Made.S, 2008), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk :
Oral hygiene dengan menyikat gigi dilakukan dua kali sehari dianggap
mengendalikan plak dan akumulasi biofilm dan halitosis (Potter, Perry &
Elkin, 2012), sedangkan Timby, 2009 menganjurkan menyikat gigi dua kali
sehari yaitu sesudah makan dan menjelang tidur. British Dental Assosiation
(2009) juga merekomendasikan frekuensi menyikat gigi dua kali sehari dan
Menurut Otto (2005) pada pasien dengan kanker yang mengalami mukositis
stadium ringan, frekuensi oral hygiene dapat dilakukan setiap 2 jam sekali
pada siang hari dan 4 jam sekali pada malam hari , sedangkan pada
mukositis stadium lanjut atau sangat parah, dalam hal ini mukositis stadium
3 dan 4, frekuensi oral hygiene sebaiknya dilakukan setiap jam pada siang
0,9%) pada penelitian ini dilakukan 4x pada mukositis stadium 1,2 ( sebelum
tidur, setelah makan pagi, siang, sore) dan 6x pada mukositis stadium 3,4
( sebelum tidur, setelah makan pagi, siang, sore dan saat bangun siang serta
saat bangun pagi). Hal ini mengacu kepada pendapat dari British Dental
lebihbaikdilakukansetelahmakandansaatbanguntidur.LarutanNaCl0,9%ini
memiliki kandungan elektrolit Na+dan Cl-, merupakan kation utama dalam
hidrasi jaringan dan organ tubuh serta dapat mengekstrak air dari sel bakteri
Tabel 2.3.
Judul Penelitian Terdahulu
Larutan NaClisotonis
Memiliki kandungan Na+danCl-
Na+Merupakan kation utama
cairan ekstraseluler dan Cl-
merupakanbuffer
NaCl 0,9 % tidak
mengandung bakteriostatik dan
tubuh karen osmolaritasnya
mOsm/ yan man dap
mempertahankan status hidrasi
jaringan dan organ tubuh
Dapat mengekstrak air dari sel
b k b p
menyebabkan kerusakan
padastruktur
Pada bab ini penulis akan menjelaskan kerangka konsep, hipotesis penelitian dan
3.1 KerangkaKonsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap
konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep berisi variabel
variabel yang menjadi sebab perubahan atas timbulnya variabel terikat (Nursalam,
2017). Variabel independen dari penelitian ini adalah oral hygiene dengan NaCl
Skema 3.1
Kerangka
Variabel Variabel
independen dependen
Konsep
oral hygiene
stadium
dengan NaCl 0,9 mukositis
Jenis kelamin
Jeniskanker
Kemoradiasi
Statusgizi
3.2 Hipotesis
Hipotesis yang sudah dapat dibuktikan dalam skripsi ini adalah: Ada pengaruh oral
hygiene dengan NaCl 0,9 % terhadap penurunan stadium mukositis pada pasien
kanker stadium III & IV pro kemoradiasi di RSUP Persahabatan tahun 2018.
3.3 DefinisiOperasional
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2017).
Adapun definisi operasional dari variabel penelitian ini dijabarkan dalam tabel 3.1.
berikut :
Tabel 3.1.
Definisi Operasional
saliva,
gingiva,gigi.
BAB 4
METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan metodologi penelitian terkait judul skripsi
yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat
Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan one group
pre test dan post test design. Design ini digunakan sesuai dengan tujuan yang
sudah dicapai, yaitu diketahui adanya penurunan stadium mukositis pada pasien
kanker stadium III & IV pro kemoradiasi di RSUP Persahabatan tahun 2018.
Metode ini telah dilakukan oleh satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
ini dilakukan dengan memberikan tes kepada subjek yang belum diberi perlakuan
disebut pre test T1 dan didapatkan hasil stadium mukositis pasien kanker pro
kemoradiasi yang sedang dirawat. Setelah di dapat data pasien yang memenuhi
kriteria inklusi maka dilakukan treatment (X) dengan tehnik oral hygiene dalam
jangka waktu 6 hari dan dilakukan post test hari ke enam/ T2 sehingga diketahui
T1 dan T2
untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang timbul, jika sekiranya ada
Tabel 4.1
Desain Penelitian One group Pre test – Post test
Keterangan:
4.2.1Populasi
dapat dibagi menjadi populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target
dijangkau oleh penulis . Populasi terjangkau dibatasi oleh tempat dan waktu.
Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel. Populasi dalam penelitian ini
adalah:
a. Populasi target : pasien kanker pro kemoradiasi pada bulan Januari 2018
berjumlah 150pasien
b. Populasi terjangkau : pasien kanker stadium III & IV pro kemoradiasi yang
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
/ lebih dan mengalami mukositis. Stadium III ini yang mana sel
stadium IV, sel kanker sudah menyebar ke organ yang jauh dari
kankerprimernya.
3) Pasien yangkooperatif.
4.2.2.2 Besarsampel
yaitu:
Keterangan :
t = Banyak kelompok
perlakuan r = Jumlah
reflikasi
n = 1(r-1)
>15 n = r
>15+1
dibulatkan 18 sampel.
Dalam penelitian ini, sampel dari awal tidak ada yang droup out
sehingga dari proses awal sampai dengan akhir jumlah sampel tetap
16 responden.
4.3.2 Waktupenelitian
4.4 EtikaPenelitian
Etika penelitian adalah suatu sistem yang harus dipatuhi oleh peneliti saat
Penulis menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah mengumpulkan data. Setelah setuju
b. Tanpa nama(Anonimity)
c. Kerahasiaan(Confidentiality)
tertentu yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset. Kuisioner dalam
penelitian ini
disimpan ditempat yang aman dan pemusnahan kuisioner ditentukan dalam
d. Privacy
Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain sehingga responden
dapat bebas untuk menentukan pilihan, jawaban dari kuosioner tanpa takut di
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
Scale (OMAS).
Tabel 4.2.
Oral Mucositis Assesment Scale (OMAS)
Petunjuk
Parameter 1 2 3 Nilai
pengkajian
Suara Mendengarkan Suara Suara Sulit berbicara
perubahan normal lebih serak atau mengeluh
suara responden ketikaberbicar nyeri,
dengan mengajak a tidak
respondenberbica mampuberbicar
ra a
Membran Mengobservasi Membran Terdapat Terdapat
mukosa kondisi mukosa lapisan ulserasi dengan
membran mukosa berwarna putih / tanpa
merah, tanpa perdarahan
baik lembab dan ada ulserasi, pada membran
mukosa buccal, mudah Membran mukosa
mukosa mukosa
palatum dan berwarna lebih
mukosalabial merah
Menelan Menganjurkan Dapat menelan Ada keluhan Tidak
responden secara normal merasa nyeri mampu
untukmenelan / tidakada saat menelan menelan
kesulitan /ada kesulitan
menelan saat menelan
Petunjuk
Parameter 1 2 3 Nilai
pengkajian
Gingiva Menekan bagian Gingival Gingival Gingiva terdapat
gingival dengan berwarna bengkakdenga perdarahan
ujung spatula merah muda n spontan
lidah dan dan / tanpa
gunakan penlight kokoh, kemerahan
untuk menyinari gusi
rongga mulut, tidakbengkak
perhatikan
penampilan
jaringan gingival
Gigi Mengobservasi Gigi bersih dan Terdapat plak Terdapat plak
keadaan gigi tidak ada pada area dan debris
debris yang disepanjanggari
terlokalisir s
diantara gigi gigi
Sumber : Modifikasi Oral Mucositis Assesment Scales dari Eilers et al (2004) ;
Dodd (2004); Migliorati et al (2006).
Total nilai : Skor 1-6 (std 1),7-12 (std 2), 13-18 (std 3),19-24 (std 4)
Cara pengisian instrumen dengan memberi tanda cheklist sesuai dengan hasil
4.6.1Persiapan
Pada tahap persiapan ini dimulai dengan mengurus surat izin penelitian di
MuhammadiyahJakarta kemudian
dilanjutkan ke bagian pendidikan dan penelitian RSUP Persahabatan Jakarta.
penelitian kepada kepala ruang rawat Melati Atas dan Melati Bawah RSUP
peneliti.
b. Peneliti yang disini adalah penulis melakukan kegiatan pertemuan dua hari
NaCl 0,9 %. Berdasarkan hasil uji coba pada kedua asisten peneliti pada 3
spss didapatkan koefisien kappa sebesar 0,9 atau 90 % yang berarti tingkat
kesesuaian sangat kuat (Dahlan, 2008), maka asisten peneliti dianggap telah
sama persepsi dan mampu melakukan prosedur oral hygiene sesuai protokol
secaramandiri.
Larutan NaCl 0,9% tersebut disimpan di botol botol yang peneliti dapatkan dari
menggunakan autoclave selama 30 menit. Satu botol digunakan untuk satu kali
oral hygiene. Botol yang sudah digunakan dapat digunakan kembali dengan
4.7 TahapanPenelitian
4.3
Tabel Tahapan Penelitian
4.8 PengolahanData
Data yang telah diisi dan dikumpulkan, dikoreksi dulu untuk memastikan telah diisi
semua kemudian dilakukan pengolahan data (Dahlan, 2010). Data yang telah
berikut:
1. Editing
coding.
2. Coding
Merubah data dari berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau
dianalisis. Data yang diambil bersifat kuantitatif dengan memberikan nilai pada
4. Cleaning
data. Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
penelitian yang telah ditetapkan dan memperoleh kesimpulan secara umum hasil
penelitian yang telah dilakukan yaitu adanya pengaruh oral hygiene dengan NaCl
0,9 % terhadap penurunan stadium mukositis pada pasien kanker stadium III & IV
pro kemoradiasi.
1. Analisa Univariat
dependen dan variabel independen. Data yang terkumpul dalam penelitian ini
yang menggunakan frekuensi dan presentase saja yaitu status gizi, jenis
2. AnalisaDependen
Uji statistik yang digunakan adalah uji T (dependen sample T test) dengan
Keterangan :
HASIL PENELITIAN
Bab ini secara khusus menyajikan dan menjelaskan hasil penelitian dan analisa
data. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh oral hygiene dengan
NaCl 0,9 % terhadap penurunan stadium mukositis pada pasien kanker stadium III,
statistik dan penyajian hal-hal lain yang ditemukan akan diuraikan dalam bab ini.
dilakukan pada tanggal 19 januari s/d 24 Januari 2018 dengan total sampel yang
didapat 16 sampel. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk tabel dan narasi yang
didasarkan pada hasil analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini menggunakan
uji t dependen untuk melihat seberapa besar pengaruh oral hygiene terhadap
penurunan stadium mukositis pre intervensi oral hygiene (T1), stadium post
Tabel 5.1.1
Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia pada Pasien Kanker Stadium III, IV Pro Kemoradiasi dengan
Mukositis di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
Tabel 5.1.1 Distribusi usia responden menunjukan bahwa dari total responden 16
pasien denganpalingbanyakusialansiaawal(46-
55tahun)denganjumlahpasien7pasien(43,8
%).Sedangkanselainitu,respondentergolongpadadewasaawal(26-
35tahun)sebanyak
2 pasien (12,5 %), dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 1 pasien (6,2%) dan lansia
akhir
Tabel 5.1.2
Distribusi Frekuensi Terapi Modalitas Kemoradiasi Pada Pasien Kanker Stadium III, IV Dengan
Mukositis di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
Tabel 5.1.3
Distribusi Frekuensi Jenis kanker pada Pasien Kanker Kemoradiasi Stadium III,IV Dengan Mukositis
di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
kanker pada sampel penelitian yaitu pasien KNF sebanyak 3 pasien (18,8 %),
pasien Ca Mammae sebanyak 5 pasien (31,2 %), Ca paru sebanyak 3 pasien (18,8
Tabel 5.1.4
Distribusi Frekuensi Oral Hygiene pada pasien Kanker Kemoradiasi Stadium III, IV dengan
Mukositis di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
Jenis
Frekuensi Persentas
Stadium
e
mukositis
Stadium 2 7 43.8
Stadium 3 9 56.2
Total 16 100
Tabel 5.1.4 Distribusi frekuensi Oral Hygiene yang dilakukan responden sesuai
standar yang diterapkan 4x/ hari untuk stadium II dilakukan oleh 7 responden
(43.8 %) dan sebanyak 6x/ hari untuk stadium III dilakukan oleh 9 responden (56.2
%).
Tabel 5.1.5
Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Pasien Kanker Kemoradiasi Stadium III, IV dengan
Mukositis di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
karakteristik sampel berdasarkan status gizi, responden dengan status gizi kurang
yaitu sekitar 12 pasien (75,0%) dan responden dengan status gizi yang baik
Tabel 5.1.6
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Kanker Stadium III, IV pro kemoradiasi dengan
Mukositis di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
Tabel 5.1.7
Stadium Mukositis pre intervensi (T1) hari ke 1 pada Pasien Kanker Stadium III, IV dengan
Kemoradiasi di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
pertama (T1) pre intervensi yang dialami responden adalah stadium II sebanyak
Tabel 5.1.8
Penurunan Stadium Mukositis hari ke enam (T2) Post Intervensi pada Pasien Kanker Stadium III
& IV pro Kemoradiasi di RSUP Persahabatan tahun 2018 (n = 16)
Stadium mukositis Frekuensi Persentase
Post Intervensi
stadium 1 11 68.8
bebas mukositis 5 31.2
Total 16 100.0
Tabel 5.1.8 menunjukkan pada saat penilaian di hari ke 6 post intervensi (T2), dari
Tabel 5.1.9
Perbedaan Nilai Mean, Median, Standar Deviasi Stadium Mukositis Hari Pertama Pre Intervensi dan
Stadium Mukositis Hari Ke Enam Post Intervensi pada Pasien Kanker Stadium III & IV pro
Kemoradiasi di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
Perbedaan
Stadium Mukositis Stadium Mukositis
Nilai Pre Intervensi danPost
Pre Intervensi Post Intervensi
Intervensi
Mean 2.56 0.69
Media 3.00 1.00
n .512 0.47
Std. Deviation 9
Tabel 5.1.9 hasil penelitian menunjukan ada perubahan Mean, Median dan Standar
Deviasi yaitu Mean pre intervensi adalah 2,56 sedangkan Mean post intervensi
sebesar 0.69. Untuk Median pre intervensi sebesar 3.00 dan Median post
intervensi sebesar 1.00. Standar Deviasi pre intervensi sebesar 0.512 sedangkan
Tabel 5.2.1
Pengaruh Oral Hygiene dengan NaCl 0,9 % Terhadap Penurunan Stadium Mukositis Hari ke Enam
(T2) Post Intervensi di RSUP Persahabatan Tahun 2018 (n=16)
Dari uji statistik dengan uji t dependent test pada pengaruh oral hygiene dengan NaCl 0,9
PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan pembahasan dan diskusi tentang hasil-hasil penelitian dan
stadiummukositis.
Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 16 pasien, dan semua responden
dilakukan intervensi yang sama yaitu oral hygiene dengan NaCl 0,9 % dan
6.1 KeterbatasanPenelitian
toleransi, dimana pada saat oral hygiene harus dilakukan (setelah makan baik
makan pagi, siang atau malam, sebelum tidur malam dan sesudah bangun
tidur siang) tetapi pasien enggan untuk melakukan dikarenakan rasa tidak
nyaman ketika membuka mulut, ataupun ada rasa mual bahkan muntah yang
dengan melibatkan keluarga sebagai support system. Hal lain yang menjadi
kendala dalam penelitian ini adalah walaupun sudah dilakukan tes persamaan
6.2.1 Hasil Penelitian menunjukkan bahwa usia responden rerata ada diusia
lansia awal (46-55 tahun) dan ada di rerata lansia akhir. Hal ini sesuai
disimpulkan jika rerata penyakit kanker dialami oleh penderita usia tua
khususnyainfeksi.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Naidu (2004) yang
dan
radiasi ( kemoradiasi) 90% dapat menyebabkan meningkatnya
Hal ini sesuai juga dengan Otto (1005) yang menyatakan bahwa
sel mukosa mulut dan tenggorokan, sehingga sel menjadi rusak selama
pengobatan (Sonis,2007).
kemoradiasi (Wulan,2006).
Hal ini sesuai dengan Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
Ovarium.
6.2.4 Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan karakteristik
yaitu sekitar 12 pasien (75,0%) dan responden dengan status gizi yang
baik sebanyak 4 pasien (25,6 %). Menurut Expert guide for Healthcare
Professionals (2010) pada index masa tubuh kurus yang mana pada
penyembuhan luka. Hal ini juga didukung oleh Herriot (2005) untuk
danC.
nutrisi yang adekuat tetapi nutrisi itu sendiri diperlukan dalam proses
penyembuhan lesi. Hal ini sesuai dengan Mackay and Miller (2003)
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Hashemi et.al (2015) dan
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori menurut Seith (2011)
menjalani kemoradiasi.
6.2.6 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi oral hygiene pada
pada stadium III sebanyak 36x. Menurut Otto (2005) frekuensi oral
hygiene pada stadium II sebaiknya dilakukan setiap dua jam sekali pada
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rubenstein et.al
(2004) bahwa oral hygiene setiap habis makan dan sebelum bangun
nyaman, sehingga seringkali mulut hanya ingin diam dan tidak mau
melakukan oral hygiene. Selain itu pada pasien dengan kanker pro
kemoterapinya.
Melihat dari intensitas oral hygiene yang sering, dan kendala dari pasien
medis yang telah ditunjuk dan keluarga pasien itu sendiri guna
deviasi 0,512 Mean 2,56 dan Median 3,00. Kemudian dilakukan oral
dan Median1,00.
stadium mukositis antara hari pertama pre intervensi (T1) dengan hari
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Hashemi et.al (2015) dan
Stadium Mukositis
Pada uji statistik di hari ke enam post intervensi (T2) melalui uji T/
mukositis.
Hal ini sesuai dengan patofisiologi dari mukositis pada pasien kanker
perubahan pada mukosa yang normal dan kematian sel. (Otto, 2005).
kanker.Kemoterapijugabiasanyamenyebabkanpembelahanpadaselsepe
rti
sel mukosa mulut dan tenggorokan, sehingga sel menjadi rusak selama
Merujuk pada hal diatas, mukositis pada pasien kanker yang terjadi
disebabkan oleh invasi bakteri atau virus saja, maka tatalaksana oral
hygiene dengan larutan tanpa bakterisid dan anti mikroba lain dapat
bantuan agen yang lain. Oral hygiene dengan NaCl 0,9 % adalah
dengan cara menurunkan aktifitas air, dan merusak membran sel (San,
serta dapat mengekstrak air dari sel bakteri yang bersifat patogen, yang
(Purba,2010).
digunakan untuk oral hygiene pada pasien mukositis. Hal ini selaras
hanya dikarenakan invasi virus atau bakteri tetapi karena efek samping
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
usia responden rerata ada diusia lansia awal (46-55 tahun) dan ada di
dengan status gizi kurang dan jenis kelamin pada responden penelitian
pada hari pertama pre intervensi oral hygiene (T1) dengan hari ke enam
post intervensi oral hygiene (T2) artinya ada penurunan stadium mukositis
3. Pada penelitian ini di dapat uji statistik yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh oral hygiene dengan NaCl 0,9 % pada pasien kanker stadium III, IV
pro kemoradiasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa bivariat yang mana P
4. Oral hygiene pada pasien kanker dengan mukositis dapat dilakukan dengan
lainnya,dikarenakan
tidak semua mukositis disebabkan oleh invasi bakteri atau virus tetapi
Hygiene yang baik yaitu oral hygiene minimal setelah makan dan sebelum
7.2 Saran
sebagai berikut :
1. Bagi PelayananKeperawatan
ekonomis, mudah di dapat dan murah, selain itu larutan NaCl 0,9 tidak
bersifat iritan jadi tidak akan memperberat mukositisnya. Dan juga perawat
2. Bagi PenelitianKeperawatan
karena seperti yang telah diteliti dan diketahui, agen madu mempunyai
3. Bagi PendidikanKeperawatan
Dari hasil penelitian ini, diharapkan pendidikan oral hygiene dengan NaCl
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Fauji et al (2014). Praktik Keperawatan Berbasis Bukti Pada Pasien Kanker.
Agatha, et.al, (2004). Gargling With Providon Iodine Reduced The Transfort of
Bacteria During Oral Intubation. Journal of Anasthesia.
Bertram, G.K. (2011).Basic and Clinical Pharmacology (10th ed.), New York: The
McGraw- Hill Companies Inc.
Eilers, J (2011). Nursing interventions and supportive care for the prevention and
treatment of oral mocisitis associated with cancer treatment. Oncology
Nursing Forum, 31(4), 13.
Eilers, J & Eipstein, J (2011) Clinical Update: Prevention and management of Oral
Mucositis in Patients with Cancer... full text at
www.nursingoncology.com. Seminars in Oncology Nursing, 27(4), el-e16.
doi: 10.1016/j.soncn.2011.08.001.
Eipstein, j,b., & Schubert , M.M. (2007). Orofharingeal Mucositis in Cancer Therapy:
Review of Pathogenesis, Diagnosis, and Management, European Journal
of Oncology Nursing, 17 (12), 1767 – 1779.
National cancer international (NCI). (2009). “ Adjuvant and Neoadjuvant Theray For
Breast Cancer “. http://www.cancer.gov/types/breast/adjuvant-fact-
sheet,30November 2015
Otto, E.S. (2005). Pocket Guide to Oncology Nursing. Kansas: Mosby – Year Book,
Inc. Perry, A.G,. & Potter,P.A. (2012). Nursing Intervention & Clinical Skills (5th
Edition). St
Louis:lseiver Mosby.
Poppa, (2008). Cancer Therapy Induceed Oral Mucositis . Journal of TMJ, 58 (1-2),pp.
104-107.
Price, S.A. & Wilson, L.M. (2016). Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Alih Bahasa: B.U. Pudit, H. Hartanto, P. Wulansari, dan D. A.
Mahanani: EGC.
Seith, T.H. (2011). Critical Care Chemoterapy (7th ed.). Philadelphia: Lippincott
William & Wilkins.
Tomlinson, D. & Kline, N.F., (2010). Oncology Pediatric Nursing Advanced Clinical
Handbook, Germany Spinger.
Tomlinson dan Kline (dalam Isselbachr et al, 2014). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam (Edisi 13) Vol.4. Terjemahan. Alih Bahasa: Asdie,
A.H.Jakarta: EGC.
UKCCSG-PONF (2006). Mouth Care for Children and Young People With Cancer.
Evidence-based Guideline Report. UKCCSG-PONF Mouth Care Group
Vokurka et al. (2005). The Comparative Effects of Providone – iodine and normal
saline mouthwases and oralmucosities in Patient After high-dose
Chemoterapy and APBSCT.
PENJELASAN PENELITIAN
Yth. Responden
NIM :2016727051
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Oral Hygiene dengan NaCL 0.9%
Terhadap Penurunan Stadium Mukositis Pada Pasien Kanker Stadium III & IV Pro
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larutan NaCl 0,9 %
dalam menurunkan stadium mukositis pada pasien dengan kanker stadium III
&IV.
kanker stadium III dan IV yang mengalami mukositis yang menjalani perawatan
berupa lembar observasi, penilaian skala stadium mukositis, dan kamera untuk
7. Penulis menjamin bahwa proses penelitian ini tidak akan melakukan tindakan
8. Informasi yang diperoleh dari penelitian akan dijamin kerahasiannya dan hanya
limatahun.
dariresponden.
11. Responden berhak mengajukan keberatan kepada peneliti jika terdapat hal-hal
PENGKAJIAN
Peneliti melakukan inpeksi mukosa bibir, membran mukosa, lidah, palatum dan
gusi terhadap adanya ulserasi, inflamsi, dengan bantuan penlight dan tongue
spatel
PERSIAPAN
1. Bahan:
2. Caramengemas
PELAKSANAAN
1. CaraMembagikan
Pasien akan menerima botol berisi larutan NaCl 0.9 % selama 6 hari
2. Caramelakukan:
CuciTangan
Bersihkan mulutresponden
Nyalakanstopwatch
mukosamulut).
Tekan tombol stop pada stopwatch saat angka sudah menunjukkan 30detik.
EVALUASI
perawatan mulut.
stadium mukositis(OMAS).
Lampiran 3
PENILAIAN STADIUM MUKOSITIS
Nama :
Umur :
DX:
Pre Post
inter interv
vens e nsi Pre
i (H6/ intervensi
No Keterangan / T1 T2) : post
intervensi
Nilai Nilai akhir (H6)
Tgl Tgl
scor Scor
e e
1 Suara
1 = suara normal
2 = suara
lebihserak 3 = sulit
bicara,
mengeluhnyeri,
tidak bisabicara
2 Membran mukosa
1 = membran
mukosa berwarna
merah, lembab
2 = membran
mukosa berwarna
lebih merah,
terdapat lapisan
putih tanpa ada
ulserasi
3 = terdapat
ulserasi dengan
atau tanpa
perdarahan
3 Menelan
1 = dapat
menelan normal
/ tidak ada
kesulitan
menelan 2= nyeri
saat menelan
,kesulitan saat
menelan
3 = tidak
mampu
menelan
4 Bibir dan sudut
mulut
1 = bibir lembut dan
lembab
2 = bibir kering dan
pecah pecah
3 = terdapat
ulserasi dan
perdarahan
spontan pada bibir
5 Lidah
1 = lidah tampak
bersih, lembab,
terlihat papila lidah
2=
penampilanlidah
kotor danpapila
lidah kurang
terlihat 3 = lidah
melepuh,
menggelembung,
pecah-pecah
6 Saliva
1 = saliva
encer 2 =
saliva kental
3 = tidak ada saliva
Gingiva
7 1 = warna merah
muda. Kokoh, gusi
tdk bengkak
2 = gingiva bengkak,
dengan atau tanpa
kemerahan
3 = gingiva
terdapat
perdarahan
spontan
Gigi
8 1 = gigi bersih
dan tidak ada
debris
2 = terdapat plak pd
area yang terlokalisir
diantara gigi
3 = terdapat plak
dan
debris
disepanjang
garis gigi
TOTAL NILAI
SCORE
1-6 (I), 7-12 (II), 13-18 (III), 19-24 (IV)
Sumber : Modifikasi Oral Mucositis Assesment Scales dari Eilers et al (2004); Dodd (2004),
Migliorati et al (2006)
NAMA :
UMUR :
DX :
WAKTU
HARI KE 1 HARI KE 2 HARI KE 3 HARI KE 4 HARI KE 5 HARI KE 6
NO PELAKSAN
TGL TGL TGL TGL TGL TGL
AAN
Setelah
30 detik 30 detik 30 detik 30 detik 30 detik 30 detik
1 bangun
< 30 detik < 30 detik < 30 detik < 30 detik < 30 detik < 30 detik
tidur
malam
Setelah
30 detik 30 deti 30 detik 30 detik 30 detik 30 detik
4 bangun
tidur siang < 30 detik < 30 detik < 3 detik < 30 detik < 30 detik < 30 detik
30 detik
Setelah 30 detik 30 detik 30 detik 30 detik 30 detik
5 < 30detik
makan < 30 detik < 3 detik < 30 detik < 30 detik < 30 detik
sore
30 detik
Sebelum 30 deti 30 detik 30 detik 30 detik 30 detik
6 < 30detik
tidur < 30 detik < 3 detik < 30 detik < 30 detik < 30 detik
malam
Keterangan
7
Petunjukpengisian:beritandacheklist(√)padakotakyangtersedia
Berkumur selama 30 detik beri cheklist pada kotak 30 detik
Berkumurkurangdari30detikbericheklistpadakotak<30detik
Keterangan:jarakantaraperawatanmulutpertamakeberikutnyaminimal1jam(menyesuaikan
sesuai kondisi)
UMUR:
DX
WAKTU
HARI KE 1 HARI KE 2 HARI KE 3 HARI KE 4 HARI KE 5 HARI KE 6
NO PELAKSAN
TGL TGL TGL TGL TGL TGL
AAN
Petunjuk pengisian : beri tanda cheklist (√) pada kotak yang tersedia
Berkumurselama30detikbericheklistpadakotak30detik
Berkumurkurangdari30detikbericheklistpadakotak<30detik
Keterangan:jarakantaraperawatanmulutpertamakeberikutnyaminimal1jam(menyesuaikan
sesuaikondisi)
Lampiran 5
dengan NaCL 0.9% Terhadap Penurunan Stadium Mukositis Pada Pasien Kanker
Stadium III & IV Pro Kemoradiasi di RSUP Persahabatan tahun 2018” yang
penelitian ini.
Jakarta, 12 Desember2017
Responden