TUGAS AKHIR
Oleh :
Abidah Rahmi Hilmy
NIM : 135070207113017
i
ii
DAFTAR ISI
Judul i
Halaman Persetujuan ii
Kata Pengantar iii
Abstrak v
Daftar Isi vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.3.1 Tujuan Umum 7
1.3.2 Tujuan Khusus 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.4.1 Teoritis 7
1.4.2 Praktis 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1 Konsep Caring 9
2.1.1 Definisi Caring 9
2.1.2 Komponen Caring 9
2.1.3 Karakteristik Caring 11
2.1.4 Perilaku Caring 11
2.1.5 10 Caratif factor yang mempengaruhi Caring menurut J.Watson 12
2.1.6 Instrumen yang Digunakan Untuk Mengukur Perilaku Caring 16
2.2 Konsep Tingkat Kepuasan Keluarga 18
2.2.1 Pengertian Kepuasan 18
2.2.2 Kepuasan Pelanggan 18
2.2.3 Teori Kepuasan 20
2.2.4 Dimensi Kepuasan Klien 20
2.2.5 Pengukuran Tingkat Kepuasan 23
2.2.6 Manfaat Pengukuran Kepuasan 24
2.2.7 Klasifikasi Kepuasan 24
vii
2.2.8 Karakteristik Keluarga dalam Tingkat Kepuasan Keluarga 25
2.3 Rumah Sakit Swasta 27
2.2.9 Pengertian Rumah Sakit 27
2.2.10 Klasifikasi Rumah Sakit Swasta 27
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep Penelitian 29
3.2 Deskripsi Kerangka Konsep 30
3.3 Hipotesis Penelitian 30
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian 31
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 31
4.2.1 Populasi 31
4.2.2 Sampel 31
4.2.3 Teknik Sampling 33
4.3 Variabel Penelitian 33
4.3.1 Variabel Bebas 33
4.3.2 Variabel Tergantung 33
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 33
4.5 Instrumen Penelitian 33
4.6 Uji Validitas dan Reabilitas 34
4.7 Definisi Operasional 36
4.8 Metode Pengumpulan Data 38
4.9 Alur Penelitian 39
4.10 Teknik Mengolah Data 39
4.11 Analisa Data 41
4.11.1 Analisa Univariat 41
4.11.2 Analisa Bivariat 41
4.12 Etika Penelitian 41
BAB 5 HASIL DAN ANALISA DATA
5.1 Data Karakteristik Responden 44
5.2 Data Hasil Penelitian 47
viii
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Perilaku Caring Perawat Ruang Perinatologi Rumah Sakit Swasta di Kota
Malang 50
6.2 Tingkat Kepuasan Orangtua Bayi di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Swasta di Kota Malang 55
6.3 Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kepuasan Orangtua
Bayi di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Swasta di Kota Malang 59
6.4 Implikasi Keperawatan 63
6.5 Keterbatasan Penelitian 64
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan 65
7.2 Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep 29
xi
DAFTAR TABEL
xii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT penulis panjatkan karena atas
rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan
1. Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp, M.Kes selaku pembimbing I yang telah dengan
3. Dr. Ahsan, S.Kep M.Kep, selaku Ketua Jurusan Ilmu Keperawatan yang telah
5. Seluruh tim pengelola Tugas Akhir FKUB, yang telah memfasilitasi kelengkapan
kepada penulis Ibu, Ayah, Adik dan semua keluarga besar penulis.
iii
8. Bapak Wisnu, Ibu Ani, Ibu Widya serta segenap pihak Rumah Sakit Islam
Aisyiyah Malang yang telah memberikan peneliti izin, membantu dan memberi
Husein.
9. Bapak Fandy, Ibu Diana, Ibu risky, Ibu Anis serta segenap pihak Rumah Sakit
10. Semua pihak yang terkait yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu
persatu.
balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih
belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
iv
ABSTRAK
Hilmy, Abidah Rahmi. 2017. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kepuasan Orangtua Bayi di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Swasta di
Kota Malang. Tugas Akhir. Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1) Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp.,
M.Kes (2) Ns. Ikhda Ulya, S.Kep., M.Kep
Perilaku caring merupakan suatu sikap yang dilakukan oleh perawat dimana
terdapat interaksi antara perawat dan penerima layanan didasari oleh sikap
tanggung jawab, saling mendukung dan menghargai. Perilaku caring yang dianggap
penting untuk dilakukan perawat guna memberikan kepuasan, tidak hanya bagi
pasien dan keluarga pasien tetapi juga bagi perawat. Tingkat kepuasan orangtua
bayi merupakan Tingkat terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang sesuai atau
melebihi harapan orangtua terhadap pemberian pelayanan keperawatan yang
diberikan selama bayi dirawat di ruang perinatologi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan perilaku caring perwat dengan tingkat kepuasan orangtua
bayi di ruang perinatologi rumah sakit swasta di Kota Malang. Rumah sakit yang
dimaksud adalah RSU Universitas Muhammadiyah Malang dan RSI Aisyiyah
Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan
cross sectional sampel dipilih menggunakan teknik total sampling dengan 37
responden. Hasil pengujian korelasi didapatkan nilai sig sebesar 0,000 dan nilai
korelasi sebesar 0,592. Nilai tersebut < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan
terdapat hubungan yang cukup kuat antara perilaku caring perawat dan tingkat
kepuasan orangtua bayi diterima. Hasil penelitian tersebut diharapkan perawat dapat
meningkatkan pelayanan keperawatannya terutama perilaku caring nya sehingga
pasien dan keluarga pasien akan merasa lebih puas akan pelayanan yang diberikan
oleh fasilitas kesehatan tersebut. Misalnya dengan melakukan pengembangan SDM
seperti mengikuti pelatihan untuk mengembangkan softskill-nya.
Kata Kunci : caring, perawat, Tingkat kepuasan, orangtua bayi, ruang perinatologi
v
ABSTRACT
Hilmy, Abidah Rahmi. 2017. Correlation Between Caring Behavior On Nurses With
The Level Of Infant Parent’s Satisfaction in Perinatology Room of Private
Hospital in Malang. Final Assignment. Nursing Program, Medical Faculty
of Brawijaya University. Supervisors: (1) Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp.,
M.Kes (2) Ns. Ikhda Ulya, S.Kep., M.Kep
vi
BAB I
PENDAHULUAN
kepada pasien serta strategi pelayanan rumah sakitnya. Salah satu strategi
berorientasi kepada kepuasan pasien, kepuasan pasien tersebut dinilai mulai dari
penerimaan pasien saat pertama kali datang, hingga saat pasien meninggalkan
1
2
kemandirian di bidang keperawatan atau kesehatan, yang menjadi salah satu faktor
secara kualitas dan kuantitas. Perawat adalah profesi yang paling mudah ditemui
untuk mempunyai sifat peduli (caring) terhadap keluhan pasien, tidak membeda-
bedakan pasien, dan pemberian pelayanan yang tepat dan segera (Asmadi, 2008).
kepedulian, empati, komunikasi yang lemah lembut dan rasa kasih sayang perawat
dkk., 2009). Perilaku caring terhadap pasien merupakan suatu tindakan yang sangat
penting bagi pasien. Perawat yang berperilaku selalu caring atau berperilaku caring
(Wahyuni, 2015). Perilaku caring perawat yang kurang baik masih ditemukan di
ruang ICU Rumah Sakit Tulungrejo Semarang yaitu, sebanyak 2,3% menyatakan
3
kurang puas dengan perilaku caring perawat (Chotimah, 2016). Proses caring
melalui hubungan yang terapeutik ini harus muncul dalam diri perawat dimanapun
perawat tersebut bertugas tidak terkecuali di ruang anak atau balita (Watson, 2010).
Salah satu ruangan yang dikhususkan untuk bayi tersebut adalah ruang
inap perinatologi merupakan pelayanan rawat inap yang khusus disediakan bagi
bayi baru lahir. Ruang perinatologi juga digunakan untuk bagi baru lahir dengan
resiko tinggi seperti, bayi dengan gawat napas, bayi premature dan berat lahir amat
sangat rendah, infeksi berat, kelainan bawaan (jantung), termasuk yang memerlukan
pelayanaan keperawatan yang profesional. Hal ini dikarenakan bayi baru lahir masih
belum mempunyai imunitas yang memadai sehingga mempunyai resiko yang lebih
hanya tenaga kesehatan saja yang boleh masuk ke ruangan tersebut. Bahkan
orangtua sebagai keluarga terdekat bagi bayi memerlukan izin khusus untuk masuk.
semua hal yang dilakukan kepada bayinya. Sehingga, apabila terjadi sesuatu
dengan bayinya tidak jarang orangtua merasa cemas. Reaksi keluarga yang
khawatir terhadap kondisi anak saat tidak mendampingi ini tidak jarang
menyebabkan keluarga marah dan mengomel pada perawat jika keinginan mereka
tidak terpenuhi. Penelitian Farhan (2014) menyatakan bahwa prediktor paling tinggi
4
untuk terjadinya stres pada keluarga saat anggota keluarganya dirawat di General
Intensif Care Unit RS Dr.Hasan Sadikin Bandung adalah sikap petugas kesehatan
dalam pemberian informasi yang tidak adekuat. Kecemasan keluarga inilah yang
Menurut keputusan menteri kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyebutkan bahwa salah satu indikator penting
dalam ruang perinatologi adalah kepuasan pasien atau keluarga harus lebih atau
sama dengan 80%. Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang
yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau Outcome produk yang
Kepuasan pasien atau keluarga menjadi pusat dari hasil yang sedang diakui sebagai
terhadap perawatan merupakan domain penting, terutama bagi pasien yang belum
bisa membuat keputusan sendiri seperti bayi baru lahir, anak dibawah umur, pasien
kritis, dan orang lanjut usia yang tidak memungkinkan untuk membuat keputusan
merupakan bentuk timbal-balik dari apa yang pasien dapatkan dalam pelayanan di
mutu pelayanan keperawatan yang dilakukan perawat di rumah sakit (Putri, 2014).
Kepuasan pasien di setiap ruangan pasti berbeda, salah satu faktor penyebab
5
berbeda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Putri (2014), kepuasan pasien
di ruang rawat Inap RSUD Soeroto Ngawi sebesar 68,5% pasien merasa puas dan
31,5% pasien merasa tidak puas terhadap perilaku caring yang dilakukan oleh
perawat di rawat inap RSUD Soeroto Ngawi. Sedangkan pada penelitian Wahyuni
(2014) tingkat kepuasan pasien di ruang bedah RS. Dr. Soepraoen Malang
menyatakan bahwa terdapat 13,5% kurang puas dan 5,8% tidak puas dengan
sangat berbeda, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien adalah perilaku tenaga kesehatan (dalam hal ini perawat). Hal ini dibuktikan
oleh hubungan (korelasi) yang nyata (signifikan) dan hubungan yang cukup kuat
antara perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang bedah RS.
organisasi, rumah sakit pemerintah memiliki perbedaan dengan rumah sakit swasta.
Rumah sakit pemerintah merupakan rumah sakit yang dimiliki pemerintah daerah
Sementara itu, pendanaan rumah sakit swasta berasal dari pasien dan usaha
pelayanan yang diberikan harus tetap maksimal, karena hal ini berkaitan dengan
citra rumah sakit. Pelayanan yang baik akan memberikan dampak terhadap
kepuasan pasien (Kazemi et al. 2013). Peneliti tertarik meneliti di rumah sakit
swasta karena secara logika peneliti, apabila pendanaan berasal dari pelanggan,
6
maka harapan pasien terhadap fasilitas pelayanan swasta lebih besar dibandingkan
Muhamadiyah Malang dan RSI Aisyiyah Malang didapatkan hasil bahwa pihak
orangtua merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah
sakit. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya sikap perawat yang
kurang baik dan kesigapan perawat dalam menyelesaikan masalah dirasa kurang
peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara perilaku caring perawat dengan
orangtua bayi yang dirawat di ruang perinatologi rumah sakit swasta dalam hal ini
RSI Aisyiyah dan RSU Universitas Muhammadiyah Malang. Peneliti tertarik untuk
ruangan yang dikhususkan bagi bayi baru lahir yang membutuhkan pelayanan
Muhammadiyah Malang merupakan dua dari keseluruhan rumah sakit rujukan yang
memiliki ruang perinatologi sendiri di Kota Malang. Sehingga peneliti tertarik untuk
hubungan antara perilaku caring perawat terhadap tingkat kepuasan orangtua bayi
kepuasan orangtua bayi di ruang perinatologi rumah sakit swasta Kota Malang.
perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan orangtua bayi di ruang perinatologi
pelayanan dalam hal ini perilaku caring terhadap pasien dan keluarga
yang diberikan.
3. Bagi staff ruang perinatologi di rumah sakit swasta Kota Malang dalam
tersebut. Sehingga dimasa yang akan datang penerima layanan lain bisa
TINJAUAN PUSTAKA
perawatan fisik, mental untuk meningkatkan rasa aman pasien (Watson, 2010).
Caring didefinisikan oleh Swanson (1991) sebagai suatu cara pemeliharaan atau
pengasuhan orang lain yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh komitmen dan
tanggung jawab (Fatriansari, 2012). Caring merupakan salah satu indikator penting
bagi keperawatan. Dimana caring merupakan pokok dari praktik keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan manusia yang dalam hal ini penerima pelayanan baik itu
suatu inti dari proses keperawatan dimana perawat memberikan asuhan secara
nyata dan aspek afektif. Aspek tindakan nyata berupa suatu bentuk tindakan
langsung yang dilakukan perawat dalam melakukan peran dan tugasnya dalam
9
10
perasaan cinta, altruism, belas kasih, kehangatan serta perasaan lain yang
yaitu :
orang lain, menghindari asumsi, memfokuskan diri pada klien, dan mengkaji
secara menyeluruh
masalah, berpikir fokus pada masalah dan memberi feedback yang baik.
c. Doing For (melakukan), melakukan sesuatu untuk orang lain dalam hal ini adalah
d. Being With (kesediaan atau kebersamaan), berarti perawat selalu ada dan tidak
menyusahkan kliennya.
yang ditunjukkan pasien berdasarkan ilmu dan sikap dan keterampilan profesional,
sehingga dalam memberikan bantuan sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah
perawat. Humanistic caring yaitu proses bantuan kepada orang lain yang bersifat
kreatif, intuitif, atau kognitif yang didasarkan pada perasaan subjektif atau objektif.
2010). Perilaku caring dibagi ke dalam 3 klasifikasi yaitu, perilaku caring kurang baik,
perilaku caring cukup baik, dan perilaku caring baik (Hayati, 2013). Perilaku caring
- Menanyakan pasien tentang keadaan fisiknya untuk lebih jelas dan tepat
- Menyentuh pasien
Menurut Dwidiyanti (2008), caring tidak hanya penting bagi perawat karena
pasien, maupun keluarga pasien. Hal ini penting untuk diketahui mengenai persepsi
perawat, pasien maupun keluarga pasien tentang perilaku caring yang dianggap
mereka penting untuk dilakukan perawat guna memberikan kepuasan, tidak hanya
bagi pasien dan keluarga pasien tetapi juga bagi perawat (Prihandani, 2015).
Watson dalam human caring science, menjelaskan tentang 10 proses carative factor
13
sebagai inti dari caring. 10 faktor karatif ini merupakan suatu rangkaian nilai caring
yang holistic (menyeluruh). Apabila salah satu nilai dari carative factor tersebut tidak
terpenuhi maka akan mempengaruhi kualitas caring yang dirasakan oleh klien
pengalaman pribadi. Hal ini dianggap penting untuk pendewasaan diri perawat
yang kemudian aka meningkatkan sikap althuristik sehingga melalui siistem ini
ditetapkan, meyakinkan bahwa kehidupan dan kematian dan takdir setiap orang
c. Perawat harus belajar untuk mengembangkan sifat sensitive dan peka terhadap
perasaan dan ekspresi klien. Perawat juga harus mampu mengenali dan
14
lebih ikhlas dan tulus dalam memberikan asuhan keperawatan (Ghofur, 2015).
d. Perawat dapat membina hubungan saling percaya antara perawat klien. Hal ini
merupakan salah satu hal yang penting dalam asuhan keperawatan. Hubungan
antara perawat dan klien. Ciri hubungan ini adalah harmoni, empati, dan hangat,
diri dalam menghadapi ekspresi perasaan positif dan negative klien dengan cara
memahami ekspresi klien secara emosional dan intelektual dalam situasi yang
dan terstruktur, seperti halnya proses penelitian sebagai pola piker. Sehingga
(Jainurakhma, 2013).
bangga dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi klien, cepat dalam melayani
klien, menghargai klien dan privasi klien ketika sedang memenuhi kebutuhannya,
menunjukkan pada klien bahwa klien adalah orang yang pantas dihormati dan
adalah emmeberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk melakukan hal-
pilihannya, memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri pada Tuhan Yang
Maha Esa, serta menyiapkan klien dan keluarganya ketika menghadapi fase
Caring Behavior Assesment Tool (CBA) adalah alat ukur yang paling awal
dan sepuluh karatif Watson. Alat ukur ini dikembangkan oleh Cronin dan Harrison
pada tahun 1988 untuk mengidentifikasi perilaku caring perawat yang dipresepsikan
oleh pasien. Caring Behaviour Assesment Tool (CBA) terdiri atas 63 item
pertanyaan yag dikelompokkan menjadi 7 sub skala. Faktor 1,2 dan 3 dari factor
karatif Watson dikelompokkan menjadi satu kelompok dan factor ke 6 dianggap oleh
Cronin dan Harrison melekat pada seluruh factor karatif lainnya. Jawaban
ditampilkan pada alat ukur ini meliputi 50 dimensi caring yag dibagi dalam 6 variabel
yaitu kesiapan dan kesediaan, penjelasan dan peralatan, rasa nyaman, antisipasi,
transpersonal caring Watson. Versi pertama alat ukur ini terdiri atas 75 item yang
menjadi 42 item dengan alternative jawaban menggunakan skala likert 4 poin yaitu 1
= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, dan 4 = sangat setuju. CBI 42 item
pertanyaan diuji menggunakan 541 subjek penelitian yang terdiri dari 278 perawat
Caring factor survey (CFS) merupakan suatu bentuk pengukuran survey yang
digunakan untuk menilai pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat. CFS
dikembangkan oleh John Nelson dan Watson pada tahun 2011. Hasil penilaian
survey tersebut bisa di dapatkan dari pasien atau keluarga pasien. CFS terdiri dari
10 item carative factor Watson yang terangkum dalam total sejumlah 20 pernyataan
dan masing-masing item 2 caritas factor tiap pernyataan. CFS menggunakan sklaia
likert dengan rentang 1 – 7, dimana skor ( 1-3) indikasi level ketidaksetujuan, dan
skala 7 indikasi level tertinggi sanagt setuju. Skala 4 berarti netral dan semua
pernyataan bersifat positif. Pasien atau keluarga pasien diharapkan dapat merespon
senang atau kecewa yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapannya. Tingkat
kepuasan adalah tingkat penerimaan dan respon keluarga terhadap penerimaan dan
(Fatriansari, 2012).
merupakan suatu bentuk terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang sesuai atau
harapan pelanggan dapat terpenuhi, maka pelanggan akan puas. Kepuasan pasien
adalah salah satu indikator kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit
dan kepuasan pasien adalah suatu modal untuk mendapatan pasien lebih banyak
19
lagi dan untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia). Pasien yang loyal akan
lagi. Bahkan telah diketahui bahwa pasien loyal akan mengajak orang lain untuk
Kepuasan klien dan keluarga dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen
pernah dirasakan, oleh karena itu perilaku konsumen dapat juga diartikan sebagai
klien dan keluarga akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari pembeli
jasa kepada pasien sesuai dengan apa yang dipresepsikan pelanggan. Persepsi ini
dipengaruhi oleh factor subyektivitas yang dapat membuat perbedaan presepsi atau
kesengajaan antara pelanggan dan pemberi jasa, ada lima kesenjangan dalam
kepada konsumen
5. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa actual yang diterima
konsumen
20
Terdapat dua teori dalam memahami kepuasan pada konsumen dalam hal ini
hasil perbandingan antara harapan dan pra pembelian atau pemilihan atau
diantisipasi dari suatu produk atau jasa dan dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh.
b. Equity Theory
dari teori ini, yaitu apa yang di dapat (inputs) dan apa yang dikeluarkan (outcomes).
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas tergantung pada apakah
ia merasakan keadilan (Equity) atau tidak atas suatu situasi. Jika input dan
outputnya sama apabila dibandingkan dengan input dan output orang/jasa yang
1. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar kode etik profesi.
21
pelayanan yang diberikan mengikuti standar serta kode etik yang disepakati
dalam suatu profesi, atau dengan kata lain yaitu bila suatu pelayanan kesehatan
yang diberikan telah mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh profesi
yang berkompeten serta tidak menyimpang dari kode etik yang berlaku bagi
kesehatan (quality).
22
penampilan fasilitas fisik, peralatan materi komunikasi yang menarik dan lain-
lain.
b. Empati, dalam hal ini karyawan (perawat mampu menempatkan diri pada
Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan setiap pasien dan
memhami pelanggan.
menekankan pada sikap penyedia jasa yang pebuh perhatian dan tepat dalam
(hal yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan dari penyedia layanan.
dipercaya, bebas dari hbahaya, serta bebas dari resiko dan keraguan. Dimensi
keamanan
23
kualitas yang diinginkan dan akhirnya merumuskan strategi. Lebih lanjut juga
dikemukakan bahwa harapan pelanggan dapat terbentuk dari pengalam masa lalu,
komentar dari kerabat serta janji dan informasi dari penyedia jasa dan pesaing.
Menurut Kotler (2007), ada empat metode yang bisa digunakan untuk
d. Analisa pelanggan yang hilang. Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara
tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan objekti. Ada beberapa manfaat
pelanggan.
prestasi yang harus dicapai yang mengarahkan mereka menuju mutu yang
memuaskan (1), tidak memuaskan (2), cukup memuaskan (3), memuaskan (4),
sangat memuaskan (5). Pasien akan merasa sangat tidak puas apabila hasil
pelayanan yang diberikan oleh perawat atau di dapatkan klien jauh dibawah
harapannya, jika hasil pelayanan yang diberikan oleh perawat belum memenuhi
harapan klien maka klien akan merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diterima
klien. Pelayanan akan cukup memuaskan jika pelayanan yang diberikan oleh
apabila pelayanan yang diberikan oleh perawat sudah memenuhi harapan rata-rata
klien. Sedangkan klien akan merasa sangat puas apabila pelayanan yang diberikan
dengan istilah skala likert, kepuasan pelanggan dikategorikan menjadi, sangat puas,
agak puas, dan tidak puas. Kategori ini dapat dikuantifikasi misalnya, 4 untuk sangat
puas, 3 untuk puas, 2 untuk tidak puas, dan 1 untuk sangat tidak puas (Sari, 2010).
Kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh factor dari pihak pemberi pelayanan
saja, tetapi juga dipengaruhi factor lain dalam diri klien. Factor dari dalam mencakup
tentang karakteristik klien dan keluarga. Karakteristik adalah ciri khusus yang
26
mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Ciri khusus ini dapat
berupa fisik seperti pekerjaan, pemilikan dan pendapatan, maupun non fisik seperti
pelayanan dan hubungan antara klien dan petugas kesehatan. Tingkat pendidikan
mempengaruhi apa yang akan dilakukan yang tercermin dari pengetahuan, sikap
pendidikan rendah dan pekerjaan yang tidak memadai. Hampir semua penyakit
dibandingkan dengan pendidikan tinggi perbedaan itu tampak nyata. Pendidikan dan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Sebagai suatu institusi, rumah sakit mempunyai kewajiban
melayani konsumen atau pasien secara benar, jujur dan tidak diskriminatif
(Kesuma, 2013).
b. Rumah sakit swasta merupakan unit pelaksana teknis yang mempuyai peran
diselenggarakan oleh swasta dan sudah disahkan menjadi badan hokum lain
Menurut Haliman dan Ari (2012), rumah sakit swasta dibedakan emnjadi
a. Rumah Sakit Swasta Utama, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan
medik bersifat umum dan spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah
b. Rumah Sakit Swasta Madya, yaitu rumah sakit swasta yang memberikan
pelayanan medic bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan
c. Rumah Sakit Swasta Pratama, yaitu rumah sakit swasta yang memberikan
pelayanan medis bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.
BAB III
29
30
menentukan mutu pelayanan. Perilaku caring dipengaruhi oleh 10 faktor karatif yang
Sehubungan dengan ruang perinatologi merupakan area steril dimana hanya tenaga
kesehatan saja yang diperbolehkan masuk. Orangtua bayi sebagai keluarga terdekat
bayi hanya diperbolehkan menunggu di ruang tunggu. Hal ini akan mempengaruhi
tingkat kepuasan mereka apabila perilaku yang dilakukan oleh perawat tidak sesuai
dengan harapan. Tingkat kepuasan orangtua dapat terlihat dari penilaian mereka
metode servqual.
kepuasan orang tua bayi di ruang perinatologi rumah sakit swasta Kota Malang. Jika
METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini adalah data primer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ruang perinatologi.
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orangtua yang memiliki bayi
di ruang perinatologi rumah sakit swasta di Kota Malang dalam hal ini RSI
rata jumlah pasien pada bulan Agustus – Oktober tahun 2016 sebanyak 17
Malang.
4.2.2 Sample
dirawat di ruang Husein RSI Aisyiyah atau di ruang Melati RSU Universitas
31
32
sampel minimal menggunakan rumus Slovin dengan jumlah populasi 37 dan taraf
(pembulatan 34)
Keterangan :
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
jumlah sampel tidak terlalu jauh dengan jumlah populasi sehingga peneliti tertarik
a. Orangtua dengan bayi yang telah menjalani perawatan selama 1-3 hari di
ruangan perinatologi
yang telah berinteraksi dengan salah satu perawat sehingga oragtua dapat
memberikan tanda checklist (√) pada jawaban yang sudah disiapkan oleh
modifikasi data perilaku caring perawat dan data tingkat kepuasan responden
(orangtua) yang dirancang oleh peneliti. Untuk data perilaku caring didapatkan
dari studi literature dan hasil modifikasi Watson 2010 terkait 10 carative factor
34
caring, data dihitung dengan menggunakan skala likert, data dihitung dengan
memberikan skor 4 jika jawaban sangat setuju, skor 3 jika setuju, skor 2 jika
sedikit setuju, dan skor 1 jika sangat tidak setuju. Untuk pengelompokan skor
dibagi menjadi 3 dengan kelas interval yaitu, rentang total skor 10 – 19 = kurang
penelitian sebelumnya oleh Rovida (2015). Data tingkat kepuasan. Akan dihitung
dengan menggunakan skala likert yang dibagi menjadi 4 kriteria yaitu data
dihitung dengan memberikan skor 4 jika jawaban “ sangat puas”, 3 jika jawaban
“puas”, 2 jika jawaban “cukup puas”,dan 1 jika jawaban “tidak puas”. Untuk
korelasi product moment pearson (r) untuk melihat nilai korelasi tiap pernyataan
35
signifikan. Sedangkan uji reliabilitas instrument dinilai dari item instrument yang
valid yang dihitung denga rumus Cronbach Alpha yaitu membandingkan nilai
Uji validitas dilakukan pada 10 responden dan dengan taraf signifikansi 0.05
diperoleh nilai r table 0.632. Nilai reliabilitas alpha > 0.9 artinya reliabilitas
sempurna dimana seluruh item reliable dan seluruh tes secara konsisten secara
internal karena memiliki reliabilitas yang sempurna. Setelah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas, Instrumen pada penelitian ini dinyatakan valid dengan rentang
nilai 0.893 – 0.998 dengan nilai reliabilitas 0.963 pada kuisioner perilaku caring
perawat dan rentang hasil 0.893 – 0.998 dengan nilai reliabilitas 0.967 untuk
besar dari r table sehingga pernyataan dinyatakan valid dan reliabel sebanyak 10
penelitian.
4.7 Definisi Operasional
36
Tingkat Kepuasan Tingkat Tingkat kepuasan diukur melalui dimensi Kuisioner Tingkat Kepuasan Ordinal
Orangtua bayi terpenuhinya Kepuasan Klien berdasarkan Mutu a. Tidak puas =
yang di rawat di kebutuhan dan pelayanan : skor 10 – 16
ruang perinatologi keinginan yang - Bukti Nyata b. Cukup puas =
(Variabel sesuai atau - Kehandalan skor 17 – 24
Terikat) melebihi harapan - Daya Tangkap c. Puas = skor
orangtua terhadap - Jaminan 25 – 32
pemberian - Empaty d. Sangat puas =
pelayanan skor 33 – 40
keperawatan yang
diberikan selama
bayi dirawat di
ruang perinatologi
37
38
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer yang
responden.
(Termasuk bayi), status anak dalam keluarga, tempat tinggal, dan nomor
HP/Telpon.
pada saat pengisian ada yang tidka dimengerti dapat langsung dibantu oleh
peneliti.
39
Penyajian
Kesimpulan
data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok
(Nursalam, 2014).
1. Editing
2. Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu
kontigensi.
4. Teknik analisis
yang menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variable (Nursalam, 2014).
dikumpulkan dan diubah menjadi suatu informasi yang berguna. Dalam penelitian
hubungan antar variable. Uji yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank
(Rho) dengan taraf signifikansi 5% harga Z table : Z0,475 : 1,96. Apabila Z hitung
> Z table, maka H0 ditolak artinya ada perbedaan yang signifikan. Apabila Z
hitung < Z table, maka H0 diterima artinya tidak ada perbedaan yang dignifikan.
Windows.
isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan, karena
hamper 90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-
a. Prinsip Manfaat
setiap tindakan.
2) Hak utuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (rigt to full
rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang etrjadi pada
subjek.
penelitian.
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dari data karakteristik
diamati meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status
anak dalam keluarga yang akan diuraikan secara deskriptif menggunakan tabel.
Kemudian data khusus dalam penelitian ini antara lain perilaku caring perawat
dengan tingkat kepuasan orangtua bayi yang akan diuraikan dalam bentuk
Jenis Kelamin F %
Laki-Laki 6 16,2
Perempuan 31 83,8
Total 37 100,0
(83,8%).
44
45
Usia f %
20 - 24 4 10,9
25 - 28 13 35,1
29 – 33 11 29,7
34 – 40 9 24,3
Total 37 100,0
Tingkat Pendidikan f %
SD 3 8,1
SMP 5 13,5
SMA/SMK 15 40,5
D3 3 8,1
S1 7 18,9
S2 4 10,8
Total 37 100,0
pendidikan paling rendah responden adalah SD dan yang paling tinggi adalah
S2. Dari 6 tingkat pendidikan yang terdata, paling banyak responden memiliki
Pekerjaan F %
Perawat 1 2,7
Swasta 11 29,7
Guru 3 8,1
Karyawan honorer 2 5,4
Karyawan swasta 2 5,4
Ibu rumah tangga 16 43,2
Dosen 1 2,7
Karyawan konsultan pajak 1 2,7
Total 37 100,0
responden, paling banyak merupakan ibu rumah tangga dengan jumlah 16 orang
(43,2%).
bahwa dari total 37 responden yang memiliki bayi, paling banyak merupakan
Perilaku Caring f %
Cukup 11 29,7
Baik 26 70,3
Total 37 100,0
orang adalah baik (70,3%) dan 11 orang atau (29,7%) menyatakan Cukup,
sebagian besar perawat dapat dikatakan baik. berikut merupakan data per-item
Tingkat Kepuasan f %
Cukup Puas 3 8,1
Puas 12 32,4
Sangat Puas 22 59,5
Total 37 100,0
perawat, dan 3 orang responden atau (8,1%) menyatakan cukup puas. Sehingga
menyatakan sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat. berikut
kuisioner :
antara perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan orangtua bayi di rumah
apakah ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan
dimana paling banyak merasa puas yaitu 16,2%. Sedangkan pada kategori baik
sebanyak 70,3% orang dimana paling banyak merasa sangat puas yaitu 59,5%.
Dari hasil pengujian korelasi didapatkan nilai sig sebesar 0,000. Nilai tersebut <
caring perawat dan tingkat kepuasan orangtua bayi diterima. Besarnya korelasi
adalah 0,592 yang masuk dalam kategori cukup kuat. Arah hubungan dari
korelasi tersebut adalah positif yang bermakna sejajar, yaitu jika perilaku caring
perawat semakin baik maka orangtua bayi semakin puas bahkan sangat puas.
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan secara spesifik hasil penelitian yang sudah penulis
temuan penelitian serta membandingkannya dengan teori lain yang lebih relevan.
Pada bab ini akan dibahas secara beruntun tentang perilaku caring perawat dengan
tingkat kepuasan orangtua bayi di ruang perinatologi rumah sakit swasta di Kota
Malang.
6.1 Perilaku Caring Perawat Ruang Perinatologi Rumah Sakit Swasta di Kota
Malang
cukup. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar atau lebih
dari 50% responden menyatakan bahwa perilaku caring perawat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa perilaku caring yang diberikan oleh perawat sesuai dengan
akan cukup memuaskan jika pelayanan yang diberikan oleh perawat sudah
50
51
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait perilaku caring perawat di
ruang melati RSU Muhammadiyah Malang dan ruang husein RSI Aisyiyah
menyatakan setuju dan 37,8% responden menyatakan sangat setuju. Hal ini
kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sebagain besar telah
52
memberikan perhatian dan dukungan moril terhadap orangtua dan bayi dan
sanat setuju, dan 2,7% responden menyatakan kurang setuju. Sehingga hal
besar telah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan agar orangtua atau
menyatakan setuju dan 29,7% responden menyatakan sangat setuju. Hal ini
mereka.
53
dan yang harus dipatuhi kepada orangtua bayi dan juga cara pemenuhan
setuju, dan 5,4% responden menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan
orangtua selama bayi mereka dirawat dan juga mendorong untuk tetap
semangat.
ASI cup/botol, memberitahu apabila popok atau ASI habis, dan tetap
menyatakan sangat setuju dan 2,7% responden merasa kurang setuju. Hal
dan motivasi berupa semangat kepada orangtua dan bayi untuk tetap
responden yang menyatakan kurang setuju pada faktor Teaching and learning
2,7% atau 1 orang pada item Miracles, Helping-Trust realitionship, dan Spiritual
and Believe. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada responden yang merasa
kurang mengerti atau paham dengan informasi yang di sampaikan oleh perawat
kurang nyaman dengan lingkungan ruangan, kurang percaya pada perawat, dan
Watson (2010), perilaku caring yang dilakukan oleh perawat ruangan dinilai baik
oleh responden yaitu sebanyak 70,3% atau 26 responden. Hal ini sesuai
perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan di ruang rawat inap RSUD
sehingga responden puas dan 6,2% menyatakan perilaku caring kurang baik.
puas (59,5%), sedangkan 12 orang (32,4%) merasa puas dan sebanyak 3 orang
atau (8,1%) memiliki tingkat kepuasan cukup puas. Jika dibandingkan dengan
memenuhi standart. Menurut keputusan menteri kesehatan No. 129 Tahun 2008
satu indikator penting dalam ruang perinatologi adalah kepuasan pasien atau
keluarga harus lebih atau sama dengan 80%. Tercapainya tingkat kepuasan
klien ini dapat dinilai berdasarkan dimensi mutu pelayanan menurut Panauraman
56
empati.
56,8% responden merasa puas untuk pernyataan 2. Hal ini membuktikan bahwa
menyatakan sangat puas untuk pernyataan 3 dan 56,8% responden puas untuk
adalah mutu informasi yang diterima seperti apa yang dikerjakan dan apa yang
dapat diharapkan.
responden merasa puas. Hal ini menunjukkan bahwa perawat selalu siap dalam
cepat dan segera. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2011) dimana
57
respon perawat yang tanggap terhadap setiap keluhan dan keinginan pasien
responden. Hal ini membuktikan bahwa perawat sudah bersikap sopan dan telah
berusaha mendukung responden untuk tetap optimis dalam diri klien. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Ryan (2009), bahwa pengalaman pasien terhadap
77 responden (63,6%). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Kalsum (2016) di
kepentingan klien.
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan itu sendiri seperti yang
58
kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh factor dari pihak pemberi pelayanan
saja, tetapi juga dipengaruhi faktor lain dalam diri klien. faktor dari dalam
mencakup tentang karakteristik klien dan keluarga. Faktor tersebut antara lain
kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status anak dalam keluarga
dari responden penelitianya adalah ibu atau perempuan. Hal ini disebabkan
karena ibu memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi sehingga intensitas
untuk ingin bertemu bayi mereka di ruangan lebih besar dibandingkan ayah (laki-
laki). Berdasarkan usia responden paling rendah berusia 20 tahun dan paling
ibu rumah tangga yaitu berjumlah 16 orang atau (43,2%). Berdasarkan data
59
karakteristik status anak dalam keluarga diketahui bahwa dari total 37 responden
yang memiliki bayi, paling banyak merupakan anak ke- satu dan ke-dua dengan
intensive care unit in Greece yang menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
22 atau 59,5% responden memiliki tingkat kepuasan sangat puas dan sebanyak
12 responden 32,4% memiliki tingkat kepuasan puas. Hal ini ini menunjukkan
bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit yang dalam hal ini perilaku
bayi.
rumah sakit swasta Kota Malang dengan uji statistik yaitu menggunakan uji
yang berarti terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat
Colahan dan Costello (1998) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
pasien/keluarga.
spearmen (r) sebesar (+) 0,592 yang menunjukkan bahwa korelasi (r) bersifat
positif. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa semakin baik perilaku
caring perawat akan memberikan tingkat kepuasan yang puas bahkan sangat
perilaku caring perawat yang baik dengan tingkat kepuasan sangat puas paling
banyak dengan jumlah 20 responden atau 54,1%. Perilaku caring baik dengan
tingkat kepuasan puas yaitu sebanyak 6 responden atau 16,2%, perilaku caring
atau 5,4%, perilaku caring perawat cukup dengan tingkat kepuasan puas 16,2%
responden merasa sangat puas dengan perilaku caring perawat yang baik
sehingga hal ini dapat menjawab hipotesa yaitu terdapat hubungan perilaku
rumah sakit swasta di Kota Malang. Hal tersebut juga didukung hasil tabulasi 10
caratif faktor yang mempengaruhi perilaku caring perawat dan tingkat kepuasan
Salah satu faktor dari 10 caratif factor yang paling mempengaruhi penilaian
Adapun apabila dikaji berdasarkan dimensi mutu klien, hasil penelitian bahwa
didapatkan hasil bahwa pada lebih dari 50% responden merasa puas dengan
puas untuk pernyataan 3 dan 56,8% responden puas untuk pernyataan 4. Hasil
adalah mutu informasi yang diterima seperti apa yang dikerjakan dan apa yang
62
dapat diharapkan. Pernytaan tersebut sesuai dengan Equity Theory oleh Stacy
Adam bahwa orang akan merasa puas tergantung pada apakah ia merasakan
keadilan (Equity) atau tidak atas suatu situasi. Jika input dan outputnya sama
perbandingan maka kondisi itu disebut puas (Haryati dan Hadi, 2006).
perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap
RSUD Soeroto Ngawi. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 50,7%
Hasil ini juga sama dengan penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Umi
Kalsum (2016) yang berjudul hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat
dinilai 74% baik dan responden merasa puas dengan perilaku tersebut.
Sehingga, terdapat hubungan anatara perilaku caring perawat yang baik tingkat
kepuasan pasien yang puas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat anak yang meliputi skill
perawat antara lain salah satunya perilaku caring perawat rentang skor 6- 30
dengan SD = 3.37.
pengguna layanan tetap terjaga dengan baik dengan harapan bisa memberikan
respon positif terhadap lembaga terkait. Kualitas pelayanan diukur dari perilaku
caring perawat yang meliputi 10 caritas faktor yang dikembangkan oleh John
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar
responden merasa puas bahkan sangat puas dengan perilaku caring perawat di
ruang perinatologi yang dinilai baik. Sehingga, dengan hasil ini diharapkan
ruangan tersebut.
a. Penelitian ini hanya mencari apakah terdapat hubungan antara perilaku caring
variable.
b. Penelitian ini hanya dilakukan di ruang perinatologi rumah sakit swasta, yaitu
perawat di ruangan yang lain atau bahkan di rumah sakit yang lain.
c. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional-
study dengan metode kuantitatif dimana pengukuran variabelnya hanya satu kali
sehingga peneliti hanya bisa mengetahui kondisi dari responden pada saat itu
PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian mengenai
hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan orangtua bayi di ruang
7.1 Kesimpulan
berikut :
7.1.1 Hasil penelitian dari perilaku caring perawat ruang perinatologi rumah sakit
7.1.2 Hasil penelitian tingkat kepuasan orangtua bayi di ruang perinatologi rumah
(32,4%) merasa puas dan sebanyak 3 orang atau (8,1%) memiliki tingkat
65
66
7.1.3 Hasil penelitian ini menunjukkan nilai korelasi spearmen rank/rho (+) 0,592
tingkat kepuasan orangtua bayi termasuk dalam kategori cukup kuat. Arah
yang baik akan memberikan tingkat kepuasan yang puas bahkan sangat
7.2 Saran
7.2.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
merasa puas.
7.2.2 Diharapkan masyarakat lebih kritis dalam memberikan kritik dan saran pada
pelayanannya..
kerjanya.
67
7.2.4 Diharapkan bagi staff ruang perinatologi di rumah sakit swasta Kota Malang
dalam hal ini RSI Aisyiyah dan RSU Universitas Muhammadiyah Malang,
pengelola rumah sakit untuk mengevaluasi kinerja perawat yang dilihat dari
DAFTAR PUSTAKA
Ghofur, Abdul. 2016 Hubungan Stres Kerja Perawat Shift Malam dengan
Perilaku Caring Perawat Di Rumah Sakit Bala Keselamatan Bokor
Turen Kabupaten Malang. Tugas Akhir. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Haliman, Arif dr. St. MPH., Wulandari, Ari. 2012. Cerdas Memilih Rumah
Sakit. Yogyakarta : Andi Offset
Watson, Jean.2010. caring science and the next decade of holistic healing
: transforming self and system from the inside out. Beginnings; Spring
2010