Dosen Pengampu:
Deasyanti, Ph. D.
Fildzah Rudyah Putri, M.Si
Disusun Oleh:
Kurniati 1801620107
Maura Afnes Syifa 1801620088
Paulina Natasya Hermina 1801620051
Roza Alifia Aegista 1801620100
i
4.1 Gambaran Responden 21
4.2 Prosedur Penelitian 22
4.2.1 Persiapan Penelitian 22
4.2.2 Pelaksanaan Penelitian 24
4.2.2.1 Waktu Penelitian 24
4.2.2.2 Tempat Pelaksanaan 24
4.3 Hasil Analisis Data 26
4.3.1 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Self Efficacy Kelompok Eksperimen 26
4.3.2 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Self Efficacy Kelompok Kontrol 27
4.3.3 Uji Normalitas 27
4.3.4 Uji Homogenitas 28
4.3.5 Uji Hipotesis 29
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 29
4.5 Keterbatasan Penelitian 30
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
serta membangkitkan semangat kepada mahasiswa agar dapat mencapai efikasi diri
dengan optimal.
Bandura mengungkapkan (dalam, Dahar 2011) perilaku menonton, melihat,
mengamati merupakan salah satu bentuk dari proses belajar kognitif yang dituangkan
dalam bentuk tindakan. Dalam belajar mengamati (observational learning) berpengaruh
terhadap tingkah laku seseorang melalui imitasi dan modelling (Santrock, 2011). Dari
proses mengamati dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang cukup besar dari film dan
media terhadap tingkah laku seseorang, hal tersebut dikarenakan tampilan visual serta
audio yang ditayangkan dalam bentuk yang menarik dan tidak bosan sehingga
penontonnya lebih mudah mengingat makna tersirat dari sebuah film atau berita. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa film dapat menjadi media komunikasi dalam
menyampaikan perasaan atau makna tersirat mulai dari kehidupan nyata seseorang
hingga fantasi yang tidak terpikirkan sebelumnya. Setiap aspek film dapat membantu
para penontonnya untuk lebih mengeksplorasi perasaan ataupun menyadarkan cerminan
diri mereka ketika melihat suatu adegan yang ditampilkan, hal tersebut menimbulkan
berbagai macam ekspresi penonton ketika menonton film, seperti menangis, tertawa,
terkesima, dan ekspresi lainnya.
Film memiliki berbagai jenis genre, seperti komedi, horor, drama, dokumenter,
action, dan lain sebagainya. Pada penelitian kali ini peneliti memilih genre film drama
yang bertemakan motivasi untuk diberikan perlakuan kepada subjek. Genre drama
dipilih karena tema mengedepankan ketertarikan perasaan sehingga para penonton lebih
meresapi cerita atau kejadian yang menimpa tokoh di dalam film tersebut (Askurifai,
2003). Selain itu film dengan genre drama alur cerita yang diciptakan membuat
penonton seakan-akan berada di dalam film tersebut sehingga menimbulkan perasaan
emosi seperti sedih, marah, atau bahkan sangat kesal. Selain itu film dijadikan media
untuk pembelajaran dengan banyak pengalaman dan juga cerita inspiratif yang
ditayangkan. Dengan menonton film dapat menimbulkan keinginan seseorang untuk
melakukan perilaku yang ditayangkan, jika perilaku di dalam film bersifat positif maka
akan berdampak baik pula kepada penontonnya.
Pada penelitian ini film yang ditayangkan adalah film pendek (short movie) yang
dimana film tersebut berisikan kisah tokoh yang sederhana dan komplek dengan durasi
dibawah 60 menit. Mengenai konten yang terdapat di film pendek berisikan kebebasan
2
kreativitas bagi pembuat serta memberikan variasi untuk para penonton. Hal tersebut
sejalan dengan alasan peneliti memilih menayangkan film pendek dikarenakan jumlah
durasi yang tidak terlalu lama namun makna dari cerita film secara tersirat mudah
diterima oleh penonton. Jenis film pendek banyak diproduksi oleh mahasiswa ataupun
sekelompok orang lainnya sebagai batu loncatan untuk memproduksi film cerita
panjang ataupun film layar lebar. Tema dari film pendek motivasi yang ingin
ditayangkan peneliti mengandung unsur efikasi diri dari tokoh film tersebut. Dalam
menumbuhkan efikasi diri dibutuhkan contoh nyata juga kepercayaan diri seseorang
untuk melakukan suatu hal yang akan dicapai dengan melalui berbagai hambatan.
Tidak jarang para remaja akhir di masa sekarang lebih menyukai pembelajaran
dengan media berbentuk visual dan audio seperti menonton video pembelajaran melalui
platform sosial media. Hal ini turut dilakukan oleh mahasiswa Psikologi Universitas
Negeri Jakarta angkatan 2021 yang dimana telah melakukan pembelajaran secara daring
dengan menonton video pembelajaran ataupun film dengan berbagai genre yang
diminati. Berdasarkan pengamatan genre film yang paling diminati remaja adalah genre
film drama, horor, dan komedi. Hal tersebut sesuai dengan genre film yang ingin
ditayangkan oleh peneliti kepada responden berupa film bergenre drama bertemakan
motivasi yang terdapat unsur efikasi diri dari tokoh film tersebut, serta film bergenre
komedi juga akan diberikan kepada responden sebagai bentuk pengalihan dari
kelompok yang akan diamati.
Sehingga berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Pengaruh Pengaruh Film Motivasi terhadap Efikasi diri pada Mahasiswa FPPSI
Universitas Negeri Jakarta angkatan 2021.
3
1.2. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana gambaran self efficacy pada mahasiswa FPPsi UNJ angkatan 2021?
2. Apakah terdapat pengaruh antara film bertema motivasi terhadap self efficacy
mahasiswa FPPsi UNJ angkatan 2021?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada self efficacy kelompok yang
menonton film motivasi dan yang tidak menonton film motivasi?
4
1.6.2. Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Subjek
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi informasi mengenai pengaruh
film dalam efikasi diri
1.6.2.2 Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi institusi sebagai
pertimbangan untuk menjadikan film sebagai media dalam efikasi diri terutama pada
mahasiswa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efikasi Diri
2.1.1 Pengertian Efikasi Diri
Bandura (2001) dalam Feist & Feist (2017) mendefinisikan efikasi diri
keyakinan individu akan kemampuannya sendiri dalam mengendalikan kinerja dan
keadaan lingkungan. Meski demikian, Bandura juga menegaskan bahwa efikasi diri
berbeda dengan ekspektasi diri akan keberhasilan. Istilah efikasi digunakan ketika
individu yakin atas kapasitas diri mereka sendiri untuk melakukan tindakan tertentu,
sedangkan ekspektasi digunakan ketika individu memperkirakan kemungkinan akan
hasil dari perilaku itu. Selain itu, Tingkatan efikasi diri pada individu akan
mempengaruhi tindakan individu itu sendiri. Orang dengan efikasi diri tinggi lebih
mungkin untuk bertindak dan berhasil daripada mereka yang memiliki efikasi diri
rendah (Bandura, 1997 dalam Feist & Feist, 2017).
6
efikasi diri. Ketika model sosial meraih pengalaman keberhasilan, maka efikasi
diri kita akan meningkat. Sebaliknya jika model sosial meraih kegagalan, maka
efikasi diri kita akan menurun
3. Persuasi sosial (social persuasion)
Persuasi atau ajakan orang lain dapat mempengaruhi efikasi diri saat berada
pada situasi yang tepat. Tak hanya itu, persuasi ini akan semakin mempengaruhi
efikasi ketika bersumber dari orang yang dipercaya, memiliki status dan otoritas,
dan memiliki kinerja yang sukses.
4. Keadaan fisik dan emosional (physical and emotional states)
Keadaan fisik dan emosional memberikan pengaruh terhadap tingkatan efikasi
diri individu. Misalnya, ketika individu mengalami ketakutan yang hebat,
kecemasan akut, atau tingkat stres yang tinggi cenderung memiliki efikasi yang
lebih rendah. Tak hanya itu, kondisi ini juga dapat berupa gairah emosional,
seperti fobia. Semakin tinggi gairah seseorang umumnya akan semakin rendah
efikasi diri. Hal ini karena tingginya gairah emosional yang didapat dari kondisi
seperti fobia akan menghalangi individu untuk mengerjakan tugas kompleks.
Akibatnya individu akan mengalami penurunan pada efikasi diri.
7
Berbeda halnya dengan individu pada umumnya yang cenderung merasa hanya
bisa mengerjakan tugas dan kondisi tertentu.
c. Strength
Strength merupakan kualitas keyakinan individu tentang seberapa kuat dirinya
dalam menghadapi tekanan dan bertahan dalam menyelesaikan suatu tugas.
Ketika keyakinan individu kuat, maka dirinya akan lebih merasa mampu dan
tekun menghadapi berbagai macam kesulitan.
8
Film motivasi menginformasikan gambaran-gambaran yang terjadi dalam film,
sehingga hal ini dapat berpengaruh pada individu yang menonton dan memberikan
kesempatan pada penonton untuk dapat memahami juga mengeksplorasi keinginan,
dorongan dan kekuatan dalam diri masing-masing.
9
dimaksudkan agar subjek dapat memaknai sendiri arti dan informasi yang ingin
disampaikan oleh film.
f. Tema yang menginspirasi
Tema film yang ditayangkan harus dapat menginspirasi agar dapat
mempengaruhi motivasi dan efikasi diri subjek penelitian.
10
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam
penelitian ini adalah:
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self efficacy kelompok
yang menonton film motivasi dengan yang tidak menonton film motivasi.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada self efficacy kelompok yang
menonton film motivasi dengan yang tidak menonton film motivasi.
2.6 Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang telah membahas mengenai pengaruh
film pada aspek psikologis tertentu:
1. Penelitian berjudul “Efektivitas Film Motivasi untuk Menurunkan
Kecemasan pada Remaja yang Menghadapi Ujian SBMPTN”.
Yusmita, Fitriatul Masruroh, Riza Faishol. Institut Agama Islam
Ibrahimy, Jurnal 2022. Penelitian ini dilaksanakan di sekretariat
Hipermata di Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan one group pretest posttest design. Penggunaan
desain ini ditujukan untuk melihat efektivitas pemberian perlakuan
berupa film motivasi yang ditetapkan sebagai variabel independen untuk
menurunkan kecemasan pada remaja yang ingin menghadapi ujian
SBMPTN di . Dengan membandingkan hasil skor pretest dan posttest
pada 6 subjek dan uji Mann Whitney dan Wilcoxon menggunakan SPSS
For Windows 22,0., ditemukan bahwa kecemasan sebelum menonton
film motivasi lebih tinggi dibanding kecemasan setelah menonton film
motivasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tontonan film motivasi
efektif dalam menurunkan kecemasan pada remaja yang ingin
menghadapi ujian SBMPTN.
2. Penelitian berjudul “Efektivitas Terapi Film Dalam Meningkatkan
Percaya Diri”. Yoga Anggi Ardhana. Universitas Mulawarman,
Jurnal 2021. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 31 Samarinda
dengan 60 siswa sebagai subjek penelitian yang diambil menggunakan
metode purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian
11
eksperimental dengan non-randomized pre test-post test control group
design. Penggunaan desain ini ditujukan untuk efektivitas terapi film
dalam meningkatkan kepercayaan diri dengan membandingkan hasil
pretest dan posttest dari kelompok kontrol dan eksperimen. Pengukuran
pada penelitian ini menggunakan skala percaya diri oleh lauster (1978)
pada pretest dan posttest serta menggunakan modul semiotika dari film
yang dipilih sebagai media terapi pada proses follow up. Dengan
melakukan pengujian paired t-test menggunakan SPSS, ditemukan
bahwa ditemukan perbedaan atau peningkatan percaya diri antara
sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen.
Sementara itu, pada kelompok kontrol tidak ditemukan adanya
perbedaan atau peningkatan percaya diri antara sebelum dan sesudah
pemberian. Hal ini berarti terdapat peningkatan kemampuan percaya diri
siswa setelah dilakukan terapi film pada siswa kelas VII SMP Negeri 31
Samarinda.
3. Penelitian berjudul “Efektivitas Terapi Film Dalam Meningkatkan
Harga Diri”. Nikmatul Hidayati Solikhatin, Hairani Lubis.
Universitas Mulawarman, Jurnal 2021. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 31 Samarinda dengan 60 siswa sebagai subjek penelitian
yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental dengan non-randomized pre
test-post test control group design. Penggunaan desain ini ditujukan
untuk melihat apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan tontonan film,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan tontonan film.
Pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala harga diri pada
pretest dan posttest dengan 4 alternatif piliham jawaban: sangat sesuai
(SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Dengan
melakukan pengujian paired t-test menggunakan SPSS 24.0 for windows,
ditemukan bahwa hasil hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak, artinya
subjek yang diberikan terapi film mengalami peningkatan harga diri pada
kelompok eksperimen. Sementara itu, pada kelompok kontrol tidak
12
ditemukan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya subjek yang tidak
diberikan terapi film juga mengalami peningkatan harga diri. Hal ini
berarti terdapat peningkatan harga diri siswa setelah dilakukan terapi
film pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Samarinda.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
Tabel Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Eksperimen O1 X1 O3
Kelompok Kontrol O2 X2 O4
Keterangan:
O1 = Pretest Kelompok Eksperimen
O2 = Pretest Kelompok Kontrol
X1 = Perlakuan Kelompok Eksperimen
X2 = Perlakuan Plasebo Kelompok Kontrol
O3 = Post-test Kelompok Eksperimen
O4 = Post-test Kelompok Kontrol
15
3.3.2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Menurut pemaparan Sugiyono (2015), variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab dari perubahan variabel terikat. Adapun
variabel bebas pada penelitian ini yang merupakan film motivasi.
● Definisi Konseptual Film Motivasi.
Film motivasi merupakan media komunikasi massa dengan stimulus audio dan
visual yang mengandung unsur inspiratif dan dibuat berdasarkan asas
sinematografi.
● Definisi Operasional Film Motivasi
Film yang akan diberikan pada penelitian ini adalah film pendek yang berjudul
“Aku Penggerak Mimpi 1 dan 2” yang didalamnya mengandung aspek motivasi
terkait efikasi diri yang akan dilaksanakan satu kali dengan durasi kurang lebih
50 menit.
16
3. Bersedia menjadi partisipan dalam penelitian yang dibuktikan melalui informed
consent dan mengikuti seluruh kegiatan pada sesi menonton film
4. Memiliki kondisi fisik yang sehat
5. Belum pernah menonton film yang akan disajikan dan mengikuti penelitian
serupa. Hal ini dimaksudkan agar semua partisipan yang ikut serta dalam
penelitian ini tidak memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai self efficacy
dari partisipan lainnya
6. Memiliki koneksi internet yang bagus
17
3.5.1 Instrumen Penelitian
Blueprint Instrumen Self Efficacy
Total 11 14 25
18
Tabel Karakteristik Reliabilitas Guilford
2 0,7-0,9 Reliabel
Berdasarkan pengujian skala self efficacy yang telah dilakukan Melyana (2018)
diperoleh hasil berikut:
Tabel Hasil Uji Reliabilitas
19
- Kelompok Kontrol: Pretest, pemberian perlakuan dengan memutar film komedi
yang tidak memiliki unsur efikasi diri, Post-test
- Peneliti melakukan conference call via discord/zoom dan dibagi menjadi 2 room
(kelompok kontrol dan kelompok eksperimen), kemudian menayangkan film
pendek tersebut
- Sebelum film pendek diputar responden akan diberikan pre-test terlebih dahulu
- Memberikan perlakukan kepada kelompok eksperimen dengan menayangkan
film pendek yang terdapat unsur self efficacy
- Setelah menonton film pendek dan pemberian perlakuan, responden akan
diberikan post test.
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 18 8 50%
2 19 5 31,5%
3 20 3 18,75%
Total 16 100%
Tak hanya itu, karakteristik subjek juga dibagi berdasarkan jenis kelamin.
Berikut karakteristik subjek berdasarkan jenis kelamin:
1 Perempuan 14 87,5%
2 Laki-laki 2 12,5%
Total 16 100%
21
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian diatas, maka dapat diketahui yang
terdiri dari data nilai tertinggi, nilai terendah, media (titik tengah), mean (nilai rata-rata),
modus (nilai terbanyak), range (jangkauan), standar deviasi dan varians dengan hasil
analisis sebagai berikut:
Deskripsi Data Nilai Pretest dan Posttest pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Hasil Nilai
Kelompok Kelompok
Keterangan Eksperimen Kontrol
Jangkauan (range) 14 35 23 41
22
permasalahan mengenai efficacy diri terhadap film pendek yang mengandung
unsur motivasi.
2. Peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pengampu terkait topik dan judul
penelitian yang dilakukan
3. Peneliti mendiskusikan judul film pendek yang ingin ditayangkan dan kriteria
subjek yang ingin diteliti, yaitu mahasiswa/i psikologi universitas negeri jakarta
angkatan 2021
4. Peneliti melakukan konsultasi kembali kepada dosen pengampu, serta
menentukan sistematika penerapan eksperimen terhadap subjek
5. Peneliti menetapkan film pendek yang akan ditayangkan kepada subjek.
a. Tema
Film yang ditayangkan bertema sesuai dengan judul penelitian yaitu
terdapat unsur motivasi yang dapat meningkatkan efficacy diri.
b. Durasi
Film pendek yang peneliti berikan dipertimbangkan durasinya dengan
maksimal 120 menit, agar subjek dapat berkonsentrasi dan tidak merasa
bosan.
c. Unsur lain
Film pendek tidak mengandung unsur SARA, penyimpangan, ataupun
kekerasan baik verbal atau non verbal.
6. Peneliti membuat broadcast poster beserta link informed consent yang kemudian
disebarkan untuk diisi oleh subjek yang bersedia menjadi responden penelitian.
7. Peneliti melakukan uji coba penelitian kepada 18 subjek mahasiswa/i psikologi
universitas negeri jakarta yang sudah bersedia mengisi informed consent
penelitian.
8. Peneliti menyusun hasil data penelitian yang didapat dengan memberikan
perlakuan menonton film pendek motivasi guna mengetahui pengaruh efficacy
diri subjek.
23
4.2.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 29 April 2022. Pelaksanaan kegiatan menonton
film pendek terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, kemudian uji coba penelitian dilakukan pada jam 13.00 sampai 14.15 WIB.
24
4. Setelah semua subjek selesai menonton film yang ditayangkan, peneliti
memberikan link post-test yang wajib diisi oleh subjek guna mengetahui
pemahaman atas perlakuan yang sudah diberikan.
5. Sesi penutupan dengan mendokumentasi kegiatan berupa foto bersama dengan
semua subjek yang sudah bersedia menjadi responden penelitian.
25
4.3 Hasil Analisis Data
4.3.1 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Self Efficacy Kelompok Eksperimen
Berikut adalah hasil data pretest dan posttest yang diperoleh sebelum dan setelah
kelompok eksperimen diberikan perlakuan:
1. 66 94
2. 62 82
3. 64 94
4. 53 87
5. 61 94
6 52 70
7. 59 59
8. 56 76
Post Test 82
Selisih 22.875
Total skor pre test pada kelompok eksperimen adalah 473 dengan Mean
(rata-rata) sebesar 59.125. Lalu, total skor post test pada kelompok eksperimen adalah
656 dengan Mean (rata-rata) sebesar 82. Dengan begitu setelah diberikannya perlakuan
menonton film motivasi berjudul “Aku Penggerak Mimpi 1” dan “Aku Penggerak
Mimpi 2”, skor Mean self efficacy pada kelompok eksperimen berubah dari 59.125 ke
82 dengan selisih sebesar 22.875.
26
4.3.2 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Self Efficacy Kelompok Kontrol
Berikut adalah hasil data pretest dan posttest yang diperoleh sebelum dan setelah
kelompok kontrol diberikan perlakuan plasebo:
1. 75 76
2. 57 60
3. 63 98
4. 53 75
5. 60 58
6 61 69
7. 59 65
8. 60 57
Pre Test 61
Selisih 8.75
Total skor pretest pada kelompok kontrol adalah 488 dengan Mean (rata-rata)
sebesar 61. Lalu, total skor post test pada kelompok eksperimen adalah 558 dengan
Mean (rata-rata) sebesar 69.75. Dengan begitu setelah diberikannya perlakuan
menonton film komedi berjudul “Positif” skor Mean self efficacy pada kelompok
kontrol berubah dari 61 ke 69.75 dengan selisih sebesar 8.75.
27
untuk uji normalitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 25.0
menggunakan Uji Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah sampel kurang dari 50.
28
4.3.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan skor self efficacy pada kelompok yang menonton film motivasi dan yang
tidak. Hipotesis pada penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self efficacy kelompok yang
menonton film motivasi dengan yang tidak menonton film motivasi.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada self efficacy kelompok yang
menonton film motivasi dengan yang tidak menonton film motivasi.
Analisis data yang dilakukan adalah analisis Independent Sample T-Test yang
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 25.0. Berikut adalah hasil
uji hipotesis dengan analisis Independent Sample T-Test:
Hasil Self Equals variances 0.007 0.936 1.852 14 0.085 12.250 6.614 -1.936 26.435
Efficacy assumed
Berdasarkan perhitungan hasil uji analisis Independent Sample T-Test pada tabel
diatas didapatkan Signifikansi 2 tailed (Sig. 2-tailed) adalah sebesar 0.0825 dimana Sig.
(2-tailed) > (α = 0.05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self efficacy kelompok yang
menonton film motivasi dengan yang tidak menonton film motivasi.
29
Namun, berdasarkan hasil uji hipotesis Independent Sample T-test menggunakan
SPSS for Windows 25.0 diperoleh hasil yang menyatakan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan
eksperimen. Dari penjabaran singkat hasil penelitian diatas berarti tidak ada perbedaan
signifikan pada self-efficacy antara kelompok yang menonton film motivasi dengan
kelompok yang tidak menonton film motivasi.
30
2. Selain itu, proses pemberian perlakuan pada eksperimen ini juga dilakukan
secara daring via Zoom meeting. Kemungkinan kendala subjek seperti sinyal
atau perangkat yang tiba-tiba berkendala juga turut berpotensi menghambat
penyampaian pesan yang diberikan oleh film.
3. Terakhir, frekuensi pemberian film pada penelitian ini hanya dilakukan sekali.
Untuk memberi pengaruh yang signifikan, peneliti seharusnya memberikan film
dengan dalam beberapa sesi. Sebagaimana yang dikutip dari Nikmarijal (2021)
pemberian film untuk memberi pengaruh signifikan pada subjek seharusnya
diberikan secara bertahap dengan ketentuan film dalam setiap sesinya
mengandung indikator yang ingin dikembangkan terlebih dahulu.
31
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pengolahan data menggunakan uji
Independent Sample T-Test sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self efficacy
kelompok yang menonton film motivasi dengan yang tidak menonton film motivasi.
5.2 Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, efikasi diri
kelompok yang menonton film motivasi dengan kelompok yang tidak menonton film
motivasi tidak memiliki perbedaan. Untuk itu, pada penelitian selanjutnya dapat lebih
diperhatikan pada pemilihan film motivasi, kendala yang mungkin terjadi dari subjek,
dan frekuensi pemberian perlakuan.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi beberapa pihak lain, antara lain:
5.3.1 Bagi Subjek
Subjek dapat memahami lebih jauh lagi tentang pentingnya efikasi diri yang
dapat membantu untuk mengerjakan sesuatu dan menguasai situasi.
32
film motivasi, faktor kendala yang mungkin terjadi dari subjek, dan faktor frekuensi
pemberian perlakuan yang dianggap kurang dimaksimalkan pada penelitian kami.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
35
15. Saya mampu mengerjakan tugas yang
sama seperti yang dikerjakan orang lain.
36